S SDP 1205743 Chapter3

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian pada hakikatnya “suatu ungkapan yang hakiki berkaitan
dengan dasar filosifis yang berkaitan erat dengan ontology suatu penelitian
untuk menjawab pertanyaan, alangkah baikmya peneliti mencari masalah yang
berkaitan dengan realitas penelitian yang biasanya dijabarkan dalam bahasan
penelitian”. Darmadi (2011, hlm. 22)
Menurut Kemmis dan Taggart (dalam Sukardi 2013, hlm. 3) “Penelitian
tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi
sebuah kondisi dimana mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan
membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain”. Dengan kata lain
Metode penelitian adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan
dan dipergunakan oleh peneliti dalam rangka memperoleh data yang diperlukan
dan dipergunakan dengan permasalahan yang diselidiki.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Dalam ini Subroto
dkk. (2014, hlm. 5) mengemukakan bahwa:
Penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan tujuan untuk
memperbaiki mutu tindakan dalam situasi sosial tertentu. Penelitian
tindakan memfokuskan kajiannya pada masalah-masalah khusus dalam

lingkungan tertentu, dapat dilakukan di organisasi masyarakat, lembagalembaga swasta dan pemerintahan, sekolah-sekolah, lembaga kesehatan
masyarakat, dan lain-lain. Karena itu, penelitian tindakan dapat diartikan
pula sebagai penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat atau kelompok
sasaran, dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan kolaborasi antara
peneliti dengan kelompok sasaran.
Adapun manfaat Penelitian Tindakan kelas menurut Subroto dkk. (2014,
hlm. 7) adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan reflektif guru untuk mampu memecahkan
masalah-masalah pembelajaran yang muncul;
21
Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

22

2. Melatih guru untuk lebih kreatif di dalam mengembangkan kurikulum
ditingkat sekolah dan kelas;
3. Partisipasi guru secara aktif ditambah dengan kemampuan reflektifnya

dalam upaya inovasi dan pengembangan kurikulum pada gilirannya akan
bermuara pada tercapainya peningkatan kemampuan profesionalisme guru;
4. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran, sebab dengan tumbuhnya
budaya meneliti melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, berarti para guru semakin diberdayakan mengambil
prakarsa profesional yang semakin mandiri, percaya diri, dan semakin
berani mengambil resiko dalam mencobakan hal-hal baru atau melakukan
inovasi yang diduga akan memberikan perbaikan dan peningkatan. Dengan
demikian, pengetahuan yang dibangunnya dari pengalaman semakin
banyak dan menjadi suatu teori, yaitu teori tentang praktek.
Tujuan yang penulis buat berdasarkan pemaparan di atas mengenai
penelitian tindakan kelas, bahwa tujuannya adalah memperbaiki kinerja serta
kualitas pembelajaran Pendidikan Jasmani disekolah, agar lebih baik dalam
menunjang pendidikan di Indonesia.
Proses PTK yang akan dilakukan yaitu dengan upaya mengembangkan nilai
kerjasama dan kelincahan melalui aktivitas permainan galah asin dalam
berbagai variasi dan memodifikasi baik peraturan permainan maupun jumlah
pemainnya, sehingga anak dapat meningkatkan kerjasama dan kelincahan.
Untuk itu peneliti berharap dengan memodifikasi peraturan dan jumlah pemain
dalam permainan galah asin akan lebih meningkatkan siswa menjadi aktif.

Dengan memberikan perlakuan kepada siswa melalui aktifitas permainan
tradisional galah asin maka dilakukan tes dengan menggunakan Tes Right
Boomerang Run, sehingga dapat diketahui perbedaan dari pemberlakuan.
Adapun beberapa tindakan mulai dari tingkatan yang mudah hingga tingkatan
yang sulit. Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
nilai kerjasama dan kelincahan siswa melalui pendekatan permainan tradisional
galah asin.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas
pada tingkatan Sekolah Dasar. PTK merupakan suatu penelitian berbentuk
kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari berbagai macam tindakan mereka
Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23

dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang
dilakukannya, dan memperbaiki kondisi tindakannya itu. Menurut Darmadi, H

(2011, hml. 246) menyatakan bahwa “Penelitian tindakan secara garis besar,
peneliti pada umumnya mengenal adanya empat langkah penting, yaitu: (1).
Perencanaan (planning) (2). Aksi atau tindakan (Action) (3). Observasi
(Observing) (4). Refleksi (reflecting)”, atau disingkat PAOR. Lebih jelasnya
disajikan pada gambar dibawah ini:
Merencanakan
((Planning)
Refleksi
(Reflecting))

Melakukan
Tindakan
(action)
Mengamati
(Observing)

Gambar 3.1
PTK Model Kemmis (dalam Darmadi, 2011, hlm. 249)
B. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian
1. Tempat penelitian

Tempat yang di ajukan untuk penelitian ini adalah SD Negeri 2 Cisitu
Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan berdasarkan fakta yang ada di
lokasi dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Respon siswa dalam pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani
masih rendah, karena banyak siswa yang kurang dalam bekerjasama
dengan timnya.
b. Siswa tidak memanfaatkan fasilitas sekolah saat waktu istirahat
seperti lapangan tidak digunakan untuk bermain atau bermain bola.
c. Dilingkungan masyarakat siswa banyak yang tidak membantu orang
tua dan gotong royong dimasyarakat.
2. Waktu penelitian
Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24

Waktu penelitian dilakukan kurang lebih satu bulan dan disesuaikan
dengan jadwal pembelajaran pendidikan jasmani disekolah tempat

melaksanakan penelitian dan pihak yang terkait. Penentuan waktu
penelitian mengacu pada kalender akademik di sekolah, karena PTK
memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar
yang efektif dikelas.
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No

Hari

Tanggal

Waktu

Siklus

Tindakan

1


Selasa

23 Agustus 2016

10.00

Siklus 1

Tindakan 1

2

Selasa

30 Agustus 2016

10.00

Siklus 1


Tindakan 2

3

Selasa

06 September 2016

10.00

Siklus 2

Tindakan 1

4

Selasa

13 September 2016


10.00

Siklus 2

Tindakan 2

3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Cisitu 2 Kota
Bandung dengan usia antara 11 tahun yang berjumlah 29 orang siswa, yang
terdiri dari siswa perempuan 17 orang dan 12 siswa laki-laki. Alasan
pemilihan subjek ini adalah bahwa berdasarkan hasil observasi awal dalam
pembelajaran permainan tradisional didapatkan permasalahan siswa dalam
pembelajaran penjas yaitu kerjasama dalam satu tim dan kelincahannya
masih kurang, sehingga harus di kembangkan dalam pembelajaran penjas.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tindakan yang
didalamnya terdapat empat tahap kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi. Kemmis dan Taggart (dalam Darmadi,
2011, hlm. 248) “komponen penelitian tindakan dalam suatu sistem spiral
yang paling terkenal. Antara langkah satu dengan langkah berikutnya yang

secara singkat akan dapat digambarkan seperti berikut”:

Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25

Pelaksanaan

Perencanaan

SIKLUS 1

Tindakan 1 dan 2.

Pengamatan. Tindakan 1 dan 2

Refleksi


Pelaksanaan

Perencanaan

SIKLUS 2

Pengamatan

Ulang

Refleksi
Gambar 3.2
Model Elliot (dalam Darmadi 2011, hlm. 250)
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, setiap siklus dilakukan
sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Siklus berikutnya dilakukan
penelitian terhadap nilai kerjasama dan kelincahan melalui pemberian evaluasi.
Siklus akan dikatakan berhasil apabila penelitian telah menapai target sesuai
indicator kinerja. Langkah-langkah dalam siklus ini terdiri dari:
Siklus 1
Pada pelaksanaan setiap siklus, terdapat 2 tindakan pembelajaran/pertemuan,
dimana kegiatan yang dilakukan adalah:
Siklus I Tindakan I dan II
1) Perencanaan

Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26

Pada tahap ini peneliti dan observer menentukan suatu perencanaan
tindakan dengan langkah-langkah berikut:
a. Menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan
pembelajaran, dan materi pokok.
b. Mempersiapkan media pembelajaran sesuai denggan materi yang akak
dilakukan.
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam RPP
tersebut peneliti menyusun tindakan yang dilakukan dalam sebuah
siklus.
d. Memilih dan menyusun serta menetapkan teknik pengumpulan data
penelitian yaitu dengan menggunakan lembar observasi/tes, catatan
lapangan, dan rekaman foto.
2) Pelaksanaan
Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai actor (guru)
yang

terjun

langsung

untuk

melaksanakan

pembelajaran

dengan

menerapkan permainan galah asin dalam mengembangkan nilai kerjasama
dan kelincahan.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu:
a. Guru menjelaskan permainan galah asin yang terdiri dari:


Cara bermain galah asin



Bentuk lapangan galah asin



Berapa ukuran lapangan galah asin



Jumlah pemain



Cara mendapatkan poin



Peraturan permainan galah asin

b. Guru membuat rancangan permainan galah asin dengan berbagai
variasi, dari tingkatan yang mudah sampai ke tingkatan yang sulit.
c. Guru menjelaskan makna nilai kerjasama dan gerak kelincahan yang
akan diraih dan di capai oleh siswa.
d. Guru mengembangkan bentuk penyerangan dan pertahanan 1vs2 dan
2vs2.

Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

e. Guru mengamati pelaksanaan bermain galah asin siswa dengan
mengutamakan terbentuknya nilai kerjasama dan gerak kelincahan
siswa, dari bentuk penyerangan dan pertahanan level 1vs2 dan 2vs2.
f. Guru memperluas daerah lapangan permainan galah asin dan
mengamati skor yang dicapai dengan waktu yang dibatasi misalnya
siswa mampu melewati garis pertahan dengan waktu 3 menit.
g. Guru melakukan jeda permainan apabila ada siswa yang diam atau
takut untuk melewati garis dan siswa yang tidak mau membantu
temannya.
h. Guru menjelaskan makna kerjasama dan gerak kelincahan dengan
membahas pengaruh kerjasama terhadap kehidupan diluar kelas.
i.

Guru menjelaskan tes kelincahan untuk bergerak kesegala arah dengan
mudah.

j.

Guru menjelaskan pelaksanaan tes apabila ada bunyi pluit siswa lari
sampai ditiang atau cons maka siswa harus selalu belok kanan.

k. Guru mengevaluasi dan menjelaskan semua yang dipelajari siswa
tentang bermain galah asin dan membahas makna kerjasama dalam
kehidupan sehari-hari diluar sekolah atau kelas.
3) Pengamatan
Kegiatan pengamatan dalam penelitian ini dilaksanakan bersama
dengan

kegiatan pembelajaran.

Untuk

mempermudah pelaksanaan

pengamatan, penulis dibantu oleh observer (guru mata pelajaran pendidikan
jasmani atau teman sejawat) yang akan mengamati kegiatan pembelajaran
yang sesuai dengan lembar observasi yang telah dibuat. Objek yang diamati
difokuskan pada bentuk nilai kerjasama dan gerak kelincahan siswa selama
pembelajaran dilaksanakan.
4) Refleksi
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dan refleksi terhadap
data yang didapat dari hasil observasi dalam kegiatan pembelajaran di
siklus 1, sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah
mencapai tujuan. Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan

Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

serta dianalisis dalam tahap ini. Dari hasil observasi peneliti dan observer
dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi apakah kegiatan yang
dilakukan telah dapat mengembangkan nilai kerjasama dan kelincahan
siswa dalam mengikuti pembelajaran permainan galah asin. Hasil observasi
ini dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat disusun
langkah-langkah dalam siklus ke-2.
Siklus 2
Siklus II Tindakan I dan II
1) Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan observer kembali menentukan suatu
perencanaan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi masalah yang muncul pada siklus I yang belum
teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
b. Menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, dan materi pokok.
c. Mempersiapkan media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan
dilakukan.
d. Menyusun Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP). Dalam RPP
tersebut peneliti menyusun tindakan yang dilakukan dalam sebuah
siklus.
e. Memilih dan menyusun serta menetapkan teknik pengumpulan data
penelitian yaitu dengan menggunakan lembar, catatan lapangan, dan
rekaman foto.
2) Pelaksanaan
Seperti pada siklus 1 dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti
berperan sebagai aktor (guru) yang terjun langsung untuk melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan galah asin dalam mengembangkan nilai
kerjasama dan kelincahan. Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rencana atau scenario pembelajaran yang telah diterapkan pada
siklus 1 yaitu dengan penerapan permainan galah asin dengan tambahan
bentuk penyerangan dan pertahanan 2vs3.
Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

3) Pengamatan
Seperti pada siklus 1 kegiatan pengamatan dalam penelitian ini
dilaksanakan

bersama

dengan

kegiatan

pembelajaran.

Untuk

mempermudah pelaksanaan pengamatan, penulis dibantu oleh observer
(guru mata pelajaran pendidikan jasmani atau teman sejawat) yang akan
mengamati kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan lembar observasi
yang telah dibuat. Objek yang diamati masih difokuskan pada nilai
kerjasama dan kelincahan selama pembelajaran dilaksanakan.
4) Refleksi
Seperti pada siklus 1, langkah selanjutnya pada siklus 2 adalah
melakukan analisis dan merefleksi terhadap data yang didapat dari hasil
observasi dalam kegiatan pembelajaran di siklus 2, mengacu pada masalah
yang muncul pada siklus 1 sesuai dengan alternative pemecahan masalah
yang sudah ditentukan di tahap perencanaan, sehingga dapat diketahui
apakah tindakan yang dilakukan telah dapat memecahkan masalah yang ada
pada siklus 1. Selain itu siklus 2 peneliti dan observer menilai hasil belajar
siswa selama pembelajaran dilaksanakan.

E. Instumen Penelitian
Instrument utama yang menjadi alat pengumpulan data dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah peneliti itu sendiri. Menurut Arikunto (dalam
Apriandi. 2015, hlm. 39) mengemukakan bahwa “instumen penelitian
adalah

alat

bantu

yang

dipilih

dan digunakan dalam

kegiatan

mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah”. Selain itu, peneliti juga menggunakan instrumen-instrumen
lain sebagai alat bantu dalam melakukan penelitian. Instrumen yang
digunakan untuk memperoleh data hasil mengembangkan nilai kerjasama
melalui pembelajaran permainan tradisional galah asin dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan instrument.

Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30

1. Observasi
Observasi (proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan
langsung diamati oleh pengamat). Menurut Sudjana (2005, hlm. 84)
“observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya
tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu
mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan
penggunaan alat peraga pada waktu mengajar”.
Pengamat terlebih dahulu harus menetapkan aspek-aspek tingkah laku
apa yang hendak diobservasinya, lalu dibuat pedoman agar memudahkan
dalam pengisian observasi. Pengisian hasil observasi dalam pedoman yang
dibuat sebenarnya bisa diisi secara bebas dalam bentuk uraian mengenai
gejala yang tampak dari perilaku individu yang diobservasi, bisa pula
dalam bentuk memberi cek (V) pada kolom jawaban hasil observasi jika
pedoman observasi yang dibuat telah disediakan jawabannya (berstruktur).
Observasi dilakukan dengan dua orang atau lebih secara terpisah
terhadap satu individu yang diamati. Hasilnya dibandingkan dan
dicocokkan untuk menentukan hasil akhir pengamatan dari semua
pengamat. Menurut Sudjana (2005, hlm. 85) menjelaskan langkah-langkah
yang akan ditempuh dalam membuat pedoman observasi langsung adalah
sebagai berikut:
a. Lakukan terlebih dahulu observasi langsung terhadap suatu proses
tingkah laku, misalnya penampilan guru di kelas. Lalu catat
kegiatan yang dilakukannya dari awal sampai akhir pembelajaran.
Hal ini dilakukan agar dapat menentukan jenis perilaku guru pada
saat mengajar sebagai segi-segi yang akan diamati nanti.
b. Berdasarkan gambaran dari langkah (a) di atas, penilaian
menentukan segi-segi dari perilaku guru tersebut yang akan
diamati sehubungan dengan keperluannya. Urutkan segi-segi
tersebut sesuai dengan apa yang seharusnya berdasarkan khasanah
pengetahuan ilmiah, misalnya berdasarkan teori mengajar.
Rumusan tingkah laku tersebut harus jelas dan spesifik sehingga
dapat diamati oleh pengamatnya.
c. Tentukan bentuk pedoman observasi tersebut, apakah bentuk
bebas (tak perlu ada jawaban, tetapi mencatat apa yang tampak)
atau pedoman yang berstruktur (memakai kemungkunan
jawaban). Bila dipakai bentuk berstruktur, tetapkan pilihan
Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

jawaban serta indicator-indikator dan setiap jawaban yang
disediakan sebagai pegangan bagi pengamat pada saat melakukan
observasi nanti.
d. Sebelum observasi dilaksanakan, diskusi dahulu pedoman
observasi yang telah dibuat dengan calon observan agar setiap
segi yang diamati dapat dipahami maknanya dan bagaimana cara
mengisinya.
e. Bila ada hal yang menarik, tetapi tidak ada dalam pedoman
observer, sebaiknya disediakan catatan khusus atau komentar
pengamat di bagian akhir pedoman observasi.
Berhasil-tidaknya observasi sebagai alat penilaian bergantung pada
pengamatan, bukan pada pedoman observasi. Oleh sebab itu, memilih
pengamat yang cakap, mampu, dan menguasai segi-segi yang diamati
sangat diperlukan. Dari pendapat di atas jelas bahwa observasi dapat
disesuaikan dengan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Guru
bebas menentukan tugas gerak mana yang akan diberi penilaian untuk
dijadikan bahan evaluasi pembelajaran yang akan dikembangkan. Guru
melakukan penilaian tersebut pada saat pembelajaran berlangsung.
Berikut ini adalah beberapa pedoman observasi yang digunakan untuk
mengamati siswa sebagai bahan penilaian:
Tabel 3.2
Pedoman Observasi
Sumber: Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Sudjana (2005, hlm.
86)
N0.

Aspek yang diamati

Hasil pengamatan
Tinggi Sedang Kurang

1

Memberikan pendapat untuk pemecahan
masalah

2

Memberikan tanggapan terhadap
pendapat orang lain

3
4
5

Mengerjakan tugas yang diberikan
Motivasi dalam mengerjakan tugas-tugas
Toleransi dan mau menerima pendapat
siswa lain

6

Tanggung jawab sebagai anggota
kelompok

Keterangan

Dari pedoman observasi tersebut, peneliti mengidentifikasi yang akan
diaplikasikan

kedalam

permainan

tradisional

galah

asin

Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk

32

mengembangkan nilai kerjasama, dalam hal ini peneliti focus dalam tiga
aspek yang di amati dan harus di lakukan peserta didik. Dari beberapa
pedoman observasi yaitu memberikan pendapat untuk memecahkan
masalah, toleransi dan mau menerima pendapat siswa lain, dan tanggung
jawab sebagai anggota kelompok, berikut ini gambarannya.
Tabel 3.3
Aspek observasi yang diambil
N0

Asper yang diamati

Hasil pengamatan
Tinggi

1
2
3

Sedang

Keterangan

kurang

Memberi pendapat untuk
memecahkan masalah
Toleransi dan mau menerima
pendapat siswa lain
Tanggungjawab sebagai anggota
kelompok

Kemudian peneliti mengidentifikasi yang akan di aplikasikan kedalam
permainan tradisional galah asin untuk mengembangkan nilai kerjasama,
dalam hal ini peneliti menambahkan indikator dan untuk memudahkan
peneliti menilai peserta didik sebagai berikut:
Table 3.4
Lembar Pedoman Observasi
Sumber: Sudjana (2005, hlm. 86)
No

1

2

3

LEMBAR OBSERVASI NILAI KERJASAMA
Aspek yang di
Indikator
Observasi
Kerjasama
A. Berinteraksi kepada teman
B. Menjalankan kesepakatan yang
dibuat bersama
C. Tanggung jawab bersama dalam
menyelesaikan masalah
Kekompakan
D. Mengerahkan kemampuan secara
maksimal
E. Adanya saling pengertian dalam
menyelesaikan masalah
F. Kompak dalam mengatur strategi
Menghargai
G. Tidak bermain kasar
lawan
H. Tidak memaki lawan
Nilai Proses (Jumlah skor siswa)
Jumlah Skor Maksimal

Criteria
1

Keterangan :
Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

3

40

4

5

33

5 : Sangan Baik
4 : Baik
3 : Cukup
2 : Kurang
1: Sangat kurang
Observasi dilakukan dengan guru, dengan menggunakan lembar
observasi sebagai pedomannya, yang dilakukan secara terus menerus dalam
setiap siklus. Dalam hal ini penilaian hanya memberi tanda cek (√) dalam
kolom rentangan nilai. Sugiyono (2014, hlm. 170) bahwa “Sekala nilai
dibawah menggunakan kategori baik sekali, cukup baik, tidak baik, dan
sangat tidak baik atau dengan angka 5, 4, 3, 2, 1”.
2. Tes Kelincahan
Kelincahan Agility adalah kemampuan seseorang untuk bergerak
kesegala arah dengan mudah. Instrumen penelitian yang digunakan untuk
tes kelincahan adalah right boomerang run sebagai kutipan dalam
http://danteskaze.wordpress.com/2011/01/11tes-kelincahan/ kelincahan
Agility pengukurannya: shuttle run, dogging run, zigzag run, dan right
boomerang run.” Menggunakan tes right boomerang run karena dilihat dari
karakteristik tes dirasa paling cocok dengan karakteristik siswa sekolah
dasar kelas IV, V, dan VI.
Adapun pelaksanaan tes diuraikan, sebagai berikut:
Tingkat umur

Pelaksanaan

Penilaian
Gambar Arena Tes

:
10 tahun sampai
dengan
mahasiswa.
Alat/perlengkapan: stopwatch, sebuah kursi, lima
buah cons dan lapangan yang datar.
: siswa siap dibelakang garis start, kemudian setelah
aba-aba “ya” atau bunyi pluit siswa lari dan apabila
sampai ditiang atau cons maka siswa selalu belok
kanan.
: nilai ditentukan dari waktu yang dicapai sejak abaaba mulai, sampai siswa melintas garis finis.
:

Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

Gambar 3.3
Tes right boomerang run Sumber: danteskaze.wordpress.com
Keterangan: siswa selalu belok kekanan apabila telah mencapai tiang/cons
FORMAT OBSERVASI TES KELINCAHAN
Tgl Observasi
:
Sekolah
:
Kelas
:
Bentuk keterampilan :
Table 3.5
Format Tes Lari Bumerang
N0

Nama Siswa

Keterampilan

Waktu yang
Ditempuh

Tes
Right
Boomerang
Run

Rata-rata kemampuan siswa

Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

d. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam suatu
penelitian tindakan kelas. Dimana catatan lapangan berisi tentang deskripsi
hal-hal yang terjadi atau muncul pada saat pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan. Format catatan lapangan memiliki fungsi untuk mengamati
perilaku siswa ketika melaksanakan pembelajaran. Catatan lapangan diisi
oleh para observer, yang nantinya observasi tersebut memberitahukan
kepada penulis atau peneliti tantang hal-hal yang terjadi pada saat aktivitas
pembejaran berlangsung.
Adapun format catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6
CATATAN LAPANGAN
Hari/Tanggal
:
Tempat
:
Siklus
:
Permasalahan yang Muncul Pada

Alternative Pemecahan Masalah

Waktu Observasi Tindakan ….
………………………………………....

…………………………………………..

…………………………………………

…………………………………………..

…………………………………………

…………………………………………..

…………………………………………

…………………………………………..

…………………………………………

…………………………………………..

…………………………………………

…………………………………………..

…………………………………………

…………………………………………..

…………………………………………

…………………………………………..

…………………………………………

…………………………………………..

…………………………………………

…………………………………………..

…………………………………………

…………………………………………..

…………………………………………

…………………………………………..

Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

e. Rekaman Foto
Rekaman foto digunakan untuk mengabadikan tindakan yang telah
dilaksanakan. Selain itu, rekaman foto berguna untuk menggambarkan
situasi dan kondisi yang terjadi dikelas ataupun lapangan pada waktu
aktivitas

pembelajaran

berlangsung,

untuk

menangkap

suasana

pembelajaran, detail peristiwa penting yang perlu didokumentasikan
sebagai tanda bukti fisik. Selain itu, foto juga dapat menjadi bukti kuat
bahwa telah dilakukannya peneliti, sehingga laporan yang diberikan
menjadi lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

F. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap
tindakan dalam proses pembelajaran penjas. Proses pengumpulan data
dibantu pula guru penjas sebagai rekan peneliti.
Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis
guna memecahkan masalah penelitian digunakan atas hasil observasi
selama pelaksanaan tindakan meliputi aktivitas yang ditunjukkan oleh
seluruh siswa dan perilaku guru selama proses pembelajaran dalam
pelaksanaan tindakan. Berdasarkan itu pula maka data peneliitian dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis sumber data yang berasal dari:
a. Siswa:

Melalui

perubahan

perilaku

yang

ditunjukkan

dalam

aktivitasnya dalam melakukan kegiatan belajar penjas.
b. Guru : Catatan jurnalnya dan data peneliti dari setiap perubahan siklus
pada setiap observasi dan refleksi pada setiap kegiatan.
2. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang
berfungsi untuk:
a. Untuk menentukan seberapa baik siswa dalam menguasai bahan
pelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu
b. Untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai

Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

c. Untuk memperoleh suatu nilai
Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar
siswa secara individual maupun secara klasikal. Disamping itu, untuk
mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat
dilihat dimana letak kesalahannya, khususnya pada bagian mana tujuan
pembelajaran atau indicator yang belum tercapai. Untuk memperkuat data
yang dikumpulkan maka juga digunakan metode observasi (pengamatan)
yang dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui dan merekam
aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

G. Metode Analisis Data
Data diambil pada saat melaksanakan penelitian tahap pelaksanaan
tindakan siklus I dan pada pelaksanaan tindakan siklus II. Data yang di
hasilkan dari tahap pelaksanaan tindakan tersebut kemudian diolah untuk
mengetahui seberapa meningkatnya nilai kerjasama dan kelincahan yang
diterapkan dalam pembelajaran permainan galah asin pada siswa kelas V
SD Negeri 2 Cisitu Kota Bandung untuk kemudian dilakukan perbandingan
pada saat sebelum diterapkan dan sesudah diterapkan, apakah aktivitas
permainan galah asin ini dapat mengembangkan nilai kerjasama dan
kelincahan siswa dalam pembelajaran permainan galah asin.
Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dikelompokkan
menjadi beberapa bagian dengan memperhatikan karakteristik data mentah.
Berdasarkan bagian-bagian yang ada lalu diterapkan katagorisasi. Dalam
pengolahan data ini, antusiasme siswa selama mengikuti kegiatan
pembnelajaran galah asin berlangsung bisa djadikan acuan sebagai
indikator dari pengembangan nilai kerjasama dan kelincahan siswa dalam
pembelajaran permainan galah asin. Untuk menguji keefektifan nilai
kerjasama dan kelincahan dalam pembelajaran permainan galah asin ini
maka dilakukan analisis dan perhitungan data untuk mengetahui skor ratarata sebagai berikut:

Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

a. Mencari nilai rata-rata ( X )
�=

∑x,

Keterangan : X = Nilai rata-rata
X = Skor yang didapat
n = Banyaknya data
∑ = Menyatakan jumlah

Sumber : Abduljabar dan Darajat (2012, hlm. 76)
b. Mencari Simpangan Baku
Dalam penelitian ini juga akan dicari simpangan baku dari masingmasing tes. Nilai tersebut akan dibandingkan untuk kepentingan
statistic. Maka dilakukan perhitungan data simpangan baku sebagai
berikut:
S=

∑(�1 −�)2
n-1

Keterangan:

S = Simpangan baku
� = Skor yang dicapai seseorang
� = Nilai rata-rata
n = Jumlah siswa

Sumber: Sugiyono (2014)
c. Mencari varians
Varians merupakan ukuran penyebaran suatu sampel atau kelompok,
untuk mencari varians ( s² ) menggunakan rumus sebagai berikut:
²=

N.∑x 2 − (∑x)²
N (N−1)

Keterangan: s²= Varians yang dicari
X = Skor yang diperoleh seseorang
N = Jumlah orang
Sumber: Sugiyono (2014)

d. Uji T-tes berkorelasi
Dan untuk membuktikan signifikansi permainan galah asin guna
meningkatkan nilai kerjasama dan kelincahan siswa, perlu di uji secara

Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

statistic dengan t-tes berkorelasi (related). Rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:
t=
2
1
1

2
2

+

2

dimana:
�1
�2

�1 − �2
− 2

1

2
1

2

: rata-rata sample 1
: rata-rata sample 2
:simpangan baku sample 1
:simpangan baku sample 2
: varians sample 1
: varians sample 2
: korelasi antara data dua kelompok

1

2

2
1
2
2

Sumber: Sugiyono (2014)
e. Menghitung Tes-skor
Untuk menghitung T-skor, yaitu menggunakan rumus
= 50 + 10 (

� −t

)

Keterangan:

T

: Tes Skor


S

: Nilai Rata-rata
: Simpangan Baku

f. Menguji Kesamaa Dua Varians
Pengujian yang digunakan untuk menguji hipotesis Ho di muka antara
lain sebagai berikut:
�=















� �

Dan tolak Ho hanya jika �

� ½�(� , � ) dengan �

� ½�(� , � )

didapat daftar distribusi F dengan peluang ½ α, sedang₂an dera₁at

₂ebebasan v dan v masing-masing sesuai dengan dk pembilang
dan penyebut dalam rumus sebagai berikut: � =

α=½.









Sumber: Sudjana (1989)

Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu







� �

40

g. Uji Kenormalan
Uji kenormalan dilakukan secara parametric dengan menggunakan
penaksiran rata-rata dan simpangan baku, maka dalam bagian ini akan
diperlihatkan uji kenormalan secara nonparametric. Uji yang digunakan
dikenal dengan nama Uji Lilliofors.
Untuk pengujian hipotesis nol tersebut maka ditempuh prosedur
berikut:
a. Pengamatan X , X , … , Xn dijadikan bilangan baku Z , Z , … , Zn
ᵢ=

dengan menggunakan rumus

�ᵢ− �

(� dan s masing-masing

merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel).
b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluang F(zᵢ)=P(z zᵢ).
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z , Z , … , Zn yang lebih kecil atau
sama dengan Z . Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(z ), maka
�1 =

banyaknya Z , Z , … , Zn
n

Sumber: Sudjana (1989)

h. Uji Kesamaan Dua Proporsi: Uji Dua Pihak
Dalam pengujian ini digunakan taraf nyata ⍺, maka kriteria pengujian

adalah: Terima Ho untuk ¯ Z½(1-⍺)< Z < Z½(1-⍺) dan tolak Ho untuk
harga-harga Z lainnya.
Seperti biasa, Z½(1-⍺) didapat dari daftar distribusi normal baku
dengan peluang ½(1-⍺).
Hipotesis yang akan diuji adalah:

� :


�ᴀ = �ʙ
�ᴀ ≠ �ʙ

Untuk Uji Dua Pihak harus di hitung p dan q terlebih dahulu:
=



+ �
+

dan

=1−

Dari rumus XII (10)
� /
− � /
=
1/
+ 1/
Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

Sumber: Sudjana (1989)
H. Validasi
Tahap validasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:
1. Triangulasi yaitu: maksudnya rumusan hipotesa itu divalidasi
berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda dimana masing-masin
sudut pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses
pembelajaran. Nasution (1996, hml. 115).

ketiga sudut pandang

tersebut adalah:
a. Peneliti adalah sebagai guru penjas yang menerapkan sekenario
tindakan penelitian memperoleh informasi berkaitan dengan
keseluruhan aspek yang diamati dari setiap peleksanaan sekenario
tindakan pelaksanaan pembelajaran penjas (permainan galah asin)
dari hasi observasi yang dilakukan mitra peneliti sebagai observer.
b. Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses
pembelajaran yang disajikan oleh guru penjas).
c. Mitra peneliti (Observer yang memberikan masukan introfeksi diri
terhadap pembelajaran yang sedang atau yang sudah dilaksanakan.
Lebih lanjut Nasution (1996, hlm. 114-120) mengemukakan mengenai
kebenaran dan kesahihan sebagai berikut:
2. Mencek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian dengan
melakukan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti pada setiap
akhir tindakan akhir pembelajaran tahap ini juga merupakan refleksi
untuk mengetahui sudah sejauh mana kesesuaian tindakan dengan
tujuan yang harus dicapai dari siklus penelitian.
3. Pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan penelitian dengan
para pembimbing penelitian ini.
4. Mencek kebenaran hasil penelitian dengan mengkonfirmasikan
pada bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan mencek kesahihan
pada sumber data hasil member chek.

Cuncun Irawan, 2016
UPAYA MENGEMBANGKAN NILAI KERJASAMA DAN KELINCAHAN MELALUI PEMBELAJARAN
PERMAINAN TRADISIONAL GALAHASIN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu