Implementasi teknik komunikasi persuasif pengurus ikatan remaja masjid al-huda (irmah) dalam meningkatkan pengamalan agama di kelurahan sudirejo ii kecamatan Medan kota - Repository UIN Sumatera Utara

IMPLEMENTASI TEKNIK KOMUNIKASI PERSUASIF
PENGURUS IKATAN REMAJA MASJID AL-HUDA (IRMAH)
DALAM MENINGKATKAN PENGAMALAN AGAMA
DI KELURAHAN SUDIREJO II KECAMATAN MEDAN KOTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:
YUSUF FAUZAN RANGKUTI
NIM: 11.12.3.032

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
1


i

IMPLEMENTASI TEKNIK KOMUNIKASI PERSUASIF
PENGURUS IKATAN REMAJA MASJID AL-HUDA (IRMAH)
DALAM MENINGKATKAN PENGAMALAN AGAMA
DI KELURAHAN SUDIREJO II KECAMATAN MEDAN KOTA

SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi Tugas-Tugas Dan
Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos.)
Oleh:
YUSUF FAUZAN RANGKUTI
NIM: 11.12.3.032
Program Studi: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Pembimbing I

Pembimbing II


Drs. Sahdin HSB,M.Ag
NIP.19631 123 199102 1 001

Drs. Efi Brata Madya M.si
NIP.19670 610 199403 1 003

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

i

ii

Nomor

: Istimewa


Lamp

: 6 (enam) exp

Hal

: Skripsi
a.n. Yusuf Fauzan Rangkuti

Medan, 17 April 2017

Kepada Yth,
Bapak Dekan Fak. Dakwah dan
Komunikasi
UIN SU Medan
Di
Medan

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca, meneliti dan memberikan saran-saran seperlunya untuk

perbaikan dan kesempurnaan skripsi mahasiswa an.Yusuf Fauzan Rangkuti yang
berjudul “Teknik Komunikasi Persuasif Pengurus Ikatan Remaja Masjid Alhuda
(IRMAH) Dalam Meningkatkan Pengamalan Agama Di Kelurahan Sudirejo II
Kecamatan Medan Kota,” maka kami berpendapat bahwa skripsi ini sudah dapat
diterima untuk melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar sarjana Sosial dalam Ilmu
Dakwah pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumatera Utara Medan.
Mudah-mudahan dalam waktu dekat, kiranya saudara tersebut dapat dipanggil
untuk mempertanggungjawabkan skripsinya dalam Sidang Munaqasyah Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN SU Medan.
Demikianlah untuk dimaklumi dan atas perhatiannya saya ucapkan terima
kasih.
Wassalam
Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Sahdin HSB,M.Ag
NIP.19631 123 199102 1 001

Drs. Efi Brata Madya M.si

NIP.19670 610 199403 1 003

iii

SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Yusuf Fauzan Rangkuti

Nim

: 11.12.3.032

Program Studi : Komunikasi Penyiaran Islam
Judul Skripsi : Teknik Komunikasi Persuasif Pengurus Ikatan Remaja Masjid Alhuda
(IRMAH) Dalam Meningkatkan Pengamalan Agama Di Kelurahan
Sudirejo II Kecamatan Medan Kota

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benarbenar merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dari ringkasanringkasan yang semuanya yang telah saya jelaskan sumbernya. Apabila di kemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka gelar dan ijazah
yang diberikan oleh Universitas batal saya terima.

Medan, 17 April 2017
Yang membuat pernyataan

Yusuf Fauzan Rangkuti
Nim: 11.12.3.032

iii

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: YUSUF FAUZAN RANGKUTI

Tempat/Tgl Lahir


: Medan/ 20 April 1993

Alamat

: Jln. Syahrudin No. 33, Link. IV

NIM

: 11.12.3.032

Fakultas/Jurusan

: Dakwah dan Komunikasi/ Komunikasi dan Penyiaran Islam

Judul Skripsi

: “Teknik Komunikasi Persuasif Pengurus Ikatan Remaja
Masjid Alhuda (IRMAH) Dalam Meningkatkan
Pengamalan Agama Di Kelurahan Sudirejo II

Kecamatan Medan Kota,”

JENJANG PENDIDIKAN
1. SD Negeri 27 Medan, tamat 2005
2. Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Maramais Jambur, Tapsel, tamat tahun 2009
3. Madrasah Aliyah Darul Ulum Maramais Jambur, Tapsel, tamat tahun 2012

ORANG TUA
Nama Ayah

: Asman Rangkuti

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Jln. Syahrudin No. 33, Link. IV


Nama Ibu

: Sriwati Matondang

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Jln. Syahrudin No. 33, Link. IV

v

KATA PENGANTAR

   
Assalamua’laikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta
alam, hanya kepada-nyalah kita memohon dan meminta pertolongan serta ampunan.

Shalawat dan salam dengan sepenuh hati disampaikan keharibaan junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW, insya Allah dengan memperbanyak Shalawat kepada
beliau kita akan mendapat syafaatnya di yaumil mahsyar kelak. Amin ya rabbal
alamin.
Skripsi ini berjudul “Teknik Komunikasi Persuasif Pengurus Ikatan
Remaja Masjid Alhuda (IRMAH) Dalam Meningkatkan Pengamalan Agama Di
Kelurahan Sudirejo II Kecamatan Medan Kota” di ajukan sebagai tugas akhir
segaligus persyaratan untuk mencapai gelar sarjana sosial (S.Sos.) pada Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Penulis sangat
menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini mengalami banyak hambatan, dan
banyak yang berperan juga membantu agar skripsi ini dapat terselesaikan, baik dalam
membantu doa, moril ataupun materil. Oleh karena itu penulis mengucapkan ribuan
terima kasih yang paling utama kepada kedua orang tua penulis yang tak hentinya
mendoakan penulis, yaitu Ibunda tercinta Seriwati Matondang dan juga ayahanda

v

vi

tercinta Asman Rangkuti. Juga pada keluarga besar penulis yang mensupport dalam

segala hal.
Dan tidak luput rasa terima kasih penulis terhadap orang-orang yang sangat
berjasa dalam melancarkan pembuatan skripsi ini yaitu:
1. Kepada Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi , yaitu bapak Dr. Soiman.
Penulis juga berterimakasih karena telah membina dan mengurus Fakultas
Dakwah dan Komunikasi dengan baik hingga Fakultas ini menjadi fakultas
yang bergerak terus untuk menuju yang terbaik.
2. Kepada pembimbing I, yaitu bapak Drs. Sahdin HSB,M.Ag penulis juga
berterimakasih karena telah memberikan banyak masukan atas skripsi ini dan
juga membantu untuk mensupport skripsi ini agar rampung untuk diselesaikan.
3. Kepada pembimbing Skripsi II, yaitu bapak Drs. Efi Brata Madya M.si. penulis
juga berterimakasih karena selalu memberikan masukan terhadap data-data
yang penulis butuhkan untuk skripsi ini. Hingga penulis mampu mendapatkan
data-data tersebut. Mudah-mudahan apa yang diberikan beliau menjadi
bermanfaat bagi penulis sendiri.
4. Kepada ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, bapak Rubino, M.A.
dan sekretaris jurusan ibunda Yusra Dewi Siregar, MA.
5. Dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen dan staf Fakultas Dakwah dan
Komunikasi yang telah membantu penulis dari awal hingga akhir.

vii

Rasa terima kasih penulis, juga penulis sampaikan kepada teman-teman dan
sahabat-sahabat seperjuangan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI-A) yang
tersebut namanya : Budi Agung, M. Syukri Ramadhan, Denny Irwansyah Lase, T.M.
Shadrak, Pasihul Lisan, T. Said Ahmad Ali Assegaf, Rizki Romadonsyah, Abdul
Halim Lubis, Siti Carida Isna Lubis, Hertika, Murni, Kaya Arfah, Ayu Wahyuni
Hasibuan, Sri Ramadhani, Sri Susanti, Dewi Apriana, Rini Irma Suryani, Januari Riki
Efendi, Fazly Alamsyah, dan lain yang tak dapat penulis sebutkan semuanya.
Terkhusus penulis juga mengucapkan rasa terima kasih kepada orang-orang
yang berperan aktif dalam memberikan bantuan baik moril ataupun materil. Penulis
ucapkan terima kasih kepada abangda Dr. Muin Ritonga. sebagai sosok yang selalu
memberikan masukan dan motivasi keilmuan kepada penulis.
Tak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih kepada adinda dan abangda dan
juga kawan-kawan Himpunan Generasi Muda Islam (HIGMI) karena telah menjadi
wadah untuk proses dan wadah pembelajaran organisasi yang sangat baik
Juga penulis ucapkan rasa terima kasih yang sebesarnya kepada keluarga besar
Fakultas Dakwah dan Komunikasi yaitu keluarga besar Komunikasi dan Penyiaran
Islam (KPI), Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Bimbingan dan Penyuluhan
Islam (BPI) dan juga Manajemen Dakwah (MD).
Selain nama tersebut di atas tentu masih banyak lagi pihak-pihak yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan serta kontribusi kepada
penulis untuk itu penulis mengucapkan ribuan terima kasih yang setulus tulusnya.

vii

viii

Akhirnya penulis menyadari akhirnya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
dan di dalamnya masih banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis
mengharapkan motivasinya saran dan kontribusi dari para pembaca, dalam rangka
memperbaiki dan menyempurnakan skripsi ini dalam penelitiannya selanjutnya.

Medan, 12 November 2016
Penulis

YUSUF FAUZAN RANKUTI
NIM. 11.12.3.032

ix

ABSTRAK
Nama

: Yusuf Fauzan Rangkuti

Jurusan

: Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

Fakultas

: Dakwah dan Komunikasi

NIM

: 11123032

Judul Skripsi : Implementasi Teknik Komunikasi Persuasif Pengurus Ikatan
Remaja

Masjid

Al-Huda

(Irmah)

Dalam

Meningkatkan

Pengamalan Agama Dikelurahan Sudirejo Ii Kecamatan Medan
Kota
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai
pelaksanaan komunikasi persuasif oleh ketua IRMAH (Ikatan Remaja Masjid Alhuda) dalam meningkatkan pengamalan agama terhadap anggotanya dilihat dari
teknik komunikasi persuasif yang digunakan oleh ketua IRMAH dalam proses
berkomunikasi kepada anggota, hambatan-hambatan dalam pelaksanaan komunikasi
persuasif dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam
komunikasi persuasif untuk meningkatkan pengamalan agama anggota. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian
adalah pengurus IRMAH (Ikatan Remaja Masjid Al-huda) yang terdiri dari ketua ,

ix

x

sekretaris , bendahara dan pemuka agama dan pemuka masyarakat yang ada
dilingkungan tersebut .
Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara. Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis deskriptif yang terdiri dari
pengumpulan data, mengorganisasikan data, pengelolaan data, verifikasi dan
penafsiran data, kesimpulan.
Kemudian teknik keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi
metode dan sumber. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil
bahwa: 1) Teknik komunikasi persuasif yang digunakan oleh ketua IRMAH dalam
meningkatkan pengamalan gama adalah teknik asosiasi, teknik integrasi, teknik
ganjaran, teknik tataan, dan teknik red-herring. 2) Hambatan yang muncul dalam
pelaksanaan komunikasi persuasif berasal dari ketua IRMAH, anggota maupun
orangtua dan lingkungan. 3) Upaya untuk mengatasi hambatan dalam komunikasi
persuasif dilakukan oleh ketua IRMAH dan anggota. Dari pihak ketua IRMAH upaya
yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang muncul antara lain bersikap sejajar,
memperbanyak diskusi, mengarahkan secara halus, menggunakan bahasa yang
sederhana, memberikan bimbingan, dan memberikan motivasi. Sedangkan dari pihak
anggota upaya yang dilakukan antara lain mendengarkan, melakukan apa yang
dikatakan ketua IRMAH, menjaga ketenangan Ketika rapat di Masjid.

xi

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 5
C. BatasanIstilah........................................................................................................ 6
D. TujuanPenelitian ................................................................................................... 6
E. Kegunaan Penelitian ............................................................................................. 7
F. Sistematika Pembahasan....................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Teknik Komunikasi ............................................................................ 9
B. Tujuan Komunikasi .............................................................................................. 10
C. Teknik Persuasi Dan Tujuannya ........................................................................... 13
D. Pengertian Remaja ................................................................................................ 18
E. Masjid Dan Fungsinya .......................................................................................... 21
F. Pengertian Organisasi ........................................................................................... 26

xi

xii

G. Konsep Pemuda .................................................................................................... 28
H. Konsep Pengamalan Agama ................................................................................. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 33
A. Lokasi Penelitian .................................................................................................. 33
B. Jenis Penelitian ..................................................................................................... 33
C. Informan Penelitian .............................................................................................. 33
D. Sumber Data ......................................................................................................... 35
E. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................................. 36
F. Teknik Analisis Data ............................................................................................ 38
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................................... 40
A. Implementasi Teknik Komunikasi Persuasif yang Dilakukan Remaja
Masjid Al-Huda (IRMAH) dalam Meningkatkan Pengamalan Agama Di
Kelurahan Sudirejo II Kecamatan Medan ............................................................ 40
B. Respon Anggota IRMAH dan Masyarakat Terhadap Implementasi Teknik
Komunikasi

Persuasif

dalam

Meningkatkan

Pengamalan

Agama

Dikelurahan Sudirejo II Kecamatan Medan Kota ................................................ 49
C. Kendala yang Dihadapi dalam Mengimplementasikan Teknik Komunikasi
Persuasif Terhadap Pengamalan Agama dan Upaya Mengatasinya ..................... 51
BAB V PENUTUP ............................................................................................................... 58

xiii

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 58
B. Saran ..................................................................................................................... 60
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 62
Lampiran-Lampiran
Daftar Wawancara
Daftar Riwayat Hidup
Struktur Organisasi IRMAH
Struktur Organisasi BKM Masjid Al-Huda
Surat Keterangan

xiii

xiv

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
G. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
H. Indentipikasi Masalah ........................................................................................... 5
I. Batasan Masalah ................................................................................................... 5
J. Rumusan Masalah................................................................................................. 5
K. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 6
L. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 7
M. Sistematika Pembahasan....................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
I. Pengertian Teknik Komunikasi ............................................................................ 8
J. Tujuan Komunikasi .............................................................................................. 9
K. Teknik Persuasi Dan Tujuannya ........................................................................... 12
Komunikasi persuasif ........................................................................................... 12
Perencanaan Komunikasi Persuasif ...................................................................... 13
L. Pengertian Remaja ................................................................................................ 16

xv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 19
G. Lokasi Penelitian .................................................................................................. 19
H. Jenis Penelitian ..................................................................................................... 19
I. Subjek Penelitian .................................................................................................. 19
J. Teknik pengumpulan Data.................................................................................... 20
K. Teknik Keabsahan Data ........................................................................................ 2
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................................... 41
D. Implementasi Teknik Komunikasi Persuasif yang Dilakukan Remaja
Masjid Al-Huda (IRMAH) dalam Meningkatkan Pengamalan Agama Di
Kelurahan Sudirejo II Kecamatan Medan ............................................................ 41
E. Respon Anggota IRMAH dan Masyarakat Terhadap Implementasi Teknik
Komunikasi

Persuasif

dalam

Meningkatkan

Pengamalan

Agama

Dikelurahan SudirejoII Kecamatan Medan Kota ................................................. 48
F. Kendala yang Dihadapi dalam Mengimplementasikan Teknik Komunikasi
Persuasif Terhadap Pengamalan Agama dan Upaya Mengatasinya ..................... 52
BAB V PENUTUP ............................................................................................................... 59
C. Kesimpulan ........................................................................................................... 59
D. Saran ..................................................................................................................... 61

xv

xvi

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 62
Lampiran-Lampiran
DaftarWawancara
DaftarRiwayatHidup
StrukturOrganisasi IRMAH
StrukturOrganisasi BKM Masjid Al-Huda
SuratKeterangan

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman sekarang ini pengamalan agama bagi pemuda atau pun remaja
sangatlah minim dapat dilihat darifenomena remaja yang banyak menghabiskan
waktu di luar kegiatan beragama.Kebanyakan mereka lebih menyukai santai dan
menghabiskan waktu sia-sia bahkan banyak di antara mereka melakukan hal yang
negatif seperti

narkoba, mabuk mabukan, berzina, dan pergaulan bebas

lainnya.Pemuda ataupun remaja adalah sekelompok orang-orang yang sedang
mencari jati diri. Menurut Jersild dalam salah satu bukunya, remaja adalah suatu
periode transisi dari masa awal kanak-kanak hingga masa awal dewasa, yang
dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun
hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan
berat dan tinggi yang dramatis.1
Pemuda ataupun remaja dalam mengaktualisasikan diri biasanya melalui wadah
organisasi. Di sinilah terletak kesempatan yang baik bagi perkumpulan-perkumpulan
remaja untuk mengorganisir

dirinya dan menyalurkan segala kehendak hati,

keinginan dan angan-angan sebagai pembuktian bahwa merekapun patut “ mendapat
pengakuan

masyarakat

lingkungannya”.

Melalui

perkumpulan-perkumpulan

itumereka memperoleh kesempatan dan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang
1

Sudarsono, .Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja,( Jakarta:PT. Rineka Cipta 1993) hlm. 11

1

2

mematangkan diri mereka.Melalui pengalaman-pengalaman itu mereka menemukan
dirinya

sendiri,

menyadari

batas-batas

dan

upaya-upaya

yang

dapat

disambungkannya, dan terjadilah saling didik mendidik di antara sesamanya. Sudah
barang tentu dalam segala kegiatannya mereka senantiasa harus bekerja sama dengan
keluarga atau orang tua, pemuka agamadan tokoh masyarakat atau setaf-setaf yang
ada di IRMAHmembentuk atau memasuki perkumpulan-perkumpulan remaja yang
berdasarkan Islam sehingga memungkinkan mereka untuk menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam dalam lingkungannya secara aktual.2
Pada saat ini banyak organisasi atau kelompok yang dinaungi oleh pemuda dan
terkhususnya perkumpulan remaja masjid.Remaja masjid adalah wadah bagi para
pemuda ataupun remaja untuk membuat kegiatan positif dalam hal keagamaan.
Sebagai wadah perkumpulan, remaja muslim seharusnya berfungsi sebagai wadah
organisasi yang membentuk kepribadian remaja muslim yang lebih bertanggung
jawab dalam mengamalkan ajaran agama Islam.Fungsi remaja mesjid yang ada saat
inipun sudah terkikis oleh perbuatan mereka yang kadang tidak mengindahkan
pengamalan ajaran agama.Remaja masjid kadang hanya menjadi wadah bagi mereka
untuk sekedar berpacaran dan berkumpul-kumpul untuk hal yang sia-sia. Konsep
Islam mengenai pemuda ataupun remaja tercantum dalam sebuah hadis :
ٌ ّ ‫ رج ٌل َع‬, ‫ ش ّ ش في ع د ه عز جل‬, ‫ع دل‬
‫ا ّي‬: ‫ف ل‬, ‫ج ل‬

2

‫حس‬

‫ا را‬

‫ رجل دع‬, ‫ّر ع ي‬

‫أ‬: ّ ‫ا ظ َلََ َّ اا ظ‬

‫ه في ظ ّ ي‬

‫ّح ب في ه اج ع ع ي‬

ّ ‫س ع يظ‬

‫ رجا‬, ‫ب ل س ج‬

, ZakiahDradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara1992) hlm.70

3

‫ رجل كر ه ج لي ف ض‬,

‫ي‬

‫ش‬

‫ح ّى ا ع‬

‫فأج‬,

‫بص‬

ّ ‫ رج ٌل ص‬, ‫أج ف ه‬
.

‫عي‬

Artinya: Tujuh orang bakal dinaungi Allah Swt dalam naungannya pada hari
yang tiada naungan selain naungannya adalah :1.Seorang imam yang adil, 2. seorang
pemuda yang semenjak remaja beribadah kepada Allah Swt,3. Seorang yang hatinya
terpaut kepada Mesjid,4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah Swt,
berkumpul dan bercerai karena Allah Swt, 5. Seseorang yang dirayu oleh seorang
wanita bangsawan dan rupawan segera berkata: “Sungguh aku takut kepada Allah
Swt”, 6. Seorang yang bersedekah, lalu dirahasiakan sehingga tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang didermakan oleh tangan kanan nya, dan 7. Seseorang yang
berdzikir kepada Allah ditempat sunyi, Lalu mencucurkan air matanya. 3
Hadis di atas menjelaskan bahwasanya pemuda yang senang ke masjid akan
mendapatkan naungan dari Allah Swt. Hadis itu menjelaskan tentang remaja yang
mencintai mesjid dan selalu senang melakukan ibadah di masjid konteks pemuda
dalam keislaman yang digambarkan pada hadis itu memperlihat kan bagaimana Allah
Swt sangat menjungjung tinggi pemuda atau puan remaja yang hatinya senang ke
mesjid. Masjid bukan hanya tempat untuk mengerjakan solat akan tetapi fungsi dari
mesjid sangat luas seperti melakukan kegiatan-kegiatan beragama. Inilah fungsi dari
remaja masjid yaitu memakmurkan mesjid baik dalam beribadah solat lima waktu
ataupun kegiatan keagamaan lainnya.
Konteks beragama yang saat ini begitu menipis dikalangan pemuda ataupun
remaja sangatlah memprihatinkan. Bagi setiap pemuda muslim seharusnya telah
memahami makna keislaman itu sendiri. Pada sebuah organisasi tentulah dibutuhkan
komunikasi yang terorganisir dan dapat mengubah paradigm berfikir para remaja
3

Kitab Riyadus Shalihin, hadist ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari (no. 660, 1423, 6479, 6806),
Muslim (no. 1031) hlm.91

3

4

khususnya remaja mesjid bahwa sebagai pemuda muslim mereka menjadi orangorang yang terdepan mengamalkan ibadah kepada Allah. Setiap muslim adalah
manusia yang ditugaskan untuk berdakwah dijalan Allah karena setiap muslim adalah
manusia yang dipilih Allah untuk menyampaikan ajarannya, Seperti dalam firman
Allah dalam Surah Ali Imran ayat110 :

          

            
 

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.4
Fenomena dalam penelitian ini adalah melihat konteks implementasi teknik
komunikasi persuasif pengurus terhadap anggota yang dilakukan Ikatan Remaja

Mesjid Alhuda (IRMAH).Ikatan Remaja Mesjid Alhuda adalah remaja mesjid yang
berada di Simpang Limun Jalan Kemiri III sudirejo II Kecamatan Medan kota.
Remaja mesjid ini berdiri sekitar lima belas tahun, Remaja Mesjid ini memiliki
struktur kepengurusan yang sangat lengkap. Remaja Mesjid ini dikenal aktif dalam
membuat kegiatan sosial ataupun keagamaan seperti seperti pengajian setiap
minggunya, gotong royong, mengadakan perayaan hari besar Islam.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta, J-ART:
2007) hlm.147
4

5

Dalam pengamalan ibadah Ikatan Remja Mesjid (IRMAH) ini juga dikenal para
remajanya suka melakukan solat berjamaah lima waktu, dimana hal ini sangat jarang
dilakukan oleh remaja Masjid lain. Dalam hal ini tentulah adanya komunikasi yang
baik antar remaja Masjid Alhuda sehingga pemahaman tentang pengamalan Agama
Islam dapat dijalankan dengan baik oleh para remaja. Semua ini tidak terlepas dari
kepemimpinan dari ketua remaja Masjid itu sendiri.
Dari apa yang telah terjadi di atas maka yang ingin dilihat dari penilitian ini
adalah konteks Implementasi Teknik Komunikasi Pengurus Terhadap Anggota
Remaja Masjid Alhuda (IRMAH) Dalam Meningkatkan Pengamalan Beragama Di
Kelurahan Sudirejo II Kecamatan Medan Kota.
B. Rumusan Masalah.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana implementasi teknik komunikasi persuasif yang dilakukan Remaja
Masjid Alhuda(IRMAH)dalam meningkatkan pengamalan Agama di Kelurahan
Sudirejo II Kecamatan Medan Kota?
2. Bagaimana Respons Anggota, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Terhadap
Implementasi Teknik Persuasif yang dilakukan oleh Remaja Masjid Al-Huda
dalam meningkatkan pengamalan agama di Kelurahan sudirejo II Kecamatan
Medan Kota?
3. Apa kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan Teknik Komunikasi
Persuasif terhadap pengamalan Agama dan upaya mengatasinya?

5

6

C. Batasan Istilah
Batasan istilah dibuat dalam rangka menghindari kesalah pahaman antara
pembaca dan penulis dalam memahami penelitian ini. Adapun yang menjadi batasan
istilah adalah sebagai berikut:
Teknik komunikasi adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan
informasi dari komunikator ke komunikan dengan media tertentu. Dengan adanya
teknik ini diharapkan setiap orang dapat secara efektif melakukan komunikasi satu
sama lain dan secara tepat menggunakannya.
Ikatan Remaja Masjid al-Huda, fokus penelitian ini adalah pada Ikatan Remaja
Masjid Alhuda yang beralamat di simpang limun jalan Kemiri III Sudirejo II
Kecamatan Medan Kota Pengamalan Agama yang dimaksud disini adalah shalat lima
waktu, berpuasa, melakukan kajiaan keagamaan di antaranya mendengarkan ceramah
agama tentangtauhid,wirit setiap malam sabtu dan melakukan kegiatan bakti sosial,
Tahun Baru Islam,Menyambut Bulan Puasa.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Implementasi teknik komunikasi persuasif yang dilakukan remaja Masjid
IRMAH (Ikatan Remaja Masjid Alhuda) dalam meningkatkan pengamalan
agama di Kelurahan sudirejo II Kecamatan Medan Kota.
2. Respon anggota IRMAH Terhadap Implementasi Teknik komunikasi Persuasif
dalam meningkatkan pengamalan agama di Kelurahan sudirejo II Kecamatan
Medan Kota.

7

3. Kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan Teknik Komunikasi
Persuasif terhadap pengamalan Agama dan upaya mengatasinya.
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan
praktis:
1. Kegunaan teoritis dalam penelitian ini ialah agar dapat berguna bagi kalangan
akademisi

dalam

menyumbangkan

suatu

pemikiran

mengenai

teknik

komunikasi.
2. Kegunaan praktis dalam penelitian ini ialah agar dapat berguna bagi remaja
Masjid ataupun organisasi keislaman lainnya dalam membnetuk teknik
komunikasi yang baik.
F. Sistematika Pembahasan
Skripsi ini terdiri dari lima bab, bab demi bab akan dibagi sub bab yang saling
berkaitan satu sama lain. Untuk lebih jelasnya, sistematika pembahasan dalam skripsi
ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan istilah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika pembahasan.
Bab II Landasan Teoritis pengertian teknik, tujuan komunikasi, teknik persuasi
dan tujuannya, pengertian remaja, Masjid dan fungsinya, pengertian organisasi,
konsep pemuda
Bab III Metodologi penelitian lokasi penelitian, jenis penelitian, informan
penelitian, sumber data, instrument pengumpulan data,
7

8

Bab IV Implementasi teknik komunikasi persuasif yang dilakukan remaja
Masjid Al-Huda (IRMAH) dalam meningkatkan pengamalan Agama di Kelurahan
Sudirejo II Kecamatan Medan, Respon Anggota IRMAH dan Masyarakat Terhadap
Implementasi Teknik Komunikasi Persuasif dalam Meningkatkan Pengamalan
Agama Dikelurahan Sudirejo II Kecamatan Medan Kota, Kendala yang Dihadapi
dalam Mengimplementasikan Teknik Komunikasi Persuasif Terhadap Pengamalan
Agama dan Upaya Mengatasinya.
Bab V kesimpulan dan saran

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Teknik Komunikasi

Jika dikaji secara mendalam maka pengertian teknik adalah sekumpulan
gagasan yang didapatkan dari studi tertentu yang sengaja dibuat demi kemudahan
manusia dalam menjalankan aktivitasnya.Teknik biasanya dibuat secara rinci oleh
orang – orang yang ahli di bidangnya.
Menurut sebagian ahli, manusia pada dasarnya telah dibekali dengan
kemampuan teknik sejak lahir bahkan jauh sebelum istilah teknik ditemukan.Manusia
diciptakan dilengkapi dengan akal pikiran yang dapat berkembang tanpa ada
batasnya.Pikiran manusia normalnya selalu mencari jalan termudah dan jalan
tercepat.Manusia normalnya ingin mendapatkan segala sesuatunya dengan lebih cepat
dan juga lebih mudah, dan otak manusia merespon keinginan ini dengan berbagai
macam pemikiran yang berujung pada penemuan-penemuan di dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Dalam proses perkembangannya, manusia biasanya menerapkan sistem trial
error untuk bisa mendapatkan teknik atapun cara tertentu yang bisa mempermudah
aktivitasnya. Setelah dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang, aktivitas
trial error pun semakin dikurangi dan manusia mulai menggunakan apa yang telah
mereka temukan sebelumnya sebagai bahan acuan dan landasan dalam membuat
berbagai macam temuan-temuan baru lainnya.
9

10

Hingga saat ini dunia teknik terus mengalami perkembangan setiap harinya
melalui berbagai macam inovasi baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.Saat
ini, ruang lingkup teknik juga sudah semakin luas dan menyebar di seluruh aspek
kehidupan manusia.5
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)
dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa
verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan
dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.Cara seperti ini disebut
komunikasi nonverbal.
B. Tujuan Komunikasi
Komunikasi yang dilakukan manusi pada dasarnya mempunyai tujuan tertentu.
Pada suatu saat ada manusia berkomunikasi untuk mencari pemahaman yang sama
mengenai suatu hal, tetapi pada saat yang lain ada manusia yang berkomunikasi
dengan tujuan untuk menyesatkan manusia lain. Ada pula pada suatu saat manusia
berkomunikasi hendak mewujudkan saling pengertian di antara sesama manusia,
tetapi pada saat yang lain manusia yang sama berkomunikasi dengan tujuan untuk
memecah belah sesama ummat manusia. Ada juga manusia pada suatu saat

5

http://pengertiandefinisi.com/pengertian-teknik-dalam-dunia-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi/
(diakses pada tanggal 03 Juli 2016 pukul: 11.00 WIB)

11

berkomunikasi untuk mendapatkan keuntungan materi, tetapi pada saat yang lain
manusia tersebut berkomunikasi dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan sosial.
Dalam kaitan itu, Barnlund berpendapat bahwa komunikasi adalah upaya atau
tindakan yang mempunyai tiga tujuan: untuk mengurangi ketidak pastian, sebagai
dasar bertindak secara efektif , dan untuk mempertahankan atau memperkuat ego.
Sementara Myres menyebutkan ada empat tujuan manusia melakukan komunikasi
yaitu untuk:
1. Mengetahui tentang dirinya sendiri.
2. Mengetahuisegalasesuatuyang terjadi dilingkungannya,berbagai pengetahuan
tentang segala sesuatu yang terjadi dengan manusia lain.
3. Mempengaruhi manusia lain, dan
4. Memperoleh kesenangan.
Dalam kaitan itu, Schramm memilah-milah tujuan komunikasi dari kepentingan
komunikator dan komunikan. Dari kepentingan komunikator, tujuan komunikasi
meliputi:memberikan informasi, mendidik, menghibur, dan menganjurkan suatu
tindakan atau persuasi.Sedangkan tujuan komunikasi dari sisi kepentingan komunikan
mencakup: memahami informasi, mempelajari, menikmati, dan menerima atau
menolak anjuran.6

6.Onong U. Effendy, Komunikasi,Teori dan Praktek (Bandung:PT Remaja Rosdakarya2005)
hlm.38

11

12

Tujuan yang dikemukakan Myers serta Martin kiranya tergambar dalam model
yang dikemukakan Harold D .Laswell yang menekankan pada persuasi.Pihak
pengirim

pesan

pasti

memiliki

keinginan

untuk

mempengaruhi

pihak

penerima.Karena itu, komunikasi harus dipandang sebagai upaya komunikasi. Setiap
upaya menyampaikan pesan dianggap akan menghasilkan akibat baik positif maupun
negative. Bahkan Kertapati dengan tegas menyatakan bahwa tujuan fundamental
persuasi adalah untuk mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tingkah laku seseorang
atau sekelopok orang.
Jadi inti tujuan persuasi adalah mempengaruhi atau membujuk manusia lain
baik itu secara umum maupun spesifik. Apapun tujuan persuader, pada dasarnya
bermula dari motif komunikasi. Namun, tidak semua manusia yang melakukan tindak
komunikasi dengan tujuan untuk mempengaruhi manusia lain dapat dikatakan sebagai
tujuan persuasi. Sebab, selain persuasi, propaganda, psywar, agitasi, dan indoktrinasi
juga sama-sama bertujuan untuk mempengaruhi manusia lain.
Meskipun

sama-sama

bertujuan

mempengaruhi

manusia

lain,

cara

mempengaruhinya berbeda antara persuasi dengan propaganda, psywar, agitasi, dan
indoktrinisasi. Dalam persuasi, untuk mempengaruhi manusia lain semata
berpedoman pada fakta, baik fakta psikologis, sosiologis, maupun budaya. Sementara
peropaganda, psywar, agitasi, dan indoktrinisasi dalam mempengaruhi manusia selain
menggunakan fakta juga non fakta.Bahkan, kerap kali fakta hanya digunakan sebagai
pembenaran dalam upaya mempengaruhi manusia.

13

Istilah mempengaruhi itu sendiri menurut Mcquail dan Windahl mempunyai
tiga makna.Petama, perubahan yang terjadi pada khalayak sasaran yang disebabkan
kehadiran media disebut konsekuensi.Kedua, perubahan pada khalayak sasaran yang
disebabkan oleh pesan disebut efek.Ketiga, perubahan pada khalayak sasaran yang
disebabkan kehadiran media dan pesan disebut konsfek.
Mengacu pada tiga makna tersebut, maka makna pengaruh yang disebabkan
pesan kiranya yang relevan dalam bahasan buku ini. Ini berarti, tujuan komunikasi
untuk mempengaruhi manusia lain melalui pesan komunikasi dapat dikatakan sebagai
tujuan persuasi dalam hal inisama artinya menginginkan efek tertentu dari pesan yang
disampaikan.
C. Teknik Persuasi.
Tujuan persuasi di sini identik dengan menginginkan efek tertentu atau akibat
hasil yang terjadi pada khalayak sasaran. Menurut Sendjaja, secara umum akibat atau
hasil komunikasi ini dapat mencakup tiga aspek sebagai berikut
1. Aspek kognitif, yaitu yang menyangkut kesadaran dan pengetahuan. Misalnya,
menjadi sadar atau ingat, menjadi tau atau kenal.
2. Aspek efektif, yaitu menyangkut sikap atau perasaan. Misalnya, sikap
setuju/tidak setuju, perasaan sedih, gembira, perasaan benci, dan menyukai.
3. Aspek kognitif, yaitu menyangkut perilaku. Misalnya, berbuat seperti apa yang
disarankan, atau berbuat sesuatu yang tidak disarankan (menentang). 7

7

Muhammad Jamaluddin, .komunikasi persuasive, ( Jakarta: pt Indeks 2005 ) hlm. 13-16

13

14

Tujuan persuasi di sini identik dengan menginginkan efek tertentu atau akibat
hasil yang terjadi pada khalayak sasaran.

1. Perspektif Komunikasi Persuasi
Istilah persuasi bersumber pada perkataan latin persuasion. Kata kerjanya
adalah persuadere yang berarti membujuk, mengajak, atau merayu.
Para ahli komunikasi sering kali menekankan bahwa persuasi adalah kegiatan
pisikologi. Penegasan ini dimaksudkan untuk mengadakan perbedaan dengan koersi.
Tujuan persuasi dan koersi adalah sama, yakni untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, tetapi jika persuasi dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifatsifat manusiawi, koersi mengandung sangsi atau ancaman. Perintah, instruksi, bahkan
suap, pemerasan, dan baikot adalah koersi.
Akibat dari kegiatan koersi adalah perubahan sikap, pendapat, atau perilaku
dengan perasaanterpaksa karena diancam, menimbulkan rasa tak senang, bahkan rasa
benci, mungkin juga dendam. Sedangkan akibat dari kegiatan persuasi adalah
kesadaran, kerelaan disertai perasaan senang.
2. Perencanaan komunikasi persuasif
Agar komunikasi persuasif itu mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu
dilakukan perencanaan yang matang. Perencanaan dilakukan berdasarkan komponenkomponen peroses komunikasi sebagai mana diutarakan dimuka. Komponen
komunikasi adalah komunikator, pesan, media, dan komunikan.Apa yang harus
dilakukan komunikator?

15

Bagi seorang komunikator, suatu pesan yang akan dikomunikasikan sudah jelas
isinya, tetapi yang perlu dijadikan pemikiran adalah pengelolan pesan. Pesan harus
ditata sesuai dengan diri komunikan yang dijadikan sasaran. Dalam hubungan ini
komunikator

harus

terlebih

dahulu

melakukan

komunikasi

intrapersonal

berkomunikasi dengan diri sendiri, berdialog dengan diri sendiri, bertanya dengan diri
sendiri untuk dijawab oleh diri sendiri. Siapa komunikan yang akan dijadikan
sasaran? apakah seorang atau sekelompok orang? atau masyarakat keseluruhan? jika
hanya seorang, apa pekerjaannya, pendidikanya, agamanya, idiologinya, hobinya?
bila sekelompok orang, apakah kelompok kecil atau kelompok besar? apakah
homogeny atau heterogen?
Apabila komunikan yang akan dijadiakan sasaran sudah jelas, dan media yang
di perkirakan memadai juga telah di tetapakan, maka tiba gilirannya untuk menata
pesan:
Sehubungan dengan peruses komunikasi persuasif itu berikut ini adalah teknikteknik yang akan dipilih:
1. Teknik Asosiasi
Teknik

asosiasi

adalah

penyajian

pesan

komunikasi

dengan

cara

menumpangkannya pada suatu objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian
khalayak. Teknik ini sering dilakukan oleh kalangan bisnis atau kalangan politik.
Ketika Rudi Hartono dan Liem Seiw King berada dipuncak ketenarannya, maka
peroduser film langsung memintanya untuk berperan dalam film. Bagi produser tidak

15

16

peduli, apakah Rudi King bisa main atau tidak, yang penting pemunculannya, yang
diperkirakan menghasilkan uang banyak.
Dalam kampanye Pemilihan umumyang lalu, ketenaran roma irama, si raja
dangdut yang sering membuat massa menjadi histeris, telah dipergunakan oleh salah
satu partai politik untuk merebut hati rakyat.
2. Teknik Integrasi
Yang dimaksud integrasi disini adalah kemampuan komunikator untuk
menyatukan diri secara komunikatif dengan komunikan. Ini berarti bahwa, melalui
kata-kata verbal atau non verbal, komunikator menggambarakan bahwa ia senasib
dankarena itu menjadi satu dengan komunikan.
Contoh untuk teknik integrasi ini adalah penggunaan perkataan kita bukan
perkataan saya atau kami.Kita berarti saya dan anda komunikator dan komunikan,
yang mengandung makna bahwa

yang diperjuangkan komunikator bukan

kepentingan diri sendiri, melainkan juga kepentingan komunikan.
Teknik integrasi ini bisa digunakan oleh redaktur surat kabar dalam menyusun
tajuk rencana. Di situ selalu dikatakan kita, bukan kami yang berati pemikiran yang
dituangkan kedalam tajuk rencana bukan hanya pemikiran redaksi, melainkan juga
pendapat para pembaca.
Teknik integrasi ini juga digunakan juga oleh tentara Amerika serikat. Pada
atribut seragam tentara yang biasanya dipasang di kerah jas, bukan inisial USA,
melainkan US, yang bermakna selain singkatan dari United Settes, juga pronoun dari

17

wi atau kita. Dengan tehnik integrasi itu ditunjukkan kepada rakyat Amerika Serikat
bahwa tentara Amerika Serikat adalah tentara kita, tentara rakyat.

3. Teknik Ganjaran
Teknik ganjaran adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain dengan cara
mengiming-imingi hal yang menguntungkan atau yang menjanjikan harapan.
Teknik ini sering dipertentangkan dengan teknik “pembangkitan rasa takut”,
yakni suatau cara yag bersifat menakut nakuti atau menggambarkan suatu
konskuwensi yang buruk. Diantara kedua tehnik tersebut, teknik ganjaran lebih baik
karena berdaya upaya menumbuhkan kegairahan emosional, sedangkan teknik
pembangkitan rasa takut menimbulkan ketegangan emosional.
4. Teknik Tataan
Yang dimaksud tataan disini sebagai terjemahan dari icing adalah upaya
menyusun pesan komunikasi sedemikian rupa, sehingga enak didengar atau dibaca
serta termotivasikan untuk melakukan sebagai mana disarankan oleh pesan tersebut.
Istilah icing berasal dari perkataan to ice, yang berarti menata kue yang baru
dikeluarkan dari pembakaran dengan lapisan gula warna-warni. Kue yang tadinya
tidak menarik itu menjadi indah, sehingga memikat perhatian siapa saja yang
melihatnya.
Teknik tatanan atau icing technique dalam kegiatan persuasi adalah seni menata
pesan dengan imbauan emosional sedemikian rupa, sehingga komunikan tertarik
perhatiannya.
17

18

5. Teknik Red-herring
Dalam hubungannya dengan komunikasi persusif, teknik red-herring adalah
seni seorang komunikator untuk meraih kemenangan dalam perdebatan dengan
mengelakkan argumentasi yang lemah untuk kemudian mengalihkannya sedikit demi
sedikit ke aspek yang dikuasainya guna dijadikan senjata ampuh dalam menyerang
lawan.Jadi tehnik ini dilakukan pada saat komunikator berada dalam posisi yang
terdesak.8
6. Penafsiran Pesan
Bentuk kedua perilaku yang terjadi ketika seseorang terlibat dalam komunikasi
adalah menafsirkan pertunjukan pesan. Menurut Random House Dictionary,
menafsirkan berarti menguraikan atau memahami sesuatu dengan suatu cara tertentu.
Komunikasi dapat dibedakan dengan semua perilaku manusia dan organisasi lainnya
karena ia melibatkan proses mentl memahami orang, objek, dan peristiwa, yang kita
sebut pertunjukan pesan. Satu-satunya pesan yang penting dalam berkomunikasi
adalah pesan yang berasal dari peruses penafsiran.9

D. Pengertian Remaja
Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, karena pada
masa ini remaja telah mengalami perkembamgan fisik maupun fisikis yang sangat

8

Onong, Uchjana, Efendi, .Dinamika Komunikasi, ( Bandung: PT. Remaja Rosda karya1986).

hlm.24
9

R WaynePace 2006, Komunikasi Organisasi, ( Bandung: PT.Remaja Rosdakarya 2006 )
hlm. 37

19

pesat, dimana secara fisikis remaja telah menyamai orang dewasa, tetapi secara
pisikologis mereka belum matang bagai mana yang dikemukakan oleh Calon
1953masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa teransisi atau peralihan.
karena remaja belum memiliki setatus dewasa tetapi tidak lagi memiliki status anakanak.10
Lebih jelas pada tahun 1974, WHO memberikan defenisi tentang remaja secara
lebih konseptual, sebagai berikut Remaja adalah suatu masa dimana: induvidu
berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya
sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Induvidu mengalami perkembangan
pisikologi dan pola indentifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.11
Kaplan & Sadock dalam bukunya synopsis psikiatri, menyebutkan fase remaja
terdiri atas remaja awal (11-14 tahun), remaja pertengahan (14-17 tahun), dan remaja
akhir (17-20 tahun). Sementara F.J. Monks berpendapat bahwa secara gelobal masa
remaja berlangsung antara 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun: masaremaja
awal, 15-18 tahun: masa remaja pertengahan, 18-21 tahun masa remaja akhir. Dari
beberapa pendapat diatas dapat dibuat suatu batasan usia remaja adalah dimulai dari
umur 10-12 tahun.12
Latar belakang kehidupan keagamaan remaja dan ajaran agamanya berkenan
dengan hakekat dan nasib manusia, memainkan peran penting dalam menentukan

10
11

Bisri Hasan, .Remaja Berkualitas, ( Yogyakarta: Pustaka pelajar ) hlm. 37
F.J Monks, Pisikologi perkembangan, (Yogyakarta:Gadjah Mada University Press 20020)

hlm. 37
12

Ibid., hlm. 24

19

20

konsepsinya tentang apa dan siapa dia, dan akan menjadi apa dia. Agama, seperti
yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, terdiri atas suatu sistem tentang
keyakinan-keyakinan, sikap-sikap yang kita anut, pada umumnya berpusat sekitar
pemujaan.
Kedudukan remaja dalam Islam merupakan penerus agama islam yang sebaik
baiknya menurut bangsa dan agama,sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat AlHasyr ayat 18:

ْ ‫يا أي ا الذين آمن ا اتق ا َ ْلتنظرْ ن ْفس ما قدم‬
‫ت لغد اتق ا َ إن َ خبير بما تعْ مل ن‬
Artinya: hai orang-orang yang ber iman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperlihatkan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.13
Fase remaja adalah fase yang rawan bagi masuknya faham ideology, sebab
pada dasarnya ketidak seimbangan pisikologis, pada masa remaja sangat mudah
dibentuk melalui berbagai faham atau pengaruh dari luar dirinya sendiri. Masa remaja
mengandung berbagai masalah, semuanya itu dapat mempengaruhi jiwanya

dan

akhirnya berbekas pada sikap dan tingkah lakunya. Perbeadaan pendapat diantara
para ahli terhadap masa remaja itu adalah masa peralihan untuk mempersiapkan diri
guna menempuh masa dewasanya. Zakiah Dradjat, menyatakan bahwa: “Remaja
adalah masa peralihan anak-anak menjelang dewasa.14

Departemen Agama Republik Indonesia, 2007, Al-Qur’an dan Terjemahannya,Jakarta: JART. Hlm. 548
14
Zakia Drajat Pembinaan Remaja dan Pemuda, MasjidJ (akarta: Suara Masjid1995 ) hlm. 19
13

21

Sebagai mewakili pakar Islam Yusuf mendefenisikan remaja dalam Islam
adalah manusia yang sedang berada pada suatu priode kehidupan puber, tepatnya
ketika seorang berada dalam priode teransisi antara masa kanak-kanak dan masa
permulaan dewasa.Pada saat itu seorang remaja sedang meninggalkan sifat kanakkanaknya untuk menuju kedewasaan yang memikul tanggung jawab dan kewajiban
tertentu dalam masyarakat.15

E. Masjid dan Fungsinya
Masjid merupakan bangunan yang memiliki nilai guna dalam Islam.Masjid
bukan hanya berfungsi tempat untuk melaksanakan shalat, secara historis masjid
dibangun Rasulullah sebagai pusat pembinaan masyarakat.Pertumbuhan dan
perkembangan dewasa ini ada keinginan yang berdimensi luas untuk memfungsikan
masjid dalam multi fungsi bagi pembinaan ummat Islam terutama pendidikan rohani
dan pendidikan social.
Pengertian masjid secara etimologi berasal dari bahasa arab yaitu: “Sajada
Yasjudu Masjidan” yang berarti tempat sujud, atu tempat shalat. Tempat menyembah
Allah SWT.16
Masjid adalah tempat ibadah orang Islam yang digunakan oleh Umat Islam
terutama tempat dilangsungkannya shalat jamaah.Sedangkan H. Hamdan Abbas
dalam bukunya peranan Masjid dalam membina ummat mengemukakan pengertian

15
16

Yusuf Amir Faisal, Reorintasi pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani Pers 1995) hlm. 83
MiftahFarid, Manajemen Masjid, (Bandung: pustaka 1989) hlm. 23

21

22

masjid menurut syara’ adalah setiap tempat yang terdapat di muka bumi ini
dinamakan masjid.17
Masjid sebagai tempat sujud pada mulanya merupakan makna yang umu, sebab
pada hakekatnya seluruh muka bumi ini adalah masjid bagi ummat Islam.Kemudian
dalam pengertian umum, di ungkapkan oleh Rahmat Taufik Hidayah adalah:
meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi secara singkat. Didalam
syari’at dengan istilah sujud adalah suatu bentuk jamak dari masjid.Dengan arti
tempat bersujud, dalam perkembangan nya kemudian artinya diperluas menjadi
bangunan-bangnan yang dipergunakan untuk tempat berkumpul dan mengerjakan
shalat yang rukun terpentingnya adalah bersujud.18
Berdasarkan kepada pengertian masjid secara etimologi tersebut, memang yang
dimuksud dengan masjid adalah sebagai tempat untuk melaksanakan shalat atau
sujud, masjid yang merupakan salah satu