Makalah Semnas Dies 2015 Sateks Erni

Faktor Determinan Pendapatan Usahatani Karet di Desa Simpang Heran
Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan
Determinant Factors That Affect the Income of Rubber Farming at
Simpang Heran Village, Ogan Komering Ilir District, South-Sumatra
Erni Purbiyanti1*) dan E. Mulyana1
1
Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
*)
Tel./Faks. +6281279868090
Email: fathiyyah_qb@yahoo.co.id
ABSTRACT
Wetland conversion from the use of paddy to non-paddy fields have a huge
opportunity cost. It consists of the declining in rice production (both locally and nationally)
that indirectly would reduce the contribution of the agricultural sector in the regional gross
domestic product (GDP) and the decreasing the growth rate of labor absorption in
agricultural sector. The aim of study is to analyze factors that affect the income of rubber
farming. The location determined purposively, with the consideration that there were
many paddy farmers converted their rainfed into rubber farming in Simpang Heran village.
The data was conducted in June 2015. The research method was a survey with
an incidental sampling method. The sample included 30 farmers who converted their
rainfed from rice farming into rubber farming. The data processed by a multiple regression

analysis. The result indicates that rubber farming income was influenced significantly by
rubber price, the cost of the bowl, dummy of land size, dummy of education, and dummy
of farming experience; with their effect of 91% to the income.
Keywords: conversion, factor determinant, income, raifed, rubber farming.
ABSTRAK
Konversi lahan sawah ke penggunaan non sawah mempunyai opportunity cost yang
sangat besar, diantaranya adalah penurunan produksi beras lokal/nasional yang secara tidak
langsung akan mengurangi kontribusi sektor pertanian dalam produk domestik regional
bruto (PDRB) dan penurunan laju pertumbuhan daya serap tenaga kerja sektor pertanian.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
usahatani karet. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja, dengan
pertimbangan bahwa petani padi sawah tadah hujan di Desa Simpang Heran banyak
mengalih-fungsikan lahan sawah tadah hujannya menjadi usahatani karet. Pengambilan
data dilaksanakan pada bulan Juni 2015. Metode penelitian adalah survei, dengan metode
penarikan contoh menggunakan metode insidentil. Sampel berjumlah 30 petani.
Pengolahan data menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pendapatan usahatani karet dipengaruhi secara signifikan oleh harga karet, biaya
mangkok, dummy luas garapan, dummy pendidikan, dan dummy pengalaman usahatani;
dengan pengaruh sebesar 91%.
Kata kunci: faktor determinan, karet, konversi, pendapatan, tadah hujan.

PENDAHULUAN
1

Data luas baku lahan sawah dalam tiga dekade terakhir menunjukkan bahwa ratarata konversi lahan sawah yang terjadi di Jawa sebesar 8.346,65 hektar per tahun dan di
luar Jawa sebesar 2.269,75 hektar per tahun, sehingga luas baku lahan sawah terkonversi
rata-rata setiap tahunnya mencapai luasan 10.616,4 hektar per tahun (Purbiyanti, 2013).
Walaupun tidak semasiv di Jawa, konversi lahan sawah di luar Jawa pun seakan tidak bisa
dihindari. Kondisi ini semakin mengkhawatikan, mengingat pesatnya pertumbuhan
ekonomi di luar Jawa saat ini dan laju pertumbuhan penduduk di luar Jawa yang masih
mencapai 1,36% dalam 10 tahun terakhir. Sumatera Selatan yang merupakan salah satu
lumbung pangan nasional di luar Jawa pun tak lepas dari kondisi ini (Purbiyanti et al.,
2013).
Konversi lahan pertanian terjadi akibat adanya persaingan dalam pemanfaatan
lahan antara sektor pertanian dan sektor non-pertanian (Irawan, 2008).Jumlah penduduk
Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia saat
ini sekitar 1,49 persen per tahun atau berkisar tiga juta jiwa per tahun. Peningkatan laju
pertambahan penduduk yang masih tinggi menuntut adanya penyediaan pangan yang
semakin banyak setiap tahun, selain juga tuntutan kualitas, keamanan, dan keragaman
pangan.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga terus meningkat yang

berkonsekuensi terhadap meningkatnya permintaan lahan untuk penggunaan nonpertaniansebagai konsekuensi logis dari perkembangan wilayah. Hal ini menyebabkan
pergeseran penggunaan lahan pada aktivitas ekonomi yang memberikan keuntungan per
satuan lahan yang jauh lebih tinggi,dimana lahan akan dimanfaatkan sesuai kaidah
pemanfaatan terbaik dengan hasil tertinggi (Barlowe, 1978).Kondisi ini tentu saja tidak
menguntungkan, terutama bagi sektor pertanian, yang sampai saat ini masih merupakan
penyedia lapangan kerja terbesar di Indonesia.
Salah satu tipologi lahan sawah yang mengalami konversi lahan adalah lahan
sawah tadah hujan. Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki sawah tadah hujan terluas di
Sumatera Selatan dengan luas sebesar 46.974 hektar dari keseluruhan luas sawah tadah
hujan yang ada di Sumatera Selatan, yakni seluas 105.622 hektar (BPS Sumsel, 2011).
Berdasarkan data BPS diketahui luas lahan sawah tadah hujan di kabupaten ini mengalami
penurunan yang serius akibat konversi lahan sejak tahun 2004. Hal ini diduga sebagai
akibat otonomi daerah yang digulirkan pada akhir tahun 90-an yang mengakibatkan
meningkatnya persaingan penggunaan lahan.
350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000

50,000
0

Sawah Tadah Hujan
Perkebunan
Rumah dan
Bangunan

Sumber: BPS Kab. OKI (201-2011)

Gambar 1 Perubahan Luas Lahan Sawah Tadah Hujan, Perkebunan, dan Rumah
&Bangunan di Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2001-2011.
Desa Simpang Heran merupakan salah satu desa di Kecamatan Air Sugihan
Kabupaten Ogan Komering Ilir yang tidak luput dari fenomena konversi lahan tersebut.
2

Berdasarkan buku Profil Desa tahun 2013, diketahui luas lahan sawah tadah hujan di Desa
SimpangHeran seluas 1.393 hektar; sementara luas lahan perkebunan adalah 5.400 hektar.
Mayoritas penduduk Desa Simpang Heran bermata pencaharian sebagai petani, dan hampir
keseluruhannya memiliki lahan perkebunan. Petani menanam tanaman padinya pada lahan

sawah tadah hujan. Dalam satu dekade terakhir, petani padi di Desa Simpang Heran telah
melakukan konversi lahan sawah tadah hujannya ke perkebunan, khususnya karet. Latar
belakang petani melakukan konversi lahan diduga karena beberapa faktor, yaitu: ekonomis,
ekologis, maupun teknis. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan usahatani karet di Desa Simpang Heran.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode ini
digunakan dengan mengambil sampel suatu populasi dengan menggunakan daftar
pertanyaan (kuisioner) yang ditujukan kepada responden. Adapun kriteria responden
dalam penelitian ini adalah petani yang mengkonversi lahan sawah tadah hujannya dari
usahatani padi sawah tadah hujan menjadi usahatani karet.
Metode penarikan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
insidentil. Adapun yang dimaksud dengan metode insidentil adalah cara pemilihan sampel
ditentukan melalui siapa saja petani yang melakukan konversi lahan sawah tadah hujannya
dari usahatani padi ke usahatani karet, yang bisa ditemui di lapangan. Metode ini dipilih
mengingat tidak tersedianya data populasi yang akurat dan sulitnya menemui sampel
dikarenakan kegiatan konversi lahan ini terjadi pada tahun 2010 yang lalu.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada responden (petani

contoh).Wawancara dituntun dengan daftar pertanyaan (quesioner). Sedangkan data
sekunder bersumber dari beberapa instansi yang terkait di Kabupaten Ogan Komering Ilir,
yaitu: Biro Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Dinas
Perkebunan, Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan beberapa publikasi terkait.
Metode pengolahan data. Untuk menjawab tujuan keempat yaitu menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi pendapatan usahatni karet dapat dilakukan dengan pengolahan
data yaitu pendekatan regresi berganda dan terlebih dahulu mencari pendapatan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Pd = PnT – BPT
Adapun penerimaan dihitung dengan menggunakan rumus :
PnT = Hy.Y
Biaya produksi total dihitung menggunakan rumus :
BPT = BVT + BTpT
Keterangan:
Pd
: Pendapatan.Usahatani (Rp/Ha/Th)
PnT
: Penerimaan Total (Rp/Kg/Th)
BPT
: Biaya Produksi Total (Rp/Th)
BVT

: Biaya Variabel Total (Rp/Th)
BTpT
: Biaya Tetap Total (Rp/Th)
Y
: Jumlah Produksi (Kg/Th)
Hy
: Harga Jual (Rp/Kg)
Analisis regresi berganda ditujukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
secara bersamaan dan secara individu terhadap variabel terikat. Persamaan untuk
pendapatan usahatani karet dituliskan sebagai berikut:
3

Y =  o +  1 HK +  2 BM +  3 D1 +  4 D2 +  5 D3 + μi
Keterangan:
Y
= pendapatan usahatani karet per tahun (Rp/thn)
o
= intersep
1, 2, 3 ……..6 = parameter variabel penduga
HK = harga karet pertahun (Rp)

BM = biaya mangkok pertahun (Rp/lg)
D1 = variable dummy untuk luas garapan
D1 = 0 (≤1)
D1 = 1 (>2)
D2 = variable dummy untuk lama pendidikan
D2 = 0 (≤SD)
D2 = 1 (>SD)
D3 = variable dummy untuk pengalaman usahatani
D3 = 0 (≤30)
D3 = 1 (>30)
μi = kesalahan pengganggu
Selanjutnya untuk persamaan pendapatan usahatani karet akan dilakukan pengujian
hipotesis dengan menganalisis persamaan regresi tersebut untuk memperoleh R 2 , f-hitung,
dan t-hitung dan diakukan uji asumsi normalitas dan asumsi klasik multikolinearitas
terlebih dahulu.
Untuk mengetahui apakah semua variabel bebas yang digunakan secara bersamasama berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas, maka digunakan uji F.
Rumus uji F, yaitu:
2
1−R / (n−k)
¿

F – hitung =
2
R /(k −1)
¿
Keterangan:
R2 = koefisien determinasi
K = jumlah parameter (variabel bebas)
N = jumlah pengamatan (contoh)
Hipotesis:
Ho : 1 = 2 = ... = 9 = 0
Ha : minimal ada satu i ≠ 0
Dengan Kaidah keputusan :
F-hitung ≤ F-tabel : Terima Ho, artinya secara bersama-sama variabel bebas (harga karet,
biaya mangkok, dummy luas garapan, dummy pendidikan, dan
dummy pengalaman berusahatani) tidak berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat (pendapatan usahatani karet).
F-hitung > F-tabel : Tolak Ho, berarti secara bersama-sama variabel bebas (harga karet,
biaya mangkok, dummy luas garapan, dummy pendidikan, dan
dummy pengalaman berusahatani) berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat (pendapatan usahatani karet).

Pengujian uji t dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
4

Rumus uji t, yaitu:

1
S1
Dimana: Se 1 =
T – hitung =

√ varian (1)

Keterangan:
1 = koefisien regresi ke-i yang diduga
S1 = standar deviasi koefisien regresi ke-i yang diduga
Hipotesis:
Ho : i = 0
Ha : salah satu i ≠ 0
Dengan Kaidah Keputusan:

t-hitung ≤ t-tabel : Terima Ho, artinya secara individu variabel bebas (harga karet, biaya
mangkok, dummy luas garapan, dummy pendidikan, dan dummy
pengalaman berusahatani) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel
terikat (pendapatan usahatani karet).
t-hitung > t-tabel : Tolak Ho, artinya secara individu variabel bebas (harga karet, biaya
mangkok, dummy luas garapan, dummy pendidikan, dan dummy
pengalaman berusahatani) berpengaruh nyata terhadap variabel
terikat (pendapatan usahatani karet).
HASIL
Analisis faktor-faktor pendapatan yang mempengaruhi pendapatan usahatani karet
dalam penelitian ini menggunakan persamaan linear berganda. Analisis ini untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah masingmasing variabel bebas berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari
variabel terikat apabila nilai variabel bebas mengalami kenaikan atau penurunan. Dari hasil
output gambar scatterplot didapat titik menyebar di bawah serta di atas sumbu Y, dan tidak
mempunyai pola yang teratur. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa variabel bebas
tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil DW-test = 2,148 nilai tersebut berada di
antara nilai dU = 0,99 dan (4-dU) = 3,01 yaitu sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat
masalah autokorelasi. Nilai VIF pada masing-masing variabel lebih besar dari 0,10 dan
lebih kecil dari 10. Dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat gejala
multikolinieritas. Sehingga pengujian selanjutnya dapat dilanjutkan karena telah memenuhi
syarat pengujian asumsi klasik yaitu tidak terjadi multikolinieritas.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan nilai koefisiens
determinan (R2) yang didapatn sebesar 0,912. Ini menunjukkan bahwa 91,2% variabel
pendapatan usahtani karet dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh variabel harga karet,
biaya mangkok, dummy luas garapan, dummy pendidikan, dan dummy pengalaman
usahatani. Sedangkan sisanya 8,8% dijelaskan oleh faktor lainnya di luar model.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani karet bersama-sama dapat
dihitung dengan menggunakan uji F. Dapat diketahui bahwa Fhitung (49,770) > Ftabel (2,53),
maka Ho ditolak, kesimpulanya yaitu variabel harga karet, biaya mangkok, dummy luas
garapan, dummy pendidikan, dan dummy pengalaman usahatani secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap variabel pendapatan usahatani karet.
5

Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan usahatani karet dengan menggunakan SPSS 16,0 adalah:
Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Pendapatan Usahatani Karet
Simpang Heran, 2015
Variabel Bebas
Hasil Pendugaan Koefisien Regresi
Koefisien
thitung
Signifikan Toleransi
Regresi
Konstan
-2.077E7
-1.681
0.106
Harga Karet
5971.229
2.636
0.014B
0.888
C
Biaya Mangkok
-2.712
-1.931
0.065
0.661
A
Dummy Luas garapan
8.473E6
11.879
0.000
0.601
B
Dummy Pendidikan
-1.811E6
-2.612
0.015
0.790
Dummy Pengalaman
Usahatani
754587.314
1.359
0.187D
0.918
R – square = 0,912
A : nyata pada α = 1%
F
= 49,770
B : nyata pada α = 5%
Sig
= 0,000
C : nyata pada α = 10%
DW
= 2,1148
D : nyata pada α = 20%

di Desa
VIF
1.126
1.512
1.664
1.266
1.089

PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis regresi linier berganda tersebut, maka diperoleh persamaan
sebagai berikut:
Y = -2,077 + 5.971,229HK -2,712BM + 8,473D1 -1,811D2+ 754.587,314D3 + e
Hasil regresi linier berganda yang diperoleh menunjukkan nilai-nilai koefisien pada
masing-masing variabel bebas yang mempengaruhi pendapatan usahtani karet dijelaskan
secara rinci sebagai berikut:
Harga Karet
Hasil regresi linier berganda untuk harga beras nilai signifikansi yang didapat sebesar
0,014, dimana nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari taraf nyata α = 0,05, maka
kesimpulannya harga berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani karet. Nilai
koefisien regresi untuk harga karet mempunyai hubungan positif terhadap pendapatan
usahatani karet dengan nilai sebesar 5.971.229 artinya bahwa setiap penambahan
Rp.1000,- maka akan menambah pendapatan usahatani karet sebasar Rp. 5.971.229 ,dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap (Ceteris Paribus). Semakin tinggi harga
karet yang dihasilkan maka semakin besar pendapatan dalam usahatani karet.
Biaya Mangkok
Hasil regresi linier berganda untuk biaya mangkok nilai signifikansi yang didapat
sebesar 0,065, dimana nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari taraf nyata α = 0,10, maka
kesimpulannya biaya mangkok berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani karet.
Nilai koefisien regresi untuk biaya mangkok mempunyai hubungan negatif terhadap
pendapatan usahatani karet dengan nilai sebesar – 2.712 artinya bahwa setiap penambahan
Rp.1000,- maka akan menggurangi pendapatan usahatani karet sebasar Rp. 2.712,- dengan
asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap (Ceteris Paribus). Biaya mangkok berpengaruh
6

terhadap pendapatan usahtani karet, karena semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk
membeli mangkok maka semakin kecil tingkat pendatannya.
Dummy Luas Garapan
Hasil regresi linier berganda untuk luas garapan nilai signifikansi yang didapat
sebesar 0,000, dimana nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari taraf nyata α = 0,01, maka
kesimpulannya luas garapan berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani karet.
Variabel dummy merupakan variabel luas garapan yang digunakan petani karet dalam
membudidayakan karet. Berdasarkan fungsi regresi linier berganda dummy (1) untuk
petani yang menggarap dengan luas garapan lebih dari 1 hektar dan dummy (0) untuk
petani yang menggarap dengan luas garapan kurang dari sama dengan 1 hektar. Nilai
koefisien regresi untuk dummy luas garapan mempunyai hubungan positif terhadap
pendapatan petani usahatani karet dengan nilai sebesar 8,473 artinya setiap penambahan
luas garapan maka akan meningkatkan pendapatan a karet dimana faktor-faktor lain
dianggap tetap (Ceteris Paribus). Hal ini berarti semakin luas lahan garapan petani karet
maka akan meningkatkan pendapatan petani karet.
Dummy Pendidikan
Hasil regresi linier berganda untuk pendidikan nilai signifikansi yang didapat sebesar
0,015, dimana nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari taraf nyata α = 0,05, maka
kesimpulannya pendidikan berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani karet.
Variabel dummy merupakan variabel pendidikan yang digunakan petani karet dalam
membudidayakan karet. Berdasarkan fungsi regresi linier berganda dummy (1) untuk
petani yang melanjutkan pendidikan lebih dari sekolah dasar (SD) dan dummy (0) untuk
petani yang belum dan telah menamatkan sekolah dasar (SD). Nilai koefisien regresi untuk
dummy pendidikan mempunyai hubungan negatif terhadap pendapatan usahatani karet
dengan nilai sebesar -1,811 artinya setiap penambahan lama pendidikan maka akan
meningkatkan pendapatan petani karet; dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap
(Ceteris Paribus). Hal ini berarti petani di Desa Simpang Heran ini mayoritas petaninya
berpendidikan rendah yaitu hanya sedikit yang menamatkan sekolah dasar (SD).
Dummy Pengalaman Usahatani
Hasil regresi linier berganda untuk pengalaman usahatani nilai signifikansi yang
didapat sebesar 0,187, dimana nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari taraf nyata α =
0,20, maka kesimpulannya pengalaman usahatani berpengaruh nyata terhadap pendapatan
usahatani karet. Variabel dummy merupakan variabel pengalaman usahatani yang
digunakan petani karet dalam membudidayakan karet. Berdasarkan fungsi regresi linier
berganda dummy (1) untuk petani yang pengalam usahataninya lebih dari 30 tahun dan
dummy (0) untuk petani yang pengalaman usahataninya kurang dari sama dengan 30
tahun. Nilai koefisien regresi untuk pengalaman usahatani mempunyai hubungan positif
terhadap pendapatan usahatani karet dengan nilai sebesar 754.587,314 artinya setiap
penambahan pengalaman usahatani maka akan meningkatkan pendapatan usahatani karet;
dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap (Ceteris Paribus). Hal ini berarti dengan
pengalaman yang lebih lama maka petani lebih tahu bagaimana berusahatani yang lebih
baik sehingga akan meningkatkan pendapatan usahtani karet.
KESIMPULAN

7

Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani karet di Desa Simpang
Heran Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah harga karet, biaya mangkok, dummy luas
garapan, dummy pendidikan, dan dummy pengalaman usahatani.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada para-pihak yang telah membantu dan memberikan
sumbang-saran bagi kesempurnaan penyelesaian penelitian ini. Terutama kepada Lembaga
Penelitian Universitas Sriwijaya, yang telah membiayai penelitian ini melalui Anggaran SP
DIPA Unsri Penelitian Sains Teknologi dan Seni Unsri tahun 2015.
DAFTAR PUSTAKA
Barlowe, R. 1978. Land Resources Economics. The Economics of Real Estate. Fourth
Edition. Prentice Hill, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey. USA.
BPS Kab. OKI. 2001-2011. OKI dalam Angka Tahun 2001-2011. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Ogan Komering Ilir.
BPS Provinsi Sumsel. 2011. Luas Lahan Menurut Penggunaan Tahun 2011. Badan Pusat
Statistik Provinsi Sumatera Selatan.
Irawan, B. 2008. Meningkatkan Efektivitas Kebijakan Konversi Lahan. Forum Penelitian
Agro Ekonomi, 26(2):116-131.
Kadariah, dkk. 1988. Evaluasi Proyek. Penerbit LP3ES, Universitas Indonesia, Jakarta.
Purbiyanti, E. 2013. Dampak Konversi Lahan Sawah di Jawa dan Luar Jawa terhadap
Ketersediaan dan Akses Pangan Nasional. Tesis Magister Sains (Tidak
Dipublikasikan). Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Purbiyanti, E; Maryanah H.; E. Mulyana. 2013. Factors Influence Farmers’ Decision to
Convert Rainfed Lowland in South Sumatera, Indonesia. Proceedings of 2013
International Seminar on Climate Change and Food Security (ISCCFS). Palembang,
South Sumatra-Indonesia, 24-25 October, 2013. ISBN 978-979-8389-19-1.
Sjarkowi, F. & M. Sufri. 2004. Manajemen Agribisnis. Baldad Grafiti Press, Palembang.

8