PERDA NO.10 TAHUN 2017

p

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NOMOR 10 TAHUN 2017
TENTANG

RETRIBUSI dASA UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

Menimbang

: a.

bahwa retribusi daerah merupakan sumber pendapatan
yang
penting guna
mendanai
penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan daerah untuk
memantapkan otonomi daerah yang luas, nyata, dan
bertanggung jawab;

b.

bahwa

untuk

meningkatkan

pelayanan

kepada

masyarakat yang sejalan dengan kebutuhan biaya
pelayanan serta kemampuan masyarakat perlu adanya
pengaturan tentang biaya yang dikenakan kepada
masyarakat terhadap jasa pelayanan yang diberikan;

c.

bahwa Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang

Retribusi Jasa Umum sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2015, tidak dapat

lagi mengakomodir beberapa perkembangan terkait
penyesuaian atas objek Retribusi Jasa Umum di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sehingga harus diganti;
d.

bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa
Umum;


Mengingat

: 1.

Pasal

18

ayat

(6)

Undang-Undang

Dasar

Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;


2.

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
(Lembaran Negara Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4033);

3.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

4.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
dan

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1.

Daerah adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.


2.

Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.

3.

Pemerintah

4.

5.
6.

Provinsi

adalah


Pemerintah

Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah
yang
berkedudukan
sebagai
unsur
penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Gubernur
adalah
Gubernur
Kepulauan
Bangka
Belitung.

Sekretaris

Daerah

adalah

Sekretaris

Daerah

Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung.
7.

Dinas

Kesehatan

adalah


Dinas

Kesehatan

Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung.
8.

Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Laboratorium yang
selanjutnya disebut Balai Laboratorium adalah Balai
Laboratorium Kesehatan pada Dinas Kesehatan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.

9.

Dinas Tenaga Kerja adalah Dinas Tenaga Kerja Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.


10. Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Hygiene yang
selanjutnya disebut Balai Hygiene adalah Balai Hygiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja pada Dinas Tenaga
Kerja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
11. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral adalah Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kepulauan
12.

Bangka Belitung.
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah adalah Badan Kepegawaian dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
13. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang
merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha,
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan

Lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan yayasan, organisasi massa, organisasi
sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi
kolektif dan bentuk usaha tetap.

14. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi
adalah pemungutan Daerah sebagai pembayaran atas
Jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah
untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.
15. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha
dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas,
atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau Badan.

16. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan
oleh Pemeritah Daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau Badan.
17. Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam
rangka promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
kesehatan.

18. Pelayanan Laboratorium Kesehatan adalah segala
kegiatan pelayanan laboratorium kesehatan yang
diberikan kepada seseorang dalam rangka menegakkan
diagnosis,
dan
atau
pelayanan
pemeriksaan
laboratorium kesehatan lainnya.
19. Pelayanan Hygiene kesehatan perusahaan kesehatan
kerja yang selanjutnya disebut Hyperkes adalah segala
kegiatan pelayanan laboratorium kesehatan yang
diberikan kepada seseorang dalam rangka menegakkan
diagnosis, dan atau pelayanan laboratorium kesehatan
lainnya.

-4

20. Peta adalah suatu gambaran kewilayahan tentang
informasi Wilayah Pertambangan (WP), Wilayah Izin
Usaha Pertambangan (WIUP), Izin Usaha Pertambangan

(IUP), Izin Pertambangan Rakyat (IPR) Kemajuan
Tambang dan Rencana Tambang pada bidang datar
21.

22.

23.

24.

dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi.
Pelayanan pencetakan peta adalah Jasa pelayanan
pencetakan peta WP, WIUP, IUP, IPR, kemajuan
tambang dan rencana tambang oleh Pemerintah Daerah.
Pelayanan
Pendidikan
adalah
segala
pelayanan
pendidikan yang diberikan kepada seseorang dalam
rangka proses pengubahan sikap dan tatalaku
seseorang
atau
kelompok
orang
dalam
usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pendidikan dan
pelatihan.
Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang
menurut peraturan perundang-undangan retribusi
diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,
termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.
Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu
yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi
untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari
Pemerintah Daerah.

25. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai
dari penghimpunan data obyek dan subyek retribusi,
penentuan besarnya retribusi yang terutang, sampai
kepada kegiatan penagihan retribusi kepada Wajib
Retribusi serta pengawasan penyetorannya.
26. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya
disingkat SSRD adalah bukti pembayaran atau
penyetoran
retribusi
yang
dilakukan
dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan
cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran
yang ditunjuk oleh gubernur.

27. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya
disingkat SKRD, adalah surat ketetapan retribusi yang
menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang
terutang.

28. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang
selanjutnya disingkat SKRDLB adalah surat ketetapan
retribusi
yang
menentukan
jumlah
kelebihan
pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi
lebih besar daripada retribusi yang terutang atau
seharusnya tidak terutang.

29. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya
disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan
retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga
dan/atau denda.

30.

Kas Daerah adalah kas Pemerintah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.

-5-

31. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun

dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan
secara
objektif
dan
profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji

kepatuhan

pemenuhan

dan/atau

untuk

kewajiban

tujuan

melaksanakan
ketentuan
undangan retribusi daerah.

lain

retribusi

daerah

dalam

rangka

peraturan

perundang-

32. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah
adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di
bidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.

BAB II

JENIS DAN GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 2

Retribusi Jasa Umum terdiri dari 3 jenis:
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;

b. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; dan
c. Retribusi Pelayanan Pendidikan.
Pasal 3

Jenis Retribusi sebagaimana dimaksud
termasuk golongan Retribusi Jasa Umum.

dalam

Pasal

2

BAB III

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

Bagian Kesatu
Nama, Objek, dan Subjek Retribusi
Pasal 4

Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut
Retribusi sebagai pembayaran atas Jasa pelayanan kesehatan
pada:
a. Balai Laboratorium Kesehatan; dan

b. Balai Hyperkes.
Pasal 5

(1) Objek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan
kesehatan yang disediakan atau diberikan di Balai
Laboratorium Kesehatan dan
Kepulauan Bangka Belitung.
(2)

Balai

Hyperkes

Provinsi

Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

-6-

Pasal 6

(1) Jenis

pelayanan

Laboratorium

adalah

Kesehatan

dan

pelayanan
pelayanan

Pemeriksaan
pemeriksaan

kesehatan.

(2) Jenis pelayanan kesehatan pada Balai Laboratorium
Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pemeriksaan hematologi;
b.
c.

pemeriksaan kimia klinik;
pemeriksaan immunologi;

d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
pengambilan
pemeriksaan

mikrobiologi;
mikrobiologi udara;
uji kesehatan;
bakteriologi makanan, minuman dan air;
kimia lingkungan;
toksikologi;
sampel; dan
biomolekuler.

(3) Jenis
pelayanan
kesehatan
pada
Balai
Hyperkes
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pemeriksaan fisik kesehatan umum;
b. pemeriksaan laboratorium;
c. pemeriksaan visus mata;
d. pemeriksaan laboratorium kimia dasar (paket);
e. pemeriksaan kadar cholinesterase (kualitatif)
f. pemeriksaan serologi
g. pemeriksaan audiometri;
h. pemeriksaan spirometri; dan
i. uji kelelahan kerja.
Pasal 7

Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang
mendapat pelayanan kesehatan
Kesehatan dan Balai Hyperkes.

di

Balai

Laboratorium

Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa, dan
Prinsip Penetapan Tarif Retribusi
Pasal 8

Tingkat penggunaan Jasa diukur berdasarkan klasifikasi, jenis
dan kuantitas pelayanan, sarana, dan prasarana yang
digunakan.

Pasal 9

(1) Prinsip penetapan besarnya tarif Retribusi didasarkan
pada tujuan untuk menutupi biaya penyelenggaraan
pemberian

pelayanan

kesehatan

dengan

mempertimbangkan
kemampuan
masyarakat,
aspek
keadilan dan efektifitas pengendalian atas pelayanan
tersebut.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk
biaya investasi prasarana,
biaya operasional,
dan
pemeliharaan serta jasa pelayanan.

-7-

(3) Dalam hal keadaan darurat, musibah, bencana alam dan
penyebaran wabah penyakit yang melanda daerah,
Gubernur dapat membebaskan segala pemungutan atas
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.

(4) Pengenaan

tarif

Retribusi

pada

kegiatan

yang

diselenggarakan secara nasional maka besarnya tarif
Retribusi sesuai dengan yang telah ditetapkan secara
nasional.

Bagian Ketiga
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 10

(1) Struktur tarif Retribusi digolongkan berdasarkan jenis
pelayanan kesehatan yang diberikan.

(2) Tarif Retribusi disusun berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan.

(3) Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan sebagai jumlah pembayaran per satuan
pelayanan/jasa.

(4) Biaya pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) tercermin dalam tarif retribusi sebagai berikut:
a. Jasa sarana; dan
b. Jasa pelayanan.

(5) Pola tarif Retribusi dihitung berdasarkan pedoman pola
tarif yang ditetapkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

(6) Tarif dan tata cara pelayanan kesehatan peserta BPJS,
Jamkesmas, Jamkesda, Jamsostek dan Badan Penjamin
Kesehatan, diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 11

(1) Struktur dan besarnya tarif Retribusi pada Balai
Laboratorium Kesehatan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Peraturan Daerah ini.

(2) Struktur dan besarnya tarif Retribusi pada Balai Hyperkes
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan
Daerah ini.

(3) Tarif Retribusi dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga)
tahun sekali dengan memperhatikan indeks harga dan
perkembangan perekonomian.
(4) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) diatur dengan Peraturan Gubernur.
Bagian Keempat
Wilayah Pemungutan
Pasal 12

Retribusi dipungut di wilayah tempat pelayanan kesehatan
diberikan yaitu pada Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dan Balai Hyperkes Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.

BAB IV

RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA

Bagian Kesatu
Nama, Objek, dan Subjek Retribusi
Pasal 13

Dengan nama Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas Jasa pelayanan
pencetakan peta.
Pasal 14

(1) Objek Retribusi adalah pelayanan pencetakan peta yang
dibuat oleh Pemerintah Daerah yang terdiri dari:
a. Peta informasi Wilayah Pertambangan (WP);
b. Peta wilayah Izin Usaha Pertambangan(WIUP);
c. Peta Izin Usaha pertambangan (IUP);
d. Peta Izin pertambangan rakyat (IPR);
e. Peta kemajuan Tambang; dan
f. Peta Rencana Tambang.
(2) Pencetakan peta disediakan dengan ukuran kertas:
a. AO;
b. Al
c.

A2

d. A3 dan

e. A4/F4.
Pasal 15

Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan pencetakan peta yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa, dan
Prinsip Penetapan Tarif Retribusi
Pasal 16

Tingkat penggunaan Jasa Retribusi Penggantian Biaya Cetak
Peta diukur berdasarkan jumlah lembar peta yang dicetak
dan/atau ukuran kertas yang digunakan dalam pemberian
layanan pencetakan peta.

Pasal 17

Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi
didasarkan pada kebijakan Pemerintah Daerah dengan
memperhatikan
biaya
penyediaan
Jasa,
informasi
pertambangan dan efektifitas pengendalian atas pelayanan
pencetakan peta, kemampuan masyarakat, aspek keadilan
prinsip nilai dan kepastian hukum.

-9-

Bagian Ketiga
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 18

(1) Struktur dan besarnya tarif Retribusi Penggantian Biaya
Cetak Peta berdasarkan Jasa pelayanan percetakan peta
sesuai dengan jumlah lembar peta yang dicetak dan/atau
ukuran kertas yang digunakan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran III Peraturan Daerah ini.

(2) Tarif Retribusi dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga)
tahun sekali dengan memperhatikan indeks harga dan
perkembangan perekonomian.

(3) Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diatur dengan Peraturan Gubernur.
Bagian Keempat
Wilayah Pemungutan dan Masa Retribusi
Pasal 19

(1) Retribusi dipungut di wilayah daerah tempat pelayanan
diberikan.

(2) Pemungutan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipungut oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral.
Pasal 20

Masa retribusi ditetapkan sejak
dokumen lain yang dipersamakan.

diterbitkan

SKRD

atau

BAB V

RETRIBUSI PELAYANAN PENDIDIKAN

Bagian Kesatu
Nama, Objek, dan Subjek Retribusi
Pasal 21

Dengan nama Retribusi Pelayanan Pendidikan dipungut
Retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan teknis oleh Pemerintah Daerah.
Pasal 22

Objek Retribusi adalah pelayanan penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan teknis oleh Pemerintah Daerah.
Pasal 23

Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang
menggunakan/menikmati
pelayanan
penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan teknis oleh Pemerintah Daerah.

Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa, dan
Prinsip Penetapan Tarif Retribusi

-10

Pasal 24

Tingkat penggunaan Jasa diukur berdasarkan jenis pelayanan
pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah.
Pasal 25

Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi
didasarkan pada biaya penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan dan
efektifitas pengendalian atas penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan tersebut.
Bagian Ketiga
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 26

(1) Struktur
dan
besarnya
tarif Retribusi
Pelayanan
Pendidikan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV
Peraturan Daerah ini.

(2) Tarif Retribusi dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga)
tahun sekali dengan memperhatikan indeks harga dan
perkembangan perekonomian.
(3) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diatur dengan Peraturan Gubernur.
Bagian Keempat
Wilayah Pemungutan
Pasal 27

Retribusi dipungut di wilayah
penyelenggaraan pendidikan.

Daerah

tempat

pelayanan

BAB VI

PENENTUAN PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARAN,
ANGSURAN, DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN
Pasal 28

(1) Retribusi menjadi terhutang terhitung pada saat Wajib
Retribusi memperoleh Jasa pelayanan.
(2) Jumlah Retribusi yang terhutang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
(3) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan.
(4) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dapat berupa karcis, kupon, dan kartu
langganan.
Pasal 29

(1) Pembayaran Retribusi yang terhutang sebagaimana
dimaksud dalam pasal 24 dilakukan pada tempat
pembayaran yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah.

-11-

(2) Seluruh hasil penerimaan Retribusi disetor ke Kas Daerah
secara bruto.
Pasal 30

(1) Wajib Retribusi harus membayar seluruh Retribusi yang
terhutang secara tunai/lunas paling lambat pada saat
jatuh tempo pembayaran sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Gubernur atas permohonan Wajib Retribusi setelah
memenuhi
persyaratan
yang
ditentukan
dapat
memberikan persetujuan kepada Wajib Retribusi untuk
mengangsur atau menunda pembayaran Retribusi yang
terhutang dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua
persen) sebulan.
Pasal 31

Ketentuan

mengenai

tata

cara

pembayaran,

penyetoran,

tempat pembayaran, angsuran dan penundaan pembayaran
Retribusi diatur dengan Peraturan Gubernur.
BAB VII

SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 32

(1) Wajib Retribusi yang tidak membayar tepat pada waktunya
atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari
Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar
atau ditagih dengan menggunakan STRD.
(2) Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) didahului dengan surat teguran yang dikeluarkan
oleh pejabat yang ditunjuk.
BAB VIII
PENAGIHAN

Pasal 33

(1) Pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan setelah 7
(tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran dengan
mengeluarkan surat bayar/penyetoran atau surat lainnya
yang sejenis sebagai awal
tindakan
pelaksanaan
penagihan.

(2) Wajib Retribusi harus melunasi Retribusi terutang dalam

jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran
disampaikan.

BAB IX

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 34

(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi
dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada
Gubernur.

-12-

(2) Gubernur dalam jangka waktu 6 (enam) bulan, sejak
diterimanya
permohonan
pengembalian >kelebihan
pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) telah lewat dan Gubernur tidak memberi suatu
keputusan, maka permohonan pengembalian dianggap
dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka
waktu 1 (satu) bulan.
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi,
kelebihan pembayaran Retribusi langsung diperhitungkan
untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.
(5)

Pengembalian
kelebihan
pembayaran
Retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 2
(dua)
bulan sejak
diterbitkanya SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi
dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Gubernur
memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen)

sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan
pembayaran Retribusi.
—>
(7) Ketentuan mengenai tata cara pengembalian kelebihan
pembayaran Retribusi diatur dengan Peraturan Gubernur.
BABX
KEBERATAN

Pasal 35

(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya
kepada Gubernur atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Keberatan diajukan
secara tertulis dalam bahasa
Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali
jika Wajib Retribusi dapat menunjukkan jangka waktu itu
di luar kekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) adalah suatu keadaan di luar kehendak atau
kekuasaan Wajib Retribusi.
(5)

Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar
Retribusi dan pelaksanaan penagihan Retribusi.
Pasal 36

(1) Gubernur dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal surat keberatan diterima, harus memberi
keputusan atas
keberatan yang diajukan dengan
menerbitkan surat keputusan keberatan.
(2) Surat keputusan keberatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian,
menolak atau menambah besarnya Retribusi terutang.

v

13-

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) telah lewat dan gubernur tidak memberi suatu
keputusan, maka keberatan yang diajukan tersebut
dianggap dikabulkan seluruhnya.
BAB XI

KEDALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 37

(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi
kedaluwarsa setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahun
terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jika
Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang
Retribusi.

(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tertangguh jika:
a. ditertibkan surat teguran; atau
b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi,
baik langsung maupun tidak langsung.

(3) Dalam hal ditertibkan surat teguran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, kadaluarsa penagihan
dihitung sejak tanggal diterimanya surat teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi
dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai
utang
Retribusi dan
belum
melunasinya kepada
Pemerintah Daerah.

(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat
diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau
penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh
Wajib Retribusi.
BAB XII

INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 38

(1) Instansi

yang

melaksanakan

pemungutan

Retribusi

diberikan insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.

(3) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebesar 3% (tiga persen) dari target penerimaan Retribusi.

(4) Tata

cara

pemberian

dan

pemanfaatan

insentif

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan
Peraturan
Gubernur
sesuai
peraturan
perundangundangan.

-14

BAB XIII

TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG
RETRIBUSI YANG KADALUWARSA
Pasal 39

(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena
hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa
dapat dihapuskan.

(2) Gubernur menetapkan keputusan penghapusan piutang
Retribusi Daerah yang sudah kedaluwarsa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah
kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Gubernur.
BAB XIV

PEMERIKSAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 40

(1) Gubernur berwenang melakukan pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi dalam
rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan
retribusi.

(2) Wajib Retribusi yang diperiksa wajib:
a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau
catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan
dokumen lain yang berhubungan dengan objek
retribusi yang terutang;
b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau
ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan
guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau
c. memberikan keterangan yang diperlukan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan
Retribusi diatur dengan Peraturan Gubernur.
Pasal 41

(1) Pengawasan atas pelaksanaan Peraturan Daerah ini
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(2) Ketentuan mengenai tata cara pengawasan diatur dengan
Peraturan Gubernur.

BAB XV

PENYIDIKAN

Pasal 42

(1)

Pejabat

pegawai

negeri

sipil

tertentu

di

lingkungan

pemerintah daerah diberi wewenang khusus sebagai
penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di
bidang Retribusi, sebagaimana dimaksud dalam undangundang hukum acara pidana.

- 15-

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan
pemerintah daerah yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang
sesuai
perundang-undangan.

dengan

ketentuan

peraturan

(3) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah:

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti
keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak
pidana di bidang Retribusi agar keterangan atau
laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan
mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran
perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak
pidana Retribusi;
c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang
pribadi atau Badan sehubungan dengan tindak pidana
di bidang Retribusi;
d. memeriksa buku, catatan dan dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana di bidang Retribusi;
e. melakukan pengeledahan untuk mendapatkan barang
bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen lain serta
melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut;
f. meminta
bantuan
tenaga
ahli
dalam
rangka
pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang
Retribusi;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang
meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan berlangsung dan memeriksa identitas
orang, benda dan/atau dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang berkaitan dengan tindak pidana di
bidang Retribusi;
i. memanggil seseorang untuk didengar keterangannya
dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atau
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Penyidik
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
memberitahukan
dimulainya
penyidikan
dan
menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut
Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-undang Hukum Acara Pidana.
BAB XVI

KETENTUAN PIDANA
Pasal 43

(1)

Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya

sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda
paling banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi yang terutang
yang tidak atau kurang dibayar.

16-

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pelanggaran.

(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
penerimaan negara.
BAB XVII

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 44

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:

a.

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Retribusi
Jasa Umum (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung Tahun 2011 Nomor 1 Seri C);

b.

Peraturan

Daerah

Nomor

13

Tahun

2015

tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011

tentang Retribusi Jasa Umum (Lembaran Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 Nomor 2 Seri C);

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 45

Peraturan
Daerah
diundangkan.

ini

mulai

berlaku

pada

tanggal

Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Ditetapkan di Pangkalpinang

pada tanggal ^% St(%ffl]CK
GUBERNUR

KEPULAUAN BANGKA-^ELITUNG,

OSMAN

Diundangkan di Pangkalpinang

pada tanggal 1% Qffrttfcr Ttifr
SEKRETARIS DAERAH

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

GAWANDI

LEMBARAN

DAERAH

PROVINSI

KEPULAUAN

BANGKA

BELITUNG TAHUN

2017 NOMOR i SERlC
NOREG

PERATURAN

NOMOR(0/2017

DAERAH

PROVINSI

KEPULAUAN

BANGKA BELITUNG

LAMPIRAN I

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM
NOMOR

:

TANGGAL

:

TAHUN 2017
2017

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
PADA LABORATORIUM KESEHATAN
JENIS PEMERIKSAAN

NO
I

METODE PEMERIKSAAN

TARIF

HEMATOLOGI

0 Darah lengkap (1 sd 9)
1. Hemaglobin
2. LED

3. Hitung Jenis
4. Eritrosit

5. Trombosit

6. Hematokrit
7. MCV

8. MCH

9. MCHC

50.000

Westerngreen
Westerngreen
Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer

Hematologi Analyzer

>

Waktu Perdarahan

Timer

10.000

>

Waktu Pembekuan

Timer

10.000

>

Rumple Leed

>

RH Faktor

10.000

>

Gol Darah

Tourniquet
Aglutinasi
Aglutinasi

II

KIMIA KLINIK

A

DARAH

0

8.000

15.000

FUNGSI HATI

-Bilirubin Total

-Bilirubin Indirect
-Bilirubin Direct
-Albumin

-Globulin

-SGOT/AST
-SGPT/ALT
-Alkali phosphatase
-Gamma GT
-Cholinesterase
0

Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto
Semi auto

chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry
chemistry

17.500

17.500
17.500
15.000
15.000
20.000
20.000
20.000

25.000

35.000

PROTIL LIPID

-Cholesterol Total
-HDL Cholesterol
-LDL Cholesterol

-Triglycerida
0

FUNGSI GINJAL

-Ureum

-Uric Acid
-Creatinen

0

Semi auto chemistry
Semi auto chemistry
Semi auto chemistry
Semi auto chemistry
Spectrofotometer
Semi auto chemistry
Semi auto chemistry
Semi auto chemistry

25.000

Spectrofotometer
Spectrofotometer
Spectrofotometer

55.000

Spectrofotometer
Spectrofotometer
Spectrofotometer

12.500

22.500
22.500
25.000

17.000
17.000

17.000

FUNGSI JANTUNG

-CPK

-CK-MB
t

nu

-LDH

0

70.000
40.000

FUNGSI METABOLISME

KARBOHIDRAT

-Gula Darah Sewaktu
-Gula Darah Puasa
-Gula Darah Puasa dan 2 Jam

12.500
12.500

setelah pengambilan darah puasa
-

Hbalc
0

ELEKTROLIT

-Calsium

-Phospor
-Natrium ,Kalium,Chlorida

Imunoturbidimeter

Spectrofotometer
Ion analyzer
Ion analyzer
Ion analyzer

160.000

30.000

30.000
90.000

0

B

FUNGSI PANCREAS

-lipase
-Amylase

Elisa

50.000

Elisa

40.000

-Liron

Elisa

45.000

-TIBC

Elisa

25.000

Dipstick

35.000

URINALISA

0

Urina Lengkap

(pH, Protein, Reduksi, Bilirubin, Urobilin,
RfTTziHin

K>tnn

Nitrit

Rerat .Ipnis

T^krisit

0

Microalbuminuria

fotometer

0

Tes Kehamilan

Dipstick

C

ANALISA CAIRAN TUBUH

III

IMMUNOLOGI

0

Analisa Cairan Sperma

A

Widal

ELISA

40.000

HB S Ag

ELISA

60.000

0

Anti HBs

ELISA

60.000

0

T3

ELISA

125.000

0

T4

ELISA

125.000

0

TSH

ELISA

110.000

0

HIV

ELISA

90.000

0 Toxo IgG
0 Toxo IgM

ELISA

120.000

ELISA

120.000

0

ELISA

60.000

ELISA

125.000

DHF

MIKROBIOLOGI
DIREK PREPARAT

- Cross Chek Malaria

- Filaria
- BTA

- Cross Chek TB
- Faeces Rutin
- Darah Semar

- Resistensi

Pemeriksaan Mikrobiologi Udara
ALT Udara (per titik)
Jamur/ Kapang/ Khamir
Identifikasi Kuman

VI

VII

Mikroskopis
Mikroskopis
Mikroskopis
Mikroskopis

20.000
15.000

20.000

17.500

Mikroskopis
Mikroskopis
Mikroskopis

25.000

Kultur/ resistensi
Kultur/ resistensi

90.000

15.000
20.000

Biakan/Kultur TBC/BTA
- Kultur

V

70.000

0

- Malaria

B

17.500

0

0 Chikungunya IgM
IV

110.000

PEMERIKSAAN UJI

Mikrobiologi
Mikrobiologi
Mikrobiologi

75.000

130.000
125.000
130.000

KESEHATAN

0

Buta Warna

17.500

0

Pemeriksaan Fisik

30.000

BAKTERIOLOGI

MAKANAN, MINUMAN

DAN AIR
A

B

C

D

E

MPN
Coliform

MPN-Filter

80.000

Coli Fecal/ Coli Tinja

MPN-Filter

100.000

ALT

Kultur

70.000

Salmonella

Kultur

110.000

Shigella

Kultur

110.000

E

Kultur

120.000

Vibrio

Kultur

100.000

Staphylococcus aureus

Kultur

130.000

Kultur

Coli

Makanan
- Formalin

Rapid Test

- Boraks

Rapid Test

35.000

- Rodamin

TLC

45.000

35.000

Pemanis
- Sacharin

KLT

30.000

- Aspartam

KLT

30.000

- Siklamat

KLT

30.000

Pengawet

VIII

-Benzoat

KLT

35.000

- Salysilat

KLT

35.000

KIMIA LINGKUNGAN

A

KIMIA FISIKA AIR PAKET LENGKAP

1

Paket Air Minum

500.000

2

Paket Air Bersih

500.000

3

Paket Air

4

Paket Air Limbah

Baku

550.000
550.000

B

FISIKA AIR

1

Suhu

Potensiometri

10.000

2

Rasa

3

Bau

10.000

4

Warna

Organoleptik
Organoleptik
Spectrofotometri

5

Kekeruhan

Potensiometri

10.000

6

Benda Terapung

Mikroskopis

10.000

7

Konduktiviti

10.000

Visual

10.000

10

Daya Hantar Listrik
Kerjernihan
Zat Tersuspensi
Zat Terendap

11

8
9

10.000

10.000

Gravimetri

10.000

Gravimetri

10.000

Salinitas

Potensiometri

10.000

12

Conduktivity

Potensiometri

10.000

13

Sisa Clor

Spectrofotometri

10.000

14

DHL

Potensiometri

10.000

15

Kadar Air

Gravimetri

16

Deterjen/ sulfaktan

spectrotometri

C

KIMIA AIR

25.000

125.000

1

Fluorida

Spectrofotometer

2

Titrimetri

25.000

5

Sulfat

30.000

6

Amoniak

7

Sulfida (H2S)

Spectrofotometer
Spectrofotometer
Spectrofotometer
Spectrofotometer
Spectrofotometer

30.000

4

Clorida (CI)
Nitrit (N03)
Nitrat (N02)

8

Kesadahan

Titrimetri

20.000

9

Potensiometri

20.000

Titrimetri

30.000

11

pH
Zat Organik
Nitrogen Total

12

Phosfat

13
14

Alumunium (Al)
Cromium (Cr)

15

Arsen

16

Titrimetri

20.000

18

Angka KMn 04
Oksigen Terlarut
Oksidan (03)

Spektrofotometri
Gas Analyzer

35.000

19

Oksigen Terabsorsi

Titrimetri

20.000

20

Gas Analyzer
Spektrofotometri

80.000

21

Oksida Nitrogen (Nox)
Sulfida sebagai H25

22

C02 Agresif

Titrimetri

20.000

23

Boron

Spektrofotometri

40.000

Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri

40.000

- Seng (Zn)

Spektrofotometri

40.000

-Tembaga (Cu)

Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri

40.000

3

10

17

D

Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri

30.000

30.000

30.000
30.000

75.000
25.000
35.000

35.000
40.000

30.000

80.000

30.000

LOGAM

-Cyanida
-Besi (Fe)
-Mangan (Mn)

-Crom
- Nikel

-Cobalt (Co)

40.000

40.000

40.000

60.000
45.000

-Calcium (Ca)
-Magnesium (Mg)
-Natrium (Na)
-Kalium

-Selenium (Se)
-Logam berat dalam darah
E

Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri
Spektrofotometri

45.000
40.000
40.000
40.000

60.000

AAS

150.000

-Cadmium (Cd)
-Timbal (Pb)
-Arsen (As)
-Mangan (Mn)
-Seng (Zn)
-Tembaga (Cu)

AAS

110.000

AAS

110.000

AAS

110.000

AAS

110.000

AAS

110.000

AAS

110.000

-Crom total

AAS

110.000

- Nikel

AAS

110.000

-Cobalt (Co)
-Calcium (Ca)
-Magnesium (Mg)
-Natrium (Na)

AAS

110.000

AAS

110.000

AAS

110.000

AAS

110.000

-Kalium

AAS

110.000

-Selenium (Se)
-Air Raksa (Hg)

AAS

110.000

AAS

110.000

AAS + Grafite Furnace

LAIN- LAIN

DC

35.000

-BOD

Pastel UV

-COD

Pastel UV

35.000

-Minyak Lemak
- Zat Padat Terlarut (DO)

Titrimetri

120.000

Potensiometri

25.000

-Phenol

Spectrofotometri

25.000

-Cyanida SNI

Spectrofotometri

40.000

-Calcium /Ca( Titrasi)

Titrimetri

40.000

Rapid
Rapid
Rapid
Rapid
Rapid
Rapid

40.000

TOKSIKOLOGI
NAPZA

-Morphin(MOP)
-Metamphetamin(MET)
-Amphetamin(AMP)
-Ganja ,Marijuana(THC)
-Benzodiazepam(BZO)
- AMP,MOP,THC
X

XI

Test
Test
Test
Test
Test
Test

40.000
40.000

40.000
40.000

120.000

PENGAMBILAN SAMPEL
Rectal

Swab

25.000

Nasopharink
Tenggorokan
Alat/Peralatan
Tangan

Swab

25.000

Swab

25.000

Swab

25.000

Swab

25.000

PEMERIKSAAN BIOMOLEKULER

Kandungan Babi (kehalalan)
DHF (subtype)
Hepatitis B (HBV) DNA
Hepatitis C (HBV) RNA

PCR

250.000

PCR

250.000

PCR

200.000

PCR

250.000

HIV

PCR

250.000

TB

PCR

200.000

Salmonella typhi
E.Coli Patogen

PCR

200.000

PCR

200.000

Difteri

PCR

250.000

Malaria (subtype)

PCR

250.000

GUBERNUR

/

KEPULAUAN BANGKA-6ELITUNG,

MAN

LAMPIRAN II

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM
NOMOR

TANGGAL

TAHUN 2017

:

2017

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PADA
UPTD BALAI HYPERKES

TARIF (Rp)

JENIS PEMERIKSAAN

NO.
1.

Pemeriksaan fisik kesehatan umum

2.

pemeriksaan Laboratorium

30.000,00

50.000,00
35.000,00
20.000,00

- darah rutin
- urine rutin
3.

Pemeriksaan visus mata

4.

Pemeriksaan lab. Kimia dasar (paket)

200.000,00

- Bilirubin total
- Cholesterol total
-Glukosa sewaktu
-SGOT

-SGPT
- Asam urat

5.

6.

35.000,00

Pemeriksaan kadar cholinesterase (kualitatif)
Pemeriksaan Serologi
- HBS Ag

60.000,00

- Anti HBS

60.000,00

7.

Pemeriksaan Audiometri

8.

Pemeriksaan Spirometri

40.000,00
40.000,00

9.

Uji kelelahan kerja

50.000,00

GUBERNUR
KEPULAUAN BANG

OSMAN

ITUNG,

LAMPIRj\N III
PERATU RAN DAERAH
BANGK/ i BELITUNG

-

TENTAN G

PROVINSI KEPULAUAN

RETRIBUSI JASA UMUM

NOMOR

:

TANGG/ \L

:

TAHUN 2017

2017

STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA
PADA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
1

. Peta Informasi Wilayah Pertambangan
Jenis

No.

2

1.

Peta Informasi Ukuran AO

2.

Peta Informasi Ukuran A3

3.

Peta Informasi Ukuran A4/F4

Tarif ( Rp )
2.000.000,00 /lembar
1.000.000,00/ lembar
1.000.000,00/2 lembar

!. Peta Wilayah Izin Usaha Pertambangan / WIUP
Peta WIUP 5-50 Hektar A3/A4/F4
Peta WIUP >50-500 Hektar A3/A4/F4

Tarif ( Rp )
4.000.000 / 4 lembar
6.000.000 / 4 lembar

Peta WIUP >500-1.000 Hektar A3/A4/F4
Peta WIUP > 1.000 Hektar A3 /A4/F4

8.000.000 / 4 lembar
8.000.000 / 4 lembar

Jenis

No.
1.
2.

3.
4.

\. Peta Izin Usaha Pertambangan / IUP

r

Peta IUP Eksplorasi A4/F4
Peta IUP Operasi Produksi A4/F4

1.

2.
t

\. Peta Izin Pertambangan Rakyat/IPR
Jenis

No.

i

Tarif ( Rp )
4.000.000 / 4 lembar
6.000.000 / 4 lembar

Jenis

No.

1.

Peta IPR untuk perorangan A4/F4

2.

Peta IPR untuk Koperasi A4/F4

Tarif (Rp)
1.000.000 /4 lembar
2.000.000 /4 lembar

5. Peta Kemajuan Tambang
Tarif (Rp)

Jenis

No.

2.

Peta Kemajuan Tambang, luas < 200 hektar A3
Peta Kemajuan Tambang, Luas 200-500 hektar A2

3.

Peta Kemaiuan Tambang, >500 hektar Al

1.

8.000.000 / 4 lembar
10.000.000 /4 lembar
15.000.000/4 lembar

6. Peta Rencana Tambang
Jenis

No.

2.

Peta Rencana Tambang, luas 500 hektar Al

1.

Tarif (Rp)
8.000.000 / 4 lembar
10.000.000 / 4 lembar
15.000.000 / 4 lembar

gubernur/
KEPULAU AN

BANGKAjPELITUNG,

VEJ RZAJ-0TROSMAN
-

-

«

-

LAMPIRAN IV

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM
NOMOR
:
TAHUN 2017

TANGGAL

:

2017

STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI PELAYANAN PENDIDIKAN

PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

NO.

NAMA PELAYANAN PENDIDIKAN

TARIF (Rp)

KETERANGAN

1.

Diklat Prajabatan Golongan I / II

9.296.000

Per Peserta

2.

Diklat Prajabatan Golongan III

9.296.000

Per Peserta

3.

Diklat Prajabatan Kategori 1 dan 2

2.242.000

Per Peserta

4.

Diklat Kepemimpinan Tingkat IV

20.230.000

Per Peserta

5.

Diklat Kepemimpinan Tingkat III

22.125.000

Per Peserta

GUBERNUR

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

ROSMAN