MAKALAH Sejarah Pendidiakan Islam. docx

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajaan Turki Otsmani didirikan oleh Bangsa Turki dan kabilah
Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah Utara negeri Cina
dalam masa waktu sekitar tiga abad, mereka pindah keTurkistan, Persia
dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad ke-9 atau ke-10 di bawah
pimpinan Ortoghol. Mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin,
Sultan Saljuk yang kebetulan berperang melawan Bizantium. Berkat
bantuan mereka, Sultan Alauddin memperoleh kemenangan. atas jasa baik
mereka itu, Alaiudin menghadiahkan sebidang tanah di Asia kecil yang
berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah
barunya dan memilih kota Syukut sebagai Ibu kota.
Orthogol meninggal dunia pada tahun 1289 M. Kepemimpinan
dilanjutkan oleh putranya Utsman.Orthogol inilah yang dianggap sebagai
pendiri kerajaan Utsmani.
Sebelum meninggal, Utsman menunjuk (untuk menggantikan
posisinya) yang lebih muda dari pada kedua anaknya, Orkhan yang berusia
42 tahun, yang lebih dididik seorang prajurit dibawah pengawasan
ayahnya, dan telah menunjukan kemampuannya didalam banyak
peperangan, terutama didalam penaklukan Brusa.

Kerajaan Utsmani sangat gencar melakukan ekspansi guna
meluaskan kekuasaannya, sehingga pada masa Orkhan sebagian dari
wilayah Eropa telah ditundukan. Kerajaan ini telah mencapai gemilang
bermula sejak awal abad ke-16 sewaktu Salim mengalahkan kekuatan
Syafawi dan meluaskan wilayah keselatan sampai Mesir dan Hijaz.
Kawasan ini memiliki arti penting dalam kehidupan keagamaan umat
Islam secara umum.

1

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana berdirinya kerajaan turki?
2. Bagaiman pendidikan pada turki?
3. Bagaimanasistem pengajaran di turki?
4. Siapa saja ulama-ulama termashur di turki?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui berdirinya kerajaan turki
2. Untuk mengetahui pendidikan di turki
3. Untuk mengetahui system pengajaran di turki
4. Untuk mengeui siapa saja ulama-ulama di turki


BAB II
PEMBAHASAN

2

A. Sekilas Tentang Berdirinya Kerajaan Turki
Kerajaan Turki Otsmani didirikan oleh Bangsa Turki dan kabilah
Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah Utara negeri Cina
dalam masa waktu sekitar tiga abad, mereka pindah keTurkistan, Persia
dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad ke-9 atau ke-10 di bawah
pimpinan Ortoghol. Mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin,
Sultan Saljuk yang kebetulan berperang melawan Bizantium. Berkat
bantuan mereka, Sultan Alauddin memperoleh kemenangan. atas jasa baik
mereka itu, Alaiudin menghadiahkan sebidang tanah di Asia kecil yang
berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah
barunya dan memilih kota Syukut sebagai Ibu kota.
Orthogol meninggal dunia pada tahun 1289 M. Kepemimpinan
dilanjutkan oleh putranya Utsman.Orthogol inilah yang dianggap sebagai
pendiri kerajaan Utsmani.

Sebelum meninggal, Utsman menunjuk (untuk menggantikan
posisinya) yang lebih muda dari pada kedua anaknya, Orkhan yang berusia
42 tahun, yang lebih dididik seorang prajurit dibawah pengawasan
ayahnya, dan telah menunjukan kemampuannya didalam banyak
peperangan, terutama didalam penaklukan Brusa.
Kerajaan Utsmani sangat gencar melakukan ekspansi guna
meluaskan kekuasaannya, sehingga pada masa Orkhan sebagian dari
wilayah Eropa telah ditundukan. Kerajaan ini telah mencapai gemilang
bermula sejak awal abad ke-16 sewaktu Salim mengalahkan kekuatan
Syafawi dan meluaskan wilayah keselatan sampai Mesir dan Hijaz.
Kawasan ini memiliki arti penting dalam kehidupan keagamaan umat
Islam secara umum.
Wilayah kekuasaan Utsmani sejak abad ke-16 sangatlah luas,
membentang dari BudepestYaman, dibagian selatan dan dari Basrah
dibagian timur hingga ke Aljazair dibagian Barat itu, dibagi dalam
beberapa provinsi yang masing-masing dipimpin oleh seorang gubernur
atau pasha.
Sampai abad ke-17, Turki Utsmani menikmati masa keemasan.
Kekuatan militer Utsmani yang sangat tangguh menunjukan stabilitas
kekuasaan. Kejayaan Utsmani mulai kelihatan pudar setelah sultan


3

Sulaiman meninggal dunia, yang mengakibatkan terjadinya perebutan
kekuasaan antara putra-putranya.
Pada awal abad ke-18, Turki Utsmani berusaha mengembalikan
kejayaan dengan melakukan reformasi yang sangat gencar. Bahkan Sultan
Salim III (w. 1807) membuka sejumlah kedutaan Utsmani di Eropa.
Kemudian Mahmud II (w. 1839) memperkenalkan berbagai lembaga
pembaharuan yang banyak diilhami dari Barat, termasuk pendidikan,
militer, ekonomi dan hukum. Periode ini kemudian dikenal dalam sejarah
sebagai periode “Reorganisasi”. Berbagai usaha pembaharuan terus
dilakukan oleh orang-orang Turki, baik dari kalangan ulama’, kaum muda,
cendekiawan maupun birokrat hingga abad ke-20.
Kerajaan Utsmani yang menjadi simbol Islam akhirnya hilang dari
peredaran dunia dengan dihapusnya gelar khalifah tersebut. Dibawah
kekuasaan Musthafalah pengaruh kekuasaan sultan berakhir ditahun 1922,
dan segera setelah itu khalifah sebagai institusi agamapun dihapus
sehingga Musthafa sebagai pemimpin besar menjadi presiden pertama dari
republik Turki baru. Dengan demikian berakhirlah kehidupan panjang dan

seluruh kebesaran seluruh pemerintahan baru.
B. Pendidikan Pada Masa Turki Utsmani
Setelah mesir jatuh dibawah kekuasaan Utsmaniyah Turki, lalu
Sultan Salim memerintahkan, supaya kitab-kitab diperpustakaan dan
barang-barang yang berharga di Mesir dipindahkan ke Istambul. Anakanak

Sultan

berpengaruh

Mamluk,
di

Mesir,

ulama’-ulama’,
semuanya

pembesar-pembesar


dibuang

ke

Istambul,

yang
setelah

mengundurkan diri sebagai khalifah dan menyerahkan pangkat khalifah itu
kepada Sultan Turki.
Dengan demikian Sultan Turki memegang dua kekuasaan:
kekuasaan sebagai sultan dalam urusan duniawi dan kekuasaan sebagai
Khalifah dalam urusan agama.
Dengan berpindahnya ulama’-ulama’ dan kitab-kitab perpustakaan
dari Mesir ke Istanbul, maka Mesir menjadi mundur dalam ilmu
pengetahuan dan pusat pendidikan berpindah ke Istambul, tempat
kedudukan Sultan dan Khalifah. Dan Istambullah yang menjadi pusat
pendidikan dan kebudayaan saat itu.
4


Selain itu Sultan Salim mengumpulkan kepala-kepala perusahaan
yang termashur di Mesir berjumlah kurang lebih 1000 orang banyaknya.
Semua mereka dipindahkan ke Istambul,Mesir terpaksa ditutup. Itulah
salah satu sebab mundurnya perusahaan di Mesir pada masa Utsmaniyah
Turki.
Setelah Sultan Salim wafat, lalu digantikan oleh anaknya Sultan
Sulaiman Al-Qanuni (926-974 H = 1520-1566 M). Pada masa Sultan
Sulaiman itu kerajaan Utsmaniyah sampai kepuncak kebesaran dan
kemajuan yang gilang gemilang dalam sejarahnya. Laut putih tengah, laut
hitam, dan laut merah semua dalam kekuasaannya. Luas negaranya dari
Makkah ke Budapes dan dari Baghdad ke Aljazair. Tetapi sesudah wafat
Sultan Sulaiman kerajaan Utsmaniyah mulai mundur sedikit demi sedikit.
Pada

masa

Utsmaniyah

Tuki


pendidikan

dan

pengajaran

mengalami kemunduran, terutama diwilayah-wilayah, seperti Mesir,
Baghdad dan lain-lain. Yang mula-mula mendirikan madrasah pada masa
Utsmaniyah Tuki ialah Sultan Orkhan (wafat tahun 761 H = 1359 M.).
kemudian diikuti oleh Sultan-Sultan keluarga Utsmaniyah dengan
mendirikan madrasah-madrasah, yang didirikan oleh Sultan Sulaiman AlQanuni. Sultan-sultan pada masa Utsmaniyah banyak mendirikan masjidmasjid dan madrasah-madrasah terutama di Istambul dan Mesir. Tetapi
tingkat pendidikan itu tidak mengalami perbaikan dan kemajuan
sedikitpun. Pada masa itu banyak juga perpustakaan yang berisi kitabkitab yang tidak sedikit bilangannya. Tiap-tiap orang bebas membaca dan
mempelajari isi kitab itu. Bahkan banyak pula ulama, guru-guru, ahli
sejarah dan ahli syair pada masa itu. Tetapi mereka-mereka itu hanya
mempelajari kaidah-kaidah ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab, serta
sedikit ilmu berhitung utuk membagi harta warisan dan ilmu miqat untuk
mengetahui


waktu

sembahyang.

Mereka

tidak

terpengaruh

oleh

pergerakan ilmiyah di Eropa dan tidak mau pula mengikuti jejak zaman
kemajuan Islam pada masa Harun Ar-Rasyid dan masa Al-Makmun, yaitu
masa keemasan dalam sejarah Islam. Demikianlah keadaan pendidikan dan
pengajaran pada masa Utsmaniyah Turki, sampai jatuhnya sultan atau

5

khalifah yang terakhir tahun 1924 M.

Sistem pengajaran yang dikebangkan pada Turki Utsmani adalah
menghafal

matan-matan

meskipun

murid-murid

tidak

mengerti

maksudnya, seperti menghafal Matan Al-Jurumiyah, Matan Taqrib, Matan
Alfiyah, Matan Sultan, dan lain-lain. Murid-murid setelah menghafal
matan-matan itu barulah mempelajari syarahnya. Karena pelajaran itu
bertambah berat dan bertambah sulit untuk dihafalkannya. Sistem
pengajaran diwilayah ini masih digunakan sampai sekarang. Pada masa
pergerakan yang terakhir, masa pembaharuan pendidikan Islam di Mesir
dan Syiria (tahun 1805 M) telah mulai diadakan perubahan-perubahan di

sekolah-sekolah (madrasah) sedangkan di Masjid masih mengikuti sistem
yang lama.
Meskipun pada masa Turki Utsmani pendidikan Islam kurang
mendapat perhatian yang serius dan juga terhambat kemajuannya, tetapi
tidak dapat dipungkiri bahwa tiap-tiap masa pasti akan memunculkan
tokoh-tokoh atau ulama’-ulama’ternama. Walaupun jumlah ulama’ pada
masa itu tidak sebanyak pada masa Abbasiyah yang merupakan puncak
keemasan Islam.

C. Sistem Pengajarann di Turki
Sistem pengajaran pada masa Turki seperti yang telah dijelaskan di atas
yaitu dengan cara menghafal matan-matan, seperti menghafal Matan AlJurumiyah, Matan Taqrib, Matan Alfiyah, Matan Sulam dan lain-lain.Adapun
tingkat-tingkat pengajaran di Turki adalah sebagai berikut:




Tingkat Rendah (SR) 5 tahun
Tingkat Menengah (SMP) 3 tahun
Tingkat Menengah Atas (SMA) 3 tahun

6



Tingkat tinggi (Universitas) 4 tahun
Dikelas IV dan V SR diajarkan ilmu agama jika mendapatkan izin dari

orang tua murid. Begitu juga diajarkan agama dikelas III Sekolah Menengah
(SMP) jika diminta oleh orang tua murid.
Selain itu ada juga sekolah Imam Chatib (sekolah agama) 7 tahun, 4 tahun
pada tingkat menengah pertama dan tiga tahun pada tingkat menengah atas.
Murid-murid yang diterima masuk sekolah imam chatib itu ialah murid-murid
tamatan SR 5 tahun. Untuk melanjutkan dari sekolah Imam Chatib didirikan
Institut Islam di Istambul pada tahun 1959, dan pengajarannya berlangsung
selama 4 tahun. Dasar-dasar pengajarannya adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tafsir
Hadits
Bahasa Arab
Bahasa Turki
Filsafat
Sejarah Kebudayaan islam
Ilmu Bumi
Dan lain-lain

D. Ulama’-Ulama’ yang Termashur Pada Masa Turki Utsmani
Ulama’-ulama’ yang termashur pada masa Utsmaniyah Turki
diantaranya yaitu:
1. Syeikh Hasan Ali Ahmad As-Syafi’i yang dimasyhurkan dengan AlMadabighy,Jam’ul Jawami dan syarah Ajrumiyah (wafat tahun 1170 H =
1756M) pengarang Hasiyah.
2. Ibnu Hajar Al-Haitsami (wafat tahun 975H = 1567M) pengarang Tuhfah.
3. Syamsuddin Ramali (wafat tahun 1004H = 1959H) pengarang Nihayah.
4. Muhammad bin Abdur Razak, Murtadla Al-Husainy Az-Zubaidy,
pengarang syarah Al-Qamus, bernama Tajul Urus (wafat tahun 1205H =
1790M).
5. Abdur Rahman Al-Jabarity (wafat tahun 1240H = 1825M), pengarang
kitab tarikh Mesir, bernama Ajaibul-Atsar Fit-Tarajim Wal-Akhbar.
6. Syekh Hasan Al-Kafrawy As-Syafi’i Al-Azhary (wafat tahun 1202H =

7

1787M)pengarang kitab nahwu Syarah Al-Jurumiyah, barnama Kafrawy.
7. Syeikh Sulaiman bin Muhamad bin Umar Al-Bijirmy As-Syafi’i (wafat
tahun 1212H = 1806M), pengarang syarah-syarah dan hasyiah-hasyiah.
8. Syeikh Hasan Al-Attar (wafat tahun 1250H = 1834M), ahli ilmu pasti dan
ilmu kedokteran.
9. Syeikh Muhammad bin Ahmad bin Arfah Ad-Dusuqy Al-Maliki (wafat
tahun 1230H = 1814M) ahli filsafat dan Imu falak serta ahli ilmu ukur.
10. Nuruddin Ali Al-Buhairi (wafat tahun 944H = 1537M).
11. Abdurrahman Al-Manawy (wafat tahun 950 H = 1543M).
12. Syahabuddin Al-Quliyuby.
13. Abdul-Baqybin Yusuf Az-Zarqany Al-Maliki(1099H = 1687M).
14. Syeikh Abdulah Al-Syarqawy (Syeikh Al-Azhar) (wafat tahun 1227H=
1812M).
15. Syekh Musthafa bin Ahmad As-Shawy (wafat tahun 1216H = 1801 M).
16. Syeikh Musthafa Ad-Damanhury As-Syafi’I (wafat tahun 1216H = 1801
M).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kerajaan Turki Otsmani didirikan oleh Bangsa Turki dan kabilah Oghuz
yang mendiami daerah Mongol dan daerah Utara negeri Cina dalam
masa waktu sekitar tiga abad, mereka pindah keTurkistan, Persia dan
Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad ke-9 atau ke-10 di bawah
pimpinan Ortoghol. Mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin,
Sultan Saljuk yang kebetulan berperang melawan Bizantium. Berkat
bantuan mereka, Sultan Alauddin memperoleh kemenangan. atas jasa
baik mereka itu, Alaiudin menghadiahkan sebidang tanah di Asia kecil
yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina
wilayah barunya dan memilih kota Syukut sebagai Ibu kota.
2. Sistem pengajaran yang dikebangkan pada Turki Utsmani adalah
menghafal matan-matan meskipun murid-murid tidak mengerti
maksudnya, seperti menghafal Matan Al-Jurumiyah, Matan Taqrib,
Matan Alfiyah, Matan Sultan, dan lain-lain.
3. Adapun tingkat-tingkat pengajaran di Turki adalah sebagai berikut:
8

 Tingkat Rendah (SR) 5 tahun
 Tingkat Menengah (SMP) 3 tahun
 Tingkat Menengah Atas (SMA) 3 tahun
 Tingkat tinggi (Universitas) 4 tahun
4. Ulama’-ulama’ yang termashur pada masa Utsmaniyah Turki
diantaranya yaitu:
 Syeikh Hasan Ali Ahmad As-Syafi’i yang dimasyhurkan dengan AlMadabighy,Jam’ul Jawami dan syarah Ajrumiyah (wafat tahun 1170


H = 1756M) pengarang Hasiyah.
Ibnu Hajar Al-Haitsami (wafat tahun 975H = 1567M) pengarang

Tuhfah.
 Syamsuddin Ramali (wafat tahun 1004H = 1959H) pengarang
Nihayah.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, penulis berharap kepada semua pihak
terutama dosen pengampu mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam agar
memberikan respon positif terhadap makalah ini. Penulis sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kategori sempurna. Maka dari itu, masukan
dan kritikan yang membangun atas kesempurnaan makalah ini sangat
penulis harapkan.

9

DAFTAR PUSTAKA
Zuhairini dkk. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2011.
Nata, Abuddin. Sejarah Pendidikan Islam pada Periode Klasik dan Pertengahan.
Jakarta: Rajawali Pers. 2013.

10