23.PEMBIAKAN MASAL TRICHOGRAMMA

Majalah Sriwijaya Desember 2004

Majalah Sriwijaya 39(3):55-61. (2004)
PERBAIKAN KUALITAS PEMBIAKAN MASAL TRICHOGRAMMA MELALUI
PENYINARAN TELUR INANG LABORATORIUM, CORCYRA CEPHALONICA
(STAINTON) DENGAN MENGGUNAKAN ULTRA VIOLET
Quality Control of Trichogramma Mass-Production Using Ultra Violet Sterilized Eggs
of Factitious Host, Corcyra cephalonica (Stainton)
Siti Herlinda1), Ulil Amri2), dan Bakry Hamid1)
ABSTRACT
Laboratory experiments were conducted to evaluate the effect of ultra violet (UV)
sterilized eggs of factitious host, Corcyra cephalonica (Stainton) on its parasitism by
Trichogramma and percent of the parasitoid emergence. The experiments used six levels of
the egg age: newly laid eggs (< 2 hours), six hours, 12 hours, 36 hours, and 48 hours old
combined with four levels of duration of UV radiation 15 watt (control without radiation, 30,
60, and 90 minutes radiation). Result showed that the egg old of factitious host and the
duration of ultraviolet radiation significantly affected to parasitize of the egg factitious host
and parasitoid emergence. They also significantly affected egg C. cephalonica hatched. The
younger host eggs (≤ 12 hours old) were parasitized by Trichogramma more than the older
ones. Percent of the parasitoid emergence was higher on the younger eggs sterilized by UV for
60 minutes. The host suitability for the parasitoid rearing was on ≤ 12 hours egg old of C.

cephalonica with 60 minute ultraviolet radiation.
Key Words: Ultra Violet, Trichogramma, Corcyra cephalonica (Stainton)
ABSTRAK
Percobaan laboratorium dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh penyinaran telur
inang laboratorium, Corcyra cephalonica (Stainton) terhadap parasitisasi oleh Trichogramma
dan persentase imago parasitoid muncul. Percobaan ini menggunakan 6 tingkat umur telur
inang (< 2 jam), 6, 12, 36, and 48 jam yang dikombinasikan dengan empat tingkat lama waktu
penyinaran UV 15 watt (kontrol tanpa penyinaran, 30, 60, dan 90 menit). Hasil penelitian
menunjukkan umur telur inang dan lama penyinaran mempengaruhi parasitisasi dan
persentase imago muncul. Perlakuan tersebut juga mempengaruhi persentase penetasan telur
C. cephalonica. Telur muda (≤ 12 jam) lebih banyak diparasit oleh Trichogramma
dibandingkan telur yang lebih tua. Persentase imago parasitoid muncul lebih tinggi dari telur
inang disinar selama 60 menit. Telur inang yang sesuai untuk pembiakan parasitoid adalah
telur C. cephalonica berumur ≤ 12 jam dan telah disinar selama 60 menit.
Kata Kunci: Ultra Violet, Trichogramma, Corcyra cephalonica (Stainton)
1)
2)

Staf Pengajar Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Faperta, Universitas Sriwijaya
Alumni Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Faperta, Universitas Sriwijaya


PENDAHULUAN
Pembiakan masal parasitoid telur, Trichogramma telah banyak dilakukan di berbagai
negara, seperti China (Tseng, 1990), Amerika Serikat (McLaren & Rye, 1983; Houseweart et
al., 1984; Johnson, 1985), Kenya (Ingram, 1983), Filipina (Alba, 1990), dan Malaysia (Lim
& Chong, 1987). Di Indonesia, pembiakan masal parasitoid telur sudah umum dilakukan di
perkebunan tebu untuk mengendalikan penggerek batang dan pucuk tebu, seperti di
Perkebunan Tebu PTPN VII, Cinta Manis, Sumatera Selatan.
Dalam pelepasan masal diperlukan invidu Trichogramma dalam jumlah besar. Oleh
karena itu, inang yang diperlukan juga dalam jumlah besar.

Inang dalam jumlah besar ini

harus dapat disediakan dengan mudah, murah, dan cepat (Herlinda, 2002). Umumnya, untuk
pembiakan masal parasitoid digunakan inang laboratorium (factitious host) yang tidak
diserang di lapangan, tetapi habitatnya di gudang. Inang laboratorium yang umum digunakan
adalah ngengat beras, seperti Corcyra chepalonica (Stainton) (Alba, 1990; Herlinda et. al.
1997; Djuwarso & Wikardi, 1999; Herlinda, 1999; Herlinda et. al. 1999).
Dalam pembiakan masal C. cephalonica sering digunakan ultra violet (UV) untuk
mematikan embrionya sehingga tidak menjadi saingan bagi parasitoid.


Namun, kendala

dalam penggunaan telur inang yang telah disinari ini adalah telur kurang disukai oleh
parasitoid. Telur inang yang terlalu lama disinari dapat menjadi kering, begitu juga dengan
penggunaan sinar yang terlalu tinggi tingkat radiasinya sehingga kurang sesuai untuk
perkembangan parasitoid (Prasad & Prasad, 1983). Selain itu, umur telur inang yang akan
diradiasi juga dapat menentukan kesesuaian inang tersebut bagi parasitoid. Telur inang yang
terlalu tua cenderung kurang sesuai bagi parasitoid telur, Trichogramma (Herlinda et al.,

2

1997). Penelitian ini mengungkap pengaruh umur telur, lama, dan tingkat radiasi ultra violet
pada telur C. cephalonica terhadap parasitisasi dan kesesuaian inang bagi Trichogramma.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Entomologi, Jurusan Hama dan
Penyakit Tumbuhan (HPT), Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya (Unsri), Inderalaya,
Ogan Ilir, Sumatera Selatan sejak bulan Februari 2003 hingga Maret 2004. Suhu selama
penelitian berkisar 29 oC, sedangkan kelembaban relatif berkisar 82%.
Penyediaan koloni C. cephalonica. Telur C. cephalonica diambil dari Laboratorium

Trichogramma, PTPN VII Cinta Manis, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Kemudian
telur dibawa ke Laboratorium Entomologi Jurusan HPT, Fakultas Pertanian, Unsri dan
dipelihara dalam wadah plastik (34 cm x 26 cm x 7 cm) yang bagian tutupnya terbuat dari
kawat kasa 25 mesh. Empat ribu butir telur ditaburkan secara merata ke dalam wadah plastik
yang sebelumnya telah dimasukkan pakan larvanya, yaitu dedak dan tepung beras. Namun,
sebelum infestasi telur, pakan terlebih dahulu disterilkan pada oven dengan suhu 50 oC selama
3 jam. Perbanyakan koloni ini dilakukan sebanyak 10 wadah plastik. Sejak 50 hari setelah
infestasi (hsi), imago yang muncul diambil setiap hari, lalu dipindahkan ke dalam tabung
peneluran yang terbuat dari karton padi (diameter 8 cm dan tinggi 20 cm) yang bagian atas
dan bawah ditutup dengan kawat kasa 25 mesh. Telur–telur yang melekat pada kawat diambil
setiap hari dengan menggunakan kuas, selanjutnya telur dibersihkan dari kotoran-kotoran dan
setelah mencukupi telur digunakan untuk perlakuan.
Penyediaan koloni Trichogramma.

Trichogramma

japonicum Ashmead yang

digunakan pada penelitian ini diperoleh dari Laboratorium Trichogramma, PTPN VII Cinta
Manis. Untuk memperbanyak parasitoid tersebut digunakan C. cephalonica.

3

Pengamatan pengaruh penyinaran dan umur telur C. cephalonica. Untuk setiap
perlakuan, seratus telur C. cephalonica dilekatkan dengan gom arab pada pias yang terbuat
dari potongan karton manila (panjang 10 cm dan lebar 2 cm). Umur telur C. cephalonica
yang digunakan masing-masing perlakuan:
1. Kurang dari 2 jam
2. 6 jam
3. 12 jam
4. 24 jam
5. 36 jam
6. 48 jam
Seratus telur C. cephalonica tersebut, masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi
(diameter 3 cm, tinggi 25 cm) yang terpisah.

Perlakuan umur telur ini dikombinasikan

dengan penyinaran UV 15 watt selama masing-masing:
1. Kontrol tanpa penyinaran
2. Lama penyinaran 30 menit

3. Lama penyinaran 60 menit
4. Lama penyinaran 90 menit
Segera setelah perlakuan itu, ke dalam tabung dimasukkan sepasang imago T. japonicum yang
baru keluar selama satu jam. Lima hari setelah infestasi parasitoid, banyaknya telur yang
terparasit yang ditandai dengan telur inang berwarna hitam dan telur C. cephalonica yang
menetas dicatat. Enam hingga sepuluh hari setelah infestasi, jumlah imago parasitoid yang
muncul dicatat setiap hari.
Analisis data.

Perbedaan tingkat parasitisasi, jumlah telur C. cephalonica yang

menetas, dan persentase imago parasitoid muncul di antara perlakuan

yang diuji telah
4

dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) yang menggunakan Rancangan Acak
Lengkap Faktorial, lalu dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf nyata 5%, dengan bantuan
program SAS-STAT pada SAS 6.12.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh penyinaran dan umur telur C. cephalonica.

Parasitisasi telur C.

cephalonica oleh T. japonicum bervariasi tergantung umur telur inang (Tabel 1). Telur C.
cephalonica umur 6 jam paling banyak diparasit (8,38%) oleh T. japonicum, tetapi tidak
berbeda nyata dengan telur umur kurang dari 2 jam (7,54%) dan 12 jam (7,50%). Telur umur
48 jam paling sedikit diparasit oleh T. japonicum (4,63%), dan berbeda nyata dengan
perlakuan lainnya.

Karena telur yang berumur lebih muda cenderung lebih dipilih oleh

parasitoid dibandingkan telur yang lebih tua, maka dalam pembiakan masal parasitoid
sebaiknya menggunakan telur yang berumur kurang dari 12 jam.
Herlinda et al. (1997) melaporkan telur inang yang umurnya lebih muda, yaitu kurang
dari 24 jam lebih disukai parasitoid telur dibandingkan telur umur 48 dan 72 jam. Kairomon
pada umur telur yang lebih muda kemungkinan lebih pekat dibandingkan telur yang tua
karena menurut Li et al. (1994) parasitisasi oleh parasitoid tinggi bila kairomon mampu
dilacaknya. Selain itu, Trichogramma tertarik pada telur inang melalui rangsangan visual

(Ruberson & Kring, 1993). Telur C. cephalonica mulai menunjukkan perubahan warna
setelah dua hari diletakkan atau pada hari ketiga karena adanya perkembangan embrio.
Perubahan warna ini dapat menyebabkan perbedaan preferensi parasitoid terhadap telur inang
yang berbeda umur.
Umur telur C. cephalonica mempengaruhi persentase imago parasitoid yang terbentuk.
Telur C. cephalonica yang lebih muda cenderung menghasilkan imago parasitoid yang lebih
5

banyak dibandingkan telur yang lebih tua. Telur C. cephalonica umur ≤ 2 jam menghasilkan
paling banyak imago parasitoid, tetapi tidak berbeda nyata dengan telur umur 6, 12, dan 24
jam (Tabel 1). Jadi, telur C. cephalonica umur ≤ 24 jam lebih sesuai untuk perkembangan
parasitoid, Trichogramma dibandingkan telur umur 36 atau 48 jam.

Tabel 1. Pengaruh umur telur terhadap parasitisasi dan persentase penetasan telur C.
cephalonica, dan imago parasitoid muncul
Umur telur
Parasitisasi telur (%) Telur menetas (%)
Parasitoid muncul (%)
≤ 2 jam
7,54 (2,70) cd

25,25 (24,01) ab
89,98 (81,24) b
6 jam
8,38 (2,85) d
26,79 (27,71) c
88,97 (80,12) b
12 jam
7,50 (2,68) cd
26,04 (26,44) bc
90,12 (81,39) b
24 jam
6,67 (2,53) bc
25,29 (23,75) ab
89,29 (80,22) b
36 jam
5,92 (2,41) b
27,21 (28,31) c
79,32 (71,79) a
48 jam
4,63 (2,13) a

24,46 (22,27) a
77,83 (71,54) a
Keterangan :
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan
uji BNJ 5%; Angka dalam kurung adalah data setelah transf. Arc sin x
Lama

radiasi

pada

telur

C.

cephalonica

mempengaruhi

parasitisasi


oleh

Trichogramma. Telur yang disinar selama 60 menit paling banyak diparasit (8,22%), tetapi
tidak berbeda nyata dengan telur yang disinar selama 30 menit (7,06%). Telur inang yang
tidak disinar paling sedikit diparasit oleh Trichogramma (5,22%). Telur inang yang disinar
selama 90 menit lebih sedikit diparasit dibandingkan dengan telur yang disinar selama 30 dan
60 menit (Tabel 2). Radiasi yang lebih lama cenderung menyebabkan telur C. cephalonica
lebih kering dan mudah pecah sehingga telur atau embrio parasitoid yang ada di dalam telur
inang seperti itu akan mengalami aborsi.
Dari penelitian ini, penyinaran selama 60 menit lebih baik dibandingkan penyinaran
selama 30 atau 90 menit.

Penyinaran

selama 60 menit menghasilkan parasitisasi telur

tertinggi (8,22%), sedangkan persentase penetasan telur C. cephalonica yang dihasilkan

6

rendah (1,53%) (Tabel 2).

Penyinaran selama 30 menit menghasilkan parasitisasi yang

tinggi, dan persentase penetasan telur C. cephalonica tinggi (2,61%) pula dan berbeda nyata
dengan penyinaran 60 menit. Penyinaran selama 90 menit memang menghasilkan persentase
penetasan telur C. cephalonica rendah (0,75%), dan parasitisasi telur yang hasilkan rendah.
Jadi, radiasi selama 60 menit relatif lebih baik dibandingkan radiasi selama 30 atau 90 menit.
Apabila telur C. cephalonica tidak diradiasi dengan UV menghasilkan persentase
penetasan telur 98,47% (Tabel 2).

Persentase penetasan yang tinggi ini menyebabkan

pembiakan massal parasitoid menjadi tidak efektif dan efisien. Larva C. cephalonica yang
terbentuk dapat menurunkan parasitisasi dan imago parasitoid yang terbentuk karena larva C.
cephalonica memakan telur yang terparasit tersebut.

Selain itu, banyaknya larva C.

cephalonica yang terbentuk harus dibuang setiap hari sehingga ada penambahan tenaga kerja
dalam proses pembiakan massal.
Imago parasitoid paling banyak dihasilkan dari telur C. cephalonica yang diradiasi
selama 30 menit (100%), tetapi tidak berbeda nyata dengan telur yang disinar selama 60 dan
90 menit. Imago parasitoid yang terbentuk paling rendah dari telur C. cephalonica yang tidak
diradiasi (50,12%). Rendahnya imago parasitoid yang terbentuk dari telur C. cephalonica
yang tidak diradiasi disebabkan adanya kompetisi antara embrio C. cephalonica dengan larva
Trichogramma (Herlinda, 2002), sedangkan pada telur yang diradiasi menyebabkan embrio
C. cephalonica mengalami kematian sehingga kompetisi tidak terjadi. Selain itu, rendahnya
imago parasitoid yang muncul tersebut disebabkan larva C. cephalonica yang terbentuk
memakan telur C. cephalonica yang telah terparasit.
Pengaruh interaksi penyinaran dan umur telur C. cephalonica.

Tidak ada

interaksi antara umur telur dan lama radiasi dalam mempengaruhi tingkat parasitisasi telur C.

7

cephalonica dan persentase imago parasitoid muncul. Namun, interaksi antara umur telur dan
lama radiasi mempengaruhi persentase penetasan telur C. cephalonica (Tabel 3). Untuk
semua umur telur, cenderung penyinaran selama 60 dan 90 menit menyebabkan persentase
telur menetas lebih rendah dibandingkan tanpa radiasi atau radiasi selama 30 menit. Pada
radiasi selama 60 atau 90 menit, telur umur 48 jam umumnya persentase penetasannya rendah,
dan tidak berbeda nyata dengan telur umur ≤ 12 jam (Tabel 3). Dengan demikian, radiasi UV
15 watt selama 60 atau 90 menit dapat membunuh embrio C. cephalonica yang berumur 48
jam sebanyak lebih dari 90% (telur menetas hanya 0,17 dan 0,33%).

Tabel 2. Pengaruh lama radiasi ultraviolet terhadap parasitisasi, persentase penetasan, dan
imago C. cephalonica muncul
Lama radiasi
Parasitisasi telur (%) Telur menetas (%) Parasitoid muncul (%)
Tanpa penyinaran
5,22 (2,25) a
98,47 (87,14) c
50,12 (47,68) a
30 menit
7,06 (2,63) bc
2,61 (6,73) b
100 (89,71) b
60 menit
8,22 (2,79) c
1,53 (4,32) a
96,03 (86,10) b
90 menit
6,58 (2,53) b
0,75 (3,47) a
97,49 (87,38) b
Keterangan :
Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan
uji BNJ 5%; Angka dalam kurung adalah data setelah transf. Arc sin x

Tabel 3. Interaksi umur telur C. cephalonica dan lama radiasi UV terhadap parasitisasi dan
persentase penetasan telur C. cephalonica, dan imago parasitoid muncul
Umur telur
Telur menetas (%):
Kontrol
Penyinaran
30 menit
60 menit
90 menit
≤ 2 jam
100 (89,71) i
0,50 (3,02) abc
0,33 (2,11) abc
0,17 (1,20) a
6 jam
100 (89,71) i
3,17 (7,59) cde
2,00 (6,23) abcd
2,00 (7,30) bcde
12 jam
100 (89,71) i
3,00 (9,64) def
0,50 (3,02) abc
0,67 (3,41) abc
24 jam
99,67 (88,40) hi
0,83 (2,40) abc
0,17 (1,20) a
0,50 (3,02) abc
36 jam
94,50 (81,82) g
7,50 (14,93) f
6,00 (12,15) ef
0,83 (4,32) abcd
48 jam
96,67 (83,48) gh
0,67 (2,81) abc
0,17 (1,20) a
0,33 (1,60) ab
Keterangan :
Angka yang diikuti huruf yang sama pada semua kolom ataupun baris tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNJ 5%; Angka dalam kurung adalah data setelah transf. Arc sin x
8

KESIMPULAN DAN SARAN
Penyinaran UV 15 watt selama 60 menit lebih baik dibandingkan penyinaran selama 30
atau 90 menit. Telur C. cephalonica yang lebih muda (≤ 24 jam) cenderung menghasilkan
parasitisasi dan imago parasitoid yang lebih banyak dibandingkan telur yang lebih tua.
Dengan demikian, dalam pembiakan masal parasitoid telur disarankan menggunakan
telur C. cephalonica yang berumur ≤ 24 jam dengan lama penyinaran UV selama 60 menit.

UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ir. Ani Purwati (Kepala Sub. Litbang PTPN
VII Cinta Manis), Ir. Tatang Warsito (Sinder Laboratorium Trichogramma sp.), Yogiathadi,
S.P., Retno Widowati, S.P., Ir. Sulkhan., Suyatmo, Jhoni AR, Mursal, dan seluruh Staf
Litbang PTPN VII Cinta Manis yang telah memfasilitasi dan membantu selama penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Alba, M. C. 1990. Use of Natural Enemies to Control Sugarcane Pests in the Philippines.
Book Series 40:124-134.
Djuwarso, T. & E. A. Wikardi. 1999. Teknik perbanyakan Trichogramma spp. Di
laboratorium dan kemungkinan penggunaannya. J. Litbang Pertanian 18:111-119.
Herlinda, S., A. Rauf, U. Kartosuwondo & Budihardjo. 1997. Biologi dan Potensi Parasitoid
Telur, Trichogrammatoidea bactrae Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Faperta,
Universitas Sriwijaya Nagaraja (Hymenoptera; Trichogrammatidae), untuk
Pengendalian Penggerek Polong Kedelai. Bul. HPT. 9:19–25.
Herlinda, S. 1999.
Pemanfaatan agens hayati, Trichogramma chilonis dan
Trichogrammatoidea bactrae bactrae yang ramah lingkungan untuk mengendalikan
hama penting kedelai. p. B 46.1-7. In: Peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam
Menciptakan Masyarakat yang Maju dan Mandiri.
Prosiding Seminar Hasil
Penelitian Universitas Sriwijaya, Inderalaya, 31 Maret 1999.
Herlinda, S., L. Daha., & A. Rauf. 1999. Biologi dan Pemanfaatan Parasitoid Telur
Trichogramma chilonis Ishii (Hymenoptera: Trichogrammatidae) untuk Pengendalian
9

Helicoverpa armigera (Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae) pada Pertanaman Kedelai
dan Tomat. p. 23-32. In: Peranan Entomologi dalam Pengendalian Hama yang
Ramah Lingkungan dan Ekonomis. Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan
Entomologi Indonesia Cabang Bogor Bekerjasama dengan Program Nasional PHT,
Bogor 16 Pebruari 1999.
Herlinda, S. 2002. Teknologi Produksi Masal dan Pemanfaatan Parasitoid
Telur Hama
Sayuran. p. B17.1-8. In: Agribisnis dan Agroindustri Unggulan dan Andalan
Daerah di Era Otonomi. Prosiding Seminar Nasional, Palembang 7 Oktober 2002.
Houseweart, M. W., D. T. Jennings, & R. K. Lawrence. 1984. Field releases of
Trichogramma minutum (Hymenoptera: Trichogrammatidae) for suppression of
epidemic spruce budworm, Choristoneura fumiferana (Lepidoptera: Tortricidae), egg
populations in Maine. The Canadian Entomologist 116:1357-1367
Ingram, W. R. 1983. Biological control of graminaceous stem-borers and legume pod-borers.
Insect Sci. Application 4:205-209.
Johnson, S. J. 1985. Low-level augmentation of Trichogramma pretiosum and naturally
occuring Trichogramma spp. Parasitisim of Heliothis spp. In cotton in Louisiana.
Environ. Entomol. 14:28-31.
Lim, G.T. & T. C. Chong. 1987. Biological control of cocoa pod borer by periodic release of
Trichogrammatoidea bactrae fumata Nagaraja in Sabah, Malaysia. p. 71-80. In:
Management of the Cocoa Pod Borer. Malaysia.
Li, S. Y., D. E. Henderson, & J. H. Myers. 1994. Selection of Suitable Trichogramma
Species for Potential Control of the Blackheaded Fireworm Infesting Cranberries.
Biol. Contr. 4:244-248.
McLaren, I. W. & W. J. Rye. 1983. The Rearing, storage, and release of Trichogramma
ivelae Pang and Chen (Hymenoptera: Trichogrammatidae) for Control of Heliothis
puctiger Wallengren (Lepidoptera: Noctuidae) on Tomatoes. J. Aust. Ent. Soc.
22:119-124.
Prasad, H. H. & Y. Prasad. 1983. Effect of beta radiation on Corcyra cephalonica Stainton.
Indian J. Ent. 4:365-367.
Ruberson, J. R. & T. J. Kring. 1993. Parasitism of Developing Eggs by Trichogramma
pretiosum (Hymenoptera: Trichogrammatidae): Host Age Preference and Suitability.
Biol. Contr. 3:39-46.
Tseng, C.T. 1990. Use of Trichogramma ostriniae (Hym., Trichogrammatida), to control the
oriental corn borer, Ostrinia furnacalis (Lep., Pyralidae), in the Republic of China on
Taiwan. Book Series 40:115-123.

10

BIODATA
Nama Lengkap
Jabatan/Gol./NIP
Tempat/Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Bidang Keahlian
Perguruan Tinggi
Fakultas/Jurusan

:
:
:
:
:
:

Alamat Kantor

:

Alamat Rumah

:

No. Telepon Genggam

:

Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si.
Lektor/IIIc/131999060
Palembang/20 Oktober 1965
Wanita
Hama Tanaman/Pengendalian Hayati
Universitas Sriwijaya
Fakultas Pertanian/Jurusan Hama dan Penyakit
Tumbuhan
Jl. Raya Palembang-Prabumulih, Km 32, Ogan Ilir
Kota
: Inderalaya
Kode Pos
: 30662
Telepon
: (0711)580059
Faksimile
: (0711)580276
E-mail
: dekan_fp@unsri.ac.id
Jl. Macan Lindungan Komplek Bumi Sriwijaya Indah,
Blok A1 No. 4, Bukit Baru
Kota
: Palembang
Kode Pos
: 30139
Telepon
: (0711)443127
Faksimile
: E-mail
: linda_hasbi@pps.unsri.ac.id
08127853516

Pendidikan:
Perguruan Tinggi
Universitas Sriwijaya (S1)

Kota & Negara
Palembang, Indonesia

Tahun/ Predikat
1989/
lulusan terbaik
1995/cum laude

Bidang Studi
Hama
Tanaman
Entomologi

Institut Pertanian Bogor
Bogor, Indonesia
(S2)
Institut Pertanian Bogor
Bogor, Indonesia
2000/cum laude Entomologi
(S3)
EFFECT OF RADIATION INTENSITIES AND DURATION OF UV RADIATION ON
EGG Corcyra cephalonica Stainton (Lepidoptera: Pyralidae) PARASITISM AND
EMERGENCE OF Trichogramma (HYMENOPTERA: TRICHOGRAMMATIDAE)
ABSTRACT
Laboratory experiments were conducted to evaluate the effect of radiation intensities
and duration of ultra violet (UV) to sterilize eggs of factitious host, Corcyra cephalonica
(Stainton) on its parasitism by Trichogramma and percent of the parasitoid emergence. The
experiments used three levels of UV radiation intensities: 10, 15, and 20 watt combined with
three levels of duration of UV radiation (30, 60, and 90 minutes of radiation). Result showed
that the UV radiation intensities did not affected the host hatched, parasitism, and
11

Trichogramma emergence, but the duration of ultraviolet radiation significantly affected the
host hatched. The lowest host hatched occurred on 90-minute radiation (4.09%), but not
significantly different from 30-minute radiation (6.43%). Result showed that the egg old of
factitious host and the duration of ultraviolet radiation significantly affected to parasitize of
the egg factitious host and parasitoid emergence. They also significantly affected egg C.
cephalonica hatched. The host eggs parasitized by Trichogramma ranged………….%.
Percent of Trichogramma emergence was more than ……..%. The suitability uv intensities for
the C. cephalonica rearing was on ………… watt with ……… minute radiation.
Key Words: Ultra Violet, Trichogramma, Corcyra cephalonica (Stainton)

EFFECT OF RADIATION INTENSITIES AND DURATION OF UV RADIATION ON
EGG Corcyra cephalonica Stainton (Lepidoptera: Pyralidae) PARASITISM AND
EMERGENCE OF Trichogramma (HYMENOPTERA: TRICHOGRAMMATIDAE)
Summary
Laboratory experiments were conducted to evaluate the effect of radiation intensities
and duration of ultra violet (UV) to sterilize eggs of factitious host, Corcyra cephalonica
(Stainton) on its parasitism by Trichogramma and percent of the parasitoid emergence.
This research was done during …………. 2002 in Entomological Laboratory of Plant
Pest and Disease Department, Sriwijaya University. The experiments used three levels of
UV radiation intensities: 10, 15, and 20 watt combined with three levels of duration of UV
radiation, i.e. 30, 60, and 90 minutes of radiation.
Result showed that the UV radiation intensities did not affected the host hatched,
parasitism, and Trichogramma emergence, but the duration of ultraviolet radiation
significantly affected the host hatched. The lowest host hatched occurred on 90-minute
radiation (4.09%), but not significantly different from 30-minute radiation (6.43%). The host
eggs parasitized by Trichogramma ranged………….%. Percent of Trichogramma emergence
was more than ……..%. The experiment indicated that the suitability uv intensities for the C.
cephalonica rearing was on ………… watt with ……… minute radiation.
Key Words: Ultra Violet, Trichogramma, Corcyra cephalonica (Stainton)
12

13