Analisis Tes Argumentasi Materi Terapung Dan Tenggelam | Viyanti | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 700 1269 1 PB

ANALISIS TES ARGUMENTASI MATERI TERAPUNG DAN
TENGGELAM
Viyanti1, Cari2, Widha Sunarno3, Zuhdan Kun Prasetyo4
1

Program Studi Doktor Pendidikan IPA, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret
Program Studi Doktor Pendidikan IPA, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret
4
Program Magister Pendidikan IPA, Program Pasacasarjana, Univeristas Negeri Yogyakarta
E-mail: 1viyanti@student.uns.ac.id; 2 carinln@yahoo.com; 3 widhasunarno@gmail.com;
2,3

4

zuhdan@uny.ac.id
Abstrak

Tujuan penelitian mengembangkan tes yang berorientasi pada keterampilan argumentasi. Instrumen
tes digunakan untuk memetakan kemampuan argumentasi siswa dan pemahaman siswa tentang
argumentasi. Instrumen tes berorientasi pada argumentasi dikembangkan berdasarkan skema
argumentasi Toulmin. Populasi penelitian adalah siswa SMA kelas XI Kota Bandar Lampung.

Sampel menggunakan teknik cluster random sampling untuk 37 siswa. Berdasarkan perhitungan dan
analisis statistik item konten tiap elemen perlu diperbaharui lagi dan divalidasi oleh ahli argumentasi
ilmiah dan ahli konten materi. Hasil pengembangan tes argumentasi ilmiah ini menjadi landasan
untuk menyusun instrumen tes yang lebih lengkap sehingga dapat mengukur semua struktur
pendukung komponen argumentasi.
Kata kunci: keterampilan argumentasi; materi terapung dan tenggelam
Pendahuluan
Keterampilan
argumentasi
sebagai
faktor
penting
keberhasilan
proses
pembelajaran memuat, 1) kemampuan
mengintegrasikan pengetahuan dan ide,
menggambarkan dan mengevaluasi pernyataan
(NGA, 2010); 2) kemampuan mengembangkan
dan
menganalisis

pernyataan
ilmiah,
mendukung pernyataan ilmiah, menjelaskan
dan mengevaluasi pernyataan ilmiah (NRC,
2012); 3) menerapkan praktek ilmiah dan
mengembangkan
cara
mempertahankan
pernyataan (Lawson, 2003); 4) aspek
fundamental dari literasi sains (Driver,
Newton, & Osborne, 2000); dan 5)
kemampuan terlibat dalam proses berpikir
tingkat tinggi (Conley, 2008). Banyaknya
dampak positif keterampilan argumentasi
dalam
pembelajaran
menuntut
guru
memasukan argumentasi ilmiah pada proses
pembelajaran di kelas.

Namun, yang terjadi dilapangan
keterampilan argumentasi menjadi sulit untuk
dikembangkan disebabkan oleh kemampuan
berpikir kritis siswa dan kualitas pembelajaran
relatif rendah, sejalan dengan hasil penelitian:
1) Pusat Nasional untuk Statistik Pendidikan

(2012) sebagian besar siswa tidak menguasai
keterampilan berpikir tingkat tinggi; 2) Duschl
dan Osborne (2002), Erduran dan JimenezAlexandre (2008), dan Osborne, Simon,
Christodoulou,
Howell-Richardson,
&
Richardson (2013) beberapa dekade terakhir
kurangnya kualitas pembelajaran argumentasi
ilmiah pada kelas sains; 3) Sadler (2004)
kesulitan
mengajar
analisis
argumen

disebabkan adanya hubungan timbal balik
yang kompleks antara isu sosio-ilmiah dan
sifat sains. Pembelajaran inovatif merupakan
langkah
tepat
meningkatkan
kualitas
argumentasi
yang
didukung
penilaian
berkualitas. Penelitian ini menyajikan hasil tes
kualitas keterampilan argumentasi ilmiah siswa
pada materi terapung dan tenggelam.
Skema argumentasi Toulmin (1985)
sebagai dasar pengembangan instrumen tes
terdiri dari: 1) claim sebagai pusat
argumentasi; 2) data pendukung klaim; 3)
warrant, hubungan antara data dan claim. 4)
backing, kualitas dan jenis alasan; 5) rebuttal,

mengidentifikasi pengecualian untuk claim
atau claim alternatif; 6) qualifiers, pernyataan
pemberi sifat, batas atau kondisi eksplisit yang
merupakan bagian dari claim.
Skema
argumentasi Toulmin mampu mengidentifikasi

JPFK, Vol. 2 No. 2, September 2016, hal 88 -91
http://e-journal.ikippgrimadiun.ac.id/index.php/JPFK
aspek argumentasi yang akan dinilai serta
dapat menilai pembenaran suatu argumen
selain struktur argumen itu sendiri. Bulgren
dan Ellis (2012) mendefinisikan prosedur
penilaian
argumentasi
ilmiah
yang
dikolaborasikan dengan skema argumentasi
Toulmin yaitu, 1) mengidentifikasi claim yang
disajikan dalam dokumen tertulis atau kegiatan

penyelidikan dan analisa claim untuk
qualifiers; 2) mengidentifikasi data , jenis
data , dan menilai kualitas data ; 3)
mengidentifikasi alasan yang menyebabkan
claim, jenis penalaran dan menilai kualitas
penalaran; 4) mengambil kesimpulan tentang
claim, dan menjelaskan alasan yang
mendukung hadirnya rebuttal; dan 5)
kesimpulan.
Skema argumentasi Toulmin
yang dikolaborasikan dalam instrumen tes
penilaian meliputi prosedur penilaian termasuk
perangkat
strategis
penilaian
dengan
komponen argumentasi ilmiah sangat efektif
dalam pembelajaran sains serta memudahkan
dalam mengevaluasi argumentasi siswa.
Banyak tersedia jenis tes untuk

mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi,
namun konten tes berpikir tingkat tinggi masih
bersifat umum dengan menggunakan konten
dari sejumlah subjek atau kehidupan seharihari, atau multi-aspek berpikir tingkat tinggi.
Merancang tes berorientasi pada argumentasi
mengutamakan kegiatan inti praktek sains
menjadi kebutuhan tes dimana membantu
siswa mengungkapkan pengetahuan selain
konten.
Instrumen tes keterampilan
argumentasi menggunakan skema argumentasi
Toulmin (1958) dalam rangka membentuk
kerangka kerja analitis dalam menentukan dan
memeriksa argumen.
Metode Penelitian

pendahuluan untuk merancang framework
kebutuhan assessment berorientasi pada
argumentasi.
Tujuan

lebih
luasnya
menghasilkan instrumen tes berorientasi pada
argumentasi pada pembelajaran inkuiri
terbimbing yang berguna dan praktis untuk
guru.
Populasi penelitian adalah siswa SMA di
Kota Bandar Lampung. Sampel penelitian
adalah kelas XI berjumlah 37 orang. Analisis
data menggunakan deskritif kualitatif berdasar
pada
struktur komponen pendukung
keterampilan argumentasi.
Instrumen
tes
untuk
mengukur
argumentasi dikembangkan menggunakan
komponen kunci dari argumentasi skema
Toulmin yang modifikasi oleh Frey, Ellis,

Bulgren, Hare and Ault (2015) dimaksudkan
untuk mengukur: 1) kemampuan membedakan
antara klaim, fakta dan opini; 2) kemampuan
membedakan antara otoritas, logika dan teori;
3) kemampuan mengidentifikasi qualifiers
pada claim; 4) kemampuan membedakan
antara sanggahan dan kontra; 5) kemampuan
mengevaluasi kekuatan atau kualitas penalaran
digunakan ketika menilai claim; 6)kemampuan
membedakan antara claim, fakta dan opini,
setelah ditambahkan data; dan, 7) kemampuan
mengidentifikasi apakah sebuah pernyataan
adalah meng-claim atau tidak claim.
Hasil Penelitian

Bulgren dan Ellis (2014) memodifikasi
definisi skema argumentasi Toulmin (1985)
dalam rangka menggambarkan struktur
komponen penting argumentasi. Modifikasi
definisi

digunakan
dalam
penelitian
pendahuluan untuk mengembangkan item tes
keterampilan argumentasi siswa. Modifikasi
Pengembangan
tes
keterampilan
definisi argumentasi skema Toulmin (1985)
argumentasi
merupakan
penelitian
disajikan pada Tabel 1:
Tabel 1. Modifikasi Definisi Skema Argumentasi Toulmin (1985)
Istilah
Claim

Fakta
Opini


Data
Qualifiers

Definisi
Pernyataan phenomena alam berdasarkan pengamatan ilmiah ditujukkan
untuk mempengaruhi pernyataan orang lain. Claim juga menggambarkan
hubungan antara dua variabel atau lebih.
Sesuatu yang diamati. Fakta menggambarkan realitas
Keyakinan pribadi yang mungkin atau tidak mungkin didasarkan pada
kenyataannya. Pandangan atau penilaian bahwa individu membentuk
pernyataan sekitar.
Pengamatan objek data atau peristiwa yang diukur atau data kualitatif. Data
dapat dinyatakan sebagai angka atau kata-kata.
Kata Penting atau frase pendek yang digunakan dalam claim untuk
mempersempit fokus claim. Kata atau frase yang meningkatkan atau

Viyanti, Cari, Sunarno, dan Prasetyo,Analisis Tes Argumentasi… 89 |

JPFK, Vol. 2 No. 2, September 2016, hal 88 -91
http://e-journal.ikippgrimadiun.ac.id/index.php/JPFK
Istilah
Otoritas
Logika

Teori

Rebuttal/Bantahan

Argumen kontra
Kualitas penalaran

Definisi
menurunkan kualitas (atau "jumlah ") dari ide atau hal/sesuatu.
Sebuah sumber informasi terpercaya. Jika claim karena otoritas, berarti
sumber claim bereputasi, ahli atau terpercaya.
Menetapkan sebuah aturan rasional untuk membuat kesimpulan yang wajar
Jika claim karena logika, berarti kesimpulan benar setelah memeriksa claim
menggunakan pemikiran yang matang dan alasan.
Pernyataan umum terorganisir menjelaskan fenomena alam. Jika claim
karena teori, itu berarti telah menerapkan ilmiah, penjelasan teknis tentang
bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi.
Pernyataan bahwa claim salah berdasarkan bukti dan penalaran.
Sanggahan/bantahan tidak setuju dengan claim, tetapi tidak membuat klaim
baru.
Claim alternatif berdasarkan penalaran dan bukti. Counter- argumen
mengajukan claim baru yang tidak menyetujui claim pertama.
Sejauh mana bukti dan logika mendukung claim. Penalaran adalah rantai
pikiran atau pernyataan terkait. Setiap rantai penalaran berakhir dengan
kesimpulan. Dengan alasan yang baik, "link" dalam rantai mendukung
kesimpulan. Alasan yang mendasari dapat didasarkan pada otoritas, logika
atau teori.

Sumber: Bulgren dan Ellis (2014)

Modifikasi definisi skema argumentasi
Toulmin (1985) digunakan pada materi
terapung dan tenggelam menghasilkan 43 item
tes terdiri dari: 1) 6 item tes mengidentifikasi
komponen claim, data , opini, dan fakta; 2) 6
item tes mengidentifikasi komponen qualifiers;
3) 6 item untuk mengidentifikasi komponen
claim dan non claim; 4) 14 item tes untuk
mengidentifikasi komponen teori, logika dan

otoritas; 5) 6 item tes untuk mengidentifikasi
komponen rebuttal dan countra argument; 6) 6
item tes untuk mengidentifikasi kualitas
pernyataan argumentasi kuat atau lemah.
Rangkuman hasil tes argumentasi dengan
menggunakan modifiksi definisi skema
argumentasi Toulmin disajikan dalam bentuk
tabel dan disajikan pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Rangkuman hasil tes argumentasi siswa
Komponen tes
klaim, data, opini dan fakta
qualifiers
klaim dan bukan klaim
teori, logika, dan otoritas
rebuttal dan counter argument
argumentasi kuat atau lemah

Rangkuman
hasil
perhitungan
realibilitas tes keterampilan argumentasi
ditampilkan pada Tabel 2. Tingkat kesulitan
untuk skala penuh adalah 58%, yang berarti
bahwa rata-rata siswa menjawab pertanyaan
dengan benar 58%. Kesulitan pada tiap
indikator dari yang terendah ke yang tertinggi
adalah 47% (indikator qualifiers) dan 76%. Tes
diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran
menerapkan argumentasi ilmia (membedakan
klaim, data, opini dan fakta). Reliabilitas
menggunakan tes Cronbach koefisien alpha ,
berkategori cukup dengan α = 0,55. Sebagian

∑ soal
43
6
6
6
14
6
6

Mean
0,58
0,76
0,47
0,53
0,50
0,62
0,75

SD
4,42
0,41
0,46
0,48
0,48
0,46
0,40

Realibilitas
0,55
0,54
0,52
0,56
0,56
0,56
0,54

besar indikator menunjukkan realibilitas ratarata berkategori cukup.
Komponen keterampilan argumentasi
banyak dijawab sempurna oleh siswa pada
elemen pertanyaan argumentasi membedakan
klaim, data, opini dan fakta. Namun, elemen
keterampilan argumentasi lainnya dapat
diperbaharui agar dapat lebih diandalkan
dengan memasukkan lebih banyak item
pernyataannya.
Berdasarkan
analisis
data
hasil
penelitian, tes argumentasi ilmiah tampaknya
menjadi instrumen yang dapat digunakan
untuk menilai keterampilan argumentasi

90 | Viyanti, Cari, Sunarno, dan Prasetyo,Analisis Tes Argumentasi…

JPFK, Vol. 2 No. 2, September 2016, hal 88 -91
http://e-journal.ikippgrimadiun.ac.id/index.php/JPFK
ilmiah. Selain itu hasil tes dapat digunakan
untuk memetakan elemen keterampilan
argumentasi siswa yang perlu dibenahi dengan
menggunakan instrumen tes yang telah
diperbaharui kembali.
Kesimpulan
Tes Argumentasi ilmiah sebagai
penilaian praktis argumentasi ilmiah untuk
siswa SMA. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa
tes yang digunakan dapat memetakan elemen
keterampilan argumentasi siswa. Selain itu tes
ini juga memuat 1) konsep dasar terapung dan
tenggelam yang tertuang dalam item butir soal
telah didefinisikan dan komprehensif , 2)
menggunakan definisi skema argumentasi
Toulmin sebagai proses menyusun butir soal
elemen
keterampilan
argumentasi,
3)
memberikan
gambaran
struktur
untuk
memudahkan pengembangan item tes pada
materi lain.
Berdasarkan perhitungan statistik item
konten tiap elemen perlu diperbaharui lagi dan
divalidasi oleh ahli argumentasi ilmiah dan ahli
konten materi.
Hasil pengembangan tes
Argumentasi ilmiah ini menjadi landasan
untuk menyusun instrumen tes yang lebih
lengkap sehingga dapat mengukur semua
struktur pendukung komponen argumentasi.
Daftar Pustaka
Bulgren, J., Ellis, J., Marquis, J. (2014) The
Use and Effectiveness of an
Argumentation
and
Evaluation
Intervention in ScienceClasses. Journal
of Science Education and Technology.
Conley, D. T. (2008). College knowledge:
What it really Takes For Students To
Succeed and What We Can Do To Get
Them Ready. New York, NY: John
Wiley & Sons.
Driver, R., Newton, P., & Osborne, D. (2000).
Establishing The Norms of Scientific
Argumentation In Classrooms. Science
Education.
Erduran S, and Jimenez-Alexandre M P
(2008). Argumentation In Science
Education:
Perspectives
From
Classroom-Based Research . New
York, NY: Springer.

Frey, Ellis, Bulgren, Hare, Ault. (2015).
Development of a Test of Scientific
Argumentation. Electronic Journal of
Science Education.
Lawson, A.E. (2003).
The Nature and
Development
of
HypotheticoPredictive
Argumentation
With
Implications For Science Teaching .
International Journal of Science
Education.
National Center for Education Statistics
(2012). The Nation's Report Card :
Science 2011 (NCES 2012–465).
Institute of Education Sciences, U.S.
Department of Education,
Washington,D.C.
National Governors Association. (2010).
Common Core State Standards For
English Language Arts & Literacy In
History/Social Studies, Science, and
Technical
Subjects.
Washington,
DC:National Governors Association
Center for Best Practices and the
Council of Chief State School
Officers.
National Research Council. (2012).
A
Framework
for
K-12
Science
Education:
Practices,Crosscutting
Concepts,
and
Core
Ideas.
Washington, DC: National Academies
Press.
Sadler, T. D. (2004). Informal Reasoning
Regarding Socioscientific Issues: A
Critical Review of Research . Journal
of Research on Science Teaching.
Osborne, J., Simon, S., Christodoulou, A.,
Howell‐Richardson , C., & Richardson,
K. (2013). Learning To Argue: A
Study Of Four Schools and Their
Attempt To Develop the Use Of
Argumentation
as
a
Common
Instructional Practice and Its Impact
On Students. Journal of Research in
Science Teaching.
Toulmin (1985). The Uses of Argument.
Cambridge: Univer - sity Press.

Viyanti, Cari, Sunarno, dan Prasetyo,Analisis Tes Argumentasi…91 |

JPFK, Vol. 2 No. 2, September 2016, hal 89 -92
http://e-journal.ikippgrimadiun.ac.id/index.php/JPFK

Viyanti, Cari, Sunarno, Prasetyo,Analisis Tes Argumentasi…92 |

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN HUKUM COLUMB | Handhika | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 10 19 1 SM

0 1 6

PROFIL KEMAMPUAN REPRESENTASI MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO | Fatmaryanti | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 8 15 1 SM

0 0 3

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH MEKANIKA BERDASARKAN ANALISIS KOMPETENSI | Murniati | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 14 27 1 SM

0 0 7

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG | Kurniawan | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 21 41 1 SM

0 1 13

Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Fisika Dalam Melaksanakan Pendekatan Saintifik Di SMAN Sleman | Wulandari | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 701 1271 2 PB

0 2 13

Analisis Koefisien Attenuasi Bahan Plastik Menggunakan Sensor Cahaya Smartphone | Pramuda | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 697 1270 2 PB

0 0 8

Analisis Hasil Filtering Karous-Hjelt Berdasarkan Beda Spasi Dalam Penggambaran Struktur Bawah Permukaan Tanah | Maulidina | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 1022 2295 1 PB

0 0 5

Pengembangan Instrumen Tes Diagnostik VCCI Bentuk Four-Tier Test pada Konsep Getaran | Zaleha | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 980 2311 1 PB

1 6 7

Preparasi Dan Penentuan Energi Gap Film Tipis TiO2:Cu Yang Ditumbuhkan Menggunakan Spin Coating | Efelina | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 941 2283 1 PB

0 0 9

Analisis Kausalitas Pemahaman Konsep Dengan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Pemecahan Masalah Fisika | Trianggono | JURNAL PENDIDIKAN FISIKA DAN KEILMUAN (JPFK) 874 2281 1 PB

0 0 12