TUGAS MAKALAH BANK SENTRAL 1968

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
karuniaNya saya dapat menyelesaikan Makalah Ekonomi ini dengan baik.saya
mencoba berusaha menyusun makalah ini sedemikian rupa dengan harapan dapat
membantu pembaca dalam memahami pelajaran Ekonomi yang merupakan judul
dari makalah saya yaitu”BANK SENTRAL”
Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bekal pengetahuan untuk
melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.saya juga menyadari
bahwa didalam pembuatan makalah ekonomi ini masih ada kekurangan sehingga
saya berharap saran dan kritik dari pembaca sekalian khusunya dari guru mata
pelajaran Ekonomi agar dapat meningkatkan mutu dalam penyajian
berikutnya.Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Maumere, 17 Mei 2018

Penulis

1

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………3
1. Latar Belakang………………………………………………………………………..3
2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….4
3. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………......4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….5
Sejarah Perkembangan Bank Sentral di Indonesia……………………………………5
Tujuan dan Tugas Bank Indonesia sebagai Bank Sentral.............................................7
Peranan Bank Indonesia dalam Stabilitas Keuangan…………………………………8
4. Hubungan Bank Sentral dengan Pemerintah dan Lembaga Keuangan Lainnya……...10
5. Status Bank Indonesia Selaku Bank Sentral di Indonesia…………………………….11
1.
2.
3.

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..13
 Kesimpulan………………………………………………………………………….....13


DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………14

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2

Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang keuangan atau
yang sering kita sebut dengan lembaga keuangan. Kegiatan utama lembaga keuangan adalah
membiayai permodalan suatu bidang usaha di samping usaha lain seperti menampung uang yang
sementara waktu belum digunakan oleh pemiliknya. Selain itu, kegiatan lainnya lembaga
keuangan tidak terlepas dari jasa keuangan.
Secara umum yang dimaksud dengan lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang
bergerak dibidang keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana. Artinya kegiatan yang
dilakukan oleh lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang keuangan, apakah kegiatannya
hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana.
Dalam prakteknya lembaga keuangan digolongkan ke dalam dua golongan besar yaitu:

Pertama lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan lainnya. Salah satu contoh lembaga
keuangan bank adalah adanya Bank Sentral.
Bank sentral merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam perekonomian
suatu bangsa, terutama di bidang moneter, keuangan, dan perbankan. Sehingga oleh karena itu
bank sentral menjalankan tugasnya berdasarkan garis-garis pokok kebijaksanaan yang ditetapkan
oleh pemerintah.
Bank sentral dibentuk dengan tujuan sosial ekonomi tertentu yang menyangkut
kepentingan nasional atau kesejahteraan umum, sepert stabilitas harga dan perkembangan
ekonomi, dan di sisi lain, dalam suatu sistem perbankan, ketiadaan koordinator dan regulator
yang tidak berpihak, akan mengakibatkan bank-bank tidak dapat melaksanakan operasinya
secara efisien.
Oleh karena itu, bank sentral dapat melaksanakan kepengawasan terhadap kebijaksanaan
moneter oleh bank-bank dan untuk mengawasi serta memimpin seluruh sistem perbankan.
Peran Bank Sentral akan tercermin dari tugas utama yang diembannya, yaitu menetapkan
dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan mengawasi bank, serta menjaga kelancaran
sistem pembayaran. Peran yang sangat mendasar adalah mencetak dan mengedarkan uang. Bank
sentral merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan
mata uang sebagai alat pembayaran yng sah di suatu negara.
Di Indonesia, peranan Bank Sentral ini diserahkan kepeda Bank Indonesia. Undangundang yang mengatur tentang Bank Sentral adalah Undang-Undang No. 13 Tahun 1968. Dari
uraian-uraian di atas, sehingga kami membuat makalah kami dengan judul” Bank Sentral”.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah kami kemukakan sebelumnya, di ambilah suatu rumusan
masalah dari latar belakang tersebut. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah berdirinya Bank Sentral di Indonesia?
3

2. Apa Tujuan dan Tugas Bank Indonesia sebagai Bank Sentral?
3. Bagaimana Peranan Bank Indonesia dalam Stabilitas Keuangan?
4. Bagaimana Hubungan Bank Sentral dengan Pemerintah dan LembagaKeuangan lainnya?
5. Bagaimana
Bank
Indonesia
di Dunia Internasional?

sebagai

Bank

Sentral


dalam MenjalinHubungan

6. Bagaimana Status Bank Indonesia Selaku Bank Sentral di Indonesia?

3. Tujuan Penulisan

1.
2.
3.
4.
5.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
Untuk mengetahui sejarah berdirinya Bank Sentral di Indonesia.
Untuk mengetahui tugas dan tujuan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral.
Mengetahui hubungan bank sentral dengan pemerintah dan lembaga keuangan lainnya.
Mengetahui hubungan bank sentral dalam menjalin hubungan internasional.
Mengetahui status Bank Indonesia selaku Bank Sentral di Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah Berdirinya Bank Sentral di Indonesia

4

Sejarah bank sentral tidak terlepas dari sejarah dikenalnya sistem uang sebagai alat tukar
dalam perdagangan dan perekonomian secara umum, dan mulai ditemukannya metode
perbankan untuk pertama kalinya dalam perekonomian dan perdagangan suatu negara. Dimana
pada zaman dahulu alat tukar yang digunakan adalah memang berupa uang yang memang
memilikinilai intrinsik yang sama terhadap material yang terbuat dari uang tersebut.
Biasanya berupa uang logam (emas, perak, perunggu, dll) yang memiliki nilai intrinsik
yang sama terhadap nilai dari uang logam tersebut. Artinya jika uang logam emas seberat
1 gram bernilai 1000 misalnya, pada saat itu memang karena emas dengan kondisi 1
gram tersebut ketika diperdagangkan atau dipertukarkan dimana-mana nilainya adalah 1000. Alat
tukar dengan uang logam seperti ini sudah lebih maju dibandingkan dengan kondisi sebelumnya
dimana perdagangan dilakukan dengan alat tukar yang belum bisa diterima oleh banyak kalangan
atau bahkan sistem barter langsung terhadap barang yang diperdagangkan dimana ini menjadi
cikal-bakal dimulainya perdagangan dalam sejarah peradaban manusia.
Seiring dengan waktu dan terus berkembangnya perdagangan dan perekonomian, alat

tukar berupa uang logam tersebut mulai menjadi keterbatasan karena memang ketersediaan
sumber daya alam yang terbatas untuk mencetak jenis uang seperti itu, dan ini menghambat
potensi untuk berkembang lebih besarnya lagi perekonomian suatu negara sementara jenis-jenis
produk baru dan bentuk industri baru sangat potensial untuk muncul namun amat disayangkan
jika aktivitas perdagangan dan perekonomian secara umum harus terhambat karena mengikuti
kemampuan ketersediaan uang berupa logam yang sangat terbatas tersebut.
Untuk itulah kemudian dikenal sistem uang kertas yang pertama kali ditemukan melalui
sistem penjaminan yang dalam hal ini dilakukan oleh suatu badan penjamin sekaligus penyimpan
yang disebut bank, dimana uang kertas yang dikeluarkan oleh bank tersebut dijamin memiliki
nilai yang sama atau dijanjikan akan memiliki nilai beberapa kali lebih besar
terhadap emas atauuang logam yang di simpan oleh nasabah/masyarakat pada waktu mendatang
atau pada masa yang ditentukan.
Pada praktik dan perkembangannya masing-masing, bank-bank yang pada saat itu
membuat aturannya sendiri-sendiri dan jenis-jenis jaminan atauuang kertasnya masing-masing
yang sangat potensial merugikan masyarakatkarena belum dikelola negara untuk memastikan
tidak adanya penyimpangan atau aturan yang tidak adil. Dimana pada suatu ketika seorang
nasabah berniat untuk mengambil kembali emas atau uang logam yang disimpan pada bank
tersebut dengan cara menukar kembali uang kertas yang dia dapat dari bank tersebut ternyata
harus kecewa karena uang logam yang dia terima lebih sedikit dari yang dijanjikan atau bahkan
lebih kecil dari jumlah yang sama dari yang pernah ia simpan ke bank tersebut. Pada masa itulah

mulai terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah model-model fraud dan rekayasa dalam
sektorindustri yang baru ini, yaitu sektor keuangan.
Sejak itulah negara menyadari perlunya suatu bank sentral yang selanjutnya didirikan
dengan tujuan untuk memastikan adanya satu jenis mata uang kertas yang sama dan berlaku di
suatu negara tersebut agar memiliki nilai yang stabil dan dapat dipercaya karena dijamin oleh
negara (dengan cara awalnya negara menjamin uang kertas tersebut dengan
sejumlah emas deposit atau logam berharga lainnya yang dicadangkan setiap mencetak nominal

5

uang tersebut, namun belakangan tidak lagi dan jaminannya hanya atas nama negara saja atau
sejumlah kecil emas) dan dapat dipergunakan terus menerus oleh masyarakat dalam menjalankan
aktivitas perekenomiannya di negara tersebut.
Di Indonesia sendiri Pada tahun 1828 De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah
Hindia Belanda sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Tahun
1953, Undang-Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan pendirian Bank Indonesia untuk
menggantikan fungsi De Javasche Bank sebagai bank sentral, dengan tiga tugas utama di bidang
moneter, perbankan, dan sistem pembayaran. Di samping itu, Bank Indonesia diberi tugas
penting lain dalam hubungannya dengan Pemerintah dan melanjutkan fungsi bank komersial
yang dilakukan oleh De Javasche Bank sebelumnya.

Pada tahun 1968 diterbitkan Undang-Undang Bank Sentral yang mengatur kedudukan
dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank-bank lain yang melakukan
fungsi komersial. Selain tiga tugas pokok bank sentral, Bank Indonesia juga bertugas membantu
Pemerintah sebagai agen pembangunan mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta
memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.
Tahun 1999 merupakan Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia, sesuai dengan UU
No.23/1999 yang menetapkan tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah.
Pada tahun 2004, Undang-Undang Bank Indonesia diamandemen dengan fokus pada
aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia, termasuk
penguatan governance. Pada tahun 2008, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang No.2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem
keuangan. Amandemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional dalam
menghadapi krisis global melalui peningkatan akses perbankan terhadap Fasilitas Pembiayaan
Jangka Pendek dari Bank Indonesia.

2. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral
A. Tujuan


6

UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia secara tegas memberikan landasan bagi
independensi Bank Indonesia dalam mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah dengan menggunakan instrumen kebijakan. Kestabilan nilai
rupiah yang dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang diukur
berdasarkan perkembangan laju inflasi, serta terhadap perkembangan mata uang asing yang
diukur berdasarkan pada perkembangan nilai tukar rupiah (kurs) terhadap mata uang negara lain.
Sebagaimana di negara lain, pengendalian inflasi sebagai sasaran akhir kebijakan
moneter dilakukan oleh Bank Indonesia dengan beberapa pertimbangan. Pertama, bukti empiris
bahwa dalam jangka panjang kebijakan moneter hanya dapat mempengaruhi tingkat inflasi dan
tidak dapat mempengaruhi variabel riil seperti pertumbuhan ekonomi atau tingkat
pengangguran. Kebijkan moneter hanya dapat mempengaruhi variabel riil dalam jangka
pendek. Kedua, pencapaian inflasi yang rendah merupakan persyaratan bagi tercapainya
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan karena perekonomian tidak dipacu untuk tumbuh
melebihi kapasitasnya. Ketiga,dengan ditetapkan inflasi sebagai sasaran tunggal, sasaran tersebut
akan menjadi acuan dalam perumusan kebijakan moneter.
Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia lebih transparan dan
mudah diukur. Penetapan tujuan tunggal di atas menjadikan sasaran dan batas tanggung
jawsabBank Indonesia semakin jelas dan terfokus.

B. Tugas Bank Sentral

Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan, Menurut UU No.23 Tahun 1999,
tugas-tugas Bank Indonesia selaku Bank Sentral adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
Bank Indonesia diberi kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui
penetapan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi serta melakukan
pengendalian jumlah uang beredar dengan menggunakan berbagai instrumen kebijakan moneter.
Kebijakan moneter yang ditempuh oleh otoritas moneter merupakan salah satu bagian
integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter mempunyai peranan yang sangat
strategis, seperti stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan perluasan kesempatan kerja, serta
pengendalian devisa.

Dalam melakukan pengendalian moneter, bank sentral dapat menggunakan instrumen
langsung seperti: melakukan operasi pasar terbuka:
 Melakukan Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik rupiah maupun valuta asing;
 Penetapan tingkat diskonto;
 Penetapan cadangan wajib minimum; dan
 Pengaturan kredit dan pembiayaan.

7

b. Mengatur dan Menjaga Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran yang lancar dan aman merupakan salah satu prasyarat dalam
keberhasilan pencapaian tujuan kebijakan moneter. Sehubungan dengan hal tersebut Bank
Indonesia mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran melalui sistem kewenangan
dalam:
 Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas jasa sisa pembayaran;
 Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan
laporan tentang
kegiatannya;
 Menetapkan penggunaan alat pembayaran.
c. Mengatur dan Mengawasi Bank
Tugas mengatur dan mengawasi bank merupakan salah satu tugas yang penting,
khususnya dalam rangka menciptakan sistem perbankan yang sehat yang pada akhirnya dapat
mendorong efektivitas kebijakan moneter.
Agar pelaksanaan pengawasan peraturan perbankan dapat berjalan efektif, tugas
berikutnya dirinci antara lain:
 Melakukan prinsip kehati-hatian;
 Menyehatkan kegiatan operasional di bidang finansial perbankan melalui program-program
penyehatan perbankan;
 Menetapkan sistem pengawasan bank;
 Meningkatkan mutu pengelolan bank.

3. Peranan Bank Indonesia Dalam Stabilitas Keuangan

Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank
Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan
(perbankan dan sistem pembayaran). Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas
moneter tanpa diikuti oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Stabilitas moneter dan stabilitas keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan. Kebijakan moneter memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas keuangan
begitu pula sebaliknya, stabilitas keuangan merupakan pilar yang mendasari efektivitas
kebijakan moneter. Sistem keuangan merupakan salah satu alur transmisi kebijakan moneter,
sehingga bila terjadi ketidakstabilan sistem keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak
dapat berjalan secara normal. Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental akan
mempengaruhi stabilitas sistem keuangan akibat tidak efektifnya fungsi sistem keuangan. Inilah
yang menjadi latar belakang mengapa stabilitas sistem keuangan juga masih merupakan tugas
dan tanggung jawab Bank Indonesia.
Pertanyaannya, bagaimana peranan Bank Indonesia dalam memelihara stabilitas sistem
keuangan? Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga

8

stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen dalam
menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah:
Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain
melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk
mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan
stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi. Kebijakan
moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat mematikan
kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menciptakan stabilitas
moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang disebut inflation targeting
framework.
Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga
keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu
dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Seperti halnya di negara-negara lain,
sektor perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu,
kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu
perekonomian. Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan
kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan.
Selain itu, disiplin pasar melalui kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan
serta penegakan hukum (law enforcement) harus dijalankan. Bukti yang ada menunjukkan bahwa
negara-negara yang menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem keuangan yang kokoh.
Sementara itu, upaya penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan untuk melindungi
perbankan dan stakeholder serta sekaligus mendorong kepercayaan terhadap sistem keuangan.
Untuk menciptakan stabilitas di sektor perbankan secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah
menyusun Arsitektur Perbankan Indonesiadan rencana implementasi Basel II.
Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta
dalam sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan
mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko yang
bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik. Bank
Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi risiko dalam sistem
pembayaran yang cenderung semakin meningkat.
Antara lain dengan menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau dikenal
dengan nama sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat lebih meningkatkan
keamanan dan kecepatan sistem pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem pembayaran, Bank
Indonesia memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem
pembayaran.
Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat
mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui
pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor
keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas
sistem keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan

9

indikator macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan
pemantauan tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.
Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim
keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort(LoLR). Fungsi LoLR
merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna
menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup
penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada
bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat
sistemik. Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami
kesulitan likuiditas temporer namun masih memiliki kemampuan untuk membayar kembali.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR, Bank Indonesia harus menghindari terjadinya
moral hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko sistemik dan persyaratan yang ketat harus
diterapkan dalam penyediaan likuiditas tersebut.
4. Hubungan Bank Sentral dengan Pemerintah dan Lembaga Keuangan Lainnya.
A. Hubungan Bank Indonesia dengan Pemerintah.

Dalam rangka koordinasi kegiatan moneter dan kegiatan fiskal, Bank Indonesia
selaku otoritas moneter perlu menjamin kerja sama dengan pemerintah selaku otoritas. Secara
umum hubungan yang terjalin antara Bank Indonesia dengan pemerintah sebagai berikut:
 Bank Indonesia ditunjuk sebagai pemegang kas pemerintah;
 Bank Menyelenggarakan pemindahan uang untuk pemerintah di antara kantor-kantornya diseluruh
wilayah Republik Indonesia;
 Bank Membantu pemerintah dalam penempatan surat-surat huutang negara, penatausahaan serta
pembayaran kupon dan pelunasannya. Dalam melaksanakan ketentuan ini bank tidak
memperhitungkan biaya-biaya;
 Pemerintah wajib meminta pendapat dan atau mengundang Bank Indonesia dalam sidang kabinet
yang membahas masalah yang berkaitan dengan tugas Bank Indonesia yaitu masalah ekonomi;
 Bank memberikan kepada pemerintah kredit dalam rekening koran untuk memperkuat kas negara
menurut keperluan sebagaimana ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara;
 Kredit tersebut diberikan atas tanggungan yang cukup dalm kertas perbendaharaan negara yang
pengeluaran dan penggadaiannya dizinkan berdasarkan undang-undang;
 Bank membantu penempatan surat-surat hutang negara untuk membiyai APBN yang
pengeluarannya diatur berdasarkan undang-undang dan Bank dapat membeli sendiri surat-surat
hutang tersebut.
B. Hubungan Bank Indonesia dengan Lembaga Keuangan Lainnya
Hubungan yang terjalin Bank Indonesia dengan Lembaga Keuangan lainnya adalah Bank
Indonesia menyalurkan dana kepada lembaga keuangan lain (bank komersial/bank umum) agar
dana tersebut dapat digunakan pada masyarakat untuk tujuan usaha pembangunan yang produktif
dan berencana.

10

C. Hubungan Bank Indonesia dalam Dunia Internasional

Bank Indonesia juga menjalin hubungan kerja dengan lembaga-lembaga internasional, hal
ini diperlukan untuk menunjang kelancaran tugas Bank Indonesia maupun pemerintah yang
berhubungan dengan ekonomi, moneter dan perbankan.
Hubungan kerja sama yang dijalin oleh Bank Indonesia, terdiri dari:
 Kerja sama yang dilakukan atas nama bank entral sendiri dalam rangka menjalankan tugasnya
seperti keanggotaan bank sentral di South East Asia Central Bank (SEABC).
 Kerja sama dan atas nama negara seperti keanggotaan suatu negara di lembaga internasional
sepert International Monetary Fund (IMF).
Sebagaimana bank sentral lainnya, Bank Indonesia juga menjalin kerja sama
internasional yang meliputi bidang:
 Investasi bersama untuk kestabilan pasar valuta asing;
 Penyelesaian transaksi lintas negara;
 Hubungan koresponden;
 Tukar-menukar informasi mengenai masalah yang terkait dengan tugas bank sentral;
 Pelatihan/penelitian dibidang moneter dan sistem pembayaran.
5. Status Bank di Indonesia

Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai
ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan
berlaku pada tanggal 17 Mei 1999.Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan
sebagai suatu lembaga negara independen dan bebas dari campur tangan pemerintah ataupun
pihak lainnya. Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai
otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya
sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri
pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau
mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga.
Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah memberikan
kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam strukturketatanegaraan Republik Indonesia.
Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan
Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama
denganDepartemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada diluar Pemerintah. Status dan
kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan
fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.
A. Sebagai Badan Hukum

Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan
hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia

11

berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undangundang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai
badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak atas nama sendiri di dalam maupun di
luar pengadilan.

BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat ambil kesimpulan dari
makalah kami. Kesimpulannya sebagai berikut:

12

 Bank sentral merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam perekonomian suatu bangsa,
terutama di bidang moneter, keuangan, dan perbankan. Sehingga oleh karena itu bank sentral
menjalankan tugasnya berdasarkan garis-garis pokok kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
 Tujuan Bank Indonesia yaitu memelihara kestabilan nilai rupiah dengan menggunakan instrumen
kebijakan.
 Tugas Bank Indonesia yaitu: Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter, Mengatur dan
Menjaga Sistem Pembayaran, Mengatur dan Mengawasi Bank.
 Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.
 Dalam rangka koordinasi kegiatan moneter dan kegiatan fiskal, Bank Indonesia selaku otoritas
moneter perlu menjamin kerja sama dengan pemerintah selaku otoritas.
 Hubungan yang terjalin Bank Indonesia dengan Lembaga Keuangan lainnya adalah Bank
Indonesia menyalurkan dana kepada lembaga keuangan lain.
 Bank Indonesia juga menjalin hubungan kerja dengan lembaga-lembaga internasional, hal ini
diperlukan untuk menunjang kelancaran tugas Bank Indonesia maupun pemerintah yang
berhubungan dengan ekonomi, moneter dan perbankan.

DAFTAR PUSTAKA

Huda, Ni’matul. 2005. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Humas Bank Indonesia, Biro Gubernur. Bank Indonesia (http://www.bi.go.id). Diakses pada hari
Kamis tanggal 22 November 2012 pukul 20.00.

13

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Undang-undang No. 23 Tahun 1999 Tentang
Bank Indonesia.
Undang-Undang No. 24 Tahun 1999 Tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar.

TUGAS MAKALAH
EKONOMI

14

Oleh:

Nama: Agustinus Ferdinand
Kelas: X MIA 1

SMA NEGERI 1 MAUMERE
2017/2018

15

16