PERDA NO.10 TAHUN 2017
p
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NOMOR 10 TAHUN 2017
TENTANG
RETRIBUSI dASA UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
Menimbang
: a.
bahwa retribusi daerah merupakan sumber pendapatan
yang
penting guna
mendanai
penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah untuk
memantapkan otonomi daerah yang luas, nyata, dan
bertanggung jawab;
b.
bahwa
untuk
meningkatkan
pelayanan
kepada
masyarakat yang sejalan dengan kebutuhan biaya
pelayanan serta kemampuan masyarakat perlu adanya
pengaturan tentang biaya yang dikenakan kepada
masyarakat terhadap jasa pelayanan yang diberikan;
c.
bahwa Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Retribusi Jasa Umum sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2015, tidak dapat
lagi mengakomodir beberapa perkembangan terkait
penyesuaian atas objek Retribusi Jasa Umum di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sehingga harus diganti;
d.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa
Umum;
Mengingat
: 1.
Pasal
18
ayat
(6)
Undang-Undang
Dasar
Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2.
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
(Lembaran Negara Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4033);
3.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
4.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
dan
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1.
Daerah adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2.
Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3.
Pemerintah
4.
5.
6.
Provinsi
adalah
Pemerintah
Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah
yang
berkedudukan
sebagai
unsur
penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Gubernur
adalah
Gubernur
Kepulauan
Bangka
Belitung.
Sekretaris
Daerah
adalah
Sekretaris
Daerah
Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
7.
Dinas
Kesehatan
adalah
Dinas
Kesehatan
Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
8.
Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Laboratorium yang
selanjutnya disebut Balai Laboratorium adalah Balai
Laboratorium Kesehatan pada Dinas Kesehatan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
9.
Dinas Tenaga Kerja adalah Dinas Tenaga Kerja Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
10. Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Hygiene yang
selanjutnya disebut Balai Hygiene adalah Balai Hygiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja pada Dinas Tenaga
Kerja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
11. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral adalah Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kepulauan
12.
Bangka Belitung.
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah adalah Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
13. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang
merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha,
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan
Lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan yayasan, organisasi massa, organisasi
sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi
kolektif dan bentuk usaha tetap.
14. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi
adalah pemungutan Daerah sebagai pembayaran atas
Jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah
untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.
15. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha
dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas,
atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau Badan.
16. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan
oleh Pemeritah Daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau Badan.
17. Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam
rangka promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
kesehatan.
18. Pelayanan Laboratorium Kesehatan adalah segala
kegiatan pelayanan laboratorium kesehatan yang
diberikan kepada seseorang dalam rangka menegakkan
diagnosis,
dan
atau
pelayanan
pemeriksaan
laboratorium kesehatan lainnya.
19. Pelayanan Hygiene kesehatan perusahaan kesehatan
kerja yang selanjutnya disebut Hyperkes adalah segala
kegiatan pelayanan laboratorium kesehatan yang
diberikan kepada seseorang dalam rangka menegakkan
diagnosis, dan atau pelayanan laboratorium kesehatan
lainnya.
-4
20. Peta adalah suatu gambaran kewilayahan tentang
informasi Wilayah Pertambangan (WP), Wilayah Izin
Usaha Pertambangan (WIUP), Izin Usaha Pertambangan
(IUP), Izin Pertambangan Rakyat (IPR) Kemajuan
Tambang dan Rencana Tambang pada bidang datar
21.
22.
23.
24.
dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi.
Pelayanan pencetakan peta adalah Jasa pelayanan
pencetakan peta WP, WIUP, IUP, IPR, kemajuan
tambang dan rencana tambang oleh Pemerintah Daerah.
Pelayanan
Pendidikan
adalah
segala
pelayanan
pendidikan yang diberikan kepada seseorang dalam
rangka proses pengubahan sikap dan tatalaku
seseorang
atau
kelompok
orang
dalam
usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pendidikan dan
pelatihan.
Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang
menurut peraturan perundang-undangan retribusi
diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,
termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.
Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu
yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi
untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari
Pemerintah Daerah.
25. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai
dari penghimpunan data obyek dan subyek retribusi,
penentuan besarnya retribusi yang terutang, sampai
kepada kegiatan penagihan retribusi kepada Wajib
Retribusi serta pengawasan penyetorannya.
26. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya
disingkat SSRD adalah bukti pembayaran atau
penyetoran
retribusi
yang
dilakukan
dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan
cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran
yang ditunjuk oleh gubernur.
27. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya
disingkat SKRD, adalah surat ketetapan retribusi yang
menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang
terutang.
28. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang
selanjutnya disingkat SKRDLB adalah surat ketetapan
retribusi
yang
menentukan
jumlah
kelebihan
pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi
lebih besar daripada retribusi yang terutang atau
seharusnya tidak terutang.
29. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya
disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan
retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga
dan/atau denda.
30.
Kas Daerah adalah kas Pemerintah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
-5-
31. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun
dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan
secara
objektif
dan
profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan
pemenuhan
dan/atau
untuk
kewajiban
tujuan
melaksanakan
ketentuan
undangan retribusi daerah.
lain
retribusi
daerah
dalam
rangka
peraturan
perundang-
32. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah
adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di
bidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.
BAB II
JENIS DAN GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 2
Retribusi Jasa Umum terdiri dari 3 jenis:
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;
b. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; dan
c. Retribusi Pelayanan Pendidikan.
Pasal 3
Jenis Retribusi sebagaimana dimaksud
termasuk golongan Retribusi Jasa Umum.
dalam
Pasal
2
BAB III
RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
Bagian Kesatu
Nama, Objek, dan Subjek Retribusi
Pasal 4
Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut
Retribusi sebagai pembayaran atas Jasa pelayanan kesehatan
pada:
a. Balai Laboratorium Kesehatan; dan
b. Balai Hyperkes.
Pasal 5
(1) Objek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan
kesehatan yang disediakan atau diberikan di Balai
Laboratorium Kesehatan dan
Kepulauan Bangka Belitung.
(2)
Balai
Hyperkes
Provinsi
Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
-6-
Pasal 6
(1) Jenis
pelayanan
Laboratorium
adalah
Kesehatan
dan
pelayanan
pelayanan
Pemeriksaan
pemeriksaan
kesehatan.
(2) Jenis pelayanan kesehatan pada Balai Laboratorium
Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pemeriksaan hematologi;
b.
c.
pemeriksaan kimia klinik;
pemeriksaan immunologi;
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
pengambilan
pemeriksaan
mikrobiologi;
mikrobiologi udara;
uji kesehatan;
bakteriologi makanan, minuman dan air;
kimia lingkungan;
toksikologi;
sampel; dan
biomolekuler.
(3) Jenis
pelayanan
kesehatan
pada
Balai
Hyperkes
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pemeriksaan fisik kesehatan umum;
b. pemeriksaan laboratorium;
c. pemeriksaan visus mata;
d. pemeriksaan laboratorium kimia dasar (paket);
e. pemeriksaan kadar cholinesterase (kualitatif)
f. pemeriksaan serologi
g. pemeriksaan audiometri;
h. pemeriksaan spirometri; dan
i. uji kelelahan kerja.
Pasal 7
Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang
mendapat pelayanan kesehatan
Kesehatan dan Balai Hyperkes.
di
Balai
Laboratorium
Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa, dan
Prinsip Penetapan Tarif Retribusi
Pasal 8
Tingkat penggunaan Jasa diukur berdasarkan klasifikasi, jenis
dan kuantitas pelayanan, sarana, dan prasarana yang
digunakan.
Pasal 9
(1) Prinsip penetapan besarnya tarif Retribusi didasarkan
pada tujuan untuk menutupi biaya penyelenggaraan
pemberian
pelayanan
kesehatan
dengan
mempertimbangkan
kemampuan
masyarakat,
aspek
keadilan dan efektifitas pengendalian atas pelayanan
tersebut.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk
biaya investasi prasarana,
biaya operasional,
dan
pemeliharaan serta jasa pelayanan.
-7-
(3) Dalam hal keadaan darurat, musibah, bencana alam dan
penyebaran wabah penyakit yang melanda daerah,
Gubernur dapat membebaskan segala pemungutan atas
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
(4) Pengenaan
tarif
Retribusi
pada
kegiatan
yang
diselenggarakan secara nasional maka besarnya tarif
Retribusi sesuai dengan yang telah ditetapkan secara
nasional.
Bagian Ketiga
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 10
(1) Struktur tarif Retribusi digolongkan berdasarkan jenis
pelayanan kesehatan yang diberikan.
(2) Tarif Retribusi disusun berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan.
(3) Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan sebagai jumlah pembayaran per satuan
pelayanan/jasa.
(4) Biaya pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) tercermin dalam tarif retribusi sebagai berikut:
a. Jasa sarana; dan
b. Jasa pelayanan.
(5) Pola tarif Retribusi dihitung berdasarkan pedoman pola
tarif yang ditetapkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
(6) Tarif dan tata cara pelayanan kesehatan peserta BPJS,
Jamkesmas, Jamkesda, Jamsostek dan Badan Penjamin
Kesehatan, diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 11
(1) Struktur dan besarnya tarif Retribusi pada Balai
Laboratorium Kesehatan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Peraturan Daerah ini.
(2) Struktur dan besarnya tarif Retribusi pada Balai Hyperkes
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan
Daerah ini.
(3) Tarif Retribusi dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga)
tahun sekali dengan memperhatikan indeks harga dan
perkembangan perekonomian.
(4) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) diatur dengan Peraturan Gubernur.
Bagian Keempat
Wilayah Pemungutan
Pasal 12
Retribusi dipungut di wilayah tempat pelayanan kesehatan
diberikan yaitu pada Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dan Balai Hyperkes Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
BAB IV
RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA
Bagian Kesatu
Nama, Objek, dan Subjek Retribusi
Pasal 13
Dengan nama Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas Jasa pelayanan
pencetakan peta.
Pasal 14
(1) Objek Retribusi adalah pelayanan pencetakan peta yang
dibuat oleh Pemerintah Daerah yang terdiri dari:
a. Peta informasi Wilayah Pertambangan (WP);
b. Peta wilayah Izin Usaha Pertambangan(WIUP);
c. Peta Izin Usaha pertambangan (IUP);
d. Peta Izin pertambangan rakyat (IPR);
e. Peta kemajuan Tambang; dan
f. Peta Rencana Tambang.
(2) Pencetakan peta disediakan dengan ukuran kertas:
a. AO;
b. Al
c.
A2
d. A3 dan
e. A4/F4.
Pasal 15
Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan pencetakan peta yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa, dan
Prinsip Penetapan Tarif Retribusi
Pasal 16
Tingkat penggunaan Jasa Retribusi Penggantian Biaya Cetak
Peta diukur berdasarkan jumlah lembar peta yang dicetak
dan/atau ukuran kertas yang digunakan dalam pemberian
layanan pencetakan peta.
Pasal 17
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi
didasarkan pada kebijakan Pemerintah Daerah dengan
memperhatikan
biaya
penyediaan
Jasa,
informasi
pertambangan dan efektifitas pengendalian atas pelayanan
pencetakan peta, kemampuan masyarakat, aspek keadilan
prinsip nilai dan kepastian hukum.
-9-
Bagian Ketiga
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 18
(1) Struktur dan besarnya tarif Retribusi Penggantian Biaya
Cetak Peta berdasarkan Jasa pelayanan percetakan peta
sesuai dengan jumlah lembar peta yang dicetak dan/atau
ukuran kertas yang digunakan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran III Peraturan Daerah ini.
(2) Tarif Retribusi dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga)
tahun sekali dengan memperhatikan indeks harga dan
perkembangan perekonomian.
(3) Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diatur dengan Peraturan Gubernur.
Bagian Keempat
Wilayah Pemungutan dan Masa Retribusi
Pasal 19
(1) Retribusi dipungut di wilayah daerah tempat pelayanan
diberikan.
(2) Pemungutan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipungut oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral.
Pasal 20
Masa retribusi ditetapkan sejak
dokumen lain yang dipersamakan.
diterbitkan
SKRD
atau
BAB V
RETRIBUSI PELAYANAN PENDIDIKAN
Bagian Kesatu
Nama, Objek, dan Subjek Retribusi
Pasal 21
Dengan nama Retribusi Pelayanan Pendidikan dipungut
Retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan teknis oleh Pemerintah Daerah.
Pasal 22
Objek Retribusi adalah pelayanan penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan teknis oleh Pemerintah Daerah.
Pasal 23
Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang
menggunakan/menikmati
pelayanan
penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan teknis oleh Pemerintah Daerah.
Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa, dan
Prinsip Penetapan Tarif Retribusi
-10
Pasal 24
Tingkat penggunaan Jasa diukur berdasarkan jenis pelayanan
pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah.
Pasal 25
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi
didasarkan pada biaya penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan dan
efektifitas pengendalian atas penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan tersebut.
Bagian Ketiga
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 26
(1) Struktur
dan
besarnya
tarif Retribusi
Pelayanan
Pendidikan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV
Peraturan Daerah ini.
(2) Tarif Retribusi dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga)
tahun sekali dengan memperhatikan indeks harga dan
perkembangan perekonomian.
(3) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diatur dengan Peraturan Gubernur.
Bagian Keempat
Wilayah Pemungutan
Pasal 27
Retribusi dipungut di wilayah
penyelenggaraan pendidikan.
Daerah
tempat
pelayanan
BAB VI
PENENTUAN PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARAN,
ANGSURAN, DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN
Pasal 28
(1) Retribusi menjadi terhutang terhitung pada saat Wajib
Retribusi memperoleh Jasa pelayanan.
(2) Jumlah Retribusi yang terhutang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
(3) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan.
(4) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dapat berupa karcis, kupon, dan kartu
langganan.
Pasal 29
(1) Pembayaran Retribusi yang terhutang sebagaimana
dimaksud dalam pasal 24 dilakukan pada tempat
pembayaran yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah.
-11-
(2) Seluruh hasil penerimaan Retribusi disetor ke Kas Daerah
secara bruto.
Pasal 30
(1) Wajib Retribusi harus membayar seluruh Retribusi yang
terhutang secara tunai/lunas paling lambat pada saat
jatuh tempo pembayaran sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Gubernur atas permohonan Wajib Retribusi setelah
memenuhi
persyaratan
yang
ditentukan
dapat
memberikan persetujuan kepada Wajib Retribusi untuk
mengangsur atau menunda pembayaran Retribusi yang
terhutang dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua
persen) sebulan.
Pasal 31
Ketentuan
mengenai
tata
cara
pembayaran,
penyetoran,
tempat pembayaran, angsuran dan penundaan pembayaran
Retribusi diatur dengan Peraturan Gubernur.
BAB VII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 32
(1) Wajib Retribusi yang tidak membayar tepat pada waktunya
atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari
Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar
atau ditagih dengan menggunakan STRD.
(2) Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) didahului dengan surat teguran yang dikeluarkan
oleh pejabat yang ditunjuk.
BAB VIII
PENAGIHAN
Pasal 33
(1) Pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan setelah 7
(tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran dengan
mengeluarkan surat bayar/penyetoran atau surat lainnya
yang sejenis sebagai awal
tindakan
pelaksanaan
penagihan.
(2) Wajib Retribusi harus melunasi Retribusi terutang dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran
disampaikan.
BAB IX
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 34
(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi
dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada
Gubernur.
-12-
(2) Gubernur dalam jangka waktu 6 (enam) bulan, sejak
diterimanya
permohonan
pengembalian >kelebihan
pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) telah lewat dan Gubernur tidak memberi suatu
keputusan, maka permohonan pengembalian dianggap
dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka
waktu 1 (satu) bulan.
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi,
kelebihan pembayaran Retribusi langsung diperhitungkan
untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.
(5)
Pengembalian
kelebihan
pembayaran
Retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 2
(dua)
bulan sejak
diterbitkanya SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi
dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Gubernur
memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen)
sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan
pembayaran Retribusi.
—>
(7) Ketentuan mengenai tata cara pengembalian kelebihan
pembayaran Retribusi diatur dengan Peraturan Gubernur.
BABX
KEBERATAN
Pasal 35
(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya
kepada Gubernur atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Keberatan diajukan
secara tertulis dalam bahasa
Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali
jika Wajib Retribusi dapat menunjukkan jangka waktu itu
di luar kekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) adalah suatu keadaan di luar kehendak atau
kekuasaan Wajib Retribusi.
(5)
Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar
Retribusi dan pelaksanaan penagihan Retribusi.
Pasal 36
(1) Gubernur dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal surat keberatan diterima, harus memberi
keputusan atas
keberatan yang diajukan dengan
menerbitkan surat keputusan keberatan.
(2) Surat keputusan keberatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian,
menolak atau menambah besarnya Retribusi terutang.
v
13-
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) telah lewat dan gubernur tidak memberi suatu
keputusan, maka keberatan yang diajukan tersebut
dianggap dikabulkan seluruhnya.
BAB XI
KEDALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 37
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi
kedaluwarsa setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahun
terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jika
Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang
Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tertangguh jika:
a. ditertibkan surat teguran; atau
b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi,
baik langsung maupun tidak langsung.
(3) Dalam hal ditertibkan surat teguran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, kadaluarsa penagihan
dihitung sejak tanggal diterimanya surat teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi
dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai
utang
Retribusi dan
belum
melunasinya kepada
Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat
diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau
penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh
Wajib Retribusi.
BAB XII
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 38
(1) Instansi
yang
melaksanakan
pemungutan
Retribusi
diberikan insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
(3) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebesar 3% (tiga persen) dari target penerimaan Retribusi.
(4) Tata
cara
pemberian
dan
pemanfaatan
insentif
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan
Peraturan
Gubernur
sesuai
peraturan
perundangundangan.
-14
BAB XIII
TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG
RETRIBUSI YANG KADALUWARSA
Pasal 39
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena
hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa
dapat dihapuskan.
(2) Gubernur menetapkan keputusan penghapusan piutang
Retribusi Daerah yang sudah kedaluwarsa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah
kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Gubernur.
BAB XIV
PEMERIKSAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 40
(1) Gubernur berwenang melakukan pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi dalam
rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan
retribusi.
(2) Wajib Retribusi yang diperiksa wajib:
a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau
catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan
dokumen lain yang berhubungan dengan objek
retribusi yang terutang;
b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau
ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan
guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau
c. memberikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan
Retribusi diatur dengan Peraturan Gubernur.
Pasal 41
(1) Pengawasan atas pelaksanaan Peraturan Daerah ini
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(2) Ketentuan mengenai tata cara pengawasan diatur dengan
Peraturan Gubernur.
BAB XV
PENYIDIKAN
Pasal 42
(1)
Pejabat
pegawai
negeri
sipil
tertentu
di
lingkungan
pemerintah daerah diberi wewenang khusus sebagai
penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di
bidang Retribusi, sebagaimana dimaksud dalam undangundang hukum acara pidana.
- 15-
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan
pemerintah daerah yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang
sesuai
perundang-undangan.
dengan
ketentuan
peraturan
(3) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah:
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti
keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak
pidana di bidang Retribusi agar keterangan atau
laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan
mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran
perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak
pidana Retribusi;
c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang
pribadi atau Badan sehubungan dengan tindak pidana
di bidang Retribusi;
d. memeriksa buku, catatan dan dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana di bidang Retribusi;
e. melakukan pengeledahan untuk mendapatkan barang
bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen lain serta
melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut;
f. meminta
bantuan
tenaga
ahli
dalam
rangka
pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang
Retribusi;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang
meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan berlangsung dan memeriksa identitas
orang, benda dan/atau dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang berkaitan dengan tindak pidana di
bidang Retribusi;
i. memanggil seseorang untuk didengar keterangannya
dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atau
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Penyidik
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
memberitahukan
dimulainya
penyidikan
dan
menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut
Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-undang Hukum Acara Pidana.
BAB XVI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 43
(1)
Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya
sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda
paling banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi yang terutang
yang tidak atau kurang dibayar.
16-
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pelanggaran.
(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
penerimaan negara.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 44
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:
a.
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Retribusi
Jasa Umum (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2011 Nomor 1 Seri C);
b.
Peraturan
Daerah
Nomor
13
Tahun
2015
tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011
tentang Retribusi Jasa Umum (Lembaran Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 Nomor 2 Seri C);
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 45
Peraturan
Daerah
diundangkan.
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Ditetapkan di Pangkalpinang
pada tanggal ^% St(%ffl]CK
GUBERNUR
KEPULAUAN BANGKA-^ELITUNG,
OSMAN
Diundangkan di Pangkalpinang
pada tanggal 1% Qffrttfcr Ttifr
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
GAWANDI
LEMBARAN
DAERAH
PROVINSI
KEPULAUAN
BANGKA
BELITUNG TAHUN
2017 NOMOR i SERlC
NOREG
PERATURAN
NOMOR(0/2017
DAERAH
PROVINSI
KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
LAMPIRAN I
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM
NOMOR
:
TANGGAL
:
TAHUN 2017
2017
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
PADA LABORATORIUM KESEHATAN
JENIS PEMERIKSAAN
NO
I
METODE PEMERIKSAAN
TARIF
HEMATOLOGI
0 Darah lengkap (1 sd 9)
1. Hemaglobin
2. LED
3. Hitung Jenis
4. Eritrosit
5. Trombosit
6. Hematokrit
7. MCV
8. MCH
9. MCHC
50.000
Westerngreen
Westerngreen
Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer
>
Waktu Perdarahan
Timer
10.000
>
Waktu Pembekuan
Timer
10.000
>
Rumple Leed
>
RH Faktor
10.000
>
Gol Darah
Tourniquet
Aglutinasi
Aglutinasi
II
KIMIA KLINIK
A
DARAH
0
8.000
15.000
FUNGSI HATI
-Bilirubin Total
-Bilirubin Indirect
-Bilirubin Direct
-Albumin
-Globulin
-SGOT/AST
-SGPT/ALT
-Alkali phosphatase
-Gamma GT
-Cholinesterase
0
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
17.500
17.500
17.500
15.000
15.000
20.000
20.000
20.000
25.000
35.000
PROTIL LIPID
-Cholesterol Total
-HDL Cholesterol
-LDL Cholesterol
-Triglycerida
0
FUNGSI GINJAL
-Ureum
-Uric Acid
-Creatinen
0
Semi auto chemistry
Semi auto chemistry
Semi auto chemistry
Semi auto chemistry
Spectrofotometer
Semi auto chemistry
Semi auto chemistry
Semi auto chemistry
25.000
Spectrofotometer
Spectrofotometer
Spectrofotometer
55.000
Spectrofotometer
Spectrofotometer
Spectrofotometer
12.500
22.500
22.500
25.000
17.000
17.000
17.000
FUNGSI JANTUNG
-CPK
-CK-MB
t
nu
-LDH
0
70.000
40.000
FUNGSI METABOLISME
KARBOHIDRAT
-Gula Darah Sewaktu
-Gula Darah Puasa
-Gula Darah Puasa dan 2 Jam
12.500
12.500
setelah pengambilan darah puasa
-
Hbalc
0
ELEKTROLIT
-Calsium
-Phospor
-Natrium ,Kalium,Chlorida
Imunoturbidimeter
Spectrofotometer
Ion analyzer
Ion analyzer
Ion analyzer
160.000
30.000
30.000
90.000
0
B
FUNGSI PANCREAS
-lipase
-Amylase
Elisa
50.000
Elisa
40.000
-Liron
Elisa
45.000
-TIBC
Elisa
25.000
Dipstick
35.000
URINALISA
0
Urina Lengkap
(pH, Protein, Reduksi, Bilirubin, Urobilin,
RfTTziHin
K>tnn
Nitrit
Rerat .Ipnis
T^krisit
0
Microalbuminuria
fotometer
0
Tes Kehamilan
Dipstick
C
ANALISA CAIRAN TUBUH
III
IMMUNOLOGI
0
Analisa Cairan Sperma
A
Widal
ELISA
40.000
HB S Ag
ELISA
60.000
0
Anti HBs
ELISA
60.000
0
T3
ELISA
125.000
0
T4
ELISA
125.000
0
TSH
ELISA
110.000
0
HIV
ELISA
90.000
0 Toxo IgG
0 Toxo IgM
ELISA
120.000
ELISA
120.000
0
ELISA
60.000
ELISA
125.000
DHF
MIKROBIOLOGI
DIREK PREPARAT
- Cross Chek Malaria
- Filaria
- BTA
- Cross Chek TB
- Faeces Rutin
- Darah Semar
- Resistensi
Pemeriksaan Mikrobiologi Udara
ALT Udara (per titik)
Jamur/ Kapang/ Khamir
Identifikasi Kuman
VI
VII
Mikroskopis
Mikroskopis
Mikroskopis
Mikroskopis
20.000
15.000
20.000
17.500
Mikroskopis
Mikroskopis
Mikroskopis
25.000
Kultur/ resistensi
Kultur/ resistensi
90.000
15.000
20.000
Biakan/Kultur TBC/BTA
- Kultur
V
70.000
0
- Malaria
B
17.500
0
0 Chikungunya IgM
IV
110.000
PEMERIKSAAN UJI
Mikrobiologi
Mikrobiologi
Mikrobiologi
75.000
130.000
125.000
130.000
KESEHATAN
0
Buta Warna
17.500
0
Pemeriksaan Fisik
30.000
BAKTERIOLOGI
MAKANAN, MINUMAN
DAN AIR
A
B
C
D
E
MPN
Coliform
MPN-Filter
80.000
Coli Fecal/ Coli Tinja
MPN-Filter
100.000
ALT
Kultur
70.000
Salmonella
Kultur
110.000
Shigella
Kultur
110.000
E
Kultur
120.000
Vibrio
Kultur
100.000
Staphylococcus aureus
Kultur
130.000
Kultur
Coli
Makanan
- Formalin
Rapid Test
- Boraks
Rapid Test
35.000
- Rodamin
TLC
45.000
35.000
Pemanis
- Sacharin
KLT
30.000
- Aspartam
KLT
30.000
- Siklamat
KLT
30.000
Pengawet
VIII
-Benzoat
KLT
35.000
- Salysilat
KLT
35.000
KIMIA LINGKUNGAN
A
KIMIA FISIKA AIR PAKET LENGKAP
1
Paket Air Minum
500.000
2
Paket Air Bersih
500.000
3
Paket Air
4
Paket Air Limbah
Baku
550.000
550.000
B
FISIKA AIR
1
Suhu
Potensiometri
10.000
2
Rasa
3
Bau
10.000
4
Warna
Organoleptik
Organoleptik
Spectrofotometri
5
Kekeruhan
Potensiometri
10.000
6
Benda Terapung
Mikroskopis
10.000
7
Konduktiviti
10.000
Visual
10.000
10
Daya Hantar Listrik
Kerjernihan
Zat Tersuspensi
Zat Terendap
11
8
9
10.000
10.000
Gravimetri
10.000
Gravimetri
10.000
Salinitas
Potensiometri
10.000
12
Conduktivity
Potensiometri
10.000
13
Sisa Clor
Spectrofotometri
10.000
14
DHL
Potensiometri
10.000
15
Kadar Air
Gravimetri
16
Deterjen/ sulfaktan
spectrotometri
C
KIMIA AIR
25.000
125.000
1
Fluorida
Spectrofotometer
2
Titrimetri
25.000
5
Sulfat
30.000
6
Amoniak
7
Sulfida (H2S)
Spectrofotometer
Spectrofotometer
Spectrofotometer
Spectrofotometer
Spectrofotometer
30.000
4
Clorida (CI)
Nitrit (N03)
Nitrat (N02)
8
Kesadahan
Titrimetri
20.000
9
Potensiometri
20.000
Titrimetri
30.000
11
pH
Zat Organik
Nitrogen Total
12
Phosfat
13
14
Alumunium (Al)
Cromium (Cr)
15
Arsen
16
Titrimetri
20.000
18
Angka KMn 04
Oksigen Terlarut
Oksidan (03)
Spektrofotometri
Gas Analyzer
35.000
19
Oksigen Terabsorsi
Titrimetri
20.000
20
Gas Analyzer
Spektrofotometri
80.000
21
Oksida Nitrogen (Nox)
Sulfida sebagai H25
22
C02 Agresif
Titrimetri
20.000
23
Boron
Spektrofotometri
40.000
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
40.000
- Seng (Zn)
Spektrofotometri
40.000
-Tembaga (Cu)
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
40.000
3
10
17
D
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
30.000
30.000
30.000
30.000
75.000
25.000
35.000
35.000
40.000
30.000
80.000
30.000
LOGAM
-Cyanida
-Besi (Fe)
-Mangan (Mn)
-Crom
- Nikel
-Cobalt (Co)
40.000
40.000
40.000
60.000
45.000
-Calcium (Ca)
-Magnesium (Mg)
-Natrium (Na)
-Kalium
-Selenium (Se)
-Logam berat dalam darah
E
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
45.000
40.000
40.000
40.000
60.000
AAS
150.000
-Cadmium (Cd)
-Timbal (Pb)
-Arsen (As)
-Mangan (Mn)
-Seng (Zn)
-Tembaga (Cu)
AAS
110.000
AAS
110.000
AAS
110.000
AAS
110.000
AAS
110.000
AAS
110.000
-Crom total
AAS
110.000
- Nikel
AAS
110.000
-Cobalt (Co)
-Calcium (Ca)
-Magnesium (Mg)
-Natrium (Na)
AAS
110.000
AAS
110.000
AAS
110.000
AAS
110.000
-Kalium
AAS
110.000
-Selenium (Se)
-Air Raksa (Hg)
AAS
110.000
AAS
110.000
AAS + Grafite Furnace
LAIN- LAIN
DC
35.000
-BOD
Pastel UV
-COD
Pastel UV
35.000
-Minyak Lemak
- Zat Padat Terlarut (DO)
Titrimetri
120.000
Potensiometri
25.000
-Phenol
Spectrofotometri
25.000
-Cyanida SNI
Spectrofotometri
40.000
-Calcium /Ca( Titrasi)
Titrimetri
40.000
Rapid
Rapid
Rapid
Rapid
Rapid
Rapid
40.000
TOKSIKOLOGI
NAPZA
-Morphin(MOP)
-Metamphetamin(MET)
-Amphetamin(AMP)
-Ganja ,Marijuana(THC)
-Benzodiazepam(BZO)
- AMP,MOP,THC
X
XI
Test
Test
Test
Test
Test
Test
40.000
40.000
40.000
40.000
120.000
PENGAMBILAN SAMPEL
Rectal
Swab
25.000
Nasopharink
Tenggorokan
Alat/Peralatan
Tangan
Swab
25.000
Swab
25.000
Swab
25.000
Swab
25.000
PEMERIKSAAN BIOMOLEKULER
Kandungan Babi (kehalalan)
DHF (subtype)
Hepatitis B (HBV) DNA
Hepatitis C (HBV) RNA
PCR
250.000
PCR
250.000
PCR
200.000
PCR
250.000
HIV
PCR
250.000
TB
PCR
200.000
Salmonella typhi
E.Coli Patogen
PCR
200.000
PCR
200.000
Difteri
PCR
250.000
Malaria (subtype)
PCR
250.000
GUBERNUR
/
KEPULAUAN BANGKA-6ELITUNG,
MAN
LAMPIRAN II
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM
NOMOR
TANGGAL
TAHUN 2017
:
2017
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PADA
UPTD BALAI HYPERKES
TARIF (Rp)
JENIS PEMERIKSAAN
NO.
1.
Pemeriksaan fisik kesehatan umum
2.
pemeriksaan Laboratorium
30.000,00
50.000,00
35.000,00
20.000,00
- darah rutin
- urine rutin
3.
Pemeriksaan visus mata
4.
Pemeriksaan lab. Kimia dasar (paket)
200.000,00
- Bilirubin total
- Cholesterol total
-Glukosa sewaktu
-SGOT
-SGPT
- Asam urat
5.
6.
35.000,00
Pemeriksaan kadar cholinesterase (kualitatif)
Pemeriksaan Serologi
- HBS Ag
60.000,00
- Anti HBS
60.000,00
7.
Pemeriksaan Audiometri
8.
Pemeriksaan Spirometri
40.000,00
40.000,00
9.
Uji kelelahan kerja
50.000,00
GUBERNUR
KEPULAUAN BANG
OSMAN
ITUNG,
LAMPIRj\N III
PERATU RAN DAERAH
BANGK/ i BELITUNG
-
TENTAN G
PROVINSI KEPULAUAN
RETRIBUSI JASA UMUM
NOMOR
:
TANGG/ \L
:
TAHUN 2017
2017
STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA
PADA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
1
. Peta Informasi Wilayah Pertambangan
Jenis
No.
2
1.
Peta Informasi Ukuran AO
2.
Peta Informasi Ukuran A3
3.
Peta Informasi Ukuran A4/F4
Tarif ( Rp )
2.000.000,00 /lembar
1.000.000,00/ lembar
1.000.000,00/2 lembar
!. Peta Wilayah Izin Usaha Pertambangan / WIUP
Peta WIUP 5-50 Hektar A3/A4/F4
Peta WIUP >50-500 Hektar A3/A4/F4
Tarif ( Rp )
4.000.000 / 4 lembar
6.000.000 / 4 lembar
Peta WIUP >500-1.000 Hektar A3/A4/F4
Peta WIUP > 1.000 Hektar A3 /A4/F4
8.000.000 / 4 lembar
8.000.000 / 4 lembar
Jenis
No.
1.
2.
3.
4.
\. Peta Izin Usaha Pertambangan / IUP
r
Peta IUP Eksplorasi A4/F4
Peta IUP Operasi Produksi A4/F4
1.
2.
t
\. Peta Izin Pertambangan Rakyat/IPR
Jenis
No.
i
Tarif ( Rp )
4.000.000 / 4 lembar
6.000.000 / 4 lembar
Jenis
No.
1.
Peta IPR untuk perorangan A4/F4
2.
Peta IPR untuk Koperasi A4/F4
Tarif (Rp)
1.000.000 /4 lembar
2.000.000 /4 lembar
5. Peta Kemajuan Tambang
Tarif (Rp)
Jenis
No.
2.
Peta Kemajuan Tambang, luas < 200 hektar A3
Peta Kemajuan Tambang, Luas 200-500 hektar A2
3.
Peta Kemaiuan Tambang, >500 hektar Al
1.
8.000.000 / 4 lembar
10.000.000 /4 lembar
15.000.000/4 lembar
6. Peta Rencana Tambang
Jenis
No.
2.
Peta Rencana Tambang, luas 500 hektar Al
1.
Tarif (Rp)
8.000.000 / 4 lembar
10.000.000 / 4 lembar
15.000.000 / 4 lembar
gubernur/
KEPULAU AN
BANGKAjPELITUNG,
VEJ RZAJ-0TROSMAN
-
-
«
-
LAMPIRAN IV
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM
NOMOR
:
TAHUN 2017
TANGGAL
:
2017
STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PENDIDIKAN
PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NO.
NAMA PELAYANAN PENDIDIKAN
TARIF (Rp)
KETERANGAN
1.
Diklat Prajabatan Golongan I / II
9.296.000
Per Peserta
2.
Diklat Prajabatan Golongan III
9.296.000
Per Peserta
3.
Diklat Prajabatan Kategori 1 dan 2
2.242.000
Per Peserta
4.
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
20.230.000
Per Peserta
5.
Diklat Kepemimpinan Tingkat III
22.125.000
Per Peserta
GUBERNUR
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
ROSMAN
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NOMOR 10 TAHUN 2017
TENTANG
RETRIBUSI dASA UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
Menimbang
: a.
bahwa retribusi daerah merupakan sumber pendapatan
yang
penting guna
mendanai
penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah untuk
memantapkan otonomi daerah yang luas, nyata, dan
bertanggung jawab;
b.
bahwa
untuk
meningkatkan
pelayanan
kepada
masyarakat yang sejalan dengan kebutuhan biaya
pelayanan serta kemampuan masyarakat perlu adanya
pengaturan tentang biaya yang dikenakan kepada
masyarakat terhadap jasa pelayanan yang diberikan;
c.
bahwa Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Retribusi Jasa Umum sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2015, tidak dapat
lagi mengakomodir beberapa perkembangan terkait
penyesuaian atas objek Retribusi Jasa Umum di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sehingga harus diganti;
d.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa
Umum;
Mengingat
: 1.
Pasal
18
ayat
(6)
Undang-Undang
Dasar
Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2.
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
(Lembaran Negara Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4033);
3.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
4.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
dan
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1.
Daerah adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2.
Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3.
Pemerintah
4.
5.
6.
Provinsi
adalah
Pemerintah
Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah
yang
berkedudukan
sebagai
unsur
penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Gubernur
adalah
Gubernur
Kepulauan
Bangka
Belitung.
Sekretaris
Daerah
adalah
Sekretaris
Daerah
Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
7.
Dinas
Kesehatan
adalah
Dinas
Kesehatan
Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
8.
Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Laboratorium yang
selanjutnya disebut Balai Laboratorium adalah Balai
Laboratorium Kesehatan pada Dinas Kesehatan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
9.
Dinas Tenaga Kerja adalah Dinas Tenaga Kerja Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
10. Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Hygiene yang
selanjutnya disebut Balai Hygiene adalah Balai Hygiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja pada Dinas Tenaga
Kerja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
11. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral adalah Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kepulauan
12.
Bangka Belitung.
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah adalah Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
13. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang
merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha,
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan
Lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan yayasan, organisasi massa, organisasi
sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi
kolektif dan bentuk usaha tetap.
14. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi
adalah pemungutan Daerah sebagai pembayaran atas
Jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah
untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.
15. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha
dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas,
atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau Badan.
16. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan
oleh Pemeritah Daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau Badan.
17. Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam
rangka promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
kesehatan.
18. Pelayanan Laboratorium Kesehatan adalah segala
kegiatan pelayanan laboratorium kesehatan yang
diberikan kepada seseorang dalam rangka menegakkan
diagnosis,
dan
atau
pelayanan
pemeriksaan
laboratorium kesehatan lainnya.
19. Pelayanan Hygiene kesehatan perusahaan kesehatan
kerja yang selanjutnya disebut Hyperkes adalah segala
kegiatan pelayanan laboratorium kesehatan yang
diberikan kepada seseorang dalam rangka menegakkan
diagnosis, dan atau pelayanan laboratorium kesehatan
lainnya.
-4
20. Peta adalah suatu gambaran kewilayahan tentang
informasi Wilayah Pertambangan (WP), Wilayah Izin
Usaha Pertambangan (WIUP), Izin Usaha Pertambangan
(IUP), Izin Pertambangan Rakyat (IPR) Kemajuan
Tambang dan Rencana Tambang pada bidang datar
21.
22.
23.
24.
dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi.
Pelayanan pencetakan peta adalah Jasa pelayanan
pencetakan peta WP, WIUP, IUP, IPR, kemajuan
tambang dan rencana tambang oleh Pemerintah Daerah.
Pelayanan
Pendidikan
adalah
segala
pelayanan
pendidikan yang diberikan kepada seseorang dalam
rangka proses pengubahan sikap dan tatalaku
seseorang
atau
kelompok
orang
dalam
usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pendidikan dan
pelatihan.
Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang
menurut peraturan perundang-undangan retribusi
diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,
termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.
Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu
yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi
untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari
Pemerintah Daerah.
25. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai
dari penghimpunan data obyek dan subyek retribusi,
penentuan besarnya retribusi yang terutang, sampai
kepada kegiatan penagihan retribusi kepada Wajib
Retribusi serta pengawasan penyetorannya.
26. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya
disingkat SSRD adalah bukti pembayaran atau
penyetoran
retribusi
yang
dilakukan
dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan
cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran
yang ditunjuk oleh gubernur.
27. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya
disingkat SKRD, adalah surat ketetapan retribusi yang
menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang
terutang.
28. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang
selanjutnya disingkat SKRDLB adalah surat ketetapan
retribusi
yang
menentukan
jumlah
kelebihan
pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi
lebih besar daripada retribusi yang terutang atau
seharusnya tidak terutang.
29. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya
disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan
retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga
dan/atau denda.
30.
Kas Daerah adalah kas Pemerintah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
-5-
31. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun
dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan
secara
objektif
dan
profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan
pemenuhan
dan/atau
untuk
kewajiban
tujuan
melaksanakan
ketentuan
undangan retribusi daerah.
lain
retribusi
daerah
dalam
rangka
peraturan
perundang-
32. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah
adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di
bidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.
BAB II
JENIS DAN GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 2
Retribusi Jasa Umum terdiri dari 3 jenis:
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;
b. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; dan
c. Retribusi Pelayanan Pendidikan.
Pasal 3
Jenis Retribusi sebagaimana dimaksud
termasuk golongan Retribusi Jasa Umum.
dalam
Pasal
2
BAB III
RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
Bagian Kesatu
Nama, Objek, dan Subjek Retribusi
Pasal 4
Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut
Retribusi sebagai pembayaran atas Jasa pelayanan kesehatan
pada:
a. Balai Laboratorium Kesehatan; dan
b. Balai Hyperkes.
Pasal 5
(1) Objek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan
kesehatan yang disediakan atau diberikan di Balai
Laboratorium Kesehatan dan
Kepulauan Bangka Belitung.
(2)
Balai
Hyperkes
Provinsi
Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
-6-
Pasal 6
(1) Jenis
pelayanan
Laboratorium
adalah
Kesehatan
dan
pelayanan
pelayanan
Pemeriksaan
pemeriksaan
kesehatan.
(2) Jenis pelayanan kesehatan pada Balai Laboratorium
Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pemeriksaan hematologi;
b.
c.
pemeriksaan kimia klinik;
pemeriksaan immunologi;
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
pengambilan
pemeriksaan
mikrobiologi;
mikrobiologi udara;
uji kesehatan;
bakteriologi makanan, minuman dan air;
kimia lingkungan;
toksikologi;
sampel; dan
biomolekuler.
(3) Jenis
pelayanan
kesehatan
pada
Balai
Hyperkes
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pemeriksaan fisik kesehatan umum;
b. pemeriksaan laboratorium;
c. pemeriksaan visus mata;
d. pemeriksaan laboratorium kimia dasar (paket);
e. pemeriksaan kadar cholinesterase (kualitatif)
f. pemeriksaan serologi
g. pemeriksaan audiometri;
h. pemeriksaan spirometri; dan
i. uji kelelahan kerja.
Pasal 7
Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang
mendapat pelayanan kesehatan
Kesehatan dan Balai Hyperkes.
di
Balai
Laboratorium
Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa, dan
Prinsip Penetapan Tarif Retribusi
Pasal 8
Tingkat penggunaan Jasa diukur berdasarkan klasifikasi, jenis
dan kuantitas pelayanan, sarana, dan prasarana yang
digunakan.
Pasal 9
(1) Prinsip penetapan besarnya tarif Retribusi didasarkan
pada tujuan untuk menutupi biaya penyelenggaraan
pemberian
pelayanan
kesehatan
dengan
mempertimbangkan
kemampuan
masyarakat,
aspek
keadilan dan efektifitas pengendalian atas pelayanan
tersebut.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk
biaya investasi prasarana,
biaya operasional,
dan
pemeliharaan serta jasa pelayanan.
-7-
(3) Dalam hal keadaan darurat, musibah, bencana alam dan
penyebaran wabah penyakit yang melanda daerah,
Gubernur dapat membebaskan segala pemungutan atas
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
(4) Pengenaan
tarif
Retribusi
pada
kegiatan
yang
diselenggarakan secara nasional maka besarnya tarif
Retribusi sesuai dengan yang telah ditetapkan secara
nasional.
Bagian Ketiga
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 10
(1) Struktur tarif Retribusi digolongkan berdasarkan jenis
pelayanan kesehatan yang diberikan.
(2) Tarif Retribusi disusun berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan.
(3) Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan sebagai jumlah pembayaran per satuan
pelayanan/jasa.
(4) Biaya pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) tercermin dalam tarif retribusi sebagai berikut:
a. Jasa sarana; dan
b. Jasa pelayanan.
(5) Pola tarif Retribusi dihitung berdasarkan pedoman pola
tarif yang ditetapkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
(6) Tarif dan tata cara pelayanan kesehatan peserta BPJS,
Jamkesmas, Jamkesda, Jamsostek dan Badan Penjamin
Kesehatan, diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 11
(1) Struktur dan besarnya tarif Retribusi pada Balai
Laboratorium Kesehatan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Peraturan Daerah ini.
(2) Struktur dan besarnya tarif Retribusi pada Balai Hyperkes
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan
Daerah ini.
(3) Tarif Retribusi dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga)
tahun sekali dengan memperhatikan indeks harga dan
perkembangan perekonomian.
(4) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) diatur dengan Peraturan Gubernur.
Bagian Keempat
Wilayah Pemungutan
Pasal 12
Retribusi dipungut di wilayah tempat pelayanan kesehatan
diberikan yaitu pada Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dan Balai Hyperkes Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
BAB IV
RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA
Bagian Kesatu
Nama, Objek, dan Subjek Retribusi
Pasal 13
Dengan nama Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas Jasa pelayanan
pencetakan peta.
Pasal 14
(1) Objek Retribusi adalah pelayanan pencetakan peta yang
dibuat oleh Pemerintah Daerah yang terdiri dari:
a. Peta informasi Wilayah Pertambangan (WP);
b. Peta wilayah Izin Usaha Pertambangan(WIUP);
c. Peta Izin Usaha pertambangan (IUP);
d. Peta Izin pertambangan rakyat (IPR);
e. Peta kemajuan Tambang; dan
f. Peta Rencana Tambang.
(2) Pencetakan peta disediakan dengan ukuran kertas:
a. AO;
b. Al
c.
A2
d. A3 dan
e. A4/F4.
Pasal 15
Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan pencetakan peta yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa, dan
Prinsip Penetapan Tarif Retribusi
Pasal 16
Tingkat penggunaan Jasa Retribusi Penggantian Biaya Cetak
Peta diukur berdasarkan jumlah lembar peta yang dicetak
dan/atau ukuran kertas yang digunakan dalam pemberian
layanan pencetakan peta.
Pasal 17
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi
didasarkan pada kebijakan Pemerintah Daerah dengan
memperhatikan
biaya
penyediaan
Jasa,
informasi
pertambangan dan efektifitas pengendalian atas pelayanan
pencetakan peta, kemampuan masyarakat, aspek keadilan
prinsip nilai dan kepastian hukum.
-9-
Bagian Ketiga
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 18
(1) Struktur dan besarnya tarif Retribusi Penggantian Biaya
Cetak Peta berdasarkan Jasa pelayanan percetakan peta
sesuai dengan jumlah lembar peta yang dicetak dan/atau
ukuran kertas yang digunakan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran III Peraturan Daerah ini.
(2) Tarif Retribusi dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga)
tahun sekali dengan memperhatikan indeks harga dan
perkembangan perekonomian.
(3) Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diatur dengan Peraturan Gubernur.
Bagian Keempat
Wilayah Pemungutan dan Masa Retribusi
Pasal 19
(1) Retribusi dipungut di wilayah daerah tempat pelayanan
diberikan.
(2) Pemungutan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipungut oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral.
Pasal 20
Masa retribusi ditetapkan sejak
dokumen lain yang dipersamakan.
diterbitkan
SKRD
atau
BAB V
RETRIBUSI PELAYANAN PENDIDIKAN
Bagian Kesatu
Nama, Objek, dan Subjek Retribusi
Pasal 21
Dengan nama Retribusi Pelayanan Pendidikan dipungut
Retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan teknis oleh Pemerintah Daerah.
Pasal 22
Objek Retribusi adalah pelayanan penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan teknis oleh Pemerintah Daerah.
Pasal 23
Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang
menggunakan/menikmati
pelayanan
penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan teknis oleh Pemerintah Daerah.
Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa, dan
Prinsip Penetapan Tarif Retribusi
-10
Pasal 24
Tingkat penggunaan Jasa diukur berdasarkan jenis pelayanan
pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah.
Pasal 25
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi
didasarkan pada biaya penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan dan
efektifitas pengendalian atas penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan tersebut.
Bagian Ketiga
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 26
(1) Struktur
dan
besarnya
tarif Retribusi
Pelayanan
Pendidikan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV
Peraturan Daerah ini.
(2) Tarif Retribusi dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga)
tahun sekali dengan memperhatikan indeks harga dan
perkembangan perekonomian.
(3) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diatur dengan Peraturan Gubernur.
Bagian Keempat
Wilayah Pemungutan
Pasal 27
Retribusi dipungut di wilayah
penyelenggaraan pendidikan.
Daerah
tempat
pelayanan
BAB VI
PENENTUAN PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARAN,
ANGSURAN, DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN
Pasal 28
(1) Retribusi menjadi terhutang terhitung pada saat Wajib
Retribusi memperoleh Jasa pelayanan.
(2) Jumlah Retribusi yang terhutang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
(3) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan.
(4) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dapat berupa karcis, kupon, dan kartu
langganan.
Pasal 29
(1) Pembayaran Retribusi yang terhutang sebagaimana
dimaksud dalam pasal 24 dilakukan pada tempat
pembayaran yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah.
-11-
(2) Seluruh hasil penerimaan Retribusi disetor ke Kas Daerah
secara bruto.
Pasal 30
(1) Wajib Retribusi harus membayar seluruh Retribusi yang
terhutang secara tunai/lunas paling lambat pada saat
jatuh tempo pembayaran sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Gubernur atas permohonan Wajib Retribusi setelah
memenuhi
persyaratan
yang
ditentukan
dapat
memberikan persetujuan kepada Wajib Retribusi untuk
mengangsur atau menunda pembayaran Retribusi yang
terhutang dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua
persen) sebulan.
Pasal 31
Ketentuan
mengenai
tata
cara
pembayaran,
penyetoran,
tempat pembayaran, angsuran dan penundaan pembayaran
Retribusi diatur dengan Peraturan Gubernur.
BAB VII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 32
(1) Wajib Retribusi yang tidak membayar tepat pada waktunya
atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari
Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar
atau ditagih dengan menggunakan STRD.
(2) Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) didahului dengan surat teguran yang dikeluarkan
oleh pejabat yang ditunjuk.
BAB VIII
PENAGIHAN
Pasal 33
(1) Pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan setelah 7
(tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran dengan
mengeluarkan surat bayar/penyetoran atau surat lainnya
yang sejenis sebagai awal
tindakan
pelaksanaan
penagihan.
(2) Wajib Retribusi harus melunasi Retribusi terutang dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran
disampaikan.
BAB IX
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 34
(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi
dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada
Gubernur.
-12-
(2) Gubernur dalam jangka waktu 6 (enam) bulan, sejak
diterimanya
permohonan
pengembalian >kelebihan
pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) telah lewat dan Gubernur tidak memberi suatu
keputusan, maka permohonan pengembalian dianggap
dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka
waktu 1 (satu) bulan.
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi,
kelebihan pembayaran Retribusi langsung diperhitungkan
untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.
(5)
Pengembalian
kelebihan
pembayaran
Retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 2
(dua)
bulan sejak
diterbitkanya SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi
dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Gubernur
memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen)
sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan
pembayaran Retribusi.
—>
(7) Ketentuan mengenai tata cara pengembalian kelebihan
pembayaran Retribusi diatur dengan Peraturan Gubernur.
BABX
KEBERATAN
Pasal 35
(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya
kepada Gubernur atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Keberatan diajukan
secara tertulis dalam bahasa
Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali
jika Wajib Retribusi dapat menunjukkan jangka waktu itu
di luar kekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) adalah suatu keadaan di luar kehendak atau
kekuasaan Wajib Retribusi.
(5)
Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar
Retribusi dan pelaksanaan penagihan Retribusi.
Pasal 36
(1) Gubernur dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal surat keberatan diterima, harus memberi
keputusan atas
keberatan yang diajukan dengan
menerbitkan surat keputusan keberatan.
(2) Surat keputusan keberatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian,
menolak atau menambah besarnya Retribusi terutang.
v
13-
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) telah lewat dan gubernur tidak memberi suatu
keputusan, maka keberatan yang diajukan tersebut
dianggap dikabulkan seluruhnya.
BAB XI
KEDALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 37
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi
kedaluwarsa setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahun
terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jika
Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang
Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tertangguh jika:
a. ditertibkan surat teguran; atau
b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi,
baik langsung maupun tidak langsung.
(3) Dalam hal ditertibkan surat teguran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, kadaluarsa penagihan
dihitung sejak tanggal diterimanya surat teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi
dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai
utang
Retribusi dan
belum
melunasinya kepada
Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat
diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau
penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh
Wajib Retribusi.
BAB XII
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 38
(1) Instansi
yang
melaksanakan
pemungutan
Retribusi
diberikan insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
(3) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebesar 3% (tiga persen) dari target penerimaan Retribusi.
(4) Tata
cara
pemberian
dan
pemanfaatan
insentif
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan
Peraturan
Gubernur
sesuai
peraturan
perundangundangan.
-14
BAB XIII
TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG
RETRIBUSI YANG KADALUWARSA
Pasal 39
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena
hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa
dapat dihapuskan.
(2) Gubernur menetapkan keputusan penghapusan piutang
Retribusi Daerah yang sudah kedaluwarsa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah
kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Gubernur.
BAB XIV
PEMERIKSAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 40
(1) Gubernur berwenang melakukan pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi dalam
rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan
retribusi.
(2) Wajib Retribusi yang diperiksa wajib:
a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau
catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan
dokumen lain yang berhubungan dengan objek
retribusi yang terutang;
b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau
ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan
guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau
c. memberikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan
Retribusi diatur dengan Peraturan Gubernur.
Pasal 41
(1) Pengawasan atas pelaksanaan Peraturan Daerah ini
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(2) Ketentuan mengenai tata cara pengawasan diatur dengan
Peraturan Gubernur.
BAB XV
PENYIDIKAN
Pasal 42
(1)
Pejabat
pegawai
negeri
sipil
tertentu
di
lingkungan
pemerintah daerah diberi wewenang khusus sebagai
penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di
bidang Retribusi, sebagaimana dimaksud dalam undangundang hukum acara pidana.
- 15-
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan
pemerintah daerah yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang
sesuai
perundang-undangan.
dengan
ketentuan
peraturan
(3) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah:
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti
keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak
pidana di bidang Retribusi agar keterangan atau
laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan
mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran
perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak
pidana Retribusi;
c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang
pribadi atau Badan sehubungan dengan tindak pidana
di bidang Retribusi;
d. memeriksa buku, catatan dan dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana di bidang Retribusi;
e. melakukan pengeledahan untuk mendapatkan barang
bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen lain serta
melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut;
f. meminta
bantuan
tenaga
ahli
dalam
rangka
pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang
Retribusi;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang
meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan berlangsung dan memeriksa identitas
orang, benda dan/atau dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang berkaitan dengan tindak pidana di
bidang Retribusi;
i. memanggil seseorang untuk didengar keterangannya
dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atau
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Penyidik
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
memberitahukan
dimulainya
penyidikan
dan
menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut
Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-undang Hukum Acara Pidana.
BAB XVI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 43
(1)
Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya
sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda
paling banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi yang terutang
yang tidak atau kurang dibayar.
16-
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pelanggaran.
(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
penerimaan negara.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 44
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:
a.
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Retribusi
Jasa Umum (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2011 Nomor 1 Seri C);
b.
Peraturan
Daerah
Nomor
13
Tahun
2015
tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011
tentang Retribusi Jasa Umum (Lembaran Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 Nomor 2 Seri C);
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 45
Peraturan
Daerah
diundangkan.
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Ditetapkan di Pangkalpinang
pada tanggal ^% St(%ffl]CK
GUBERNUR
KEPULAUAN BANGKA-^ELITUNG,
OSMAN
Diundangkan di Pangkalpinang
pada tanggal 1% Qffrttfcr Ttifr
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
GAWANDI
LEMBARAN
DAERAH
PROVINSI
KEPULAUAN
BANGKA
BELITUNG TAHUN
2017 NOMOR i SERlC
NOREG
PERATURAN
NOMOR(0/2017
DAERAH
PROVINSI
KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
LAMPIRAN I
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM
NOMOR
:
TANGGAL
:
TAHUN 2017
2017
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
PADA LABORATORIUM KESEHATAN
JENIS PEMERIKSAAN
NO
I
METODE PEMERIKSAAN
TARIF
HEMATOLOGI
0 Darah lengkap (1 sd 9)
1. Hemaglobin
2. LED
3. Hitung Jenis
4. Eritrosit
5. Trombosit
6. Hematokrit
7. MCV
8. MCH
9. MCHC
50.000
Westerngreen
Westerngreen
Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer
>
Waktu Perdarahan
Timer
10.000
>
Waktu Pembekuan
Timer
10.000
>
Rumple Leed
>
RH Faktor
10.000
>
Gol Darah
Tourniquet
Aglutinasi
Aglutinasi
II
KIMIA KLINIK
A
DARAH
0
8.000
15.000
FUNGSI HATI
-Bilirubin Total
-Bilirubin Indirect
-Bilirubin Direct
-Albumin
-Globulin
-SGOT/AST
-SGPT/ALT
-Alkali phosphatase
-Gamma GT
-Cholinesterase
0
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
17.500
17.500
17.500
15.000
15.000
20.000
20.000
20.000
25.000
35.000
PROTIL LIPID
-Cholesterol Total
-HDL Cholesterol
-LDL Cholesterol
-Triglycerida
0
FUNGSI GINJAL
-Ureum
-Uric Acid
-Creatinen
0
Semi auto chemistry
Semi auto chemistry
Semi auto chemistry
Semi auto chemistry
Spectrofotometer
Semi auto chemistry
Semi auto chemistry
Semi auto chemistry
25.000
Spectrofotometer
Spectrofotometer
Spectrofotometer
55.000
Spectrofotometer
Spectrofotometer
Spectrofotometer
12.500
22.500
22.500
25.000
17.000
17.000
17.000
FUNGSI JANTUNG
-CPK
-CK-MB
t
nu
-LDH
0
70.000
40.000
FUNGSI METABOLISME
KARBOHIDRAT
-Gula Darah Sewaktu
-Gula Darah Puasa
-Gula Darah Puasa dan 2 Jam
12.500
12.500
setelah pengambilan darah puasa
-
Hbalc
0
ELEKTROLIT
-Calsium
-Phospor
-Natrium ,Kalium,Chlorida
Imunoturbidimeter
Spectrofotometer
Ion analyzer
Ion analyzer
Ion analyzer
160.000
30.000
30.000
90.000
0
B
FUNGSI PANCREAS
-lipase
-Amylase
Elisa
50.000
Elisa
40.000
-Liron
Elisa
45.000
-TIBC
Elisa
25.000
Dipstick
35.000
URINALISA
0
Urina Lengkap
(pH, Protein, Reduksi, Bilirubin, Urobilin,
RfTTziHin
K>tnn
Nitrit
Rerat .Ipnis
T^krisit
0
Microalbuminuria
fotometer
0
Tes Kehamilan
Dipstick
C
ANALISA CAIRAN TUBUH
III
IMMUNOLOGI
0
Analisa Cairan Sperma
A
Widal
ELISA
40.000
HB S Ag
ELISA
60.000
0
Anti HBs
ELISA
60.000
0
T3
ELISA
125.000
0
T4
ELISA
125.000
0
TSH
ELISA
110.000
0
HIV
ELISA
90.000
0 Toxo IgG
0 Toxo IgM
ELISA
120.000
ELISA
120.000
0
ELISA
60.000
ELISA
125.000
DHF
MIKROBIOLOGI
DIREK PREPARAT
- Cross Chek Malaria
- Filaria
- BTA
- Cross Chek TB
- Faeces Rutin
- Darah Semar
- Resistensi
Pemeriksaan Mikrobiologi Udara
ALT Udara (per titik)
Jamur/ Kapang/ Khamir
Identifikasi Kuman
VI
VII
Mikroskopis
Mikroskopis
Mikroskopis
Mikroskopis
20.000
15.000
20.000
17.500
Mikroskopis
Mikroskopis
Mikroskopis
25.000
Kultur/ resistensi
Kultur/ resistensi
90.000
15.000
20.000
Biakan/Kultur TBC/BTA
- Kultur
V
70.000
0
- Malaria
B
17.500
0
0 Chikungunya IgM
IV
110.000
PEMERIKSAAN UJI
Mikrobiologi
Mikrobiologi
Mikrobiologi
75.000
130.000
125.000
130.000
KESEHATAN
0
Buta Warna
17.500
0
Pemeriksaan Fisik
30.000
BAKTERIOLOGI
MAKANAN, MINUMAN
DAN AIR
A
B
C
D
E
MPN
Coliform
MPN-Filter
80.000
Coli Fecal/ Coli Tinja
MPN-Filter
100.000
ALT
Kultur
70.000
Salmonella
Kultur
110.000
Shigella
Kultur
110.000
E
Kultur
120.000
Vibrio
Kultur
100.000
Staphylococcus aureus
Kultur
130.000
Kultur
Coli
Makanan
- Formalin
Rapid Test
- Boraks
Rapid Test
35.000
- Rodamin
TLC
45.000
35.000
Pemanis
- Sacharin
KLT
30.000
- Aspartam
KLT
30.000
- Siklamat
KLT
30.000
Pengawet
VIII
-Benzoat
KLT
35.000
- Salysilat
KLT
35.000
KIMIA LINGKUNGAN
A
KIMIA FISIKA AIR PAKET LENGKAP
1
Paket Air Minum
500.000
2
Paket Air Bersih
500.000
3
Paket Air
4
Paket Air Limbah
Baku
550.000
550.000
B
FISIKA AIR
1
Suhu
Potensiometri
10.000
2
Rasa
3
Bau
10.000
4
Warna
Organoleptik
Organoleptik
Spectrofotometri
5
Kekeruhan
Potensiometri
10.000
6
Benda Terapung
Mikroskopis
10.000
7
Konduktiviti
10.000
Visual
10.000
10
Daya Hantar Listrik
Kerjernihan
Zat Tersuspensi
Zat Terendap
11
8
9
10.000
10.000
Gravimetri
10.000
Gravimetri
10.000
Salinitas
Potensiometri
10.000
12
Conduktivity
Potensiometri
10.000
13
Sisa Clor
Spectrofotometri
10.000
14
DHL
Potensiometri
10.000
15
Kadar Air
Gravimetri
16
Deterjen/ sulfaktan
spectrotometri
C
KIMIA AIR
25.000
125.000
1
Fluorida
Spectrofotometer
2
Titrimetri
25.000
5
Sulfat
30.000
6
Amoniak
7
Sulfida (H2S)
Spectrofotometer
Spectrofotometer
Spectrofotometer
Spectrofotometer
Spectrofotometer
30.000
4
Clorida (CI)
Nitrit (N03)
Nitrat (N02)
8
Kesadahan
Titrimetri
20.000
9
Potensiometri
20.000
Titrimetri
30.000
11
pH
Zat Organik
Nitrogen Total
12
Phosfat
13
14
Alumunium (Al)
Cromium (Cr)
15
Arsen
16
Titrimetri
20.000
18
Angka KMn 04
Oksigen Terlarut
Oksidan (03)
Spektrofotometri
Gas Analyzer
35.000
19
Oksigen Terabsorsi
Titrimetri
20.000
20
Gas Analyzer
Spektrofotometri
80.000
21
Oksida Nitrogen (Nox)
Sulfida sebagai H25
22
C02 Agresif
Titrimetri
20.000
23
Boron
Spektrofotometri
40.000
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
40.000
- Seng (Zn)
Spektrofotometri
40.000
-Tembaga (Cu)
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
40.000
3
10
17
D
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
30.000
30.000
30.000
30.000
75.000
25.000
35.000
35.000
40.000
30.000
80.000
30.000
LOGAM
-Cyanida
-Besi (Fe)
-Mangan (Mn)
-Crom
- Nikel
-Cobalt (Co)
40.000
40.000
40.000
60.000
45.000
-Calcium (Ca)
-Magnesium (Mg)
-Natrium (Na)
-Kalium
-Selenium (Se)
-Logam berat dalam darah
E
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
45.000
40.000
40.000
40.000
60.000
AAS
150.000
-Cadmium (Cd)
-Timbal (Pb)
-Arsen (As)
-Mangan (Mn)
-Seng (Zn)
-Tembaga (Cu)
AAS
110.000
AAS
110.000
AAS
110.000
AAS
110.000
AAS
110.000
AAS
110.000
-Crom total
AAS
110.000
- Nikel
AAS
110.000
-Cobalt (Co)
-Calcium (Ca)
-Magnesium (Mg)
-Natrium (Na)
AAS
110.000
AAS
110.000
AAS
110.000
AAS
110.000
-Kalium
AAS
110.000
-Selenium (Se)
-Air Raksa (Hg)
AAS
110.000
AAS
110.000
AAS + Grafite Furnace
LAIN- LAIN
DC
35.000
-BOD
Pastel UV
-COD
Pastel UV
35.000
-Minyak Lemak
- Zat Padat Terlarut (DO)
Titrimetri
120.000
Potensiometri
25.000
-Phenol
Spectrofotometri
25.000
-Cyanida SNI
Spectrofotometri
40.000
-Calcium /Ca( Titrasi)
Titrimetri
40.000
Rapid
Rapid
Rapid
Rapid
Rapid
Rapid
40.000
TOKSIKOLOGI
NAPZA
-Morphin(MOP)
-Metamphetamin(MET)
-Amphetamin(AMP)
-Ganja ,Marijuana(THC)
-Benzodiazepam(BZO)
- AMP,MOP,THC
X
XI
Test
Test
Test
Test
Test
Test
40.000
40.000
40.000
40.000
120.000
PENGAMBILAN SAMPEL
Rectal
Swab
25.000
Nasopharink
Tenggorokan
Alat/Peralatan
Tangan
Swab
25.000
Swab
25.000
Swab
25.000
Swab
25.000
PEMERIKSAAN BIOMOLEKULER
Kandungan Babi (kehalalan)
DHF (subtype)
Hepatitis B (HBV) DNA
Hepatitis C (HBV) RNA
PCR
250.000
PCR
250.000
PCR
200.000
PCR
250.000
HIV
PCR
250.000
TB
PCR
200.000
Salmonella typhi
E.Coli Patogen
PCR
200.000
PCR
200.000
Difteri
PCR
250.000
Malaria (subtype)
PCR
250.000
GUBERNUR
/
KEPULAUAN BANGKA-6ELITUNG,
MAN
LAMPIRAN II
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM
NOMOR
TANGGAL
TAHUN 2017
:
2017
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PADA
UPTD BALAI HYPERKES
TARIF (Rp)
JENIS PEMERIKSAAN
NO.
1.
Pemeriksaan fisik kesehatan umum
2.
pemeriksaan Laboratorium
30.000,00
50.000,00
35.000,00
20.000,00
- darah rutin
- urine rutin
3.
Pemeriksaan visus mata
4.
Pemeriksaan lab. Kimia dasar (paket)
200.000,00
- Bilirubin total
- Cholesterol total
-Glukosa sewaktu
-SGOT
-SGPT
- Asam urat
5.
6.
35.000,00
Pemeriksaan kadar cholinesterase (kualitatif)
Pemeriksaan Serologi
- HBS Ag
60.000,00
- Anti HBS
60.000,00
7.
Pemeriksaan Audiometri
8.
Pemeriksaan Spirometri
40.000,00
40.000,00
9.
Uji kelelahan kerja
50.000,00
GUBERNUR
KEPULAUAN BANG
OSMAN
ITUNG,
LAMPIRj\N III
PERATU RAN DAERAH
BANGK/ i BELITUNG
-
TENTAN G
PROVINSI KEPULAUAN
RETRIBUSI JASA UMUM
NOMOR
:
TANGG/ \L
:
TAHUN 2017
2017
STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA
PADA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
1
. Peta Informasi Wilayah Pertambangan
Jenis
No.
2
1.
Peta Informasi Ukuran AO
2.
Peta Informasi Ukuran A3
3.
Peta Informasi Ukuran A4/F4
Tarif ( Rp )
2.000.000,00 /lembar
1.000.000,00/ lembar
1.000.000,00/2 lembar
!. Peta Wilayah Izin Usaha Pertambangan / WIUP
Peta WIUP 5-50 Hektar A3/A4/F4
Peta WIUP >50-500 Hektar A3/A4/F4
Tarif ( Rp )
4.000.000 / 4 lembar
6.000.000 / 4 lembar
Peta WIUP >500-1.000 Hektar A3/A4/F4
Peta WIUP > 1.000 Hektar A3 /A4/F4
8.000.000 / 4 lembar
8.000.000 / 4 lembar
Jenis
No.
1.
2.
3.
4.
\. Peta Izin Usaha Pertambangan / IUP
r
Peta IUP Eksplorasi A4/F4
Peta IUP Operasi Produksi A4/F4
1.
2.
t
\. Peta Izin Pertambangan Rakyat/IPR
Jenis
No.
i
Tarif ( Rp )
4.000.000 / 4 lembar
6.000.000 / 4 lembar
Jenis
No.
1.
Peta IPR untuk perorangan A4/F4
2.
Peta IPR untuk Koperasi A4/F4
Tarif (Rp)
1.000.000 /4 lembar
2.000.000 /4 lembar
5. Peta Kemajuan Tambang
Tarif (Rp)
Jenis
No.
2.
Peta Kemajuan Tambang, luas < 200 hektar A3
Peta Kemajuan Tambang, Luas 200-500 hektar A2
3.
Peta Kemaiuan Tambang, >500 hektar Al
1.
8.000.000 / 4 lembar
10.000.000 /4 lembar
15.000.000/4 lembar
6. Peta Rencana Tambang
Jenis
No.
2.
Peta Rencana Tambang, luas 500 hektar Al
1.
Tarif (Rp)
8.000.000 / 4 lembar
10.000.000 / 4 lembar
15.000.000 / 4 lembar
gubernur/
KEPULAU AN
BANGKAjPELITUNG,
VEJ RZAJ-0TROSMAN
-
-
«
-
LAMPIRAN IV
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM
NOMOR
:
TAHUN 2017
TANGGAL
:
2017
STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PENDIDIKAN
PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NO.
NAMA PELAYANAN PENDIDIKAN
TARIF (Rp)
KETERANGAN
1.
Diklat Prajabatan Golongan I / II
9.296.000
Per Peserta
2.
Diklat Prajabatan Golongan III
9.296.000
Per Peserta
3.
Diklat Prajabatan Kategori 1 dan 2
2.242.000
Per Peserta
4.
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
20.230.000
Per Peserta
5.
Diklat Kepemimpinan Tingkat III
22.125.000
Per Peserta
GUBERNUR
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
ROSMAN