PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DILUAR SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AGAMA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) YATPI GODONG GROBOGAN TAHUN 2005/2006 - Test Repository

  

PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DILUAR

SEKOLAH TERHADAP PRESTASIBELAJAR

AGAMA SISWA SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA (SMP) YATPIGODONG GROBOGAN

TAHUN 2005/2006

  

S K E I P S I

OLEH:

  Z U M R O H

  

N I M : 11404063

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

  

2006

  

PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DILUAR

SEKOLAH TERHADAP PRESTASIBELAJAR

AGAMA SISWA SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA (SMP) YATPIGODONG GROBOGAN

TAHUN 2005/2006

  

DlaiuKan untuK memenuhi togas dan meiengkapi

syarat guna memperoieb geiar £arjana dalarn Iimu Tarbiyah

Jurusan pendidiKan Agama Islam

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

2006

i r c i D S i

  

I U M P O H

N I M : 11404063

  

DEPARJEM EN AGAM A

SEKOLAH TINGGI AGAM A ISLAM NEGEFU (STAIN)

S A L A T I G A

  J l. S tad io n No. 03 Telp. 323433, 323706 Kode Pos 50721 S a latig a

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp : 1 Naskah Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Salatiga, Agustus 2006

  K epada: Yth. Ketua STAIN P i SALATIGA AssalaatMi’aldikum wr. wb.

  Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa: Nama : ZUMROH NIM : 11404063

  Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) J u d u l : PENGARUH PENDIDIKAN

  ISLAM DI LUAR SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BEL AJAR SI SWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YATPI GODONG GROBOGAN TAHUN 2005/2006 Untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah Skripsi.

  Demikian untuk menjadikan periksa Wdssalaamu’didikum tor. wb.

  Pembimbing Dr. R ^achrudin, M.A.

  NIP. 150 057 781

ii

  PENGESAHAN SKRJPSI

  Judul : PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DI LUAR SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BEL AJAR S1SWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YATPI

  GODONG GROBOGAN TAHUN 2005/2006 Nama : ZUMROH N IM : 11404063

  Program Studi : Pendidikan Agama Islam Salatiga, Agustus 2006

  Dewan Penguji, Penguji II

  Drs. Badwan, M.Ag NIP. 150198743

  \ Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd

  N IP .150284602

  PERSEMBAHAN

guamiKu tercinta yang teiah memberiKan do’a, semangat dan

berbagai dorongan baiK materiil maupun spiritual.

  • • ua Orang TuaKu yang teiah memberiKan

    duKungan Do’anya.

    • Keluarga dan anaK-anaKKu tercinta. • Teman -temanKu seperjuangan.

  O T T O M

Allah aKan meninggiKan orang-orang yang beriman dlantaramu dan

orang-orang yang diberi iimu pengetabuan beberapa derajat.

  CQS. Al-Muja4aUh: 11)

Bicara itu taK temllai harganya jlKa Kau bicara dengan

pengetahuan. Tlfnbangiah perKataamu di neraca hati sebeium

meiuncur dari muiutmu.

  C Kabir)

georang murid yang biiaKsana bertanya, "Ajari aKu bagaimana cara

belajar dan apa yang harus Kupelajari.” Murid yang lebih buaKsana

lagi berdo’a,TzinKan aKu setuiusnya berharap bisa mempeiaiari

bagaimana cara beiaiar.’*

  C Ali Ramrtani)

  

IV

KATA PENGANTAR

  Dengan mengucapkan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan rahmatnya, sehingga hasil penelitian yang berbentuk skripsi dapat selesai. Oleh karena penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dan berbagai pihak, maka dan itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

  1. Bapak. Drs Imam Sutomo, M. Ag., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN).

  2. Bapak Dr. H. Fachrudin, M.A., selaku Do sen Pembimbing, yang berkenan membenkan bimbingan dan pengarahan dal am penyusunan skripsi.

  3. Sitti Aminah, A.Md. selaku Kepala Sekolah SMP YATPI Godong beserta stafiiya yang telah membantu kelancaran penelitian dan membenkan berbagai kemudahaa 4. Suami yang telah memberika segala dukungan jasmani dan rohani.

  5. Kedua orang tua yang telah membenkan nasehat dan dukungan do’a.

  6. Anak-anakku yang telah membantu do’a dan mamberikan semangat.

  7. Keluarga besar Tarmudji Ichwan, S.Pd. dengan segala dukungannya.

  8. Teman-teman sepeijuangan dan semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi dan tak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Semoga dari bantuan tersebut beliau akan mendapat limpahan berkat dari Tuhan Yang Maha Esa. Hasil yang penulis capai ini masih mengharapkan tegur sapa dan kritik konstruktif demi kesempumaan skripsi ini.

  

vi Semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan khususnya dan umumnya bagi mereka yang berkompeten dengan skripsi ini. Amin.

  Salatiga, PenuJis

  vii

  Agustus 2006

  

ABSTRAK

  Pendidikan merupakan masalah penting bagi perkembangan dan kemajuan suatu bangsa, oleh sebab itu perlu mendapat perhatian yang serius agar agar bangsa ini tidak ketinggalan di berbagai bidang. Adapun pendidikan dapat berlangsung di tiga pusat pendidikan yang sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang yaitu di dalam keluarga, di sekolah dan di masyarakat. Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan formal yang mempunyai keterbatasan waktu sebagaimana diatur dalam kurikulum yang berlaku, sedangkan pendidikan informal berlangsung di dalam keluarga ataupun non formal masyarakat cenderung lebih sedikit untuk mendapatkan pengembangan pendidikan bagi anak

  Sebagai masyarakat Islam, pemenuhan pendidikan agama tak hanya dilakukan melalui bangku sekolah atau pendidikan formal saja tetapi banyak yang di dapat dari keikutsertaan pendidikan non formal termasuk pendidikan yang bersifat kemasyarakatan seperti kepramukaan, berbagai kursus dan pelatihan ketrampilan, perlu ditingkatkan kualitasnya dan diperiuas dalam rangka mengembangkan sikap mental, minat, bakat, ketrampilan dan kemampuan anggota masyarakat serta menyiapkan dan memberi bekal kepada warga belajar agar mampu meningkatkan martabat dan kualitas hidup di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat merupakan wahana pengembangan pendidikan yang sangat luas waktu dan pengaruhnya terhadap pengembangan pendidikan itu sendiri sebagaimana yang dilakukan siswa-siswi SMP YATPI Godong.

  Pada kenyataannya pendidikan non formal yang mereka dapat sangatlah berpengaruh terhadap prcstasi belajar yang mereka capai. Dan hasil yang diperoleh antara siswa yang mengikuti pendidikan Islam luar sekolah dengan yang tidak aktif dengan pendidikan Islam luar sekolah sangatlah berbeda. Siswa yang mengikuti pendidikan Islam luar sekolah prestasi belajamya lebih bagus dari pada siswa yang tidak mengikuti pendidikan luar sekolah. Secara tidak langsung pendidikan luar sekolah sangat menunjang hasil prestasi belajar di pendidikan formal.

  

DAFTARISI

  

  

  BAB I : PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  BAB IB : LAPORAN PENELITIAN

  

  2. Sejarah Berdirinya Sekolah Menengah Pertama YATPI

  

  

  

  

  

  2. Data Dokumentasi Nilai Prestasi Belajar Siswa pada

  BAB IV : ANALISIS DATA

  

  B. Saran-saran....................................................................................... 66

  C. Penutup ...................................................................................... 67 Daftar Pustaka Lampiran

  

xi

BAB I PENDAHULUAN A . La tar Belakang Masalah Pendidikan di masa sekarang sangatlah vital untuk meningkatkan

  kualitas sumber daya manusia, apalagi di jaman serba modem dengan kemajuan tekhnologi yang sangat canggih. Dengan demikian masyarakat masa kini hams berusaha mampu bersaing dengan meningkatkan kualitas daya pikimya yaitu dengan menambah pendidikannya. Dampak dari globalisasi ini mengakibat dampak yang kurang baik untuk keseimbangan antara pendidikan umum dengan pendidikan agama, terutama dikalangan remaja sekolah.

  Kenyataannya Pendidikan Agama Islam bagi siswa sangatlah minim , terutama yang bersekolah di sekolah umum. Bahkan para siswa yang belajar di sekolah yang ada tambahan ilmu agamanyapun terkadang juga belum maksimal. Mungkin disebabkan kurang terlibatnya mereka secara aktif dal am aktivitas pendidikan di luar sekolah. Padahal dengan menambah pendidikan diluar sekolah itu dapat membantu prestasi mereka dalam pendidikan formal.

  Mungkin mereka lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diberikan di sekolah. Pendidikan Islam non formal adalah sebagai usaha sistematis dan pragmatis serta bermanfaat dalam membimbing siswa yang beragama Islam dalam rangka menuju tercapainya tujuan Nasional dalam bidang pendidikan.

  Selanjutnya dapat difungsikan sebagai alat penunjang agar siswa mampu

  

1

  2

  memahami, menghayati, merealisasikan ajaran Islam dalam kehidupan non formal ini harus dilaksanakan sccara teratur dan dibudayakan.

  Anggapan dan sebagian masyarakat yang berkonotasi negatif, yalcni opini yang mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam non formal tidaklah mempunyai nilai jual, belum mampu mengikuti perkembangan zaman dewasa ini. Itu merupakan kewajiban untuk menghilangkan anggapan tersebut. Yaitu dengan upaya melakukan perubahan tentang sistem mekanisme pengelolaan dan pendidikan yang diterapkan, agar tercipta pendidikan non formal yang berkualitas. Upaya lain sangat perlu dipertahankan adanya kesesuaian antara Pendidikan Agama Islam non formal dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa.

B. Rumusan Masalah

  Sesuai dengan judul di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana aktivitas siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPI Godong Grobogan dalam mengikuti Pendidikan Islam di luar sekolah.

  2. Bagaimana prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPI Godong Grobogan

  3. Adakah pengaruh Pendidikan Islam di luar sekolah terhadap prestasi belajar agama siswa ?

  3

  C. T ujusn Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ialah :

  1. Untuk mengetahui tingkat aktivitas siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPl Godong dalam mengikuti Pendidikan Islam di luar sekolah.

  2. Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa.

  3. Untukmengetahui sejauh mana pengaruh Pendidikan Islam di luar sekolah terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPl Godong Grobogan.

D. Manfaat Hasil Penelitian

  Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik dan segi teoritik maupun praktis. Dari segi teoritik diharapkan hasil penelitian ini dapat memperoleh terobosan baru di bidang Pendidikan Agama Islam di luar sekolah. Sedangkan dari aspek signifikansi praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pelaksanaan Pendidikan Agama Islam baik di sekolah atau maupun di luar sekolah.

E. Definisi Operasional

1. Pendidikan Agama Islam Formal

  Pendidikan Agama merupakan pendidikan yang harus ditempuh oleh semua peserta didik baik dari Sekolah Dasar maupun Sekolah Tinggi atau Universitas yang merupakan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU).

  4

  Bagi siswa yang beragama Islam merupakan keharusan dalam mengikuti Pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah, termasuk para siswa Sekolah Menegah Pertama (SMP) YATPI Godong Grobogan.

  Pendidikan Agama Islam yang diberikan melalui sekolah atau jam pelajaran di suatu sekolah formal terbatas waktunya yaitu dua jam pelajaran dalam satu minggu. Secara teoretis pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah semata - mata hanya mengejar target kurikulum.

  Prestasi dan pendalaman materi perlu adanya upaya lain untuk memperjelas dan memahami beberapa materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diperoleh di pendidikan formal tersebut.

2. Pendidikan Agama Islam Non Formal

  Untuk memperjelas pemahaman Pendidikan Agama Islam yang diperoleh melalui pendidikan formal sangat penting, artinya para siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPI Godong Grobogan di samping mendapatkan pelayanan Pendidikan Agama Islam di sekolah perlu adanya pemahaman selanjutnya, yaitu melalui pendidikan non formal. Pendidikan non formal sangat berpengaruh pada prestasi hasil belajar siswa, apabila dilaksanakan dengan bersungguh - sungguh.

  E. Hipotesis Untuk mendekati validitas dan kesempumaan suatu penelitian, agar tercapai sasaran informasi yang relevan, penulis akan kemukakan hipotesis.

  5

  Seperti dikatakan oJeh Sumadi Suiyabrata dalam bukunya bertajuk “Psikologi Pendidikan”, “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan-permasalahan peneJitian yang kebenarannya diuji secara empiric.” 1

  Pendapat di atas senada dengan apa yang dikatakan oleh Muhammad Ali, yang mengemukakan “Hipotesis sebagai jawaban sementara yang harus diuji melalui kegiatan penelitian, yang ditarik dengan serangkaian fakta yang muncul sehubungan dengan permasalahan yang diteliti.”2 Agar analisis penelitian tidak keluar dan permasalahan, maka penulis kemukakan hipotesis bahwa “Adakah perbedaan hasil prestasi belajar antara siswa yang mengikuti pendidikan agama Islam luar sekolah dengan mereka yang tidak mengikuti pendidikan tersebut pada bidang pelajaran Pendidikan agama Islam sekolah menengah pertama (SMP) YATPI Godong Grobogan”.

  Sum adi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta, hlm.76.

  Muhammad Ali, Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi, Angkasa, Bandung, 1987, hlm.48.

  6

G. Metode Penelitian 1. Populasi dan sample.

a. Populasi

  Populasi adalah “ Jumlah dan keseluruhan inti analisis yang ciri - cirinya akan diduga.“3 Menurut Sutrisno Hadi dikatakan bahwa “populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan - kenyataan yang diperoleh dari sample itu hendak digeneralisasi.”4

  Sebagai populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan siswa Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) YATPI Godong Grobogan.

b. Sam pel

  Sample adalah “ Sebagian individu yang diselidiki. “5 Yakni sebagian yang diambil dari populasi atau keseluruhan obyek yang diteliti terhadap seluruh populasi. “6 Untuk menentukan sample dari suatu penelitian, Suharsimi Arikunto memberikan patokan “Jika subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya subyek lebih dari 100, dapat diambil antara 10-

  15 atau 20-25 % atau lebih.”7

  3Masri Singaribuan dan Sofian Effendi, Metode Penelitian, LP3ES, Jakarta, 1988, him. 108.

  4Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1969, him. 63.

  5Ibid, him. 70.

  6Muhammad Ali, op.at, him. 58.

  7Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Praktik, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1991, him. 107.

  7

  Berdasarkan pendapat di atas, pengambilan sample penelitian ini diambil 10% dari seluruh jumlah populasi yaitu sebanyak 70 siswa.

  Adapun teknik pengambilan sample pada penelitian ini dengan menggunakan teknik proporsional stratified random sampling, karena populasi terdiri tingkat kelompok yang mempunyai susunan bertingkat dan digunakan sebagai perwakilan

  Sample diambil dari kelas I.A sebanyak 25 siswa, kelas II.A. 25 siswa, dan kelas III.B 20 siswa. Untuk mengetahui siswa yang mengikuti kegiatan agama luar sekolah, diadakan tes pendahuluan, kemudian diambil dari kelas I.A sebanyak 25 siswa, kelas ILA sebanyak 25 siswa, kelas DIB sebanyak 25 siswa, kelas II.A sebanyak 25 siswa, kelas III.B sebanyak 20 siswa.

  2. Variabel Penelitian

  Variabel yang menjadi fokus penelitian, yaitu pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Luar Sekolah yang dapat mempengaruhi

  • Prestasi belajar siswa pada Pendidikan Formal Agama Islam. 3

  3. Deflnisi Operasional

  Untuk menghindari kemungkinan teijadinya penafsiran, perlu penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata - kata yang menjadi variabel penelitian.

  Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut in i:

  8

  a. Pengaruh artinya : “ Suatu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda dan sebagainya) yang berkuasa dan berkekuatan.”8

  b. Pendidikan Luar SekoJah Pendidikan Luar Sekolah atau disebut “Out o f school education^, yaitu

  “Pendidikan yang teratur dengan sadar diiakukan tetapi tidak terialu mengikuti peraturan yang ketat.”9 Bila dihubungkan dengan Pendidikan Agama Islam di Luar

  Sekolah, baik yang dilaksanakan di lingkungan masjid, musholla dan di rumah penddikan di luar sekolah sebagai berikut:

  1. Pengurus Ikatan Remaja Masjid

  2. Pengurus Ponpes

  3. Pengurus Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)

  c. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai apa yang telah dikeijakan. Sedangkan belajar artinya penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru. 10

  o

  W.J.S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta, 1984, him. 731.

  9Sulaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta, 1992, him. 79.

  10W.J.S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta, 1984, him. 1076

  9

  Winamo Surachmad, mempertegas lagi bahwa belajar merupakan suatu proses dalam diri manusia yang melibatkan segi jasmani maupun rokhani yang melahirkan perubahan sebagai hasii proses itu.” Jadi yang dimaksud Prestasi Belajar ialah hasii pekerjaan siswa dalam rangka men untut ilmu yang diketahui di dalam nilai raport

  d. Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPI Godong Grobogan adalah sekolah yang mengambil spesifikasi dalam bidang “Umum” dan berdomisili di Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan menipakan salah satu sekolah di bawah naungan Yayasan Taman Pendidikan Islamiyah yang mencerminkan nuansa keislaman dalam kegiatan operasionalnya.

  Beberapa penegasan judul di atas, dapat ditarik pengertian bahwa yang dimaksud “Pengaruh Pendidikan Luar Sekolah terhadap Prestasi beajar Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPI Godong adalah tingkat prestasi belajar siswa yang mengikuti Pendidikan Agama Islam di Luar Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPI Godong Grobogan.

4. Teknik Pengumpulan Data

  Penelitian ini berdasarkan penelusuran teori - teori dan penelitian di lapangan (kancah). Metode yang digunakan sebagai berikut : 1

  1

  11 Winamo Surachmad, Cara Belajar Terbaik di Universitas, Tarsito Bandung. 1982, him. 16.

  10

  a. Metode Studi Pustaka Untuk mengumpulkan data diperlukan Metode Studi Pustaka, yakni riset kepustakaan, maksudnya adalah mencari data dengan melakukan penelusuran kepustakaan dan menelaahnya. Metode ini digunakan untuk menyajikan iandasan teori dengan cara memilih, meneliti dan menganalisa buku — buku yang relevan dengan penelitian.

  b. Metode Penelitian Lapangan Data diperoleh melalui research / penelitian yang dilakukan di lapangan atau di medan teijadinya gejala — gejala.12

  Pelaksanaannya dengan menggunakan mstrumen-i nstrumen sebagai berikut:

  1. Metode Observasi/Pengamatan ialah: Pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena — fenomena yang diselidiki.13

  2. Metode Wawancara ialah: Sebuah dialog yang dilakukan oleh interview untuk memperoleh informasi dan orang yang di wawancara i.14 Penulis mempergunakannya sebagai pelengkap untuk memperoleh data - data dan sumbemya secara langsung seperti Kepala Sekolah dan Tenaga Pengajar atau Guru.

  12Sutrisno Hadi, op.cit, him. 11.

  13Ibid, him. 136.

  14Suharsimi Arikunto, op.cit, him. 125.

  11

  3. Metode Angket ialah Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dan responden dal am arti “ Laporan tentang pribadinya atau hal - hal yang diketahui. “ l5

  Metode angket yang dipergunakan adalah angket langsung kepada orang yang ingin dimintai pendapat, keyakinannya atau diminta menceriterakan tentang keadaan diri sendiri.”16 Alat ini digunakan untuk menggali data tentang keterlibatan siswa dalam menekuni pendidikan agama Islam di luar sekolah, dan sebagai respondennya adalah siswa.

  4. Metode Dokumentasi ialah: Mencari data mengenai hal - hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku notulen, rapat, agenda dan sebagainya.17

  Adapun data pokok yang akan digali melalui instrumen ini adalah piestasi belajar siswa pada pelajaran pendidikan Agama Islam serta data - data lain yang yang sifatnya dokumentatif. Metode ini untuk mendapatkan data tentang prestasi melalui nilai raport.

  15Sutrisno Hadi, op.cit, him. 125. ,6Winamo Surahmad, op.cit, him. 125.

  17Sutrisno Hadi, op.cit, him. 145.

  12

5. Teknik Analisis Data

  Unluk menganalisis data setelah data terkumpul, maka penulis menggunakan analisis data statist!k sebagai berikut: a. M enilaijawabanangket b. Menilai Prestasi belajar pendidikan agama Islam dari buku rapor.

  c. Analisis Uji Hipotesis sesuai Statistik yang penulis gunakan adalah dengan menggunakan Koefisien Produk Moment.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Bab I Pendahuluan Bab ini merupakan pengantar meliputi : Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Pokok Masalah, Hipotesis, Tujuan Penelitian, Metode Penulisan Skripsi dan Sistematika Penulisan Skripsi. Bab II Landasan Teori Bab ini merupakan landasan teoretik obyek yang diteliti tentang : Pendidikan Islam Luar Sekolah meliputi pengertian pendidikan Islam di luar

  sekolah, dasar dan tujuan, jenis atau pendidikan luar sekolah materi dan metode pengajaran serta sistem evaluasi yang diterapkan dan manfaat pendidikan di luar sekolah. Prestasi belajar mengenai: pengertian, metode belajar dan hukum-hukum belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, pengaruh pendidikan luar sekolah dalam meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam.

  13 Bab HI Hasil Penelitian

  Dalam bab ini berisikan : gambaran umum daerah penelitian meliputi: sejarah berdirinya Sekolah Menengah Pertama (SMP) YATPI Godong Grobogan, keadaan personalia, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana. Serta laporan hasil penelitian tentang keterlibatan siswa dalam Pendidikan Agama Islam di Luar sekolah dan data dokumentasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam.

  Bab IV Analisis Data Bab ini berisikan m eliputi: analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis,

  table persiapan untuk korelasi prestasi Pendidikan Agama Islam dengan Pendidikan Agama Islam di Luar Sekolah serta menghitung Korelasi Product Moment.

  Bab V Penutup Bab ini meliputi : kesimpulan, saran-saran dan kata penutup. Skripsi

  ini diakhiii dengan daftar kepustakaan, daftar riwayat hidup dan lampiran- lampiran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA PENDIDIKAN ISLAM DILUAR SEKOLAH A. Pendidikan Islam di Luar Sekolab

1. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam di Luar Sekolab

  a. Pengertian Pendidikan Islam di Luar Sekolah Beraneka ragam pendapat mengenai Pendidikan Islam. Para ahli berbeda pendapat mengenai hal ini, antara lain :

  1) . Zuhairini berpendapat bahwa “Pendidikan Agama berarti usaha- usaha secara sistematis dan pragmatis dal am membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam” 1. 2) . H.M. Arifin bahwa “Pendidikan Islam ialah pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupan sesuai dengancara - cara Islam serta nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewamai corak kehidupannya”2.

  3) . Zakiyah Daradjat berpendapat bahwa Pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan secara teoritis maupun praktis, menuju perbaikan sikap mental yang akan terwujud dal am amal perbuatan dengan didasari ajaran-ajaran islam3.

  1 Zuhairini, dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Usaha Nasional, Surabaya, 1983, hlm.27.

  2 H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, him. 10.

  3 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta,1989, him. 10.

  15

  Beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa: Pendidikan Islam adalah suatu usaha yang sistematis dan pragmatis melaJui berbagai metode dan pendekatan dalam mengarahkan anak didik agar ajaian-ajaran Islam dapat benar-benar dihayati dan diamalkan dalam kehidupan nyata menuju terciptanya perbaikan sikap mental yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

  Pengertian Pendidikan di Luar Sekolah {Out School o f Education) menurut beberapa ahli pendidikan menjelaskan diantaranya: 1) . Soelaiman Yoesoef

  “Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kegiatan yang terorganisir dan diselenggarakan diluar system formal, yang dilakukan dengan memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan belajar”4.

  2) . Bambang Sarwoko “Pendidikan non formal adalah bentuk kegiatan pendidikan yang terorganisir atau setengah terorganisir yang berlangsung di luar sistem persekolahan, yang ditujukan untuk melayani sejumlah besar kebutuhan belajar dan berbagai kelompok penduduk tertentu”5.

  4 Soelaiman Yoesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta, 1990, him. 50.

  5 Bambang Sarwoko, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, IKIP Press, Semarang, 1987, him. 8.

  16

  Beberapa pengertian di atas berbeda redaksi akan tetapi pada dasamya, mempunyai maksud yang sama, yakni suatu pendidikan yang dilaksanakan di luar system pendidikan formal, yang dilakukan secara teratur dan terorganisasi. Sebagai sasaran yaitu kelompok masyarakat tertentu. Pendidikan luar sekolah sifatnya tidak ketat tetapi seperti pendidikan formal pada umumnya.

  Penulis menyimpulkan bahwa pendidikan Islam non formal adalah suatu usaha sistematis dan pragmatis dal am membimbing dan mengarahkan anak didik yang beragama Islam, dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran serta nilai-nilai Islam dapat dihayati dan diamalkan di dalam kehidupan, yang pelaksanaannya secara teratur meskipun tidak ketat seperti halnya pendidikan formal, b. Dasar Pendidikan Islam Non Formal

  Perlu dipahami bahwa dasar pendidikan Islam non formal adalah setiap usaha yang dilakukan setiap manusia hams mempunyai dasar pijakan yang kuat, agar segala usaha yang dilakukan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu dasar Pendidikan non formal ialah falsafah hidup islami yang menjadi pedoman bagi penyelenggaraannya.

  Pelaksanaan pendidikan Agama di Indonesia mempunyai dasar- dasar yang cukup kuat. Menumt Zuhairini, terdapat tiga dasar pelaksanaan pendidikan Islam di Indonesia, yang ditinjau dari beberapa aspek antara lain :

  17

  1). Aspek Yuridish/Hukum Pelaksanaan Pendidikan Islam didasarkan pada peraturan perundang-undangan.

  a. Dasar Ideal Pancasila, yaitu sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan

  Yang Maha Esa” Hal ini mengandung maksud bahwa setiap warga Indonesia wajib menganut salah satu agama yang disahkan oleh Negara.

  b. Dasar Struktural / Konstitusional Yakni UUD 1945, pada batang tubuh, pasal 29 ayat 1 yang berbunyi: “Negara berdasarkan Ketuhanan Yang maha Esa” c. Dasar Operasional

  Yakni dasar yangsecara langsung mengatur pelaksanaan Pendidikan Islam di Indonesia, seperti pada ketetapan MPR No.II/MPR/1988 yang antara lain berbunyi:

  “Diusahakan supaya terus bertambahnya sarana-sarana bagi pengembangan kehidupan dan keprcayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memasukkan pendidikan agama ke dalam kurikulum di semua sekolah”6.

  i

  6 Bahan Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, UUD 1945, GBHN, BP7 Pusat, Jakarta, 1990, him. 135.

  18 Bertitik tolak dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan

  bahwa kehidupan keagamaan di Indonesia senantiasa perlu dikembangkan, yakni melalui pendidikan Islam, baik di lembaga- lembaga fonnal maupun non formal sebagai lembaga tambahaa Mengenai pendidikan non formal sebagai pendidikan di luar sekolah, diatur dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1993, berbunyi:

  “Pendidikan luar sekolah, termasuk pendidikan yang bersifat kemasyarakatan seperti kepramukaan, berbagai kursus dan pelatihan ketrampilan, perlu ditingkatkan kualitasnya dan diperluas dalam rangka mengembangkan sikap mental, minat, bakat, ketrampilan dan kemampuan anggota masyarakat serta menyiapkan dan memben bekal kepada warga belajar agar mampu bekeija dan berwirausaha serta meningkatkan martabat dan kualitas kehidupannya”7

  Selain itu juga diperkuat dengan UUD 1945, pasal 31 ayat 1 yang berbunyi: “Tiap-tiap warga Negara yang berhak mendapatkan pengajaran”.

  Atas dasar tersebut, maka jelaslah bahwa pendidikan agama (Islam) di Indonesia, memilikistatus yang sangat kuat. Hal ini perlu diketahui oleh pendidik agama non formal. Agar tidak ada keraguan di dalam melaksanakan tugasnya, karena sudah dilindungi hukum dan undang-undang yang berlaku.

  7 GBHN dan Susiman Kabinat Pembangunan VI, Apollo, Surabaya, 1993, him. 91.

  19

  2). AspekReligius Allah memerintahkan kepada umat-Nya untuk belajar agama, karena dengan belajar agama merupakan ibadah kepada-Nya.

  Perintah tersebut tercermin dalam surat An-Nahl ayat 125 yang berbunyi: Artinya : Ajaklah kepada Agama Tuhanmu dengan cara yang bijaksana dan dengan nasehat yang baik. (QS. An-Nahl,

  125)8 Selain ayat tersebut, juga disebutkan dalam hadis yang berbunyi:

  Artinya : Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama. (QS. At-Taubah, 122).9

  Dari dalil-dalil yang dikemukakan diatas, jelas bahwa manusia diharuskan untuk menuntut ilmu urn urn ataupun ilmu agama. Dari semua ilmu tersebut yang terpenting adalah ilmu-ilmu tersebut dapat bermanfaat bagi kepentingan individu maupun untuk masyarakat umum. o

  Al-Q ur’an dan Terjemahannya , Depag RI, CV. Grafika Semarang, 1994, him. 421.

  9Zuhairini, dkk, Op. Cit. him. 23-24. 3). Aspek Psikologi 0

  20

  Setiap manusia di dunia ini dalam hidupnya membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama. Hanya melalui agama, dalam din merasakan ketentraman dan ketenangan hati, dengan senantiasa selalu mengabdi, mendekat pada sang Khalik (Pencipta). Pemyataan ini sesuai dengan finnan Allah berikut yang berbunyi:

  Artinya : “Ketahuilah, bahwa hanya dengan ingat kepada Allah, hati akan menjadi tentram”. (QS : Ar-Ra’d : 2 8 )'1 Jelaslah kiranya bahwa dengan mendekatkan diri kepada Allah, hati akan menjadi tentram dan merasakan ketenangan. Dalam hal ini, metode dan cara yang di pakai masing-masing agama adalah sangat beragam. Maka dari itu, bagi umat Islam diperlukan adanya pendidikan Islam naik melalui lembaga formal maupun non formal agar dapat mengarahkan manusia pada jalan yang benar. Dengan pendidikan

  Islam diharapkan anak-anak didik dapat melaksanakan kewajiban agama sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islami. 0

  1 I0Zuhairini, dkk, op. cit, him. 21.

  1

  11 Depag RI, op. cit. him. 373.

  21

  c. TujuanPendidikan Islam LuarSekolah Tujuan Pendidikan Islam Luar Sekolah adalah sesuatu yang diharapkan dapat tercapai setelah selesainya usaha atau kegiatan tersebuL

  Oleh karenanya itu merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap atau tingkatan-tingkatan. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap, tetap ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang berkenaan dengan aspek kehidupannya.12

  Berkenaan dengan tujuan pendidikan agama merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap orang yang melaksanakan pendidikan agama, relevansinya dengan hal ini, Zakiyah Daradjat mengemukakan bahwa “Tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah menciptakan Insan

  Kamil”. Ini mengandung maksud bahwa dengan pendidikan Islam diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan lingkungan sekitamya. Dengan didasan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT, ia senantiasa senang dan gemar mengembangkan ajaran serta nilai- nilai Islam. Ini semua ditujukan untuk kepentingan dunia yang serba fana menuju kehidupan yang abadi.

12 Zakiyah Daradjat, op. cit. him. 29

  23

  Berbagai pendapat yang telah di kemukakan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam non formal adalah mengarahkan pada anak menuju terciptanya insan kamil yang senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah. Dengan bekal ilmu yang telah diperoleh tersebut mampu untuk mengembangkan sikap pribadi yang sesuai ajaran Islam. Ia harus mampu untuk merealisasikan dalam kehidupan pribadi maupun bagi kepentingan sosial kemasyarakatan, tanpa mengabaikan profesionalitas ilmu agama. Pendidikan non formal, menuntun manusia (anak) menuju kebahagiaan dunia dan akhirat nanti.

2. Bentuk-bentuk Pendidikan Agama Non Formal

  Pelaksanaan pendidikan Islam di Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim ini dipandang telah cukup efektif. Maraknya lembaga- lembaga baik formal, informal maupun non formal sebagai penyelenggara kegiatan pendidikan agama. Hal ini menandakan betapa antusiasme masyarakat sangat baik. Dalam hal ini Pendidikan Islam non formal misalnya, banyak kegiatan-kegiatan keagamaan dilaksanankan di rumah- rumah, pondok-pondok, masjid, langgar, gedung pertemuan atau yang semisalnya.

  Diantara bentuk-bentuk pendidikan Islam non formal yang di praktekkan sampai saat ini adalah :

a. D i rumah

  Rumah disamping sebagai tempat tinggal juga dapat difungsikan sebagai tempat untuk mengajarkan ilmu pengetahuan agama baik secara

  24

  informal maupun non formal. Misalnya rumah seseorang yang digunakan untuk privat pendidikan agama, diikuti oleh anak-anak dilingkungan sekitamya.

  Pada permulaan Islam datang, pelajaran agama diberikan dirumah- rumah. Rasulullah sendiri juga pemah menggunakan rumah milik Arqom bil Arqom sebagai tempat pertemuan dengan para sahabat dan para pengikutnya, dimana baliau menggunakan kaidah-kaidah Islam dan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an pada waktu itu.

b. Langgar/Mushalla, Masjid

  Langgar atau Masjid disampmg sebagai tempat untuk menunaikan ibadah shalat dan ibadah lainnya juga berfungsi untuk mengkaji ilmu pengetahuan agama Islam di luar pendidikan sekolah. Hal ini sebagaimana dikatakan ML Athiyah Al-Abrasyi, “Bahwa langgar atau pondok sebelum Islam, merupakan tempat belajar membaca dan menulis semata-mata. Setelah datangnya Islam, fungsi langgar berubah menjadi tempat untuk menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dan pelajaran agama Islam, kesenian, tulis menulis, ilmu hitung dan tata bahasa.14

  I4M. Attiyah Al-Aorasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, H. Bustami A Ghani (Pent.) Bulan Bintang, Jakarta, 1970, him. 53.

  25

  Pendidikan Islam erat sekali hubungannya dengan keberadaan Masjid. Disamping kaum muslimin mempergunakan sebagai tempat peribadatan juga sebagai tempat lembaga pendidikan dan pengetahuan Islam, dimana di sini dipelajari kaidah-kaidah Islam, hukum-hukum agama dan sebagainya.15

  Langgar maupun masjid dikategorikan sebagai lembaga pendidikan Islam non formal karena mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

  • Pendidikan dilaksanakan secara rutin dan diprogramkan, meskipun tidak ketat seperti pendidikan Agama di sekolah-sekolah.
  • Peserta didiknya tidak dibatasi oleh usia.
  • Materi pelajarannya bersifat khusus dan praktis.
  • Dilaksanakan diluar jam sekolah - Ijazah atau sertifikat tidak menjadi tujuan utama.

c. Pondok Pesantren (Panti Asuhan Artak Yatim)

  Pesantren berasal dari kata “Antri” yang berarti orang yang mendalami pengajian agama Islam.16 Sedangkan pesantren dapat diartikan sebagai tempat tinggal para santri untuk mengkaji dan melakukan aktifitas lainnya.

  15 Ibid, him. 58

  16W.J.S. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1984, him. 870.

  26

  Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam non formal yang ada di Indonesia sejak berabad-abad. Sistem pendidikan agama di beberapa negara seperti Arab, Mesir dan sebagian Negara-negara di

  Timur Tengah, memiliki kesamaan dengan sistem pendidikan di Vihara (Budha) atau Klooster Khatolik.17

  Muhammadiyah dalam memahami dan mengamalkan Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan ajaran Islam. Al-Qur’an sebagai sumber ajar an Islam dalam Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, sedangkan Sunnah Rasul adalah sumber ajaran Islam berupa penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW (Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah ke-3).18

  Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan dipandang urgen, karena pesantren merupakan lambaga pendidikan yang oleh beberapa ahli dikatakan sebagai agen perubahan yang senantiasa mengalami perkembangan.19 Diharapkan agar pendidikan di pesantren tidaklah tertinggal jauh dengan pendidikan di lembaga pendidikan formal (sekolah).

  17 Zamakhsyari Dhofir, Perkembangan Pemikiran Islam di Indonesia pada Seperempat Terakhir Abad XX, Walisongo Press, 1997, him. 29.

  8 H. Haedar Nashir dkk. Materi Induk Perkaderan Muhammadiyah, 1994, him. 91.

  19 Taufiq Abdillah, Sharon Sadique (Editor), Tradisi kebangkitan Islam di Asia Tenggara, LP3ES, Jakarta, him. 425.

  27

d. Di Hotel

  Di era modemisasi ini, telah menjadi “trend” (baca : kebiasaan), jika di hotel-hotel telah dijadikan sebagai centre pendidikan keagamaan.

  Di tempat inilah biasanya para selebritis, intelektuai, tokoh masyarakat, orang-orang “berada” mengadakan semacam pendalaman Islam. Mulai seminar, diskusi dialog atau semisalnya yang banyak membicarakan pendidikan Islam. Bahkan baru-baru ini telah membudaya pesantren kilat masuk hotel, ini semua dilakukan karena adanya kesadaran untuk mengetahui ajaran Islam lebih mendalam, yang nantinya akan dipraktekkan dalam kehidupan.

  Menurut Bambang Sarwoko, bentuk-bentuk pendidikan non formal dapat dilaksanakan dalam berbagai macam antara lain:

  1. Belajar sendiri, yang dapat dilakukan oleh tiap-tiap orang, kapan saja dan dimana saja dengan mempergunakan sumber-sumber yang ada.

  2. Belajar kelompok, yang dapat dilakukan beberapa orang pada waktu dan kesempatan yang sama, belajar dalam suasana bebas atau tidak terikat, dari sumber yang sama.

  3. Kursus-kursus, yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melayani berbagai macam kebutuhan belajar.20

  Bambang Sarwoko, op. cit. him. 45.

  28

  Dengan adanya berbagai bentuk kegiatan pendidikan Islam non formal, maka siswa/anak didik hams dapat menggunakan waktu dan memanfaatkan kesempatan untuk mengikuti Pendidikan Islam non formal dalam menunjang prestasi belajar siswa, yang bermanfaat pula bagi dirinya sendiri maupun lingkungan yang ditempati.

3. Materi dan Metode Pengajaran

  Pada dasamya materi pokok pendidikan agama Islam menurut Zuhairini meliputi:

  a. Keimanan (aqidah)

  b. Keislaman (syari’ah)

  c. Ikhsan (akhlak)21 Adapun mengenai materi pendidikan Islam non formal yang biasanya diberikan pada lembaga-lembaga pendidikan non formal tersebut antara lain:

  a. Studi Pendalaman Al-Qur’an

  b. Mempelajari ilmu pengetahuan agama (tauhid, fiqh, hadis, tarikh, tajwid dan sebagainya) c. Ceramah-ceramah Islam

  d. Diskusi tentang keagamaan Materi pendidikan Islam non formal tersebut diharapkan dapat benar-benar mengarah pada satu rangkaian ilmu, im anjuga amal.

  op. cit.

  21H Zuhairini, dkk, him. 60.

  29

  Mengenai metode pengajaran agama non formal, biasanya dilakukan dengan cara: a. Metode tanyajawab

  Pengajaran di rumah, langgar dan Masjid diberikan secara individual, yakni metode yang dilakukan biasanya seorang guru membacakan Al- Qur’an dan menteijemahkan kedalam bahasa Indonesia, sedangkan murid mendengarkan sambil mencatat apa yang diucapkan oleh gurunya.

  Dilanjutkan dengan tanya jawab. Dalam melaksanakan tanya jawab, pertanyaan dapat diajukan oleh gurunya atau murid dan demikian pula jawabannya dapat diberikan oleh guru atau siswa. Dengan kata lain, guru bertanya dan siswa menjawab atau siswa yang satu bertanya dan siswa yang lain menjawab. Dengan metode ini siswa diharapkan dapat mengetahui arti isi kandungan dalam Al-Qur’an.

  b. Metode Ceramah Dalam metode ini, materi disampaikan melalui penerangan dan penuturan secara lisan. Metode utama pada sistem pengajaran di lingkungan pesantren yang sering ditemui adalah menggunakan “Metode Ceramah”. Seorang guru menerangkan materi pelajaran :

  a. Keimanan (Aqidah)

  b. Keislaman (Syari’ah)

  c. Ikhsan (Akhlak) 2

  2 22 Zainudin Dja’far, Didaktik Metodik, Garuda, Pasuruan, 1995, him. 27.

  30

  Pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat utama untuk berhubungan dengan para siswa adalah bahasa lisan. Peranan siswa dal am metode ceramah mendengarkan dengan teliti serta meneatat pokok penting yang dikemukakan oleh guru, c. Metode Diskusi

  Metode ini merupakan kegiatan musyawarah an tar santri membahas tentang sesuatu masalah dengan cam mengompromikan materi-materi yang telah dipelajari, yang nantinya akan ditemukan titik temu mengenai permasalahan yang dibahas Sedangkan seorang Kyai hanya memandu jalannya kegiatan, sebagai fasilitator / penengah terhadap kesulitan- kesulitan yang dihadapi para siswa.

Dokumen yang terkait

ANALISIS BUKU SISWA MATEMATIKA KURIKULUM 2013 UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS VII BERDASARKAN RUMUSAN KURIKULUM 2013

1 28 23

ANALISIS DESKRIPTIF SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN 2010 DAN 2011

0 13 17

PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IX SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI I SEPUTIH AGUNG TAHUN 2010-2011

0 6 2

PENGARUH EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TERHADAP MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 7 4

PENGARUH EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TERHADAP MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 7 4

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP POLA ASUH BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH PERTAMA

0 0 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

0 2 10

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

0 0 10

PENERAPAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Supriatin Guru SMP Negeri 1 Mempura supriatin048gmail.com ABSTRAK - PENERAPAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

0 3 14

PEDOMAN PEMINATAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 2017 KATA PENGANTAR - PEDOMAN PEMINATAN PADA SMP_Thya_1122017

1 2 187