ProdukHukum ESDM
a
t
ffip
FRESIT]Ef{
FIEPURLIK INDTJIJESIA
PERATURAN PRESIDENREPT]BLIK INDONESI A
NOMOR 10 TAHUN 2006
TENTANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDENREPUBLIK I {DONESIA,
Menimbang
i a .
bahwahubunganbangsaIndonesiadengantanahadalahhubungan
yangbersifatabadidanseluruhwilayahNegaraKesatuanRepublik
Indonesia merupakankesatuantanah at dari seluruh rakyat
Indonesia;
b . bahwa tanah nierupakan perekat Negara Kesatuan Republik
Indonesia,karenanyaperlu diatur dan dikelola secaranasional
untuk menjaga keberlanjutansistem kehidupan bgrbangsadan
bernegara;
bahwa pengaturan dan pengelolaan pertanahantidak hanya
ditujukanuntuk menciptakanketertibanhukum, tetapijuga untuk
menyelesaikanmasalah,sengketa,dan konflik pertanahanyang
timbul;
d. bahwa kebijakan nasional di bidang pertanahanperlu disusun
denganmemperhatikan
aspirasidan peran sertamasyarakatguna
dapatmemajukankesejahteraan
umum;
e . bahwa sehubungan dengan dasar menimbang sebagaimana
dimaksudpadahuruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d sertadalam
rangka penguatan kelembagaanBadan PertanahanNasional,
dipandang perlu untuk mengatur kembali Badan Pertanahan
NasionaldenganPeraturanPresiden;
Menging at:...
PRESIDEN
I:EPUBLIK INDONESIA
2
Mengingat
: 1 . Pasal4 ayat(l) Undang-Undang
DasarNegaraRepublikIndonesia
Tahun1945;
2 . Undang-UndangNomor 5 Tahun 1960 tentangPeraturanDasar
Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1960Nomor 104,TambahanLembaranNegaraRepublik
IndonesiaNomor 2043);
a
J.
Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah(Lembaran
NegaraRepublikIndonesiaTahun2004Nomor
125, TambahanLembaranNegara Republik IndonesiaNomor
aa37);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERATURAN PRESIDEN TENTANG BADAN PERTANAHAN
NASIONAL.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Pasal1
( 1 ) Badan Pertanahan
NasionaladalahLembagaPemerintahNon
jawabkepada
yangberadadi bawahdanbertanggung
Departemen
Presiden.
(2) Ba{an Pertanahan
NasionaldipimpinolehKepala.
Pasal2
Badan PertanahanNasionalmempunyaitugas melaksanakan
tugas
pemerintatrandi bidang pertanahansecara nasional, regional dan
'l
sektoral.
iii'(^l
. ' . : i
P a s a l 3. . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-
3
Pasal3
Dalam melaksanakantugas sebagaimanadimaksud dalam pasal 2,
BadanPertanahan
Nasionalmenyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan
kebdakannasionaldi bidangpertanahan;
b. perumusankebijakanteknisdi bidangpertanahan;
c. koordinasi kebijakan, perencanaandan program di bidang
pertanahan;
d. pembinaandanpelayananadministrasiumumdi bidangpertanahan;
e. penyelengg,lraan
danpelaksanaan
survei,pengukurandanpemetaan
di bidangpr;rtanahan;
f. pelaksanaan
pendaftarantanah dalam rangka menjaminkepastian
hukum;
g. pengaturandanpenetapan
hak-hakatastanah; ,
h. pelaksanaanpenatagunaan
tanah,reformasi ag;'ariadan penataan
wilayah-wilayahkhusus;
penyiapan administrasi atas tanah yang dikuasai dan/ataumilik
negara/daerahbekerja samadenganDepartemenKeuangan;
j . pengawasandanpengendalianpenguasaan
pemilikan tanah;
k. kerja samadenganlembaga-lembaga
lain,.
l. penyelenggaraan dan pelaksanaan kebijakan, perencanaan dan
program di bidang pertanahan;
m. p emberdayaanmasyar akatdi bidang pertanahan;
n. pengkajian dan penangananmasalah,sengketa,perkara dan konflik
di bidangpertanahan;
o. pengkajiandanpengembangan
hukumpertanahan;
p. penelitiandanpengembangan
di bidangpertanahan;
q. pendidikdtr,
...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-
4
q. pendidikan, latihan dan pengembangansumber daya manusia di
bidang pertanahan;
r. pengelolaandatadan informasidi bidangpertanahan;
S.
pembinaan fungsional lembaga-lembaga yang berkaitan dengan
bidang pertanahan;
t. pembatalan dan penghentiar hubungan hukum
antara orang,
dan/atat badan hukum dengan tanah sesuai dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan
yang berlaku;
u. fungsi lain di bidang pertanahan sesuai peraturan perundangundanganyang berlaku.
'
BAB II
i ORGANISASI
Bagian Kesatu
SusunanOrganisasi
Pasal4
Badan PertanahanNasional terdiri dari :
:
a.
Kepala;
b.
SekretariatUtama;
c.
Deputi Bidang Survei, Pengukuran,dan pemetaan;
d.
Deputi Bidang Hak Tanah dan pendaftaranTanah;
e.
Deputi Bidang Pengaturandan penataanpertanahan;
f.
Deputi
Bidang
Pengendalian pertanahan dan
pemberdavaan
Masyarakat;
g.
Deputi Bidang Pengkajian dan penanganansengketa dan Konflik
Pertanahan;
h.
InspektoratUtarna.
Bagian...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-
5
Bagian Kedua
Kepala
\
Pasal5
Kepala mempunyai tugas memimpin Badan Pertanahan
Nasional dalam
menjalankantugas dan fungsi Badan pertanahan
Nasional.
BagianKetiga
SekretariatUtama
Pasal6
(1) sekretariatutama adalahunsurpembantupimpinan
yang beradadi
bawahdanbertanggung
jawabkepadaKepala.
(2) sekretariatUtamadipimpinoleh sekretarisutama.
Pasal7
Sekretariatutama mempunyaitug,rs mengkoordinasikanperencanaan,
pembinaan,dan pengendalian
terhadapprogram,administrasidan sumber
dayadi lingkunganBadanpertanahan
Nasional.
Pasal S
Dalam melaksanakan rugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 7,
SekretariatUtama menyelenggarakanfungsi :
i, ,i:o
a'
pengkoordinasian,sinkronisasi dan integrasi di
lingkungan Badan
PertanahanNasional;
b'
pengkoordinasian perencanaan dan perumusan
kebijakan teknis
BadanPertanahanNasional:
c. pembinaan
...
PRESIDEN
FTEPUBLIK INDONESIA
-
6
pembinaandanpelayananadministrasiketatausahaan,
organisasi,
tata
laksana,kepegawaian,
keuangan,
kearsipan,persandian,
perlengkapan
danrumahtanggaBadanPertanahan
Nasional;
pembinaandan pelatihan,penelitiandan pengembangan,
data dan
d.
informasi,hubunganmasyarakatdan protokol di lingkunganBadan
Pertanahan
Nasional;
pengkoordinasian
penyusunanperaturanperundang-undangan
yang
e.
berkaitander'gantugasBadanPertanahan
Nasional;
pengkoordinasiandalam penyusunanlaporan Badan Pertanahan
Nasional.
Bagian Keempat
Deputi Bidang Survei,Pengukuran,dan Pemetaan
Pasal9
(l)
Deputi Bidang Survei, Pengukuran, dan Pemetaan adalah unsur
pelaksanasebagiantugas dan fungsi Badan PertanahanNasional di
bidang survei, pengukuran,dan pemetaanyang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepadaKepala.
(2) Deputi Bidang Survei, Pengukuran,dan Pemetaandipimpin oleh
Deputi.
Pasal10
Deputi Bidang Survei, Pengukuran, dan Pemetaan mempunyai tugas
rrerumuskan dan melaksanakankebijakan di bidang survei, pengukuran,
danpemetaan.
Pasal11 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-
7
Pasal11
Dalammelaksanakan
tugassebagaimana
dimaksuddalampasal10,Deputi
BidangSurvei,Pengukuran,
danPemetaan
menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusankebijakan teknis di bidang survei, pengukuran,dan
pemetaan;
b . pelaksanaan
surveidanpemetaan
tematik;
c.
pelaksanaan
pengukurandasarnasional;
d.
pelaksanaan
pemetaandasarpertanahan.
BagianKelima
Deputi BidangHak Tanah dan PendaftaranTanah
Pasal12
(1) Deputi Bidang Hak Tanah dan PendaftaranTanah adalahunsur
pelaksanasebagiantugasdan fungsi BadanPertanahan
Nasionaldi
bidanghak tanahdan pendaftarantanahyang beradadi bawahdan
jawabkepadaKepala.
bertanggung
(2) Deputi Bidang Hak Tanah dan PendaftaranTanah dipimpin oleh
Deputi.
Pasal13
Deputi Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai tugas
merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang hak tanah dan
pendaftarantanah.
i'l
Pasal14 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-
8
Pasal14
Dalammelaksanakan
tugassebagaimana
dimaksuddalampasal13,Deputi
BidangHak ranah danPendaftaran
Tanahmenyelenggarakanfungsi
:
a.
perumusankebijakanteknis di bidang hak tanah dan pendaftaran
tanah;
b.
pelaksanaan
pengaturan
danpenetapan
hak-hakatastanah;
c.
inventarisasidan penyiapanadministrasiatas tanah yang dikuasai
dan/ataumi Iik negara/daerah;
d.
pelaksanaan pengadaan tanah untuk keperluan pemerintah,
pemerintahdaerah,organisasisosial keagamaan,dan kepentingan
umumlainnya;
e.
penetapanbatas, pengukurandan perpetaanbidang tanah serta
pembukuantanah;
pembinaanteknisPejabatPembuatAkta Tanah,SurveyorBerlisensi
danLembagaPenilaiTanah.
Bagian Keenam
Deputi Bidang Pengaturan dan penataan pertanahan
Pasal15
(1) Deputi Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan adalah unsur
pelaksana sebagiantugas dan fungsi Badan pertanahanNasional di
bidang pengaturan dan penataanpertanahanyang berada di bawah
dan bertanggungjawab kepadaKepala.
(2) Deputi Bidang Pengaturandan penataanpertanalrandipimpin oleh
Deputi.
Pasal16 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-
9
Pasal16
Deputi Bidang Pengaturan dan Penataan pertanahan mempunyai tlugas
merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pengaturan dan
penataanpertanahan.
Pasal17
Dalam melaksanakantugassebagaimana
dimaksuddalampasal 16,Deputi
Bidang Pengaturandan PenataanPertanahanmenyelenggarakanfungsi :
a.
perumusan kebijakan teknis c i bidang pengaturan dan penataan
pertanahan;
b.
penyiapan peruntukan, persediaan, pemeliharaan, dan penggunaan
tanah;
c.
pelaksanaanpengaturan dan penetapan penguasaandan pemilikan
tanah sertapemanfaatandan penggunaantanah;
d.
pelaksanaanpenataanpertanahanwilayah pesisir, pulau-pulau kecil,
perbatasandan wilayah tertentu lainnya.
Bagian Ketujuh
Deputi Bidang Pengendalianpertanahan dan
PemberdayaanMasyarakat
Pasal18
(1) Deputi
Bidang
Pengendalian pertanahan dan' pemberdayaan
Masyarakat adalah unsur pelaksanasebagianfugas dan fungsi Badan
Pertanahan Nasional di
bidang pengendalian pertanahan dan
pemberdayaanmasyarakat yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepadaKepala.
(2) Deputi
. ' r'i'
Bidang
Pengendalian Pertanahan dan Pemberdavaan
Masyarakatdipimpin oleh Deputi.
Pasal19 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1 0
Pasal19
Deputi Bidang PengendalianPertanahandan PemberdayaanMasyarakat
mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakankebijakan di bidang
pengendalianpertanahandan pemberdayaanmasyarakat.
Pasal20
Dalam melaksanakantugassebagaimana
dimaksuddalam Pasal19,Deputi
Bidang
Pengendalian Pertanahan dan
Pemberdayaan Masyarakat
menyelenggarakanfungsi :
a.
perumusan kebijakan teknis di bidang pengendalianpertanahandan
pemberdayaanmasyarakat;
b.
pelaksanaan pengendalian kebijakan, perencanaan dan program
penguasaan,pemilikan, penggunaan,dan pemanfaatantanah;
c.
pemberdayaanmasyarakatdi bidang pertanahan;
d.
evaluasi dan pemantauan penyediaan tanah untuk
berbagai
kepentingan.
BagianKedelapan
Deputi BidangPengkajiandan PenangananSengketadan
Konflik Pertanahan
Pasal21
(1) Deputi Bidang Pengkajiandan Penanganan
Sengketadan Konflik
adalahunsurpelaksana
, Pertanahan
sebagiantugasdan fungsiBadan
Pertanahan
Nasionaldi bidangpengkajiandan penanganan
sengketa
dankonflik pertanahan
yangberadadi bawahdanbertanggung
jawab
kepadaKepala.
(2) Deputi Bidang Pengkajiandan PenangananSengketadan Konflik
, ,.i,
Pertanahan
dipimpinolehDeputi.
Pasal22 ,..
PRESIDEN
R.EPUBLIK INDONESIA
-
11
Pasal22
Deputi Bidang Pengkajiandan Penanganansengketa dan Konflik
Pertanahan
mempunyaitugasmerumuskan
danmelaksanakan
kebijakandi
bidangpengkajiandanpenanganan
sengketadankonflik pertanahan.
Pasal23
Dalam melaksanakantugas sebagaimanadimaksud dalam Pasal 22,Deputi
Bidang Pengkajian dan PenangananSengketa dan Konflik pertanahan
menyelenggarakanfungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pengkajian dan penanganan
sengketadan konflik pertanahan;
b. pengkajiandan pemetaansecarasistematisberbagaimasalah,sengketa,
dan konflik pertanahan;
c. penangananmasalah, sengketadan konflik pertanahansecarahukum
dan non hukum;
d. penangananperkarapertanahan;
e. pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah, sengketa dan konflik
pertanahanmelalui bentukmediasi,fasilitasidan lainnya;
f.
pelaksanaanputusan-putusanlembagaperadilan yang berkaitan dengan
pertanahan;
g. penyiapanpembatalandan penghentianhubungan hukum antaraorang,
dan/ataubadanhukum dengantanah sesuaidenganketentuanperaturan
perundang'undangan
yang berlaku.,
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- t 2
Bagian Kesembilan
Inspektorat Utama
Pasal24
(1) Inspektorat utama adalah unsur pengawasanyang berada di bawah
dan bertanggungjawab kepadaKepala.
(L) InspektoratUtama dipimpin oleh InspelcfurUtama.
Pasal25
Inspektorat Utama mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
fungsionalterhadappelaksanaan
tugas di lingkungan Badan Pertanahan
Nasional.
Pasal26
Dalam melaksanakantugas sebagaimanadimaksud dalam pasal 25,
InspekloratUtamamenyelenggarakan
fungsi:
a. penyiapanperumusankebijakanpengawasan
fungsionaldi lingkungan
BadanPertanahan
Nasional;
b. pelaksanaanpengawasankinerja, keuangandan pengawasanuntuk
tujuantertentuataspetunjukKepalaBadanpertanatran
Nasional;
c. pelaksanaan
urusanadministrasiInspektoratUtama;
d. penyusunan
laporanhasilpengawasan.
r'i.'l
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1 3
Bagian Kesepuluh
Lain-lain
Pasal2T
(l)
Di lingkungan Badan PertanahanNasional dapat dibentuk pusatPusat sebagaiunsur penunjangtugas dan fungsi Badan pertanahan
Nasional.
(2) Pusat dipimpin oleh Kepala pusat yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepadaKepalamelalui sekretarisutama.
(3) Pusat terdiri dari sejumlah Bidang dan I (satu) SubbagianTata
usaha, masing-masingBidang terdiri dari sejumlah subbidang.
Pasal28
(1) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Badan pertanahan
Nasional di daerah, dibentuk Kantor wilayah Badan pertanahan
Nasional Provinsi di Provinsi dan Kantor PertanahanKabupatenA(ota
di KabupatenA(ota.
(2', Organisasidan tata kerja Kantor Wilayah Badan PertanahanNasional
Provinsi dan Kantor PertanahanKabupaten/I(ota ditetapkan lebih
lanjut oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional setelah mendapat
persetujuan dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaanaparaturnegara.
Pasal29
Di lingkunganBadan PertanahanNasional dapat ditetapkanjabatan
fungsional tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
yangberlaku.
W
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1 4
Pasal30
(1) SekretariatUtarna terdiri dari paling banyak 5 (lima) Biro, masing
rnasingBiro terdiri dari paling banyak4 (empat)Bagian dan masingmasingBagianterdiri dari paling banyak3 (tiga) Subbagian.
(2) Deputi terdiri dari paling banyak4 (empat)Direktorat,masingmasing
Direktorat terdiri dari paling banyak 4 (empat) Subdirektoratdan
rnasing-masingSubdirektoratterdiri dari paling banyak3 (tiga) Seksi.
(3) Inspektorat Utama terdiri dari paling banyak 5 (lima) Inspektoratdan
1 (satu) Bagian Tata Usaha, Inspektorat membawahkankelompok
jabatan fungsional Auditor dan Bagian Tata Usaha terdiri dari paling
banyak4 (ernpat)Subbagian.
BAB III
STAF KHUSUS
Pasal31
Di lingkungan Badan PertanahanNasional dapat diangkat paling banyak
3 (tiga) orang Staf Khusus Kepala Badan PertanahanNasional, yang
bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Badan
Pertanahan Nasional sesuai dengan penugasan dari Kepala Badan
PertanahanNasional.
Pasal32 .,.
^-,ggKi\,
vx,,y
\\-j\h
--
Iflrg
-7-\-
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
_ 1 5
Pasal32
(1) Staf Khusus Kepala Badan PertanahanNasional dapat berasaldari
PegawaiNegeri ataubukanPegawaiNegeri.
(2) Pegawai Negeri yang diangkat sebagaistaf Khusus Kepala Badan
PertanahanNasional diberhentikan dari jabatan organiknya selama
rnenjadi Staf Khusus Kepala Badan PertanahanNasional tanpa
kehilanganstatusnyasebagaiPegawaiNegeri.
(3) Pegawai Negeri yang diangkat sebagaistaf Khusus Kepala Badan
PertanahanNasional diberhentikan dengan hormat sebagaipegawai
Negeri apabilatelah mencapaibatasusia pensiundan diberikanhakhak kepegawaiannyasesuai dengan ketentuan peraturan perundangundanganyang berlaku.
('l) Pegawai Negeri yang berhenti atau telatr berakhir masa baktinya
sebagai Staf Khusus Kepala Badan PertanahanNasional diaktifkan
kembali dalamjabatanorganiknyaapabilabelum mencapaiusia batas
usiapensiun.
Pasal33
(1) Staf Khusus Kepala Badan Pertanahan Nasional diangkat dan
diberhentikanoleh KepalaBadanPertanahanNasional.
(2) Masa bakti staf Khusus Kepala Badan pertanahanNasional paling
lama sama denganmasajabatan Kepala Badan PertanahanNasional
yang bersangkutan.
(3) Staf KhususKepalaBadanPertanabanNasional apabilaberhentiatau
telah berakhir masa baktinya tidak diberikan pensiun atau uang
pesangon.
P a s a l 3 4. . .
$#f\
$4X"$#
\SJ!\I
-J'i\\-v.
I rAttvJ
ll'r'j
7 - \
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
L6
Pasal34
( l ) Hak keuangandan fasilitas lainriya bagi staf Khusus Kepala Badan
PertanahanNasional diberikan setingkat dengan jabatan struktural
eselonII.a atausetinggi-tingginyaeselonI.b.
(2) Dalam pelaksanaantugasnya,staf Khusus Kepala Badan pertanahan
Nasionaldifasil itasi oleh SekretariatUtama.
BAB IV
KOMITE PERTANAHAN
Pasal35
Llntuk menggali pemikiran dan pandangan dari pihak-pihak yang
berkepentingandengan bidang pertanahandan dalam rangka perumusan
kebijakan nasional di bidang pertanahan, Badan pertanahan Nasional
membentukKomite Pertanahan.
Pasal36
Komite Pertanahanmempunyai tugas memberikan masukan, saran dan
pertirnbangan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional dalam
perumusankebijakannasionaldi bidangpertanahan.
Pasal3T
Kornite Pertanahandi ketuai oleh Kepala Badan pertanahanNasional
secaraex-fficio.
r i:''l
P a s a l 3 3. . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1 7
Pasal38
(1) KeanggotaanKomite Pertanahanberjumlah paling banyak 17 (tujuh
belas)orang.
(2) Keanggotaan Komite Pertanahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berasal dari para pakar di bidang pertanahandan tokoh
masyarakat.
Pasal39
KeanggotaanKomite Pertanatrandiangkat dan diberhentikan oleh Kepala
BadanPertanahanNasional.
Pasal40
Dalam melaksanakantugasnya,Komite Pertanahandidukung oleh
Sekretariatyang secarafungsionaldik ksanakanoleh salatrsatuunit kerja
di lingkunganBadanPertanahan
Nasional.
Pasal41
Ketentuan mengenai susunan keanggotaan,rincian tugas, masa jabatan
kcanggotaan,dan tata kerja Komite Pertanahan,diatur lebih lanjut oleh
KepalaBadanPertanahanNasional.
L;i''l
B A BV . . .
^6'9l{>}-il\1.
-_\nl
.atr--r--r
. N2 '--
A
-*\q^
VXN}
s\i-\\i
_ iw
z
-7-\-
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
18
BAB V
TATA KERJA
Pasal42
Semua unsur di lingkungan Badan pertanahan Nasional dalam
melaksanakan
tugasnyawajib menerapkan
prinsip koordinasi,integrasi,
dansinkronisasi
baik dalamlingkunganBadanPertanahan
Nasionalsendiri
maupundalam hubunganantar instansipemerintahbaik pusat maupun
daerah.
Pasal43
setiap
pimpinan
satuan organisasi wajib
melaksanakan sistem
pengendalianintern di lingkungan masing-masingyang memungkinkan
terlaksananyamekanismeuji silang.
Pasal44
setiap pimpinan satuanorganisasibertanggung
jawab memimpindan
mengkoordinasikan
bawahanmasing-masing
danmemberikan
pengarahan
sertapetunjukbagipelaksanaan
tugasba'vahan.
Pasal45
Sr:tiaopimpinan satuanorganisasiwajib mengikuti dan mematuhipetunjuk
dan bertanggungjawab pada atasanmasing-masingserta menyampaikan
laporansecaraberkalatepatpadawaktunya.
Pasal46 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1 9
Pasal46
Dalam melaksanakantugas, setiap pimpinan satuan organisasiwajib
melakukanpembinaandan pengawasanterhadapsatuan organisasidi
bawahnva.
BAB VI
ESELON,PENGANGKATAN,
DAN PEMBERHENTIAN
Pasal47
( 1 ) Kepalaadalahjabatannegeri.
(2) Kepala sebagairnana
dimaksudpada ayat (l), dapat dijabat oleh
bukanPegawaiNegeri.
Pasal43
(1) Kepala yang berasaldari PegawaiNegeri, sekretarisutama, Deputi,
InspekturUtarnaadalahjabataneselonI.a.
(2) Kepala Biro, Direktur, Kepala Pusat,Inspektur, dan Kepala Kantor
Wilayah Badan PertanahanNasional Provinsi adalahjabatan eselon
.
II.a.
(3) Kepala Bagian, Kepala Subdirektorat,Kepala Bidang, dan Kepala
Kantor PertanahanKabupaten/I(otaadalahjabataneselonIII.a.
(4) Kepala Subbagian,Kepala seksi, dan Kepala Subbidang adalah
jabataneselonIV.a.
Pasal49 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2 0
Pasal49
(1) Kepala diangkatdan diberhentikaroleh presiden.
(2)
sekretaris Utama, Deputi, dan Inspektur utama diangkat dan
diberhentikanoleh Presidenatasusul Kepala.
(3) PejabatEselon II ke bawah diangkat dan diberhentikanoleh Kepala.
Pasal50
PrlantikanKepaladilakukanoleh PresidenatauMenteri yang ditugaskan
o ehPresiden.
Pasal51
Hak keuangan,
administrasi,
dan fasiljtas-fasilitas
lain bagi KepalaBadan
PertanahanNasionalyang dijabat oleh bukan pegawainegeri diberikan
jabataneselonI.a.
setingkatdengan
BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal52
Segalabiaya yang diperlukanuntuk pelaksanaan
tugasBadanpertanahan
Nasional,dibebankan
kepadaAnggaranpendapatan
danBelanjaNegara.
j : r ( t
BAB VIII ...
PRESIDEN
REPUBL]K ]NDONESIA
- 2 1
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal53
(1) Peraturanpelaksanaan
KeputusanPresidenNomor 103 Tahun2001
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
organisasi,dan Tata Kerja LembagaPemerintahNon Departemen
sebagaimana
telah beberapakali diubah terakhir denganPeraturan
PresidenNomor 64 Tahun2005danKeputusanpresidenNomor l l0
Tahun 2001 tentangunit organisasidan TugasEselonI Lembaga
PemerintahNon Departemen
sebagaimana
telahbeberapa
kali diubah
terakhir denganPeraturanPresidenNomor 52 Tatrun 2005 yang
mengaturmengenaiBadanPertanahan
Nasional,masihtetapberlaku
sepanjangtidak bertentangandarr belum diubah dan/ataudiganti
peraturanpresidenini.
denganperaturanbaruberdasarkan
(2) Padasaatmulai berlakunyaPeraturanpresidenini, seluruhjabatan
yang ada besertapejabatyang memangkujabatan di lingkungan
Badan PertanahanNasional, Kantor wilayah Badan pertanahan
Nasional Provinsi, Kantor PertanatranKabupaten/I(ota, tetap
melaksanakan
tugasdan fungsi BadanpertanatranNasionalsampai
peraturanpresidenini.
dengandiaturkembaliberdasarkan
(3) SampaidenganterbentuknyaorganisasiBadanPertanahan
Nasional
secaraterinci berdasarkanPeraturanPresiden ini, seluruhsatuan
organisasidi lingkunganBadanPertanahan
Nasional,KantorWilayah
BadanPertanahan
NasionalProvinsi,Kantor Pertanahan
Kabupaten/
Kota tetap melaksanakantugas dan fungsi Badan pertanahan
Nasional.
B A BI X . . .
W
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2 2
BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal54
Rincian lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunanorganisasidan tata
kerja Badan Pertanahan Nasional ditetapkan oleh Kepala Badan
Pertanahan Nasional setelah mendapat persetujuan dari Menteri yang
bertanggungjawab di bidang pendayagunaanaparaturnegara.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal55
Dengan berlakunyaPeraturanPresidenini, maka :
a. Ketentuan
sepanjang mengenai Badan
pertanahan Nasional
sebagaimana
diatur dalarnKeputusanPresidenNomor 103 Tahun 2001
tentangKedudukan,Tugas,Fungsi,Kewenangan,susunanorganisasi,
,lan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana
t elah beberapakali diubah terakhir dengan PeraturanPresidenNomor
64 Tahun 2005;
b. Ketentuan mengenai unit organisasi dan Tugas Eselon I Badan
PertanahanNasional sebagaimanadiatur dalam Keputusan Presiden
Nomor 110 Tahun 2001 tentangunit organisasidan TugasEselonI
Lembaga PemerintahNon Departemensebagaimanatelah beberapa
kali diubahterakhirdenganPeraturanPresidenNomor 52 Tahun 200s.
dinyatakantidak berlaku.
Pasal56 ...
+
,
l r
t ' l ( t : S ; ; l )l 1 . t . r
i -r , t ri.-i t( lf.Jl-)(')fiJL:-'-:;iA
- 2 3
Pasal 56
PeraturanPresidenini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkandi Jakarta
padatanggal 11April 2006
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA.
nd.
DR. H. SUSLO BAMBANG YUDHOYONO
t
ffip
FRESIT]Ef{
FIEPURLIK INDTJIJESIA
PERATURAN PRESIDENREPT]BLIK INDONESI A
NOMOR 10 TAHUN 2006
TENTANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDENREPUBLIK I {DONESIA,
Menimbang
i a .
bahwahubunganbangsaIndonesiadengantanahadalahhubungan
yangbersifatabadidanseluruhwilayahNegaraKesatuanRepublik
Indonesia merupakankesatuantanah at dari seluruh rakyat
Indonesia;
b . bahwa tanah nierupakan perekat Negara Kesatuan Republik
Indonesia,karenanyaperlu diatur dan dikelola secaranasional
untuk menjaga keberlanjutansistem kehidupan bgrbangsadan
bernegara;
bahwa pengaturan dan pengelolaan pertanahantidak hanya
ditujukanuntuk menciptakanketertibanhukum, tetapijuga untuk
menyelesaikanmasalah,sengketa,dan konflik pertanahanyang
timbul;
d. bahwa kebijakan nasional di bidang pertanahanperlu disusun
denganmemperhatikan
aspirasidan peran sertamasyarakatguna
dapatmemajukankesejahteraan
umum;
e . bahwa sehubungan dengan dasar menimbang sebagaimana
dimaksudpadahuruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d sertadalam
rangka penguatan kelembagaanBadan PertanahanNasional,
dipandang perlu untuk mengatur kembali Badan Pertanahan
NasionaldenganPeraturanPresiden;
Menging at:...
PRESIDEN
I:EPUBLIK INDONESIA
2
Mengingat
: 1 . Pasal4 ayat(l) Undang-Undang
DasarNegaraRepublikIndonesia
Tahun1945;
2 . Undang-UndangNomor 5 Tahun 1960 tentangPeraturanDasar
Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1960Nomor 104,TambahanLembaranNegaraRepublik
IndonesiaNomor 2043);
a
J.
Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah(Lembaran
NegaraRepublikIndonesiaTahun2004Nomor
125, TambahanLembaranNegara Republik IndonesiaNomor
aa37);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERATURAN PRESIDEN TENTANG BADAN PERTANAHAN
NASIONAL.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Pasal1
( 1 ) Badan Pertanahan
NasionaladalahLembagaPemerintahNon
jawabkepada
yangberadadi bawahdanbertanggung
Departemen
Presiden.
(2) Ba{an Pertanahan
NasionaldipimpinolehKepala.
Pasal2
Badan PertanahanNasionalmempunyaitugas melaksanakan
tugas
pemerintatrandi bidang pertanahansecara nasional, regional dan
'l
sektoral.
iii'(^l
. ' . : i
P a s a l 3. . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-
3
Pasal3
Dalam melaksanakantugas sebagaimanadimaksud dalam pasal 2,
BadanPertanahan
Nasionalmenyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan
kebdakannasionaldi bidangpertanahan;
b. perumusankebijakanteknisdi bidangpertanahan;
c. koordinasi kebijakan, perencanaandan program di bidang
pertanahan;
d. pembinaandanpelayananadministrasiumumdi bidangpertanahan;
e. penyelengg,lraan
danpelaksanaan
survei,pengukurandanpemetaan
di bidangpr;rtanahan;
f. pelaksanaan
pendaftarantanah dalam rangka menjaminkepastian
hukum;
g. pengaturandanpenetapan
hak-hakatastanah; ,
h. pelaksanaanpenatagunaan
tanah,reformasi ag;'ariadan penataan
wilayah-wilayahkhusus;
penyiapan administrasi atas tanah yang dikuasai dan/ataumilik
negara/daerahbekerja samadenganDepartemenKeuangan;
j . pengawasandanpengendalianpenguasaan
pemilikan tanah;
k. kerja samadenganlembaga-lembaga
lain,.
l. penyelenggaraan dan pelaksanaan kebijakan, perencanaan dan
program di bidang pertanahan;
m. p emberdayaanmasyar akatdi bidang pertanahan;
n. pengkajian dan penangananmasalah,sengketa,perkara dan konflik
di bidangpertanahan;
o. pengkajiandanpengembangan
hukumpertanahan;
p. penelitiandanpengembangan
di bidangpertanahan;
q. pendidikdtr,
...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-
4
q. pendidikan, latihan dan pengembangansumber daya manusia di
bidang pertanahan;
r. pengelolaandatadan informasidi bidangpertanahan;
S.
pembinaan fungsional lembaga-lembaga yang berkaitan dengan
bidang pertanahan;
t. pembatalan dan penghentiar hubungan hukum
antara orang,
dan/atat badan hukum dengan tanah sesuai dengan ketentuan
peraturanperundang-undangan
yang berlaku;
u. fungsi lain di bidang pertanahan sesuai peraturan perundangundanganyang berlaku.
'
BAB II
i ORGANISASI
Bagian Kesatu
SusunanOrganisasi
Pasal4
Badan PertanahanNasional terdiri dari :
:
a.
Kepala;
b.
SekretariatUtama;
c.
Deputi Bidang Survei, Pengukuran,dan pemetaan;
d.
Deputi Bidang Hak Tanah dan pendaftaranTanah;
e.
Deputi Bidang Pengaturandan penataanpertanahan;
f.
Deputi
Bidang
Pengendalian pertanahan dan
pemberdavaan
Masyarakat;
g.
Deputi Bidang Pengkajian dan penanganansengketa dan Konflik
Pertanahan;
h.
InspektoratUtarna.
Bagian...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-
5
Bagian Kedua
Kepala
\
Pasal5
Kepala mempunyai tugas memimpin Badan Pertanahan
Nasional dalam
menjalankantugas dan fungsi Badan pertanahan
Nasional.
BagianKetiga
SekretariatUtama
Pasal6
(1) sekretariatutama adalahunsurpembantupimpinan
yang beradadi
bawahdanbertanggung
jawabkepadaKepala.
(2) sekretariatUtamadipimpinoleh sekretarisutama.
Pasal7
Sekretariatutama mempunyaitug,rs mengkoordinasikanperencanaan,
pembinaan,dan pengendalian
terhadapprogram,administrasidan sumber
dayadi lingkunganBadanpertanahan
Nasional.
Pasal S
Dalam melaksanakan rugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 7,
SekretariatUtama menyelenggarakanfungsi :
i, ,i:o
a'
pengkoordinasian,sinkronisasi dan integrasi di
lingkungan Badan
PertanahanNasional;
b'
pengkoordinasian perencanaan dan perumusan
kebijakan teknis
BadanPertanahanNasional:
c. pembinaan
...
PRESIDEN
FTEPUBLIK INDONESIA
-
6
pembinaandanpelayananadministrasiketatausahaan,
organisasi,
tata
laksana,kepegawaian,
keuangan,
kearsipan,persandian,
perlengkapan
danrumahtanggaBadanPertanahan
Nasional;
pembinaandan pelatihan,penelitiandan pengembangan,
data dan
d.
informasi,hubunganmasyarakatdan protokol di lingkunganBadan
Pertanahan
Nasional;
pengkoordinasian
penyusunanperaturanperundang-undangan
yang
e.
berkaitander'gantugasBadanPertanahan
Nasional;
pengkoordinasiandalam penyusunanlaporan Badan Pertanahan
Nasional.
Bagian Keempat
Deputi Bidang Survei,Pengukuran,dan Pemetaan
Pasal9
(l)
Deputi Bidang Survei, Pengukuran, dan Pemetaan adalah unsur
pelaksanasebagiantugas dan fungsi Badan PertanahanNasional di
bidang survei, pengukuran,dan pemetaanyang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepadaKepala.
(2) Deputi Bidang Survei, Pengukuran,dan Pemetaandipimpin oleh
Deputi.
Pasal10
Deputi Bidang Survei, Pengukuran, dan Pemetaan mempunyai tugas
rrerumuskan dan melaksanakankebijakan di bidang survei, pengukuran,
danpemetaan.
Pasal11 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-
7
Pasal11
Dalammelaksanakan
tugassebagaimana
dimaksuddalampasal10,Deputi
BidangSurvei,Pengukuran,
danPemetaan
menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusankebijakan teknis di bidang survei, pengukuran,dan
pemetaan;
b . pelaksanaan
surveidanpemetaan
tematik;
c.
pelaksanaan
pengukurandasarnasional;
d.
pelaksanaan
pemetaandasarpertanahan.
BagianKelima
Deputi BidangHak Tanah dan PendaftaranTanah
Pasal12
(1) Deputi Bidang Hak Tanah dan PendaftaranTanah adalahunsur
pelaksanasebagiantugasdan fungsi BadanPertanahan
Nasionaldi
bidanghak tanahdan pendaftarantanahyang beradadi bawahdan
jawabkepadaKepala.
bertanggung
(2) Deputi Bidang Hak Tanah dan PendaftaranTanah dipimpin oleh
Deputi.
Pasal13
Deputi Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai tugas
merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang hak tanah dan
pendaftarantanah.
i'l
Pasal14 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-
8
Pasal14
Dalammelaksanakan
tugassebagaimana
dimaksuddalampasal13,Deputi
BidangHak ranah danPendaftaran
Tanahmenyelenggarakanfungsi
:
a.
perumusankebijakanteknis di bidang hak tanah dan pendaftaran
tanah;
b.
pelaksanaan
pengaturan
danpenetapan
hak-hakatastanah;
c.
inventarisasidan penyiapanadministrasiatas tanah yang dikuasai
dan/ataumi Iik negara/daerah;
d.
pelaksanaan pengadaan tanah untuk keperluan pemerintah,
pemerintahdaerah,organisasisosial keagamaan,dan kepentingan
umumlainnya;
e.
penetapanbatas, pengukurandan perpetaanbidang tanah serta
pembukuantanah;
pembinaanteknisPejabatPembuatAkta Tanah,SurveyorBerlisensi
danLembagaPenilaiTanah.
Bagian Keenam
Deputi Bidang Pengaturan dan penataan pertanahan
Pasal15
(1) Deputi Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan adalah unsur
pelaksana sebagiantugas dan fungsi Badan pertanahanNasional di
bidang pengaturan dan penataanpertanahanyang berada di bawah
dan bertanggungjawab kepadaKepala.
(2) Deputi Bidang Pengaturandan penataanpertanalrandipimpin oleh
Deputi.
Pasal16 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-
9
Pasal16
Deputi Bidang Pengaturan dan Penataan pertanahan mempunyai tlugas
merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pengaturan dan
penataanpertanahan.
Pasal17
Dalam melaksanakantugassebagaimana
dimaksuddalampasal 16,Deputi
Bidang Pengaturandan PenataanPertanahanmenyelenggarakanfungsi :
a.
perumusan kebijakan teknis c i bidang pengaturan dan penataan
pertanahan;
b.
penyiapan peruntukan, persediaan, pemeliharaan, dan penggunaan
tanah;
c.
pelaksanaanpengaturan dan penetapan penguasaandan pemilikan
tanah sertapemanfaatandan penggunaantanah;
d.
pelaksanaanpenataanpertanahanwilayah pesisir, pulau-pulau kecil,
perbatasandan wilayah tertentu lainnya.
Bagian Ketujuh
Deputi Bidang Pengendalianpertanahan dan
PemberdayaanMasyarakat
Pasal18
(1) Deputi
Bidang
Pengendalian pertanahan dan' pemberdayaan
Masyarakat adalah unsur pelaksanasebagianfugas dan fungsi Badan
Pertanahan Nasional di
bidang pengendalian pertanahan dan
pemberdayaanmasyarakat yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepadaKepala.
(2) Deputi
. ' r'i'
Bidang
Pengendalian Pertanahan dan Pemberdavaan
Masyarakatdipimpin oleh Deputi.
Pasal19 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1 0
Pasal19
Deputi Bidang PengendalianPertanahandan PemberdayaanMasyarakat
mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakankebijakan di bidang
pengendalianpertanahandan pemberdayaanmasyarakat.
Pasal20
Dalam melaksanakantugassebagaimana
dimaksuddalam Pasal19,Deputi
Bidang
Pengendalian Pertanahan dan
Pemberdayaan Masyarakat
menyelenggarakanfungsi :
a.
perumusan kebijakan teknis di bidang pengendalianpertanahandan
pemberdayaanmasyarakat;
b.
pelaksanaan pengendalian kebijakan, perencanaan dan program
penguasaan,pemilikan, penggunaan,dan pemanfaatantanah;
c.
pemberdayaanmasyarakatdi bidang pertanahan;
d.
evaluasi dan pemantauan penyediaan tanah untuk
berbagai
kepentingan.
BagianKedelapan
Deputi BidangPengkajiandan PenangananSengketadan
Konflik Pertanahan
Pasal21
(1) Deputi Bidang Pengkajiandan Penanganan
Sengketadan Konflik
adalahunsurpelaksana
, Pertanahan
sebagiantugasdan fungsiBadan
Pertanahan
Nasionaldi bidangpengkajiandan penanganan
sengketa
dankonflik pertanahan
yangberadadi bawahdanbertanggung
jawab
kepadaKepala.
(2) Deputi Bidang Pengkajiandan PenangananSengketadan Konflik
, ,.i,
Pertanahan
dipimpinolehDeputi.
Pasal22 ,..
PRESIDEN
R.EPUBLIK INDONESIA
-
11
Pasal22
Deputi Bidang Pengkajiandan Penanganansengketa dan Konflik
Pertanahan
mempunyaitugasmerumuskan
danmelaksanakan
kebijakandi
bidangpengkajiandanpenanganan
sengketadankonflik pertanahan.
Pasal23
Dalam melaksanakantugas sebagaimanadimaksud dalam Pasal 22,Deputi
Bidang Pengkajian dan PenangananSengketa dan Konflik pertanahan
menyelenggarakanfungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pengkajian dan penanganan
sengketadan konflik pertanahan;
b. pengkajiandan pemetaansecarasistematisberbagaimasalah,sengketa,
dan konflik pertanahan;
c. penangananmasalah, sengketadan konflik pertanahansecarahukum
dan non hukum;
d. penangananperkarapertanahan;
e. pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah, sengketa dan konflik
pertanahanmelalui bentukmediasi,fasilitasidan lainnya;
f.
pelaksanaanputusan-putusanlembagaperadilan yang berkaitan dengan
pertanahan;
g. penyiapanpembatalandan penghentianhubungan hukum antaraorang,
dan/ataubadanhukum dengantanah sesuaidenganketentuanperaturan
perundang'undangan
yang berlaku.,
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- t 2
Bagian Kesembilan
Inspektorat Utama
Pasal24
(1) Inspektorat utama adalah unsur pengawasanyang berada di bawah
dan bertanggungjawab kepadaKepala.
(L) InspektoratUtama dipimpin oleh InspelcfurUtama.
Pasal25
Inspektorat Utama mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
fungsionalterhadappelaksanaan
tugas di lingkungan Badan Pertanahan
Nasional.
Pasal26
Dalam melaksanakantugas sebagaimanadimaksud dalam pasal 25,
InspekloratUtamamenyelenggarakan
fungsi:
a. penyiapanperumusankebijakanpengawasan
fungsionaldi lingkungan
BadanPertanahan
Nasional;
b. pelaksanaanpengawasankinerja, keuangandan pengawasanuntuk
tujuantertentuataspetunjukKepalaBadanpertanatran
Nasional;
c. pelaksanaan
urusanadministrasiInspektoratUtama;
d. penyusunan
laporanhasilpengawasan.
r'i.'l
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1 3
Bagian Kesepuluh
Lain-lain
Pasal2T
(l)
Di lingkungan Badan PertanahanNasional dapat dibentuk pusatPusat sebagaiunsur penunjangtugas dan fungsi Badan pertanahan
Nasional.
(2) Pusat dipimpin oleh Kepala pusat yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepadaKepalamelalui sekretarisutama.
(3) Pusat terdiri dari sejumlah Bidang dan I (satu) SubbagianTata
usaha, masing-masingBidang terdiri dari sejumlah subbidang.
Pasal28
(1) Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Badan pertanahan
Nasional di daerah, dibentuk Kantor wilayah Badan pertanahan
Nasional Provinsi di Provinsi dan Kantor PertanahanKabupatenA(ota
di KabupatenA(ota.
(2', Organisasidan tata kerja Kantor Wilayah Badan PertanahanNasional
Provinsi dan Kantor PertanahanKabupaten/I(ota ditetapkan lebih
lanjut oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional setelah mendapat
persetujuan dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaanaparaturnegara.
Pasal29
Di lingkunganBadan PertanahanNasional dapat ditetapkanjabatan
fungsional tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
yangberlaku.
W
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1 4
Pasal30
(1) SekretariatUtarna terdiri dari paling banyak 5 (lima) Biro, masing
rnasingBiro terdiri dari paling banyak4 (empat)Bagian dan masingmasingBagianterdiri dari paling banyak3 (tiga) Subbagian.
(2) Deputi terdiri dari paling banyak4 (empat)Direktorat,masingmasing
Direktorat terdiri dari paling banyak 4 (empat) Subdirektoratdan
rnasing-masingSubdirektoratterdiri dari paling banyak3 (tiga) Seksi.
(3) Inspektorat Utama terdiri dari paling banyak 5 (lima) Inspektoratdan
1 (satu) Bagian Tata Usaha, Inspektorat membawahkankelompok
jabatan fungsional Auditor dan Bagian Tata Usaha terdiri dari paling
banyak4 (ernpat)Subbagian.
BAB III
STAF KHUSUS
Pasal31
Di lingkungan Badan PertanahanNasional dapat diangkat paling banyak
3 (tiga) orang Staf Khusus Kepala Badan PertanahanNasional, yang
bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Badan
Pertanahan Nasional sesuai dengan penugasan dari Kepala Badan
PertanahanNasional.
Pasal32 .,.
^-,ggKi\,
vx,,y
\\-j\h
--
Iflrg
-7-\-
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
_ 1 5
Pasal32
(1) Staf Khusus Kepala Badan PertanahanNasional dapat berasaldari
PegawaiNegeri ataubukanPegawaiNegeri.
(2) Pegawai Negeri yang diangkat sebagaistaf Khusus Kepala Badan
PertanahanNasional diberhentikan dari jabatan organiknya selama
rnenjadi Staf Khusus Kepala Badan PertanahanNasional tanpa
kehilanganstatusnyasebagaiPegawaiNegeri.
(3) Pegawai Negeri yang diangkat sebagaistaf Khusus Kepala Badan
PertanahanNasional diberhentikan dengan hormat sebagaipegawai
Negeri apabilatelah mencapaibatasusia pensiundan diberikanhakhak kepegawaiannyasesuai dengan ketentuan peraturan perundangundanganyang berlaku.
('l) Pegawai Negeri yang berhenti atau telatr berakhir masa baktinya
sebagai Staf Khusus Kepala Badan PertanahanNasional diaktifkan
kembali dalamjabatanorganiknyaapabilabelum mencapaiusia batas
usiapensiun.
Pasal33
(1) Staf Khusus Kepala Badan Pertanahan Nasional diangkat dan
diberhentikanoleh KepalaBadanPertanahanNasional.
(2) Masa bakti staf Khusus Kepala Badan pertanahanNasional paling
lama sama denganmasajabatan Kepala Badan PertanahanNasional
yang bersangkutan.
(3) Staf KhususKepalaBadanPertanabanNasional apabilaberhentiatau
telah berakhir masa baktinya tidak diberikan pensiun atau uang
pesangon.
P a s a l 3 4. . .
$#f\
$4X"$#
\SJ!\I
-J'i\\-v.
I rAttvJ
ll'r'j
7 - \
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
L6
Pasal34
( l ) Hak keuangandan fasilitas lainriya bagi staf Khusus Kepala Badan
PertanahanNasional diberikan setingkat dengan jabatan struktural
eselonII.a atausetinggi-tingginyaeselonI.b.
(2) Dalam pelaksanaantugasnya,staf Khusus Kepala Badan pertanahan
Nasionaldifasil itasi oleh SekretariatUtama.
BAB IV
KOMITE PERTANAHAN
Pasal35
Llntuk menggali pemikiran dan pandangan dari pihak-pihak yang
berkepentingandengan bidang pertanahandan dalam rangka perumusan
kebijakan nasional di bidang pertanahan, Badan pertanahan Nasional
membentukKomite Pertanahan.
Pasal36
Komite Pertanahanmempunyai tugas memberikan masukan, saran dan
pertirnbangan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional dalam
perumusankebijakannasionaldi bidangpertanahan.
Pasal3T
Kornite Pertanahandi ketuai oleh Kepala Badan pertanahanNasional
secaraex-fficio.
r i:''l
P a s a l 3 3. . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1 7
Pasal38
(1) KeanggotaanKomite Pertanahanberjumlah paling banyak 17 (tujuh
belas)orang.
(2) Keanggotaan Komite Pertanahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berasal dari para pakar di bidang pertanahandan tokoh
masyarakat.
Pasal39
KeanggotaanKomite Pertanatrandiangkat dan diberhentikan oleh Kepala
BadanPertanahanNasional.
Pasal40
Dalam melaksanakantugasnya,Komite Pertanahandidukung oleh
Sekretariatyang secarafungsionaldik ksanakanoleh salatrsatuunit kerja
di lingkunganBadanPertanahan
Nasional.
Pasal41
Ketentuan mengenai susunan keanggotaan,rincian tugas, masa jabatan
kcanggotaan,dan tata kerja Komite Pertanahan,diatur lebih lanjut oleh
KepalaBadanPertanahanNasional.
L;i''l
B A BV . . .
^6'9l{>}-il\1.
-_\nl
.atr--r--r
. N2 '--
A
-*\q^
VXN}
s\i-\\i
_ iw
z
-7-\-
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
18
BAB V
TATA KERJA
Pasal42
Semua unsur di lingkungan Badan pertanahan Nasional dalam
melaksanakan
tugasnyawajib menerapkan
prinsip koordinasi,integrasi,
dansinkronisasi
baik dalamlingkunganBadanPertanahan
Nasionalsendiri
maupundalam hubunganantar instansipemerintahbaik pusat maupun
daerah.
Pasal43
setiap
pimpinan
satuan organisasi wajib
melaksanakan sistem
pengendalianintern di lingkungan masing-masingyang memungkinkan
terlaksananyamekanismeuji silang.
Pasal44
setiap pimpinan satuanorganisasibertanggung
jawab memimpindan
mengkoordinasikan
bawahanmasing-masing
danmemberikan
pengarahan
sertapetunjukbagipelaksanaan
tugasba'vahan.
Pasal45
Sr:tiaopimpinan satuanorganisasiwajib mengikuti dan mematuhipetunjuk
dan bertanggungjawab pada atasanmasing-masingserta menyampaikan
laporansecaraberkalatepatpadawaktunya.
Pasal46 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 1 9
Pasal46
Dalam melaksanakantugas, setiap pimpinan satuan organisasiwajib
melakukanpembinaandan pengawasanterhadapsatuan organisasidi
bawahnva.
BAB VI
ESELON,PENGANGKATAN,
DAN PEMBERHENTIAN
Pasal47
( 1 ) Kepalaadalahjabatannegeri.
(2) Kepala sebagairnana
dimaksudpada ayat (l), dapat dijabat oleh
bukanPegawaiNegeri.
Pasal43
(1) Kepala yang berasaldari PegawaiNegeri, sekretarisutama, Deputi,
InspekturUtarnaadalahjabataneselonI.a.
(2) Kepala Biro, Direktur, Kepala Pusat,Inspektur, dan Kepala Kantor
Wilayah Badan PertanahanNasional Provinsi adalahjabatan eselon
.
II.a.
(3) Kepala Bagian, Kepala Subdirektorat,Kepala Bidang, dan Kepala
Kantor PertanahanKabupaten/I(otaadalahjabataneselonIII.a.
(4) Kepala Subbagian,Kepala seksi, dan Kepala Subbidang adalah
jabataneselonIV.a.
Pasal49 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2 0
Pasal49
(1) Kepala diangkatdan diberhentikaroleh presiden.
(2)
sekretaris Utama, Deputi, dan Inspektur utama diangkat dan
diberhentikanoleh Presidenatasusul Kepala.
(3) PejabatEselon II ke bawah diangkat dan diberhentikanoleh Kepala.
Pasal50
PrlantikanKepaladilakukanoleh PresidenatauMenteri yang ditugaskan
o ehPresiden.
Pasal51
Hak keuangan,
administrasi,
dan fasiljtas-fasilitas
lain bagi KepalaBadan
PertanahanNasionalyang dijabat oleh bukan pegawainegeri diberikan
jabataneselonI.a.
setingkatdengan
BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal52
Segalabiaya yang diperlukanuntuk pelaksanaan
tugasBadanpertanahan
Nasional,dibebankan
kepadaAnggaranpendapatan
danBelanjaNegara.
j : r ( t
BAB VIII ...
PRESIDEN
REPUBL]K ]NDONESIA
- 2 1
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal53
(1) Peraturanpelaksanaan
KeputusanPresidenNomor 103 Tahun2001
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
organisasi,dan Tata Kerja LembagaPemerintahNon Departemen
sebagaimana
telah beberapakali diubah terakhir denganPeraturan
PresidenNomor 64 Tahun2005danKeputusanpresidenNomor l l0
Tahun 2001 tentangunit organisasidan TugasEselonI Lembaga
PemerintahNon Departemen
sebagaimana
telahbeberapa
kali diubah
terakhir denganPeraturanPresidenNomor 52 Tatrun 2005 yang
mengaturmengenaiBadanPertanahan
Nasional,masihtetapberlaku
sepanjangtidak bertentangandarr belum diubah dan/ataudiganti
peraturanpresidenini.
denganperaturanbaruberdasarkan
(2) Padasaatmulai berlakunyaPeraturanpresidenini, seluruhjabatan
yang ada besertapejabatyang memangkujabatan di lingkungan
Badan PertanahanNasional, Kantor wilayah Badan pertanahan
Nasional Provinsi, Kantor PertanatranKabupaten/I(ota, tetap
melaksanakan
tugasdan fungsi BadanpertanatranNasionalsampai
peraturanpresidenini.
dengandiaturkembaliberdasarkan
(3) SampaidenganterbentuknyaorganisasiBadanPertanahan
Nasional
secaraterinci berdasarkanPeraturanPresiden ini, seluruhsatuan
organisasidi lingkunganBadanPertanahan
Nasional,KantorWilayah
BadanPertanahan
NasionalProvinsi,Kantor Pertanahan
Kabupaten/
Kota tetap melaksanakantugas dan fungsi Badan pertanahan
Nasional.
B A BI X . . .
W
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2 2
BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal54
Rincian lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunanorganisasidan tata
kerja Badan Pertanahan Nasional ditetapkan oleh Kepala Badan
Pertanahan Nasional setelah mendapat persetujuan dari Menteri yang
bertanggungjawab di bidang pendayagunaanaparaturnegara.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal55
Dengan berlakunyaPeraturanPresidenini, maka :
a. Ketentuan
sepanjang mengenai Badan
pertanahan Nasional
sebagaimana
diatur dalarnKeputusanPresidenNomor 103 Tahun 2001
tentangKedudukan,Tugas,Fungsi,Kewenangan,susunanorganisasi,
,lan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana
t elah beberapakali diubah terakhir dengan PeraturanPresidenNomor
64 Tahun 2005;
b. Ketentuan mengenai unit organisasi dan Tugas Eselon I Badan
PertanahanNasional sebagaimanadiatur dalam Keputusan Presiden
Nomor 110 Tahun 2001 tentangunit organisasidan TugasEselonI
Lembaga PemerintahNon Departemensebagaimanatelah beberapa
kali diubahterakhirdenganPeraturanPresidenNomor 52 Tahun 200s.
dinyatakantidak berlaku.
Pasal56 ...
+
,
l r
t ' l ( t : S ; ; l )l 1 . t . r
i -r , t ri.-i t( lf.Jl-)(')fiJL:-'-:;iA
- 2 3
Pasal 56
PeraturanPresidenini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkandi Jakarta
padatanggal 11April 2006
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA.
nd.
DR. H. SUSLO BAMBANG YUDHOYONO