IMPROVING THE STUDENTS’ WRITING SKILL BY USING SYNTESIS ANALYSIS STRUCTURAL (SAS) METHOD IN INDONESIAN SUBJECT AT SECOND GRADE STUDENTS OF SDN 1 MATARAM IN ACADEMIC YEAR 2014/2015 - Repository UNRAM

  J U R N A L

  IMPROVING THE STUDENTS’ WRITING SKILL BY USING SYNTESIS ANALYSIS

STRUCTURAL (SAS) METHOD IN INDONESIAN SUBJECT AT SECOND GRADE

  STUDENTS OF SDN 1 MATARAM IN ACADEMIC YEAR 2014/2015

  BY : T H A L H A E1E 113 114 PROGRAM SKGJ PGSD MELALUI PPKHB JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2014

  KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN U N I V E R S I T A S M A T A R A M FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM SKGJ PGSD MELALUI PPKHB Sekretariat : Jl. Majapahit No. 62 Mataram. 83125 Telp. (0370) 623873

  

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Jurnal dengan judul : Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat dengan Menerapkan

  Metode Struktural Analisis Sintesis (SAS) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SDN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015

  Yang disusun oleh : NAMA : THALHA NIM : EIE 113 114

  KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN U N I V E R S I T A S M A T A R A M FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM SKGJ PGSD MELALUI PPKHB Sekretariat : Jl. Majapahit No. 62 Mataram. 83125 Telp. (0370) 623873

  

HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL

Jurnal dengan judul : Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat dengan Menerapkan

  Metode Struktural Analisis Sintesis (SAS) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SDN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015

  Yang disusun oleh : NAMA : THALHA NIM : EIE 113 114

  Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Dr.Darmiany,M.Pd Drs. H.Ratnadi, S.Pd.,M.Si.

  Moh. Irawan NIP:19581218198603 2002 Zain,S.Pd.,M.Pd.

  Menyetujui: Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Nurul Kemala Dewi,S.Sn.,M.Sn.

  NIP. 1969011 200112 200 1

  KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN U N I V E R S I T A S M A T A R A M FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM SKGJ PGSD MELALUI PPKHB Sekretariat : Jl. Majapahit No. 62 Mataram. 83125 Telp. (0370) 623873

  

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL

Jurnal dengan judul : Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat dengan Menerapkan

  Metode Struktural Analisis Sintesis (SAS) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SDN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 PENGUJI I, Dr. Darmiany, M.Pd NIP. 19581218198603 2002 PENGUJI II, Drs. H.Ratnadi, S.Pd.,M.Si.

  NIP. 195412171 198303 1 003 PENGUJI III, Moh. Irawan Zain, S.Pd., M.Pd NIP. 19631104 198602 1 004

  Mengetahui; Dekan FKIP Universitas Mataram, Dr. H. Wildan, M.Pd NIP. 19571231 198303 1 037

  

ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat dengan Menerapkan Metode Struktural

Analisis Sintesis (SAS) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SDN 1

Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015.

  

Oleh:

Thalha, Dr. Darmiany, M.Pd., Drs. H.Ratnadi, S.Pd.,M.Si.

  Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa siswa kelas II SDN 1 Mataram tingkat keterampilan menulis kalimatnya masih rendah yang disebabkan oleh pembelajaran masih bersifat konvensional dan kesalahan pada menulis kalimat dengan baik dalam pembelajaran.rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan kemampuan menulis kalimat dengan menerapkan metode SAS mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas II SDN 1 Mataram tahun Pelajaran 2014/2015, dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis kalimat dengan menggunakan metode

  

Struktural Analisis Sintesis (SAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas II SDN 1

  Mataram.Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri atas dua kali pertemuan. Tiap siklus melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan penilaian, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SDN 1 Mataram dengan jumlah siswa 41 orang, terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu observasi dan tes. Adapun metode analisis data yaitu dengan menganalisis nilai rata-rata hasil evaluasi tiap pertemuan pada setiap siklusnya dan tingkat keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.Hasil belajar siswa sebelum dilaksanakannya penelitian tindakan kelas pada tes awal masih dibawah standar Keteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Peneliti melakukan refleksi dan melakukan penelitian tindakan kelas terhadap masalah tersebut seperti yang tercermin dalam judul penelitian saya. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan pada setiap siklus. Siklus I pada pertemuan I ketuntasan individu 26, secara klasikal 63,4% dan nilai rata-rata kelas 72,7 begitu juga pertemuan II ketuntasan individu 32, secara klasikal 78,1% dan nilai rata- rata kelas 77,6. Siklus II pada pertemuan I ketuntasan individu 35, secara klasikal 85,4% dan nilai rata-rata kelas 80,6 begitu juga pertemuan II ketuntasan individu 39, secara klasikal 95,1% dan nilai rata-rata kelas 82,9.Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa metode SAS dapat meningkatkan kemampuan menulis kalimat pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II.

  Kata-kata kunci: Menulis kalimat, Metode Struktural Analisis Sintesis (SAS)

  IMPROVING THE STUDENTS’ WRITING SKILL BY USING SYNTESIS ANALYSIS

STRUCTURAL (SAS) METHOD IN INDONESIAN SUBJECT AT SECOND

  GRADE STUDENTS OF SDN 1 MATARAM IN ACADEMIC YEAR 2014/2015 by Thalha, Dr. Darmiany, M.Pd., Drs. H.Ratnadi, S.Pd.,M.Si

  

ABSTRACT

  Based on the observation result at SD 1 Mataram it is known that the writing skill of the students at second grade is still low, especially in writing sentences. It is caused by the conventional way of teaching and the misleading of making good sentences in Indonesian subject. The problem stated in this research study is how to improve the students’ writing skill in writing sentences by applying Structural Analysis Synthesis (SAS) method in Indonesian subject for the second grade students of SD 1 Mataram in academic year 2014 – 2015. The purpose of the study is to know the improvement of the students” writing skill in writing sentences by using Structural analysis Synthesis (SAS)method in Indonesian subject for the second grade students of SD 1 Mataram. This research is Classroom Action research that consists of two circles. Each circle consists of two meetings. Each circle has four steps that is Planning, Doing the action, Observation and Evaluation, and Reflection. The subject of this study is all students at second grade of SD 1 Mataram that is 41 students. They are 20 male students and 21 female students. The method of collecting data was done in two ways that is observation and test. The data was analyzed by analyzing the average scores in each circle and the students’ and teachers’ activeness in teaching learning process. Before conducting the research, the result of students’ test is under passing grade (KKM). The observer wants to solve the problem by doing the reflection and conducting the classroom action research as stated in the title of this research. The result shows that there are some improvements in the circles. In the first circle at the first meeting shows that 26 students are above the passing grade, which means 63,4% classically and the average score is 72,7. At the second meeting, there are 32 students above the passing grade, which means 78,1% classically and the average score is 77,6. In the second circle at the first meeting, there are 35 students above the passing grade which means that 85,4% classically and the average score is 80,6. At the second meeting, there are 39 students above the passing grade that means 95,1 % classically and the average score is 82,9. Based on the result of this study shows that SAS method can improve the students” writing skill especially in writing sentences in Indonesian subject for the second grade students of SD 1 Mataram.

  Key words : Writing sentences, Structural Analysis Synthesis (SAS) method

  Fungsi pembelajaran bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi. Setiap orang belajar bahasa karena didesak oleh kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang- orang di sekitarnya. Untuk itu, sejak dini anak-anak diarahkan agar mampu menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar untuk berkomunikasi dalam berbagai situasi yaitu, mampu menyapa, mengajukan pertanyaan, menjawab, menyebutkan pendapat dan perasaan melalui bahasa.

  Dasar pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran kemampuan berbahasa, yaitu kemampuan-kemampuan yang ditekankan pada kemampuan reseptif dan kemampuan produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan menyerap, menerima, dan memahami tutur orang lain, sedangkan kemampuan produktif yaitu kemampuan menghasilkan tuturan untuk mengekspresikan diri atau menanggapi rangsang bahasa yang disampaikan oleh orang lain (Mar’i, 2010: 1). Kemampuan mendengarkan dan membaca disebut kemampuan reseptif sedangkan kemampuan berbicara dan menulis dinamakan kemampuan produktif (Syarif, Elina, 2009: 1).

  Pada hakikatnya pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar diawali dengan pembelajaran reseptif. Dengan demikian, kemampuan produktif dapat ikut ditingkatkan. Ninda dan Harris (dalam Tarigan, Hendri Gundur 2005: 1) berpendapat bahwa keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: (1) keterampilan menyimak (listening skills), (2) keterampilan berbicara (speaking skills), (3) keterampilan membaca (reading skills), (4) keterampilan menulis (writing skills). Keempat komponen ini juga dirincikan dalam Garis-Garis Besar Pedoman Pembelajaran (GBPP) atau kurikulum yang berlaku saat ini; Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) secara terpadu ke dalam materi pelajaran Bahasa Indonesia.

  Keempat komponen keterampilan berbahasa di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, tetapi dapat dibedakan. Misalnya menulis sebagai suatu aktifitas berbahasa tulis memiliki perbedaan terutama dengan kegiatan berbahasa lisan. Perbedaan itu menyangkut kecaraan serta konteks dan hubungan antar unsur yang terlibat, yang berimplikasi pada ragam bahasa yang digunakan. Meskipun keempat keterampilan tersebut dapat dibedakan tetapi keempatnya saling bergantung. Misalnya, seseorang dapat berbicara karena ia mampu menyimak atau terampil membaca dan menulis. Demikian pula halnya, seseorang terampil menulis karena ia terampil menyimak, berbicara, dan membaca. Oleh karena itu, siswa diharapkan memiliki kemampuan berbahasa yang lengkap.

  Siswa tidak dapat dikatakan mampu berbahasa yang baik dan benar jika siswa hanya mampu menyimak, berbicara, dan membaca tetapi tidak mampu menulis. Jelas bahwa kemampuan menulis harus benar-benar diperhatikan terutama di Sekolah Dasar karena menulis merupakan kemampuan berbahasa yang produktif. Dengan cara inilah guru dapat menjadikan siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan demikian, pembelajaran menulis merupakan komponen yang turut serta menentukan tercapainya tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia. Jelas bahwa kemampuan menulis sangat dibutuhkan terutama dalam kehidupan modern ini.

  Masalah tersebut terjadi di kelas II SDN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata ulangan harian pelajaran Bahasa Indonesia masih rendah terlihat dari Analisis Hasil Evaluasi Belajar Ulangan Harian Bahasa Indonesia Indonesia adalah 70. Secara presentase ketuntasan klasikal hanya 48 % siswa yang mendapat nilai di atas KKM, 52 % siswa belum mencapai nilai di atas KKM.

  Terkait dengan keterampilan menulis di SDN 1 Mataram, diketahui bahwa ternyata dari 41 orang siswa kelas II masih ada 11 orang siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini tampak saat pembelajaran menuliskan nama-nama hari. Kebanyakan siswa salah menuliskan huruf. Misalnya saat menuliskan hari Rabu, siswa menulis Rabo. Sabtu menjadi Sabtu dan Minggu menjadi Minggu. Kesalahan pada huruf menunjukkan siswa kurang mampu menulis dengan baik. Sistem menyalin kalimat dari papan tulis juga menjadi faktor kesulitan dalam menulis. Siswa juga menulis dalam tempo yang lama. Satu kalimat yang terdiri dari tiga atau empat kata dapat ditulis selama 5 hingga 10 menit. Disamping itu penulisan huruf besar dan huruf kecil masih tidak teratur.

  Kesulitan tersebut harus memperoleh perhatian yang cukup dari guru sehingga perlu dilaksanakan penelitian tindakan kelas terhadap pembelajaran menulis siswa di kelas rendah. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa siswa harus memiliki keterampilan menulis sejak usia dini agar siswa dapat menyalin, mencatat, dan mengerjakan tugas sekolah dengan baik.

  Untuk meningkatkan kemampuan menulis di Sekolah Dasar, dapat digunakan beberapa metode pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan metode struktural

  

analisis sintesis (SAS). Metode SAS mengajarkan siswa untuk menganalisis dan

  mensintesis struktur suatu kalimat. Analisis berarti proses menguraikan atau merincikan, sedangkan sintesis berarti proses berpikir menggabungkan atau menyatukan. Kegiatan pembelajarannya membantu siswa untuk lebih memahami bagian-bagian dari suatu kalimat, diantaranya kata, suku kata, dan huruf (fonem).

  Hal ini sesuai dengan proses operasional metode SAS. Langkah-langkah dalam proses operasional metode SAS adalah sebagai berikut: (a) Struktur, menampilkan keseluruhan; (b) Analisis, melakukan proses penguraian; (c) Sintesis, melakukan penggabungan kembali pada struktur semula (Tarigan, Djago, 2005: 5.9).

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengangkat permasalahan tersebut untuk dilakukan penelitian dengan mengambil judul penelitian: Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat dengan Menerapkan Metode Struktural Analisis Sintesis (SAS) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SDN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015.

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: bagaimana cara meningkatkan kemampuan menulis kalimat dengan penerapan metode SAS mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas II SDN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015. Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis kalimat dengan menerapkan metode SAS mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas II SDN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015.

  

Manfaat penelitian

. Bagi Guru

  (1) Hasil penelitian memberikan pengetahuan dan pengalaman juga solusi terhadap permasalahan yang dihadapi siswa dan guru. (2) Meningkatkan kreativitasnya dalam menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran. (3) Meningkatkan kemampuan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi suatu konsep pembelajaran dengan optimal yang dikemas dalam RPP.

  Bagi Siswa (1) Siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran.

  (2) Meningkatkan prestasi belajar siswa. (3) Siswa dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan menulis kalimat. .

  Bagi Sekolah

  (1) Memberikan konstribusi yang baik bagi sekolah dalam rangka terciptanya pembelajaran yang kondusif dan bersifat menyenangkan. (2) Meningkatkan prestasi sekolah secara keseluruhan.

  KAJIAN PUSTAKA

  Metode Struktural Analisis Sintesis (SAS) merupakan metode yang dikembangkan oleh PKMM (Pembaharuan Kurikulum dan Metode Mengajar) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI yang diprogramkan pada tahun 1974. Menurut Mar’i (2010: 121) Metode Struktural Analisis Sintesis (SAS) merupakan salah satu jenis metode yang bisa digunakan untuk proses pembelajaran membaca dan menulis permula. Dilihat dari kata-kata yang terkandung di dalamnya, struktural berarti suatu susunan, analisis berarti pemisah atau penguraian, dan sintesis berarti paduan atau kesatuan. Jadi struktural analisis sintesis merupakan metode pengajaran menulis dengan cara menguraikan sebuah kalimat menjadi kata-kata, suku kata, dan huruf, kemudian disusun kembali dari huruf menjadi suku kata, kata, dan kembali menjadi kalimat.

  Tarigan, Djago (2005: 5.8-5.9) bahwa dalam proses operasionalnya, metode SAS mempunyai langkah-langkah dengan urutan seperti berikut: (a) Struktur, menampilkan keseluruhan; (b) Analisis, melakukan proses penguraian; (c) Sintesis, melakukan penggabungan kembali pada struktur semula.

  Prinsip pengajaran dengan metode SAS meliputi (a) Pengajaran dimulai dengan menampilkan kalimat secara utuh dan lengkap, (b) struktur kalimat yang ditampilkan harus menimbulkan konsep yang jelas dalam pemikiran siswa, (c) melakukan analisis terhadap struktur kalimat untuk menemukan unsur-unsur struktur kalimat, (d) mensintesis unsur-unsur yang ditemukan untuk menemukan fungsi setiap unsur serta hubungannya, dan (e) struktur yang dipelajari merupakan pengalaman bahasa siswa.

  Prosedur penerapan metode SAS dalam kegiatan pembelajaran menulis di kelas rendah menurut Mamo (dalam Mar’i, 2010: 122) mengikuti beberapa langkah yaitu:

  (1) Merekam bahasa siswa (2) Menampilkan gambar sambil bercerita atau berdialog dengan siswa, atau siswa berdialog dengan siswa.

  (3) Menulis gambar yang ditampilkan dengan bimbingan guru membaca gambar, (4) Menulis gambar dengan kartu kalimat yang ditempelkan di bawah gambar (5) Membuat kalimat secara struktural (S) (6) Proses analisis (A) (7) Proses sintesis.

  Teknik pelaksanaan pembelajaran dengan metode SAS di Sekolah Dasar ialah keterampilan memilih kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata, dan kartu kalimat. Sementara sebagian siswa mencari huruf, suku kata, dan kata, guru dan sebagian siswa lainnya menempelkan kata-kata yang tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti. Demikian seterusnya sehingga seluruh siswa memperoleh giliran untuk menyusun kalimat, membacanya, dan mengutipnya sebagai pelajaran keterampilan menulis (Mar’i, 2010: 22).

  METODE PENGUMPULAN DATA 1 . Data penelitian

  Data dalam penelitian ini terdiri atas:

  a. Data aktivitas siswa dan guru

  b. Data kemampuan menulis kalimat siswa merupakan aspek pelajaran Bahasa Indonesia

   2 . Teknik Pengumpulan Data

  Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu observasi dan tes.

  1. Observasi Observasi adalah pengamatan dengan tujuan tertentu. Setiap observasi bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang menunjang untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh peneliti. Dalam hal ini, observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan guru dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Struktural Analisis Sintesis (SAS).

  2. Tes Evaluasi Tes evaluasi dilakukan untuk memperoleh data hasil belajar siswa.

  Teknik Analisis Data

  Penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Data aktifitas guru dan siswa dianalisis secara kualitatif dan data hasil belajar dianalisis secara kuantitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

  Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Mataram tahun Pelajaran 2014/2015 yang dimulai dari tanggal 16 Oktober sampai 24 Oktober 2014. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana setiap siklusnya melalui empat tahapan yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Penilaian, (4) Refleksi. Adapun rincian setiap siklusnya adalah sebagai berikut:

1. Hasil Penelitian Siklus I

  Pembelajaran dalam siklus I ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu tanggal 16 Oktober dan 17 Oktober setiap pertemuan masing-masing 3 x 35 menit, sedangkan evaluasinya dilaksanakan selama 30 menit. Materi yang dibahas pada siklus I adalah tentang mendeskripsikan hewan berkaki dua dan hewan berkaki empat. Berikut rincian pelaksanaan hasil penelitian pada siklus I.

  a. Perencanaan Sesuai dengan permasalahan yang muncul pada observasi awal, pemecahannya dengan menggunakan metode SAS. Adapun kegiatan yang dilakukan antara peneliti dan guru kelas pada tahap perencanaan adalah mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran antara lain:

  1) Menyusun skenario pembelajaran berupa rancangan pembelajaran dengan menggunakan metode SAS. 2) Menyusun lembar observasi pelaksanaan pembelajaran (tindakan guru) untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan metode SAS dapat dilaksanakan. Lembar observasi berupa kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 3) Membuat alat evaluasi untuk melihat peningkatan kemampuan siswa dengan penggunaan metode SAS. 4) Menyediakan media pembelajaran berupa tape rekorder, kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata, dan kartu kalimat yang mendukung proses pembelajaran.

  b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun untuk meningkatkan kemampuan menulis kalimat. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dengan menggunakan metode struktural analisis sintesis (SAS) yang dilakukan 2 x pertemuan termasuk mengadakan evaluasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Kegiatan Pembelajaran Siklus I

  Alokasi Siklus Pertemuan Kegiatan Materi waktu

  Pelaksanaan Mendiskripsikan 3 x35 kegiatan hewan berkaki Menit I pembelajaran dan dua

  Evaluasi

  I Pelaksanaan Mendiskripsikan 3 x 35 kegiatan hewan berkaki Menit

  II pembelajaran dan empat Evaluasi

  Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui tiga tahapan yaitu kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir (penutup).

  Pada kegiatan awal, kegiatan yang dilaksanakan guru pada tahap ini antara lain guru menyapa siswa, memeriksa kehadiran siswa, dan mengondisikan siswa agar siap menerima pelajaran. Guru menyiapkan media, alat dan sumber belajar. Guru melakukan apersepsi dengan mengingat kembali pelajaran tentang hewan dan menugaskan siswa untuk menyebut hewan-hewan yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal siswa yang berkaki dua dan empat. Adapun hasilnya pada pertemuan ke I dan II langkah-langkah telah direncanakan sudah terlaksana dengan cukup baik. Guru mempersilahkan siswa untuk duduk pada bangkunya masing-masing dan mendengarkan cerita dengan seksama. Pada saat menyapa dan mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran, perhatian sebagian siswa tertuju pada cerita, guru berusaha menarik perhatian siswa dan memotivasi mereka untuk aktif belajar. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan cukup baik, dan siswa bisa merespon apersepsi ketika melakukan apersepsi yang berkaitan tentang hewan-hewan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya yang berkaki dua dan berkaki empat.

  Kegiatan yang dilakukan pada tahap kegiatan inti baik pada pertemuan I dan II adalah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode struktural analisis sintesis (SAS) yang meliputi: 1) Guru bercerita dan siswa mendengarkan dengan seksama.

  2) Guru merekam bahasa siswa dari pertanyaan yang diberikan berkenaan dengan cerita hewan. 3) Guru menampilkan gambar sambil bercerita yang berkenaan dengan cerita hewan. 4) Siswa menulis gambar yang ditampilkan dengan bimbingan guru. 5) Siswa menulis gambar dengan kartu kalimat yang ditempelkan di bawah gambar. 6) Siswa menulis membuat kalimat secara struktur. 7) Siswa menulis proses analisi kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf. 8) Siswa menulis proses sintesis kalimat yang diuraikan, huruf-huruf dirangkai lagi menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. 9) Guru memberikan tes menulis dengan menggunakan metode SAS.

  Adapun hasilnya pada pertemuan I rencana pembelajaran telah terlaksana dengan cukup baik, guru melakasanakan pembelajaran dengan menggunakan metode struktural analisis sintesis (SAS). Pada pertemuan I guru kurang efektif dalam terampil mengelola kelas. Adapun guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan kurang efektif, kebanyakan waktu digunakan untuk mengerjakan kartu kalimat yaitu menempel kata-kata pada kertas karton di papan tulis yang berbentuk struktur kalimat. Dalam keberanian penulisan kalimat pada papan tulis, guru hanya memanggil 10 siswa saja karena kebanyakan waktunya habis digunakan dalam penempelan kartu kalimat dalam membaca gambar. Adapun menyimak dan memperhatikan penjelasan dalam melakukan penulisan di papan tulis dari siswa yang lain itu kurang sekali, siswa kurang baik dalam memperhatikan penjelasan (menyimak).

  Pada pertemuan II, langkah-langkah yang direncanakan juga telah terlaksana dengan baik. Pada pertemuan II penjelasan materi pelajaran dialokasikan seperti dalam perencanaan dalam RPP, guru kurang efektif melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. Dalam melakukan penulisan di papan tulis, siswa cukup aktif dan guru juga hanya memanggil sebagian siswa dari yang belum maju pada pertemuan I.

  Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan akhir adalah: 1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan 2) Melakukan evaluasi 3) Guru memberikan tindak lanjut

  Adapun hasilnya Pada pertemuan I dan II guru telah melaksanakan deskriptor dengan baik. Setelah kegiatan pembelajaran siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru melakukan evaluasi tiap pertemuan baik pada pertemuan I dan pertemuan II. Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR. Adapun hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan evaluasi pada pertemuan I adalah siswa mendapat nilai rata-rata 72,7 dan siswa yang tuntas belajar hanya 63,4% sementara yang belum tuntas adalah 36,6%, hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan evaluasi pada pertemuan II adalah siswa mendapat nilai rata-rata 77,6 dan siswa yang tuntas belajar hanya 78,1% sementara yang belum tuntas adalah 21,9%.

  c. Observasi dan Evaluasi

  1. Observasi Kegiatan observasi dilakukan selama berlangsungnya pelaksanaan tindakan dengan mengacu pada lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta catatan yang dibuat oleh peneliti dan observer. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel data aktivitas di bawah ini.

Tabel 4.2 Data aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis menggunakan metode

  SAS SDN 1 Mataram siklus I

  Pertemuan

  3 Jumlah skor

  4 Memberi kan evaluasi setelah kegiatan yang dilakukan 3,2 3,8

  3,4 3,6

  3 Pemanfaat an Sumber Belajar/ media dan Memfasilitasi Keterlibatan siswa

  3,2 3,5

  2 Pemanfaatan Sumber Belajar/media Pembelajaran dan Pendekatan/ Strategi Belajar

  1 Prapembelajaran 3,0 3,8

  II

  Pertemuan

  Rata-rata Skor Pertemuan I

  SAS SDN 1 Mataram siklus I No Indikator

Tabel 4.3 Data aktivitas guru dalam pembelajaran menulis menggunakan metode

  15 Kategori Cukup Aktif Keterangan Kategori: 20 ≤ SG ≤ 25 = Sangat Aktif 17 ≤ SG < 20 = Aktif 13 ≤ SG < 17 = Cukup Aktif 10 ≤ SG < 13 = Kurang Aktif 5 ≤ SG < 10 = Sangat Kurang Aktif Tabel di atas menunjukkan aktivitas siswa pada siklus I dengan rata-rata skor 15, adapun kategorinya cukup aktif belum mencapai indikator ketercapaian yaitu kategori aktif.

  16 Rata-rata

  14

  3

  I Pertemuan

  5 Antusiasme mengikuti setiap tahapan pembelajaran

  3

  2

  4 Keberanian menulis kalimat di papan tulis

  3

  3

  3 Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan tugas dari guru

  3

  2

  2 Serius menyimak dan memperhatikan penjelasan guru

  4

  4

  1 Kesiapan siswa mengikuti pelajaran

  II

  5 Penutup 3,3 3,6

  Rata-rata 17,2 Kategori Baik

  Keterangan Kategori : 20 ≤ SG ≤ 25 = Sangat Baik 17 ≤ SG < 20 = Baik 13 ≤ SG < 17 = Cukup Baik 10 ≤ SG < 13 = Kurang Baik 5 ≤ SG < 10 = Sangat Kurang Baik Tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas guru pada siklus I mendapat skor 17,2 dengan kategori baik.

  2. Evaluasi Setelah berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan metode SAS pada akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi. Pada tahap ini siswa menyelesaikan evaluasi berupa tes sebanyak 10 soal. Adapun hasil belajar siswa pada siklus ini dapat terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Data hasil evaluasi siklus I

  Hasil No Deskriptor

  Pertemuan I Pertemuan II

  1 Nilai tertinggi

  87

  93

  2 Nilai terendah

  53

  60

  3 Jumlah 2980 3183

  4 Rata-rata 72,7 77,6

  5 Ketuntasan 63,4 % 78,1 %

  6 Peserta

  41

  41 Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa hasil pada pertemuan I nilai tertinggi yang dicapai siswa 87 dan nilai terendah yang dicapai siswa 53, nilai rata-rata 72,7 dengan ketuntasan klasikal hanya mencapai 63,4%. Hasil pada pertemuan II nilai tertinggi yang dicapai siswa 93 dan nilai terendah yang dicapai siswa 60, nilai rata-rata 77,6 dengan ketuntasan klasikal hanya mencapai 78,1%. Ketuntasan klasikal belum mencapai standar indikator kinerja sebesar 85%. Oleh sebab itu dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.

  d. Refleksi

  Secara klasikal ketuntasan belajar siswa belum mencapai indikator ketercapaian yang ditetapkan. Berdasarkan hasil evaluasi dan observasi pada siklus I ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya yaitu:

  a) Guru 1) Guru kurang terampil mengelola kelas.

  2) Guru kurang melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang rencanakan 3) Guru kurang memaksimalkan penggunaan metode SAS.

  b) Siswa 1) Siswa kurang serius menyimak dan memperhatikan penjelasan guru.

  2) Siswa kurang keberanian menulis kalimat di papan tulis karena masih banyak mengalami kesulitan menguraikan kalimat, menguraikan kata dan suku kata, pemakaian huruf kapital dan huruf kecil, serta kelancaran menulis.

  Adapun usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala-kendala diatas yang digunakan untuk mempersiapkan perencanaan siklus II adalah sebagai berikut: a) Guru bersikap lebih tegas pada saat pembelajaran berlangsung dan menertibkan siswa di dalam kelas.

  b) Melaksanakan rencana pembelajaran lebih aktif dan terarah pada siswa yang masih perlu bimbingan agar lebih baik dari siklus sebelumnya.

  c) Memotivasi siswa yang masih kesulitan menulis dengan menunjukkan cara menulis dan menguraikan kalimat di papan tulis agar siswa mau mencoba menulis dengan lebih baik.

  d) Rencana pembelajaran lebih terfokus pada penguraian kalimat, penggabungan kata dan suku kata, pemakaian huruf kapital dan huruf kecil, dan kelancaran menulis.

  e) Menekankan pembelajaran pada tes menulis.

  f) Menggunakan metode SAS dengan lebih baik.

2. Hasil Penelitian Siklus II

  Pembelajaran dalam siklus I ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu tanggal 23 Oktober dan 24 Oktober, setiap pertemuan masing-masing 3 x 35 menit, sedangkan evaluasinya dilaksanakan selama 30 menit. Materi yang dibahas pada siklus II adalah tentang mendeskripsikan tumbuhan berbuah dan tumbuhan berbunga. Berikut rincian pelaksanaan hasil penelitian pada siklus II.

  a. Perencanaan Seperti yang telah dilakukan pada tahap perencanaan siklus I, maka pada siklus

  II ini peneliti mempersiapkan hal-hal sebagaimana akan disebutkan berikut dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan pada siklus I: 1) Menyusun skenario pembelajaran berupa rancangan pembelajaran dengan menggunakan metode SAS. 2) Menyusun lembar observasi pelaksanaan pembelajaran (tindakan guru) untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan metode SAS dapat dilaksanakan.

  Lembar observasi berupa kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses

  3) Membuat alat evaluasi untuk melihat peningkatan kemampuan siswa dengan penggunaan metode SAS. 4) Menyediakan media pembelajaran berupa tape rekorder, kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata, dan kartu kalimat yang mendukung proses pembelajaran.

  b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I. tetapi pada siklus II pembelajaran dilaksanakan dengan memperhatikan kekurangan- kekurangan yang ditemui pada siklus I. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5 Kegiatan Pembelajaran Siklus II

  Alokasi Siklus Pertemuan Kegiatan Materi waktu

  Pelaksanaan Mendiskripsikan 3 x35 kegiatan tumbuhan yang Menit I pembelajaran dan berbuah

  Evaluasi

  II Pelaksanaan Mendiskripsikan 3 x 35 kegiatan tumbuhan yang Menit

  II pembelajaran dan berbunga Evaluasi

  Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui tiga tahapan yaitu kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir (penutup). Pada kegiatan awal, kegiatan yang dilaksanakan guru pada tahap ini antara lain guru menyapa siswa, memeriksa kehadiran siswa, dan mengondisikan siswa agar siap menerima pelajaran. Guru menyiapkan media, alat dan sumber belajar. Guru melakukan apersepsi dengan mengingat kembali pelajaran pada siklus I dan memperkenalkan tentang tumbuhan dengan bahasa yang sederhana. Adapun hasilnya pada pertemuan ke I dan II langkah- langkah telah direncanakan sudah terlaksana dengan baik. Guru mempersilahkan siswa untuk duduk pada bangkunya masing-masing dan guru berdialog dengan siswa atau siswa berdialog dengan siswa. Pada saat menyapa dan mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran, perhatian siswa tertuju pada dialog, guru berusaha menarik perhatian siswa dan memotivasi mereka untuk aktif belajar. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik, dan siswa bisa merespon apersepsi ketika melakukan apersepsi yang berkaitan tentang tumbuhan-tumbuhan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya yang berbuah dan berbunga.

  Kegiatan yang dilakukan pada tahap kegiatan inti baik pada pertemuan I dan II adalah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode struktural analisis sintesis (SAS) yang meliputi:

  2) Guru merekam bahasa siswa dari pertanyaan yang diberikan berkenaan dengan tumbuhan. 3) Guru menampilkan kembali gambar sambil berdialog yang berkenaan dengan tumbuhan. 4) Siswa menulis gambar yang ditampilkan dengan bimbingan guru. 5) Siswa menulis gambar dengan kartu kalimat yang ditempelkan di bawah gambar. 6) Siswa menulis membuat kalimat secara struktur. 7) Siswa menulis proses analisi kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf. 8) Siswa menulis proses sintesis kalimat yang diuraikan, huruf-huruf dirangkai lagi menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. 9) Guru memberikan tes menulis dengan menggunakan metode SAS.

  Adapun hasilnya pada pertemuan I dan II rencana pembelajaran telah terlaksana dengan sangat baik, guru melakasanakan pembelajaran dengan menggunakan metode struktural analisis sintesis (SAS). Pada pertemuan I dan II guru sudah efektif, guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat, pada saat mendeskripsikan tumbuhan yang berbuah dan berbunga sebagian besar siswa terlihat memahami materi yang disampaikan guru, ini terbukti dari terampil mengelola kelas biasanya siswa mengerjakan kartu kalimat yaitu menempel kata-kata pada kertas karton di papan tulis yang berbentuk struktur kalimat. Dalam melakukan penulisan pada papan tulis guru hanya memanggil 3 siswa saja karena hal ini mengimbangi alokasi waktu yang telah dialokasikan dalam RPP. Siswa serius menyimak dan memperhatikan penjelasan sudah efektif terlihat dalam melakukan penulisan di papan tulis.

  Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan akhir adalah: 1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan 2) Melakukan evaluasi 3) Guru memberikan tindak lanjut

  Adapun hasilnya Pada pertemuan I dan II guru telah melaksanakan deskriptor dengan sangat baik. Setelah kegiatan pembelajaran siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru melakukan evaluasi tiap pertemuan baik pada pertemuan I dan pertemuan II. Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan latihan-latihan yang telah disiapkan. Adapun hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan evaluasi pada pertemuan I adalah siswa mendapat nilai rata-rata 80,6 dan siswa yang tuntas belajar hanya 85,4% sementara yang belum tuntas adalah 14,6%, hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan evaluasi pada pertemuan II adalah siswa mendapat nilai rata-rata 82,9 dan siswa yang tuntas belajar hanya 95,1% sementara yang belum tuntas adalah 4,9%.

  c. Observasi dan Evaluasi

  1. Observasi Dari penilaian proses dan penilaian hasil pada siklus II ini, maka hasil pembelajaran siswa sudah mengalami peningkatan. Begitu pula secara sebelumnya. Hasil observasi aktivitas siswa dan guru dapat terlihat pada tabel data aktivitas di bawah ini.

Tabel 4.6 Data aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis menggunakan metode

  4 Keberanian menulis kalimat di papan tulis

  Rata-rata Skor Pertemuan I Pertemuan II

  SAS SDN 1 Mataram siklus II No Indikator

Tabel 4.7 Data aktivitas guru dalam pembelajaran menulis menggunakan metode

  Keterangan Kategori: 20 ≤ SG ≤ 25 = Sangat Aktif 17 ≤ SG < 20 = Aktif 13 ≤ SG < 17 = Cukup Aktif 10 ≤ SG < 13 = Kurang Aktif 5 ≤ SG < 10 = Sangat Kurang Aktif Tabel di atas menunjukkan aktivitas siswa pada siklus II dengan rata-rata skor 21,5 adapun kategorinya sangat aktif.

  23 Rata-rata 21,5 Kategori Sangat Aktif

  20

  5 Jumlah skor

  4

  5 Antusiasme mengikuti setiap tahapan pembelajaran

  4

  4

  4

  SAS SDN 1 Mataram siklus II No Indikator

  3

  3 Siswa bekerjasama untuk menyelesaikan tugas dari guru

  5

  4

  2 Serius menyimak dan memperhatikan penjelasan guru

  5

  5

  1 Kesiapan siswa mengikuti pelajaran

  II

  Pertemuan

  Skor Pertemuan I

  1 Prapembelajaran 4,2 4,5

  Pemanfaatan Sumber Belajar/media 4,1 4,5

  2 Pembelajaran dan Pendekatan/ Strategi Belajar Pemanfaat an Sumber Belajar/ media 4,0 4,2

  3 dan Memfasilitasi Keterlibatan siswa Memberi kan evaluasi setelah kegiatan 4,5 4,5

  4 yang dilakukan

  5 Penutup 4,3 4,7 Jumlah skor 21,1 22,4

  Rata-rata 21,7 Kategori Sangat Baik

  Keterangan Kategori : 20 ≤ SG ≤ 25 = Sangat Baik 17 ≤ SG < 20 = Baik 13 ≤ SG < 17 = Cukup Baik 10 ≤ SG < 13 = Kurang Baik 5 ≤ SG < 10 = Sangat Kurang Baik Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor aktivitas guru pada siklus II mendapat skor 21,7 dengan kategori sangat baik.

  2. Evaluasi Seperti halnya pada siklus I. Pada siklus II ini siswa juga diberikan evaluasi berupa soal-soal. Adapun hasil evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8 Data hasil evaluasi siklus II

  Hasil No Deskriptor

  Pertemuan I Pertemuan II

  1 Nilai tertinggi

  93

  93

  2 Nilai terendah

  60

  60

  3 Jumlah 3303 3399

  4 Rata-rata 80,6 82,9

  5 Ketuntasan 85,4 % 95,1 %

  6 Peserta

  41

  41 Berdasarkan data pada tabel di atas diketahui bahwa hasil pada pertemuan I nilai tertinggi yang dicapai siswa 93 dan nilai terendah yang dicapai siswa 60, nilai rata-rata 80,6 dengan ketuntasan klasikal hanya mencapai 85,4%. Hasil pada pertemuan II nilai tertinggi yang dicapai siswa 93 dan nilai terendah yang dicapai siswa 60, nilai rata-rata 82,9 dengan ketuntasan klasikal hanya mencapai 95,1%. Nilai rata- rata kelas menunjukkan pencapaian ketuntasan penguasaan materi pembelajaran secara individual berada di atas 70 dan persentase ketuntasan klasikal berada di atas 85%.

  d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir berjalan dengan sangat baik dan sangat aktif, maka dapat dicatat beberapa hasil sebagai berilkut: 1) Setiap kegiatan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran benar-benar fokus pada penelitian yang dilaksanakan.

  2) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran baik pada kegiatan awal, inti, sampai kegiatan akhir. 3) Guru lebih memperhatikan dan memberikan bimbingan khusus pada siswa yang mengalami kesulitan belajar. 4) Siswa termotivasi dalam belajar. 5) Hasil belajar meningkat, baik secara individu maupun klasikal. Melalui lembar observasi yang diisi oleh observer pada saat pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran pada siklus II menunjukkan bahwa seluruh kegiatan sudah dapat dilaksankan guru sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP.

B. Pembahasan

  Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian tindakan kelas yang meliputi (1) tahap perencanaan tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi, dan (4) tahap evaluasi dan refleksi.

  Berdasarkan hasil analisis data dalam pelaksanaan siklus I pada pertemuan I dan II diperoleh ketuntasan belajar 63,4 % dengan nilai rata-rata kelas 72,7 dan 78,1 % dengan nilai rata-rata 77,6. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penilaian pada siklus I ini, siswa SDN 1 Mataram berjumlah 41 orang belum tercapai seperti yang diharapkan karena banyak siswa yang masih belum dicapai seperti ketepatan penulisan huruf, ketepatan penyusunan kalimat, dan tanda baca. Oleh sebab itu, harus dilakukan penelitian pada siklus II. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat mencapai target yang diinginkan sesuai dengan indikator penilaian.

  Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan pada siklus I, maka dirumuskan alternatif tindakan sebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis pada siklus II, sebagai berikut:

  a. Guru bersikap lebih tegas pada saat pembelajaran berlangsung dan menertibkan siswa di dalam kelas.

  b. Melaksanakan rencana pembelajaran lebih aktif dan terarah pada siswa yang masih perlu bimbingan agar lebih baik dari siklus sebelumnya.

  c. Memotivasi siswa yang masih kesulitan menulis dengan menunjukkan cara menulis dan menguraikan kalimat di papan tulis agar siswa mau mencoba menulis dengan lebih baik.

  d. Rencana pembelajaran lebih terfokus pada penguraian kalimat, penggabungan kata dan suku kata, pemakaian huruf kapital dan huruf kecil, dan kelancaran menulis.

  e. Menekankan pembelajaran pada tes menulis.

  f. Menggunakan metode SAS dengan lebih baik.

  Hasil analisis data pada siklus II kemampuan menulis siswa meningkat pada pertemuan I dan II diperoleh ketuntasan belajar 85,4 % dengan nilai rata-rata kelas 80,6 dan 95,1 % dengan nilai rata-rata 82,9. Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi siklus II lebih tinggi dari siklus I dan sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian. Hal tersebut disebabkan oleh pemahaman siswa yang makin mendalam mengenai cara menguraikan kalimat, menguraikan kata dan suku kata, menggabungkan kata dan suku kata, dan penggunaan tanda baca.

  Dilihat dari proses pembelajaran, siswa terlihat lebih semangat dan bergairah saat belajar. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II, penelitian ini dikatakan berhasil sehingga tidak perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

  Perbandingan peningkatan hasil belajar kemampuan menulis kalimat siswa materi pokok mendiskripsikan binatang dan tumbuhan mata pelajaran bahasa Indonesia pada siklus I dan II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

  dan siklus II Silkus I Siklus II

  No Deskriptor Petemuan Petemuan

  I II

  I II

  93

  2 Nilai tertinggi

  87

  93

  60

  93

  3 Nilai terendah

  53 60 80,6

  60

  4 Nilai rata-rata 72,7 77,6 35 82,9

  5 Jumlah siswa yang tuntas

  26 32 85,4%

  39

Dokumen yang terkait

IMPROVING GRADE FIVE STUDENTS’ VOCABULARY ACHIEVEMENT BY USING POEMS AT SDN 1 GONDANG TULUNGAGUNG IN THE 2010/2011 ACADEMIC YEAR

0 5 14

IMPROVING THE EIGHTH GRADE STUDENTS’ SKILL IN WRITING A RECOUNT TEXT BY USING PICTURES AND WORD WEBS AT MTs NEGERI SUMBERBARU IN THE 2013/2014 ACADEMIC YEAR

0 4 50

IMPROVING THE SEVENTH GRADE STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN WRITING DESCRIPTIVE TEXT BY USING SINGLE PICTURES AT SMPN 1 SUKOWONO IN THE ACADEMIC YEAR 2010/2011

0 4 15

IMPROVING STUDENTS’ WRITING SKILL USING COLLABORATIVE WRITING AT THE SECOND GRADE OF IMPROVING STUDENTS’ WRITING SKILL USING COLLABORATIVE WRITING AT THE SECOND GRADE OF SMA N 1 ANDONG BOYOLALI IN 2010/2011 ACADEMIC YEAR.

0 0 13

INTRODUCTION IMPROVING STUDENTS’ WRITING SKILL USING COLLABORATIVE WRITING AT THE SECOND GRADE OF SMA N 1 ANDONG BOYOLALI IN 2010/2011 ACADEMIC YEAR.

0 1 8

IMPROVING THE STUDENTS’ WRITING ABILITY BY USING PICTURE SERIES AT GRADE VIII IN SMP PEMBANGUNAN PIYUNGAN IN THE ACADEMIC YEAR OF 2014/2015.

0 4 333

IMPROVING THE EIGHTH GRADE STUDENTS’ WRITING SKILL THROUGH WRITING PROCESS METHOD AT SMP 15 YOGYAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2012/2013.

0 0 169

IMPROVING THE WRITING SKILL OF THE ELEVENTH GRADE STUDENTS OF SMA NU AL MA’RUF KUDUS IN ACADEMIC YEAR 20132014 BY USING VISUAL ART

0 0 16

IMPROVING WRITING SKILL IN RECOUNT TEXT BY USING GUIDED WRITING AT THE SECOND SEMESTER OF THE EIGHT GRADE OF SMPN 2 TANJUNGSARI LAMPUNG SELATAN IN THE ACADEMIC YEAR OF 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 162

THE USE OF ALPHABETS BOARD FOR IMPROVING THE STUDENTS READING SKILL FOR THE FIRST GRADE STUDENTS OF SDN 38 CAKRANEGARA IN ACADEMIC YEAR 2014/2015 - Repository UNRAM

0 0 23