BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - FEBRIANA NURUL S BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial selalu memerlukan komunikasi sebagai

  sarana untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi dilakukan dengan tujuan untuk bertukar informasi diantara dua orang atau lebih. Keberadaan bahasa sangatlah diperlukan dalam kegiatan berkomunikasi. Bahasa yang digunakan oleh manusia bukanlah bahasa yang statis, melainkan bahasa yang selalu berkembang sesuai kebutuhan manusia sebagai penggunanya. Berbagai fenomena yang muncul dalam kehidupan akan berpengaruh terhadap suatu bahasa.

  Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat diperlukan bagi semua orang. Chaer (2012:32) mendefinisikan bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.Lubis (1991:1) mendefinisikan bahwa bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran, perasaan seseorang kepada orang lain. Dari dua pengertian bahasa tersebut dapat dilihat betapa pentingnya peran bahasa dalam berkomunikasi.

  Di dalam pembelajaran mengenai bahasa dikenal ilmu kajian tentang bahasa yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Ilmu bahasa yang mengkaji mengenai maksud yang tersirat dari sebuah tuturan adalah pragmatik. Seperti yang dikemukakan oleh Wijana (1996:1) pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasasecara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi.

  Bahasa juga selalu bersama dengan informasi. Ini merupakan fungsi interpersonal bahasa untuk menyampaikan informasi diantara anggota masyarakat dan peranan bahasa untuk membangun dan memelihara hubungan sosial. Berbagai informasi yang dibutuhkan manusia dapat diperoleh melalui media massa, baik lisan maupun tulisan. Salah satu media yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi yaitu media televisi. Selain dipergunakan untuk memperoleh informasi, televisi juga memiliki fungsi menghibur dan mendidik.

  Mata Najwa adalah program talkshow unggulan yang ditayangkan di Metro TV

  yang dipandu oleh jurnalis senior, Najwa Shihab. Talkshow ini ditayangkan setiap hari Rabu pukul 20:05 hingga 21:30 WIB. Mata Najwa merupakan acara talkshow yang menghadirkan topik-topik yang menarik. Selain topik yang dihadirkan selalu menarik, narasumber yang dihadirkanpun merupakan narasumber kelas satu. Sejumlah tamu istimewa telah hadir dan berbicara di Mata Najwa, diantaranya Bacharuddin Jusuf Habibie, Megawati Soekarno Putri, Boediono, Jusuf Kalla, Dahlan Iskan, Joko Widodo serta tokoh-tokoh penting lainnya.

  Mata Najwa dipilih menjadi sumber dalam penelitian ini karena program ini

  mempunyai kemenarikan dalam beberapa hal. Dimulai dari topik yang dibahas biasanya menyangkut isu nasional, pemerintah, dan politik. Topik-topik yang dibahas juga disajikan secara ekslusif, seperti yang pernah dit ayangkan pada episode “Penjara Istimewa ”. Pada episode tersebut Mata Najwa menayangkan gambar ekslusif di dalam sel tahanan Lapas Sukamiskin dan Rutan Cipinang. Najwa juga ikut melakukan inspeksi mendadak dan berbincang langsung dengan beberapa terpidana kasus korupsi seperti Adrian Waworuntu, Gayus Halomoan Tambunan, Agusrin Najamuddin dan Anggodo Widjojo.

  Program Mata Najwa juga berhasil meraih sejumlah penghargaan di dalam maupun di luar negeri. Pada tahun 2010, episode Separuh Jiwaku Pergi terpilih menjadi salah satu nominasi dalam ajang penghargaan The 15th Asian Television

  

Awards kategori Best Current Affair Program. Sedangkan pada tahun 2011 Mata

meraih penghargaan Dompet Dhuafa Award sebagai talkshow terinspiratif. Najwa

Mata Najwa juga terpilih menjadi salah satu nominasi KPI Award Kategori Talkshow

  Terbaik pada tahun 2011. Selama tiga tahun berturut-turut yaitu mulai tahun 2010 hingga 2012, Mata Najwa berhasil terpilih sebagai Brand yang paling direkomendasikan oleh majalah SWA. Pada tahun 2011, Mata Najwa juga mendapat penghargaan The Word of Mount Marketing Award. Memasuki usia ke 4, Mata Najwa akhirnya berhasil memenangkan piala KPI Award sebagai program Talkshow Terbaik.

  Dalam talkshow Mata Najwa dialog yang dibicarakan banyak yang mengandung implikatur. Pemahaman mengenai implikatur dapat dikaji menggunakan ilmu pragmatik. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi (Wijana 1996:1). Pragmatik merupakan studi tentang maksud penutur. Penutur dapat mengungkapkan maksudnya secara langsung maupun secara tidak langsung atau tersirat.

  Grice (dalam Mulyana, 2005:11) mengemukakan bahwa implikatur ialah ujaran yang menyiratkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan.

  Pemahaman mengenai implikatur sangat diperlukan manakala penutur mengungkapkan maksud pembicaraannya tidak secara langsung. Seperti yang peneliti temukan pada acara Mata Najwa. Ada beberapa fenomena implikatur yang peneliti temukan pada acara Mata Najwa. Seperti tuturan yang dikatakan oleh pembawa acara

  Mata Najwa

  yaitu Najwa Shihab saat membuka acara pada episode “Jurus Ahok Djarot”, tuturannya adalah sebagai berikut :

  “Pemirsa 15 Februari nanti warga Jakarta akan menentukan pilihan.Apakah ke pasangan calon penantang atau pertahanan. Mata Najwa mengundang masing- masing pasangan kandidat untuk hadir membahas isu pilkada terkini, mengklarifikasi berbagai hal dan meyakinkan Anda kenapa warga Jakarta harus memilih mereka. Pekan depan kami sudah mendapatkan konfirmasi

  akan kedatangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Malamini kita

  hadirkan pasangan pertahanan nomor urut 2, Basuki Cahaya Purnama dan Djarot Saeful Hidayat”. Pada tuturan “... pekan depan kami sudah mendapatkan konfirmasi akan kedatangan

  Anies Baswedan dan Sandiaga Uno

  ” penutur tidak hanya sakedar memberi tahu bahwa pekan depan Mata Najwa akan kedatangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, melainkan ada maksud tersembunyi yang ingin disampaikan dari tuturan tersebut yaitu mengharapkan kehadiran pemirsa untuk mendengarkan dialognya dengan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di studio Mata Najwa dan di rumah melalui layar televisi. Masih dalam episode Jurus Ahok Djarot, Peneliti juga menemukan fenomena implikatur yang lain yaitu pada tuturan yang diutarakan oleh Basuki Cahaya Purnama berikut ini:

  Najwa S : “Kalau pak Djarot tetap tidak banyak berubah fisiknya. Pak Ahok yang agak kelihatan berubah. Dan saya sempat merasa itu berubah karena stress pak Ahok, karena harus diakui Anda berkampanye di saat yang sama Anda bersidang di pengadilan kemarin sidang ke 6.

  Saya ingin tahu seberapa jauh itu mempengaruhi Anda.Sidang yang harus Anda lalui sebagai terdakwa.

  ” Basuki :

  “Agak susah ya. Orang bilang stress. Istri, anak, teman-teman bilang aku biasa-biasa saja. Mereka boleh menerka yang jahat- jahat buat saya. Tapi bagi saya ini sebuah kesempatan untuk membuktikan bahwa saya itu difitnah.Sidang itu kesempatan belajar, kesempatan mempertontonkan tuduhan mereka sebenarnya tidak ada dasar sebenarnya. Nah itu yang saya senang. Mutiara

  dibuang ke kubangan kerbau juga tetap mutiara ngapain kita pusing.

  ” Pada tuturan yang diucapkan Basuki Tjahaja Purnama “...mutiara dibuang ke

  kubangan kerbau juga tetap mutiara ngapain kita pusing mengandung implikatur

  karena dalam tuturan tersebut terdapat maksud yang tersembunyi yaitu bahwa suatu kebenaran itu tidak bisa ditutupin. Dalam hal ini, Basuki Tjahaya Purnama menganggap dirinya sama sekali tidak bersalah dalam kasus yang dialaminya sekarang. Basuki Tjahaja Purnama menganggap dirinya sedang difitnah.

  Fenomena implikatur yang lain juga terlihat pada episode Jurus Bela Kandidat melalui tuturan yang diucapkan oleh pembawa acara pada saat membuka acara.

  Tuturannya adalah sebagai berikut: Najwa S : Selamat malam pak Ruhut, selamat malam Panji, terima kasih sudah hadir di Mata Najwa. Sebelumnya saya ingin sampaikan

  juga bahwa “Mata Najwa” juga mengundang tim kemenangan dari Agus Yudhoyono, kemarin tim kemenangan Agus Yudhoyono mengatakan bersedia hadir, namun membatalkan dengan alasan sibuk.

  Pada tuturan Najwa Shihab

  “...sebelumnya saya ingin sampaikan juga bahwa Mata

Najwa juga mengundang tim kemenangan dari Agus Yudhoyono, kemarin tim

kemenangan Agus Yudhoyono mengatakan bersedia hadir, namun membatalkan

dengan alasan sibuk” tidak hanya sekedar memberi tahu kepada penonton bahwa tim

  kemenangan Agus Yudhoyono tidak bersedia hadir, namun berarti juga ungkapan kekecewaan kepada tim kemenangan Agus Yudhoyono yang sebelumnya telah mengatakan bersedia hadir, namun membatalkannya dikarenakan sibuk. Kehadiran tim kemenangan Agus Yudhoyono sangat diharapkan oleh pemirsa, karena dengan hadir di Mata Najwa masyarakat Jakarta lebih mengetahui bagaimana kesiapan masing-masing calon kandidat dalam memimpin kota Jakarta sehingga akan lebih mudah bagi warga Jakarta untuk memilih calon pemimpin yang akan dipilihnya untuk lima tahun ke depan.

  Dari beberapa fenomena di atas, peneliti berasumsi bahwa tuturan yang disampaikan pembawa acara dan narasumber dalam acara Mata Najwa memiliki maksud yang bebeda dari tuturan yang sebenarnya dituturkan. Fenomena tersebut dapat dikaji menggunakan pendekatan pragmatik. Pendekatan pragmatik digunakan untuk mengkaji implikatur pada setiap tuturannya. Dengan pertimbangan di atas, peneliti bermaksud untuk mengkaji implikatur pembawa acara dan narasumber pada acara “Mata Najwa” di Metro TV secara empirik.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana implikatur konvensional yang terdapat pada tuturan pembawa acara dan narasumber dalam acara “Mata Najwa” di Metro TV Februari-Mei 2017?

  2. Bagaimana implikatur percakapan yang dikaitkan dengan prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan yang terdapat pada tuturan pembawa acara dan narasumber dalam acara “Mata Najwa” di Metro TV Februari-Mei 2017? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

  1. Mendeskripsikan implikatur konvensional yang terdapat pada tuturan pembawa acara dan narasumber dalam acara “Mata Najwa” di Metro TV Februari-Mei 2017.

  2. Mendeskripsikan implikatur percakapan yang dikaitkan dengan prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan yang terdapat pada tuturan pembawa acara dan narasumber dalam acara “Mata Najwa” di Metro TV Februari-Mei 2017.

D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi manfaat teoretis dan manfaat praktis.

  1. Manfaat Teoretis

  Bagi pembaca, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan bagi bidang pragmatik dalam pokok bahasan implikatur. Penelitian ini mengkaji mengenai bahasa pembawa acara dan narasumber dalam acara

  “Mata Najwa” di

  

Metro TV Februari-Mei 2017. Bahasa pembawa acara dan narasumber dalam acara

“Mata Najwa” yang ditayangkan di Metro TV dikaji menggunakan kajian implikatur.

  Dengan demikian adanya penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai kajian implikatur.

  2. Manfaat Praktis

  Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam menganalisis mengenai kajian pragmatik khususnya implikatur. Hasil penelitian ini juga dapat memberi informasi kepada pembaca mengenai maksud di balik tuturan pembawa acara dan narasumber dalam acara Mata Najwa. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan pijakan pembaca untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai pragmatik khususnya implikatur.