Landasan teori krngk Brpikir

Kerangka Berpikir
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba di luar keperluan medis, tanpa
pengawasan dokter dan merupakan perbuatan melanggar hukum, narkoba sendiri dapat
menimbulkan dampak yang membahayakan baik fisikmaupun psikis pada pengguna narkoba,
selain itu narkoba berdampak pada lingkungan pengguna narkoba tersebut. Penyalahgunaan
narkoba sendiri di Indonesia tidak hanya di kalangan orang dewasa melainkan kalangan
remaja bahkan anak – anak usia sekolah, mereka dijadikan sasaran atau target utama dalam
peredaran narkoba.
Adapun dampak penyalahgunaan narkoba, yaitu dapat meyebabkan putus sekolah,
putus kerja, hancurnya kehidupan rumah tangga, hancurnya masa depan, tindak kekerasan,
kecelakaan lalu lintas, tindak kejahatan, dan kematian percuma. Selain itu peyalahgunaan
narkoba dapat mengakibatkan gangguan perilaku dan perbuatan antisosial, seperti
berbohong, membolos, minggat, malas, seks bebas, melanggar aturan dan disiplin, merusak
barang, melawan orang tua, mencuri, suka mengancam, dan suka berkelahi sehingga
mengganggu ketertiban, ketentraman, dan keamanan masyarakat.
Bagi remaja yangv dijadikan sasaran para bandar narkoba, itu merupakan hal yang
tragis dimana remaja sedang mengalami masa transisi dari masa pencarian identitas diri,
pada masa itu remaja mengalami pola pembentukan sikap, pola pergaulan, dan mencari
informasi dari berbagai sumber tentang hal – hal baru. Dengan melihat fenomena yang ada,
remaja dituntut untuk memiliki kepribadian yang diharapkan oleh keluarga dan masyarakat,
terutama dalam sikap remaja yang memberikan pengaruh terhadap perilaku yang tampak

pada diri remaja.
Sikap remaja sendiri di dasarkan pada kesiapan remaja dalam berperilaku atau
bereaksi terhadap suatu obyek dengan tiga komponen penting dalam sikap yaitu aspek
kognitif yang meliputi pengetahuan dan persepsi terhadap perilaku penyelahgunaan narkoba
sebagai obyek sikap, pengetahuan mengenai penyalahgunaan narkoba yang didapat berupa
informasi baik itu fakta, pengalaman yang didapat dari lingkungan seperti media elektronik,
media cetak dan lingkungan sekitar remaja seperti keluarga, teman sebaya dan masyarakat.
Aspek kedua adalah aspek afektif dimana menyangkut emosional subyektif remaja
terhadap penyalahgunaan narkoba, aspek ini merupakan bentuk evaluasi terhadap obyek
dimana remaja dapat menilai apakah remaja mendukung-tidak mendukung atau setuju-tidak

setuju, menolak-tidak menolak penyalahgunan narkoba dan aspek ketiga adalah aspek
konatif

yaitu

berdasarkan

pada


informasi,

pengetahuan

dan

penilaian

terhadap

penyalahgunaan narkoba maka timbul suatu kecenderungan bertindak, ini dapat berupa
tingkah laku yang nampak dan dapat diamati baik itu dalam bentuk pernyataan atau ucapan
dan ekspresi atau mimic yang menggambarkan bentuk penilaian berdasarkan emosi
subyektif

remaja

terhadap

penyalahgunaan


narkoba,

menghindari

atau

menjauhi

penyalahgunaan narkoba.
Hakikat Narkoba
a. Pengertian Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya.
Suatu nama tunggal untuk merujuk semua jenis bahan atau zat yang berkhasiat
menghilangkan rasa sakit (narkotika), menimbulkan perubahan suasana batin (psikotrofika),
sedative hipnotik (zat yang memberi efek hipnotis/penenang /tidak sadar), halusinogen dan
bahan adiktif lainnya. Narkoba adalah seperti kata “dadah” di Malaysia dan “drugs” di Amerika
Utara.
Menurut undang-undang RI No. 22 Th 1997, zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menyebabkan
ketergantungan.
Berdasarkan undang-undang RI No. 5 Th 1997, psikotropika adalah zat atau obat baik
alamiah, sintesis, maupun semi sintesis yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
Sedangkan bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan yang tidak termasuk kedalam
golongan narkotika atau psikotropika, tetapi menimbulkan ketergantungan, seperti alkohol,
tembakau, sedative/hipnotika, inhalansia dsb.
Penyalahgunaan narkoba (abuse) adalah penggunaan narkoba di luar keperluan
medis, tanpa pengawasan dokter dan merupakan perbuatan melanggar hukum (pasal 59, UU
No. 5 Th 1997, tentang penyalahgunaan narkoba dan psikotropika).
Penyalahgunan narkoba biasanya diawali oleh penggunaan coba-coba sekedar
mengikuti teman, untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, kelelahan, ketegangan
jiwa, atau sebagai hiburan atau untuk pergaulan. Bila taraf coba-coba tersebut dilakukan

secara terus menerus akan berubah menjadi ketergantungan dan hal tersebut banyak terjadi
dan dialami oleh remaja yang melakukan penyalahgunaan narkoba.
b. Jenis-jenis dan Golongan Narkoba
Jenis-jenis narkoba dan golongan ini penting untuk diketahui agar dapat lebih

mengenal obat terlarang mana yang paling banyak disalah gunakan. Berdasarkan data BNN
RI Th 2004, jenis-jenis narkoba dapat digolongkan sebagai berikut :
b.i. Golongan Narkotika
1. Opioida yaitu sekelompok zat alamiah, semi sintesis atau sintesis yang mempunyai
khasiat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri (analgesic), meliputi :


Opioida alamiah, yaitu opium, morfin, codein



Opioida semi sintesis yaitu hidromorfin dan heroin



Opioida sintesis yaitu meperidin, profeksifen dan levarolfan

2. Opium yaitu getah kotak biji tumbuhan papaver somniverum yang belum matang.
3. Morfin adalah opida alamiah yang mempunyai daya analgesic yang kuat, berbentuk
kristal, berwarna putih dan berubah menjadi kecoklatan dan tidak berbau sebagaian

besar opium diolah menjadi morfin dan codein.
4. Heroin atau putauw, (putauw adalah nama jalanan heroin) adalah diacetilmorfin, yaitu
opioida semi sintetik hasil pemprosesan oipida alamiah dengan perubahan kimiawi,
berupa serbuk putih dan terasa pahit.
5. Codein, mempunyai khasiat analgesic lemah, yaitu hanya seperduabelas daya
analgesic morfin. Codein digunakan sebagai antitusif (peredam batuk) yang kuat.
6. Metadon, adalah oipoida sintetic yang daya kerja lebih lama dan lebih efektif dari pada
morfin, pemakaiannya ditelan. Metadon digunakan untuk program pengobatan
ketergantungan morfin atau heroin. Banyak dikritik karena pengguna metadon
mengalihkan ketergantungan kepada metadon.

7. Ganja, Matijuana, canabis sativa indica, canabis ruderalis “Cimeng” (cimeng adalah
nama jalanan ganja di Indonesia). Ganja adalah tumbuhan perdu liar yang tumbuh di
daerah yang beriklim tropis, dan subtropis seperti Indonesia, India, Thailand, Laos,
Kamboja, AS dan Rusia.
8. Kokain, yaitu serbuk kristal berwana putih diperoleh dari sari daun tumbuhan coca,
sejenis

tumbuhan


di

lereng

pegunungan Andes Amerika

Selatan.

Dampak

ketergantungan kokain sangat kuat yang menimbulkan overdosis dan kelaparan pada
penggunanya.
9. Crack, adalah bahan baru berbentuk kristal seperti kerikil, dibuat dari kokain
mempunyai dampak ketergantungan yang lebih kuat dari pada kokain yakni sari pati
kokain. Menggunakannya dengan cara dihisap seperti serbuk.

b.ii. Golongan psikotropika
1. ATS yaitu (Amphetamine Type Stimulants), sekelompok zat atau obat yang mempunyai
khasiat sama dengan atau seperti amfetamin.
2. Amfetamine, adalah sekelompok zat atau obat yang mempunyai khasiat sebagai stimultant

susunan syaraf pusat, seperti kafein, nikotin, cathein dan kokain.
3. Shabu, adalah nama jalanan untuk amfetamin
4. Ice (dibaca : ais), adalah bentuk baru dari amfetamin baru yang pada akhir-akhir ini
memasuki pasaran gelap narkoba. Ice dibuat dari bahan dasar methamfetamine dalam
bentuk kristal biru yang dapat dihisap dengan hidung.
Lampiran Undang-undang Nomor 5, Tahun 1997 tentang bahan Psikotropika, memuat empat
golongan I, 26 jenis, Psikotropika Golongan II, 14 jenis
Psikotropika Golongan III, 9 jenis, Psikotropika Golongan IV
5. Ecstacy (MDMA), yaitu jenis psikotropika yang mempunyai daya menimbulkan
ketergantungan tertinggi, digunakan hanya untuk tujuan ilmu, tidak digunakan untuk
pengobatan.
b.iii. Golongan bahan adiktif lainnya :

Bahan atau zat yang tidak tergolong narkotika ataupun psikotropika. Tetapi seperti
halnya

dengan

narkotika


dan

psikotropika,

bahan

adiktif

ini

dapat

menimbulkan

ketergantungan :
1. Alkohol (ethanol atau ethil alkohol)
Adalah hasil fermentasi / peragian karbohidrat; dari butir padi-padian atau cassava,
sari buah anggur, nira dan lain-lain.
2. Kafein, adalah alkaloida yang terdapat dalam tanaman buah kopi. Biji kopi
mengandung 1-5 % kafein, kafein juga terdapat dalam teh dan minuman ringan coca

cola.
3. Nicotine Tabacum, adalah terdapat dalam tumbuhan tembakau dalam kadar 1-4 %.
Dalam setiap batang rokok terdapat 1.1 miligram nikotin. Nikotin menimbulkan
ketergantungan, dalam daun tembakau terdapat ratusan jenis zat lainnya selain dari
nikotin.
4. Zat atau obat sedative (penenang) dan hipnotika (memberi efek hipnotis / bius atau
tidak

sadar),

yang

tergolong

sedative

hipnotika

diantaranya:


pentobarbital,

sekobarbital, diazepam, meprobamat dan barbiturat.
5. Halusinogen, yaitu sekelompok zat alamiah atau sintetik yang dapat dikonsumsi
menimbulkan dampak halusinasi.
6. Inhalansia atau zat yang dihirup atai dihisap, terdapat dalam pengharum ruangan,
dalam perekat, pelumas dan bensin.
c. Dampak penyalahgunaan narkoba secara umum (BNN RI Tahun 2004)
c.i. Gangguan kesehatan fisik
1. Gangguan fungsi dan kerusakan organ vital, termasuk: otak, jantung, paru, hati, ginjal, dan
organ reproduksi.
2. Keracunan dengan berbagai tanda dan gejala, seperti: mual, muntah, pusing, kejang,
gemetar, jantung berdebar, hipertensi, dialtasi pupil, sampai koma (setiap jenis narkoba dan
dosis yang digunakan mempunyai dampak keracunan yang berbeda).
3. Menurut hasil penelitian, kerusakan sel otak akibat penyalahgunaan dan ketergantungan
narkoba, tidak dapat dipulihkan seperti sedia kala, sehingga penyalahgunaan narkoba sering
disebut sebagai “one way ticket”.
4. Gejala petus obat (windrawal syndrome, sakaw), seperti : mual, muntah, diare, mengantuk,
pilek, bersin, pilo ereksi, tekanan darah naik, pernapasan naik, suhu badan naik, gemetar,
kejang lambung, insomnia, takhikardi, impotensi, (setiap jenis narkoba menimbulkan gejala

putus obat yang berbeda). Sakaw digambarkan oleh penderitanya sebagai keadaan
penderitaan sakit sekujur tubuh, gabungan dari semua rasa sakit atau nyeri yang hebat.
5. Penyalahgunaan narkoba khususnya yang menggunakan jarum suntuk secara bergantian
menyebabkan penularan HIV AIDS, Hepatitis B dan C.
c.ii. Ganggunan kesehatan psikis
1. Gelisah, cemas takut, curiga dan waspada berlebihan, paranoid (rasa takut yang
berlebihan), panik, disorientasi, binggung, fotofobia (takut jika diambil gambarnya), mudah
tersinggung.
2. Depresi, halusinasi visual, agresif, gangguan daya ingat, gangguan nalar, gangguan
konsentrasi, hilangnya hambatan impuls seksual, gangguan kesadaran, kognitif, afektf,
persepsi, perilaku dan lain-lain, dan gangguan psikosis.
d. Dampak sosial dan ekonomi penyalahgunaan narkoba
(BNN RI Tahun 2004)
d.i. Dampak sosial



Menimbulkan gangguan ketertiban sosial
Menimbulkan gangguan terhadap interaksi sosial antar warga dalam komunitas dan




antar kelompok sosial
Menurunkan kualitas sumber daya manusia
Menimbulkan ancaman bahaya hancurnya kehidupan keluarga.

d.ii. Dampak ekonomi
1. Menimbulkan beban / biaya yang sangat tinggi bagi diri, keluarga, atau orang tua yang
bersangkutan, baik untuk membeli narkoba yang harganya sangat mahal, maupun untuk
biaya pengobatan, perawatan dan rehabilitasi yang memerlukan waktu lama dan biaya tinggi.
2. Menimbulkan ancaman kebangkrutan keluarga.
3. Menimbulkan tuntutan hukum, pengobatan dan perawatan.
d.iii. Dampak bagi remaja
1. Mengalami gangguan secara fisik, dimana remaja mengalami masa pertumbuhan.
2. Menurunnya konsentrasi belajar, berbohong, mombolos, minggat, malas, seks bebas,
melanggar aturan dan disiplin, merusak barang, melawan orang tua, mencuri, suka
mengancam dan suka berkelahi sehingga mengganggu ketertiban

3. Prestasi belajar menurun dan dapat menyebabkan putus sekolah serta mengancam akan
masa depan remaja.