Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea
pISSN: 2302-299X Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 5 No. 2, Agustus 2016 eISSN: 2407-7860
Nomor Akreditasi: 561/Akred/P2MI-LIPI/09/2013 Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea adalah publikasi ilmiah hasil penelitian bidang kehutanan. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun pada bulan Maret dan Agustus oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar, Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia.
Wallacea Journal of Forestry Research is a scientific publication reporting research findings in the field of forestry. The
journal is published two times per year in March and August by Environment and Forestry Research and Development
Institute of Makassar, Research Development and Innovation Agency, Ministry of Environment and Forestry of Indonesia.Penanggung Jawab (Responsible person) : Ir. Misto, M.P. (Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar) Dewan Redaksi (Editorial Boards):
Ketua (Editor in chief), merangkap anggota : Hasnawir, S.Hut, M.Sc, Ph.D. (Konservasi Sumberdaya Hutan, Balai
Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar)
Anggota (Members): 1.
6. Prof. Dr. Ir. Muh. Dassir, M.Si. (Sosiologi Antropologi Ir. M. Kudeng Sallata, M.Sc. (Hidrologi dan Konservasi Kehutanan, Universitas Hasanuddin) Tanah, Balai Litbang Lingkungan Hidup dan 2.
Kehutanan Makassar) Dr. Ir. Usman Arsyad, M.S. (Perencanaan
Rehabilitasi Lahan, Universitas Hasanuddin) 7.
Ir. Hunggul Yudono, M.Si (Konservasi Sumber Daya 3.
Hutan, Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Dr. Ir. Syamsuddin Millang, M.S. (Agroforestri,
Universitas Hasanuddin) Kehutanan Makassar) 4.
8. Dr. Suhasman, S.Hut, M.Si. (Biokomposit, Dr. Abdul Kadir Wakka, S.Hut M.Si (Sosial Ekonomi Universitas Hasanuddin) Kehutanan, Balai Litbang Lingkungan Hidup dan 5.
Kehutanan Makassar) Dr. Ir. Andi Sadapotto, M.P. (Serangga dan Hama
Hutan, Universitas Hasanuddin)
Mitra bestari (Peer reviewer) : 1.
9. Prof. Dr. Ir. Amran Achmad, M.Sc. (Konservasi Prof. Dr. Ir. Musrizal Muin, M.Sc. (Pengawetan Kayu, Biologi, Universitas Hasanuddin, Makassar) Universitas Hasanuddin, Makassar) 2.
10. Prof. Dr. Ir. Samuel A. Paembonan, M.Sc. Prof. Dr. Ir. Supratman, M.P. (Manajemen Hutan, (Silvikultur, Universitas Hasanuddin, Makassar) Universitas Hasanuddin, Makassar) 3.
11. Dr. Ir. Anwar Umar, M.S. (Tanah Hutan, Universitas Ir. Rudi A. Maturbongs, M.Si (Biologi Konservasi, Hasanuddin, Makassar) Universitas Negeri Papua, Manokwari) 4.
12. Prof. Dr. Ir. Baharuddin Nurkin, M.Sc. (Silvikultur, Muhammad Yusran (Kebijakan Kehutanan dan Universitas Hasanuddin, Makassar) Lingkungan, Universitas Hasanuddin, Makassar) 5.
13. Dr. Ir. A. Ngaloken Gintings, M.S. (Hidrologi dan Dr.Ir. Naresworo Nugroho, M.Sc (Pengolahan hasil Konservasi Tanah, Masyarakat Konservasi Tanah hutan, IPB, Bogor) dan Air Indonesia, Bogor)
14. Dr. Ir.Cahyo Wibowo, M.Sc.F. Trop (Ilmu tanah hutan, 6.
IPB, Bogor) Prof. Dr. Ir. Ngakan Putu Oka, M.Sc (Ekologi Hutan,
Universitas Hasanuddin, Makasssar) 15.
Dr. Ir. Irdika Mansur, M.For.Sc (Rehabilitasi bekas 7. tambang, IPB, Bogor)
Prof. Dr. Ir. Muhammad Restu, M.P. (Genetika dan Pemuliaan Hutan, Universitas Hasanuddin, 16.
Dr. Ir. Agus Hikmat, M.Sc F Trop (Ekologi Flora, IPB, Makassar) Bogor) 8.
17. Dr. Ir. Budi Leksono, M.P. (Pemuliaan Tanaman Prof Dr. Tukirin Partomiharjo (Konservasi Hutan, Balai Besar Penelitian Bioteknologi & Tumbuhan, LIPI, Bogor) Pemuliaan Tanaman Hutan, Yogyakarta) 18.
Dr. Budiadi, S.Hut., M.Agr.Sc. (Silvikultur Agroforestry, UGM Yogyakarta)
Redaksi Pelaksana (Managing Editor) :
Ketua (Chairman) : Ir. Turbani Munda, M.Hut (Kepala Seksi Data, Informasi & Kerjasama) Anggota (Members) :
1. Ir. Sahara Nompo 4. Jumain, S.E.
2. Amrullah, S.E.
5. Arman Suarman, S.Hut
3. Masrum
6. Kasmawati, S.Kom
7. Heru Setiawan, S.Hut, M.Sc Diterbitkan oleh (published by): Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar (Environment and Forestry Research and Development Institute of Makassar) Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi (Research, Development and Innovation Agency) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia (Ministry of Environment and Forestry of Indonesia) Alamat (address) : Jalan Perintis kemerdekaan Km. 16 Makassar 90243, Sulawesi Selatan, Indonesia Telepon (Phone) : 62-411-554049 Fax (Fax) : 62-411-554058 E-mail : jurnal_wallacea@balithutmakassar.org OJS
PENGANTAR REDAKSI
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea akreditasi LIPI: 561/Akred/P2MI-LIPI/09/2013
dan Nomor Digital Object Identifier (DOI) Prefix: 10.18330 sejak Nopember 2015 telah
menggunakan aplikasi Open Journal Sysytem (OJS) dalam pengelolaan dan penerbitan artikel.
Kami berusaha meningkatkan kualitas dengan mendaftarkan jurnal ke mesin pengindeks
akademik internasional agar dampaknya bisa lebih meluas. Sebagai bentuk kemudahan, sejak
terbit pertama kali jurnal kami tidak memungut biaya sedikitpun kepada penulis dalam
pengolahan artikel.Alhamdulillah Vol. 5 No. 2 ini adalah terbitan kedua melalui submission online yang
diterbitkan pada bulan Agustus 2016, tentunya setelah sebelumnya melalui proses telaah
dari para reviewer. Untuk itu pada kesempatan ini pengelola Jurnal Penelitian Kehutanan
Wallacea mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada mitra
bestari (peer reviewers) yang telah menelaah naskah yang dimuat pada edisi Vol. 5 No. 2,
Agustus tahun 2016 :1. Prof. Dr. Tukirin Partomihardjo (LIPI – Bogor) 2.
Dr. Budiadi, S.Hut, M.Agr.Sc. (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta) 3. Prof. Dr. Ir. Ngakan Putu Oka, M.Sc (Universitas Hasanuddin, Makasssar) 4. Dr. Ir. A. Ngaloken Gintings, M.S. (Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia, Bogor)
5. Dr. Ir. Budi Leksono, M.P. (Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan, Yogyakarta)
6. Prof. Dr. Ir. Samuel A. Paembonan, M.Sc. (Universitas Hasanuddin, Makassar) 7.
Ir. Rudi A. Maturbongs, M.Si (Universitas Negeri Papua, Manokwari) Kami berharap publikasi ini turut berkontribusi dalam peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Makassar, Agustus 2016 Dewan Redaksi
p
ISSN: 2302-299X Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 5 No.2, Agustus 2016 eISSN: 2407-7860
Nomor Akreditasi: 561/Akred/P2MI-LIPI/09/2013
DAFTAR ISI (CONTENTS)
Sitti Saleha dan Putu Oka Ngakan ............................................................................................................. 103-111 SEBARAN DAN STRUKTUR POPULASI ANAKAN Diospyros celebica Bakh. DI BAWAH POHON INDUKNYA (Distribution and Population Structure of the Juvenile of Diospyros celebica Bakh. under the Canopy of Their Mother-Tree) Mukhlisi dan Wawan Gunawan .................................................................................................................. 113-122 REGENERASI ALAMI SEMAI MANGROVE DI AREAL TERDEGRADASI TAMAN NASIONAL KUTAI (Natural Regeneration of Mangrove Seedlings in Degraded Area of Kutai National Park) Rina Laksmi Hendrati, Diah Rachmawati, dan Asri Cahyaning Pamuji ............................. 123-133 RESPON KEKERINGAN TERHADAP PERTUMBUHAN, KADAR PROLIN DAN ANATOMI AKAR Acacia auriculiformis Cunn., Tectona grandis L., Alstonia spectabilis Br., DAN Cedrela odorata L. (Drought Responses on Growth, Proline Content and Root Anatomy of Acacia auriculiformis Cunn., Tectona grandis L., Alstonia spectabilis Br., and Cedrela odorata L.) Adi Susilo dan Indra A.S.L.P.Putri ............................................................................................................. 135-149 DAMPAK SISTEM SILVIKULTUR INTENSIF (SILIN) TERHADAP KOMUNITAS BURUNG BAWAH TAJUK DI PT TRIWIRA ASTA BHARATA, KALTIM (Impact of Intensive Sylviculture System (TPTII/SILIN) on Understory Bird Community at Triwira Asta Bharata Forest Concession, East Kalimantan) Aditya Hani dan Encep Rachman ............................................................................................................... 151-158 PERTUMBUHAN TANAMAN NYAMPLUNG SAMPAI UMUR 4 (EMPAT) TAHUN PADA TIGA POLA TANAM DAN DOSIS PUPUK DI LAHAN PANTAI BERPASIR PANGANDARAN, JAWA BARAT (Growth of Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) on Three Planting Patterns and Dose of Fertilizer on Sandy Beach Pangandaran, West Java) Afandi Ahmad, Muhammad Buce Saleh dan Teddy Rusolono .................................................. 159-169 MODEL SPASIAL DEFORESTASI DI KPHP POIGAR, PROVINSI SULAWESI UTARA (Spatial Modeling of Deforestation in FMU of Poigar, North Sulawesi) M. Kudeng Sallata .............................................................................................................................................. 171-184 PARTISIPASI PETANI PADA PENERAPAN TEKNIK REHABILITASI LAHAN DAN KONSERVASI TANAH DI WILAYAH DAS MIKRO (
Farmer’s Particiption on Application of Land Rehabilitation and Soil Conservation Engineering on Micro Watershed ) Kusnadi, I Nengah Surati Jaya, Nining Puspaningsih, Makin Basuki, dan Lukman Hakim ........................................................................................................................................................................ 185-194 MODEL PENDUGA KUALITAS TEMPAT TUMBUH JATI (Tectona grandis) MENGGUNAKAN CITRA RESOLUSI SANGAT TINGGI PESAWAT TIDAK BERAWAK DI KPH NGANJUK (Estimation Model of Site Quality of Teak (Tectona grandis) Using Very High- Resolution Imagery from Unmanned Aerial Vehicle in KPH Nganjuk)
p
ISSN: 2302-299X Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 5 No. 2, Agustus 2016 eISSN: 2407-7860
Nomor Akreditasi: 561/Akred/P2MI-LIPI/09/2013
Kata kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh difotokopi tanpa izin dan biaya
UDC (OSDCF) 630*1
Sitti Saleha dan Putu Oka Ngakan (Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin) SEBARAN DAN STRUKTUR POPULASI ANAKAN Diospyros celebica Bakh. DI BAWAH POHON
INDUKNYA
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.2, Agustus 2016, hlm: 103 - 111
Abstrak
Pola sebaran dan struktur populasi Diospyros celebica di bawah tegakan pohon induknya telah diteliti di Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin di Kabupaten Maros. Satu hektare plot berbentuk persegi empat ditempatkan di dalam tegakan hutan alam sekunder yang didominasi oleh pohon D.
celebica. Seluruh individu yang ditemukan di dalam plot diukur diameternya pada ketinggian 130 cm
di atas permukaan tanah. Individu yang tingginya kurang dari 130 cm dikategorikan sebagai anakan dan hanya diukur tingginya. Analisis dengan menggunakan Indeks Sebaran Morishita (I )
δ
menunjukkan bahwa pola distribusi D. celebica adalah mengelompok untuk seluruh tingkat pertumbuhan. Pola sebaran anakan tidak berkaitan secara nyata dengan kelerengan habitat, tetapi menunjukkan korelasi yang positif dan nyata dengan tingkat penutupan tajuk pohon induknya. Jumlah anakan ditemukan melimpah di bawah pohon induknya, namun sejalan dengan pertumbuhannya kekuatan korelasi semakin melemah, sampai akhirnya korelasi terbalik menjadi negatif pada tingkat pertumbuhan pohon. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa lebih banyak individu D. celebica ditemukan pada habitat dengan kelerengan yang lebih curam, namun korelasinya tidak nyata. Ketersediaan anakan yang melimpah di bawah pohon induknya mengindikasikan bahwa regenasi alami eboni berjalan cukup baik.
Kata Kunci: Diospyros celebica, tingkat pertumbuhan, sebaran, penutupan tajuk
UDC (OSDCF) 630*1
Mukhlisi (Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (BPTKSDA) Samboja) dan Wawan Gunawan (Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI), Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan)
REGENERASI ALAMI SEMAI MANGROVE DI AREAL TERDEGRADASI TAMAN NASIONAL KUTAI
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.2, Agustus 2016, hlm: 113 - 122
Abstrak
Regenerasi semai pada hutan mangrove merupakan salah satu bagian penting dalam proses suksesi sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis regenerasi alami semai pada areal terdegradasi di Taman Nasional Kutai, khususnya di Bontang dan Sangkima. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah inventarisasi semai jenis-jenis mangrove yang tumbuh secara alami dan pengukuran kondisi lingkungan tanah dan air. Inventarisasi vegetasi dilakukan dengan membuat petak tunggal yang diletakkan secara sengaja pada petak tanaman rehabilitasi seluas 0,98 ha (Bontang) dan 1,04 ha (Sangkima). Sampel tanah diambil secara komposit dari lima titik pada petak pengamatan dengan kedalaman 0-30 cm dan 31-60 cm. Sampel air diambil dari setiap lokasi petak pengamatan sebanyak 200 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kawasan Bontang dan Sangkima tumbuh enam jenis mangrove, berturut-turut di kawasan Bontang terdiri dari jenis
Acrostichum aureum, Scyphiphora hydrophyllacea, Rhizophora apiculata dan Ceriops tagal, sedangkan
di Sangkima terdiri dari jenis Sonneratia alba, Rhizophora apiculata, dan Rhizophora mucronata.Distribusi semai mangrove untuk kawasan Bontang memiliki korelasi positif yang kuat dengan parameter lingkungan seperti tekstur tanah (Silt dan Clay), kimia tanah (KTK, N, C, Na, Ca), pasang surut, dan kimia air (salinitas, NO
3 , COD). Sedangkan di Sangkima memiliki korelasi positif yang kuat
dengan parameter lingkungan seperti tekstur tanah (sand) dan kimia air (Mg, Al, pH, COD, BOD, DO, TSS). Untuk meningkatkan keberhasilan restorasi areal terdegradasi hutan mangrove di Taman Nasional Kutai, perlu memperhatikan aspek kesesuaian tumbuh tiap jenis mangrove berdasarkan kondisi lingkungan tiap tapak.
Kata kunci: Taman Nasional Kutai, suksesi sekunder, komposisi mangrove, lingkungan
UDC (OSDCF) 581.526.42
Rina Laksmi Hendrati, (Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan) Diah Rachmawati, (Lab. Fisiologi Tumb. Fak. Biologi UGM, Yogyakarta, Indonesia) dan Asri Cahyaning Pamuji (Fak. Biologi UGM, Yogyakarta, Indonesia)
RESPON KEKERINGAN TERHADAP PERTUMBUHAN, KADAR PROLIN DAN ANATOMI AKAR Acacia
auriculiformis Cunn., Tectona grandis L., Alstonia spectabilis Br., DAN Cedrela odorata L.Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.2, Agustus 2016, hlm: 123 - 133
Abstrak
Pemanasan global yang terjadi beberapa tahun terakhir telah menyebabkan terjadinya cuaca ekstrim dan peningkatan suhu bumi yang juga menyebabkan kekeringan. Dalam upaya mengantisipasi pemanasan global diperlukan adanya lingkungan yang dapat menyerap emisi karbon, salah satunya adalah hutan. Salah satu upaya untuk mempertahankan keberadaan hutan, perlu dilakukan identifikasi spesies yang adaptif terhadap kondisi kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman dan anatomi akar Acacia auriculiformis Cunn., Tectona grandis L.,
Alstonia spectabilis Br. dan Cedrela odorata L. serta membandingkan spesies yang lebih adaptif
terhadap kondisi kekeringan. Penelitian pada uji terkontrol ini, menggunakan perlakuan kekeringan selama 10, 20, 30 dan 40 hari serta tanaman kontrol yang disiram setiap 2 hari sekali. Masing-masing perlakuan dilakukan dengan 3 ulangan. Pertumbuhan tanaman yang diamati adalah tinggi, diameter, jumlah dan luas daun tanaman, kadar prolin akar serta aspek anatomis berupa diameter trakea. Pengamatan dan pengambilan sample dilakukan setiap 10 hari sekali. Data pertumbuhan dan prolin yang diperoleh dianalisis dengan uji T dan data anatomi dianalisis menggunakan ANOVA dilanjutkan uji Duncan dengan taraf signifikansi 95%. Kekeringan pada A. auriculiformis Cunn., T. grandis L., A.
spectabilis Br. dan C. odorata L. mempengaruhi pertumbuhan tanaman berupa penurunan tinggi,
diameter dan jumlah daun, namun terjadi peningkatan kadar prolin akar dan pertambahan diameter trakea akar. Hasil studi ini mengindikasikan bahwa spesies yang paling toleran dan kemungkinan adaptif terhadap kekeringan adalah spesies yang mempunyai lebih banyak variasi mekanisme respon terutama yang kemunculannya baru terlihat pada tekanan kekeringan yang tinggi.
Kata kunci: Kekeringan, jenis pohon, pertumbuhan, prolin, anatomi
UDC (OSDCF) 630*1
Adi Susilo (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan) dan Indra A.S.L.P.Putri (Balai Penelitian dan
Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar)
DAMPAK SISTEM SILVIKULTUR INTENSIF (SILIN) TERHADAP KOMUNITAS BURUNG BAWAH TAJUK DI PT TRIWIRA ASTA BHARATA, KALTIM
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.2, Agustus 2016, hlm: 135 - 149
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak TPTII/SILIN di hutan produksi dipterokarpa terhadap komunitas burung. Pengamatan populasi burung dilakukan pada dua tapak hutan yaitu (1) tapak hutan Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI), (2) tapak hutan Tebang Pilih Tanam Intensif Indonesia (TPTII/SILIN). Pada setiap tapak 10 jala kabut berukuran 10 X 4 m dipasang dan dipindah ke titik lain setiap tiga hari. Jala dibuka dari jam 06:00
- – 17:00 dan diperiksa setiap 15 menit. Burung yang terperangkap diukur, diidentifikasi dan dilepaskan kembali. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Indeks Nilai Penting, Indeks Keragaman Jenis Shannon-Weinner, Indeks Kekayaan Jenis Margalef, Indeks Dominansi Simpson, Indeks Kesamaan Komunitas Sorensen. Jumlah individu, jumlah spesies dan indeks keragaman Shanon-Wiener dibandingkan dengan uji statistik student t-test. Hasil
Kata kunci: Silivikultur intensif, keragaman jenis, burung bawah tajuk, konsesi hutan
UDC (OSDCF) 581.526.42
Aditya Hani dan Encep Rachman (Balai Penelitian Teknologi Agroforestry) PERTUMBUHAN TANAMAN NYAMPLUNG SAMPAI UMUR 4 (EMPAT) TAHUN PADA TIGA POLA TANAM DAN DOSIS PUPUK DI LAHAN PANTAI BERPASIR PANGANDARAN, JAWA BARAT
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.2, Agustus 2016, hlm: 151 - 158
Abstrak
Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) merupakan salah satu jenis tanaman alternatif baru penghasil bioenergi. Sampai saat ini, informasi mengenai teknik budidaya dan pengolahannya sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan nyamplung pada beberapa pola tanam di lahan berpasir Pangandaran sampai umur 4 (empat) tahun. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi. Petak utama dengan pola tanam yaitu: agroforestri nyamplung, nyamplung monokultur dan nyamplung+pandan. Sub petak terdiri dari 3 (tiga) dosis pupuk dasar dan lanjutan yaitu: 1) tanpa pemupukan (kontrol), 2) pupuk organik 5 kg+NPK 100 gr/tanaman dan 3) pupuk organik 10 kg+NPK 200 gr/tanaman. Setiap kombinasi perlakuan terdiri atas 25 tanaman yang diulang sebanyak 3 kali, sehingga jumlah total tanaman yang diamati adalah 675 tanaman. Parameter pertumbuhan yang diamati adalah: persentasi hidup, tinggi, diameter dan jumlah cabang sampai tanaman berumur 4 (empat) tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi kombinasi perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi secara nyata oleh pola tanam dan pemupukan. Pola agroforestri menghasilkan persen hidup dan pertumbuhan tertinggi yaitu 97,33% dengan tinggi rata-rata 220 cm dan diameter rata-rata 5,08 cm. Penggunaan pupuk yang direkomendasikan adalah 5 kg pupuk organik sebagai pupuk dasar dan 100 gram pupuk NPK/tanaman sebagai pupuk lanjutan sebanyak 2 kali setahun.
Kata kunci: Lahan pantai, pola tanam, nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)
UDC (OSDCF) 630*234
Afandi Ahmad, (Program Studi Ilmu Pengelolaan Hutan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor) Muhammad Buce Saleh dan Teddy Rusolono (Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor)
MODEL SPASIAL DEFORESTASI DI KPHP POIGAR, PROVINSI SULAWESI UTARA
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.2, Agustus 2016, hlm: 159 - 169
Abstrak
Hutan merupakan bagian dari ekosistem yang menyediakan jasa lingkungan bagi satu kesatuan ekosistem. Penurunan fungsi hutan dalam suatu ekosistem terjadi salah satunya karena deforestasi. Penelitian ini bertujuan membangun model spasial deforetasi di KPHP Poigar. Metode analisis deforestasi yaitu dengan analisis perubahan tutupan hutan menjadi tutupan bukan hutan dengan teknik post classification comparison. Analisis faktor penyebab deforestasi dilakukan dengan pembangunan model spasial deforestasi menggunakan model regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas penurunan tutupan hutan akibat deforestasi pada periode 2000 sampai 2013 yakni 12.668,2 hektare. Penyebab deforestasi di KPHP Poigar dipengaruhi oleh enam faktor yaitu jarak dari jalan, jarak dari pemukiman, jarak dari sungai, kepadatan penduduk, ketinggian tempat dan kemiringan lereng. Model regresi logistik dibangun menggunakan lima peubah penjelas yaitu jarak dari jalan, jarak dari sungai, kepadatan penduduk, ketinggian tempat dan kemiringan lereng. Kemampuan model dalam memprediksi deforestasi sebesar 58 % dari kejadian deforestasi aktual, sehingga model spasial deforestasi dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk penyusunan arah pengelolaan KPHP Poigar kedepan.
Kata kunci: Deforestasi, model regresi logistik, pemodelan spasial, KPHP Poigar
UDC (OSDCF) 630*11
M. Kudeng Sallata (Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar)
PARTISIPASI PETANI PADA PENERAPAN TEKNIK REHABILITASI LAHAN DAN KONSERVASITANAH DI WILAYAH DAS MIKRO
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.2, Agustus 2016, hlm: 171 - 184
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi petani terhadap penerapan teknik rehabilitasi lahan dan konservasi tanah (RLKT) tepat guna pada DAS mikro melalui pendekatan PRA dan PAR. Teknik RLKT baik secara mekanik maupun vegetatif telah dibangun secara partisipatif dalam demplot seluas 2 ha di DAS mikro Datara dan 2,5 ha di DAS mikro Mararin, Sulawesi Selatan. Gully plug dilengkapi stik berskala dan V-notch weir dibangun di DAS mikro Datara dan bak penampung dibangun di DAS mikro Mararin untuk memonitor dampak kegiatan RLKT terhadap sedimentasi dan runoff. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat pada kedua lokasi berfluktuasi dalam kategori rendah(<50%), sedang (51-79%) dan tinggi (>80%) terhadap target kegiatan RLKT yang telah disepakati dalam kelompok. Tingkat partisipasi sangat ditentukan dari kondisi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) yang telah dibangun bersama. Bentuk partisipasi petani pada penerapan RLKT pada kedua demplot yaitu: rela memberi lahan untuk lokasi demplot, menanam dan memelihara pohon untuk produksi kayu, membangun dan memelihara teras gulud dan SPA, memelihara tanaman rumput dan gamal sebagai penguat teras untuk konservasi tanah. Dampak pembangunan demplot RLKT tersebut menyebabkan lapisan sedimentasi dan volume runoff mengalami penurunan di lokasi penelitian. Di demplot Datara, tinggi lapisan sedimentasi pada tahun kedua (2011) di gully plug rata-rata 32,72 cm turun menjadi 7,14 cm pada tahun keempat (2013), demikian juga debit runoff pada tahun 2010 rata-rata 44,47 liter/detik menjadi 22,98 liter/detik pada tahun 2013. Di demplot Mararin rata-rata tinggi lapisan lumpur dalam bak penampung adalah 4,89 cm tahun 2011 turun menjadi 1,99 cm pada tahun 2013 dan rata-rata volume runoff 8,5 liter/detik turun menjadi 5,6 liter/detik pada waktu yang sama.
Kata kunci: Partisipasi petani, rehabilitasi lahan, konservasi tanah, DAS mikro
UDC (OSDCF) 630*234
Kusnadi, (Program Studi Ilmu Pengelolaan Hutan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor) I Nengah Surati Jaya, Nining Puspaningsih, (Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor) Makin Basuki, dan Lukman Hakim (KPH Nganjuk, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, Nganjuk)
MODEL PENDUGA KUALITAS TEMPAT TUMBUH JATI (Tectona grandis) MENGGUNAKAN CITRA
RESOLUSI SANGAT TINGGI PESAWAT TIDAK BERAWAK DI KPH NGANJUKJurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 No.2, Agustus 2016, hlm: 185 - 194
Abstrak
Kualitas tempat tumbuh merupakan salah satu informasi utama yang dibutuhkan dalam pengelolaan tegakan hutan. Kelas kualitas tempat tumbuh tegakan (bonita) perlu dievaluasi setiap periode tertentu karena kualitas tegakan hutan dapat berubah akibat pengelolaan yang diterapkan. Penelitian ini menggunakan citra resolusi sangat tinggi yang diperoleh dari pesawat tidak berawak untuk menduga kualitas tempat tumbuh jati (Tectona grandis). Citra UAV (Unmanned Aerial Vehicle) yang digunakan direkam pada ketinggian 400 m di atas datum (ketinggian rata-rata permukaan lahan) dengan resolusi spasial 15 cm. Model penduga kualitas tempat tumbuh dibangun menggunakan analisis diskriminan. Penelitian ini menunjukkan nilai akurasi dari fungsi diskriminan menggunakan peubah ganda kerapatan tajuk (C) dan rata-rata diameter tajuk ( ) yaitu sebesar 60,94%.
Kata kunci: Citra UAV, bonita, penutupan tajuk, jati (Tectona grandis)
p
ISSN: 2302-299X Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 5 Issue 2, August 2016 eISSN: 2407-7860
Accreditation Number: 561/Akred/P2MI-LIPI/09/2013
The key words noted here are the words wich represent the concept applied in a writing.
These abstracts are allowed to copy without permision from the publisher and free of charge.
UDC (OSDCF) 630*1
Sitti Saleha dan Putu Oka Ngakan (Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin) DISTRIBUTION AND POPULATION STRUCTURE OF THE JUVENILE OF Diospyros celebica Bakh. UNDER THE CANOPY OF THEIR MOTHER-TREE
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 Issue 2, August 2016, page: 103 - 111
Abstarct The distribution pattern and population structure of Diospyros celebica under the conopy of their
mother-tree stand were studied in the experimental forest of Hasanuddin University at Maros District.
One hectar rectangular plot was established in the secondary natural forest dominated by D. celebica. All
individuals of D. celebica found in the plot were recorded their diameter at hight 130 cm above ground
level. Individual less than 130 cm in hight were categorized as seedling and measured their total hight
from ground level. Analyzes using Morisita’s Distribution Index (I ) resulted in the distribution pattern of
δ
D. celebica was clumped for all life-stages (seedling, sapling, pole and tree). Distribution pattern of
seedling was found to be not significanly correlated to the slope, but was positively and significantly
correlated with the level of canopy cover of their mother-tree stand. Abundance of seedlings were found
under the canopy of the mother trees. However, as the individuals grow taller the correlation became
weaker, until then the correlation became negative at the tree stage. This study also indicated that for all
life-stages, more individual of D. celebica were found on the habitat with steeper slopes, but the
correlation was not significant. The abundant number of seedling indicates that this species has a good
ability in the natural regeneration process.Keywords: Diospyros celebica, life-stage, distribution, canopy cover
UDC (OSDCF) 630*1
Mukhlisi (Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam (BPTKSDA) Samboja) dan
Wawan Gunawan (Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI), Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan)
NATURAL REGENERATION OF MANGROVE SEEDLINGS IN DEGRADED AREA OF KUTAI NATIONAL
PARKJurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 Issue 2, August 2016, page: 113 - 122
Abstract Natural regeneration of seedlings in mangrove forest is an important part of the secondary
succession process. This research aimed to analyze the natural regeneration that occured in degraded
areas of Kutai National Park, particularly in Bontang and Sangkima. Data collected was the presence of
natural mangrove seedlings and measurement of environmental parameter i.e. soil and sea water.
Vegetation inventory was conducted establishing plots placed intentionally (purposive sampling) at
rehabilitation plot area of Bontang (0,98 ha) and Sangkima (1,04 ha). Composite soil samples were taken
from five points in the plots at two different soil depths: 0-30 cm and 31-61 cm. Water samples of 200 ml
were collected from the plots. The results of this study showed that at both locations six species of
mangrove seedling were found. Bontang area consist of Acrostichum aureum, Scyphiphora
hydrophyllacea, Rhizophora apiculata and also Ceriops tagal species. Meanwhile, in Sangkima area
species was identified as: Sonneratia alba, Rhizophora apiculata, and Rhizophora mucronata.
Distribution of seedlings mangrove at Bontang area has strong positive correlation with environmental
parameter of soil texture (silt and clay), soil chemical (CEC, N, C, Na, Ca), tides, and water chemical
(salinity, NO 3 and COD). In other hand, seedlings distribution in the Sangkima area have strong positivecorrelation with environmental parameters of soil texture (sand) and water chemicals (Mg, Al, pH, COD,
BOD, DO, and TSS). In order to speed up of the restoration in degraded areas of Kutai National Park
mangrove forest, it was need attention to suitability aspects of each species based on the environmental
conditions of each site.Keywords: Kutai National Park, secondary succesion, mangrove composition, environmental
UDC (OSDCF) 581.526.42
Rina Laksmi Hendrati, (Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan) Diah Rachmawati, (Lab. Fisiologi Tumb. Fak. Biologi UGM, Yogyakarta, Indonesia) dan Asri Cahyaning Pamuji (Fak. Biologi UGM, Yogyakarta, Indonesia) DROUGHT RESPONSES ON GROWTH, PROLINE CONTENT AND ROOT ANATOMY OF Acacia auriculiformis Cunn., Tectona grandis L., Alstonia spectabilis Br., AND Cedrela odorata L.
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 Issue 2, August 2016, page: 123 - 133
Abstract Global warming causes extreme weather and temperature leading to drought. Identification of
drought adaptive species is essential. This research is aimed to examine growth, proline content and root
anatomy of Acacia auriculifomis, Tectona grandis, Alstonia spectabilis, and Cedrela odorata and to
compare the most adaptive species under drought condition. Controlled dry treatments applied were 10,
20, 30, and 40 days unwatered, and compared with control plants, each with 3 replications.
Characteristics measured were height, diameter, leaf number and area, root proline content and root
tracheal diameter. Data and samples were collected every 10 days. Growth and physiological data were
analyzed by using T-Test, while anatomical data were analyzed by using ANOVA and DUNCAN test.
Results showed that drought on A. auriculiformis, T. grandis, A. spectabilis, and C. odorata has decreased
plant height, stem diameter and number of leaves but increasing proline content, and diameter of
tracheas belonging to the roots. This study indicates that the most likely tolerant and adaptive species to
drought are those that have the most variation of mechanisms to respond in which these characters
would likely to appear at higher level of stress condition.Keywords: Drought, trees species, growth, proline, anatomy
UDC (OSDCF) 630*1
Adi Susilo (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan) dan Indra A.S.L.P.Putri (Balai Penelitian dan
Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar)
IMPACT OF INTENSIVE SYLVICULTURE SYSTEM (TPTII/SILIN) ON UNDERSTORY BIRD COMMUNITY AT TRIWIRA ASTA BHARATA FOREST CONCESSION, EAST KALIMANTAN
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 Issue 2, August 2016, page: 135 - 149
Abstract The objective of the research is to identify the impact of Intensive Indonesian Selective Cutting and
Replanting System (TPTII/SILIN) at dipterocarp production forest on understory birds community. Two
forest blocks were compared, one with TPTII/SILIN and the other with Indonesian Selective Cutting and
Replanting System (TPTI). At each forest block, 10 of 4 x 10 m mist nets were installed for three days and
then they were moved to other spot for other three days. Mist nets were opened from 06:00 to 17:00 and
monitored every 15 minutes. The trapped bird was identified and body size measured, then subsequently
released. Data was analyzed by using Important Value Index, Shannon-Weinner Diversity Index,
Margalef Species Richness Index, Simpson Dominance Index, and Sorensen Similarity Index. Number of
individu, number of species, Shanon-Wiener Diversity Index were compared statistically using student t-
test. The result showed that Ceyx erithacus and Arcahnotera longirostra hold the highest important
value index in TPTI and TPTII/SILIN respectively. Bird abundance, Shannon-Weinner Diversity Index and
Margalef Species Richness Index were lower in TPTI than TPTII/SILIN. Meanwhile Simpson Dominance
Index was higher at TPTI than TPTII/SILIN. Statistical analysis for the data of the two forest blocks
showed significant differences on number of individual, number of species and Shannon-Weiner Diversity
Index. TPTII/SILIN was better in supporting understory birds community than those of TPTI.Keywords: Intensive silviculture, species diversity, understory bird, forest concession
UDC (OSDCF) 581.526.42
Aditya Hani dan Encep Rachman (Balai Penelitian Teknologi Agroforestry) GROWTH OF NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L.) ON THREE PLANTING PATTERNS AND DOSE OF FERTILIZER ON SANDY BEACH PANGANDARAN, WEST JAVA
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 Issue 2, August 2016, page: 151 - 158
Abstract Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) is one of the new alternatives of biofuels materials in the
world. Hitherto, the information on the cultivation and processing techniques is very limited. This study
aims to find out the growth of nyamplung on some cropping patterns on sandy beach Pangandaran in 4
(four) years. The experimental design used in this study was split plot design. The main plots were
cropping pattern: agroforestry nyamplung, nyamplung monoculture and nyamplung + pandanus, and
the subplot were fertilizer doses: (1) no fertilizer (control), (2) 5 kg of organic fertilizer + 100 gr/plant
NPK and (3) 10 kg of organic fertilizer + 200 gr/plant of NPK fertilizer. Each combination treatment
consists of 25 plants that were repeated 3 times , so that the total number of plants observed were 675
plants. The growth parameters observed: survival rate, height, diameters and number of branches of
plant until 4 years. The results of this study showed that the interaction of treatments were statistically
not significant. The growth of the plants was significantly affected by cropping pattern and fertilization.
The Agroforestry pattern produces the highest survival rate and growth that is 97.33% with an average
height of 220 cm and an average diameter of 5.08 cm. Recommended fertilizer doses are 5 kg of organic
fertilizer for base and 100 grams of advanced fertilizer NPK twice a year.Keywords: Coastal area, cropping pattern, nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)
UDC (OSDCF) 630*234
Afandi Ahmad, (Program Studi Ilmu Pengelolaan Hutan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor) Muhammad Buce Saleh dan Teddy Rusolono (Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor)
SPATIAL MODELING OF DEFORESTATION IN FMU OF POIGAR, NORTH SULAWESI
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 Issue 2, August 2016, page: 159 - 169
Abstract Forest is a part of the ecosystem that provides environmental services. Deforestation may decrease
forest function in an ecosystem. This study aims to build a spatial model of deforestation in a forest
management unit (FMU) of Poigar. Deforestation analysis carried out by analyze the change of forest
cover into non-forest cover with post classification comparison technique. Driving forces of deforestation
carried out by spatial modeling using binary logistic regression models (LRM). Result of logistic
regression model was used to predict the deforestation in 2013 and compare the prediction result with
actual deforestation. The result showed that forest loss from the 2000 to 2013 period amounted 12,668.2
hectares. Deforestation in FMU of Poigar influenced by six factors there are distance from the road,
distance from the settlement, distance from the river, population density, elevation and slope. Logistic
regression model was built using five explanatory variables that are the distance from the road, distance
from the river, population density, elevation and slope. Population density and accessibility is the most
influented factor caused deforestation in FMU of Poigar. Prediction of deforestation could predict about
58 % of actual deforestation spatialy, so spatial models of deforestation could be an information to
guidance on future management of FMU of Poigar.Keywords: Deforestation, logistic regression model, spatial modeling, FMU of Poigar UDC (OSDCF) 630*11
M. Kudeng Sallata (Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar)
FARMER’S PARTICIPTION ON APPLICATION OF LAND REHABILITATION AND SOILCONSERVATION ENGINEERING ON MICRO WATERSHED
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol.5 Issue 2, August 2016, page: 171 - 184
Abstract This study aims to determine the level of farmers participation in the implementation of land
rehabilitation and soil conservation (LRSC) techniques where appropriate to the micro watershed
through PRA and PAR approaches. The techniques of LRSC both mechanical and vegetative methods have
been built in a participatory manner in the demonstration plots of 2 ha in Datara micro watershed and of
2.5 ha in Mararin also micro watershed, South Sulawesi. Gully plug equipped with stick-scale and V-notch
weir were constructed in Datara micro watershed and concrete tank of mud and runoff was built in
Mararin micro watershed to monitor the impact of LRSC actvities to sedimentation and runoff level. The