Paparan Bappeda tentang Bahan Rencana Umum Energi

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau

PERENCANAAN STRATEGIS BIDANG ENERGI
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TANJUNGPINANG, NOVEMBER 2015

Batas Wilayah :
Utara : Vietnam & Kamboja
Selatan : Sum Sel & Jambi
Barat : Singapura, Malaysia & Riau
Timur : Malaysia Timur & Kal Bar

Jumlah pulau
: 2.408 pulau
Berpenghuni
: 366 pulau (15 %)
Belum berpenghuni : 2.042pulau (85%)
Pulau Terdepan
: 19 pulau

Secara Administratif Terdiri dari:

1. Kabupaten Bintan
2. Kabupaten Karimun
3. Kabupaten Lingga
4. Kabupaten Natuna
5. Kab. Kepulauan Anambas
6. Kota Batam
7. Kota Tanjungpinang

Gambaran Umum Wilayah
Provinsi Kepulauan Riau dibentuk berdasarkan UU No 25 Tahun 2002
Pemerintahan efektif berjalan mulai tanggal 1 Juli 2004
Letak : 4o

‘ LU s.d

o

‘ LS Dan

o


‘ BT s.d

Luas Wilayah : ± 251.810,71 Km2
Darat
: 10.595,41 KM2 atau 4,21 %
Laut
: 241.215,30 KM2 atau 95,79 %

9o 7 ‘ BT

LANDASAN HUKUM PERENCANAAN BIDANG ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN

UU 30/2007

UU 30/2009

(Energi)

(Ketenagalistrikan)


PP 79/2014

PP 14/2012
jo PP 23/2014

(Kebijakan Energi Nasional-KEN)
Pasal 11 ayat (2)
Kebijakan Energi Nasional ditetapkan oleh
Pemerintah dengan Persetujuan DPR

Rencana Umum Energi
Nasional
(RUEN)
Pasal 12 ayat (2b)
Dewan Energi Nasional bertugas
menetapkan RUEN

(Kegiatan Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik)


Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional
(RUKN)
[Kepmen ESDM No. 2682.K/21/MEM/2008]

Pasal 7 ayat (1)
RUKN disusun berdasarkan pada KEN dan
ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkonsultasi
dengan DPR RI

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
(RUPTL)
[RUPTL PT PLN (Persero) - Kepmen ESDM
No. 0074 K/21/MEM/2015]

Pasal 8
Usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan
umum dilaksanakan sesuai dengan RUK dan RUPTL

ENERGI MIGAS


DASAR HUKUM
1.

Undang Undang Energi no. 30 tahun 2007 adalah untuk menuju
kemandirian dan ketahanan energi nasional yang berdaulat. KEN yang
telah disusun didasarkan atas asas kemanfaatan, rasionalitas, efisiensi
berkeadilan, peningkatan nilai tambah, keberlanjutan, kesejahteraan
masyarakat, pelestarian fungsi lingkungan hidup, ketahanan nasional, dan
keterpaduan dengan mengutamakan kemampuan nasional.

2.

Tujuan pengelolaan energi sendiri seperti dicantumkan pada Bab II pasal 3
UU Nomor 30 Tahun 2007, diantaranya :
i.
ii.

tercapainya kemandirian pengelolaan energi nasional,
terjaminnya ketersediaan energi dalam negeri, baik dari sumber di dalam

negeri maupun di luar negeri, ...
iii. terjaminnya pengelolaan pengelolaan sumber daya energi secara optimal,
terpadu, dan berkelenjutan,
iv. tercapainya akses masyarakat yang tidak mampu,
v. tercapainya pengembangan kemampuan industri energi dan jasa energi
dalam negeri agar mandiri dan meningkatkan profesionalisme sumber
daya manusia,
vi. terciptanya lapangan kerja dan
vii. terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
RPJMN 2015-2019
Kedaulatan Energi
INDIKATOR

2014
(baseline)

2019*


Peningkatan Produksi SD Energi:
- Minyak Bumi (ribu BM/hari)

818

700

1.224

1.295

397

442

- Gas bumi DN

53%

64%


- Batubara DN

24%

60%

Regasifikasi onshore (unit)

-

6

Pembangunan FSRU (unit)

2

3

11.960


17.960

40

118

200 ribu

1 jt

-

2

- Gas Bumi (ribu SBM/hari)
- Batubara (Juta Ton)
Penggunaan DN (DMO):

Jaringan pipa gas (km)

Pembangunan SPBG (unit)
Jaringan gas kota (sambungan
rumah)
Pembangunan kilang baru (unit)
* Dengan badan usaha

ARAH KEBIJAKAN:
1.Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gas
dan batubara): lapangan baru, IOR/EOR,
pengembangan gas non konvensional (shale gas dan
CBM).
2.Meningkatkan Cadangan Penyangga dan Operasional
Energi: (i) cadangan energi pemerintah; (ii) pengadaan
kontrak jangka menengah dan panjang untuk SD energi.
3.Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalam
bauran energi: (i) insentif dan harga yang tepat; (ii)
pemanfaatan bahan bakar nabati.
4.Meningkatkan Aksesibilitas: (i) mendorong
penggunaan SD energi utk penggunaan setempat; (ii)
pemanfaatan gas kota; (iii) konversi BBM ke BBG.

5.Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i)
pengembangan insentif dan mekanisme pendanaan utk
teknologi hemat/efisiensi energi; (ii) audit energi; (iii)
peningkatan peran perusahaan layanan energi (ESCO).
6.Meningkatkan pengelolaan subsidi BBM yang lebih
transparan dan tepat sasaran
7.Memanfaatkan potensi Sumber Daya Air untuk PLTA
(kelistrikan)

Slide - 7

KEDAULATAN ENERGI
Kemen ESDM;
Kemen BUMN
Kemen ESDM;
Peningkatan
Kemen BUMN;
produksi minyak
Kemendag;
bumi
Pertamina
memperpanjangu

Pembangunan
kilang migas

sia sumur2 tua
dan Pengendalian
impor minyak

Kemen Keuangan;
Kemen ESDM;
Kemen BUMN

Sistem fiskal yg
flexibel
BAPPENAS : KOORDINASI
PERENCANAAN
MENKO : KOORDINASI
PELAKSANAAN

Kemen ESDM;
Kemen Perhubungan
Kemen Perindustrian

Iklim investasi
migas yg
kondusif
Pengembangan
energi baru &
terbarukan

Kemen ESDM;
Kemen BUMN; Kemen Ristek

Kemen ESDM;
Kemen BUMN;
SKK Migas
Pertamina, PLN, PGN

Percepatan
Pembangunan
Pembangkit listrik
dan peningkatan
Penggunaan Batu
bara dan Gas utk
produksi Listrik

KEDAULATAN
ENERGI

Pengalihan
Transportasi
berbasis BBM
ke gas
(percepatan
Pembangunan
SPBG)

Kemen ESDM;
Kemen Keuangan;
Pemda

Tata kelola yg
efektif & efisien
industri migas
dan energi (a.l
kontrak
pembelian
minyak jangka
menengah)

Realokasi
subsidi BBM ke
biofuel

Peningkatan
kapasitas
tangki/minyak
mentah, BBM,
dan LPG

Kemen ESDM;
Kemen BUMN;
PLN; PGN

Kemen ESDM;
Kemen Keuangan
Kemen BUMN
Kementan

Kemen ESDM;
Pertamina

Slide - 8

RANCANGAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI
KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016
No

Prioritas dan Fokus Pembangunan

Indikator Kinerja

3.

Peningkatan Konektivitas antar wilayah dan antar pulau serta sarana Prasarana
dasar masyarakat, dengan fokus pada :

e.

Energi dan
Sumberdaya
Mineral

Peningkatan pemenuhan
kebutuhan listrik yang
memadai, handal dan efisien
sesuai dengan kebutuhan
masyarakat

Rasio ketersediaan daya listrik
Persentase rumah tangga yang
menggunakan listrik

POLA PENGELOLAAN ENERGI PROVINSI KEPULAUAN RIAU


Pola penggunaan energi oleh sektor pengguna di Provinsi Kepulauan
Riau masih sangat bergantung kepada bahan bakar minyak, terutama
untuk sektor transportasi. Secara keseluruhan penggunaan energi di
Provinsi Kepulauan Riau dibedakan dalam bahan bakar minyak, dan
batubara, gas bumi, dan tenaga listrik

PETA POTENSI MIGAS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

SISTEM JARINGAN MINYAK DAN GAS BUMI
Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor : 0225 K/11/MEM/2010 tentang Rencana
Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional Tahun 2010 – 2025, bahwa Gas
Bumi masuk ke Provinsi Kepulauan Riau melewati Pulau Pemping- Batam direncanakan
melaui 3 (tiga) jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi yaitu :
1. Jalur pipa gas bumi Provinsi Kepulauan Riau untuk jalur pipanisasi gas Grissik (sumsel) –
Batam – Singapure sebagai operator PT. Transportasi Gas Indonesia (TGI) dengan total
panjang pipa 477 KM, diameter pipa 28 inchi dan kapasitas gas 350 mmscf/hari (existing
line).
2. Jalur pipa gas WNTS (West Natuna Transportasion System) Laut Natuna – Singapura
dengan total panjang 640 KM, diameter pipa 28 inchi dan kapasitas gas 700 mmscf/hari
(existing line), selanjutnya akan direncanakan pembangunan dari pipa WNTS Tie in (Hot
Tap) ke Pulau Pemping dengan jarak 5,5 km akan dibangun Premier Oil kemudian
jaringan pipa gas dari Pulau Pemping ke PLTG Tanjung Uncang Batam sepanjang 13,7
km dibangun PT PLN Batam dan PT. UBE, yang dijadwalkan tahun 2015 beroperasi.
3. Jalur pipa gas Natuna D Alpha - Batam – Duri yang sumber gas dari blok Natuna D Alpha
dengan panjang pipa 740 KM (rencana).
Peta Rencana jaringan pipa dapat dilihat pada gambar III. ….

Deskripsi Proyek Pipa Gas Pemping

12

JALUR PIPA BAWAH LAUT DARI PEMPING KE TG UNCANG - BATAM

6,075KM
13,5KM

KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA (KKKS)
AKTIF DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
NO.
OPERATOR
NAMA BLOK
1 STAR ENERGY (KAKAP) LTD.
KAKAP
2 PREMIER OIL NATUNA SEA B.V.
NATUNA SEA BLOCK "A"
3 CONOCOPHILLIPS INDONESIA INC.
SOUTH NATUNA SEA BLOCK "B"
4 PERTAMINA EP
UDANG BLOCK
5 TITAN RESOURCES (NATUNA) INDONESIA LIMITED N.E. NATUNA
6 SANYEN OIL AND GAS PTE. LTD.
ANAMBAS
7 GENTING OIL NATUNA PTE. LTD
NORTHWEST NATUNA
8 WEST NATUNA EXPLORATION LTD.
DUYUNG
9 PREMIER OIL TUNA B.V.
TUNA
10 INDOREACH EXPLORATION LTD.
PARI
11 LUNDIN BARONANG B.V.
BARONANG
12 LUNDIN CAKALANG B.V.
CAKALANG
13 PEAR OIL (TACHILYTE) LIMITED
KERAPU
14 NORTH SOKANG ENERGY LTD.
NORTH SOKANG
15 BLACK PLATINUM INVESMENT LTD.
SOKANG
16 KONSORSIUM LUNDIN SOUTH SOKANG B.V. - SOUTH SOKANG
SALAMANDER ENERGY (SOUTH SOKANG) LTD
GURITA
17 NATUNA VENTURES B.V
18 PT. MANDIRI PANCA USAHA
SEMBILANG
19 PT. EQUATOR ENERGY
EAST SOKANG

KONTRAK
22-Mar-75
16-Oct-79
3-Aug-90
17-Sep-05
15-May-97
29-Jun-04
12-Dec-04
16-Jan-07
21-Mar-07
16-Jan-07
13-Nov-08
13-Nov-08
13-Nov-08
26-Nov-10
17-Dec-10

HABIS JENIS KONTRAK
21-Mar-28
PSC
15-Oct-26
PSC
15-Oct-28
PSC-EXT
16-Sep-35
KKS
14-May-27
PSC
28-Jun-34
PSC
11-Dec-34
PSC
15-Jan-37
PSC
20-Mar-37
PSC
15-Jan-37
PSC
12-Nov-38
PSC
12-Nov-38
PSC
12-Nov-38
PSC
25-Nov-40
KKS
16-Dec-40
KKS

STATUS
PRODUKSI
PRODUKSI
PRODUKSI
PRODUKSI
EKSPLORASI
EKSPLORASI
EKSPLORASI
EKSPLORASI
EKSPLORASI
EKSPLORASI
EKSPLORASI
EKSPLORASI
EKSPLORASI
EKSPLORASI
EKSPLORASI

17-Dec-10 16-Dec-40

KKS

EKSPLORASI

Mar-2011
Mar-2011

KKS
KKS

EKSPLORASI
EKSPLORASI
EKSPLORASI

Mar-2041
Mar-2041

JALUR PIPA GAS BUMI

Gajah Baru

Singapore

Future
Pemping
System
Pemping

GREATER BATAM GAS DEVELOPMENT PLAN
LEGEND
Proposed Pipeline
Proposed CNG
Batam Eksisting
Grissik – Singapore
Natuna - Singapore

MALAYSIA

SINGAPORE
Sakra

28 "
WNTS
Feeder line

Zona 5
Karimun &
Others
Karimun 2009

Zona 1
Batam
2007-2009

Sekupang

Pemping

BINTAN

CNG

OTHERS

LNG Terminal

Zona 2
Bintan
2008

BATAM

Bintan
Distribution

Zona 4
Lumba Besar
- Pemping
2009
Rempang

28"

Zona 3
Rempang Galang
2009

Galang

Sumber :DITJEN MIGAS

KEBUTUHAN GAS BUMI BATAM DAN BINTAN
I. Penggunaan Gas Area Batam (Existing)
Satuan : MMSCF

Sektor
Industri

2010

2011

2012

2013

2014

8510

9330.9

10153.9

9543.6

10394.3

Komersial

4.6

5.7

4.6

6.8

8.8

Rumah tangga

0.2

0.4

0.4

0.4

1.2

14671.1

14524.1

14184.2

13059.7

12840.8

23185.9

23861.1

24343.1

22610.5

23245.1

Pembangkit
Total

*Penggunaan Gas area batam dari tahun 2010 sampai 2014
untuk sektor Industri meningkat rata-rata 4,2 % per tahun,
komersial meningkat rata-rata 17,1 % per tahun,
sedangkan sektor rumah tangga meningkat rata-rata 28,5
% per tahun.

KEBUTUHAN GAS BUMI BATAM DAN BINTAN (LANJUTAN)
II. Penggunaan Gas Area Tanjung Pinang (Existing)
Satuan : MMSCF

Sektor

2014

Industri

1948.2

Komersial

1.6

Rumah tangga

0.2

Pembangkit

185.4
2135.4

Total

III. Penggunaan Gas Area Bintan (Existing)
Satuan : MMSCF

Sektor
Industri
Komersial
Rumah tangga
Pembangkit
Total

2014
1478.7
1.3
0.2
185.4
1665.6

Kebutuhan Energi Batam, Tanjungpinang, dan Bintan Skenario II

Pada skenario kedua, akan dilakukan substitusi 80% penggunaan bensin
premium pada kendaraan bermotor menjadi bahan bakar gas. Kemudian 50%
pembangkit berbahan bakar batubara akan disubstitusi menjadi pembangkit
berbahan bakar gas dan kapasitas pembangkit PLTD dibatasi menjadi
maksimum 25% dari total pembangkitan. Dengan skenario tersebut, kebutuhan
gas diproyeksikan meningkat hingga 174,01 juta MMBtu.

Hasil Proyeksi Kebutuhan Gas (satuan MMSCFD)
Skenario

2015

2025

2035

Skenario I

101,84

358,36

462,96

Skenario II

113,29

379,45

476,74

 Cadangan gas Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat sebesar 50,27
TSCF. Dari angka cadangan tersebut, gas yang dapat diproduksi adalah 14 TSCF.
Apabila DMO sebesar 25% diambil oleh pemerintah provinsi, jumlah gas DMO
yang dapat diambil adalah 3,5 TSCF.
 Apabila diasumsikan bahwa dalam 20 tahun tidak ada eksplorasi baru, maka
jumlah gas DMO tersebut akan habis dalam 20 tahun dengan kapasitas aliran
479,5 MMSCFD. Angka tersebut tidak berbeda jauh dengan hasil proyeksi
kebutuhan gas maksimum pada tahun 2035 yang ditunjukkan dalam Tabel 28,
yaitu 476,74 MMSCFD.

Fasilitas dan produk CNG di Panaran, Batam

Compressed Natural
Gas (CNG) di Panaran
kapasitas 4,5 BBTUD
dimanfaatkan oleh :
1. PT. Natgas,
2. PT. Exelson dan
3. PT. Adipratek.

Rencana Pengembangan Pembangkit
untuk Optimasi Pemakaian Gas

Kepulauan
Anambas
(17 MW/LNG)
± 420
km

Pulau
Pulau
Batam
Karimun
Pulau
(30
Bintan
±MW/LNG)
74
(12
±
50
km
MW/CNG)
± 76
km
Pulau km
Kundur
± 120
(10
km
Pulau
MW/LNG)
Lingga
(10
± 180
km MW/LNG)
Pulau
Singkep
(33
MW/LNG)

± 560
km

Pulau Natuna
Besar
(25 MW/LNG)

KELISTRIKAN

DASAR HUKUM
UU NO. 30 TAHUN 2009
(KETENAGALISTRIKAN)

PP NO. 14 TAHUN 2012

PP NO. 62 TAHUN 2012

(KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK)

(USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK)

PERMEN ESDM NO. 5 TAHUN 2014
(TATA CARA AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN)

KEPMEN ESDM NO. 2052 K/40/MEM/2001
(STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN)
… sebagaimana telah 2 (dua) kali diubah terakhir dengan PERMEN ESDM No.19 Tahun 2011

PERATURAN DIRJEN KETENAGALISTRIKAN NO. 556K/20/DJL.1/2014
(TATA CARA PENOMORAN DAN REGISTERASI SERTIFIKAT DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN)

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM SEKTOR KETENAGALISTRIKAN
[Berdasarkan UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan]

Menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah
yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang
wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata
serta
mewujudkan
pembangunan
yang
berkelanjutan.

TUJUAN PEMBANGUNAN
KETENAGALISTRIKAN

PENGUSAHAAN
PENGUASAAN
KELISTRIKAN
• Regulasi
• Standar
• Kebijakan

NEGARA

BUMN*



BUMD

Pemerintah
Pusat

SWASTA



Pemerintah
Daerah

KOPERASI
SWADAYA MASYARAKAT
* : Prioritas Pertama

RATIO ELEKTRIFIKASI 2014
KATEGORI

Aceh

92,31%

Sumut

> 70 %

Kaltara

91,03%

Kaltim

69,64%

50 - 70 %

91,71%

< 50 %

Riau

Sulut

Kalbar

84,54%

85,53%

Gorontalo

79,77%

Kepri

Malut

74,65%

74,06%

90,52%

Papua Barat

77,81%
Sumbar

Sumsel

80,14%

76,38%

Kalteng

67,23%

Sulteng

75,58%
Jambi

80,70%

Babel

Sulbar

95,53%

74,11%

Papua

43,46%

Sultra
Jakarta

Bengkulu

Jateng

99,61% 88,04%

83,47%

Kalsel

Maluku

82,22%

83,75%

Lampung

81,27%

66,78%

Banten

Bali

Sulsel

85,17%

85,05%

92,93%
Jabar

86,04%
RASIO
ELEKTRIFIKASI (%)

DIY

Jatim

NTB

NTT

82,26%

83,55%

68,05%

58,91%

REALISASI

TARGET BERDASARKAN DRAFT RUKN

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

67.15%

72.95%

76.56%

80.51%

84.35%

87.35%

90.15%

92.75%

95.15%

97.35%

PROGRAM DAN KEGIATAN
KETENAGALISTRIKAN PADA RPJMN 2015-2015

Lanjutan

KONDISI UMUM KELISTRIKAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
NO

SISTEM

DAYA MAMPU

1.

TANJUNGPINANG

56,70 MW

BEBAN
PUNCAK
53 MW

2.

TANJUNG UBAN

6,90 MW

6,85 MW

0,05 MW

3.

BELAKANG PADANG

1,25 MW

0,75 MW

4.

BATAM

2 MW
Terhubung
dengan sistem
Batam
364, 60 MW

5.

KARIMUN

30,60 MW

23,32 MW

7,28 MW

6.

RANAI

5,31 MW

5,19 MW

0,12 MW

7.

TNJ BATU

6,62 MW

5,97 MW

0,65 MW

8.

DABO SINGKEP

4,30 MW

3,80MW

0,50 MW

9.

TAREMPA

2,40 MW

1,95 MW

0,45 MW

339

MW

SISA DAYA
3,7 MW

25,21 MW

KONDISI SISTEM KELISTRIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
SISTEM TAREMPA
Daya Mampu : 2,40 MW
Beban Puncak : 1,95 MW

SISTEM RANAI
Daya Mampu : 5,31 MW
Beban Puncak : 5,19 MW

SISTEM BATAM
Daya Mampu : 364, 60 MW
Beban Puncak : 339
MW

SISTEM BELAKANG PADANG
Terhubung dengan sistem Batam
Beban Puncak : 1,25 MW

SISTEM TNJ UBAN
Daya Mampu : 6,90 MW
Beban Puncak : 6,85 MW

SISTEM KARIMUN
Daya Mampu : 30,60 MW
Beban Puncak : 23,32 MW

SISTEM TANJUNGPINANG
Daya Mampu : 56,70 MW
Beban Puncak : 52,00 MW

SISTEM TNJ BATU
Daya Mampu : 6,62 MW
Beban Puncak : 5,97 MW

SISTEM DABO SINGKEP
Daya Mampu : 4,30 MW
Beban Puncak : 3,80MW

SISTEM JARINGAN LISTRIK DAN GAS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
GUNA MENDUKUNG NAWACITA TELAH DIAKOMODIR DIDALAM RTRW
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
NO. KABUPATEN/KOTA
1 TANJUNGPINANG

Agenda Prioritas Pembangunan Nasional
(NAWACITA)
 PLTG Tanjung Pinang-2 30 MW (Tanjung
Pinang)

a.

 PLTG TB. Karimun Peaker-1 40 MW
(Karimun)

b.
PLTU di Galang Batang, PLTU di Sungai Lekop,
PLTU Tanjungpinang dan PLTU Tanjung Kasam.

MUATAN PERDA RTRW PROVINSI KEPRI

PLTD Air Raja dan PLTD Suka Berenang

c.
Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG)
Pulau Dompak;

2 KARIMUN

3 LINGGA

 PLTG TB. Karimun Peaker-1 40 MW
(Karimun)





PLTS TB. Karimun 2,5 MW (Karimun)
PLTG Tanjung Batu-1 15 MW (Karimun)
PLTS Tanjung Batu 1 MW (Karimun)
PLTG Dabo Singkep 16 MW (Lingga)

d.
Pembangunan jaringan PLTU interkoneksi
Batam – Bintan;
a.
PLTD di Bukit Carok, PLTU Peranap, PLTU di
Tanjung Sebatak, PLTU Bukit Jantan Power, PLTU
Pulau Kundur, PLTU Batubara; dan

a. PLTD yang tersebar di Kabupaten Lingga;
b.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Desa
Jagoh Kecamatan Singkep Barat;
c. Pembangkit Listrik Mini Hidro (PLTMH) terletak di
Sungai Jelutung Desa Mentuda Kecamatan Lingga dan
Desa Resun

4 NATUNA



PLTG Natuna-2 25 MW (Ranai)
a.
PLTD Ranai, PLTD Kelarik, PLTD Sedanau, PLTD
Midai, PLTD Serasan, PLTD Pering, PLTD di Pulau Subi,
PLTU di Kecamatan Bunguran Selatan, PLTG Teluk
Buton, PLTMH Seisegram, PLTMH Pulau Tiga, PLTS
Komunal Pulau Subi, PLTS Komunal Pulau Tiga,
Pembangkit listrik di Pulau Tiga dan Pulau Tiga.

5 ANAMBAS
a.
PLTD Letung, PLTD Tarempa, PLTD Palmatak dan
Pembangkit listrik mikro hidro (PLMH) di Kecamatan
Siantan Timur, PLTS Komunal dan PLTS Hybrid.
6 BATAM
a.
PLTD Sei Baloi, PLTD Batu Ampar I, PLTD Batu
Ampar II, PLTD Tanjung Sengkuang, PLTD Jembo, PLTD
Sekupang I, PLTD Sekupang II, PLTD Belakang Padang,
PLTD Pulau Terong, PLTD Pecong, PLTD Kasu, PLTD
Pulau Karas, PLTD Pulau Sembulang dan PLTD Pulau
Abang;
b.
PLTG Panaran I, PLTG Panaran II, PLTG New 1,
PLTG/E Kabil,PLTG/E PLNB, PLTG New 2, PLTGU
Tanjung Sengkuang, PLTGU Panaran, PLTG Tanjung
Uncang I dan PLTG Tanjung Uncang II.
c.
PLTU Tanjung Kasam I, PLTU Tanjung Kasam II,
PLTU Pulau Rempang dan PLTU Pulau Galang.

Proyeksi Pertumbuhan Kelistrikan Untuk Kebutuhan Rumah
Tangga/ Komersial dan Industri / Pariwisata di Wilayah Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2015- 2035

No

Kebutuhan Konsumsi
Energi Listrik

Proyeksi Pertumbuhan Kelistikan
Pertahun
2015
(MW)

2020
(MW)

2025
(MW)

2030
(MW)

2035
(MW)

1 Rumah
Tangga/Komersial
206

517

863

1.470

2.584

98

301

503

834

1.402

304

818

1.366

2.304

3.986

2 Industri/Pariwisata

Total Pertahun

RASIO ELEKTRIFIKASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
RE Prov Kepri di tahun 2014 77%,
akan tetapi masih terdapat 34 (tiga
puluh empat) pulau hynterland
yang jam operasi
Pembangkit
Listriknya belum beroperasi 24
jam.

RASIO ELEKTRIFIKASI
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
90.00
80.00
70.00

Persentase %

60.00

50.00

40.00

30.00



11 Pulau operasi PLTD masih 7
jam menyala



23 Pulau operasi PLTD masih
14 jam menyala

20.00
10.00
0.00

Tanjungp
inang
RE (%) 90.00

Batam

Bintan

Karimun

Lingga

Natuna

Anambas

69.00

78.60

73.00

77.00

72.00

87.00

RENCANA JANGKA PANJANG PENGEMBANGAN
PEMBANGKIT PT. PLN DI PROV KEPRI
No

KABUPATEN/
KOTA

Proyek

1
Tanjungpinang 1 (TLB)
2 TANJUNGPINANG Tanjungpinang 2 (FTP2)
3
Tanjungpinang 3

Jenis

Tahun
Asumsi Kapasitas
Pengembang (MW) 2015 2016 2017 2018 2019

PLTU
PLTU

Swasta
PLN

30
30

PLTU

Unallocated

100





4

Tanjung Balai Karimun #1,2 (FTP1)

PLTU

PLN

14



5

Tanjung Balai Karimun-1 (FTP2)

PLTU

PLN

15



6 KARIMUN

Tanjung Karimun-1 (FTP-2)

PLTU

PLN

15

7

Tanjung Balai Karimun Peaker

PLTG/MG

PLN

20

8
9

Tanjung Batu-1
Tanjung Batu Baru

PLTU
PLTU

Swasta
PLN

14
14

10

Dabo Singkep

11
12

LINGGA

PLTG/MG Unallocated




PLTU

Swasta

6

Dabo Singkep-2

PLTU

Unallocated

14

PTMPD

Unallocated

7

13

Dabo Singkep (ORC)

14

Natuna-1

PLTU

PLN

14

15 NATUNA

Natuna-2

PLTU

Unallocated

14

16

Ranai (ORC)

PTMPD

Unallocated

7

17 BINTAN

Interkoneksi Batam-Bintan

PLTU

PLN

110
431









7

Dabo Singkep-1

TOTAL














Rencana Pengembangan Pembangkit 2014 - 2023 (on-grid)
Di Pulau Batam
• PLTGU Panaran 1
(20.6 MW)

2014

• Combine Cycle
Tj. Uncang IPP
(30 MW)

• Gas Turbine
(25MW)

2015

• PLTG Tj. Uncang IPP
(70 MW)
• PLTG Tj. Uncang
PLNB (85 MW)

2016

2017

2018

• PLTU Batam (130
MW)
• PLTG Tj. Uncang #1
(42.5 MW)

Total Pembangkit yang akan
dibangun s.d 2023 sebesar 871
MW senilai Rp. 9,57 triliun

• PLTU Rempang
#1 (65 MW)

2019

• PLTG Tj. Uncang
PLNB #2 (42.5 MW)

2020

• PLTU Rempang
#2 (65 MW)

2021

• PLTG Tj. Uncang
PLNB #3 (42.5 MW)
• PLTG Peaker (25
MW)

2022

2023

• PLTU Rempang #3
(65 MW)
• PLTG Peaker (25
MW)

Paket 1 :
- Progres
: 78. 3701 %
- Laying Submarine West Corridor dan
East Corridor : Selesai
- LP Kasam
: Sealing End, Jointing,
Under Ground Cable, Sneaking Cable
Selesai
- LP Sauh
: HV Equipment, Sealing
End Selesai
- LP Ngenang : HV Equipment, Sealing
End Selesai
- LP T Talok
: HV Equipment Sealing
End Selesai
PLTU Tanjung
Kasam
LP Tanjung
Sauh
3.4 KM

116
TOWER

GI. SRI BINTAN
(1 X 30 MVA)
14.33
KMR
45
GI. TANJUNG
TOWER

UBAN

5.37 KMR
28
TOWER
5 KM

GI
Ngenang

Sri Bintan – Air Raja Section 1 (22
Desember 2011):
- Progres Overall : 17.7598 %
- Tanah Bebas : 0
- Pondasi
: 0/57; On Going:
0/57
- Pengadaan
: 24.8365 %
- Pemasangan 38
: - KMR

Sri Bintan – T Uban Section 1 (22 Desember
2011):
- Progres Overall : 56.9855 %
- Tanah Bebas : 3
- Pondasi
: 2/45; On Going: - Erection
: 2/45
- Pengadaan
: 94.1526 %
- Pemasangan : -

LP Tanjung
Taloh

(1 X 10 MVA)

Paket 2 :
- Progres : 72.318 %
- Pondasi : 13/13;
- Erection : 13/13
- Stringing : 13/13
- GI T.Kasam : Penarikkan kabel
selesai, Wiring on going 85 %
- GI T Uban : Wiring Cable on
going 85 %

Sri Bintan – T Uban Section 2 (22
Desember 2011):
- Progres Overall : 54.0946 %
- Tanah Bebas : 20
- Pondasi
: 17/20; On Going:
3/20
- Erection
: 15/20; On going:
1/20
- Pengadaan
: 95.6367 %
- Pemasangan : -

Sri Bintan – Air Raja Section 2 (22
Desember 2011):
- Progres Overall : 33.3823 %
- Tanah Bebas : 0
- Pondasi
: 0/59; On Going:
0/59
- Pengadaan
: 57.6055 %
- Pemasangan : -

12.8 KMR
65
TOWER

(2 X 30 MVA)

Air Raja – Kijang (22 Desember 2011) :
- Progres Overall : 41.9528 %
- Tanah Bebas : 0
- Pondasi
: 0/65; On Going:
0/65
- Pengadaan
: 61.6026 %
- Pemasangan : -

GI. AIR RAJA

(1 X 30 MVA)

GI. KIJANG

PROGRES PEKERJAAN JARINGAN KELISTRIKAN
DI KEPULAUAN RIAU

RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGKIT PT. PLN
DI PULAU TERLUAR PROV KEPRI
NO UNIT/LOKASI

KAPASITAS
(kW)

JENIS

PENGEMBANG

PLTD dan PLTMG

PT. PLN (Persero)

31.000

1

Ranai

2

Pulau Sedanau

PLTD

PT. PLN (Persero)

400

3

Pulau Tiga

PLTD

PT. PLN (Persero)

4

Pulau Midai

PLTD

PT. PLN (Persero)

1.400
400

5

Pulau Laut

PLTD

PT. PLN (Persero)

1.000

6

Pulau Sededap

PLTD

PT. PLN (Persero)

400

7

Pulau Subi

PLTD

PT. PLN (Persero)

8

Pulau Panjang

PLTD

PT. PLN (Persero)

837
200

9

Pulau Batang

PLTD

PT. PLN (Persero)

600

10

Pulau Serasan

PLTD

PT. PLN (Persero)

1.200

11

Pulau Siantan

PLTD

PT. PLN (Persero)

3.063

12

Pulau Jemaja

PLTD

PT. PLN (Persero)

1.557

13
14

Pulau Palmatak
Pulau Seraya

PLTD
PLTD

PT. PLN (Persero)
PT. PLN (Persero)

1.149
200

Sekian
Terima Kasih