Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Pengaturan Kekuasaan Eksekutif di dalam Konstitusi Republik Indonesia dan Konstitusi Republik Demokratis Timor-Leste

PERBANDINGAN
PENGATURAN KEKUASAAN EKSEKUTIF
DI DALAM KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA DAN KONSTITUSI REPUBLIK
DEMOKRATIS TIMOR-LESTE

TESIS

Diajukan Kepada :
Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum
Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum

Oleh :

JAIME XAVIER, Lic.Dir.
NPM : 322010015

PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS KEISTEN SATYA WACANA (UKSW)
SALATIGA, 2012

 

 

i

PERBANDINGAN
PENGATURAN KEKUASAAN EKSEKUTIF
DI DALAM KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA DAN KONSTITUSI
REPUBLIK DEMOKRATIS TIMOR-LESTE

TESIS

Oleh :
JAIME XAVIER, Lic.Dir.
NPM : 322010015

Telah disetujui untuk diuji :
Tanggal : 16 April 2012

Pembimbing,


(PROF.DR. TEGUH PRASETYA,SH.,MH.)

Pembimbing,

(TITON SLAMET KURNIA, SH.,MH.)

 
 

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : “PERBANDINGAN PENGATURAN KEKUASAAN EKSEKUTIF DI DALAM
KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA DAN KONSTITUSI REPUBLIK
DEMOKRATIS TIMOR LESTE”.
Nama Mahasiswa : JAIME XAVIER, Lic.Dir.
NPM

: 322010015


Program Studi

: PPs Magister Ilmu Hukum (MIH-UKSW).

MENYETUJUI :

(PROF. DR. TEGUH PRASETYA,SH.,MH)

(TITON SLAMET KURNIA, SH.,MH.)

Pembimbing

Pembimbing

MENGESAHKAN,
KETUA PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM,

( DR. TRIBUDIYONO,SH.,M.HUM. )


Dinyatakan Lulus Ujian Tanggal : 23 April 2012

 
 

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

: Jaime Xavier,Lic.Dir.

NPM

: 322010015

Program Studi


: PPs. Magister Ilmu Hukum-UKSW.

Dengan ini, menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran
bahwa dalam menulis Tesis dengan judul : “PERBANDINGAN PENGATURAN
KEKUASAAN EKSEKUTIF DI DALAM KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA DAN
KONSTITUSI REPUBLIK DEMOKRATIS TIMOR-LESTE”. Tidak melakukan
tindakan plagiasi atau mengambil alih seluruh atau sebagian besar karya tulis
orang lain tampa menyebutkan sumbernya. Jika saya terbukti melakukan
plagiasi, bersedia dicabut hak saya sebagai Mahasiswa atau dicabut kembali
gelar yang sudah diberikan dan akibat hukum lainnya.

Salatiga, 25 April

2012

Yang Membuat Pernyataan,

Jaime “Nemalay” Xavier, Lic.Dir.


 
 

iv

ABSTRAK
Pengaturan kekuasaan eksekutif di dalam konstitusi kedua negara
masing-masing, yaitu Konstitusi Indonesia (UUD 1945) maupun Constituição
da República Democrática de Timor-Leste (CDRTL 2002). Dalam hal
pengaturan kekuasan tersebut, telah di atur dalam pembagian kekuasaan
antara lembaga negara eksekutif dengan lembaga legislatif. Dilihat dari
permasalahan kedua negara, maka pengaturan konstitusional kekuasaan
eksekutif yang akan dibandingkan adalah : Pertama, konsep pengaturan
kekuasaan eksekutif. Kedua, pengaturan konstitusional kekuasaan atributif
eksetutif dan Ketiga, hubungan antara kekuasaan lembaga eksekutif dengan
legislatif.
Konstitusi merupakan hukum tertinggi di seluruh negara di dunia,
termasuk Republik Indonesia dan República Democrática de Timor-leste.
Dengan demikian, pengaturan kekuasaan eksekutif pun berlaku sejak
Konstitusi itu berlaku. Konstitusi tersebut dilaksanakan oleh lembaga-lembaga

negara permanen yang telah ditetapkan oleh konstitusi tersebut di kedua
negara yang berbeda yaitu, Indonesia dan Timor-Leste, secara spesifik adalah
ketentuan-ketentuan terhadap pengaturan konstitusional terhadap kekuasaan
eksekutif dalam penyelenggaraan negara dengan sistem pemerintahan yang
berbeda yaitu Indonesia dengan sistem pemerintahan presidensial. Sedangkan,
Timor-Leste menerapkan sistem pemerintahan semi-presidensial.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum (legal research) dan
lebih spesifik lagi penelitian perbandingan hukum (comparative law research)
dilapangan hukum tata negara (comparative constitusional law research) antara
kedua negara. Pokok persoalan yang ingin diperbandingkan adalah tentang
pengaturan kekuasaan eksekutif. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi : Pertama, pendekatan perundang-undangan (statute
approach); Kedua, pendekatan konseptual (conceptual approach); dan Ketiga,
pendekatan histories (historical approach). Pendekatan-pendekatan tersebut
akan berimplikasi pada bahan-bahan hukum (authorities, legal materials)
dalam menjawab isu hukum penelitian.
Hasil penelitian akan dianalisis dengan langkah-langkah dalam bahanbahan hukum penelitian adalah deskripsi, sistematisasi dan evaluasi. Dalam
hal, pertanggungajawaban sistematika adalah uraian-uraian logis-sistematis
dari hasil penelitian yang dilakukan, sehingga hasil penelitian tersebut akan
diambil suatu kesimpulan dan saran dalam tesis ini.


 
 

v

ABSTRACT
Within both states it has been regulated the executive power respectively,
namely the constitution of Indonesia (UUD 1945) as well as the constitution of
Timor-Leste / Constituição da República Democrática de Timor-Leste (CDRTL
2002). Concerning these power regulations, it has been regulated in the distribution of power among state body namely executive and legislative. If we look
at the problem of both state, as a result the constitutional regulation of executive power that will be compare are: First, the concept of executive power regulation. Second, the constitutional regulation of executive attributive power. And
third, the relation between executive and legislative power.
The constitution is the highest law of all nations in the world, including
the Republic of Indonesia and República Democrática de Timor-Leste. Therefore, the regulation of executive power also is in effect since the Constitution is
in effect. That Constitution will be implemented by the permanent body of the
state which is established by the Constitution in both different countries,
namely Indonesia and Timor-Leste. Particularly, the rules concerning constitutional regulation toward executive power within its implementation as a state
with different governmental system, which is Indonesia with the presidential
governmental system, while Timor-Leste with the semi presidential governmental system.

The research that conducted is a legal research and specifically is a comparative law research in the field of governmental law between both states. The
key issue that will be compare regarding the regulation of executive power. The
approach that used in this research consists of: First, statute approach; Second, conceptual approach; and Third, historical approach. These approaches
have implication to the law materials (authorities, legal materials) in order to respond to the legal research issue. The result of research will be analyzed with
the methods within law research materials namely descriptive, systematization
and evaluation. Concerning the systematic responsibility are the logic and systematic explanation from the result of the research which conducted, so the result of the research will be taken a conclusion and suggestion in this thesis.

 
 

vi

KATA PENGANTAR

Ketertarikan saya untuk menulis tentang “Perbandingan Pengaturan
Kekuasaan Eksekutif Di Dalam Konstitusi Republik Indonesia dan Konstitusi
República Democrática de Timor-Leste”. Adalah mengembirakan bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan República Democrática de Timor-Leste
adalah dua negara dengan ikatan historis sangat kuat. Dilihat dari segi
geografisnya


Timor-Leste

berbatasan

wilayah

dengan

Negara

Kesatuan

Republik Indonesia, yaitu dengan propinsi Nusa Tenggara Timur (Timor Barat).
Kedua negara tersebut, berdekatan waktunya untuk menghasilkan konstitusi
formal baru pada awal abad ke-21 ini.
Dengan amandemen konstitusi Republik Indonesia (UUD 1945), yang
diubah selama empat tahap mulai 1999 sampai dengan 2002. Dilihat dari segi
hukum ketatanegaraan, perubahan tersebut telah membawa bangsa Indonesia
ke sebuah era baru yang berbeda dengan era sebelumnya terutama terkait

dengan kekuasaan eksekutif. Saat ini kekuasaan eksektutif banyak mengalami
pengurangan. Atas dasar itulah penulis tertarik untuk melakukan sebuah
penelitian mengenai pengaturan kekuasaan eksekutif Republik Indonesia,
akan dibandingkan dengan kekuasaan eksekutif Republik Demokratis TimorLeste yang baru memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
melalui jajak pendapat (referendum) pada tanggal 30 Agustus 1999.
Dalam kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan terima kasih
kepada Pemerintah Timor-Leste (Governo da República Democrática de TimorLeste) yang telah membantu membiayai (memberi beasiswa) dan Parlamento
Nacional de Timor-Leste, khususnya kepada Bapak Drs. João Rui Amaral,
selaku Sekretaris Jendral (Secretário Geral) Parlamen Nasional (Parlamento
Nacional) sebagai atasan langsung dengan baik hati, telah membantu dan
memberi ijin tugas belajar selama dua tahun serta begitu banyak orang turut
membantu yang penulis tidak menyebut satu persatu. Sehingga saya dapat
menyelesaikan Program Studi Magister Ilmu Hukum di Universitas Kristen
Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah-Indonesia.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada :
 
 

vii

1) Bapak Prof. Dr. Teguh Prasetya, SH.,MH., selaku dosen pembimbing dan
dosen mata kuliah selalu menyediakan waktu yang cukup untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
2) Bapak Titon Slamet Kurnia, SH.MH., selaku dosen pembimbing dan dosen
mata kuliah yang telah banyak meluangkan waktu sabar, tulus hati dan
penuh kasih sayang, mendorong, mengarahkan dan membimbing penulis
sampai tulisan tesis ini selesai.
3) Bapak Umbu Rauta, SH.,MH., selaku penguji dan dosen mata kuliah yang
telah meluangkan waktu untuk menguji sampai terselesainya tulisan tesis
ini, akhirnya penulis mendapatkan gelar Magister Ilmu Hukum.
4) Bapak Dr. Tri Budiyono, SH.M.Hum. selaku Ketua Program Studi
Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Universitas Kristen Satya Wacana
(UKSW), dan sebagai dosen mata kuliah yang telah banyak memberi
masukan, ide-ide dan saran-saran dalam penulisan tesis ini.
5) Ibu Widya Kurniawati S.Si. selaku Sekretaris Program Studi Pascasarjana
Magister

Ilmu

Hukum,

telah

membantu

khususnya

dalam

proses

administrasi dari awal perkuliahan sampai saya menyelasaikan kuliah
dengan gelar Magister Hukum.
6) Bapak Faustino Dos Santos Pires, SH.,MH, Bapak Bernardo Amaral,
SH.,MH. serta Bapak Silvino Augusto Pinto Cabral, SE.,Msi., selalu
membantu dan memberi ide dan saran-saran dalam penulisan sampai
selesainya tulisan ini.
Begitu juga, ucapan terima kasih disampaikan kepada semua Dosen dan
Staf Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Tanpa
mengurangi rasa hormat kepada yang lain, perkenankan penulis menyebut
beberapa nama : Prof. Dr. Yusriyadi, SH.,MS., Dr. Bernard L. Tanya, SH.,MS.,
Krishna Djaya Danumurti, SH.,MH., Kustadi, SH.,M.Hum., M. Haryanto,
SH.,MH., R.E.S. Fobia, SH.,IDS., Sri Harini Dwiyatmi, SH.,MS., Christiana Tri
Budhayati, SH.,M.Hum., Tyas Tri Arsyo, SH.MH. Mereka semua tidak pernah
henti-hentinya

memberikan

dorongan

selama

perkuliahan

sampai

menyelesaikan Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum di Universitas
Kristen Satya Wacana (UKSW), akhirnya memperoleh gelar Magister Hukum
(Mestrado de Direito).
 
 

viii

Terakhir, sosok-sosok luar biasa yang selalu menjadi bagian hidup
penulis, yaitu : Kakek Paulo Xavier (alm), Carlito da Costa-Sorotumalai (alm)
dan Nenek Maria Xavier (almh), Paulina da Costa-Paiatanan (almh), Ayahnda
Damião da Costa dan Ibunda Mariana de Jesus Xavier (almh). Kepada istri
tercinta, Francisca “Payaromon” Lopes, dan anak-anak : Jose “Zemalay”
Fernandes Xavier Flor (alm), Ronald “Lesumalay” Reagen Xavier (alm), Mariana
“Lalumalay” Margareth Teacher Xavier (almh), Mariazinha “Renumalay” Francisca Xavier, Januário “Kakumalay” Fernandes Xavier, Leonia “Payamay” da
Costa Lopes dan Leonilva “Laumay” Francisca Xavier, terima-kasih atas segala
pengertian dan pengorbanannya selama ini, penulis sadar betul, sebagian hak
mereka untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang “terampas” selama
proses perkuliahan sampai pada penyelesaian tulisan ini. Karenanya, kepada
mereka tesis ini secara khusus didedikasikan.
Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Penulis juga menyadari bahwa penulisan tesis ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan
saran yang bersifat konstruktif dari pembaca. Dengan demikian, dapat
membantu untuk melengkapi tesis ini menjadi lebih sempurna.

Salatiga,

25 April 2012
Penulis

Jaime”Nemalay” Xavier, Lic.Dir.
 
 
 
 
 
 
 

 
 

ix

MOTTO

Perjuangan
bukan soal menang
atau kalah, tetapi lebih dari pada
itu bagaimana perjuangan
tersebut bisa dijalankan
dengan baik

Penulis :
Jaime“Nemalay” Xavier,Lic.Dir.

 
 

x

DAFTAR TABEL

(Tabel 1.1)

Hasil Perubahan Kekuasaan Eksekutif
sebelum dan sesudah Perubahan
Konstitusi (UUD 1945)…………………………… 70

(Tabel 1.2)

Hubungan Kekuasaan Konstitusional
Kekuasaan antara Lembaga Eksekutif
dengan Lembaga Legislatif, sebelum dan
sesudah perubahan Konstitusi (UUD 1945)… 112

(Tabel 1.3)

Hasil Pembahasan Kekuasaan Eksekutif di
dalam Konstitusi Republik Demokratis
Timor-Leste (CRDTL 2002)……………………… 135

(Tabel 1.4)

Persamaan Kekuasaan Eksekutif Republik
Indonesia dengan Republik Demokratis
Timor-Leste………………………………………… 177

(Tabel 1.5)

Perbedaan Kekuasaan Eksekutif Republik
Indonesia dengan Republik Demokratis
Timor-Leste………………………………………… 1

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………….
Halaman Persetujun…………………………………………………...
Halaman Pengesahan………………………………………………….
Surat Pernyataan…………………………….……….…...…............
Abstrak (Abstrac).……………………….………………..….…………
Kata Pengantar………………..……….………………..…...............
Motto…………………………....………………………………………...
Daftar Tabel………………………………….…….………….….........

i
ii
iii
iv
v
vii
ix
xii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………
B. Rumusan masalah………………………….………….
C. Keaslian Penelitian……………………………………..
D. Tujuan Penelitian………………………..……………..
E. Manfaat Penelitian………….....………………………
F. Landasan Teoretis…………….………….…………….
1. Teori Perbandingan Hukum…………..………….
2. Teori Konstitusi………....………………………….
3. Teori Kekuasaan Eksekutif………….…………..
G. Metode Penelitian………………………………………
1. Jenis Penelitian………………………...…………..
2. Pendekatan ……………………..……..……………
3. Bahan-Bahan Hukum……………………..……..
4. Metode Analisis...…….……………..……………..
5. Pertanggungjawaban Sistematika……............

1
5
5
6
7
8
8
13
20
33
33
33
34
35
36

BAB II : PENGATURAN KONSTITUSIONAL TERHADAP
KEKUASAAN EKSEKUTIF DI INDONESIA
A. Gambaran Umum Sistem Ketatanegaraan
di Indonesia……………..……………………..…........
B. Konsep Pengaturan Kekuasaan Eksekutif...……..
1) Prinsip-prinsip Konstitusi (UUD 1945)…...
2) Gagasan Pengaturan Kekuasaan Eksekutif…
3) Hasil Perubahan UUD 1945…………..............
C. Pengaturan Konstitusional Kekuasaan
Atributif Eksekutif………………………………………
1) Kekuasaan Penyelenggaraan Pemerintahan…
2) Kekuasaan di Bidang Peraturan
Perundang-undangan……………………...........
a) Kekuasaan mengajukan RUU, dan
Membahasnya bersama lembaga
Legislatif………………………………………….
b) Kekuasaan Membentuk Peraturan
Pemerintah sebagai Pengganti UndangUndang (Perpu)…………………………….......
c) Kekuasaan Menetapkan Peraturan
 
 

1

37
38
42
46
53
70
75
79
89

90

92

xii

Pemerintah………………………………………. 94
3) Kekuasaan Mengangkat dan
memberhentikan Menteri-menteri…………….. 96
D. Hubungan Antara kekuasaan Eksekutif
Dengan Kekuasaan Legislatif……………………….. 98
1) Hubungan Kekuasaan EksekutifLegislatif Yang Bersifat Kerjasama……............ 100
a) Hubungan dalam Fungsi Legislasi…………. 101
b) Hubungan Dalam Fungsi Legislasi
Anggaran……………………………….............. 105
2) Hubungan Kekuasaan EksekutifLegislatif Yang Bersifat Pengawasan…............ 107
BAB III: PENGATURAN KONSTITUSIONAL TERHADAP
KEKUASAAN EKSEKUTIF DI TIMOR-LESTE
A. Gambaran Umum Sistem Ketatanegaraan
di Timor-Leste………….…..………………..…………
B. Konsep Pengaturan Kekuasaan Eksekutif……….
1. Prinsip-prinsip Konstitusi
(CRDTL 2002)……………………………………….
2. Gagasan Pengaturan Kekuasaan
Eksekutif.…………………………………………….
3. Hasil Konstitusi (CRDTL 2002).......................
C. Pengaturan Konstitusional Kekuasaan
Atributif Eksekutif………………………....………….
1) Kekuasaan Penyelenggaraan
Pemerintahan………………………………………..
2) Kekuasaan di Bidang Peraturan
Perundang-undangan……………………............
a) Kekuasaan mengajukan RUU, dan
Membahasnya bersama lembaga
Legislatif………………………………..………….
b) Kekuasaan Membentuk Peraturan
Pemerintah sebagai Pengganti
Undang-Undang (Perpu)……………………….
c) Kekuasaan Menetapkan Peraturan
Pemerintah………………………………………
3) Kekuasaan Mengangkat dan
memberhentikan Menteri-menteri……..........
D. Hubungan Antara Kekuasaan Eksekutif
Dengan Kekuasaan legislatif………………………
1) Hubungan Kekuasaan EksekutifLegislatif Yang Bersifat Kerjasama…............
a) Hubungan Dalam Fungsi Legislasi………..
b) Hubungan Dalam Fungsi legislasi
Anggaran………………………………………..
2) Hubungan Kekuasaan EksekutifLegislatif Yang Bersifat Pengawasan………….
 
 

116
117
123
123
127
132
139
139
148

151

153

154
155
156
156
159
162
 

xiii

 
BAB IV : ANALISIS PERBANDINGAN KEKUASAAN
EKSEKUTIF INDONESIA DENGAN
TIMOR LESTE
A. Konsep Pengaturan Kekuasaan Eksekutif……..
1) Persamaan Indonesia-Timor Leste…….………
2) Perbedaaan Indonesia-Timor Leste……………
B. Pengaturan Konstitusional Kekuasaan
Atributif Eksekutif….…………..…….………………
1) Persamaan Indonesia-Timor Leste…………….
a) Kekuasaan Penyelenggaraan
Pemerintahan…………………………….........
b) Kekuasaan di Bidang Peraturan
Perundang-undangan…………………………
c) Kekuasaan Mengangkat dan
Memberhentikan Menteri-Menteri…..........
2) Perbedaan Indonesia-Timor Leste……………..
a) Kekuasaan Penyelenggaraan
Pemerintahan …………………………………..
b) Kekuasaan di Bidang Peraturan
Perundang-undangan…………………………
c) Kekuasaan Mengangkat dan
Memberhentikan Menteri-Menteri………….
C. Hubungan Antara Kekuasaan Eksekutif
Dengan Legislatif……………………………………….
1) Persamaan Indonesia-Timor Leste………………
2) Perbedaan Indonesia-Timor Leste………………….

172
172
172
173
174
174
174
175
176
178
178
179
180
182
185
185

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN…………………………... 188
A. Kesimpulan…………………………………………….. 188
B. Saran…………………………………….………………. 190
DAFTAR PUSTAKA………………………………….………........... 193

 
 

xiv