Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2001 Pupuk Budidaya Tanaman

Pe r a t ur a n Pe m e r int a h N o. 8 Ta h u n 2 0 0 1
Te nt a ng : Pupuk Budida y a Ta na m a n
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A,

Menim bang :
a.

bahw a pupuk m erupakan salah sat u sarana produksi yang m em punyai
per anan pent ing dalam peningkat an pr oduksi dan m ut u hasil budidaya
t anam an;

b.

bahw a unt uk m em enuhi st andar m ut u dan m enj am in efekt ifit as
pupuk, m aka pupuk yang diproduksi harus berasal dan form ula hasil
r ekayasa yang t elah diuj i m ut u dan efekt ifit asnya;

c.

bahw a sehubungan dengan hal t ersebut di at as dan sebagai
pelaksanaan dan Pasal 37 Undang- undang Nom or 12 Tahun 1992

t ent ang Sist em Budidaya Tanam an, per lu m engat ur Pupuk Budidaya
t anam an dengan Perat uran Pem erint ah;

Mengingat :
1.

Pasal 5 ayat ( 2) Undang- Undang Dasar 1945 sebagaim ana t elah
diubah dengan Perubahan Kedua Undang- Undang Dasar 1945;

2.

Undang- undang Nom or 2 Tahun 1981 t ent ang Met r ologi Legal
( Lem baran Negara Tahun 1981 Nom or 11, Tam bahan Lem baran
Negar a Nom or 3193) ;

3.

Undang- undang Nom or 5 Tahun 1984 t ent ang Per indust r ian
( Lem baran Negara Tahun 1984 Nom or 22, Tam bahan Lem baran
Negar a Nom or 3274) ;


4.

Undang- undang Nom or 12 Tahun 1992 t ent ang Sist em Budidaya
Tanam an ( Lem baran Negara Tahun 1992 Nom or 46, Tam bahan
Lem baran Negara Nom or 3478) ;

5.

Undang- undang Nom or 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan
Lingkungan hidup ( Lem baran Negara t ahun 1997 Nom or 68,
Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3699) ;

6.

Undang- undang Nom or 8 Tahun 1999 t ent ang Per lindungan Konsum en
( Lem baran Negara Tahun 1999 Nom or 42, Tam bahan Lem baran
Negar a Nom or 3821) ;

7.


Undang- undang Nom or 22 Tahun 1999 t ent ang Pem er int ahan Daer ah
( Lem baran Negara Tahun 1999 Nom or 60, Tam bahan Lem baran
Negar a Nom or 3839) ;

8.

Per at ur an Pem er int ah Nom or 20 Tahun 1994 t ent ang Pem ilikan

Saham dalam Perusahaan yang didirikan dalam rangka Penanam an
Modal Asing ( Lem baran Negara Tahun 1994 Nom or 28, Tam bahan
Lem baran Negara Nom or 3552) ;
9.

Per at ur an Pem er int ah Nom or 25 Tahun 2000 t ent ang Kew enangan
Pem erint ah dan Kew enangan Propinsi sebagai Daerah Ot onom
( Lem baran Negara Tahun 2000 Nom or 54, Tam bahan Lem baran
Negar a Nom or 3952) ;

10.


Per at ur an Pem er int ah Nom or 102 Tahun 2000 t ent ang St andar
Nasional I ndonesia ( Lem baran Negara Tahun 2000 Nom or 199,
Tam bahan Lem baran Negara Nom or 4020) ;

MEMUTUSKAN :

Menet apkan :
PERATURAN PEMERI NTAH REPUBLI K I NDONESI A TENTANG PUPUK
BUDI DAYA TANAMAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Perat uran Pem erint ah ini yang dim aksud dengan :
1.

Pupuk adalah bahan kim a at au organism e yang berperan dalam
penyediaan unsur hara bagi keperluan t anam an seeara langsung at au

t idak langsung.

2.

Pupuk an- organik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kim a,
fisika dan at au biologis, dan m erupakan hasil indust ri at au pabrik
pem buat pupuk.

3.

Rekayasa form ula pupuk adalah serangkaian kegiat an rekayasa baik
secar a kim a, fisika dan at au biologis unt uk m enghasilkan for m ula
pupuk.

4.

Form ula pupuk adalah kandungan senyaw a dari unsur hara ut am a dan
at au unsur hara m ikro dan m ikroba.

5.


Produsen pupuk adalah perorangan at au badan hukum yang m e
lakukan kegiat an unt uk m enghasilkan pupuk.

6.

Pengim por pupuk adalah perorangan at au badan hukum yang
m elakukan kegiat an unt uk m em asukkan pupuk dar i luar neger i ke
dalam w ilayah Negar a Republik I ndonesia.

7.

Penguj ian adalah sem ua kegiat an m enguj i baik di labor at or ium
m aupun di lapangan yang dilakukan t erhadap sem ua produk pupuk
baik yang dibuat di dalam negeri m aupun yang berasal dan luar
neger i.

8.

Ser t ifikat for m ula pupuk yang selanj ut nya disebut ser t ifikat adalah

surat ket erangan yang m enyat akan bahw a pupuk hasil rekayasa
set elah diuj i, m em enuhi per syar at an m ut u dan efekt ifit as sehingga
layak unt uk digunakan pada budidaya t anam an.

9.

Surat ket erangan j am inan m ut u adalah surat ket erangan yang
m enyat akan bahw a pupuk hasil produksi dan at au im por set elah diuj i
m ut unya sebelum diedar kan m em enuhi st andar m ut u sesuai dengan
perat uran perundang yang berlaku.

10.

Pengadaan adalah kegiat an penyediaan pupuk baik ber asal dar i
pr oduksi dalam neger i m aupun dar i luar neger i.

11.

Peredaran adalah set iap kegiat an at au serangkaian kegiat an dalam
r angka penyalur an pupuk di dalam neger i baik unt uk di per dagangkan

m aupun t idak.

1 2.

Ment eri adalahm ent eri yang bert anggung j aw ab di bidang budidaya
t anam an.

Pasal 2
Ruang lingkup pengat ur an ini m eliput i pengadaan, peredaran, penggunaan,
dan pengaw asan pupuk an- organik.

BAB I I
PENGADAAN

Pasal 3
( 1)

Pengadaan pupuk an- or ganik dilakukan m elalui pr oduksi dalam Neger i
dan at au pem asukan dan luar negeri.


( 2)

Pupuk an- organik yang diproduksi di dalam neger i dan pupuk an
or ganik yang diim por w aj ib m em enuhi st andar m ut u dan t er j am in
efekt ifit asnya.

( 3)

Pengadaan pupuk an- organik sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1)
dilakukan oleh perorangan at au badan hukum .

Pasal 4
( 1)

Peorangan at au badan hukum yang akan m em produksi pupuk an
or ganik har us t er lebih dahulu m endapat izin dan Bupat i at au Walikot a
set em pat .

( 2)


Ket ent uan lebih lanj ut m engenai syar at dan t at a car a pem ber ian izin
sebagam ana dim aksud dalam ayat ( 1) , diat ur oleh Bupat i at au
Walikot a dengan m em per hat ikan pedom an t eknis at au st andar t eknis
yang dit et apkan oleh Ment er i Per indust r ian dan Per dagangan

Pasal 5
( 1)

Pupuk an organik yang akan diproduksi oleh perorangan at au badan
hukum di dalam negeri harus berasal dan form ula pupuk hasil
r ekayasa dan m em enuhi st andar m ut u.

( 2)

Form ula pupuk sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) disam ping
harus m em enuhi st andar m ut u j uga harus dilengkapi deskripsi,
analisis kom posisi dan analisis kadar har a.

( 3)


St andar m ut u pupuk an- organik sebagam ana dim aksud dalam ayat ( 1)
m eliput i kom posisi dan kadar hara pupuk an- or ganik yang akan
dit elapkan lebih lanj ut oleh lem baga yang ber w enang m enet apkan
St andar Nasional I ndonesia ( SNI ) .

( 4)

Dalam hal pupuk an - organik yang akan diproduksi di dalam negeri
at au akan diim por t et api belum dit et apkan St andar Nasional I ndonesia
( SNI ) - nya, Ment er i m enet apkan per syar at an t eknis m inim al pupuk
an- or ganik t er sebut .

Pasal 6
( 1)

Unt uk m enj am in for m ula pupuk an or ganik yang m em enuhi st andar
m ut u sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5 ayat ( 1) , dilakukan uj i
m ut u dan uj i efekt ifit as sesuai dengan perat uran perundang undangan
yang ber laku.

( 2)

Terhadap form ula pupuk an- organik yang t elah lulus uj i m ut u dan uj i
efekt ifit as sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diber ikan ser t ifikat
for m ula pupuk an- or ganik oleh lem baga penguj ian yang ber sangkut an.

( 3)

For m ula pupuk an or ganik yang t elah m em per oleh ser t ifikat for m ula
pupuk an- or ganik, sebelum diproduksi harus didaft arkan kepada
Ment er i unt uk m em per oleh nom or pendaft ar an.

( 4)

Ket ent uan lebih lanj ut m engenai t at a car a pem ber ian ser t ifikat fom ula
pupuk an- organik dan nom or pendaft aran sebagaim ana dim aksud
dalam ayat ( 2) dan ayat ( 3) dit et apkan oleh Ment eri.

Pasal 7
( 1)

Uj i m ut u sebagam ana dim aksud dalam Pasal 6 ayat ( 1) dilakukan oleh
lem baga penguj ian yang t elah diakr edit asi.

( 2)

Lem baga penguj ian sebagam ana dim aksud dalam ayat ( 1)
bert anggungj aw ab t erhadap pelaksanaan dan hasil penguj ian t erhadap
form ula pupuk an organik.

Pasal 8
( 1)

Uj i efekt ifit as sebagam ana dim aksud dalam Pasal 6 ayat ( 1) dapat di
lakukan oleh per or angan, badan hukum at au I nst ansi Pem er int ah.

( 2)

Unt uk dapat m elakukan uj i efekt ifit as, per or angan, badan hukum at au
I nst ansi Pem erint ah sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , harus
m em enuhi per syar at an :

( 3)

a.

m em iliki per alat an yang m em adai;

b.

m em iliki lahan yang cukup; dan

e.

m em iliki t enaga yang m em punyai penget ahuan di bidang
budidaya t anam an dan pem upukan.

Ket ent uan lebih lanj ut m engenai persyarat an perorangan, badan
hukum dan I nst ansi Pem er int ah unt uk m elakukan uj i efekt ifit as
sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) dit et apkan oleh Ment eri.

Pasal 9
( 1)

Per or angan, badan hukum at au I nst ansi Pem er int ah yang m elakukan
uj i efekt ifit as har us m elapor kan per kem bangan penguj iannya secar a
berkala kepada Menreri, dan bert anggung j aw ab at as pelaksanaan dan
kebenar an hasil penguj ian yang dilakukan.

( 2)

Ket ent uan lebih lanj ut m engenai t at a cara pelaporan sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 1) dit et apkan oleh m ent er i.

Pasal 10
( 1)

Pupuk an- organik yang dim asukkan dari luar negeri harus m em enuhi
st andar m ut u sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5 ayat ( 3) , m encan
t um kan deskr ipsi pupuk an - or ganik ser t a analisis kom posisi dan
analisis kadar unsur har a, ser t a lulus uj i m ut u.

( 2)

Terhadap pupuk an- organik yang pert am a kali di m asukan ke dalam
w ilayah Republik I ndonesia disam ping dilakukan uj i m ut u sebagam ana
dim aksud dalam ayat ( 1) w aj ib dilakukan uj i efekt ifit as, kecuali pupuk
an- organik yang t elah m em enuhi St andar Nasional I ndonesia ( SNI )
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5 ayat ( 3) .

( 3)

Tat a cara penguj ian sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) dilakukan
sesuai dengan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 ayat
( 1) .

Pasal 11
( 1)

Produsen at au pengim por pupuk an organik bert anggung j aw ab at as
kebenaran j enis dan m ut u pupuk yang diproduksi dan at au diim pom ya
dengan ket ent uan sebagam ana dim aksud dalam Pasal 6 ayat ( 2) .

( 2)

Unt uk m enj am in pem enuhan st andar m ut u pupuk an organik
sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , sebelum diedarkan, pupuk anor ganik yang dipr oduksi at au dim ipor har us m em iliki sur at ke t er angan
j am inan m ut u.

( 3)

Surat ket erangan j am inan m ut u sebagam ana dim aksud dalam ayat ( 2)
di keluar kan oleh lem baga penguj ian sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal 7 ayat ( 1) .

BAB I I I
PEREDARAN

Pasal 12
( 1)

Pupuk an- organik yang diedarkan harus m em enuhi st andar m ut u
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5 ayat ( 3) , dan t erj am in
efekt ifit asnya ser t a diber i label.

( 2)

Label sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) sekurang- kurangnya
m em uat ket er angan t ent ang :
a nam a dagang;
b. kandungan hara;
e. isi at au ber at ber sih bar ang;
d. m asa edar;
e. at uian pakai/ cara penggunaan; dan
f. nam a dan alam at pr odusen.

( 3)

Ket ent uan m engenai label sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2)
w aj ib dit ulis dalam Bahasa I ndonesia dan dicant um kan dalam
kem asan yang penem pat annya m udah dilihat dan dibaca dengan j elas.

Pasal 13
Perorangan at au badan hukum yang m engedarkan pupuk an- organik unt uk
diperdagangkan w aj ib m engikut i ket ent uan yang ber laku di bidang
Perdagangan .

Pasal 14
( 1)

Perorangan at au badan hukum yang m engedarkan pupuk an- organik
w aj ib m enj aga dan bert anggung j aw ab at as m ut u pupuk yang
diedarkan sesuai ket erangan yang t ercant um pada label.

( 2)

Penj agaan m ut u pupuk sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1)
dilakukan sesuai dengan persyarat an, pengem asan, penym ipanan,
dan pengangkut an pupuk.

( 3)

Ket ent uan lebih lanj ut m engenai pengem asan, penyim panan dan
pengangkut an pupuk an- organik sebagaim ana dim aksud dalam ayat
( 2) diat ur oleh Ment er i t er kait .

Pasal 15
Perorangan at au badan hukum dilarang m engedarkan pupuk an- organik
yang t idak sesuai dengan ket erangan yang t erdapat pada label dan at au
pupuk an- organik yang sudah rusak.

BAB I V
PENGGUNAAN

Pasal 16
( 1)

Jenis dan penggunaan pupuk an- or ganik dilakukan dengan m em
per hat ikan kesehat an m asyar akat dan kelest ar ian lingkungan.

( 2)

Ket ent uan t ent ang j enis dan t at a car a penggunaan pupuk an- organik
sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur lebih lanj ut oleh Ment er i.

Pasal 17
( 1)

Pem er int ah m enyelenggar akan penyuluhan penggunaan pupuk an
organik budidaya t anam an dengan m nem perhat ikan prinsip efisiensi
dan efekt ifit as.

( 2) .

Ket ent uan lebih lanj ut m engenai penyelenggar aan penyuluhan
sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , di t et apkan oleh Bupat i/
Walikot a ber dasar kan pedom an yang dit et apkan oleh Ment er i.

BAB V
PENGAWASAN

Pasal 18
Pengaw asan m ut u pupuk an- or ganik dilakukan unt uk m elindungi
kepent ingan pengguna, pengedar, pengim por dan produsen, m em enuhi
kebut uhan pupuk an- organik, m eningkat kan daya guna dan hasil guna pupuk
an- or ganik ser t a m enj am in kelest ar ian alam dan lingkungan hidup.

Pasal 19
Dalam rangka pengaw asan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 18,
perorangan at au badan hukum yang m engadakan dan at au m engedarkan
pupuk an- organik harus m elaporkan kepada Bupat i at au Walikot a set em pat .

Pasal 20
( 1)

( 2)

Pengaw asan pupuk an- or ganik dilakukan sebagai ber ikut :
a.

pada t ingkat rekayasa form ula m enj adi kew enangan Ment eri;

b.

pada t ingkat pengadaan, baik produksi dalam negeri m aupun
pem asukan im por, peredaran, dan penggunaan m enj adi
kew enangan Bupat i at au Walikot a set em pat .

Pengaw asan at as pengadaan, peredaran dan penggunaan pupuk an
or ganik sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dilakukan secar a
t er padu dan t er koor dinasi.

Pasal 21
( 1)

Dalam m elaksanakan pengaw asan sebagaim ana dim aksud dalam pasal
20 ayat ( 1) huruf a, Ment eri dapat m enunj uk Pet ugas Pengaw as pupuk
an—organik.

( 2)

Pet ugas Pengaw as pupuk an- organik sebagam ana dim aksud dalam
ayat ( 1) m elakukan pengaw asan t erhadap penerapan st andar m ut u
dan Per syar at an t eknis m inim al pupuk an- organik, pelaksanaan
penguj ian m ut u dan penguj ian efekt ifit as, pener apan ser t ifikat for m ula
pupuk an organik, dan penggunaan nom or pendaft aran.

Pasal 22
( 1)

Dalam m elaksanakan pengaw asan sebagam ana dim aksud dalam pasal
20 ayat ( 1) hur uf b, m asing- m asing Bupat i/ Walikot a dapat m enunj uk
Pet ugas Pengaw as pupuk.

( 2)

Pet ugas Pengaw as pupuk sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1)
m elakukan pengaw asan t erhadap pengadaan, peredaran dan
penggunaan pupuk an- organik.

( 3)

Perorangan at au badan hukum yang m elakukan pengadaan dan at au
peredaran pupuk an- organik, w aj ib m engizinkan Pet ugas Pengaw as
pupuk sebagam ana dim aksud dalam ayat ( 1) unt uk m elakukan
pengaw asan di t em pat usahanya.

Pasal 23
( 1)

Pet ugas Pengaw as pupuk sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
22 ayat ( 1) ber w enang :
a.

m elakukan pem eriksaan t erhadap proses produksi pupuk
an- organik;

b.

m elakukan pem eriksaan t erhadap sarana, t em pat
penyim panan pupuk dan cara pengem asannya;

c.

m engam bil cont oh pupuk an- or ganik guna penguj ian
m ut u;

d.

m em er iksa dokum en dan lapor an;

e.

m elakukan pem eriksaan t erhadap pem enuhan
persyarat an perizinan pengadaan dan at au peredaran
pupuk an- organik.

( 2)

Dalam hal Pet ugas Pengaw as pupuk an- organik m em punyai dugaan
kuat bahw a t elah t erj adi pem alsuan dan at au kerusakan pada pupuk
an- organik yang beredar, Pet ugas Pengaw as pupuk an- organik dapat
m enghent ikan sem ent ar a per edar an pupuk an- organik t ersebut pada
w ilayah ker j anya paling lam a 30 ( t iga puluh) har i unt uk m elakukan
penguj ian m ut u.

( 3)

Apabila j angka w akt u sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) t elah
ber akhir dan belum m endapat keput usan m engenai adanya pem alsuan
dan at au kerusakan pupuk an- organik, m aka t indakan penghent ian
sem ent ar a per edar an pupuk an- organik oleh pengaw as pupuk berakhir
dem i hukum .

( 4)

Apabila dan hasil penguj ian m ut u sebagaim ana dim aksud dalam ayat
( 2) diket ahui bahw a pupuk an- or ganik t er sebut t idak sesuai dengan
label at au r usak, m aka Pet ugas Pengaw as pupuk m engusulkan kepada
Bupat i at au Walikot a set em pat ur it uk m enar ik pupuk an- organik
t ersebut dari peredaran.

( 5)

Ket ent uan lebih lanj ut m engenai penghent ian sem ent ar a sebagam ana
dim aksud dalam ayat ( 2) dan penarikan dan peredaran sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 4) diat ur oleh Bupat i at au Walikot a set em pat .

Pasal 24
Pet ugas Pengaw as pupuk an- organik sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 22
ayat ( 1) dapat dit unj uk sebagai Penyidik Pegaw ai Neger i Sipil sesuai dengan
perat uran perundang- undangan yang berlaku.

Pasal 25
( 1)

Ket ent uan lebih lanj ut m engenai t at a cara pengaw asan sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 21 diat ur oleh Ment er i.

( 2)

Ket ent uan lebih lanj ut m engenai t at a car a pengaw asan pupuk an
organik sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 22 dan Pasal 23 diat ur
oleh Bupat i at au Walikot a set em pat .

BAB VI I
SANKSI ADMI NI STRASI

Pasal 26
( 1)

Perorangan at au badan hukum yang m enj adi produsen dan at au
im port ir dan at au dist ribut or, yang m elanggar ket ent uan Perat uran
Pem er int ah ini dikenakan sanksi ber upa :
a.

Pencabut an I zin Usaha I ndusir i ( I UI ) , Ser t ifikat For m ula Pupuk
dan Nom or Pendaft aran dan at au hak penggunaan t anda SNI nya sert a produk pupuk yang bersangkut an dit arik dari
peredaran bagi yang berkedudukan sebagai produsen; dan at au

b.

Pencabut an Surat I zin Usaha Perdagangan ( SI UP) , Sert ifikat
Form ula Pupuk dan Nom or Pendaft aran dan at au hak
penggunaan t anda SNI - nya bagi yang berkedudukan sebagai
im por t ir dan at au dist r ibut or .

( 2)

I zin m engedar kan pupuk an- organik dapat dicabut apabila pupuk anor ganik yang diedar kan t idak sesuai label dan at au t elah r usak.

( 3)

Ket ent uan dan t at a cara pencabut an izin sebagam ana dim aksud dalam
ayat ( 1) dan ayat ( 2) dilakukan berdasarkan perat uran perundangundangan yang berlaku.
BAB VI I I
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 27
Per at ur an Pem er int ah ini m ulai ber laku pada t anggal diundangkan.

Agar Set iap orang m enget ahuinya, m em erint ahkan pengundangan Perat uran
Pem erint ah ini dengan penem pat annya dalam Lem baran Negara Republik
I ndonesia.

Dit et apkan di Jakar t a
pada t anggal 19 Jebruari 2001

PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A,

ttd
ABDURRAHMAN WAHI D

Diundangkan di Jakar t a
pada t anggal 19Februari 2001

Sekt r et ar is Negar a Republik I ndonesia,

ttd
DJOHAN EFENDI

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERI NTAH REPUBLI K I NDONESI A NOMOR
8 TAHUN 2001 TENTANG PUPUK BUDI DAYA TANAMAN

I . UMUM
Pengem bangan budidaya t anam an bert uj uan unt uk m eningkat kan dan
m em perluas penganekaragam an hasil t anam an guna m em enuhi kebut uhan
pangan, sandang, papan, kesehat an, indust rii dalam negeri, m em perbesar
ekspor, m enigkat kan pendapat an dan t at af hidup pet ani, dan m endorong
perluasan dan pem erat aan kesem pat an berusaha dan kesem pat an kerj a.
Unt uk m encapai t uj uan t er sebut di at as per lu dilakukan pengem bangan
budidaya t anam an secara t erarah t erm asuk penggunaan sarana produksi
secara t epat . Pem anfaat an sarana produksi secara t epat dapat m eningkat kan
produksi dan m ut u hasil yang pada akhirnya akan m eningkat kan pendapat an
pet ani. Salah sat u sarana produksi yang pent ing dan st r at egis adalah pupuk.
Pupuk m erupakan bahan kim ia at au organism e yang berperan dalam
penyediaan unsur hara bagi keperluan t anam an secara langsung at au t idak
langsung. Dari dua m acam pupuk yang ada, yait u pupuk organik dan pupuk
an- organik, pupuk an- organik banyak digunakan dan sangat berperan dalam
m endukung keberhasilan pengem bangan budidaya t anam an. OI eh karena it u
per lu dilakukan pengaw asan m ut unya agar kepent ingan konsum en m aupun
pr odusen t er lindungi, kebut uhan pupuk t er penuhi, daya guna dan hasil guna
pupuk an- organik m eningkat , sert a kelest arian sum ber daya alam dan
lingkungan hidup t erj am in. Sebagai dasar pelaksanaan pengaw asan t ersebut
perlu adanya st andar m ut u pupuk an- organik. Pengaw asan m ut u pupuk anor ganik dilakukan sej ak t ahap perekayasaan, pengadaan, peredaran, sam pai
t ahap penggunaannya. Pengaw asan pada t ahap perekayasaan dilakukan
m elalui berbagai penguj ian ( t est ing) sedangkan pengaw asan pada t ahap
pengadaan, peredaran, dan penggunaan dilakukan oleh Pet ugas Pengaw as
m elalui pencocokan dengan st andar m ut u yang t elah dit et apkan ( checking)
Disam ping it u, pengadaan pupuk an- organik produksi dalam negeri harus
m engut am akan t er penuhinya kebut uhan pupuk di dalam neger i. Sedangkan
peredaran dan at au penyaluran pupuk an- organik sam pai ke t angan pet ani
har us dilakukan secar a t epat yait u selain t epat m ut u, j uga t epat j enis, t epat
w akt u, t epat j um lah, t epat t em pat , dan t epat harga.
Dengan m aksud sepert i t ersebut di at as dan sebagai pelaksanaan Pasal 37
Undang- undang Nom or 12 Tahun 1992 t ent ang Sist em Budidaya Tanam an,
disusunlah Perat uran Pem erint ah t ent ang pupuk budidaya t anam an. Bagi
pupuk or ganik ber hubung m asih sulit dit ent ukan st andar nya, m aka belum
dapat dilakukan pengaw asan sebagaim ana halnya pupuk an- organik, dan
akan diat ur t er sendir i oleh Pem er int ah.

I I . PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Angka 1
Yang dim aksud dengan unsur hara yait u unsur kim a yang t erkandung dalam
pupuk an- organik yang berpengaruh t erhadap produksi t anam an.
Angka 2
Cukup j elas
Angka 3
Cukup j elas

Angka 4
Yang dim aksud unsur hara ut am a yait u ant ara lain unsur Nit rogen ( N) ,
Phosphor ( P) , dan at au Kalium ( K) . Unsur hara m ikro yait u ant ara lain Zinc
( Z) , Mangaan ( Mn,) dan Sulphur ( S) .

Angka 5
Yang dim aksud dengan badan hukum I ndonesia yait u badan hukum yang
didir ikan ber dasar kan hukum yang ber laku di I ndonesia.

Angka 6
Cukup j elas

Angka 7
Penguj ian m ut u dan penguj ianefekt ivit as for m ula pupuk yang dihasilkan dar i
r ekayasa dilakukan ber dasar kan ket ent uan st andar m ut u pupuk an- organik
Tuj uannya t er ut am a unt uk m elindungi kepent ingan konsum en yait u pet ani
dan ekses negat if pengar uh pupuk an- organik.
Penguj ian pupuk an- or ganik dilakukan di labor at or ium penguj ian yang
dim aksudkan unt uk lnenget alit uj kandungan unsur t iara pupuk.
ft nguj ian efekt ivit as dilakukan di lapangan yang dim aksudkan unt uk
m enget ahuj penganuli penggunnan pupuk an- organik t erhadap produksi
t anam an baik segi t eknis agr ononhis, sosini ekonom i, dan lingkungnn yang
pelaksanaannya dapat eli! akuka,i di r um ah knea nlaupun e lalian peneobaan.

Angka 8 sam pai angka 12
Cukup j elas

Pasal 2
Cukup j elas

Pasal 3
Ayat ( 1)
Pr oduksi pupuk an- organik dilakukan dengan m engut am akan t erpenuhinya
kebut uhan pupuk an- organik di dalam negeri, sedangkan pengadaan pupuk
an organik im por dilakukan t erhadap pupuk an- organik yang t idak dapat
dipenuhi oleh pr oduksi dalam neger i.
Aynt ( 2)
Cukup j elas
Ayat ( 3)
Cukupj elas

Pasal 4
Ayat ( 1)
Apabila perorangan at au badan hukum yang akan m em prodduksi pupuk an—
organik adalah warga negara asing at au badan hukum asing, m aka warga
negara asing at au badan hukum asing t ersebut harus t erlebih dahulu
m em bent uk per ser oan t er bat as m enur ut hukum I ndonesia dan
berkedudukan di I ndonesia at au bekerj asam a dengan w arga negara at au
badan hukum I ndonesia sesuai perat uran perundang- undangan yang
ber laku.
Ayat ( 2)
Cukup j elas

Pasal 5
Ayat ( 1)
Cukup j elas

Ayat ( 2)
Yang dim aksud dengan deskripsi pupuk an- or ganik yait u ur aian yang
m ener angkan m engenai kom posisi, kadar hara pupuk an- organik, cara
penggunaan dan efekt ivit as penggunaan pupuk an- organik.

Yang dim aksud dengan kom posisi yait u susunan unsur har a pupuk anorganik sepert i Nit rogen ( N,) , Phosphor ( P) , Kalium ( K) , dan lain- lain.
Yang dim aksud dengan unsur hara Pupuk an- or ganik yait u isi at au
kandungan at au besaran set iap unsur hara yang t erdapat dalam pupuk anor ganik yang dinyat akan dala per sent ase at au “ par t per m illion

Ayat ( 3)
Cukup j elas
Ayat ( 4)
Cukup j elas

Pasal 6
Ayat ( 1)
Yang dim aksud dengan uj i m ut u yait u analisis kom posisi dan kadar hara
pupuk an- or ganik, yang dilakukan di labor at or ium kim ia, ber dasarkan
ket ent uan SNI . Yang dim aksud dengan uj i efekt ivit as yait u penguj ian
m engenai m anfaat penggunaan pupuk an- organik t erhadap produkt ivit as
t anam an dan nilai ekonom isnya
Ayat ( 2)
Ser t ifikat for m ula pupuk diber ikan set elah lulus uj i m ut u dan uj i efekt ivit as.
Uj i m ut u dan uj i efekt ivit as dim aksudkan sebagai bent uk pengaw asan m ut u
pupuk t er ut am a guna m elindungi kepent ingan konsum en ( pet ani) dan ekses
negat if penggunaan pupuk.
Ayat ( 3)
Cukup j elas
Ayat ( 4)
Cukupj elas

Pasal 7
Ayat ( 1)
Yang dim aksud akr edit asi yait u pengakuan yang diber ikan oleh Pem er int ah
kepada laborat orium yang t elah m em punyai kem am puan ( perangkat lunak
dan perangkat keras) unt uk m enguj i m ut u pupuk sesuai persyarat an yang
dit et apkan dalam perat uran perundang- udangan di bidang SNI .
Ayat ( 2)
Cukup j elas

Pasal 8
Ayat ( 1)
Cukup j elas
Ayat ( 2)
Yang dim aksud m em iliki t idak dalam ar t i har us m em punyai at au m em iliki
sendiri, akan t et api dapat j uga m enyew a barang at au t enaga yang
diper lukan unt uk m elakukan uj i efekt ivit as.
Ayat ( 3)
Cukup j elas

Pasal 9
Cukup j elas

Pasal 10
Cukup j elas

Pasal 11
Ayat ( 1)
Cukup j elas
Ayat ( 2)
Surat ket erangan j am inan m ut u dim aksudkan unt uk m enj am in bahw a pupuk
yang dipr oduksi akan diedar kan t elah sesuai dengan ser t ifikat for m ula
pupuk yang ber sangkut an.
Penerapan ket ent uan t ent ang pem enuhan st andar m ut u pupuk, bagi
produsen pupuk berskala kecil dan m enengah dilakukan secara bert ahap,
m elalui m ekanism e pem binaan secar a t er us m ener us oleh Pem er int ah.
Ayat ( 3)
Surat Ket erangan Jam inan Mut u Pupuk diber ikan unt uk pupuk yang akan
diedarkan dan set iap kali proses produksi ( Nom or Bat ch) .

Pasal 12
Ayat ( 1)
Yang dim aksud dengan label yait u ket erangan yang t ercant um pada
bungkus, w adah, at au kem asan.
Ayat ( 2)
Cukup j elas

Ayat ( 3)
Cukup j elas
Pasal 13
Cukup j elas

Pasal 14
Ayat ( 1)
Cukup j elas
Ayat ( 2)
Cukup j elas
Ayat ( 3)
Yang dim aksud dengan Ment er i t er kait , yait u yang ber kait an dengan
pengem asan dan penyim panan diat ur oleh Ment er i Per indust r ian dan
Perdagangan, sedangkan yang berkait an dengan pengangkut an pupuk diat ur
oleh Ment er i Per hubungan.

Pasal 15
-

Pupuk an- organik yang t idak sesuai dengan label yait u pupuk yang
isinya t idak sesuai lagi dengan ket er angan yang t er t er a pada labelnya.
Pupuk an- organik dem ikian m ungkin palsu at au rusak.

-

Pupuk an- organik rusak yait u pupuk an- organik yang m engalam i
perubahan fisik dan at au kim ia, sehingga t idak dapat lagi
dim anfaat kan unt uk budidaya t anam an yang dinyat akan oleh inst ansi
yang berw enang.

Pasal 16
Ayat ( 1)
Cukup j elas
Ayat ( 2)
Jenis dan penggunaan pupuk pada t ingkat usaha t ani m engacu pada
pedom an penggunaan pupuk yang aplikasinya disesuaikan dengan
kebut uhan dan kondisi lahan usaha budidaya t anam an.

Pasal 17
Cukup j elas

Pasal 18
Pengaw asan m ut u pupuk an- organik dim aksudkan unt uk m em berikan
perlindungan yang seim bang kepada :
-

Pengguna ( konsum en) sehingga dalam m em per oleh pupuk an- organik
dapat t erhindar dari adanya pupuk an organik palsu at au pupuk anor ganik r usak;

-

pengedar pupuk an organik sehingga ada kepast ian hukum bagi
m ereka at as pupuk yang diedarkan;

-

Pengim por at au produsen sehingga pupuk an- or ganik yang diim por
at au diproduksi akan t erj am in m ut unya dan akan t erhindar dari
pem alsuan;

Disam ping it u pengaw asan m ut u pupuk an- or ganik j uga dim aksudkan unt uk
m enj am in t erw uj udnya prinsip 6 ( enam ) t epat ( t epat j um lah, t epat w akt u,
t epat harga, t epat j enis, t epat m ut u, dan t epat t em pat ) . Keenam t epat
t ersebut sangat diharapkan unt uk dapat t erlaksana, karena usaha budidaya
t anam an sangat bergant ung kepada kondisi alam dan sangat m em but uhkan
perencanaan yang akurat , t erut am a penggunaan sarana produksi sepert i
pupuk an- organik. Pelaksanaan pem upukan yang t idak sesuai dengan
r encana dapat m engakibat kan inefisiensi bahkan kegagalan yang dapat
m enim bulkan ker ugian t er ut am a bagi konsum en ( pet ani) .

Pasal 19
Laporan kepada Bupat i at au Walikot a dim aksudkan agar Bupat i at au
Walikot a dapat m em ant au pelaksanaan pr insip 6 ( enam ) t epat yang akan
digunakan dalam m elakukan Per encanaan kebut uhan pupuk an- organik
unt uk set iap m usim t anam t er ut am a unt uk j enis t anam an yang st r at egis
nasional.

Pasal 20
Cukup j elas

Pasal 21
Ayat ( 1)
Cukup j elas
Ayat ( 2)
Berdasarkan Perat uran Pem erint ah Nom or 102 Tahun 2000 t ent ang
St andar isasi Nasional I ndonesia ( SNI ) , kew enangan penet apan st andar
berada pada Kepala Badan St andarisasi Nasional I ndonesia, sedangkan
kew enangan penerapan st andar berada pada Ment eri pem bina t eknis, dalam
hal ini Ment er i.

Pasal 22 sam pai pasal 25
Cukup j elas
Pasal 26
Ayat ( 1)
Cukup j elas
Ayat ( 2)
Cukup j elas
Ayat ( 3)
Yang dim aksud dengan perat uran perundang- undangan yang berlaku dalam
Perat uran Pem erint ah ini ant ara lain Undang- undang Nom or 5 Tahun 1984
t ent ang Perindust rian, Undang—undang Nom or 12 Tahun 1992 t ent ang
Sist em Budidaya Tanam an, Undang- undang Nom or 23 Tahun 1997 t ent ang
Pengelolaan Lingkungan hidup, dan Undang—undang Nom or 8 Tahun 1999
t ent ang Perlindungan t anam an.

Pasal 27
Cukup j elas

__________________________________