Variasi Warna Resin Komposit Nanofiller Terhadap Kekuatan Tekan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penanganan gigi yang karies adalah dengan merestorasi gigi tersebut dengan
suatu bahan tambalan. Resin komposit merupakan bahan restorasi yang paling banyak
digunakan di kalangan dokter gigi. Keunggulan resin komposit sebagai bahan
restorasi didukung oleh aspek estetisnya yang dapat meniru berbagai macam warna
gigi asli. Selain keunggulan dari segi warna, resin komposit memiliki sifat-sifat yang
lebih baik dibandingkan bahan restorasi lain sehingga dapat dipakai dalam jangka
waktu lama.1
Perkembangan resin komposit dimulai dari penemuannya oleh Bowen pada
awal tahun 1960. Hingga sekarang, perkembangan resin komposit sudah mencapai
ukuran partikel nano 1-100 nm. Resin komposit nano memiliki sifat optis dan
kemampuan poles yang sangat baik. Kandungan bahan pengisinya sekitar 60%
volume atau 78% berat, sehingga memiliki sifat mekanis yang sangat baik untuk
pemakaian pada gigi posterior.1
Untuk tampilan yang alami, resin komposit harus memiliki warna secara
visual dan translusensi yang sama dengan warna gigi asli. Warna (shading) diperoleh
dengan menambahkan beberapa pigmen berupa partikel metal oksida yaitu ferum
oksida yang memberikan warna merah (Fe2O3) dan ferum hidroksida yang

memberikan warna kuning (FeOOH).2 Pigmen digabungkan dengan fotoinisiator
yaitu kamforquinon untuk memodifikasi sifat optis resin komposit. Translusensi dan
opasitas sangat penting untuk mensimulasi warna email dan dentin. Untuk
meningkatkan opasitas, ditambahkan titanium oksida dan aluminium oksida sekitar
0,001-0,007% berat ke dalam resin komposit.1
Penambahan modifier optis mempengaruhi transmisi sinar yang melewati
resin komposit. Oleh karena itu, warna yang lebih gelap dan opasitas yang lebih besar

Universitas Sumatera Utara

akan

mengurangi

kedalaman

kemampuan

sinar


dalam

mengeraskan

dan

membutuhkan waktu penyinaran yang lebih lama ketika proses pengerasan.1 Ketika
penyinaran, sinar akan dihamburkan oleh bahan pengisi dan pigmen dimana sinar
akan diserap oleh fotoinisiator dan pigmen.3 Resin komposit yang memiliki warna
lebih terang akan lebih mudah meneruskan cahaya yang dipancarkan alat sinar
dibandingkan resin komposit dengan warna yang lebih gelap. Hal ini membuat resin
komposit dengan warna yang lebih gelap memerlukan waktu penyinaran yang lebih
lama.3
Beberapa

penelitian

terdahulu

menunjukkan


bahwa

warna

dapat

mempengaruhi proses polimerisasi resin komposit. Menurut Fontes dkk (2012), resin
komposit dengan warna yang lebih opak memiliki polimerisasi yang lebih rendah dan
sifat mekanis yang buruk dibandingkan resin komposit yang lebih jernih atau lebih
translusen dengan lama radiasi yang sama.2 Menurut Khan dkk(2012), resin komposit
dengan warna yang lebih gelap memiliki derajat polimerisasi yang rendah
dibandingkan resin komposit dengan warna yang lebih terang. 4 Menurut Jeong dkk
(2013), kekerasan resin komposit dengan shade A3 lebih tinggi dibandingkan resin
komposit dengan shade A3,5, B3 dan C3.5
Polimerisasi berkaitan dengan sifat mekanis resin komposit. Sifat mekanis
seperti kekuatan tekan merupakan sifat yang penting untuk resin komposit. Karena
kekuatan gigit dan tekanan pada proses pengunyahan dapat menimbulkan kerusakan
pada bahan.4 Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti kekuatan tekan
resin komposit yang memiliki warna (shade) yang berbeda.


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan masalah apakah ada perbedaan
kekuatan tekan resin komposit nanofiller antara warna A1, A2 dan A3

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan kekuatan tekan resin
komposit nanofiller antara warna A1, A2 dan A3.

Universitas Sumatera Utara

1.4 Hipotesa Penelitian
Tidak ada perbedaan kekuatan tekan resin komposit nanofiller antara warna
A1, A2 dan A3.

1.5 Manfaat Penelitian
1. Sebagai data awal untuk penelitian resin komposit selanjutnya.
2. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, dokter gigi dan
masyarakat mengenai pengaruh warna resin komposit terhadap kekuatan tekan.
3. Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khusus di

bidang ilmu material dan teknologi kedokteran gigi.

Universitas Sumatera Utara