SE IK0205 Mn135 2003

SURAT EDARAN Nomor: IK.02.05-Mn/135 Perihal Pengadaan Jasa Konstruksi Tahun
Anggaran 2003 di lingkungan Departemen KIMPRASWIL

Nomor : IK.02.05-Mn/135 Jakarta, 19 Februari 2003.
Lampiran : 1. Ketentuan Prakualifikasi TA.2003.
2. Rekaman Surat Edaran Menteri Kimpraswil
tentang Penunjukan Langsung
Kepada Yth,:
1. Sekretaris Jenderal
2. Inspektur Jenderal
3. Para Direktur Jenderal
4. Para Kepala Badan
dilingkungan Departemen Kimpraswil.
Perihal : Pengadaan Jasa Konstruksi Tahun Anggaran 2003 dilingkungan Departemen
KIMPRASWIL.
Dalam rangka pelaksanaan pengadaan dibidang jasa konstruksi untuk instansi pemerintah TA. 2003
dan dengan memperhatikan ketentuan mengenai jasa konstruksi dalam UU No.18 tahun1999
beserta PP No.28,29 dan 30 tahun 2000 serta Keppres No.18 Tahun 2000 dan Juknisnya, bersama
ini kami beritahukan dengan hormat hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mengikuti pengadaan jasa perencanaan konstruksi, jasa pelaksanaan konstruksi dan jasa
pengawasan konstruksi, maka penyedia jasa yang berbentuk Badan Usaha harus:

a. Memenuhi perizinan usaha dibidang jasa konstruksi (IUJK) yang ditetapkan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota.
b. Memiliki kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan yang bersangkutan, yang antara lain
dapat dibuktikan dengan Sertifikat Badan Usaha (SBU). Pada tahun 2003 ini telah
diarahkan agar pemberian SBU sekurang-kurangnya didasarkan pada:
1) Verifikasi dan Validasi secara nyata atas persyaratan dasar yang mencakup unsur-unsur
legalitas, keuangan, manajemen dan teknik.
2) Ketersediaan penanggungjawab teknis yang memiliki sertifikat keahlian/ sertifikat
ketrampilan. Dalam hal Asosiasi Profesi yang bersangkutan belum melakukan sertifikasi
pada tahun 2003, maka dapat menerbitkan surat keterangan sementara, yang didasarkan
pada latar belakang pendidikan dan pengalaman tenaga ahli/trampil yang bersangkutan.

3) Pemenuhan sistim manajemen mutu konstruksi yang diperoleh dari independent assessor atas
dasar ISO 9000-94 atau ISO 9001-2000, khususnya bagi badan usaha besar jasa
pelaksanaan konstruksi.
2. Mengingat penerapan kriteria SBU tahun 2003 seperti butir 1 diatas baru dimulai, dan dengan
demikian masih diperlukan pembuktian kebenaran kualifikasi dan klasifikasi para calon peserta
pengadaan, maka dalam pengadaan jasa konstruksi dengan cara pelelangan:
a. Wajib dilakukan prakualifikasi dengan mengacu kepada ketentuan Keppres No. 18 Tahun
2000 beserta Lampiran I Juknisnya, untuk :

1). Memperoleh keyakinan atas kompetensi calon peserta pengadaan.
2). Mengetahui kemampuan calon peserta pengadaan pada saat akan mengikuti pengadaan.
Adapun kedalaman kriteria prakualifikasi tergantung kepada jenis pengadaan yang akan
dilakukan, besarnya paket dan kompleksitas pelaksanaan pekerjaan.
Bagi semua badan usaha yang telah lulus prakualifikasi harus diundang untuk ikut pelelangan
paket pekerjaan yang bersangkutan.
Ketentuan mengenai verifikasi dan validasi kompentensi Badan Usaha agar berpedoman pada
lampiran surat ini.
b. Dalam hal SBU yang berlaku untuk tahun 2003 belum selesai pemrosesannya, maka Panitia
Pengadaan dapat menggunakan SBU yang diberlakukan pada tahun 2002 sebagai salah satu
acuan evaluasi prakualifikasi dengan ketentuan SBU 2002 seperti di atas hanya diberlakukan
sampai dengan 45 hari setelah pengumuman pelelangan, yang batas tanggalnya telah ditetapkan
sebelumnya dalam dokumen prakualifikasi yang bersangkutan.
3. Apabila tidak dimungkinkan dilakukan pelelangan sehigga tidak dapat dihindari melakukan
pengadaan secara pemilihan langsung atau penunjukan langsung, hendaknya diperhatikan agar:
a. Dipenuhinya alasan untuk cara pengadaan melalui pemilihan langsung atau penunjukan
langsung dalam Keppres Nomor 18 Tahun 2000 beserta Juknisnya, dan Surat Edaran
Menteri Kimpraswil Nomor 01/SE/M/2003 tanggal 21 Januari 2003 perihal Pengadaan
Barang dan Jasa dengan Cara Penunjukan Langsung yang Mendapat Persetujuan Menteri di
lingkungan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, terutama dalam hal pekerjaan

darurat untuk penanggulangan bencana alam atau pekerjaan mendesak untuk dilaksanakan
guna keamanan dan keselamatan masyarakat.
b. Diyakini terpenuhinya kompetensi penyedia jasa yang akan diikutsertakan dalam pemilihan
langsung atau yang akan ditunjuk langsung, dengan cara penyaringan yang dapat mengikuti
ketentuan pada butir 2 di atas.

4. Selanjutnya surat ini agar disampaikan kepada para Pimpro/Pimbagpro/Kepala Kantor/Satuan
Kerja di lingkungan masing-masing unit kerja saudara, untuk dipedomani dalam
penyelenggaraan tahun anggaran 2003.
Demikian untuk dilaksanakan dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH
TTD
SOENARNO
Tembusan disampaikan kepada Yth,:
1. Para Sekretaris Inspektorat Jenderal/Diretorat Jenderal/Badan di lingkungan Departemen
Kimpraswil
2. Para Kepala Biro di lingkungan Sekretariat Jenderal Departemen Kimpraswil
3. Para Kepala Dinas Kimpraswil/PU Propinsi di seluruh Indonesia
4. Pertinggal


KETENTUAN UNTUK VERIFIKASI DAN VALIDASI KOMPETENSI BADAN USAHA (BU)
DALAM TAHAPAN PRAKUALIFIKASI PADA PELAKSANAAN PENGADAAN TAHUN
ANGGARAN 2003 (TA 2003).
1. Persyaratan KELENGKAPAN dokumen UNTUK proses Prakualifikasi:
a. Persyaratan dan kriteria yang digunakan:
1). Memiliki Izin Usaha Jasa Konstruksi/IUJK yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota yang masih berlaku;
2) Memiliki Sertifikat Badan Usaha/SBU dengan kompetensi yang relevan. Khusus untuk
pengadaan TA.2003 panitia pengadaan diwajibkan melakukan penilaian kompetensi Badan Usaha
(BU);
3) Termasuk dalam golongan Badan Usaha/BU yang sesuai dengan nilai paket pekerjaan;
4) Memiliki pengalaman menyediakan barang/jasa sejenis dengan paket yang akan dilaksanakan
pengadaannya, dengan hasil baik, kecuali untuk paket pengadaan kecil dan sederhana;
5) Memiliki kemampuan pada sub bidang/jenis pekerjaan atau lingkup layanan yang sesuai;
6) Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/Pph);
7) Memiliki kemampuan keuangan dibuktikan dengan rekaman rekening koran dari bank dengan
saldo cukup selama periode 3 (tiga) bulan terakhir atau keterangan dari bank dengan jumlah
dukungan keuangan yang cukup;
8) Menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dilaksanakan, khusus untuk jasa
pelaksanaan konstruksi;

9) Dalam hal penyedia jasa melakukan kemitraan, menyampaikan rekaman perjanjian kerjasama
operasi/kemitraan yang memuat pula prosentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili
kemitraan tersebut;
10) Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam diinstansi yang
bersangkutan;
11) Memenuhi persyaratan tambahan lain yang ditetapkan. Untuk pekerjaan
khusus/spesifik/teknologi tinggi dapat ditambahkan persyaratan tambahan lain, seperti peralatan
khusus, tenaga ahli spesialis yang diperlukan, atau pengalaman tertentu.
b. Calon penyedia barang/jasa dinyatakan gugur bilamana salah satu persyaratan dan kriteria
tersebut pada angka 1 huruf a 1) s/d 11) tidak terpenuhi/cacat/tidak benar/palsu.
c. Persyaratan dokumen yang perlu dilampirkan harus diupayakan sesedikit mungkin.

d. Panitia Pengadaan dalam menilai dan mengevaluasi kompetensi BU yang bersangkutan
berpedoman kepada Kriteria Penilaian Kompetensi BU tersebut pada angka 2.
e. Status dokumen yang dilampirkan tidak perlu asli atau dilegalisir keabsahannya tetapi cukup
dinyatakan dalam surat pernyataan diatas meterai yang cukup mengenai kebenaran informasi dalam
dokumen prakualifikasi untuk dasar penuntutan atas tindak pemalsuan apabila informasi yang
disampaikan tidak benar sehingga berakibat ada pihak yang dirugikan.
f. Dalam hal penyedia barang/jasa memberikan informasi/dokumen prakualifikasi ternyata tidak
benar/palsu, panitia pengadaan wajib menggugurkan dan mengumumkan serta melaporkan kepada

pengguna jasa dan selanjutnya pengguna jasa wajib menyampaikan informasi tersebut kepada
asosiasi BU yang bersangkutan dan LPJK/KADIN.
g. Semua BU yang memenuhi persyaratan prakualifikasi/lulus harus dicantumkan dalam daftar
calon penyedia jasa yang diundang mengikuti pengadaan paket pekerjaan terkait, dan BU tersebut
harus sudah memiliki IUJK yang diterbitkan oleh Pemda/Kab/Kota paling lambat sampai dengan
menjelang waktu pembukaan penawaran.
Dalam hal BU gagal membuktikan kepemilikan IUJK sampai dengan menjelang waktu pembukaan
penawaran, maka BU tersebut tidak diikutsertakan dalam proses pengadaan selanjutnya/gugur.
2. KRITERIA PENILAIAN KOMPETENSI BADAN USAHA (BU)
Penelitian dan penilaian dilakukan terhadap data: Administrasi, Keuangan, Pengalaman dan Teknis
2.1 Penelitian Administrasi (lulus/gugur)
Pemenuhan kelengkapan administrasi meliputi:
a. Akte pendirian Badan Usaha berikut perubahannya (bila ada)
b. Ijin Usaha Jasa Konstruksi ( IUJK)
c. Sertifikat Badan Usaha tahun 2003 (SBU taahun 2003)
Dalam hal SBU tahun 2003 masih dalam proses, dapat melampirkan SBU tahun 2002 dan hanya
berlaku 45 (empat puluh lima) hari dihitung dari hari/tanggal pengumuman pengadaan
d. Sertifikat Keahlian (SKA)
Dalam hal SKA belum ada, dapat disampaikan surat keterangan dari Asosiasi terkait, terutama
untuk Penanggung Jawab Teknis pada BU yang bersangkutan.

e. NPWP

f. Surat Tanda Pelunasan Pajak tahun terakhir (SPT/PPh).
g. Surat Pernyataan diatas meterai yang cukup, tidak sedang dalam permasalahan berkait dengan
Pengadilan.
h. Surat Pernyataan diatas meterai yang cukup tentang kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar
hitam rekanan.
i. Surat Pernyataan diatas meterai yang cukup tentang kebenaran dokumen prakualifikasi yang
disampaikan dan sanggup dituntut di Pengadilan Negeri ………………. (lokasi proyek) serta
dimasukkan dalam daftar hitam apabila ternyata data yang disampaikan palsu/tidak benar.
Kekurangan data administrasi tidak menjadikan langsung gugur tetapi dapat diminta kepada BU
yang bersangkutan untuk melengkapi sampai dengan batas waktu yang ditetapkan oleh panitia
pengadaan.
Panitia Pengadaan melaksanakan prakualifikasi antara lain dengan melakukan penilaian (verifikasi
dan validasi) atas kompetensi BU yang bersangkutan. Apabila ternyata hasil penilaian panitia
berbeda dengan data pada SBU tahun 2003, maka yang dipakai adalah hasil prakualifikasi oleh
panitia pengadaan
Dalam hal IUJK sedang dalam proses, dapat disampaikan Surat Keterangan dari instansi yang
berwenang setempat. BU yang bersangkutan harus dapat menunjukkan IUJK asli sebelum
pembukaan penawaran.

2.2 Penilaian Keuangan (nilai maksimum 10, nilai minimum 3,75)
Faktor-faktor yang dinilai adalah:
1. Sisa Kemampuan Keuangan SKK (nilai maksimum 7,5, minimum 3,75)
2. Dukungan Bank (nilai maksimum 2,5, minimum 0 )
a. Sisa Kemampuan Keuangan /SKK (nilai maksimum 7,5)
Untuk menghitung SKK dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
SKK = KK – (NK – Prestasi)
KK = Fp x MK
MK = FL x KB
KB = (a+b+c) – (d), diambil dari neraca
Penilaian:

Untuk Nilai Paket (NP) sebesar X, maka bila:
- SKK ³ X diberikan nilai 100%
- 0,5 X £ SKK < 0,9 X diberikan nilai 50%
- SKK < 0,5 X dinilai 0%
dimana:
KK = Kemampuan Keuangan
Fp = Faktor perputaran modal
Fp = 6 untuk penyedia jasal Golongan Kecil

Fp = 7 untuk penyedia jasa Golongan Menengah.
Fp = 8 untuk penyedia jasa Golongan Besar
MK = Modal Kerja
KB = Kekayaan Bersih
a = aktifa tetap
b = aktifa lancar
c = Piutang
d = Utang jangka pendek dan Utang jangka panjang
Fl = Faktor likuiditas
Fl = 0,3 untuk penyedia jasa Golongan Kecil
Fl = 0,6 untuk penyedia jasa Golongan Menengah
Fl = 0,8 untuk penyedia jasa Golongan Besar
NK = Nilai Kontrak dalam pelaksanaan
Prestasi = Progres pelaksanaan
NP = Nilai Paket yang akan dilakukan pengadaannya

DB = Dukungan Bank
b. Dukungan Bank (nilai maksimum 2,5)
Dukungan Bank ( DB) yang diakui hanya yang dikeluarkan oleh Bank Negara atau Bank lain yang
termasuk dalam daftar Surat Keputusan Menteri Keuangan terbaru mengenai bank-bank yang

diperkenankan menerbitkan surat jaminan dalam rangka pelelangan proyek-proyek pemerintah.
Untuk Dukungan Bank (DB) dinilai sebagai berikut:
- Bila DB ³ 0,5 X diberi nilai 100 %
- Bila DB < 0,5 X tidak dinilai (0%)
Bila total nilai sisa Kemampuan Keuangan dan Dukungan Bank < 3,75 rekanan dinyatakan gugur.
2.3 Penilaian Pengalaman (nilai maksimum 60, nilai minimum 30)
Penilaian dilakukan terhadap pengalaman pekerjaan yang pernah dikerjakan selama 5 (lima) tahun
terakhir. Pengalaman pekerjaan yang dinilai adalah yang disertai bukti penyelesaian pekerjaan
dengan baik oleh pengguna jasa/ pemberi pekerjaan.
Cara penilaian pengalaman :
· Penilaian pengalaman dimulai dari pekerjaan yang mempunyai Bidang dan Sub Bidang yang sama
dengan pekerjaan yang akan dilelangkan, dinilai terhadap 3 (tiga) unsur tersebut pada huruf a
sampai dengan c berikut.
· Bila masih belum mencapai nilai maximum, penilaian dilanjutkan dengan pekerjaan dengan
Bidang yang sama tapi Sub Bidang berbeda.
Pekerjaan dengan Bidang yang berbeda tidak dinilai.
Tiga unsur yang dinilai, yaitu:
a. Bidang pekerjaan (nilai maksimum 30)
1) Pekerjaan yang Bidang dan Sub Bidangnya sama dengan pekerjaan yang akan dilakukan
pengadaannya mendapat bobot nilai 100%.

Jumlah paket yang diperlukan untuk mendapat bobot 100% ditetapkan oleh Panitia Pengadaan
sesuai kebutuhan.
2) Pekerjaan yang Bidangnya sama, tetapi Sub Bidangnya berbeda dengan pekerjaan yang akan
dilakukan pengadaannya mendapat bobot nilai 50%.

Jumlah paket yang diperlukan untuk mendapat bobot 50% ditetapkan oleh Panitia Pengadaan sesuai
kebutuhan.
b. Penilaian besarnya nilai kontrak (nilai maksimum 20)
Bila nilai pekerjaan yang akan dilakukan pengadaannya sebesar X,
1) Pengalaman Pekerjaan ³ X, mendapat nilai 100%
2) 0,5 X £ Pengalaman Pekerjaan < X , dinilai 50%
3) Pengalaman Pekerjaan < 0,5 X, tidak dinilai.
Untuk pengalaman melaksanakan pekerjaan sebagai Sub Kontraktor/J.O besarnya kontrak yang
dinilai adalah sebesar nilai dari Sub Kontrak/ % sharing J.O.
c. Status Badan Usaha dalam pelaksanaan pekerjaan (nilai maksimum 10)
1) Sebagai kontraktor utama/Lead Firm J.O. dinilai 100%
2) Sebagai sub kontraktor/anggota J.O. dinilai 30%
Bila total nilai pengalaman yang diperoleh