ProdukHukum KomInfo
LAMPIRAN
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003
TANGGAL 15 September 2003
PAKET KEBIJAKAN EKONOMI MENJELANG DAN SESUDAH BERAKHIRNYA PROGRAM KERJASAMA DENGAN INTERNATIONAL MONETARY FUND
BAB I PENGANTAR
Selama dua tahun terakhir perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang membaik. Tanda-tanda kepulihan ekonomi sudah terlihat. Pada akhir tahun 2003, inflasi diperkirakan berada di bawah 6 %, kurs stabil di sekitar Rp 8.500 per 1 USD, suku bunga SBI 3 bulan mencapai 9 % per tahun atau lebih rendah, cadangan devisa melampaui USD 34 miliar dan stok utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus menurun menjadi sekitar 67%.
Sementara itu, laju pertumbuhan ekonomi mulai naik, terutama ditopang oleh pengeluaran konsumsi masyarakat dan akhir-akhir ini juga oleh tanda-tanda awal kebangkitan ekspor dan investasi. Namun peningkatan pertumbuhan ekonomi sampai saat ini belum memadai dibandingkan dengan kebutuhan untuk membuka lapangan kerja baru, meningkatkan penghasilan masyarakat dan mengurangi kemiskinan. Sasaran utama kebijakan ekonomi dalam tahun 2004 dan sesudah itu adalah memacu pertumbuhan ekonomi yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas dalam kerangka kestabilan ekonomi yang tetap terjaga.
Dengan latar belakang situasi ekonomi seperti itu, Pemerintah memutuskan untuk mengakhiri program dengan IMF pada akhir tahun 2003 ini. Untuk selanjutnya, Pemerintah tidak lagi menerima dana dari IMF beserta fasilitas penjadwalan kembali utang dari Paris Club. Pemerintah juga telah menyiapkan program pemulihan ekonominya, melaksanakannya sesuai jadwal yang ditetapkan sendiri oleh Pemerintah dan selanjutnya memonitor hasil-hasilnya. Peran IMF adalah memberikan penilaian dan saran mengenai pelaksanaan kebijakan ekonomi Pemerintah berdasarkan Article IV dari Anggaran Dasar IMF yang diberlakukan terhadap semua anggota IMF serta melalui Post-Program Monitoring yang merupakan proses konsultasi sebagaimana lazimnya diterapkan kepada negara-negara yang baru saja menyelesaikan program pemulihan ekonomi dengan IMF. Tanggungjawab kebijakan ekonomi sepenuhnya berada di tangan Pemerintah.
Dalam rangka pengakhiran program ekonomi dengan IMF tersebut, Pemerintah telah menyusun paket kebijakan ekonomi yang dilaksanakan terutama dalam tahun 2003 dan 2004 dengan sasaran pokok:
a. Memelihara dan memantapkan stabilitas ekonomi makro yang sudah dicapai; b. Melanjutkan restrukturisasi dan reformasi sektor keuangan; dan
c. Meningkatkan investasi, ekspor dan penciptaan lapangan kerja.
Ketiga sasaran pokok itu dijabarkan ke dalam matriks rencana kerja seperti terlampir. Bersama-sama dengan RAPBN 2004 yang sudah disampaikan kepada DPR-RI, matriks-matriks rencana kerja ini merupakan upaya Pemerintah untuk mengamankan masa transisi pasca-program IMF, agar pemulihan ekonomi nasional dapat terus berlanjut dalam tahun 2004 dan sesudahnya.
BAB II
PROGRAM STABILISASI EKONOMI MAKRO
(2)
A. Rangkuman
Berakhirnya program ekonomi dengan IMF pada akhir Desember 2003 tidak mengubah sasaran. Pemantapan ekonomi makro Pemerintah dalam jangka menengah yang substansinya tertuang dalam Propenas 1999-2004 maupun Repeta 2004. Sasarannya adalah mencapai posisi keuangan negara yang sehat dan berkelanjutan (fiscal substainability) dan penururan laju inflasi ke tingkat yang rendah setara dengan mitra-mitra dagang kita serta terpeliharanya cadangan devisa yang cukup dalam jangka menengah.
Untuk mencapai sasaran tersebut, kebijakan fiskal diarahkan pada :
a. Penurunan defisit anggaran belanja negara secara bertahap untuk mencapai posisi keseimbangan pada tahun 2005-2006; b. Pengurangan stok utang pemerintah terhadap PDB hingga mencapai posisi yang aman;
c. Reformasi dan modernisasi sistem perpajakan nasional untuk mengembangkan sumber penerimaan negara yang handal; d. Peningkatan efisiensi belanja negara;
e. Pengembangan sistem pengelolaan utang pemerintah yang efektif.
Matriks rencana tindak ini merupakan komplemen dari langkah-langkah kebijakan yang diuraikan di dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2004.
Kebijakan yang menjadi kewenangan Bank Indonesia yang meliputi pengendalian inflasi, menjaga kemantapan nilai tukar dan kecukupan cadangan devisa diuraikan tersendiri secara rinci oleh Bank Indonesia. Kerangka jangka menengah kebijakan fiskal dan moneter (sampai dengan 2006) telah disusun bersama oleh Pemerintah dan Bank Indonesia dan akan dilaksanakan dengan koordinasi intensif antara Pemerintah dan Bank Indonesia
Perincian dari kebijakan konsolidasi fiskal dan kebijakan menjaga kemantapan neraca pembayaran diuraikan dalam matrik berikut.
B. MATRIKS PROGRAM STABILISASI EKONOMI MAKRO (a) KEBIJAKAN KONSOLIDASI FISKAL
(3)
1. Reformasi Kebijakan Perpajakan Meningkatkan penerimaan pajak, daya saing dan iklim
investasi melalui penyederhanaan jenis pajak
dan struktur tarif dengan memperhatikan tarif yang berlaku di negara-negara lain. Amandemen paket Undang-undang (UU) perpajakan menyangkut Tarif, Subyek, Obyek dan Tata Cara Perpajakan, Kepabeanan dan Cukai Naskah akademis Draft RUU
Penyampaian draft RUU ke DPR
Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) dan Rancangan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Sept 2003 Des 2003 Jan 2004 Setelah Pengesahan UU Departemen Keuangan (Depkeu), Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia (Depkeh & HAM), Sekretariat Negara (Setneg), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) 2. Reformasi Sistem Administrasi Perpajakan a. Mempermudah
persyaratan wajib pajak (WP) patuh dan mempercepat proses restitusinya.
Melaksanakan KMK No. 23 Tahun 2003
250 WP patuh.
Berlanjut Jan 2004 Depkeu Menko Pereknomian
b. Meningkatkan upaya penagihan tunggakan.
Intensifikasi penagihan dengan cara konseling, himbauan, audit, perbaikan SPT, dan paksa badan.
Berlanjut Depkeu Menko Pereknomian
c. Esktensifikasi WP.
Tambahan 60 ribu WP orang pribadi dan 50 ribu WP badan. Des 2003 Depkeu Menko Pereknomian
(4)
d. Menambah jumlah WP di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) WP Besar (Large Tax Payer Official/LTO) untuk meningkatkan kepatuhan dan pelayanan perpajakan.
Tambahan 100 WP Besar. Des 2003 Depkeu Menko Pereknomian
e. Mengembangkan sistem administrasi KPP WP Besar.
Penerapan sistem administrasi KPP WP Besar pada Kanwil VII DJP Jaya Khusus. Des 2003 Depkeu Menko Pereknomian
f. Mengembangkan sistem adminisrasi pajak baru terhadap Kantor WP Menengah dan Kecil (Medium and Small Tax Payer Office).
Uji coba pada Kanwil DJP Jakarta.
Mar 2004 Depkeu Menko Pereknomian 3. Kebijakan Cukai Rokok a. Intensifikasi pemberantasan rokok tanpa pita cukai dan/atau cukai palsu
Dimulai di Pulau Jawa dan dilanjutkan ke wilayah lainnya. Hasil operasi dan tindak lanjut diumumkan kepada publik dari waktu ke waktu.
Peningkatan penerimaan negara dari cukai rokok
Berlanjut Depkeu Menko Perekonomian
(5)
b. Mempertahankan pemberlakukan tarif advalorem. sda Tahun Anggaran 2004 & Tahun Anggaran 2005 Depkeu Menko Perekonomian
c. Penetapan target cukai yang rasional dengan memperhatikan kemampuan industri rokok.
sda Tahun
Anggaran 2004 & Tahun Anggaran 2005
Depkeu Menko
Perekonomian 4. Refomasi Sistem Administrasi Kepabeanan
a. Perluasan jalur prioritas.
b. Penyempurnaan prosedur verifikasi kepabeanan untuk meningkatkan kepatuhan.
Kriteria pemakai jalur prioritas direview dan disinkronisasikan dengan kriteria wajib pajak patuh Direktorat Jenderal Pajak.
SK Dirjen Bea dan Cukai. Berlanjut Sep 2003 Depkeu Depkeu Menko Perekonomian Menko Perekonomian
(6)
5. Peningkatan Efisiensi Belanja Negara
a. Pembahasan Rancangan Undang-undang (RUU) Perbendaharaan Negara
b. Revisi Keputusan
Presiden (Keppres) No.18 Tahun 200 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah, untuk meningkatkan efisiensi penyaluran dana, kompetisi, dan transparansi. UU Perbendaharaan Negara Keppres Setelah disahkan
Okt 2003 Depkeu Badan Peren-canan Pem-bangunan Nasional (Bappenas), Setneg Menko Perekonomian Menko Perekonomian
c. Pengembangan dan Implementasi
e-procurement untuk sistem pengadaan barang dan jasa instansi Pemerintah.
Keppres Juni 2004 Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kmntr Kominfo); Bappenas; Setneg Menko Perekonomian
(7)
d. Reorganisasi Departemen Keuangan dengan memisahkan fungsi Anggaran dan Perbendaraan.
e. Penyusunan draft klasifikasi belanja negara menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja sesuai dengan standar nasional.
f. Menyempurnakan mekanisme pinjaman pemerintah. Keppres
? Draft klasifikasi Belanja Negara
? Sosialisasi dan persiapan departemen
Revisi KMK No. 35/2003 tenang Perencanaan, Pelaksana/Penatausahaan dan Pemantauan
Penerusan Pinjaman Luar Negeri Pemerintah kepada Daerah. Mar 2004 Des 2003 2004 Depkeu Depkeu Depkeu Depkeu Menko Perekonomian Menko Perekonomian Menko Perekonomian
(8)
6 Draft RPP a.l.:
4 Draft RPP
Pedoman untuk pilot project
Pedoman Implementasi
On-line rekening pemerintah
(9)
Draft amandemen Undang-undang Nomor 22
Tahun 1999
Draft amandemen Undang-undang Nomor 25
(10)
Draft amandemen Undang-undang Nomor 34
Tahun 2000
KMK
(11)
Penerimaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2004
KMK
Keppres
(12)
Mendorong tercapainya transaksi berjalan yang aman dengan dukungan ekspor non-migas, pariwisata dan jasa TKI yang semakin meningkat.
Di Bidang Ekspor:
Peningkatan ekspor nonmigas.
Di Bidang Jasa : Peningkatan
kedatangan dan lama tinggal turis asing.
Peningkatan
penerimaan jasa TKI dengan strata pekerjaan yang semakin baik.
Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag), Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar), Departemen Tenaga Kerja (Depnaker), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Depkeh & HAM, Departemen Perhubungan (Dephub), Depkeu, Departemen Pertanian (Deptan), Bappenas, berkoordinasi dengan BI.
• Peningkatan penanaman modal asing (PMA) dan investasi asing lainnya.
BKPM, instansi
terkait dan berkoordinasi dengan BI
(13)
Next ...>>> BAB III
PROGRAM RESTRUKTURISASI DAN REFORMASI SEKTOR KEUANGAN
A. Rangkuman
Pemerintah menyadari bahwa sektor keuangan memegang peran strategis dalam pemantapan stabilisasi ekonomi dari pemulihan ekonomi. Oleh karena itu program restrukturisasi dan reformasi sektor keuangan diarahkan untuk:
a. Memantapkan sistem pengaman sektor keuangan (Financial Safety Net) melalui persiapan pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan, pembakuan mekanisme lender of last resort Bank Indonesia, penguatan sistem keuangan melalui penyiapan pembentukan Otoritas Jasa Keuangan;
b. Melanjutkan program restrukturisasi dan penyehatan perbankan, baik bank-bank BUMN, bank-bank di bawah BPPN dan bank-bank lainnya; c. Memantapkan penanganan tindak pidana pencucian uang;
d. Meningkatkan kinerja pasar modal dan sistem pengawasannya; e. Mengkonsolidasikan industri asuransi dan dana pensiun; f. Meningkatkan kinerja dan governance BUMN-BUMN; g. Memantapkan pengembangan profesi akuntan publik.
Langkah-langkah kebijakan yang tercantum dalam matriks ini dilaksanakan dengan koordinasi erat antara Pemerintah dan Bank Indonesia dan di dalam Pemerintah sendiri, melalui kerjasama intensif antara instansi-instansi yang relevan di bawah koordinasi Menteri Koordinator yang bersangkutan.
Kebijakan yang menjadi kewenangan Bank Indonesia, yang meliputi penyempurnaan pengaturan bank dan penyempurnaan sistem pengawasan bank diuraikan tersendiri secara rinci oleh Bank Indonesia. Perincian dari Program Restrukturisasi dan Reformasi Sektor Keuangan ini diuraikan dalam matriks berikut.
(14)
1. Jaring Pengaman Sektor Keuangan (Financial Safety Net)
a. Finalisasi konsep Financial Safety Net (FSN).
Konsep Final FSN (buku putih FSN).
Sep 2003 Tim Perancang Jaring Pengaman Sektor Keuangan - (Depkeu dan berkoordinasi dgn
BI)
Menko Perekonomian
b. Pengurangan lingkup penjaminan dan pembentukan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS).
Menko Perekonomian
Penyampaian RUU LPS dari Presiden ke DPR.
Draft RUU LPS Sep 2003
Kelompok Kerja Dalam Rangka
Pendirian LPS (Setneg, Depkeu,
Badan Penyehatan
Perbankan Nasioanl (BPPN), berkoordinasi dgn
BI)
Pengumuman pengurangan lingkup penjaminan
pemerintah (phasing out) secara bertahap.
Keputusan Presiden (Keppres) dan Keputusan Menteri
(15)
Tahap I, jenis kewajiban bank yang dijamin adalah simpanan (termasuk inkaso) dan pinjaman antar bank.
Setelah Lender of Last Resort (LoLR) ditetapkan dalam UU BI, dan buku putih FSN diumumkan
Tahap II, jenis kewajiban bank yang dijamin adalah simpanan (termasuk inkaso) sampai dengan jumlah tertentu.
Bersamaan dgn berdirinya LPS
Persiapan pendirian LPS.
Bentuk Organisasi dan Business Plan.
(16)
Penyusunan
rancangan per-aturan perundang-undangan yang merupakan
pelaksanaan dari UU tentang LPS.
PP dan Peraturan LPS. Setelah UU LPS disahkan
c. Penyusunan draft Amandemen UU BI.
Tim Perancang Jaring
Pengaman Sektor Keuangan (Depkeu dan BI)
Menko Perekonomian
Penyusunan kerangka ke-bijakan LoLR dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan FSN.
Pokok-pokok FSN yang akan
dimasukkan dalam Amandemen UU BI.
(17)
Penyusunan draft pasal yang akan dimasukkan dalam Amandemen UU BI mengenai LoLR dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan FSN.
Draft pasal-pasal yang akan dimasukkan dalam UU BI yang terkait dengan FSN.
Sep 2003
d. Pembahasan UU BI dengan DPR.
UU BI yang telah diamandemen
Setelah UU BI disahkan Depkeu
Menko Perekonomian
(18)
e. Persiapan Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Penyiapan organisasi, struktur, anggaran, dan infrastruktur internal dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang
pembinaan dan pengawasan serta proses
transisi kelembagaan, pengalihan kekayaan, dokumen, dan informasi dari otoritas pengawas lama ke OJK.
Cetak biru struktur organisasi, infrastruktur dan rencana anggaran OJK
• Work plan dalam rangka pelaksanaan tugas OJK pada masa transisi
Setelah UU OJK disahkan Tim Penyusun RUU OJK dan Pembentukan
OJK (Depkeu, Deperindag, Depkeh & HAM,
Setneg, berkoordinasi
dgn BI)
Menko Perekonomian
(19)
1. Divestasi bank-bank di bawah BPPN dan asset lain yang belum terjual
a. Divestasi lanjutan atas 20% kepemilikan BPPN di Bank Niaga.
• Penerimaan dana
untuk kontribusi ke APBN
• Bank yang lebih sehat dan berkinerja baik
Sep 2003 BPPN, Kmntr BUMN, Depkeu
Menko Perekonomian
b. Divestasi kepemilikan mayoritas BPPN (setelah memperoleh persetujuan DPR):
• Bank Lippo
• BII
Bank Permata
• Penerimaan dana
untuk kontribusi ke APBN
• Bank yang lebih sehat dan berkinerja baik
Nop 2003 Nop 2003 Peb 2004
BPPN, Kmntr. BUMN, Depkeu
Menko Perekonomian
c. Divestasi lanjutan atas saham-saham minoritas BPPN di BCA, Danamon, Niaga, Permata, BII, dan
Lippo (setelah memperoleh persetujuan
DPR).
• Penerimaan dana
untuk kontribusi ke APBN
• Bank yang lebih sehat dan berkinerja baik
Sepanjang 2004 Badan Pengelola Aset Pasca
BPPN
Menko Perekonomian
(20)
d. Divestasi aset kredit, quasi ekuitas, dan ekuitas melalui :
• Program Penjualan Aset Strategis; Program Penjualan
Aset Kredit.
• Penerimaan dana
untuk kontribusi ke APBN
• Membantu
menggerakkan sektor riil
Nop 2003 BPPN, Kmntr. BUMN, Depkeu
Menko Perekonomian
e. Divestasi aset properti melalui Program Penjualan Aset Properti.
Penerimaan dana untuk kontribusi ke APBN
Nop 2003 BPPN, Kmntr. BUMN, Depkeu
Menko Perekonomian
(21)
2. Memperkuat/memperbaiki governance structure bank-bank BUMN
a. Bank Mandiri
• Penunjukan Komisaris
Independen yang memiliki keahlian di bidang pasar modal.
Pelaksanaan Kuas Reorganisasi.
Keputusan RUPS Luar Biasa
Keputusan RUPS
Sep 2003
Des 2003
Menko Perekonomian
Penyelesaian roll-out teknologi informasi baru
Penerapan teknologi baru di seluruh cabang
Des 2003
Kmntr. BUMN
Pembuatan master plan dalam rangka divestasi anak perusahaan,
perusahaan terafiliasi dan kelebihan aktiva property.
Master plan
Des 2003
Penyempurnaan kualitas kontrol internal dan audit internal.
Manual (Pedoman) Penurunan jumlah fraud
Des 2003 Berlanjut
(22)
Penyempurnaan kebijakan perkreditan.
Manual (Pedoman)
• Kualitas portofolio kredit
Des 2004 Berlanjut
Penyempurnaan manajemen risiko kredit dan risiko pasar.
Manual (Pedoman) Penurunan NPL
Des 2004 Berlanjut
Perbaikan komposisi pendanaan dengan cara meningkatkan dana murah (tabungan dan giro).
Penurunan biaya dana Berlanjut
Peningkatan
penagihan kredit yang sudah hapus buku.
(23)
b. Bank BNI
Penyempurnaan sistem pemeringkatan kredit dan
pelaksanaan rencana tindak rinci untuk mengurangi aset bermasalah.
• Sistem
pemeringkatan kredit yang telah
disempurnakan Penurunan Aset bermasalah
Okt 2004
Kmntr. BUMN
Menko Perekonomian
Audit kinerja dalam rangka audit kinerja tahap IV (lihat matrik tentang kebijakan governance BUMN dan BPPN).
Rekomendasi Auditor untuk perbaikan kinerja.
Mar 2004 Tim Monitoring Audit Kinerja BUMN : Depkeu,
Kmntr. BUMN, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangun-an
(BPKP)
Menko Perekonomian
(24)
c. Bank BRI
Pengembangan model pengukuran resiko kredit, penyempurnaan organisasi di bidang perkreditan termasuk penyusunan pedoman penerapan mana-jemen risiko operasional.
• Model pengukuran resiko kredit.
• Struktur organisasi yang telah
disempurnakan. Manual (Pedoman).
Des 2004
Kmntr. BUMN
Menko Perekonomian
Launching IPO. Pelaksanaan launching. Sep 2003 Kmntr. BUMN Menko Perekonomian Listing saham di
Bursa Efek Jakarta.
Saham BRI tercatat di bursa. Nop 2003 Kmntr. BUMN Menko Perekonomian
(25)
d. Bank BTN
• Redefinisi bisnis dan revisi proses bisnis (kredit) yang kritikal.
(26)
1. a. Penetapan 4 (empat) Keputusan Presiden yang berkaitan dengan operasionalisasi PPATK yaitu:
1) Keputusan Presiden tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja;
2) Keputusan Presiden tentang Pelaksanaan Kewenangan; 3) Keputusan Presiden
tentang Sistem Remunerasi; dan
4) Keputusan Presiden tentang Sistem Kepegawaian.
Keppres
Sep 2003
Sep 2003
Okt 2003
Okt 2003
Depkeh & HAM, PPATK, Setneg
Menko Polkam Penanganan tindak
pidana pencucian uang
b. Amandemen Undang-undang Nomor15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2002 yang telah diamandemen.
Setelah disahkan Depkeh & HAM, PPATK , Setneg
Menko Polkam
c. Pengesahan Peraturan Pemerintah Tentang Tata Cara Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Tindak Pidana Pencucian Uang.
PP Okt 2003
Depkeh & HAM, PPATK, Setneg
(27)
d. Penerbitan Pedoman Bagi Penyedia Jasa Keuangan tentang Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan dan Pedoman Tata Cara Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan bagi Bank, Perusahaan Efek dan Lembaga Keuangan Non-Bank.
• Pedoman Bagi Penyedia Jasa Keuangan tentang Analisis
Transaksi Keuangan Men-curigakan.
Pedoman Tata Cara Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan bagi Bank, Perusahaan Efek dan Lembaga Keuangan Non-Bank.
Okt 2003
PPATK
(28)
e. Pembahasan dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) dengan Penegak Hukum (Kepolisian Negara RI (POLRI), Kejaksaan Agung), Ditjen Bea dan Cukai (DJBC), Ditjen Pajak (DJP) dan pengawas lembaga keuangan yakni BI, Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Depkeu, Ditjen Lembaga Keuangan (DJLK).
MOU Telah Ditandatangani Okt 2003 PPATK, POLRI, Kejaksaan Agung, Depkeu
(DJBC, Bapepam, DJP,
DJLK), berkoordinasi
dengan BI
Menko Polkam; Menko
Perekonomian
f. Pembangunan sistem TI tahap I dan Rekrutmen staf TI.
Tersedianya IT Infrastructure & Facilities
Okt 2003 PPATK Menko Polkam
g. Pelaksanaan program sosialisasi.
Pemahaman masyarakat tentang penanggulangan tindak pidana pencucian uang
Berlanjut
PPATK
(29)
h. Pembentukan dan pendeklarasian Komite Nasional Penanggu-langan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Komite Nasional Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Des 2003 PPATK dan 17 Instansi terkait
Menko Polkam, Menko
Perekonomian
i. Penyusunan panduan implementasi Peraturan Bapepam No V.D.10 tentang Prinsip Mengenal Nasabah.
Panduan implementasi Peraturan tentang Prinsip Mengenal Nasabah.
Jun 2004 Depkeu
(Bapepam)
Menko Perekonomian
(30)
1. Restrukturisasi
perusahaan efek untuk memperkuat kondisi keuangan dan kemampuan operasional Perusahaan Efek
a. Penerapan Ketentuan tentang Modal Disetor dan Modal Kerja Bersih Disesuaikan Perusahaan Efek Tahap I (sesuai KMK 179/2003).
b. Penerapan Ketentuan tentang Modal Disetor minimal dan Modal Kerja Bersih Disesuaikan Perusahaan Efek Tahap II (sesuai dengan KMK 179/2003).
Seluruh Perusahaan Efek sudah memenuhi ketentuan modal disetor minimal dan modal kerja bersih disesuaikan tahap I. SeluruhPerusahaan Efek sudah memenuhi ketentuan Modal Disetor minimal dan Modal Kerja Bersih Disesuaikan tahap II.
Des 2003 Des 2004 Depkeu (Bapepam) Depkeu (Bapepam) Menko Perekonomian Menko Perekonomian
2. Restrukturisasi Lembaga Bursa Efek dalam upaya
a. Pengkajian demutualisasi bursa.
Laporan kajian Sep 2003 Depkeu (Bapepam) Menko
(31)
mengantisipasi globalisasi
dan liberalisasi pasar b. Komite Restrukturisasi Lembaga Bursa Efek:
• memilih alternative model demutualisasi lembaga bursa efek;
• mengkaji dan melaksanakan langkah-langkah restrukturisasi lembaga bursa efek;
menyusun business plan dan pelaksanaan demutualisasi bursa efek;
Laporan restrukturisasi dan demutualisasi
• Sosialisasi
Mei 2004 2004
Depkeu (Bapepam) Menko Perekonomian
(32)
Peraturan Bapepam No. IV.B.1, IV.B.2, VIII.G.8, IX.C.6, X.D.1, X.G.1 tentang Pelaporan.
Peb 2004
Peraturan Bapepam No. IV.C.2 tentang Standarisasi valuasi efek.
Jun 2004
• Penerbita
n peraturan baru tentang.
Peraturan Bapepam Depkeu (Bapepam)
Pengaturan iklan dan kegiatan pemasaran.
Apr 2004
Menko Perekonomian
Pengaturan kewenangan dan tanggungjawab Bank Kustodian.
(33)
Peraturan Bapepam No. IV.B.1, IV.B.2, VIII.G.8, IX.C.6, X.D.1, X.G.1 tentang Pelaporan.
Peb 2004
Penyusunan Pedoman Praktek-Praktek Prudensial Pengelolaan Reksa Dana.
Menko Perekonomian
Peningkatan pemeriksaan atas Reksa Dana.
Menko Perekonomian
4. Penerapan Good Corporate Governance sebagai upaya
membangun kepercayaan investor
a. Peningkatan Surat Edaran, No SE 03/PM/2000 tentang komite audit Emiten/Perusahaan publik menjadi Peraturan Bapepam.
Peraturan Bapepam Des 2003 Depkeu (Bapepam) Menko Perekonomian
b. Penerbitan peraturan baru tentang tanggung jawab manajemen
Emiten/Perusahaan Publik atas Laporan Keuangan Perusahaan.
Peraturan Bapepam Des 2003 Depkeu (Bapepam) Menko Perekonomian
5. Pengembangan produk- a. Efek Beragun Aset (EBA) Depkeu (Bapepam)
produk Pasar Modal
Menko Perekonomian
(34)
Peraturan Bapepam No. IV.B.1, IV.B.2, VIII.G.8, IX.C.6, X.D.1, X.G.1 tentang Pelaporan.
Peb 2004
Pengkajian peraturan IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Asset, IV.C.2 tentang Nilai Pasar Wajar Dari Efek Dalam Portofolio Reksa Dana, IX.E.2 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha utama.
Laporan kajian peraturan EBA Des 2003
Penyesuaian peraturan penerbitan efek beragun asset.
Peraturan Bapepam Mar 2004
b. Produk-produk berbasis syariah
Depkeu (Bapepam)
Pengkajian pasar modal syariah dan penerbitan blue print pasar modal syariah.
Inventarisasi
peraturan, penetapan produk berbasis syariah dan mekanisme perdagangannya.
Cetak Biru pasar modal syariah
• Draft peraturan, produk dan mekanisme perdagangan pasar modal syariah
Agt 2004 Des 2004
Bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional
Menko Perekonomian
(35)
Peraturan Bapepam No. IV.B.1, IV.B.2, VIII.G.8, IX.C.6, X.D.1, X.G.1 tentang Pelaporan.
Peb 2004
c. Option
Depkeu (Bapepam)
Penyiapan peraturan dan sistem
perdagangan. Launching Product.
Peraturan Bapepam dan tersedianya Sistem Perdagangan
• Perdagangan options di bursa dimulai
Des 2003 Agst 2004
Menko Perekonomian
6. Reorganisasi Bapepam sebagai upaya
meningkatkan dan memperkuat fungsi pengaturan, pengawasan, dan penegakan hukum
Penyusunan organisasi baru Bapepam sesuai dengan reorganisasi Departemen Keuangan.
Keppres
Mar 2004
Depkeu
Menko Perekonomian
(36)
1. a. Penyempurnaan ketentuan pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian melalui penyusunan 4 (empat) Keputusan Menteri Keuangan tentang :
KMK Sep 2003 Depkeu (DJLK) Menko
Perekonomian
Perizinan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi;
Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi;
Penyelenggaraan Usaha Perasuransian; Restrukturisasi dan
reformasi sektor Asuransi
Perizinan Usaha Perusahaan Penunjang Perasuransian. b. Penyusunan Keputusan
Menteri Keuangan tentang penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test).
KMK Sep 2003 Depkeu (DJLK) Menko
(37)
c. Peningkatan kualitas pengawasan industri asuransi dengan konsep risk-based supervision.
KMK Sep 2003 Depkeu (DJLK) Menko
Perekonomian
d. Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah dan Keputusan Menteri Keuangan sebagai ketentuan pelaksanaan dari Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.
PP dan KMK Setelah UU disahkan Depkeu (DJLK) Menko Perekonomian
e. Penyusunan Peraturan Pemerintah tentang Lembaga Penjamin Polis.
PP
Setelah UU disahkan Depkeu (DJLK) Menko Perekonomian f. Penyesuaian beberapa
Keputusan Menteri Keuangan di bidang perasuransian sehingga menuju pada ketentuan yang selaras dengan standar internasional (IAIS core principles).
KMK Setelah UU disahkan Depkeu (DJLK) Menko Perekonomian
(38)
2. Pemantapan Pengelolaan Dana Pensiun
a. Penyempurnaan program sertifikasi pengetahuan dasar Dana Pensiun bagi calon pengurus.
Program yang disempurnakan Peb 2004 Depkeu (DJLK) Menko Perekonomian
b. Penyempurnaan ketentuan mengenai pendanaan dan investasi Dana Pensiun.
KMK Apr 2004 Depkeu (DJLK) Menko
Perekonomian
c. Penyusunan ketentuan tentang program
pendidikan berkelanjutan bagi pengurus Dana Pensiun di bidang investasi dan pendanaan.
Keputusan Direktur Jenderal Jun 2004 Depkeu (DJLK) Menko Perekonomian
d. Penyempurnaan ketentuan mengenai transparansi penyelenggaraan program pensiun.
KMK Sep 2004 Depkeu (DJLK) Menko
Perekonomian
e. Perumusan dan penerapan prinsip-prinsip good corporate governance bagi dana pensiun.
Surat edaran Direktur Jenderal (SE Dirjen)
Sep 2004 Depkeu (DJLK) Menko Perekonomian
(39)
f. Penyusunan peraturan pelak-sanaan dari Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
PP dan KMK Setelah UU disahkan DPR Depkeu (DJLK) Menko Perekonomian
a. Penyelesaian audit kinerja tahap III.
b. Penetapan audit kinerja tahap IV.
Laporan Final Audit Kinerja Press Release
Sep 2003 Sep 2003 1.
c. Pengumuman Pemerintah atas hasil audit kinerja BUMN tahap III.
d. Penyelesaian audit kinerja tahap IV.
Press Release
Laporan Final Audit Kinerja
Okt 2003 Jun 2004 Audit dan Corrective
Action BUMN
e. Pengumuman corrective action audit kinerja tahap III.
Press Release Apr 2004
Tim Monitoring Audit Kinerja BUMN (Depkeu,
Kmntr. BUMN, BPKP)
Menko Perekonomian
(40)
f. Pengumunan Pemerintah (public expose) atas hasil audit kinerja BUMN tahap IV.
Press Release Jun 2004
g. Pengumuman corrective action audit kinerja tahap IV.
Press Release
Des 2004
1. Penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang Akuntan Publik
Penyampaian draft RUU Akuntan Publik ke DPR.
RUU Akuntan Publik Jun 2004 Depkeu (DJLK) Menko
Perekonomian
(41)
BAB III
PROGRAM RESTRUKTURISASI DAN REFORMASI SEKTOR KEUANGAN
A. Rangkuman
Pemerintah menyadari bahwa sektor keuangan memegang peran strategis dalam pemantapan stabilisasi ekonomi dari pemulihan ekonomi. Oleh karena itu program restrukturisasi dan reformasi sektor keuangan diarahkan untuk:
a. Memantapkan sistem pengaman sektor keuangan (Financial Safety Net) melalui persiapan pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan, pembakuan mekanisme lender of last resort Bank Indonesia, penguatan sistem keuangan melalui penyiapan pembentukan Otoritas Jasa Keuangan;
b. Melanjutkan program restrukturisasi dan penyehatan perbankan, baik bank-bank BUMN, bank-bank di bawah BPPN dan bank-bank lainnya; c. Memantapkan penanganan tindak pidana pencucian uang;
d. Meningkatkan kinerja pasar modal dan sistem pengawasannya; e. Mengkonsolidasikan industri asuransi dan dana pensiun;
f. Meningkatkan kinerja dan governance BUMN-BUMN; g. Memantapkan pengembangan profesi akuntan publik.
Langkah-langkah kebijakan yang tercantum dalam matriks ini dilaksanakan dengan koordinasi erat antara Pemerintah dan Bank Indonesia dan di dalam Pemerintah sendiri, melalui kerjasama intensif antara instansi-instansi yang relevan di bawah koordinasi Menteri Koordinator yang bersangkutan.
(42)
Kebijakan yang menjadi kewenangan Bank Indonesia, yang meliputi penyempurnaan pengaturan bank dan penyempurnaan sistem pengawasan bank diuraikan tersendiri secara rinci oleh Bank Indonesia.
Perincian dari Program Restrukturisasi dan Reformasi Sektor Keuangan ini diuraikan dalam matriks berikut.
B. MATRIKS ... B. MATRIKS PROGRAM RESTRUKTURISASI DAN REFORMASI SEKTOR KEUANGAN
(a) KEBIJAKAN Jaring Pengaman Sektor Keuangan (Financial Safety Net)
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran Waktu Pelaksana Penanggung
Jawab 1. Jaring Pengaman
Sektor Keuangan (Financial Safety Net)
a. Finalisasi konsep Financial Safety Net (FSN).
Konsep Final FSN (buku putih FSN).
Sep 2003 Tim Perancang Jaring Pengaman Sektor Keuangan (Depkeu dan
berkoordinasi dgn BI)
Menko
Perekonomian
b. Pengurangan lingkup penjaminan
dan pembentukan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS).
Menko
Perekonomian
Penyampaian RUU LPS dari
Presiden ke DPR.
Draft RUU LPS Sep 2003
Kelompok Kerja Dalam Rangka Pendirian LPS (Setneg, Depkeu, Badan Penyehatan Perbankan Nasioanl (BPPN),
berkoordinasi dgn BI)
Pengumuman pengurangan
lingkup penjaminan pemerintah (phasing
Keputusan Presiden (Keppres) dan Keputusan Menteri Keuangan (KMK)
(43)
out) secara bertahap.
- Tahap I …
Tahap I, jenis kewajiban
bank yang dijamin adalah simpanan (termasuk inkaso) dan pinjaman antar bank.
Setelah Lender of
Last Resort (LoLR) ditetapkan dalam UU BI, dan buku putih FSN diumumkan
- Tahap II, jenis kewajiban bank yang dijamin adalah simpanan (termasuk inkaso) sampai dengan jumlah tertentu.
Bersamaan dgn
berdirinya LPS
Penggantian blanket guarantee
dengan skim penjaminan normal oleh LPS.
Keppres dan KMK. Setelah LPS
beroperasi secara efektif
Persiapan pendirian LPS. Bentuk Organisasi dan Business
Plan.
Setelah UU LPS disahkan
• Penyusunan …
Penyusunan rancangan per-aturan
perundang-undangan yang merupakan pelaksanaan dari UU tentang LPS.
PP dan Peraturan LPS. Setelah UU LPS disahkan
c. Penyusunan draft Amandemen UU
BI.
Tim Perancang
Jaring Pengaman Sektor
Keuangan (Depkeu dan BI)
Menko
(44)
Penyusunan kerangka ke-bijakan LoLR dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan FSN.
Pokok-pokok FSN yang akan dimasukkan dalam Amandemen UU BI.
Sep 2003
Penyusunan draft pasal yang akan
dimasukkan dalam Amandemen UU BI mengenai LoLR dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan FSN.
Draft pasal-pasal yang akan dimasukkan dalam UU BI yang terkait dengan FSN.
Sep 2003
d. Pembahasan …
d. Pembahasan UU BI dengan DPR. UU BI yang telah diamandemen Setelah UU BI
disahkan
Depkeu
Menko
Perekonomian
e. Persiapan Pembentukan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK)
Penyiapan organisasi, struktur, anggaran, dan infrastruktur internal dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang pembinaan dan pengawasan serta proses transisi kelembagaan, pengalihan
kekayaan, dokumen, dan informasi dari otoritas pengawas lama ke OJK.
Cetak biru struktur organisasi, infrastruktur dan rencana anggaran OJK
Work plan dalam rangka pelaksanaan tugas OJK pada masa transisi
Setelah UU OJK disahkan
Tim Penyusun RUU OJK
dan Pembentukan OJK
(Depkeu, Deperindag, Depkeh & HAM, Setneg, berkoordinasi dgn BI)
Menko
Perekonomian
(b) KEBIJAKAN ...
(45)
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran Waktu Pelaksana Penanggung Jawab 1. Divestasi bank-bank di bawah
BPPN dan asset lain yang belum terjual
a. Divestasi lanjutan atas 20% kepemilikan BPPN di Bank Niaga.
Penerimaan dana untuk kontribusi ke APBN
Bank yang lebih sehat dan berkinerja baik
Sep 2003 BPPN, Kmntr BUMN, Depkeu
Menko
Perekonomian
b. Divestasi kepemilikan mayoritas
BPPN (setelah
memperoleh persetujuan DPR): Bank Lippo
BII
Bank Permata
Penerimaan dana untuk kontribusi ke APBN
Bank yang lebih sehat dan berkinerja baik
Nop 2003 Nop 2003 Peb 2004
BPPN, Kmntr. BUMN, Depkeu
Menko
Perekonomian
c. Divestasi lanjutan atas
saham-saham minoritas BPPN di BCA, Danamon, Niaga, Permata, BII, dan Lippo (setelah
memperoleh persetujuan DPR).
Penerimaan dana untuk kontribusi ke APBN
Bank yang lebih sehat dan berkinerja baik
Sepanjang 2004 Badan Pengelola Aset Pasca BPPN
Menko
Perekonomian
d. Divestasi …
d. Divestasi aset kredit, quasi
ekuitas, dan ekuitas melalui : Program Penjualan Aset Strategis;
Penerimaan dana untuk kontribusi ke APBN
Membantu menggerakkan sektor riil
Nop 2003 BPPN, Kmntr. BUMN, Depkeu
Menko
(46)
Program Penjualan Aset Kredit.
e. Divestasi aset properti melalui
Program Penjualan Aset Properti.
Penerimaan dana untuk kontribusi ke APBN
Nop 2003 BPPN, Kmntr. BUMN, Depkeu
Menko
Perekonomian
f. Divestasi aset eks Pemegang
Saham Bank melalui Program Penjualan Aset Investasi.
Penerimaan dana untuk kontribusi ke APBN
Membantu
menggerakkan sektor riil
Nop 2003 BPPN, Kmntr.
BUMN, Depkeu
Menko
Perekonomian
2. Memperkuat …
2. Memperkuat/memperbaiki governance structure bank-bank BUMN
a. Bank Mandiri Penunjukan
Komisaris Independen yang memiliki keahlian di bidang pasar modal.
Pelaksanaan Kuasi Reorganisasi.
Keputusan RUPS Luar Biasa Keputusan RUPS
Sep 2003 Des 2003
Menko
Perekonomian
Penyelesaian roll-out teknologi
informasi baru
Penerapan teknologi baru di seluruh cabang
Des 2003
Kmntr. BUMN
Pembuatan master plan dalam
rangka divestasi anak perusahaan, perusahaan terafiliasi dan kelebihan aktiva property.
Master plan
Des 2003
(47)
internal dan audit internal. Penurunan jumlah fraud
Berlanjut
Penyempurnaan kebijakan
perkreditan.
Manual (Pedoman) Kualitas portofolio kredit
Des 2004 Berlanjut
• Penyempurnaan …
Penyempurnaan manajemen
risiko kredit dan risiko pasar.
Manual (Pedoman) Penurunan NPL
Des 2004 Berlanjut
Perbaikan komposisi pendanaan
dengan cara meningkatkan dana murah (tabungan dan giro).
Penurunan biaya dana Berlanjut
Peningkatan penagihan kredit
yang sudah hapus buku.
Peningkatan hasil penagihan Berlanjut
b. Bank BNI
Penyempurnaan sistem pemeringkatan kredit dan pelaksanaan rencana tindak rinci untuk mengurangi aset bermasalah.
Sistem pemeringkatan kredit yang telah disempurnakan
Penurunan Aset bermasalah
Okt 2004 Kmntr. BUMN Menko
Perekonomian
• Audit …
Audit kinerja dalam rangka audit
kinerja tahap IV (lihat matrik tentang kebijakan governance BUMN dan
Rekomendasi Auditor untuk perbaikan kinerja.
Mar 2004 Tim Monitoring Audit Kinerja BUMN : Depkeu, Kmntr. BUMN,
Menko
(48)
BPPN). Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangun-an (BPKP)
c. Bank BRI
Pengembangan model pengukuran resiko kredit,
penyempurnaan organisasi di bidang perkreditan termasuk penyusunan pedoman penerapan mana-jemen risiko operasional.
Model pengukuran resiko kredit.
Struktur organisasi yang telah disempurnakan.
Manual (Pedoman).
Des 2004 Kmntr. BUMN Menko
Perekonomian
• Launching …
Launching IPO. Pelaksanaan launching. Sep 2003 Kmntr. BUMN Menko
Perekonomian
Listing saham di Bursa Efek
Jakarta.
Saham BRI tercatat di bursa. Nop 2003 Kmntr. BUMN Menko
Perekonomian
d. Bank BTN
Redefinisi bisnis dan revisi proses bisnis (kredit) yang kritikal.
Penyusunan pedoman kredit untuk industri pendukung
Manual yang telah disempurnakan.
Manual (Pedoman).
Okt 2004 Apr 2004
Kmntr. BUMN Menko
(49)
perumahan.
(c) KEBIJAKAN …
(c) KEBIJAKAN Penanganan tindak pidana pencucian uang
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran Waktu Pelaksana Penanggung Jawab
1. a. Penetapan 4 (empat) Keputusan
Presiden yang berkaitan dengan operasionalisasi PPATK yaitu: 1) Keputusan Presiden tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja;
2) Keputusan Presiden tentang Pelaksanaan Kewenangan;
3) Keputusan Presiden tentang Sistem Remunerasi; dan
4) Keputusan Presiden tentang Sistem Kepegawaian.
Keppres Sep 2003
Sep 2003 Okt 2003 Okt 2003
Depkeh & HAM, PPATK, Setneg
Menko Polkam
Penanganan tindak pidana pencucian uang
b. Amandemen Undang-undang Nomor15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2002 yang telah diamandemen.
Setelah disahkan Depkeh & HAM, PPATK , Setneg
(50)
c. Pengesahan Peraturan Pemerintah Tentang Tata Cara Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Tindak Pidana Pencucian Uang.
PP Okt 2003
Depkeh & HAM, PPATK, Setneg
Menko Polkam
d. Penerbitan …
d. Penerbitan Pedoman Bagi Penyedia
Jasa Keuangan tentang Analisis Transaksi Keuangan Mencurigakan dan Pedoman Tata Cara Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan bagi Bank, Perusahaan Efek dan Lembaga Keuangan Non-Bank.
Pedoman Bagi Penyedia Jasa Keuangan tentang Analisis Transaksi Keuangan Men-curigakan.
Pedoman Tata Cara Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan bagi Bank, Perusahaan Efek dan Lembaga Keuangan Non-Bank.
Okt 2003
PPATK
Menko Polkam
e. Pembahasan…
e. Pembahasan dan penandatanganan
Memorandum of Understanding (MOU) dengan Penegak Hukum (Kepolisian Negara RI (POLRI), Kejaksaan Agung), Ditjen Bea dan Cukai (DJBC), Ditjen Pajak (DJP) dan
pengawas lembaga keuangan yakni BI, Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Depkeu, Ditjen Lembaga Keuangan (DJLK).
MOU Telah Ditandatangani Okt 2003 PPATK, POLRI, Kejaksaan Agung, Depkeu (DJBC, Bapepam, DJP, DJLK), berkoordinasi dengan BI
Menko Polkam; Menko
Perekonomian
f. Pembangunan sistem TI tahap I dan Rekrutmen staf TI.
Tersedianya IT
Infrastructure & Facilities
Okt 2003
PPATK
(51)
g. Pelaksanaan program sosialisasi. Pemahaman masyarakat tentang
penanggulangan tindak pidana pencucian uang
Berlanjut
PPATK
Menko Polkam
h. Pembentukan…
h. Pembentukan dan pendeklarasian Komite Nasional Penanggu-langan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Komite Nasional
Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Des 2003 PPATK dan 17
Instansi terkait
Menko Polkam, Menko
Perekonomian
i. Penyusunan panduan implementasi
Peraturan Bapepam No V.D.10 tentang Prinsip Mengenal Nasabah.
Panduan implementasi Peraturan tentang Prinsip Mengenal Nasabah.
Jun 2004 Depkeu (Bapepam) Menko
Perekonomian
j. Penyusunan prosedur pemeriksaan di
Perusahaan Efek untuk penerapan peraturan Bapepam No V.D.10 tentang Prinsip Mengenal Nasabah.
Prosedur pemeriksaan di Perusahaan Efek.
Jun 2004 Depkeu (Bapepam) Menko
Perekonomian
(d) KEBIJAKAN ...
(d) KEBIJAKAN PASAR MODAL
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran Waktu Pelaksana Penanggung
Jawab 1. Restrukturisasi
perusahaan efek untuk memperkuat
a. Penerapan Ketentuan tentang Modal Disetor dan Modal Kerja Bersih Disesuaikan Perusahaan
Seluruh Perusahaan Efek sudah memenuhi ketentuan modal disetor minimal dan
Des 2003 Des 2004
Depkeu (Bapepam) Depkeu (Bapepam)
Menko
(52)
kondisi keuangan dan kemampuan operasional Perusahaan Efek
Efek Tahap I (sesuai KMK 179/2003).
b. Penerapan Ketentuan tentang Modal Disetor minimal dan Modal Kerja Bersih Disesuaikan
Perusahaan Efek Tahap II (sesuai dengan KMK 179/2003).
modal kerja bersih disesuaikan tahap I.
SeluruhPerusahaan Efek sudah memenuhi ketentuan Modal Disetor minimal dan Modal Kerja Bersih Disesuaikan tahap II.
Menko
Perekonomian
2. Restrukturisasi …
2. a. Pengkajian demutualisasi bursa. Laporan kajian Sep 2003 Depkeu (Bapepam) Menko
Perekonomian
Restrukturisasi Lembaga Bursa Efek dalam upaya
mengantisipasi globalisasi dan liberalisasi pasar
b. Komite Restrukturisasi Lembaga Bursa Efek:
memilih alternative model demutualisasi lembaga bursa efek;
mengkaji dan melaksanakan langkah-langkah restrukturisasi lembaga bursa efek;
menyusun business plan dan pelaksanaan demutualisasi bursa efek;
Laporan restrukturisasi dan demutualisasi
Sosialisasi
Mei 2004 2004
Depkeu (Bapepam) Menko
Perekonomian
3. Memperkuat …
3. Memperkuat
Pengaturan dan
Penyusunan peraturan tentang audit program reksa dana.
Peraturan Bapepam Okt 2003 Depkeu (Bapepam) Menko
(53)
Finalisasi konsep grand
strategy industri Reksa Dana.
Konsep final grand strategy industri Reksa Dana
Des 2003 Depkeu (Bapepam) Menko
Perekonomian
Penyempurnaan peraturan
Reksa Dana.
Peraturan Bapepam yang disempurnakan
Depkeu (Bapepam) Menko
Perekonomian
pengawasan Industri Reksadana untuk menjaga stabilitas dan kesinambungan industri
Peraturan Bapepam No. IV.B.1 dan IV.B.2 tentang Pengelolaan Reksa Dana.
Des 2003
• Peraturan …
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran Waktu Pelaksana Penanggung
Jawab
Peraturan Bapepam No. IV.B.1,
IV.B.2, VIII.G.8, IX.C.6, X.D.1, X.G.1 tentang Pelaporan.
Peb 2004
Peraturan Bapepam No. IV.C.2
tentang Standarisasi valuasi efek.
Jun 2004
Penerbitan peraturan baru tentang.
Peraturan Bapepam Depkeu (Bapepam)
Pengaturan iklan dan kegiatan
pemasaran.
Apr 2004
Menko
(54)
Pengaturan kewenangan dan tanggungjawab Bank Kustodian.
Sep 2004
Penyusunan Pedoman
Praktek-Praktek Prudensial Pengelolaan Reksa Dana.
Pedoman Praktek-Praktek Prudensial Pengelolaan Reksa Dana Tahap I
Sep 2004 Depkeu (Bapepam) Menko
Perekonomian
• Peningkatan …
Peningkatan pemeriksaan atas
Reksa Dana.
Pemeriksaan rutin mencakup paling tidak 50% dari jumlah Reksa Dana
Pemeriksaan
insidentil sesuai kebutuhan
2004 2004
Depkeu (Bapepam) Menko
Perekonomian
4. Penerapan Good Corporate
Governance sebagai upaya membangun kepercayaan investor
a. Peningkatan Surat Edaran, No SE 03/PM/2000 tentang komite audit Emiten/Perusahaan publik menjadi Peraturan Bapepam.
Peraturan Bapepam Des 2003 Depkeu (Bapepam) Menko
Perekonomian
b. Penerbitan peraturan baru tentang tanggung jawab manajemen Emiten/Perusahaan Publik atas Laporan Keuangan Perusahaan.
Peraturan Bapepam Des 2003 Depkeu (Bapepam) Menko
Perekonomian
5. Pengembangan …
(55)
produk-produk Pasar
Modal Pengkajian peraturan IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Asset, IV.C.2 tentang Nilai Pasar Wajar Dari Efek Dalam Portofolio Reksa Dana, IX.E.2 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha utama.
Laporan kajian peraturan EBA Des 2003
Perekonomian
Penyesuaian peraturan penerbitan
efek beragun asset.
Peraturan Bapepam Mar 2004
b. Produk- …
b. Produk-produk berbasis syariah Depkeu (Bapepam)
Pengkajian pasar modal syariah
dan penerbitan blue print pasar modal syariah.
Inventarisasi
peraturan, penetapan produk berbasis syariah dan mekanisme perdagangannya.
Cetak Biru pasar modal syariah
Draft peraturan, produk dan mekanisme perdagangan pasar modal syariah
Agt 2004 Des 2004
Bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional
Menko
Perekonomian
c. Option Depkeu (Bapepam)
Penyiapan peraturan dan sistem
perdagangan.
Launching Product.
Peraturan Bapepam dan tersedianya Sistem Perdagangan
Perdagangan options di
Des 2003 Agst 2004
Menko
(56)
bursa dimulai
6. Reorganisasi … 6. Reorganisasi
Bapepam sebagai upaya meningkatkan dan memperkuat fungsi pengaturan, pengawasan, dan penegakan hukum
Penyusunan organisasi baru Bapepam sesuai dengan reorganisasi Departemen Keuangan.
Keppres Mar 2004 Depkeu Menko
Perekonomian
(e) KEBIJAKAN ... (e) KEBIJAKAN Asuransi DAN DANA PENSIUN
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran Waktu Pelaksana Penanggung Jawab
1. a. Penyempurnaan ketentuan
pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian melalui penyusunan 4 (empat) Keputusan Menteri Keuangan tentang :
KMK Sep 2003 Depkeu (DJLK) Menko Perekonomian
Restrukturisasi dan reformasi sektor Asuransi
Perizinan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi;
(57)
Kesehatan Keuangan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi;
Penyelenggaraan Usaha
Perasuransian;
Perizinan Usaha Perusahaan
Penunjang Perasuransian.
b. Penyusunan …
b. Penyusunan Keputusan Menteri
Keuangan tentang penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test).
KMK Sep 2003 Depkeu (DJLK) Menko Perekonomian
c. Peningkatan kualitas pengawasan industri asuransi dengan konsep risk-based supervision.
KMK Sep 2003 Depkeu (DJLK) Menko Perekonomian
d. Penyusunan Rancangan
Peraturan Pemerintah dan Keputusan Menteri Keuangan sebagai ketentuan pelaksanaan dari Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
PP dan KMK Setelah UU
disahkan
(58)
tentang Usaha Perasuransian.
e. Penyusunan Peraturan
Pemerintah tentang Lembaga Penjamin Polis.
PP Setelah UU
disahkan
Depkeu (DJLK) Menko Perekonomian
f. Penyesuaian …
f. Penyesuaian beberapa
Keputusan Menteri Keuangan di bidang perasuransian sehingga menuju pada ketentuan yang selaras dengan standar internasional (IAIS core principles).
KMK Setelah UU disahkan
Depkeu (DJLK) Menko Perekonomian
2. Pemantapan Pengelolaan Dana Pensiun
a. Penyempurnaan program sertifikasi pengetahuan dasar Dana Pensiun bagi calon pengurus.
Program yang disempurnakan Peb 2004 Depkeu (DJLK) Menko Perekonomian
b. Penyempurnaan ketentuan
mengenai pendanaan dan investasi Dana Pensiun.
KMK Apr 2004 Depkeu (DJLK) Menko Perekonomian
c. Penyusunan ketentuan tentang program pendidikan
berkelanjutan bagi pengurus Dana Pensiun di bidang
(59)
investasi dan pendanaan.
d. Penyempurnaan ketentuan
mengenai transparansi penyelenggaraan program pensiun.
KMK Sep 2004 Depkeu (DJLK) Menko Perekonomian
e. Perumusan …
e. Perumusan dan penerapan
prinsip-prinsip good corporate governance bagi dana pensiun.
Surat edaran Direktur Jenderal (SE Dirjen)
Sep 2004 Depkeu (DJLK) Menko Perekonomian
f. Penyusunan peraturan
pelak-sanaan dari Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
PP dan KMK Setelah UU
disahkan DPR
Depkeu (DJLK) Menko Perekonomian
(f) KEBIJAKAN ... (f) KEBIJAKAN PENINGKATAN KINERJA BUMN
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran Waktu Pelaksana Penanggung Jawab
1. Audit dan
Corrective Action BUMN
a. Penyelesaian audit kinerja tahap III.
b. Penetapan audit kinerja tahap
Laporan Final Audit Kinerja Press Release
Sep 2003 Sep 2003
Tim Monitoring Audit Kinerja BUMN (Depkeu,
(60)
IV.
c. Pengumuman Pemerintah atas hasil audit kinerja BUMN tahap III.
d. Penyelesaian audit kinerja tahap IV.
Press Release
Laporan Final Audit Kinerja
Okt 2003 Jun 2004
e. Pengumuman corrective action
audit kinerja tahap III.
Press Release
Apr 2004
f. Pengumunan Pemerintah (public
expose) atas hasil audit kinerja BUMN tahap IV.
Press Release Jun 2004
g. Pengumuman corrective action
audit kinerja tahap IV.
Press Release Des 2004
Kmntr. BUMN, BPKP)
(g) KEBIJAKAN ....
(g) KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran Waktu Pelaksana Penanggung
Jawab 1. Penyusunan
peraturan
Penyampaian draft RUU Akuntan Publik ke DPR.
RUU Akuntan Publik Jun 2004 Depkeu (DJLK) Menko
(61)
perundang-undangan di bidang Akuntan Publik BAB IV ...
BAB IV
PROGRAM PENINGKATAN INVESTASI, EKSPOR, DAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA A. Rangkuman
Tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar 4% seperti saat ini tidak cukup untuk mengatasi masalah pengangguran, meningkatkan penghasilan masyarakat dan mengurangi kemiskinan. Oleh karena itu diperlukan percepatan pertumbuhan ekonomi guna memperluas kesempatan kerja dan memperbaiki kesejahteraan rakyat. Kuncinya adalah peningkatan investasi dan ekspor. Karena sebagian besar investasi dan perdagangan dilakukan oleh masyarakat, tugas utama pemerintah adalah mewujudkan iklim yang kondusif melalui serangkaian pembenahan kebijakan dan perbaikan institusi.
Untuk mengidentifikasi permasalahan konkrit yang dihadapi di lapangan telah dilakukan berbagai dialog dengan pelaku-pelaku ekonomi dan kelompok masyarakat. Pemerintah memperhatikan dengan sungguh-sungguh pendapat tersebut dan sejauh mungkin menampungnya dengan mempertimbangkan tingkat prioritasnya.
Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut, ditetapkan pokok-pokok kebijakan yang mencakup antara lain:
a. Menyempurnakan kerangka kebijakan investasi dan perdagangan melalui antara lain: pelayanan satu atap bagi investor dan pembentukan Tim Nasional Peningkatan Investasi dan Ekspor untuk menangani masalah lintas sektor;
(62)
b. Meningkatkan kepastian hukum melalui revisi UU Kepailitan dan harmonisasi peraturan daerah dengan peraturan yang lebih tinggi atau yang bertentangan dengan kepentingan nasional; c. Membangun dan merehabilitasi infrastruktur untuk menjamin ketersediaan pelayanan di bidang listrik, transportasi, telekomunikasi dan sumber daya air bagi dunia usaha;
d. Meningkatkan transparansi pelayanan publik;
e. Mengupayakan pemerataan melalui program pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja.
Perincian dari Program Peningkatan Investasi, Ekspor dan Penciptaan Lapangan Kerja ini diuraikan dalam matriks berikut.
B. MATRIK ... B. Matriks Program Peningkatan Investasi, Ekspor, dan Penciptaan Lapangan Kerja
(a) Kebijakan Investasi
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran Waktu Pelaksana Penanggung
Jawab 1.
2.
Peningkatan Kepastian Hukum dan Usaha (lihat (e) Kebijakan Reformasi Hukum Nomor 3, halaman 63) Penyederhanaan Perijinan
a. Meninjau Daftar Negatif Investasi (DNI). b. Mengajukan RUU Penanaman
Modal ke DPR.
Menyediakan Pelayanan Satu Atap.
Keppres
RUU Keppres
Des 2003 Des 2003
Okt 2003
BKPM, Setneg, dan instansi terkait BKPM, Depkeh & HAM, Setneg, Bappenas
BKPM, Pemerintah Daerah (Pemda), dan instansi terkait
Menko Perekonomian Menko. Perekonomian Menko Perekonomian
(63)
3. Penanganan … 3. Penanganan
Masalah-masalah Investasi dan Ekspor
Membentuk Tim Nasional Peningkatan Investasi dan Ekspor untuk menangani masalah-masalah investasi dan ekspor, termasuk bidang: keamanan dan ketertiban; ketenagakerjaan; sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah; perpajakan; kepabeanan; dan prasarana.
Keppres Okt 2003 BKPM,
Depperindag, Setneg,
Menko Perekonomian
(b) KEBIJAKAN ...
(b) Kebijakan Industri dan Perdagangan
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran Waktu Pelaksana Penanggung
Jawab 1. Peningkatan Promosi
Ekspor dan Penetrasi Pasar
a. Meningkatkan penerobosan pasar ke negara-negara non-tradisional melalui pemantapan Lembaga Promosi di luar negeri dan peningkatan promosi.
Pembukaan ITPC di Johannesburg (Afsel) dan Sao Paulo (Brazil)
Peningkatan promosi dan pengiriman misi dagang ke negara-negara non tradisional
Nop 2003 Berlanjut
Depperindag,
Depperindag,
Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian
b. Meningkatkan ekspor non migas ke
negara-negara non tradisional melalui imbal dagang sepanjang
- Berlanjut Depperindag Menko
(64)
berpedoman pada ketentuan APBN.
c. Menyusun …
c. Menyusun sistem informasi tentang
peta potensi ekonomi daerah dalam rangka meningkat-kan investasi (Tahap I)
d. Memperluas fasilitasi pelayanan promosi ekspor di daerah melalui penataan sistem informasi dan pelatihan eksportir daerah.
Sistem Informasi Geografis di 10 propinsi
_
Juni 2004 Berlanjut
Depperindag
Depperindag
Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian
2. Penataan Kelembagaan Pendukung Bisnis
a. Meningkatkan respon Pusat Solusi Bisnis dalam rangka mengatasi hambatan kelangsungan /pengembangan usaha dan pemberantasan penyelundupan.
_ Berlanjut
Depperindag,
instansi
terkait
Menko
Perekonomian
b. Mengajukan …
b. Mengajukan RUU Perdagangan ke DPR
c. Pengembangan fasilitasi pembiayaan melalui Sistem Resi Gudang (SRG) d. Menyusun landasan hukum Sistem Resi Gudang (Warehouse Receipt System)
RUU
Pilot Project Sistem Resi Gudang
RUU
Nov 2003 Berlanjut Des 2003
Depperindag,
Depkeh &
HAM, Setneg
Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian Menko
(65)
Depperindag, Depperindag, Depkeu, Depkeh & HAM, Setneg
Perekonomian
3. Pemenuhan Bahan Baku Pertanian bagi Industri di Dalam Negeri
Meningkatkan produksi dan mutu komoditas pertanian serta mewujudkan kemitraan dengan industri di dalam negeri.
Terpenuhinya kebutuhan bahan baku pertanian (jagung dan kedele)
Berlanjut Depperindag, Deptan
Menko
Perekonomian
4. Penyederhanaan …
4. Penyederhanaan Prosedur dan Fasilitasi Ekspor dan Impor
a. Harmonisasi tarif komoditi impor (termasuk komoditi pertanian) sesuai dengan perubahan daya saing.
- Berlanjut Tim Tarif Bea
Masuk dan Pajak Ekspor
Menko
Perekonomian
b. Mempercepat proses restitusi
pajak terhadap Wajib Pajak Patuh (lihat Kebijakan Reformasi Sistem Administrasi Perpajakan BAB II, Nomor 2 huruf a, halaman 5). c. Meningkatkan kelancaran prosedur
perijinan impor melalui
pengembangan on-line system untuk pemrosesan API, APIT, dan NPIK.
-
Sistem on-line
Berlanjut Des 2003
Depkeu
Depperindag, Depkeu
Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian
(66)
5. Peningkatan Kompetisi dan Transparansi dalam Belanja/Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Revisi Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi
Pemerintah.
Keppres Okt 2003 Bappenas, Setneg Menko
Perekonomian
(c) Kebijakan ...
(c) Kebijakan Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran
Waktu
Pelaksana Penanggung
Jawab 1.
2.
Peningkatan Akses Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK) terhadap Sumber Daya Produktif
Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif bagi UKMK
a. Meningkatkan program sertifikasi tanah secara bertahap untuk peningkatan akses UKMK kepada kredit perbankan.
a. Mengajukan revisi Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. b. Mengajukan RUU tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
41.600 sertifikat tanah RUU RUU
Berlanjut Jul 2004 Agt 2004
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
(KUKM), Depdagri, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kementerian KUKM, Setneg Kementerian KUKM, BPN
Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian
(d) Kebijakan ...
(67)
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran Waktu
Pelaksana Penanggung
Jawab 1. Reformasi Perpajakan Memperbaiki administrasi perpajakan
dengan:
a. Memperluas pelayanan sistem administrasi pelayanan Wajib Pajak Besar (lihat Kebijakan Reformasi Sistem Administrasi Perpajakan BAB II Nomor 2. c dan d, halaman 5).
b. Meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak melalui:
i. Peningkatan upaya penyuluhan, sosialisasi dan penandatanganan nota kesepahaman dengan berbagai pihak untuk memperjelas interpretasi peraturan perpajakan.
Pelayanan meningkat sda
Des. 2003 Berlanjut
Depkeu
Depkeu
Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian
(68)
ii. Penerbitan ketentuan tentang Hak Wajib Pajak (Charter of Taxpayers’ Rights) iii. Perbaikan administrasi perpajakan melalui pengembangan Kode Etik Karyawan DJP, Ombudsman Pajak, dan kajian Tim Modernisasi Administrasi Jangka Menengah.
iv. Pembentukan Divisi Pemeriksaan pada Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan khusus menangani pelanggaran kode etik (termasuk pegawai Bea dan Cukai).
SE Dirjen Pajak
Pelayanan meningkat KMK
Des 2003 Des 2003 Des 2003
Depkeu Depkeu Depkeu
Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian Menko Perekonomian
c. Penyediaan ...
c. Penyediaan akses informasi perpajakan dan saluran khusus pengaduan masalah perpajakan (PO Box 111 JKTM 12700 dan Hot-line service: 0-800-1172525).
Pelayanan meningkat Berlanjut Depkeu Menko Perekonomia
2. Reformasi Kepabeanan Menetapkan program reformasi
komprehensif Ditjen. Bea dan Cukai, yang mencakup antara lain:
a. Peningkatan pelayanan di bidang impor melalui pengembangan otomasi pelayanan impor (termasuk pembayaran on-line bea masuk dan pajak (PDRI) dengan single
document) serta sistem informasi
Sda
Sda
Mulai Apr 2003 dan
Berlanjut
Depkeu, Deptan Menko
(69)
kepabeanan dan perkarantinaan (KMK 453/ 2003).
b. Peningkatan pelayanan di bidang ekspor melalui pengembangan otomasi pelayanan ekspor serta sistem informasi kepabeanan:
Eks...
Eks Badan Pelayanan
Kemudahan Ekspor dan Pengolahan Data Keuangan (BAPEKSTA) (Sekarang KITE) (KMK 129/ 2003).
Di luar eks BAPEKSTA (KMK 557/2003)
c. Perluasan jalur prioritas melalui review kriteria pemakai jalur prioritas dan disinkronisasikan dengan kriteria Wajib Pajak Patuh.
-
- -
Mulai Ags 2003 dan Berlanjut Okt 2003 Berlanjut
Depkeu
Depkeu
Depkeu
Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian
(70)
d. Penyempurnaan selektivitas
pemeriksaan pabean (pre-clearance dan post clearance) berdasarkan manajemen resiko (KMK 453/2003). e. Peningkatan koordinasi dalam
rangka penanggulangan penye-lundupan (Keppres 54/2002). f. Penyempurnaan data base harga
untuk menekan praktek under valuation (Prioritas pada 200 komoditi).
g. Peningkatan kualitas dan integritas SDM serta pemantauan
pelaksanaan kode etik (KMK 515/2002).
Pelayanan meningkat Berlanjut Berlanjut Jan 2004 Mulai Apr 2003 dan Berlanjut
Depkeu
Instansi
terkait
Depkeu
DepkeuMenko
Perekonomian Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian
h. Penyediaan ...
h. Penyediaan akses informasi kepabeanan
dan saluran khusus pengaduan dan penyelesaian masalah kepabeanan (Telp. 021-4897777 dan website
www.beacukai.go.id).
Pelayanan meningkat Mulai Apr 2003 dan Berlanjut
Depkeu Menko
Perekonomian
(e) KEBIJAKAN ...
(71)
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran Waktu
Pelaksana Penanggung
Jawab 1. Pemberantasan Korupsi a. Pengangkatan Tim Seleksi Anggota
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
b. Pengangkatan anggota Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
c. Meningkatkan kemampuan Jaksa dan Hakim dalam menangani perkara korupsi melalui pelatihan, pembuatan pedoman dan kebijakan internal, modul pelatihan dan program asistensi.
Keppres
Keppres
Peningkatan Profesionalisme
Sep 2003 Des 2003 Nov 2003
Depkeh & HAM, Setneg
Depkeh & HAM, Setneg, Kejagung, POLRI
Kejagung, Depkeh & HAM, Bappenas
Menko Polkam Menko Polkam Menko Polkam
d. Penyusunan …
d. Penyusunan Cetak Biru Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi.
e. Pembahasan RUU Komisi Yudisial (Usul inisiatif DPR).
f. Pembahasan revisi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan.
g. Pembahasan UU tentang
Cetak Biru UU UU UU
Nop 2003 Setelah disahkan
sda sda
Depkeh & HAM, POLRI, Kejaksaan Agung, Bappenas Depkeh & HAM, Setneg
Kejaksaan Agung, Depkeh & HAM
Menko Polkam
Menko
Polkam
Menko
Polkam
Menko
(72)
Kebebasan Memperoleh Informasi Publik.
Depkeh & HAM, Instansi terkait
Polkam
2. Peningkatan ….2. Peningkatan Kinerja Pengadilan Niaga
a. Pembahasan Rancangan Undang-undang tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
b. Pembaruan Cetak Biru Pengadilan Niaga.
UU
Cetak Biru
Setelah disahkan
Nov 2003
Depkeh & HAM, Kejaksaan Agung, Bappenas Depkeh & HAM, Bappenas
Menko Polkam
Menko
Polkam
3. Harmonisasi Peraturan Daerah dalam Konteks Otonomi Daerah
Pembatalan peraturan-peraturan daerah yang tidak sesuai dan bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi dan/atau kepentingan umum.
Keputusan Mendagri Berlanjut Depdagri, Depkeh & HAM, Setneg, Bappenas, dan instansi terkait
Menko
Polkam
4. Peningkatan Kemampuandan Kinerja Aparat Penegak Hukum
a. Pelatihan para penyidik, Jaksa dan Hakim.
b. Perbaikan dan peningkatan kurikulum pendidikan aparat penegak hukum
Peningkatan Profesionalisme sda
Berlanjut Berlanjut
POLRI, Kejaksaan Agung, Depkeh & HAM, dan instansi terkait
POLRI Kejaksaan Agung, Depkeh & HAM, dan instansi terkait
Menko
Polkam
Menko
Polkam
(f) KEBIJAKAN …
(73)
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran Waktu
Pelaksana Penanggung
Jawab 1. Rehabilitasi Prasarana
dan Sarana yang Rusak, dan Meningkatkan Kemudahan Perpindahan Antar Moda.
a. Transportasi Jalan
Melanjutkan rehabilitasi Jalan Lintas Timur Sumatera, Lintas Pantura Jawa.
b. Transportasi Kereta Api i. Menangani backlog
pemeliharaan prasarana dan sarana KA secara bertahap: Lintas Utara Jawa
Lintas Selatan Sumatera
ii. Meningkatkan kelancaran angkutan barang ke dan dari pelabuhan Tanjung Priok. c. Transportasi Laut
i. Menyelesaikan pembangunan pelabuhan Kupang dan Bitung. ii. Rehabilitasi Pelabuhan Tanjung
Priok.
Peningkatan layanan transportasi
- - sda
-
Berlanjut Berlanjut Berlanjut Berlanjut Persiapan
2004
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (Dep. Kimpraswil) Dephub. Dephub. Dephub. Dephub.
Menko Perekonomian Menko Perekonomian Menko Perekonomian Menko Perekonomian Menko Perekonomian
(74)
2. Pembangunan Prasarana dan Sarana Transportasi di Wilayah yang
Mempunyai Potensi Ekonomi yang Besar
a. Transportasi Jalan
i. Melanjutkan pembangunan lintas Selatan Kalimantan, lintas Barat Sulawesi, dan jalan-jalan yang menunjang Kawasan Perbatasan Kalimantan.
ii. Melanjutkan pembangunan jalan tol JORR (Jakarta Outer Ring Road) secara bertahap sepanjang 35 km pada tahun 2003 dan 8 km pada tahun 2004.
b. Transportasi Kereta Api
Menyelesaikan pembangunan jalur ganda KA di lintas Utara Jawa (Cikampek-Cirebon) dan lintas Selatan Jawa (Yogya-Solo)
Peningkatan pelayanan transportasi
sda sda
Berlanjut 2003- 2004 2004
Dep. Kimpraswil. Dep. Kimpraswil, Dephub
Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian
3. Peningkatan …
3. Peningkatan Peran Serta Swasta dan Masyarakat dalam Penyediaan Sarana dan Prasarana Transportasi.
a. Spin off bisnis kereta api
Jabodetabek dengan PT. Kereta Api Indonesia (KAI).
b. Mengajukan revisi Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan, Undang-undang14 Tahun1992 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, Undang-undang
Keputusan Menteri Negara BUMN
RUU Cetak Biru
2004 2004 2004
Kmtrn BUMN, Dephub
Dephub, Setneg, POLRI, Dep. Kimpraswil Dephub
Menko Perekonomian Menko
(75)
Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang
Penerbangan, Undang-undang Nomor 13 Tahun1992 tentang Perkeretaapian, untuk menampung pasal-pasal yang membuka peluang lebih luas bagi swasta berperan dalam penyediaan sarana dan prasarana.
c. Menyelesaikan Cetak Biru tentang PERHUBUNGAN dan Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS).
Menko Perekonomian
(g) KEBIJAKAN …
(g) Kebijakan Telekomunikasi
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran
Waktu
Pelaksana Penanggung
Jawab 1. Penyelesaian
Restrukturisasi Sektor Telekomunikasi
Menyelesaikan masalah kompensasi dan restrukturisasi industri telekomunikasi dan mempersiapkan peraturan pendukung pelaksanaan kompetisi untuk menghapus monopoli dalam penyelenggaraan telekomunikasi.
PP/Kepmen Berlanjut,
diperkira-kan selesai paling lambat 2004
Dephub., Dep.Keu, Kmtrn BUMN, Bappenas
Menko
(76)
2. Peningkatan Efisiensi, Kapasitas dan
Pemerataan Distribusi Prasarana
Telekomunikasi
a. Pembangunan prasarana telekomunikasi sebanyak 3 juta Satuan Sambungan Telepon (SST) Fixed Line.
b. Penyediaan fasilitas telekomunikasi di wilayah non kompetisi sebanyak 43 ribu SST di 870 Kecamatan.
3 juta SST Fixed Line 43 ribu SST
Berlanjut hingga tahun 2006 Berlanjut hingga 2006 Dephub., Perusahaan Bidang Telekomunikasi Dephub., BUMN bidang telekomunikasi Menko Perekonomian Menko Perekonomian
3. Penetapan Tarif Sesuai dengan Peruntukannya
Peninjauan kembali struktur tarif yang ada guna mendorong penyelenggaraan telekomunikasi di wilayah kompetisi dan non-kompetisi.
Kepmen mengenai struktur tarif
Awal 2004 Dephub., BUMN bidang
telekomunikasi
Menko
Perekonomian
(h) KEBIJAKAN …
(h) Kebijakan Energi
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran
Waktu
Pelaksana Penanggung
Jawab 1. Restrukturisasi Sektor
Energi (Bidang Minyak, Gas Bumi, dan Batubara)
a. Penetapan peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Migas yang meliputi: i. Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi
ii. Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan
PP PP PP Des 2003 Des 2003 Des 2003 Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (Dep. ESDM), Setneg Dep. ESDM, Setneg Menko Perekonomian Menko Perekonomian Menko Perekonomian
(77)
Gas Bumi
iii. Keselamatan Operasi pada Kegiatan Minyak dan Gas Bumi
Dep. ESDM, Setneg
iv. Tarif …
iv. Tarif dan Jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) Migas tentang Bagian Negara, Penerimaan Negara dan Bonus-Bonus.
b. Pembahasan RUU Panas Bumi dengan DPR-RI
c. Penyempurnaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Pertambangan.
PP
UU RUU
Des 2003 Setelah disahkan
2004
Dep. Keu, Dep. ESDM, Setneg Dep. ESDM, Setneg Dep. ESDM, Setneg
Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian
2. Penetapan Pola Bagi Hasil dan Tarif Energi
Peninjauan kembali struktur bagi hasil komoditi energi (migas dan batubara).
Kep. Men. ESDM Des 2004 Dep. ESDM Menko
Perekonomian 3. Penetapan Tarif Berbagai
Energi
Penyesuaian harga energi secara bertahap menuju nilai ekonominya
Tarif yang disesuaikan Berlanjut Dep. ESDM Menko
Perekonomian (i) KEBIJAKAN …
(i) Kebijakan Kelistrikan
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran
Waktu
Pelaksana Penanggung
(1)
Pukul 23.00 s/d 07.00; xxvi. Hak Istirahat Panjang Bagi
Pekerja/Buruh yang Bekerja Pada Perusahaan Tertentu;
xxvii. Komponen …
xxvii. Komponen Serta Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak;
xxviii. Struktur dan Skala Upah; xxix. Tata Cara Memperoleh Informasi
Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja;
xxx. Pembentukan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Independen; xxxi. Bentuk, Mekanisme dan
Kelembagaan Sistem Pelatihan Kerja Nasional;
xxxii. Perluasan Kesempatan Kerja;
Keputusan Menakertrans Keputusan Menakertrans
RPP RPP RPP RPP
Des 2003 Des 2003 Des 2003 Des 2003 Jul 2004 Jul 2004
Depnakertrans Depnakertrans Depnakertrans, Depkeh HAM, Setneg
Depnakertrans, Depkeh HAM, Setneg Depnakertrans, Depkeh HAM, Setneg
Depnakertrans, Depkeh HAM, Setneg
Menko Perekonomian Menko Perekonomian Menko Perekonomian Menko Perekonomian Menko Perekonomian Menko Perekonomian
xxxiii Upaya …
xxxiii. Upaya penanggulangan Anak Yang Bekerja Di Luar Hubungan
RPP Jul 2004 Depnakertrans,
Depkeh HAM, Setneg
(2)
Kerja;
xxiv. Penerapan Sistem Manajemen K3; xxxv. Penghasilan Yang Layak,
Kebijakan Pengupahan, Kebutuhan Hidup Layak dan Perlindungan Pengupahan, Penetapan Upah Minimum dan Pengenaan Denda;
xxvi. Jenis dan Kriteria Fasilitas Kesejahteraan Pekerja/Buruh dan Ukuran Kemampuan Perusahaan; xxvii. Upaya-upaya Untuk
Menumbuhkembangkan Koperasi Pekerja/Buruh;
RPP RPP RPP Keppres
Jul 2004 Jul 2004 Jul 2004 Jul 2004
Depnakertrans, Depkeh HAM, Setneg Depnakertrans, Depkeh HAM, Setneg
Depnakertrans, Setneg
Depnakertrans, Setneg
Menko Perekonomian Menko Perekonomian Menko Perekonomian Menko Perekonomian
xxxviii. Pembentukan …
xviii. Pembentukan Keanggotaan dan Tata Kerja Lembaga Koordinasi Pelatihan Kerja;
xxix. Pembentukan Keanggotaan dan Tata Kerja Lembaga Produktivitas Nasional;
Pelaksanaan Pengawasan Ketenagakerjaan
Keppres
Keppres Keppres
Jul 2004 Jul 2004 Jul 2004
Depnakertrans, Setneg
Depnakertrans, Setneg
Depnakertrans, Setneg
Menko Perekonomian Menko Perekonomian Menko Perekonomian
(3)
(n) KEBIJAKAN …
(n) Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
No. Kebijakan Rencana Tindak Keluaran Sasaran
Waktu
Pelaksana Penanggung Jawab 1. Penyusunan Strategi
Penanggulangan Kemiskinan
Menyelesaikan penyusunan Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Nasional (SPKN) dan Daerah (SPKD) dengan melibatkan berbagai
stakeholder.
Dokumen SPKN dan SPKD Mei 2004 Kementerian Koord. Kesra/Komite Penanggulang-an Kemiskinan (KPK), Bappenas, Pemda, instansi terkait, dunia usaha, dan masyarakat
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra)
2. Penataan Kelembagaan Penanggulangan Kemiskinan
a. Mendorong pembentukan Komite
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) propinsi dan kabupaten/kota sebagai wadah koordinasi upaya-upaya penanggulangan kemiskinan di daerah.
Terbentuknya KPKD Berlanjut s/d Mei 2004
Kementerian Koord. Kesra/ KPK, Bappenas, Depdagri, Pemda, dan LPND
Menko Kesra
b. Membentuk …
b. Membentuk Satuan Tugas Pemberdayaan
Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) yang diharapkan menjadi jembatan antara pengusaha mikro dan kecil dengan
Terbentuknya KKMB Jan 2004 Kementerian Koord. Kesra/ KPK, Bappenas, Departemen dan
(4)
perbankan sebagai upaya untuk mendorong perbankan dalam pemberdayaan penduduk miskin produktif.
LPND
3. Meningkatkan Kemampuan
Pembiayaan Keuangan Daerah
Memantapkan alokasi DAK untuk membantu daerah yang kurang mampu memperbaiki pelayanan dasar di sektor kesehatan, pendidikan, infrastruktur jalan dan irigasi sesuai hasil pembahasan dengan DPR.
KMK Jan 2004
Depkeu
Menko
Perekonomian
4. Perluasan …
4. Perluasan Kesempatan Usaha dan Kerja Masyarakat Miskin
a. Melaksanakan pembuatan sertifikasi tanah massal.
b. Melaksanakan pembuatan sertifikasi tanah di lokasi transmigrasi.
Di 200 kecamatan 50.000 kk
2004 2004
BPN
BPN
Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian 5. Pemberdayaan
Masyarakat Miskin
a. Meningkatkan pendapatan petani melalui pengembangan kegiatan agribisnis serta usaha mikro dan kecil.
b. Memperluas Program Pengembangan Kecamatan (PPK).
c. Memperluas Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), termasuk di wilayah Kawasan Timur Indonesia.
74.000 petani
190 Kabupaten 57 Kabupaten/ Kota
2004 2004 2004
Deptan
Depdagri
Depkimpraswil, Depkeu,
Bappenas
Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian
(5)
d. Memperluas Program Pemberdayaan Masyarakat Nelayan, pembudidaya ikan dan masyarakat pesisir lain termasuk melalui Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP).
e. Menyediakan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi.
f. Pengembangan prasarana perdesaan.
250 Kabupaten/ kota 1,5 juta jiwa 4 Kabupaten di 4 Propinsi
2004 2004 2004
Departemen Kelautan dan Perikanan
Dep.
Kimpraswil
Depdagri,
Deptan
Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian Menko
Perekonomian
6. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Miskin
a. Menyediakan pelayanan kesehatan (obat-obatan, biaya
perawatan, dan sarana kesehatan).
383 Kabupaten/ Kota
b. Menyediakan pelayanan pendidikan (beasiswa dan sarana pendidikan).
8,1 juta murid SD, SLTP/A 2004
2004
Departemen.
Kesehatan
Departemen
Pendidikan
Nasional
Menko Kesra Menko Kesra
7. Perlindungan Sosial Bagi Masyarakat Rentan
Menyediakan kebutuhan pangan (beras) untuk orang miskin
(6)