Fenomena Dynamic Strain Aging pada Proses Tempa Panas Paduan Co-33Ni-20Cr-10Mo

VOLUME 27 NOMOR 1, APRIL 2012

ISSN 0216 – 3188

AKREDITASI : SK 187/AU1/P2MBI/08/2009
Pengantar Redaksi………………….. iii
Abstrak ………………………..…..….. v
Penanggung Jawab:
Kapuslit Metalurgi – LIPI
Dewan Redaksi :
Ketua Merangkap Anggota:
Ir. Ronald Nasoetion, MT
Anggota:
Dr. Ir. Rudi Subagja
Dr. Ir. F. Firdiyono
Dr. Agung Imadudin
Dr. Ika Kartika, MT
Ir. Yusuf
Ir. Adil Jamali, M.Sc (UPT BPM – LIPI)
Prof. Riset. Dr. Ir. Pramusanto
(Puslitbang TEKMIRA)

Prof. Dr. Ir. Johny Wahyuadi, DEA (UI)
Dr. Ir. Sunara, M.Sc (ITB)
Sekretariat Redaksi:
Pius Sebleku, ST
Tri Arini, ST
Arif Nurhakim, S.Sos
Lia Andriyah, ST
Penerbit:
Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI
Kawasan
PUSPIPTEK,
Serpong,
Gedung 470
Telp: (021) 7560911, Fax: (021) 7560553
Alamat Sekretariat:
Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI
Kawasan
PUSPIPTEK,
Serpong,
Gedung 470

Telp: (021) 7560911, Fax: (021) 7560553
E-mail : metalurgi_magz@yahoo.com
Majalah ilmu dan teknologi terbit
berkala setiap tahun, satu volume
terdiri atas 3 nomor.

Pengaruh Waktu Pelindian pada
Proses Pemurnian Silikon Tingkat
Metalurgi Menggunakan Larutan
HCl
Bintang Adjiantoro dan Efendi Mabruri......1

Aplikasi Severe Plastic Deformation
(SPD) dan Heavy Cold Rolling pada
Baja Tahan Karat Austenitik 316L
Efendi Mabruri ....................……….……..… 7

Percobaan
Pendahuluan
Perbandingan Daya Serap Unsur

Minor dalam Larutan Natrium
Silikat
F. Firdiyono, dkk ……………….………15

Fenomena Dynamic Strain Aging
pada Proses Tempa Panas Paduan
Co-33Ni-20Cr-10Mo
Ika Kartika ………………..……………...... 27

Sifat
Listrik
Superkonduktor
YBa2Cu3O7-x Hasil Proses Pelelehan
dengan Dopant Ti
Didin S.Winatapura, dkk …..………..…… 35

Percobaan Pengisian-Pengeluaran
Hidrogen Sebuah Tangki Simpan
Hidrogen Padat
Hadi Suwarno ……………………………..... 43

Pembentukan Nanopartikel Paduan
CoCrMo dengan Metoda Pemaduan
Mekanik
Sulistioso Giat S dan Wisnu Ari Adi ……. 51

Indeks

ii | Majalah Metalurgi, V 27.1.2012, ISSN 0216-3188

PENGANTAR REDAKSI
Syukur Alhamdulillah Majalah Metalurgi Volume 27 Nomor 1, April 2012 kali ini
menampilkan 7 buah tulisan.
Tulisan pertama hasil penelitian disampaikan oleh Bintang Adjiantoro dan Efendi
Mabruri berjudul “Pengaruh Waktu Pelindian pada Proses Pemurnian Silikon Tingkat
Metalurgi Menggunakan Larutan HCl”. Selanjutnya Efendi Mabruri tentang ”Aplikasi Severe
Plastic Deformation (SPD) dan Heavy Cold Rolling pada Baja Tahan Karat Austenitik
316L”. F. Firdiyono dan Kawan-Kawan juga menulis tentang ”Percobaan Pendahuluan
Perbandingan Daya Serap Unsur Minor dalam Larutan Natrium Silikat”. Ika Kartika
menulis tentang ”Fenomena Dynamic Strain Aging pada Proses Tempa Panas Paduan Co33Ni-20Cr-10Mo”. Didin S.Winatapura dan Kawan-Kawan menulis tentang “Sifat Listrik
Superkonduktor YBa 2Cu3O 7-x Hasil Proses Pelelehan dengan Dopant Ti “ dan Hadi Suwarno

juga menulis tentang “Percobaan Pengisian-Pengeluaran Hidrogen Sebuah Tangki Simpan
Hidrogen Padat”. Berikutnya Sulistioso Giat Sukaryo dan Wisnu Ari Adi menulis tentang
”Pembentukan Nanopartikel Paduan CoCrMo dengan Metoda Pemaduan Mekanik”.
Semoga penerbitan Majalah Metalurgi volume ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
dunia penelitian di Indonesia.

REDAKSI

Pengantar Redaksi | iii

iv | Majalah Metalurgi, V 27.1.2012, ISSN 0216-3188

METALURGI
(Metallurgy)

ISSN 0216 – 3188
Vol 27 No. 1 April 2012
Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.
UDC (OXDCF) 669.540
Bintang Adjiantoro dan Efendi Mabruri (Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI)

Pengaruh Waktu Pelindian pada Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi Menggunakan Larutan HCl
Metalurgi, Vol 27 No. 1 April 2012
Proses pemurnian silikon tingkat metalurgi (MG-Si) dengan menggunakan metoda pelindian asam pada
konsentrasi 2,45mol/L HCl telah dilakukan dengan memvariasikan waktu pelindian pada temperatur didih
(±100 °C) dan gerakan pengadukan mekanik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelindian MG-Si
dengan HCl dapat digunakan untuk menghilangkan unsur pengotor logam. Persentase hasil efisiensi ekstraksi
dari unsur pengotor yang terkandung di dalam MG-Si dengan pelarutan HCl masing-masing mencapai
99,996 % untuk Al, 98,247 % untuk Ti dan 98,491 % untuk Fe pada waktu pelindian 120 jam. Sedangkan
efisiensi larutan HCl terhadap unsur pengotor dengan gerakan pengadukan mekanik mencapai 99,04 %.
Kata kunci : Silikon tingkat metalurgi, Pemurnian dengan proses kimia, Pelindian asam, Pengotor

Effect of Leaching Time on Purification Process of Metallurgical Grade Silicon by Using Acid Solution
The purification process of metallurgical grade silicon (MG-Si) using acid leaching method at a
concentration of 2.45 mol/L HCl was performed by varying the leaching time at boiling temperature (±100
°C) and with mechanical stirring. The results showed that the leaching process of MG-Si with HCl can be
used to eliminate the element of metal impurities. The extraction efficiency of impurity elements contained
in the MG-Si by HCl dissolution is 99.996 % for Al, 98.247 % for Ti and 98.491 % for Fe at leaching time
of 120 hours. Whereas the leaching efficiency HCl solution on the impurities with mechanical stirring is
99.04 %.
Keywords : Metallurgical grade silicon, Chemical purification, Acid leaching , Impurities


Abstrak | v

METALURGI
(Metallurgy)

ISSN 0216 – 3188
Vol 27 No. 1 April 2012
Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.
UDC (OXDCF) 660
Efendi Mabruri (Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI)
Aplikasi Severe Plastic Deformation (SPD) dan Heavy Cold Rolling pada Baja Tahan Karat Austenitik 316L
Metalurgi, Vol 27 No. 1 April 2012
Untuk meningkatkan kekuatan baja tahan karat austenitik, penghalusan butir sampai ukuran submikron (ultra
fine grain) merupakan metoda yang efektif. Tulisan ini melaporkan aplikasi severe plastic deformation
(SPD) menggunakan equal channel angular pressing (ECAP) dan aplikasi heavy cold rolling terhadap baja
tahan karat austenitik SS 316L. Hasil percobaaan menunjukkan bahwa sifat mekanik baja tahan karat
austenitik 316L dapat ditingkatkan secara signifikan masing-masing dengan kedua teknik tersebut. ECAP
pass 1 (single pass) dengan regangan 0,65 dapat meningkatkan kekuatan tarik baja tahan karat austenitik
316L menjadi 1,6 kali lipat, sedangkan heavy cold rolling 80 % dengan regangan 1,65 dapat meningkatkan

kekuatan tarik menjadi 2,1 kali lipat. Pemanasan anil pada suhu 750 °C menurunkan kekuatan tarik menjadi
1055,14 MPa tetapi nilai tersebut masih jauh lebih tinggi dari kekuatan tarik pada kondisi awal (solution
treatment) sebesar 655,53 Mpa.
Kata kunci : Baja tahan karat austenitik, Penghalusan butir, Severe plastic deformation, Equal channel
angular pressing, Heavy cold rolling

The Application of Severe Plastic Deformation (SPD) and Heavy Cold Rolling of Austenitic Stainless Steel
316L
The grain refinement down to ultrafine sizes is the efective method for strengthening of austenitic stainless
steel. This paper reports the application of severe plastic deformation (SPD) using equal channel angular
pressing (ECAP) and the application of heavy cold rolling on the austenitic stainless steel (SS) 316L. The
experimental results showed that the mechanical properties of SS 316L can be increased significantly by
these two techniques. The single pass-ECAP with 0.65 strain increased tensile strength of SS 316L by 1.6
times, whereas heavy cold rolling with 80 % reduction and 1.65 strain increased tensile strength by 2.1 times.
The annealing treatment at 750 °C decreased tensile strength of 80 % cold rolled-SS 316L down to 1055.14
Mpa, however this value is still much larger compared to that of solution treated ones of 655.53 Mpa.
Keywords : Austenitic stainless steel, Grain refinement, Severe plastic deformation, Equal channel angular
pressing, Heavy cold rolling

vi | Majalah Metalurgi, V 27.1.2012, ISSN 0216-3188


METALURGI
(Metallurgy)

ISSN 0216 – 3188
Vol 27 No. 1 April 2012
Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.
UDC (OXDCF) 540
F. Firdiyono, Murni Handayani, Eko Sulistiyono, Iwan Dwi Antoro (Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI)
Percobaan Pendahuluan Perbandingan Daya Serap Unsur Minor dalam Larutan Natrium Silikat
Metalurgi, Vol 27 No. 1 April 2012
Penelitian tentang kemampuan penyerapan zeolit alam Karangnunggal dan karbon aktif sebagai adsorben
dalam larutan natrium silikat telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi penyerapan
zeolit dan karbon aktif terhadap unsur pengotor Ca, Mg, Fe, dan Al dalam larutan natrium silikat serta
mengetahui hubungan penyerapan tersebut dengan beberapa parameter adsorpsi. Penentuan kondisi optimum
meliputi masa adsorben, pH, waktu kontak dan temperatur larutan. Hasil analisa menggunakan spektroskopi
serapan atom (SSA) menunjukkan bahwa zeolit alam Karangnunggal tidak efektif untuk menyerap ion Mg
dan Ca dalam larutan natrium silikat, tetapi zeolit tersebut dapat digunakan untuk menyerap ion Fe. Kondisi
optimum penyerapan ion Fe dicapai dengan parameter waktu kontak selama 60 menit, massa zeolit sebanyak
3 gram, pH 3, dan pada temperatur ruang. Efisiensi adsorpsi tertinggi oleh karbon aktif pada larutan sodium

silikat mencapai 88,43% untuk ion Al dan 41,6% untuk ion Fe.
Kata kunci : Pasir kuarsa, Natrium karbonat, Natrium silikat, Adsorpsi, Adsorben, Adsorbat, Zeolit, Karbon
aktif

Preliminary Comparative Study on the Adsorption of Minor Elements in Sodium Silicate Solution
Research studies on the adsorption capacity of Karangnunggal natural zeolite and activated carbon as a
sorbent in solution of sodium silicate has been done. This study aims to determine the efficiency of
adsorption of the zeolite and activated carbon to a solution of sodium silicate impurity elements such as Ca,
Mg, Fe and Al and to know the relationship between the adsorption of the zeolite and activated carbon with
the adsorption parameters. Determination of optimum conditions include the mass of adsorbent, pH, contact
time and temperature of solution. Results of analysis using atomic absorption spectroscopy (AAS) showed
that Karangnunggal natural zeolite is not effective to adsorb Mg and Ca ions in sodium silicate solution, but
zeolite can adsorb Fe ion. The optimum condition of Fe ion absorption is achieved with contact time
parameters for 60 minutes, the mass of zeolite is used as much as 3 gram, pH 3, and at room temperature.
The highest adsorption efficiency by activated carbon on sodium silicate solution reached 88.43% for the Al
ion and 41.6% for Fe ion.
Keywords : Quartz sand, Natrium carbonat, Natrium silicate, Adsorption, Adsorbent, Adsorbat, Zeolite,
Activated carbon

Abstrak | vii


METALURGI
(Metallurgy)

ISSN 0216 – 3188
Vol 27 No. 1 April 2012
Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.
UDC (OXDCF) 530.0285
Ika Kartika (Pusat Penelitian Metalurgi - LIPI)
Fenomena Dynamic Strain Aging pada Proses Tempa Panas Paduan Co-33Ni-20Cr-10Mo
Metalurgi, Vol 27 No. 1 April 2012
Pada penelitian ini, telah dilakukan proses tempa panas terhadap bahan paduan Co-33Ni-20Cr-10Mo pada
selang temperatur 700-900 ºC, laju regangan (έ) berkisar antara 0,01-30 per detik dan regangan (ε) konstan
sebesar 0,5 untuk mempelajari karakteristik deformasinya. Kurva tegangan regangan menunjukkan kecepatan
pengerasan regangan pada temperatur tersebut. Pada temperatur 700-750 ºC, tegangan pada 0,2 % terlihat
menurun dengan meningkatnya laju regangan, sementara pada temperatur 800-850 ºC, tegangan pada 0,2%
tersebut tidak bergantung terhadap laju regangan. Sensitivitas laju regangan yang dihasilkan pada temperatur
700-900 ºC mempunyai nilai negatif yang menandakan bahwa interaksi dislokasi dengan atom terlarut telah
terjadi pada selang temperatur tersebut. Interaksi antara atom terlarut dan kesalahan susun yang diikat oleh
parsial Shockley merupakan fenomena dynamic strain aging (DSA) yang berasal dari segregasi Suzuki. DSA
kemudian dikategorikan sebagai salah satu fenomena yang merugikan dalam proses pengerjaan panas dari
paduan Co-33Ni-20Cr-10Mo.
Kata kunci : Paduan Co-33Ni-20Cr-10Mo, Sensitivitas laju regangan negatif, Dynamic strain aging (DSA),
Tempa panas

Dynamic Strain Aging Phenomena of Co-33Ni-20Cr-10Mo Alloy During Hot Forging
In the present study, hot deformation characteristic in Co-33Ni-20Cr-10Mo superalloy was carried out by
using hot compression test in the temperature range from 700-900 ºC and strain rates ranging from
0.01-30 s–1 with a constant strain 0.5. The flow curves showed high work hardening rate at those
temperatures. At temperatures 700-750 ºC, the 0.2% flow stress decreased with increasing strain rate, while
at temperatures 800-850 ºC, the 0.2% flow stress is independent of a strain rate. Negative strain rate
sensitivity was obtained at temperatures 700-900 ºC, suggesting the dislocation solute interaction occurred in
those temperature ranges. DSA come from Suzuki segregation; chemical interaction between solute atoms
and stacking faults bonded by the shockley partials. DSA is categorized as one of catastrophic phenomena in
a hot working process of Co-33Ni-20Cr-10Mo superalloy.
Keywords : Co-33Ni-20Cr-10Mo alloy, Negative strain rate sensitivity, Dynamic strain aging (DSA), Hot
forging

viii | Majalah Metalurgi, V 27.1.2012, ISSN 0216-3188

METALURGI
(Metallurgy)

ISSN 0216 – 3188
Vol 27 No. 1 April 2012
Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.
UDC (OXDCF) 669.620
Didin S.Winatapura, Yustinus M.P, Wisnu A.A, Deswita dan E. Sukirman (Pusat Teknologi Bahan Industri
Nuklir (PTBIN) - BATAN)
Sifat Listrik Superkonduktor YBa2Cu3O7-x Hasil Proses Pelelehan dengan Dopant Ti
Metalurgi, Vol 27 No. 1 April 2012
Telah dilakukan pembuatan superkonduktor YBa2Cu3O7-x (YBCO) yang didoping Ti melalui proses modified
melt textured growth (MMTG). Pembuatan cuplikan dilakukan melalui reaksi padatan dengan cara
menambahkan serbuk Ti ke dalam prekursor YBCO dengan variasi komposisi 0,4 %berat, 0,7 %berat, 1,0
%berat dan 1,3 %berat. Proses pelelehan YBCO dilakukan pada 1100 C selama 12 menit, kemudian
didinginkan dengan cepat ke 1000 C dan diikuti dengan pendinginan lambat ke 960 C. Identifikasi fasa di
dalam cuplikan dilakukan dengan menganalisis pola difraksi sinar-X dengan metode Rietveld. Rapat arus, Jc
dan suhu kritis, Tc diukur menggunakan four point probe (FPP). Struktur mikro dan komposisi fasa cuplikan
diamati dengan scanning electron microscope (SEM) dan energy dispersive x-ray spectroscopy (EDS). Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa cuplikan merupakan bahan superkonduktor Tc tinggi (STT). YBa2Cu3O7x/Ti - fasa 123 berstruktur kristal ortorombik dari grup ruang Pmmm no. 47. Rapat arus kritis, Jc cuplikan
Y-0Ti diperoleh sekitar 67 A.cm-2 dan kemudian turun terus dengan kenaikan persentase doping Ti
hingga Jc  4 A.cm-2. Menyusutnya harga Jc disebabkan Ti tidak dapat mencegah pertumbuhan fasa 211.
Bila kandungan Ti bertambah, fasa 211 juga bertambah dengan distribusi tidak homogen dan tumbuh terus
serta terbentuk retakan mikro yang sejajar dan memotong butiran YBCO. Akibatnya, fasa YBCO berukuran
lebih pendek dan kecil dibandingkan fasa YBCO tanpa doping Ti. Demikian juga, dengan bertambahnya
kandungan Ti menyebabkan suhu kritis (Tc) berkurang dari 365 C menjadi 350 C.
Kata kunci : Doping, MMTG, Rapat arus kritis, Suhu kritis, Pertumbuhan butir

Electrical Characterictic of YBa2Cu3O7-x Superconductor Doped by Ti Using Melting Process
Synthesis of YBa2Cu3O7-x (YBCO) superconductor which is doped by Ti using modified melt-textured
growth (MMTG) method has been done. The specimen was made by solid state reaction by adding Ti powder
to precursor of YBCO result with composition variation (in weight %) of 0.4, 0.7, 1 and 1.3. The melt
process of YBCO was done at 1100 C for 12 minutes then cooled rapidly to 1000 C followed by slow
cooling to 960 C. Identification of the specimen phase was verified using x-rays diffraction (XRD) and
followed by Rietveld method analysis. The critical temperature, Tc and current density, Jc were measured by
means of four point probe (FPP). The microstructure and chemical composition of the specimen were
observed using scanning electronmicroscope (SEM) and energy dispersive x-ray spectroscopy (EDS). The
result shows that the specimen was YBa2Cu3O7-x high Tc superconductor of 123-phase having orthorhombic
crystal structure of Pmmm no. 47 space group. The critical current density, Jc of the specimen was obtained
about 67 A.cm-2 and then decreased continuously with increasing of Ti dopant till Jc  4 A.cm-2. Decreasing
of Jc caused by Ti can not prevent the growth of 211 phases. In increasing Ti content, 211 phases also
increase with unhomogeneous distribution and continue to grow. There is also formation of microcracks
parallel to and crossing the YBCO grains. As a result, YBCO have smaller and shorter grain size compared to
YBCO grain without Ti doping. Increasing of Ti content also cause decrease from 365 C to 350 C.
Keywords : Doping, MMTG, Critical current density, Critical temperature, Grain growth

Abstrak | ix

METALURGI
(Metallurgy)

ISSN 0216 – 3188
Vol 27 No. 1 April 2012
Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.
UDC (OXDCF) 546.3
Hadi Suwarno (Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir – BATAN)
Percobaan Pengisian-Pengeluaran Hidrogen Sebuah Tangki Simpan Hidrogen Padat
Metalurgi, Vol 27 No. 1 April 2012
Menyimpan hidrogen dalam bentuk padat sebagai paduan metal hidrid merupakan metoda baru untuk
keperluan bahan bakar kendaraan transportasi karena memiliki densitas yang lebih besar. Sebuah tangki
simpan hidrogen dengan volume sekitar 1 liter berisi serbuk nano partikel Mg2Ti5Fe6 sekitar 700 gram telah
dirakit menjadi satu kesatuan dan diuji unjuk kerjanya serta dibandingkan dengan tangki kosong bervolume
yang sama. Pengisian dan pengeluaran hidrogen ke dalam/luar tangki dilakukan pada suhu kamar dengan
tekanan bervariasi 2, 6,5 dan 8 bar. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa rasio kapasitas serapan hidrogen
tangki berisi serbuk nano partikel Mg2Ti5Fe6 terhadap tangki kosong berturut-turut 1,3, 2,3 dan 2,8.
Percobaan serapan hidrogen pada tekanan lebih tinggi tidak dapat dilakukan karena keterbatasan sarana,
namun apabila tekanan dalam tangki diperbesar, maka kapasitas serapan hidrogen masih akan bertambah.
Dari penelitian ini ditunjukkan bahwa percobaan awal penyimpanan-pengeluaran hidrogen padat dari tangki
telah berhasil baik. Penelitian lanjutan dalam bentuk pemanfaatannya di fuel cell sedang direncanakan.
Kata kunci : Nano partikel, Metal hidrid, Hydrogen storage, Pengisian-pengeluaran

Research of Charging-Discharging Hydrogen of Solid Hyrogen Storage Tank
Storing hydrogen in the form of metal-hydride is one of the most promising fuels for transport vehicles
because of its high gravimetric density. A solid hydrogen storage tank with the volume of tank about one liter
containing about 700 g of nano powders Mg2Ti5Fe6 alloy has been fabricated for performing the hydrogen
charging-discharging cycles. Charging-discharging of hydrogen into/out from the tank is conducted at room
temperature at the varied pressure of 2, 6.5 and 8 bars. It is exhibited that the ratio of hydrogen capacity of
the tank containing Mg2Ti5Fe6 nano particle to the empty tank is 1.3, 2.3 and 2.8, respectively. Charging
experiment at higher pressure could not be conducted due to the limit of facility. It is predicted that at higher
pressure the hydrogen capacity of the tank will be increased. From the experimental results it is concluded
that the preliminary study on charging-discharging solid state hydrogen has been done successfully. Further
examination in the form of its application in the fuel cell is being scheduled.
Keywords : Nano particle, Metal hydrid, Hydrogen storage, Charging-discharging

x | Majalah Metalurgi, V 27.1.2012, ISSN 0216-3188

METALURGI
(Metallurgy)

ISSN 0216 – 3188
Vol 27 No. 1 April 2012
Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.
UDC (OXDCF) 546.3
Sulistioso Giat Sukaryo dan Wisnu Ari Adi (Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir – BATAN)
Pembentukan Nanopartikel Paduan CoCrMo dengan Metoda Pemaduan Mekanik
Metalurgi, Vol 27 No. 1 April 2012
Metoda pemaduan mekanik adalah reaksi padatan dari beberapa logam dengan memanfaatkan proses
deformasi untuk membentuk suatu paduan. Pada penelitian ini dibuat paduan Co-Cr-Mo dengan proses wet
milling dengan variasi waktu milling selama 3, 5, 10, 20, dan 30 jam. Proses wet milling sangat efektif untuk
mencegah terjadinya oksidasi dan juga memicu pembentukan paduan Co-Cr-Mo dengan baik. Hasil XRD
menunjukkan bahwa telah terjadi pertumbuhan fasa γ pada durasi milling 3, 5, 10, 20, dan 30 jam, berturutturut sebesar 42,80 %; 67,61 %; 82,94 %, 84,63 % dan 88,92 %. Ukuran kristalit fasa γ sebesar 25,9 nm ;
12,5 nm ; 5,1 nm dan 4,9 nm seiring dengan meningkatnya waktu milling. Disimpulkan bahwa telah berhasil
dilakukan pembuatan paduan nanokristalin Co-Cr-Mo dengan metode pemaduan mekanik lebih dari 85 %
dengan waktu milling minimum selama 30 jam.
Kata kunci : Paduan Co-Cr-Mo, Pemaduan mekanik, Nano-kristalin

Manufacturing of Co-Cr-Mo Alloy Nano-Particle by Using Mechanical Alloying
Synthesis of Co-Cr-Mo nano-crystalline by mechanical alloying has been carried out. Mechanical alloying is
a solid state reaction of some metals by utilizing the deformation process to form an alloy. In this research,
parameter milling time used for making Co-Cr-Mo alloy by wet milling process is 3, 5, 10, 20 and 30 h. Wet
milling process is very effective to prevent oxidation and triggers the formation of fine Co-Cr-Mo alloys.
Results of XRD pattern refinement shows that Co-Cr-Mo alloys was growth by percentage approximately
around 42.80 %, 67.61 %, 82.94 %, 84.63 % and 88.92 % for milling time 3, 5, 10, 20, and 30 h,
respectively. Otherwise, crystalline size measurement after milling time 5, 10, 20, and 30 h obtained around
25.9 nm, 12.5 nm, 5.1 nm and 4.9 nm, respectively. This research concluded that the optimum milling time
could obtained synthesizes nano-crystalline of Co-Cr-Mo alloy more than 85 % is 30 h.
Keywords : Co-Cr-Mo alloy, Mechanical alloying, Nano-crystalline

Abstrak | xi

xii | Majalah Metalurgi, V 27.1.2012, ISSN 0216-3188

FENOMENA DYNAMIC STRAIN AGING PADA PROSES TEMPA
PANAS PADUAN Co-33Ni-20Cr-10Mo
Ika Kartika

Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI
Kawasan Puspiptek Serpong, Gedung 470, Tangerang 15314
E- mail : pepeng2000@yahoo.com
Masuk tanggal : 25-01-2012, revisi tanggal : 12-03-2012, diterima untuk diterbitkan tanggal : 21-03-2012

Intisari
FENOMENA DYNAMIC STRAIN AGING PADA PROSES TEMPA PANAS PADUAN Co-33Ni-20Cr10Mo. Pada penelitian ini, telah dilakukan proses tempa panas terhadap bahan paduan Co-33Ni-20Cr-10Mo
pada selang temperatur 700-900 ºC , laju regangan (έ) berkisar antara 0,01-30 per detik dan regangan (ε) konstan
sebesar 0,5 untuk mempelajari karakteristik deformasinya. Kurva tegangan regangan menunjukkan kecepatan
pengerasan regangan pada temperatur tersebut. Pada temperatur 700-750 ºC , tegangan pada 0,2 % terlihat
menurun dengan meningkatnya laju regangan, sementara pada temperatur 800-850 ºC, tegangan pada 0,2 %
tersebut tidak bergantung terhadap laju regangan. Sensitivitas laju regangan yang dihasilkan pada temperatur
700-900 ºC mempunyai nilai negatif yang menandakan bahwa interaksi dislokasi dengan atom terlarut telah
terjadi pada selang temperatur tersebut. Interaksi antara atom terlarut dan kesalahan susun yang diikat oleh
parsial Shockley merupakan fenomena dynamic strain aging (DSA) yang berasal dari segregasi Suzuki. DSA
kemudian dikategorikan sebagai salah satu fenomena yang merugikan dalam proses pengerjaan panas dari
paduan Co-33Ni-20Cr-10Mo.
Kata kunci : Paduan Co-33Ni-20Cr-10Mo, Sensitivitas laju regangan negatif, Dynamic strain aging (DSA),
Tempa panas

Abstract
DYNAMIC STRAIN AGING PHENOMENA OF Co-33Ni-20Cr-10Mo ALLOY DURING HOT FORGING.
In the present study, hot deformation characteristic in Co-33Ni-20Cr-10Mo superalloy was carried out by using
hot compression test in the temperature range from 700-900 ºC and strain rates ranging from 0.01-30 s–1 with a
constant strain 0.5. The flow curves showed high work hardening rate at those temperatures. At temperatures
700-750 ºC, the 0.2 % flow stress decreased with increasing strain rate, while at temperatures 800-850 ºC, the
0.2 % flow stress is independent of a strain rate. Negative strain rate sensitivity was obtained at temperatures
700-900 ºC, suggesting the dislocation solute interaction occurred in those temperature ranges. DSA come from
Suzuki segregation; chemical interaction between solute atoms and stacking faults bonded by the shockley
partials. DSA is categorized as one of catastrophic phenomena in a hot working process of Co-33Ni-20Cr-10Mo
superalloy.

Keywords : Co-33Ni-20Cr-10Mo alloy, Negative strain rate sensitivity, Dynamic strain aging (DSA), Hot
forging

PENDAHULUAN
Paduan Co-Ni-Cr-Mo sangat banyak
diaplikasikan pada temperatur tinggi yaitu
berkisar antara 700-800 °C, seperti
piringan dalam turbin gas dan logamlogam untuk katup diapraghma. Paduan
Co-Ni-Cr-Mo memiliki kekuatan yang
sangat tinggi pada temperatur elevasi yang

diakibatkan oleh fenomena dynamic strain
aging (DSA). DSA dalam paduan tersebut
disebabkan oleh efek Suzuki ; yaitu atom
terlarut yang bersegregasi dalam atomatom yang mengalami kesalahan tumpuk
(stacking fault) dan diikat oleh dislokasi
yang berdisosiasi (Shockley partials)[1].
Hal yang sangat menarik dari penelitian
sebelumnya adalah bahwa DSA selalu

menghasilkan harga sensitivitas laju
regangan yang kecil atau negatif[2]. Remy
dan tim mempelajari bahwa kurva aliran
yang bergerigi, kekuatan yang sangat
bergantung terhadap temperatur operasi,
tidak normalnya ketergantungan antara laju
regangan dengan tegangan alir (DSA)
dalam paduan berbasis Co-Ni adalah
disebabkan oleh segregasi Suzuki[3-4]. Han
dan tim mempelajari dalam paduan MP19
pada temperatur 450-670 °C bahwa
peningkatan lebar dari dislokasi yang
berdisosiasi dan besar serta banyaknya
kesalahan susunan atom (stacking faults)
setelah deformasi pada temperatur tinggi,
bila dibandingkan dengan deformasi dalam
temperatur kamar adalah diakibatkan oleh
penurunan energi salah susun (stacking
fault energy-SFE) yang diakibatkan oleh
segregasi
Suzuki
atau
fenomena
penguncian Cotrell (Cotrell pinning)[5].
Tujuan dari penelitian ini adalah
menjelaskan perubahan strukturmikro
akibat pengaruh temperatur, laju regangan
dan regangan dihubungkan dengan
karakteristik dislokasi untuk terjadinya
DSA.

Proses tempa panas dilakukan dengan
alat Thermecmaster-Z dan dalam kondisi
vakum pada T = 700 °C–900 °C dengan
interval temperatur sebesar 50 °C. Alat ini
menggunakan komputer yang dibantu oleh
simulator tempa panas. Ilustrasi proses
tempa panas ditunjukkan pada Gambar 1.
Laju regangan (έ) yang digunakan adalah
sebesar 10ˉ 2, 10ˉ 1, 1, 10, and 30 (/detik)
dan regangan (ε) konstan sebesar 0,5.
Grafit foil yang disemprot dengan boron
nitrida (BN) digunakan sebagai pelumas
untuk meminimalisir gesekan antara
spesimen dan anvil. Kecepatan pemanasan
o
adalah
sebesar
5
C/detik
yang
dibangkitkan oleh koil dari temperatur
kamar menuju temperatur yang diinginkan.
Spesimen kemudian tetap dijaga pada
temperatur yang diinginkan selama 300
detik sebelum di tempa pada temperatur
tersebut. Spesimen kemudian ditempa pada
regangan yang diinginkan dan didinginkan
sampai dengan temperatur kamar dengan
menggunakan campuran gas N2 dan He
dengan tekanan masing-masing sebesar 6
dan 4 MPa.

PROSEDUR PERCOBAAN
Komposisi kimia dari bahan paduan
yang digunakan dalam percobaan ini
ditunjukkan dalam Tabel 1. Pelat paduan
Co-33Ni-20Cr-10Mo yang diperoleh dari
SII Co. dengan ketebalan 13 mm yang
akan digunakan untuk proses tempa panas,
dipotong dengan wire cutting menjadi
bentuk silinder dengan ukuran diameter 8
mm dan panjang 12 mm. Spesimen
tersebut kemudian dianil pada T = 1050 °C
selama 12 jam untuk menghomogenkan
struktur dalam paduan tersebut. Tungku
vakum yang digunakan untuk proses
aniling adalah DAIA jenis IT-10P dengan
gas argon sebagai pendingin.

Gambar 1. Ilustrasi proses tempa panas pada
spesimen paduan Co-33Ni-20Cr-10Mo dengan alat
Thermecmaster-Z

Tabel 1. Komposisi kimia paduan berbasis kobalt
yang digunakan dalam penelitian
UNSUR

Co

Ni

Cr

Mo

Mn

Nb

Fe

Ti

(%berat)

Bal.

32,9

20,1

10,1

0,28

1,04

1,79

0,44

Spesimen bahan paduan Co-33Ni-20Cr10Mo hasil tempa pada temperatur 700–
900 °C dengan laju reganga 10ˉ 2/detik dan
30/detik diuji dengan XRD merk Phillips
X`Pert. Penamaan sampel uji untuk XRD
adalah sebagai berikut; spesimen A adalah
bahan paduan yang mengalami proses
tempa pada T = 700 °C dengan έ =
10ˉ2/detik, spesimen B adalah bahan
paduan yang mengalami proses tempa
pada T = 750 °C dengan έ = 30/detik,

28 | Majalah Metalurgi, V 27.1.2012, ISSN 0216-3188/ hal 27-34

spesimen C adalah bahan paduan yang
mengalami proses tempa pada T = 800 °C
dengan έ = 10ˉ 2/detik, spesimen D adalah
bahan paduan yang mengalami proses
tempa pada T = 850 °C dengan έ =
30/detik dan spesimen E adalah bahan
paduan yang mengalami proses tempa
pada T = 900 °C dengan έ = 10ˉ 2/detik
(Gambar 2). Pada pengujian dengan XRD
lampu yang digunakan sebagai sumber
radiasi adalah Cu Kα dengan panjang
gelombang 1,542 Å, dioperasikan pada 45
kV dan 40 mA.
Persiapan spesimen untuk metalografi
dilakukan dengan cara sebagai berikut;
spesimen hasil tempa panas dipotong
dengan EDM pada posisi melintang dan
searah
dengan
proses
penempaan.
Spesimen kemudian diamplas dengan
kertas amplas yang mempunyai kekasaran
400-3000 mesh. Kemudian spesimen
dipoles menggunakan alumina dengan
kekasaran 0,3 μm, dilanjutkan dengan
pemolesan menggunakan larutan koloid
silika dengan kekasaran partikel 0,04 μm.
Spesimen kemudian dielektro etsa
menggunakan 10 % H2SO4 dan 90 %
CH3OH dengan voltase yang digunakan
sebesar 20 V pada temperatur kamar.
Struktur mikro yang diamati adalah di
bagian tengah spesimen pada posisi
melintang dan searah dengan proses
penempaan menggunakan mikroskop optik
merk OLYMPUS BH2-UMA.
Untuk pengamatan dengan TEM
(transmission
electron
microscope),
spesimen hasil tempa panas dipotong
dengan EDM di area tengah pada posisi
melintang dan searah dengan penempaan.
Diameter spesimen untuk TEM adalah
sebesar 3 mm, spesimen kemudian
diamplas sampai ketebalan kurang lebih
0,1 mm menggunakan kertas amplas
sampai dengan kekasaran 3000 mesh.
Spesimen kemudian dibuat cowakan pada
bagian tengah sampai mencapai ketebalan
40 μm dengan mesin dimple. Spesimen
kemudian diletakkan pada mesin ion beam
milling untuk dilubangi pada area tengah

dari spesimen paduan
10Mo hasil tempa panas.

Co-33Ni-20Cr-

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 2 menunjukkan hasil XRD
bahan paduan Co-33Ni-20Cr-10Mo yang
telah mengalami proses tempa pada
rentang temperatur 700–900 °C dengan
laju regangan 10ˉ 2/detik dan 30/detik dan
regangan konstan sebesar 0,5. Hasil XRD
menunjukkan bahwa puncak-puncak yang
dihasilkan adalah fasa fcc dan tidak
dihasilkan fasa ε atau presipitat dalam
paduan tersebut.

Gambar 2. Hasil uji XRD dari paduan Co-33Ni20Cr-10Mo hasil tempa panas pada T (°C) dan έ (/
detik) sebesar ; (A) 700–10ˉ2, (B) 750–30, (C) 800–
10ˉ2, (D) 850–30, and (E) 900–10ˉ2

Gambar 3a-3e menunjukkan kurva
tegangan regangan sebenarnya dari paduan
hasil tempa pada temperatur 700–900 °C
dan regangan konstan sebesar 0,5. Pada
umumnya kurva menampilkan kecepatan
pengerasan regangan yang meningkat
setelah titik luluh. Gerigi pada kurva
tegangan regangan sebenarnya terlihat
jelas antara temperatur 700 °C sampai 850
°C di seluruh laju regangan. Gerigi pada
kurva tegangan alir ini meningkat seiring
dengan meningkatnya regangan dan
menurunnya temperatur dan laju regangan
(Gambar
3a-3c),
terkecuali
pada
Fenomena Dynamic Strain …../ Ika Kartika | 29

temperatur 850 °C (Gambar 3d) yang
menunjukkan bahwa kurva tegangan tidak

b

-1

T = 700 oC

0.01 s
-1
0.1 s
-1
1 s -1
10 s
-1
30 s

800

400

200

200

True Strain, 
0.2

0.3

0.4

0.5

T = 800 oC

0
0.0

0.6

d

-1

0.1 s -1
0.01 s
-1
1 s -1
10 s
-1
30 s

800

0.1

(d) 1000

True Strain, 
0.2

0.3

0.4

800

600

1s

0.6

-1
-1

10 s -1
30 s -1
0.1 s
-1
0.01 s

600

400

0.5

T = 850 oC

True Stress, / MPa

0.1

1000

True Stress, / MPa

0.01 s
-1
0.1 s
-1
1 s -1
10 s -1
30 s

600

400

c(c)

-1

T = 750 oC

800

600

0
0.0

(b) 1000

True Stress, / MPa

(a) 1000

True Stress, / MPa

a

terpengaruh oleh laju regangan.

400

200

200

0
0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

True Strain, 

0.5

0.6

True Stress, / MPa

(e)
e 1000

0
0.0

0.1

True Strain, 

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

T = 900 oC

800
30 s

600

-1

1s

-1

10 s -1
0.1 s

-1

0.01 s

400

-1

200

0
0.0

0.1

True Strain, 
0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

Gambar 3. Kurva tegangan regangan sebenarnya dari paduan Co-33Ni-20Cr-10Mo setelah proses tempa dengan
έ = 10ˉ2 – 30/ detik pada T (°C): (a) 700, (b) 750, (c) 800, (d) 850, dan (e) 900

30 | Majalah Metalurgi, V 27.1.2012, ISSN 0216-3188/ hal 27-34

Selain itu, pada temperatur 900 °C,
aliran tegangan meningkat dengan
meningkatnya laju regangan (Gambar 3e).
Gerigi pada kurva tegangan tidak terlihat
pada temperatur ini, dimungkinkan
pengaruh DSA mulai berkurang dan
menghasilkan nilai sensitivitas laju
regangan yang positif. R.A. Mulford and
U.F. Kocks [8] menganalisa bahwa gerigi
dalam kurva tegangan akan dimulai pada
titik dimana laju regangan bernilai negatif
dan fenomena ini tidak akan pernah
teramati pada kurva tegangan dengan laju
regangan positif. Terbentuknya kembaran
deformasi (deformation twinning) juga
akan mengakibatkan terbentuknya gerigi
dalam kurva tegangan. Hal ini dikarenakan
kembaran deformasi sangat dipengaruhi
oleh temperatur, harga laju regangan yang
negatif pada kurva tegangan, dan juga
dihasilkan pada kondisi DSA[9].
Gambar 4 menunjukkan tegangan pada
0,2 % dan logaritma dari laju regangan
pada interval temperatur 700–900 °C.
Terlihat dalam gambar tersebut bahwa
tegangan luluh menurun seiring dengan
meningkatnya laju regangan dan tidak
bergantung terhadap fungsi temperatur.
Sangat jelas bahwa fenomena sensitivitas
laju regangan yang sangat kecil nilainya
ataupun bernilai negatif terjadi pada
paduan ini selama proses pengerjaan panas
pada temperatur di bawah 1050 °C[7].
205

o

0.2% Yield Stress, 0.2/MPa

700 C
o
750 C
o
800 C
o
850 C
o
900 C

200

195

0.01

0.1

1

10

Log (Strain Rate, s-1)

Gambar 4. Variasi σ0.2 dalam paduan Co-33Ni20Cr-10Mo sebagai fungsi dari έ
pada
T (°C)= 700–900

Gambar 5a dan 5b adalah struktur
mikro paduan hasil tempa pada temperatur

700 °C dengan laju regangan sebesar
10ˉ2/detik dan 30/detik. Struktur mikro
pada Gambar 5 memperlihatkan bentuk
butir yang terdeformasi dan juga adanya
deformasi
kembaran
(deformation
twinning)
dalam
butir-butir
yang
terdeformasi.

a

25 μm

b

25 μm
Gambar 5. Struktur mikro paduan Co-33Ni-20Cr10Mo dihasilkan setelah tempa pada T = 700 °C
dengan έ (/detik) : (a) 10–2 dan (b) 30

Pada Gambar 6a dan 6b dengan
meningkatnya temperatur menjadi 900 °C,
butir-butir baru bernukleasi pada batas
butir dan sepanjang batas butir dari
deformasi
kembaran.
Dengan
meningkatnya laju regangan pada 30/detik,
semakin banyak butir-butir baru yang
bernukleasi dan tumbuh (Gambar 6b).
Selain itu, mikrostruktur yang terdeformasi
yang terdiri dari butir-butir yang pipih
beserta deformasi kembaran dalam butirbutir yang terdeformasi masih teramati
pada kedua laju regangan tersebut
(Gambar 6a-6b).
Gambar 7a dan 7b memperlihatkan
struktur mikro hasil pengamatan dengan
TEM dari paduan hasil tempa pada
temperatur 700 °C and 900 °C dengan laju
regangan 10ˉ2/detik.
Fenomena Dynamic Strain …../ Ika Kartika | 31

a

25 μm

tinggi.
Lebih
jauh
lagi
dengan
meningkatnya temperatur pada 900 °C dan
laju regangan 10–2/detik (Gambar 7b),
butiran baru dengan batas butir yang tajam
dan bebas dari adanya cacat seperti
dislokasi teramati beserta beberapa lapis
deformasi kembaran dan dislokasidislokasi yang terlihat kusut (tangle
dislocations).
KESIMPULAN

b

25 μm
Gambar 6. Struktur mikro paduan Co-33Ni-20Cr10Mo dihasilkan setelah tempa pada T = 900 °C
dengan έ (/detik) : (a) 10–2 and (b) 30

a

b

Karakteristik deformasi dan struktur
mikro dari paduan Co-33Ni-20Cr-10Mo
telah dipelajari pada temperatur 700–900
°C menggunakan laju regangan yang
bervariasi dengan menggunakan proses
tempa panas. Dari studi penelitian ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa :
1. DSA terjadi pada temperatur T = 700–
900 °C pada semua variasi laju
regangan (έ) dan menghasilkan
sensitivitas laju regangan (m) dengan
nilai yang sangat rendah atau negatif.
2. Gerigi-gerigi dalam kurva tegangan alir
dihasilkan pada T = 700-850 °C.
Banyaknya gerigi tersebut akan
semakin
meningkat
dengan
meningkatnya regangan (ε) dan
menurunnya temperatur (T) dan laju
regangan (έ). Munculnya gerigi dalam
kurva
tegangan
alir
sangat
dimungkinkan terjadi karena adanya
fenomena DSA.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih diucapkan kepada Prof.
Akihiko Chiba di Institute for Materials
Research, Tohoku University, Sendai,
Jepang yang telah banyak membantu
kegiatan penelitian ini.

Gambar 7. Strukturmikro hasil TEM dari paduan
Co-33Ni-20Cr-10Mo setelah proses tempa panas
pada έ= 10–2/detik dan T (°C): (a) 700, dan (b)
900

Dalam Gambar 7a, teramati beberapa
lapisan halus dari deformasi kembaran,
stacking fault dan kerapatan dislokasi yang

DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Chiba, X.G. Li and M.S. Kim.
1999. ,,High work-hardening rate and
deformation twinning of Co-Ni based
superalloy at elevated temperatures”.
Phil Mag A. : 79, 7, 1533-1554.

32 | Majalah Metalurgi, V 27.1.2012, ISSN 0216-3188/ hal 27-34

[2] T.H. Blewitt, R.R. Coltman and J.K.
Redman. 1957. J. Appl. Phys. : 28,
651.
[3] L. Remy, A. Pineau, and B. Thomas.
1978. Mater Sci Eng. : 36, 47.
[4] P.C. Gallagher. 1970. Metal Trans. : 1,
2429.
[5] G. W. Han, I.P. Jones and R. E.
Smallman. 2003. Acta Mater . : 51,
2731-2742.
[6] George E. Dieter. Mechanical
Metallurgy, (SI Metric Edition). 1988.
138, 201-202, McGraw-Hill, London.
[7] Ika Kartika, H. Matsumoto and A.
Chiba. 2009. ,,Deformation and
microstructure evolution in Co-Ni-CrMo Superalloy during hot working”.
Metal Mater Trans A. : 40, 1457-1468.

[8] R.A. Mulford and U.F. Kocks. 1979.
Acta Metall. :27, 1125-1134.
[9] P. Rodriguez. 1984. Bull Mater Sci. :
6, 633-653.
RIWAYAT PENULIS
Ika Kartika, lahir di Bandung.
Menamatkan S1 di Jurusan Teknik
Metalurgi UNJANI Bandung tahun 1996.
Menamatkan S2 di Jurusan Teknik
Material ITB pada tahun 2006 dan S3 di
Jurusan Material Processing, Institute for
Materials Research, Tohoku University,
Sendai, Japan lulus pada tahun 2010.
Bekerja sebagai Peneliti di Puslit
Metalurgi-LIPI sejak Maret 1998.

Fenomena Dynamic Strain …../ Ika Kartika | 33

34 | Majalah Metalurgi, V 27.1.2012, ISSN 0216-3188/ hal 27-34

Indeks Penulis

I

B
Bintang Adjiantoro

1

Ika Kartika

27

Iwan Dwi Antoro

D
Deswita 35
Didin S.Winatapura

15

M
35

Murni Handayani

15

E

S

E. Sukirman 35
Efendi Mabruri 1, 7
Eko Sulistiyono 15

Sulistioso Giat Sukaryo

F. Firdiyono

15

35, 51

Y
Yustinus M.P

H
Hadi Suwarno

W
Wisnu A.A

F

51

35

43

Indeks |

| | Majalah Metalurgi, V 27.1.2012, ISSN 0216-3188

Indeks
A

I

Acid leaching 1
Activated carbon 15
Adsorbat 15, 17, 23
Adsorben 15, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 24
Adsorbent 15
Adsorpsi 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,
23, 24
Adsorption 15, 24
Austenitic stainless steel 7

Impurities

1

K
Karbon aktif
Kuarsa sand

15, 16, 17, 19, 20, 21, 22,
23, 24
15

M
Mechanical alloying

B
Baja tahan karat austenitik

7, 8, 9, 10, 12

C
Charging-discharging 43
Chemical purification 1
Co-33Ni-20Cr-10Mo alloy 27
Co-Cr-Mo 51, 52, 54, 55, 56, 57
Co-Cr-Mo alloy 51
Critical current density 35
Critical temperature 35

48, 49, 51, 52, 57,
58

Metal hidrid 43, 44
Metal hydrid 43
Metallurgical grade silicon
MMTG 35. 36

1, 2, 5

N

Doping 35, 36, 37, 38, 39, 40
Dynamic strain aging (DSA) 27, 28, 30, 32

Nano Particle 43
Nano Partikel 43, 44, 47
Nano-crystalline 51
Nano-kristalin 51, 52
Natrium carbonat 15
Natrium karbonat 15, 16, 17, 20
Natrium silicate 15
Natrium silikat 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23
Negative strain rate sensitivity 27

E

P

Equal channel angular pressing 7, 8, 12,13

Paduan Co-33Ni-20Cr-10Mo

D

G
Grain growth 35
Grain refinement 7

H
Heavy cold rolling
Hot forging 27
Hydrogen Storage

7, 8, 9, 10, 11, 12

27, 28, 29,
30, 31, 32
Pasir kuarsa 15, 16, 19, 20, 23
Pelindian asam 1, 2, 3
Pemaduan mekanik 51, 52, 53, 54, 56, 57
Pemurnian dengan proses kimia 1
Penghalusan butir
7, 13
Pengisian-pengeluaran 43, 45, 47
Pengotor 1, 3, 4, 5, 15, 16, 17, 18, 19, 20
Pertumbuhan butir 35, 39

43, 48, 49, 58

Indeks |

Suhu kritis

Q
Quartz sand

35, 36, 38, 40

15

T

R
Rapat arus kritis

Tempa panas

27, 28, 29, 32

35, 36, 37, 38, 39, 40

S
Sensitivitas laju regangan negatif
Severe plastic deformation 7, 8
Silikon tingkat metalurgi 1

Z
27

Zeolit

| | Majalah Metalurgi, V 27.1.2012, ISSN 0216-3188

15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
PUSAT PENELITIAN METALURGI
Kawasan PUSPIPTEK Serpong 15314, Tlp.021-7560911 Fax. 021-7560553

PANDUAN BAGI PENULIS
1. Penulis yang berminat menyumbangkan hasil karyanya untuk dimuat di dalam majalah
Metalurgi, diharuskan mengirim naskah asli dalam bentuk final baik hardcopy atau
softcopy (dalam file doc), disertai pernyataan bahwa naskah tersebut belum pernah
diterbitkan atau tidak sedang menunggu penerbitannya dalam media tertulis manapun.
2. Penulis diminta mencantumkan nama tanpa gelar, afiliasi kedudukan dan alamat emailnya
setelah judul karya tulisnya, dan ditulis dengan Times New Roman (TNR), jarak 1 spasi,
font 12.
3. Naskah harus diketik dalam TNR font 12 dengan satu (1) spasi. Ditulis dalam bentuk
hardcopy dengan kertas putih dengan ukuran A4 pada satu muka saja. Setiap halaman
harus diberi nomor dan diusahakan tidak lebih dari 30 halaman
4. Naskah dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, harus disertai dengan
judul yang cukup ringkas dan dapat melukiskan isi makalah secara jelas. Judul ditulis
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan huruf kapital menggunakan TNR font
14 dan ditebalkan. Untuk yang berbahasa Indonesia, usahakanlah untuk menghindari
penggunaan bahasa asing.
5. Isi naskah terdiri dari Judul naskah, Nama Pengarang dan Institusi beserta email,
Intisari/Abstract, Pendahuluan, Tata Kerja/Prosedur Percobaan, Hasil Percobaan,
Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka, Ucapan Terimakasih dan Riwayat
Hidup. Pakailah bahasa yang baik dan benar, singkat tapi cukup jelas, rapi, tepat dan
informatif serta mudah dicerna/dimengerti. Sub judul ditulis dengan huruf kapital TNR font
12, ditebalkan tanpa penomoran urutan sub judul, misalnya :
PENDAHULUAN
PROSEDUR PERCOBAAN, dan seterusnya.
6. Naskah harus disertai intisari pendek dalam bahasa Indonesia dan abstract dalam bahasa
Inggris ditulis TNR 10 jarak 1 spasi diikuti dengan kata kunci/keywords ditulis miring. Isi
dari intisari/abstract merangkum secara singkat dan jelas tentang :
 Tujuan dan Ruang Lingkup Litbang
 Metoda yang Digunakan
 Ringkasan Hasil
 Kesimpulan
7. Isi pendahuluan menguraikan secara jelas tentang :
 Masalah dan Ruang Lingkup
 Status Ilmiah dewasa ini
 Hipotesis
 Cara Pendekatan yang Diharapkan
 Hasil yang Diharapkan
8. Tata kerja/prosedur percobaan ditulis secara jelas sehingga dapat dipahami langkahlangkah percobaan yang dilakukan.
9. Hasil dan pembahasan disusun secara rinci sebagai berikut :
 Data yang disajikan telah diolah, dituangkan dalam bentuk tabel atau gambar, serta diberi
keterangan yang mudah dipahami. Penulisan keterangan tabel diletakkan di atas tabel,
rata kiri dengan TNR 10 dengan spasi 1. Kata tabel ditulis tebal. Akhir ketrangan tidak

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
PUSAT PENELITIAN METALURGI
Kawasan PUSPIPTEK Serpong 15314, Tlp.021-7560911 Fax. 021-7560553

PANDUAN BAGI PENULIS
diberi tanda titik .
Contoh : Tabel 1. Harga kekerasan baja SS 316L
Penulisan keterangan gambar ditulis di bawah gambar, rata kiri dengan TNR 10 jarak 1
spasi, format “in line with text”. Kata gambar ditulis tebal. Akhir ketrangan tidak diberi
tanda titik.
Contoh : Gambar 1. Struktur mikro baja SS 316L
 Pada bagian pembahasan terlihat adanya kaitan antara hasil yang diperoleh dengan
konsep dasar dan atau hipotesis
 Kesesuaian atau pertentangan dengan hasil litbang lainnya
 Implikasi hasil litbang baik secara teoritis maupun penerapan
10. Kesimpulan berisi secara singkat dan jelas tentang :
 Esensi hasil litbang
Penalaran penulis secara logis dan jujur, fakta yang diperoleh
11. Penggunaan singkatan atau tanda-tanda diusahakan untu memakai aturan nasional atau
internasional. Apabila digunakan sistem satuan maka harus diterapkan Sistem Internasional
(SI)
12. Kutipan atau Sitasi
 Penulisan kutipan ditunjukkan dengan membubuhkan angka (dalam format superscript)
sesuai urutan.
 Angka kutipan ditulis sebelum tanda titik akhir kalimat tanpa spasi, dengan tanda kurung
siku dan tidak ditebalkan (bold).
 Jika menyebut nama, maka angka kutipan langsung dibubuhkan setelah nama tersebut.
 Tidak perlu memakai catatan kaki.
 Urutan dalam Daftar Pustaka ditulis sesuai dengan nomor urut kutipan dalam naskah.
Contoh: Struktur mikro baja SS 316L[2].
13. Penyitiran pustaka dilakukan dengan memberikan nomor di dalam tanda kurung. Daftar
pustaka itu sendiri dicantumkan pada bagian akhir dari naskah. Susunan penulisan dari
pustaka sebagai berikut :
1. Buku dengan satu pengarang atau dua pengarang (hanya nama pengarang yang
dibalik) :
[1] Peristiwady, Teguh. 2006. Ikan-ikan Laut Ekonomis Penting di Indonesia : Petunjuk
Identifikasi. Jakarta : LIPI Press.
[2] Bambang, Dwiloka dan Ratih Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta :
Rineka Cipta.
2. Buku dengan tiga pengarang atau lebih
[1] Suwahyono, Nurasih dkk. 2004. Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah Indonesia .
Jakarta : Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, LIPI.
3. Buku tanpa nama pengarang, tapi nama editor dicantumkan.
[1] Brojonegoro, Arjuno dan Darwin (Ed.). 2005. Pemberdayaan UKM melalui Program
Iptekda LIPI, Jakarta : LIPI Press.
4. Buku tanpa pengarang, tapi ditulis atas nama Lembaga.
[1] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan Nasional. 2006. Kamus Besar bahasa

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
PUSAT PENELITIAN METALURGI
Kawasan PUSPIPTEK Serpong 15314, Tlp.021-7560911 Fax. 021-7560553

PANDUAN BAGI PENULIS
Indonesia Jakarta : Balai Pustaka.
5. Artikel dari Jurnal/majalah dan koran (bila tanpa pengarang)
[1] Haris, Syamsudin. 2006.,,Demokratisasi Partai dan Dilema Sistem Kepartaian di
Indonesia”. Jurnal Penelitian Politik.: 67-76 Jakarta.
6. Artikel dari bunga rampai
[1] Oetama, Yacob. 2006.,, Tradisi Intelektualitas, Taufik Abdullah, Jurnalisme
Makna”. Dalam A.B. Lapian dkk. (Ed.), Sejarah dan Dialog Peradaban. Jakarta :
LIPI Press.
7. Bahan yang belum dipublikasikan atau tidak diterbikan
[1] Wijana, I dewa Putu. 2007.,,Bias Gender pada Bahasa Majalah Remaja”. Tesis,
Fakultas Ilmu Budaya Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

8. Bahan yang belum dipublikasikan atau tidak diterbikan
[1] Wijana, I dewa Putu. 2007.,,Bias Gender pada Bahasa Majalah Remaja”. Tesis,
Fakultas Ilmu Budaya Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
9. Tulisan Bersumber dari Internet
[1] Rustandy, Tandean. 2006 “Tekan Korupsi Bangun Bangsa”.
(http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=1291, diakses 14 Januari
2007)
14. Ucapan terimakasih ditulis dengan huruf kapital TNR font 12 dan ditebalkan. Isi dari
ucapan terimakasih ditulis dengan TNR 12 dan spasi 1.
15. Naskah yang dinilai kurang tepat untuk dimuat di dalam majalah akan dikirim kembali
kepada penulis. Saran-saran akan diberikan apabila ketidak tepatan tersebut hanya
disebabkan oleh format atau cara penyajian.
16. Penulis bertanggung jawab penuh atas kebenaran naskahnya.
17. Setiap penerbitan tidak ada dua kali atau lebih penulis utama yang sama. Apabila ada, salah
satu naskahnya penulis utama tersebut ditempatkan pada penulis kedua.

Serpong, April 2012
Redaksi Majalah Metalurgi