PART - 2

Laporan Direksi

Farid Rahman
Direktur Utama
President Director

Arief Budiman
Direktur Kepatuhan dan Sumber Daya Manusia
Compliance and Human Resource Director

Madyantoro Purbo
Direktur Operasi dan Bisnis
Business and Operation Director

Bank Saudara Annual Report 2008

Board of Directors' Report

29

Tahun 2008 Bank Saudara konsisten menghasilkan

Kinerja keuangan yang baik dan mengemban perannya
sebagai lembaga intermediasi yang sehat
Pemegang saham yang terhormat,

Honorable shareholders,

Perkembangan ekonomi makro di tahun 2008
menunjukkan pelemahan yang ditandai dengan
perlambatan pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan
tahun 2007 sebagai dampak dari krisis keuangan global.
Sementara itu, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi
yang dipicu oleh volatilitas yang tinggi sehingga berakibat
pada penurunan cadangan devisa yang sempat di bawah
USD 50 milyar. Naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
bersubsidi oleh Pemerintah pada pertengahan tahun
mendorong peningkatan laju inflasi dan suku bunga
sehingga berdampak pada pengetatan likuiditas di pasar
keuangan. Namun demikian, perbankan nasional masih
menunjukan kinerja yang baik seperti pertumbuhan kredit
yang mengalami peningkatan sebesar 37,1% menjadi Rp.

1.343 triliun walaupun kurang ditopang oleh pertumbuhan
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang hanya naik sebesar
10,68% menjadi Rp. 1.674 triliun. Rasio CAR turun dari
19,3% pada tahun 2007 menjadi 16,5%, namun indikatorindikator utama lainnya masih menunjukan ketahanan
dalam menghadapi krisis keuangan global seperti rasio
Non Performing Loan (NPL) gross dan net yang masingmasing turun menjadi 3,9% dan 1,4%, Return On Assets
(ROA) relatif stabil di level 2,7% dan Net Interest Margin
(NIM) mengalami kenaikan menjadi 10%.

In 2008, due to the global financial crisis, the weakening of
macro economic development was marked by the slowing
economic growth compared with the growth in 2007.
Meanwhile, rupiah depreciation, as triggered by high
volatility, resulted in the decrease in foreign exchange
reserve which dropped to below USD 50 billion.
Government subsidized fuel price hike in the mid-2008
pushed the inflation rate and interest rate upward causing a
tightened liquidity in the financial market. Nevertheless, the
national banking still showed a good performance as
evident by the growth in credit to become Rp 1.343 trillion or

an increase
of 37.1 % even though not fully supported by Third Party
Fund which increased only by 10.68% to become Rp. 1.674
trillion. CAR ratio reduced from 19.3% in 2007 to 16.5%,
nonetheless other main indicators still showed resilience in
facing global financial crisis as evident by gross and net
Non Performing Loan (NPL) ratios of 3.9% and 1.4%,
respectively. Return On Asset (ROA) was relatively stable
at 2.7% level, Net Interest Margin (NIM) increased to 10%.

Dengan adanya krisis keuangan global yang berdampak
pada penurunan kinerja pasar modal telah mendorong
sektor perbankan menjadi andalan bagi pembiayaan
ekspansi perusahaan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi di tahun 2008 turut
menghambat pertumbuhan kredit Bank Saudara yang
selama lima tahun terakhir mencapai rata-rata 40%.
Sementara itu, ancaman Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) di sejumlah instansi swasta juga menambah risiko
bagi eksposur kredit Bank Saudara yang terfokus pada

kredit konsumer. Pada tahun 2008 total kredit Bank
Saudara meningkat 30% dan dengan penurunan tingkat
suku bunga yang diperkirakan akan terus berlanjut, Bank
Saudara siap untuk memacu ekspansi kredit di semua
segmen, baik untuk segmen bisnis maupun individu.
Hal ini terlihat dari peningkatan kredit konsumer sebesar
28,10% yang merupakan pendorong pertumbuhan total
kredit Bank Saudara pada tahun 2008. Kredit konsumer
tumbuh secara signifikan pada produk Kredit Untuk
Pegawai (KUPEG) dan Pensiunan (KUPEN). Bank
Saudara berhasil menjaga kualitas kredit tercermin dari
rasio NPL Netto yang sangat rendah sebesar 0,56%.

Bank Saudara Annual Report 2008

30

In 2008 Bank Saudara consistently delivered
excellent financial performance and played its role
as a healthy intermediary institution


Total aktiva pada akhir tahun 2008 tumbuh 35,09% menjadi
Rp 1,98 triliun. Komponen utama dari pertumbuhan aktiva
ini adalah peningkatan kredit sebesar 31% menjadi Rp
1,53 triliun dan investasi pada obligasi pemerintah yang
meningkat dari Rp 10 miliar di tahun 2007 menjadi Rp 18
milyar. Per 31 Desember 2008 kredit memberikan
kontribusi sebesar 83,77% terhadap total aktiva produktif,
beda tipis dibandingkan pada posisi akhir tahun 2007

The existing global financial crisis that caused downturn in
capital market performance pushed the banking sector
to shoulder funding on companies' expansion and growth
of the national economy.
Slowing down of economic growth in the year 2008
hindered the growth of Bank Saudara's credit which for the
past 5 years reached an average of 40%. Meanwhile, threat
of layoffs in a number of private institutions also added risk
to Bank Saudara's credit exposure since Bank Saudara's
focus is on consumer credit. During 2008,

Bank Saudara's total credit increased by 30% and in view of
the projection that interest rate cut would continue, Bank
Saudara prepared to extend credit to all segments, both for
business and personal.
This fact can be seen from the consumer credit increase of
28.10%, which drove Bank Saudara's credit growth in
2008. Consumer credit grew significantly on credit product
for employees (KUPEG) and retirees (KUPEN). Bank
Saudara succeeded in maintaining its credit quality
reflected in its NPL Net ratio of 0.56% which was very low.
Total assets at the end of 2008 grew 35.09% to become Rp.
1.98 trillion. The main component of the assets growth was
the increase in credit of 31 % to become Rp. 1.53 trillion and
investment in government bonds increased from Rp. 10
billion In 2007 to Rp. 18 billion. As of 31 December 2008,
credit contributed 83.77% to total earning assets, a small
increase as compared to the position at the end of 2007

yang sebesar 87,45%. Sedangkan porsi obligasi
pemerintah terhadap total aktiva produktif mengalami

peningkatan menjadi 1,24% dibandingkan 0,76% di akhir
tahun 2007. Untuk memenuhi persyaratan Giro Wajib
Minimum (GWM), jumlah dana yang ditempatkan di Bank
Indonesia tetap sebesar Rp 72,32 milyar.

of 87.45%. In 2008, government bonds were only 1.24%
of the earning assets as compared with 0.76% at the end of
2007. To meet the requirement of Giro Waiib Minimum
(GWM) or Statutory Reserves requirement, total funds
placed with Bank Indonesia remained at Rp. 72.32 billion.

Total Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Saudara tumbuh
20,39% dibandingkan tahun sebelumnya, sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan pertumbuhan dana pihak
ketiga sektor perbankan nasional yang sebesar 28%. Total
deposito tumbuh 22,99% dan berkontribusi 78,55%
terhadap total dana pihak ketiga. Dalam rangka
mendukung pertumbuhan dan stabilitas pendanaan
tersebut, Bank Saudara terus melakukan ekspansi
jaringan, serta melakukan berbagai program promosi.


Bank Saudara's third party funds (TPF) grew 20.39% as
compared with the previous year, but was slightly lower
compared with the growth of TPF of the national banking
sector of 28%. Total time deposits grew 22.99% and
contributed 78.55% to total third party fund. To support
growth and stability of the said funding, Bank Saudara
continued to expand its network and to various promotional
programs.

Peningkatan beban bunga yang sebesar 62,94% menjadi
Rp 128,12 milyar merupakan akibat dari kenaikan tingkat
suku bunga, likuiditas yang ketat dan meningkatnya
kompetisi dalam mendapatkan dana pihak ketiga. Biaya
pendanaan Bank Saudara yang meningkat sebagai akibat
kenaikan tingkat bunga menyebabkan selisih (spread)
antara rata-rata suku bunga aktiva produktif dengan ratarata suku bunga dana pihak ketiga semakin menipis. Hal ini
mengakibatkan marjin bunga bersih (NIM) turun lebih dari
2% menjadi 10,46%.
Relatif stabilnya kontribusi pendapatan bunga portofolio

kredit sebesar 96,63% terhadap total pendapatan bunga,
serta pendapatan bunga dari obligasi pemerintah
merupakan faktor-faktor utama yang mendukung
peningkatan profitabilitas. Sementara itu, investasi SBI
sebagai aktiva likuid jangka pendek memberikan kontribusi
terhadap pendapatan bunga sebesar 1,62%. Selanjutnya,
pada akhir tahun 2008, pendapatan bunga dari portofolio
penempatan antar bank tercatat sebesar Rp 1,48 milyar,
meningkat dari posisi akhir tahun 2007 yang sebesar Rp
1,16 milyar.
Total ekuitas mengalami peningkatan sebesar 13,21%
menjadi Rp 196,60 milyar pada tahun 2008, yang
merefleksikan peningkatan laba bersih Bank Saudara.
Modal Inti (84,99% dari seluruh modal) meningkat sebesar
11,17% dan Modal Pelengkap meningkat 42,32%.
Sedangkan Rasio kecukupan modal (CAR) turun dari
15,06% menjadi 12,86% pada akhir tahun 2008 sebagai
dampak atas peningkatan portofolio kredit. Imbal hasil
ekuitas (ROE) naik dari 20,25% menjadi 21,63%.
Kinerja positif ini merupakan bukti keberhasilan fokus

jangka panjang Bank Saudara sebagai bank menengah,
dan memposisikan Bank Saudara sebagai community
banking, yang senantiasa menghadirkan kenyamanan dan
kemudahan akses bagi nasabah.

In 2008 net income grew 23.33%. The increase was mainly
due to net interest income increase by 28.91% to become.
Rp 178.18 billion. Interest income grew 41.25% to become
Rp 306.31billion in 2008 as supported by optimal earning
assets. Aside from credit interest rate level factor in 2008
that was higher compared to the level factor in 2007,
interest income increase was also caused by credit growth
and interest income from Bank Indonesia Certificate (BI
Certificates) portfolio.
Interest expense increase of 62.94% to become Rp. 128.12
billion was the result of interest rate hike, tight liquidity and
increasing competition to secure third party fund. Bank
Saudara's funding cost increased as a result of the higher
interest rate resulting to a smaller difference (spread)
between average earning asset interest rate and average

third party fund interest rate. This caused Net Interest
Margin (NIM) to drop by more than 2% to become 10.46%.
The relatively stable contribution of credit portfolio interest
income of 96.63% towards total interest income and
interest income from government bonds was the main
factor that supported increase in profitability. Meanwhile,
SBI (BI Certificates) investment as short term liquid assets
contributed to interest income by 1.62%. At the end
of 2008, interest income from inter- bank placement
portfolio was recorded at Rp. 1.48 billion, an increase by Rp
1.16 billion from the last position in 2007.
Total equity increased by 13.21 % to become Rp. 196,60
billion 2008 which reflected Bank Saudara's net profit
increase. Tier One capital (84.99% of total capital)
increased by 11.17% and Tier Two Capital increased by
42.32%. While Capital Adequacy Ratio (CAR) ratio
decreased slightly from 15.06% to 12.86% at the end of
2008 as a result of credit portfolio increase. Return on
Equity (ROE) increased from 20.25% to 21.63%.
This positive performance served as a proof of Bank
Saudara's success as a mid-size bank, and positioned
Bank Saudara as a community banking which always offers
comfort and easy accessibility to its customers.

Bank Saudara Annual Report 2008

Pada tahun 2008 laba bersih meningkat sebesar 23,33%.
Kenaikan ini terutama disebabkan adanya kenaikan
pendapatan bunga bersih sebesar 28,91% menjadi Rp
178,18 milyar. Pendapatan bunga tumbuh 41,25% menjadi
Rp 306,31 milyar di 2008 didukung oleh aktiva produktif
yang optimal. Selain faktor tingkat suku bunga kredit pada
tahun 2008 yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2007,
peningkatan pendapatan bunga juga disebabkan oleh
pertumbuhan kredit serta pendapatan bunga dari portofolio
Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

31

Bank Saudara Annual Report 2008

32

Tahun 2008 juga merupakan langkah maju dan penting
dalam proses Bank Saudara menjadi bank menengah
yang memiliki komitmen untuk senantiasa memberikan
pelayanan terbaik bagi nasabahnya, karena di awal tahun
2008 Bank Indoensia telah memberikan persetujuan
kepada Bank Saudara berstatus sebagai bank devisa dan
hampir bersamaan dengan persetujuan itu BAPEPAM-LK
juga memberikan persetujuan kepada Bank Saudara
sebagai Bank Kustodian.

The year of 2008 was also a year where Bank Saudara
made a great step and this was an important year in Bank
Saudara's process to become a mid-size bank with
commitments of always giving the best service to its
customers. In early 2008, Bank Indonesia had given its
approval to Bank Saudara to become a foreign exchange
bank, and almost at the same time of the issuance of such
approval, BAPEPAM-LK also gave its approval to Bank
Saudara to become a Custodian Bank.

Selaras dengan Rencana Bisnis Bank 2008, perluasan
jaringan kantor operasional merupakan salah satu strategi
pengembangan usaha Bank Saudara ke depan untuk
perluasan basis nasabah dan sekaligus memperluas
jaringan bisnis Bank serta mendekatkan Bank Saudara
dengan nasabah. Karena itu pada tahun 2008 Bank
Saudara juga telah melaksanakan perluasan jaringan
kantor operasional setingkat
Kantor Cabang di
Tasikmalaya, Yogyakarta dan Denpasar. Selain juga
membuka beberapa kantor setingkat dibawah kantor
cabang yakni di Sukabumi, Serang, Garut, Cikarang,
Indramayu dan Kuningan. Dengan demikian, total jaringan
kantor operasional sampai dengan akhir Desember 2008
telah mencapai 41 kantor operasional dan tidak lagi hanya
terkonsentrasi di wilayah Bandung dan Jakarta.

In accordance with the Bank's 2008 Business Plan,
expansion of operational office network was one of many
strategies of Bank Saudara's business development in the
future to expand its customer base, to expand the Bank's
business network as well as to be of close proximity to
customers. Thus in 2008, Bank Saudara further
implemented its expansion of operational office network to
be of at the same level of its Branch Offices in Tasikmalaya,
Yogyakarta and Denpasar. The Bank also opened a
number of offices at a level below its branch offices in
Sukabumi, Serang, Garut, Cikarang, Indramayu and
Kuningan. Its operational office network at the end of
December 2008 reached 41 operational offices, thus its
office was no longer concentrated solely in Bandung and
Jakarta areas.

Agar Bank Saudara senantiasa mempunyai kemampuan
untuk lebih berkompetisi di bidang teknologi informasi
perbankan, maka sepanjang tahun 2008 Bank Saudara
juga terus mengembangkan jaringan perbankan elektronik
dalam rangka peningkatan dan penyempurnaan system
perbankan elektronik. Kami juga terus melanjutkan
program pelatihan dan pendidikan, karena teknologi
jaringan yang canggih tidak akan optimal tanpa dukungan
sumber daya manusia yang kompeten dan terlatih.

In order for Bank Saudara to have a capability to be more
competitive in the field of banking information technology,
in 2008 Bank Saudara further continued to develop its
electronic banking network in its plan to upgrade and
perfect its electronic banking system. We will also continue
our education and training program as the usage of
sophisticated network technology will not be optimized
without the support of competent and trained human
resource.

Dalam upaya meningkatkan penguatan permodalan Bank
Saudara, sesuai dengan Rencana Bisnis Bank 2008 kami
telah merencanakan penambahan modal disetor sebesar
Rp.150 Milyar melalui Right Issue, sehingga modal disetor
menjadi Rp.300 Milyar. Namun karena kondisi pasar modal
di Indonesia yang terpuruk sebagai dampak dari krisis
keuangan global, maka kami terpaksa menunda
pelaksanaan Right Issue, meskipun pada saat kami
menyampaikan penundaan pelaksanaan Right Issue
kepada BAPEPAM-LK, Pemegang Saham Pengendali
tetap memiliki komitmen yang tinggi untuk memperkuat
struktur permodalan Bank Saudara.

In our effort to enhance Bank Saudara's capital and in
accordance with 2008 Bank's Business Plan, we have
planned to increase the paid-in capital by Rp 150 billion
through Rights Issue, such that paid-in capital will become
Rp 300 billion. However, since the capital market in
Indonesia was not in a favourable situation due to the
impact of global financial crisis, we were forced to delay the
execution of Rights Issue. Eventhough at the time we
reported the delay in execution of Rights Issue to
BAPEPAM-LK, the Controlling Shareholder remains its
high commitment to strengthen Bank Saudara's capital
structure.

Penerapan manajemen risiko di semua aspek bisnis dan
operasional dilakukan secara berkelanjutan dengan
mengacu pada ketentuan yang berlaku sesuai standard
penerapan Basel II. Disisi lain dalam rangka penerapan
Good Corporate Governance (GCG), Bank Saudara telah
memiliki dan menetapkan komite-komite yang
dipersyaratkan oleh Bank Indonesia, yaitu Komite Audit,
Komite Pemantau Risiko serta Komite Nominasi dan
Remunerasi yang dibentuk pada 2007 Komite-komite
tersebut telah berperan dengan baik sehingga membantu
kinerja Bank Saudara secara umum.

Carying out risk management in all aspects of business and
operations was done in a continuous manner and referred
to the valid regulation in accordance wih the Basel II
implementation standard. On the other hand, in the
implementation of Good Corporate Governance (GCG),
Bank Saudara had formed and appointed committees as
required by Bank Indonesia. These were Audit, Risk
Oversight and Remuneration and Nominating Committees
which were formed in 2007. These committees good
performance contributed to Bank Saudara overall
performance.

Kami sangat mensyukuri atas keberhasilan dan
pencapaian kinerja finansial yang diperoleh Bank selama
tahun 2008. Semua itu tidak terlepas dari dukungan dan
kontribusi serta semangat kerja keras seluruh jajaran Bank
Saudara, baik Pemegang Saham, khususnya Pemegang
Saham Pengendali, Dewan Komisaris, Direksi maupun
seluruh karyawan.

We are very grateful for the success and the financial
performance achieved by the Bank in 2008. This
achievement would not be possible without the support and
contribution and hard work of everyone in Bank Saudara,
Shareholders in particular the Controlling Shareholder,
Board of Commissioners, Board of Directors as well as all
employees.

Untuk itu izinkan kami mengungkapkan rasa terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerjasama
yang baik dan komitmen yang tinggi untuk terus
meningkatkan kinerja finansial Bank Saudara. Kami
harapkan semangat, dedikasi dan kerjasama tim yang
sangat baik sepanjang tahun ini dapat lebih ditingkatkan
untuk mengatasi tantangan yang lebih besar lagi pada
tahun 2009.

Therefore, allow us to express our heartfelt thanks and our
sincere appreciation for the good cooperation and high
commitment to continually improve the financial
performance of Bank Saudara. We sincerely hope that
dedication and teamwork shown this year can be elevated
in order to handle bigger challenges in year 2009.

Secara khusus kami juga menyampaikan terima kasih
kepada seluruh nasabah sebagai mitra usaha yang setia
memberikan kepercayaan yang begitu besar kepada Bank
Saudara hingga saat ini. Sebagai penutup, kiranya Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa memberikan perlindungan dan
petunjuk-Nya bagi kita dalam menyongsong hari depan
yang lebih baik.

We also extend our gratitude to Bank Indonesia, BapepamLK, Indonesia Stock Exchange (IDX) and other related
institutions that have always provided us with guidance and
good cooperation.
We also wish to extend our heartfelt gratitude in particular to
our customers as our faithful business partners who have
placed their trust in Bank Saudara until now. May God
Almighty always protect us and guide us as we step forward
to a better future.

2009 Business Plan

Rencana Kerja Tahun 2009

Honorable Shareholders,

Para Pemegang Saham yang terhormat,

The impact of global financial crisis is predicted to be felt in
2009. This concern will hit the real sector in 2009, such that
it will influence banking by slowing credit growth.
It is even predicted that the crisis will trigger the increase of
non-performing loan (NPL) in the national banking industry.
In relation to the global condition that is still predicted not to
be conducisive and uncertain, the plan to disburse Bank
Saudara credit in 2009 must be done with great caution and
anticipation, considering the tight banking liquidity
condition since the last quarter of 2008. Aside from
considering interest rate risk, another important concern to
be
anticipated is the possibility of layoffs in a number of
customer base. In 2009, Bank Saudara will also improve
various programs in collecting public funds, both in the form
of adding fund product features or implementing better
customer segmentation strategy.

Dampak krisis keuangan global diperkirakan masih akan
terasa pada 2009, dan hal itu akan memukul sektor riil pada
2009, sehingga akan berdampak pula pada perlambatan
pertumbuhan kredit perbankan bahkan dipredikasi akan
memicu meningkatnya kredit bermasalah (Non-Performing
Loan/NPL) di industri perbankan nasional. Sehubungan
dengan kondisi global yang diperkirakan masih tidak
kondusif dan tidak menentu, maka rencana penyaluran
dana Bank Saudara di tahun 2009 perlu dilakukan secara
hati-hati dan penuh antisipasi mengingat ketatnya kondisi
likwiditas perbankan yang sejak triwulan terakhir tahun
2008. Selain pertimbangan risiko suku bunga juga menjadi
salah satu hal penting dan mengantisipasi kemungkinan
terjadinya PHK di beberapa basis nasabah juga mungkin
terjadi. Pada 2009 Bank Saudara juga akan meningkatkan
berbagai program penghimpunan dana masyarakat, baik
berupa penambahan fitur produk dana maupun
melaksanakan strategi segmentasi nasabah yang lebih
baik.
Penerapan strategi tersebut diperkirakan dapat
meningkatkan pertumbuhan asset di tahun 2009 menjadi
2,497 Trilyun. Untuk mencapai proyeksi total asset tersebut
pertumbuhan kredit di tahun 2009 direncanakan hanya
sebesar Rp.370,53 Milyar (24,28%) sudah termasuk kredit
dalam mata uang valuta asing sebesar ekivalen Rp.40,90
Milyar, dengan tingkat NPL diupayakan di bawah 2%,

The application of the said strategy is estimated to increase
assets in 2009 to Rp. 2.497 trillion. To achieve the said total
assets projection, credit in 2009 is planned to increase to
Rp. 370.53 billion (24.28%) including credit in foreign
currency equivalent to Rp 40.90 billion, with target NPL
level of below 2%

Bank Saudara Annual Report 2008

Tentunya kami juga berterimakasih kepada Bank
Indonesia, Bapepam-LK, Bursa Efek Indonesia (IDX) dan
instansi terkait lainnya yang senantiasa memberikan
pembinaan dan bimbingan serta kerjasama yang baik.

33

sehingga pada akhir 2009 total kredit akan mencapai
Rp.1,89 Trilyun. Total Dana Pihak Ketiga diperkirakan akan
mencapai Rp.2,06 Trilyun atau mengalami pertumbuhan
sebesar 37,67%. Pertumbuhan kredit dan dana pihak
ketiga pada tahun 2009 tersebut diproyeksikan akan
menghasilkan Laba (Bersih) Tahun Berjalan sebesar
Rp.42,2 Milyar.
Dalam rangka memperkuat struktur permodalan serta
mendukung perkembangan usaha, Bank Saudara akan
melakukan Right Issue, yang tertunda pelaksanaannya di
tahun 2008, sebesar Rp. 150 Milyar sehingga total modal
disetor akan menjadi Rp.300 miliar. Corporate Action ini
direncanakan akan dilaksanakan pada Semester II tahun
2009 dengan persetujuan terlebih dahulu dari Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Apabila kondisi tidak
memungkinkan karena pasal modal belum kondusif, maka
Right Issue tidak dilakukan dan akan ditempuh
penambahan pemodalan dengan melalui subordinate
loan.
Sesuai dengan Rencana Bisnis Bank yang telah diajukan
kepada Bank Indonesia, pada 2009 akan direalisasikan
relokasi kantor, yaitu Kantor Cabang Ampera ke Gedung
Medco Tower dan Kantor Cabang Pembantu Pasar Baru ke
Atrium Senen. Sedangkan dalam rangka perluasan
pelayanan Bank Saudara maka direncanakan pembukaan
1 kantor setingkat Kantor Cabang di wilayah Jakarta,
kemudian 2 kantor setingkat Kantor Kas di Lembang (Jawa
Barat) dan Pasar Baru (Jakarta). Selain itu, dalam rangka
efisiensi dilakukan penutupan kantor yang saat ini
berlokasi di Gedung Graha Niaga (Jl.Jend. Sudirman
Jakarta) dan Kantor Cabang Pembantu Bidakara.

so that at the end of 2009, total credit should reach Rp. 1.89
trillion. Total Third Party Fund is estimated to reach Rp. 2.06
trillion or an increase of 37.67%. Increase in credit and third
party fund in 2009 are projected to achieve a Current Year
Profit (Net) of Rp. 42.2 billion.
With the purpose of strengthening its capital structure and
supporting business development, Bank Saudara will carry
out Rights Issue, the execution of which was delayed in
2008, amounting to Rp. 150 billion so that the total paid-in
capital will be Rp. 300 billion. This Corporate Action is
planned to be done in the Semester II of 2009 with prior
approval from the Extraordinary Shareholder General
Meeting. If the condition is not yet favourable because the
capital market is not yet conducive, then Rights Issue will
not be implemented, and efforts to increase capital will be
done through subordinated loans.
In line with the Bank's Business Plan which has been
submitted to Bank Indonesia, office relocation will be done
in 2009, such as Branch Office Ampera to be relocated at
Medco Tower, and Sub Branch Office Pasar Baru to be
relocated at Atrium Senen. In expanding Bank Sudara's
service, it is planned to open 1 office
at the same level of Branch Office in Jakarta area, then 2
offices at the same level of Cash Office in Lembang (Jawa
Barat) and Pasar Baru (Jakarta). In addition, for efficiency
purposes, the office currently located at Gedung Graha
Niaga (JI. Jend. Sudirman Jakarta) and Sub Branch Office
Bidakara will be closed.

DIREKSI
Board of Directors

Farid Rahman
Direktur Utama
President Director

Madyantoro Purbo
Direktur
Bank Saudara Annual Report 2008

34

Director

Arief Budiman
Direktur
Director

Laporan Kegiatan Perusahaan

Bank Saudara Annual Report 2008

Company Activity Report

35

Laporan Kegiatan Perusahaan
Company Activity Report

BISNIS

BUSSINES

PRODUK & JASA PERBANKAN

BANKING PRODUCT & SERVICE

Perkembangan perekonomian dunia tahun 2008
dipengaruhi oleh gejolak krisis global yang berdampak
pada hampir semua sektor usaha termasuk perbankan.
Meskipun krisis berawal dari negara Amerika Serikat
(Subprime Mortgage) yang dimulai pada akhir tahun 2007
namun pengaruh terhadap perbankan di Indonesia mulai
dirasakan pada triwulan ke empat di Tahun 2008
khususnya terkait masalah likuiditas sehingga beberapa
bank mulai menghentikan kreditnya dan Bank Saudara
sendiri mulai menyalurkan kredit secara terbatas sejak
bulan Nopember 2008. Namun demikian rata-rata
pertumbuhan Kredit perbankan secara nasional Tahun
2008 mencapai 35%-37% yang meningkat dibanding
dengan pertumbuhan di tahun 2007 yaitu sebesar 22%.
Pertumbuhan kredit Bank Saudara pada tahun 2008
adalah sebesar 31% atau pencapaian sebesar 99%
(1.526 trilyun).

The growth of world economy in 2008 was influenced by the
effect of the global crisis, which impacted most a// sectors
including the banking sector Although initially, the crisis
happened in the United States (Subprime Mortgage) at the
end of 2007, however, the crisis began to influence
Indonesian Banking in the last quarter of 2008 in particular
banking liquidity related concerns. As such, several banks
began to stop providing loans. Bank Saudara itself began to
limit its loan disbursement since November 2008. However,
on national level the average growth of bank loans in 2008
were between 35%-37%. This number showed that there
was an increase compared to 2007 (22%). The increase of
loan granted by Bank Saudara in 2008 was about 31% or
reached 99% (Rp 1.526 trillion).

Sebagai dampak dari terjadinya krisis global, likuiditas
ketat dan terjadi persaingan rate yang lebih tinggi termasuk
juga beberapa perusahaan mencairkan dananya dengan
alasan adanya kebijakan intern untuk menempatkan
dananya di bank pemerintah. Pencapaian target dana
Bank Saudara sebesar 96% (1,493 trilyun) melalui upayaupaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan Dana
Pihak Ketiga diantaranya pembentukan Tim DSR (Direct
Sales Representatif), program insentif bagi para karyawan
yang berkontribusi dalam perolehan dana serta aktif dalam
event-event pameran maupun pembukaan stand khusus di
beberapa pusat perbelanjaan.
Di tahun 2008 jaringan layanan kantor Bank Saudara
bertambah setelah dikeluarkannya izin dari Bank
Indonesia untuk Kantor Cabang Yogyakarta dan Denpasar
serta Kantor Kas Sukabumi dan Cikarang Jawa Barat.
Namun demikian tantangan bagi cabang baru tersebut
cukup berat ditengah kondisi krisis global saat ini.

Bank Saudara Annual Report 2008

36

As an impact of global crisis, liquidity has become tighter
and rate competitiveness has reached a higher level,
including several companies withdrawing their funds and
placing it in vernment banks. Bank Saudara's achieved
funds based on target was 96% (Rp 1.493 trillion). The
efforts that to increase TPF
included the formation of DSR (Direct Sales
Representatives) Team, incentive program for staff who
contributed in raising fund and actively participating in
exhibition events or setting up special stands in several
shopping centers.
In 2008, service network office of Bank Saudara increased
in number after Bank Indonesia issued a license for
Yogyakarta and Denpasar Branch Offices as well as Cash
Offices in Sukabumi and Cikarang, West Java. However
the challenges for these new branches are relatively hard
given the present global condition.

Evaluasi Target dan Realisasi Tahun 2008

Target Evaluation and Realization in 2008

Data target dan realisasi portfolio kredit utama tahun 2008
adalah sebagai berikut :

Target Data and realization of main credit portfolio in 2008:

(dalam Rp. Juta)
(in Million IDR)

Target dan Realisasi Penyaluran Kredit
Target and Realization of Loan Providing

Target

Realisasi

Pencapaian

Target

Realization

Achievement

Kupeg

800.605

752.655

94,01%

Kupen

435.274

454.935

104,52%

35.194

17.816

50,62%

Kuja
UMKM

150.000

55.208

36,81%

Lainnya
Other

117.290

245.380

209,21%

1.538.362

1.525.994

99,20%

Total

Adapun tabel dan grafik komposisi kredit pada tahun 2008
adalah sebagai berikut :

Table and graphic of credit composition in 2008:
(dalam Rp. Juta)
(in Million IDR)

Outstanding

%

Kupeg

752.655

49,32%

Kupen

454.935

29,81%

Kuja

17.816

1,17%

UMKM

55.208

3,62%

Lannya
Other

300.588

19,70%

1.525.994

100,00%

Total

Komposisi Kredit Bank Saudara
Credit Composition of Bank Saudara.

Lainnya
Other

20%
Kupeg
49%
Kupen
30%

Bank Saudara Annual Report 2008

Kuja
1%

37

KREDIT
Target dan Realisasi Penyaluran Kredit

CREDIT
Target and Realization of Credit Disbursements

Kredit Umum Pegawai (KUPEG)

Credit to Employee (KUPEG)

Outstanding Kredit Umum Pegawai akhir tahun 2008
tercatat Rp. 752,6 milyar mengalami pertumbuhan sebesar
Rp. 147 Milyar atau 24 % dibandingkan tahun 2007 namun
pencapaian sedikit dibawah target yang telah ditetapkan.

Outstanding Credit to Employee (KUPEG) in 2008 was Rp.
752 billion. This number showed an increase of
Rp. 147 billion or 24 % as compared with 2007. However
this achievement is slightly below the set target.

Kredit Umum Pensiunan (KUPEN)
Pertumbuhan di produk Kredit Umum Pensiunan di tahun
2008 mencapai 38,12% dengan pencapaian sebesar
104,52% dari target yg ditetapkan. Pencapaian ini
disebabkan karena pembukaan beberapa unit bisnis baru
dan gencarnya promosi maupun program-program yang
dilakukan oleh Bank Saudara selama tahun 2008. Dimana
dengan program subsidi pendidikan dan kesehatan yang
dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2008
berhasil meningkatkan booking kredit pensiunan di Bank
Saudara, dimana rata-rata sebelum program ini
dilaksanakan booking kredit pensiunan perbulan adalah
sebesar Rp 23 M, setelah program ini dilaksanakan
booking kredit pensiunan mengalami peningkatan menjadi
sekitar Rp 40 M setiap bulannya.
Implikasinya terlihat pada portofolio Kredit Umum
Pensiunan yang berhasil mencapai target yang telah
ditetapkan oleh pihak manajemen Bank Saudara, dimana
untuk posisi outstanding tertinggi terjadi pada bulan
September 2008 dengan posisi outstanding sebesar Rp
476 M.
Kredit Umum Pekerja (KUJA)

The growth of Credit to Retirees (KUPEN) in 2008 reached
38.12% with an achieved rate of 104.52% of the set target.
This achievement was a result of the opening of new
business units, aggressive promotion, and new programs
applied by Bank Saudara during 2008. Through the
education and health subsidy program developed during
May-July 2008, the booking of KUPEN in Bank Saudara
increased. The average booking before developing this
program was Rp 23 billion per month, while after the
program was launched the booking increased to around Rp
40 billion per month.
The implication can be seen in the portfolio of Credit to
Retirees (KUPEN) that reached the target of Bank
Saudara, in which the highest outstanding position reached
in September 2008 was an outstanding position of Rp 476
billion.

Credit to Workers (KUJA)

Pada tahun 2008 perkembangan Kredit Umum Pekerja
mengalami penurunan yang cukup besar, dari posisi
outstanding Rp 26,6 Milyar pada tahun 2007 menjadi Rp
17,8 Milyar pada tahun 2008, dan posisi Non Performing
Loan (NPL) meningkat tajam dari 0,16% pada tahun 2007
menjadi 8,88% pada tahun 2008.

In 2008, the growth of Credit to Workers showed a relatively
big decrease, from outstanding position of Rp 26.6 billion in
2007 to Rp 17.8 billion in 2008, and the position of Non
Performing Loan (NPL) sharply increased from 0.16% in
2007 to 8.88% in 2008.

Peningkatan NPL KUJA antara lain disebabkan oleh :

The NPL decrease was caused by:

?
Kondisi perekonomian yang terkena krisis global,
sehingga menyebabkan banyak industri yang
mengurangi jumlah pegawainya.
?
Potensi yang besar justru di sektor industri tekstil dan
garmen dimana secara makro sektor industri tersebut
sedang terpuruk.

?
Segmen pekerja ini rentan terhadap isu-isu nasional
terutama yang menyangkut Upah serta rawan
Pemutusan Hubungan Kerja.
Bank Saudara Annual Report 2008

38

Credit to Retirees (KUPEN)

The economic condition impacted by the global
crisis resulted to many industries to cut down their
workers.
Many textile and garment industries, which are
potential for credit, are in decline.
The segment of the workers is susceptible to
national issues particularly the issues related to
wages and terminations.

Beberapa upaya telah ditempuh dalam mengurangi risiko
atas Kredit Umum Pekerja tersebut antara lain :

Some efforts have been made in decreasing the risk of
Credit to Workers (KUJA):

?
Pencadangan Penyisihan Penghapusan Aktiva

Provision for Earning Assets Losses (PPAP) that
exceeds the limit in anticipation to relatively high
risk.

Produktif (PPAP) di atas ketentuan sebagai antisipasi
risiko yang relatif tinggi.
?
Re-orientasi kepada sektor-sektor industri yang
masih baik seperti halnya Farmasi
?
Review term and condition misalnya jangka waktu
maksimum hanya 12 bulan.

Re-orientation to industry sectors which were still
performing well, such as Pharmaceutical industry.
Reviewing terms and conditions, such as
maximum time period should be only 12 months.

Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Small, Medium and Micro Enterprises (SMEs)

Sektor Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Bank Saudara terkendala oleh beberapa hal yang
menyebabkan pencapaian target hanya sebesar 36,81%
dari target sebesar Rp 150 M, yang terealisasi hanya
sekitar Rp 55 M. Dengan komposisi terhadap total kredit
sebesar 3,62%.

The Bank's Small, Medium and Micro Enterprises (SMEs)
sector confronted constraints causing the achievement of
only 36.81 % or from the total target of Rp 150 billion, only
around Rp 55 billion was realized. Contribution to total
credit was 3.62%.

Dengan semakin memburuknya kondisi market UMKM,
Bank Saudara yang mayoritas terdapat pada sektor
peternakan sapi perah, mulai tahun 2008 Bank Saudara
mulai mencoba sektor untuk UMKM yang baru, yaitu
distribusi gas, sesuai dengan kebijakan pemerintah
mengenai konversi minyak tanah ke gas.
Hal tersebut antara lain terutama disebabkan antara lain :
?
Upaya pengembangan di sektor andalan yaitu
peternakan sapi perah masih terkendala oleh upaya
perbaikan dan penyelamatan atas debitur eksis yang
masih bermasalah.
?
Sedangkan terhadap debitur bermasalah lainnya,
disamping telah dilakukan upaya hukum/somasi, juga
telah dilakukan upaya penyelamatan antara lain
dengan cara :
?
Inventarisasi data yang dilakukan oleh
outsourcing/konsultan
?
Pengkajian pola-pola restrukturisasi yang
sesuai dan tepat
?
Pola pengalihan kredit kepada yang benarbenar menggunakannya.
?
Untuk debitur-debitur yang recovery-nya sulit
meskipun dengan cara restruktur, dilakukan
hapus buku.
Di sisi lain juga telah dilakukan peningkatan kerjasama
dengan dengan beberapa pihak terkait sehingga dapat
mendukung pengembangan kredit di bidang peternakan
sapi perah juga peningkatan Dana Pihak Ketiga.
Kerjasama dengan dengan beberapa pihak terkait tersebut
juga diupayakan untuk turut membantu penyelesaian
kredit-kredit bermasalah tersebut.

The condition of Bank Saudara's SMEs market, with the
majority found in dairy farm sector, has worsened. Thus
commencing 2008, the Bank began to look for new SMEs
sector, including gas distribution, in view of government
policy on the conversion of kerosene to gas.
The above condition was mainly caused by:
The efforts taken in developing main sector, i.e. dairy
farm, still needs to be improved to salvage existing
problematic debtors.
Whereas for other problematic debtors, aside from
Legal efforts/summons, the following efforts were
lso taken:
Data inventory conducted by outsourcing
party or consultant.
Reviewing the appropriate pattern of
restructuring.
Diverting credit to those who really needed
loans.
For the debtors with remote recovery even
with restructuring, debts were written off
On the other hand, the cooperation with several parties had
improved to the extent that this business cooperation was
able to support credit development in the cattle sector and
increase deposits or Third Party Fund. The cooperation
was also applied to assist the Bank to the settlement of
problem loans.
Franchisor Credit

Kredit Waralaba
Proses penjajakan kerjasama dengan franchisor terus
dilakukan, disamping pengembangan produk yaitu kredit
waralaba yang dibundle dengan kredit Kupeg bahkan
Kupen untuk segmentasi pensiunan muda/dini. Adapun
total kredit waralaba yang telah disalurkan adalah sebesar
Rp. 2,75 miliar.

The process of cooperation with franchisor is done
continuously. In addition to product development, i.e.
franchisor credit was bundled with KUPEG or even KUPEN
for the young or early retirees. Total franchisor credit
disbursed was Rp2.75 billion.

DANA PIHAK KETIGA
Third Party Fund Target and Realization
Target dan Realisasi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
Data realisasi dan target Dana Pihak Ketiga dapat dilihat
pada grafik dan tabel sebagai berikut :

Third party fund realization and target can be seen in the
following graph and table :

Bank Saudara Annual Report 2008

THIRD PARTY FUND

39

1,500.00
1,000.00
500.00

(Rp Milyar) (Billion IDR)

(Rp Milyar)

Realisasi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga 2008

The Realization of Third Party Fund in 2008

1,500.00
1,000.00
500.00
Target

-

-

Giro

Giro

Deposito
Deposit
Deposito

Giro

Realization

Target
Target

Realization

Saving

Tabungan
Savings

Giro

Realisasi

Tabungan

Deposit

Realisasi

Target
Target

Giro

Taska

Realisasi
Realization

Term Insurance Saving

Taska

TabunganTerm Insurance Saving
Taska

Deposito

Realisasi
Giro

164.34

Deposito1,172.91

139.15
Tabungan

Target
Giro

157.54

Deposit 1,240.88

148.60
Savings

10.47Insurance Saving
Term

16.91

Taska

164.34

1,172.91

139.15

16.91

157.54

1,240.88

148.60

10.47

(Rp Milyar Billion IDR)
Produk
Product
Rupiah
Rupiah
Valas
Realisasi
Foreign
Exchange
Realization
Total
Total
Rupiah
Rupiah
Target
Valas
Foreign Exchange
Target
Total
Total
Rupiah
Rupiah
% Pencapaian
Valas
Foreign
Exchange
% of Achievement
Total
Total

Bank Saudara Annual Report 2008

40

Giro
Giro

Deposito
Deposit

159.50

954.47

4.84

218.44

Tabungan
Savings
139.15

TASKA
Term Insurance
Saving
16.91

Total
Total
1,270.03
223.28

164.34

1,172.91

139.15

16.91

1,493.31

140.18

1,191.35

148.60

10.47

1,490.60

17.36

49.53

157.54

1,240.88

148.60

10.47

1,557.49

113.78%

80.12%

93.64%

161.51%

85.20%

27.88%

441.03%

104.31%

94.52%

66.89

333.80%
93.64%

161.51%

95.88%

Secara keseluruhan prosentase pencapaian
penghimpunan Dana Pihak Ketiga adalah sebesar
95.88%, sedikit di bawah target yang telah ditetapkan
dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) Bank Saudara tahun
2008. Hal ini disebabkan tidak tercapainya target
penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang berasal dari
produk tabungan maupun deposito.

Overall, the percentage of achievement for Third Party
Fund
was 95.88%, slightly under the target limit
determined based on Bank Saudara Business Plan in
2008. This was due to the collection target of Third Party
Fund derived from savings deposits or time deposits
product was not achieved.

Produk-produk simpanan secara umum mengalami masa
sulit, terkait dengan krisis global yang berimbas terhadap
kondisi likuiditas perbankan di Indonesia. Sehubungan
dengan hal tersebut berbagai program telah diluncurkan
guna meningkatkan perolehan Dana Pihak Ketiga
diantaranya adalah program Go Funding, pembentukan
Direct Selling Representatif, event sales promo dan
sponsorship. Walaupun hasilnya belum signifikan namun
program tersebut sedikit demi sedikit dapat memperbaiki
struktur dana pihak ketiga Bank Saudara.

Deposits products in general was in a difficult period of
development, a situation related to global crisis affecting
liquidity of Indonesian Banking. With regard to this
condition, various programs were launched in order to
increase the fund raised from third party such as Go
Funding Program, the formation of Direct Selling
Representatives, sales promotion events, and
sponsorship. Although the result was insignificant, these
programs gradually proved the structure of third party fund
in Bank Saudara.

Dari segi komposisi, produk Deposito Berjangka masih
mendominasi dengan jumlah sebesar Rp 1,172.91 milyar
atau 79 % dari total DPK, komposisi tersebut relatif
memburuk dibandingkan tahun 2007 dimana persentase
Deposito mencapai 77 %. Komposisi Dana Pihak Ketiga
tahun 2008 dapat dilihat pada grafik dan tabel sebagai
berikut :

From the composition point of view, Time Deposits still
dominates with the total amount of Rp 1,172.91 billion or 79
% of the total Third Party Fund. This composition relatively
decreased compared to the year of 2007, in which the
percentage of deposit was 77 %. The composition of TPF in
2008 can be seen in the following graph and table:

Komposisi Dana Pihak Ketiga 2008
The composition of Third Party Fund in 2008

( Rp Milyar)
(IDR Billion)

Deposito
Deposit
79%

Tabungan
Saving
10%

Giro
Giro
11%

(Rp Milyar)
(Billion IDR)

Deposito
Deposit
Giro
Giro
Tabungan
Savings
Total
Total

Rupiah
Rupiah

Valas
Foreign Exchange

Total
Total

Komposisi
Composition

954.47

218.44

1,172.91

79%

159.50

4.84

164.34

11%

156.06

10%

156.06
1,270.03

223.28

1,493.31

Giro

Demand Deposits

Angka pencapaian giro secara umum terlihat melampaui
target yang ditetapkan. Hal tersebut adalah wajar dan
bukan merupakan sesuatu yang luar biasa karena
karakteristik giro yang volatilitasnya tinggi sehingga
manfaat pengendapan dananya kurang.

Demand deposits' achievement generally exceeded the
defined target. This achievement was normal, and can not
be categorized as a special achievement as demand
deposits is highly volatile in nature thus the benefit of
demand deposits for the bank is less.

Pencapaian giro valas terlihat kurang menggembirakan
dengan prosentase pencapaian hanya sebesar 27 %,
kontras sekali dengan pencapaian deposito valas yang
mencapai 441 %. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan
nasabah untuk menyimpan valas dalam jangka waktu yang
lama terkait dengan ketidakstabilan ekonomi akibat dari
krisis global.

The achievement of foreign currency demand deposits
was less satisfactory with only 27% achievement. This
figure was in contrast to the foreign currency demand
deposits' achievement figure of 441%. This happened
because customers tend to keep foreign currencies for a
long period of time as a result of the instability of the
economy due to the global crisis.

Deposito

Time Deposits

Secara umum pencapaian deposito Bank Saudara masih
dibawah target yang telah ditetapkan. Beberapa hal yang
menyebabkan tidak tercapainya target tersebut adalah
sebagai berikut :
?
Persaingan bunga deposito antarbank sangat ketat
terkait permasalahan likuiditas yang dialami
perbankan nasional sehingga menyebabkan produk
deposito Bank Saudara sulit bersaing di pasaran.
?
Komposisi deposito Bank Saudara relatif didominasi
oleh deposan-deposan besar sehingga pengaruh
pencairan dana oleh deposan tersebut cukup
signifikan.

In general, deposits achievement was still below the target
due to several causal factors as follows:

Bank Saudara Annual Report 2008

Produk
Product

41

Selain adanya faktor penghambat di atas ada juga faktor
pendukung yang membantu Bank Saudara dalam
penghimpunan deposito yaitu sebagai berikut :

?
Naiknya nilai Penjaminan LPS pada tahun 2008
menjadi maksimal Rp 2 Milyar.
?
Mulai beroperasinya Bank Saudara sebagai Bank
Devisa sehingga deposito valas yang pencapaiannya
sebesar 441% cukup membantu dalam perolehan
deposito.
?
Diluncurkannya program-program guna meningkatkan Dana Pihak Ketiga diantaranya pembentukan
Direct Selling Representatif dan program Go Funding.

?
The increase of guaranteed value issued by Deposit

Insurance Agency (LPS) in 2008 to be a maximum of
Rp 2 billion.
Bank Saudara started its operation as a Foreign
?
Exchange Bank, its foreign exchange time deposits
achievement that reached 441% was quite helpful in
raising its third party fund.
?
ยท Launched several programs, such as the formation of
?

Direct Selling Representative and Go Funding
programs to raise Third Party Fund.

Program-program tahun 2008 dalam rangka penghimpunan deposito lebih banyak diarahkan untuk
menjaring nasabah-nasabah perorangan/retail,
memperbaiki struktur deposito Bank Saudara serta
mengurangi ketergantungan terhadap deposan-deposan
besar. Program-program ini akan terus dilanjutkan di tahun
2009 agar pengelolaan likuiditas Bank bisa berjalan
dengan baik.

Programs in 2008 to raise time deposit collection were
mainly directed to embrace personal or retail customers, to
improve Bank Saudara's time deposit structure and to
reduce dependency on big depositors. These programs will
be applied continuously in 2009 so the bank liquidity
management can work properly.

Tabungan

Saving deposits

Pada tahun 2008, pencapaian tabungan secara umum
sedikit di bawah target yang telah ditetapkan. Fitur produk
tabungan dinilai cukup baik dengan fasilitas ATM Bersama,
payments dan SMS Banking (meskipun dalam taraf uji
coba intern Bank Saudara), tetapi karena promosinya
dinilai masih kurang dan produk tabungan reguler masih
didominasi oleh debitur yang pengendapan dananya
masih relatif sedikit. Disamping itu masih terdapat overlap
antara produk tabungan reguler Bank Saudara yaitu
Tabungan Harian dan Tabungan Saudara.

In 2008, savings deposits achievement was generally
below the set target. Savings deposit product features were
assessed to be satisfactory with ATM Bersama facilities,
payments and SMS Banking (even though it is still under
internal testing), but the promotion was assessed to be
insufficient, and regular savings deposits product was still
dominated by debtors whose total deposited funds were
relatively small. In addition, there was an overlapping
between 2 of Bank Saudara regular savings deposits
product, which are Daily Savings Deposits and Saudara
Savings Deposits.

Meskipun kecenderungan produk tabungan menurun tidak
begitu halnya dengan produk TASKA. Pencapaian produk
TASKA melebihi target yang ditetapkan, walaupun secara
komposisi DPK masih kecil sekali yaitu sekitar 1.13%. Hal
ini membuktikan bahwa TASKA sebagai produk unggulan
Bank Saudara tidak terlalu terpengaruh oleh krisis global.

EVALUASI PROGRAM KERJA 2008
Program Marketing dan Promosi
Mitra Kerjasama Konsultan Advertising

Bank Saudara Annual Report 2008

42

?
Aside from several restricting factors mentioned above,
there were also supporting factors boosting time deposits
collection by Bank Saudara, and these factors are as
follows:

Untuk membuat strategi komunikasi dan marketing maka
Bank Saudara telah menunjuk mitra kerjasama dengan
First Class Communication (FCC) Jakarta selama satu
tahun yang ditandatangani pada Tanggal 6 Januari 2008.

Although the savings deposits product was declining, on
the contrary, TASKA achievement was above the defined
target, eventhough in terms of TPF composition, TASKA
percentage at 1.13% was still small. This proved that
TASKA as the superior product of Bank Saudara was not
affected by global crisis.

WORK PLAN EVALUATION 2008
Marketing and Promotion Programs
Advertising Consultant Working Partner
To build marketing and communication strategy, Bank
Saudara had appointed First Class Communication
Jakarta as working partner for one year, and the contract
was signed on 6 January 2008.

Event Sales Promo dan Sponsorship

Sales Promo Event and Sponsorship

Untuk meningkatkan brand awarness masyarakat
terhadap Bank Saudara maka beberapa unit bisnis telah
mengikuti dan mengadakan pameran baik melalui
sponsorship maupun pembukaan stand dibeberapa pusat
perbelanjaan. Pada umumnya untuk produk yang lebih
diminati adalah produk Tabungan Berjangka yang
mempunyai beberapa keunggulan dibanding produk
sejenis lainnya. Dengan adanya event seperti ini cukup
efektif untuk memperkenalkan Bank Saudara terhadap
masyarakat seki