Prosiding Seminar Nasional Kebahasaan dan Kesastraan Balai Bahasa Padang - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

rttf(/ro

PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN
BALAI BAHASA PADANG
30 April 2009
Hotel Pangeran Beach, Padang
Meneroka Ranah Baru
Pengajaran Bahasa
dan Sastra

Penyunting
Erwina Burhanuddin
Arriyanti

r~

tlF_ I ~_.A

_____ .....

f'i:~

--- -- ~-.
£ t.

-

... -~·J.
.•
p U.;J lhl'.r"> "'"

~EV.NT,t;

[,,!._:)Ml BAH.A.SA
prn:-~IKAN

W,.SlONAL

BALAI BAHASA PADANG
2009




,,.

('-;:; .

:~

........-:r ......... -

-.--:



· ·~ ·pe
~1

h.i ... ·~1hl\


~.

~I

· c?ttO G
P.A..Q;
·
'
'

..

~ .. 1 .. ..,

·--

No. lndck:
Tgl.

.


Ttd

: ~J.

o
lOo

...\

--- JJ>. \

PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN
DALAi BAHASA PADANG
30 April 2009
Hotel Pangeran Beach, Padang
Meneroka Ranah Baru
Pengajaran Bahasa

dan Sastra

DALAi BAHASA PADANG
2009

PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN
BALAI BAHASA PADANG
30 April 2009
Hotel Pangeran Beach, Padang
Meneroka Ranah Baru
Pengajaran Bahasa
dan Sastra

Penyunting
Erwina Burhanuddin
Arriyanti

Cetakan Pertama

2009

Katalog Dalam Terbitan (KDT)
499.217
PRO
p

Prosiding Seminar Nasional Kebahasaan dan Kesastraan Balai
Bahasa Padang: meneroka ranah baru pengajaran bahasa dan
sastra/penyunting Erwina Burhanuddin dan Arriyanti.-Padang:
Balai Bahasa Padang, 2009.
xii, 324 him.; 21 cm
ISBN 978-979-685-976-4
1. BAHASA INDONESIA-PENGAJARAN
2. BAHASA INDONESIA-TEMU ILMIAH
3. KESUSASTRAAN INDONESIA-PENGAJARAN

Diterbitkan oleh
Balai Bahasa Padang
Simpang Alai Cupak Tangah, Pauh, Padang

Telepon (0751)776789, Faksimile (0751)776788
Pos-el: balaibahasa_padang@yahoo.co.id

Sekapur Sirih
Masalah kebahasaan dan kesastraan di Indonesia tidak terlepas dari kehidupan
masyarakat pendukungnya. Perubahan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat Indonesia
akibat arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang amat pesat membawa masyarakat
Indonesia ke dalam tatanan kehidupan dunia yang baru. Teknologi informasi mampu
menerobos batas ruang dan waktu sehingga keterbukaan tidak dapat dihindarkan. Kondisi ini ·
telah memengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia di segala bidang, termasuk bahasa.
Balai Bahasa Padang sebagai lembaga yang menangani masalah kebahasaan dan
kesastraan di Sumatra Barat terus melakukan upaya pembinaan dan pemasyarakatan bahasa
dan sastra demi meningkatkan sikap positif masyarakat terhadap bahasa Indonesia,
meningkatkan mutu pemakaian bahasa, dan meningkatkan apresiasi sastra, antara lain bagi
guru dan siswa. Oleh karena itu, untuk menyikapi persoalan kebahasaan dan kesastraan di
sekolah, Balai Bahasa Padang menggelar seminar nasional tentang kebahasaan dan kesastraan
yang dititikberatkan pada persoalan pengajaran bahasa dan sastra. Seminar itu mengangkat
tema "Meneroka Ranah Baru Pengajaran Bahasa dan Sastra". Acara itu telah diadakan pada
tanggal 30 April 2009 di Hotel Pangeran Beach Padang.
Pembicara utama pada seminar itu adalah Dr. Dendy Sugono (Kepala Pusat Bahasa).

Selain Kepala Pusat Bahasa, seminar ini diisi pula oleh enam pemakalah pendamping dengan
perincian, tiga makalah bidang bahasa dan tiga makalah bidang sastra. Keenam pemakalah
tersebut merupakan pemakalah nasional yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
Pemakalah tersebut adalah Prof. Dr. Amrin Saragih (Sumatra Utara) Prof. Dr. Mahsun, M.S.
(Nusa Tenggara Barat), Drs. Zainuddin Hakim, M.Hum. (Sulawesi Utara), Dra. Adriyeti
Amir, S.U. (Sumatra Barat), Drs. S.R.H. Sitanggang, M.A. (Jakarta), dan Drs. Agus Sri
Danardana, M.Hum. (Lampung). Di samping memuat makalah pembicara utama itu, buku ini
juga berisi makalah pendamping yang tidak ditampilkan. Semuanya berjumlah 43 tulisan.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasib yang tulus kepada semua pihak, yang
tidak dapat kami sebut nama satu per satu di sini, yang telah memungkinkan acara itu
terlaksana dengan baik.

Erwina Burhanuddin
Kepala Balai Bahasa Padang

v

Daftar Isi
Sekapur Sirih
(v)


Daftar Isi
(vii)
Makalah Utama
Meneroka Ranah Baru Pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia
Dendy Sugono (Kepala Pusat Bahasa)
( 1)

Makalah Sastra
Sastra itu Sahabat, Anakku!
Adriyetti Amir (Fakultas Sastra Universitas Andalas)
( 5)

Bengkel Sastra: Sebuah Tawaran Pembelajaran Sastra
Saut Raja H. Sitanggang (Pusat Bahasa)
( 9)

Apresiasi Sastra
Agus Sri Danardana (Balai Bahasa Lampung)
( 16)


Internet untuk Belajar Bahasa dan Sastra
Teguh Santoso (Balai Bahasa Banda Aceh)
( 25)
Sekitar Pembelajaran Bahasa dan Sastra:
Harapan akan Buah Masak di Batang
B. Trisman (Balai Bahasa Provinsi Sumatra Selatan)
( 27)

Menuju Pengajaran Sastra Kontekstual
(Upaya Peningkatan Apresiasi Sastra)
Pardi Suratno (Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur)
( 34)
vii

Kumpulan Cerpen Saksi Mata:
Sebuah Perlawanan atas Kekejaman di Timor Timur
Tirto Suwondo (Balai Bahasa Yogyakarta)
( 43)
Pendekatan Humanistik dengan Teknik Inkuiri:

Suatu Paradigma Baru Pengajaran Sastra Indonesia
Yulia Fitrina (Balai Bahasa Padang)
( 48)
Quo Vadis Pengajaran Sastra
Daratullaila Nasri (Balai Bahasa Padang)
( 53)
Pengaruh Pola Rima terhadap Apresiasi Puisi
Siswa SMAN 1 Bukit Sundi Kabupaten Solok
Fitria Dewi (Balai Bahasa Padang)
( 56)
Pengajaran Sastra: Beberapa Altematif Pilihan
Arriyanti (Balai Bahasa Padang)
( 65)
Masalah Sastra Tradisi Rakyat Bukan Hanya di Bangku Sekolah
Mulyadi (Balai Bahasa Padang)
( 68)
Mengenal Sastrawan Sumatra Barat:
Yusrizal KW, Dunia, dan Kary an ya
Andriana Yohan (Balai Bahasa Padang)
( 71)
Nilai Kesejarahan dan Nilai Budaya Dalam Kaba Gombang Patuanan
Eva Krisna (Balai Bahasa Padang)
( 77)
Konflik Batin Masyarakat Minang:
Refleksi Cerpen Datuk, Lelaki yang Jadi Pegawai Negeri,
dan Lebih Baik Aku Menjadi Anjing Saja
Joni syahputra (Balai bahasa padang)
( 84)
Teka -Teki Bahasa Minang: Suatu Analisis Bentuk, Terna, dan Makna
Yollanda (Balai Bahasa Padang)
( 92)
viii

Biografi Sastrawan Sumatra Barat Periode 2000 - 2005
Krisnawati (Balai Bahasa Padang)
( 98)
Jejak Langkah Bumi Teater di Sumatra Barat
Tahtiha Darman Moenir (Balai Bahasa Padang)
( 103)

Makalah Bahasa
Aplikasi Linguistik Fungsional Sistemik dalam Pembelajaran Bahasa
Amrin Saragih (Balai Bahasa Medan)
( 107)
Aspek Historis Bahasa Indonesia dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia di Dunia Pendidikan
Mahsun (Universitas Mataram, Kantor Bahasa Provinsi NTB)
( 118)
Peningkatan Nasionalisme Melalui Pengajaran Bahasa Indonesia
di Daerah Perbatasan (Pulau Miangas, Marore, dan Marampit)
Zainuddin Hakim (Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara)
( 124)
Belajar (Ber)Bahasa, Belajar Berlogika
C. Ruddyanto (Balai Bahasa Denpasar)
( 128)
Faktor Penentu Wujud Bahasa Seorang Pendidik
Widada Hs. (Balai Bahasa Semarang)
( 133)
Guru dalam Kepungan Kurikulum
Agus Halim (Balai Bahasa Provinsi Riau)
( 139)
Deiksis pada Bahasa Reporter Mumi Media Televisi di Indonesia
M. Abdul Khak (Balai Bahasa Bandung)
( 142)
Logika dan Bahasa
Firman Susilo (Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat)
( 160)
ix

Derivasi Nomina Deadjektival dalam Bahasa Jawa
Sumadi (Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah)
( 166)
Pemanfaatan Museum dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Daerah
H. Muhammad Mugeni (Balai Baha$a Banjarmasin)
( 176)

Problem Based Introduction (PBI) dan Open Ended Problem (Suatu Pengintegrasian
Strategi dalam Peningkatan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia)
Adri, (Balai Bahasa Ujung Pandang)
( 181 )
Pembelajaran Linguistik dengan Perspektif Baru
Marida Gahara Siregar (Pusat Bahasa)
( 193)
Pemaduan Konsep Pendidikan dan Pengajaran untuk Peningkatan Mutu Pembelajaran
Bahasa Indonesia pada Anak Usia Pendidikan Dasar 9 Tahun
Elsa Putri E. Syafril (Balai Bahasa Padang)
( 202)
Nilai Estetika pada Tataran Bentuk dalam Peribahasa Minangkabau:
Sebuah Kajian Antropolinguistik
Herlinda. (Balai Bahasa Padang)
( 213)
Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) Altematif Baru dalam
Meningkatkan Keterampilan Menulis Eksposisi
Lismelinda (Balai Bahasa Padang)
( 221)
Persuasi dalam Tindak Tutur Pedagang Kaki Lima di Pasar Raya Padang
Imron Hadi (Balai Bahasa Padang)
( 225)
Kohesi Leksikal dalam Acara "Tungku Tigo Sajarangan" di Radio Padang Fm
Dini Oktarina (Balai Bahasa Padang)
( 235)
Interferensi Bahasa Indonesia dalam Siaran Berita Berbahasa Minangkabau
Benny Agus Setiawan (Balai Bahasa Padang)
( 240)

x

Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Murid Kelas VI Sekolah Dasar
di Wilayah Kecamatan Pauh Padang
R. Yenny Puspita Sari (Balai Bahasa Padang)
( 249)
Keberterimaan Kosakata dan Istilah Bahasa Minangkabau yang Digunakan
dalam Berita Kaba Ranah Minang di TVRI Sumatra Barat
Yulino Indra (Balai Bahasa Padang)
( 255)

Kesantunan Bahasa dalam Kaba Puti Nilam Cayo
Rita Novita (Balai Bahasa Padang)
( 264)
lmplikatur pada Percakapan Penjual dan Pembeli di Pasar Siteba Padang
Eva Himyati (Balai Bahasa Padang)
( 271)
Kajian Medan Makna Aktivitas Tangan 'Mengambil' dalam Bahasa Minangkabau
Kartika Sari (Balai Bahasa Padang)
( 276)
Pemerolehan Bahasa (Language Acquisition)
Non Martis (Balai Bahasa Padang)
( 282)
Cerpen Remaja Sumatra Barat:
Penelusuran terhadap Model Penulisan
Wahyudi (Balai Bahasa Padang)
( 289)
Kesantunan lmperatif Bahasa Minangkabau dalam Pasambahan Manjapuik
Marapulai di Nagari Panta Pauh, Kecamatan Matur, Agam
Syamsurizal (Balai Bahasa Padang)
( 305)
UKBI sebagai Altematif Alat Uji Kompetensi Siswa pada Ujian Nasional
Puteri Asmarini (Balai Bahasa Padang)
( 318)

xi

MAKALAH UTAMA

----

-

-

- -

- -- - -

MENEROKA RANAH BARU PEMBELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Dendy Sugono
Pusat Bahasa

SITUASI KEBAHASAAN DI INDONESIA
Bahasa Daerah
• Jati diri daerah
• Kepribadian suku bangsa
• Kebudayaan daerah
• Pemerkaya bahasa Indonesia

Bahasa Nasional
Jati diri Indonesia
Karakter bangsa
Kebudayaan nasional
Pemerkaya bahasa daerah

Bahasa Negara





Bahasa Asing
Pemerkaya bahasa Indonesia
Penguasaan ilmu/teknologi
Akses dunia global
Pergaulan internasional

Bahasa resmi kenegaraan
Bahasa ilmu/teknologi
Pengantar pendidikan
Bahasa media massa

KONDISI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SAAT INI
• Sarana/prasarana
• Kurikulum
• Buku (ajar, pendukung)
• Guru
• Multimedia
• Ruang kelas
• Pengajaran bahasa di sekolah
• Teoretis
• Pengetahuan bahasa
• Aspek keterampilan
• Bersentral pada guru
• Metode ceramah
INSAN INDONESIA CERDAS KOMPETITIF
• Insan cerdas
• Keterampilan
• Kecakapan
• Keunggulan
• Kemampuan berkomunikasi
• Kompetitif
• Lokal
• Nasional
• Global
KEBUAKAN PENDIDIKAN BAHASA
• Bahasa Indonesia
• Pengetahuan kebahasaan

1

• Pemahaman (menyimak dan membaca)
• Penggunaan (berbicara dan menulis)
• Bidang ilmu lain
• Matematika
• Biologi
• Fisika
• Kimia
• Ekonomi
• Agama, dsb.
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
• Keseimbangan aspek kebahasaan dan keterampilan
• Lintas bidang ilmu (kebermaknaan/kontekstual)
• Berpusat pada peserta didik
• Pengembangan potensi logika (bahasa benar)
• Pengembangan etika (bahasa baik)
• Minat
• Sikap apatis (aktivitas sehari-hari berbahasa Indonesia)
• Nilai ekonomi
• Jalan pintas (latihan jawab soal ujian nasional)

PEMBELAJARAN LINT AS BIDANG ILMU
Materi
• Kemanfaatan
• Keperluan siswa
• Minat siswa
Terintegrasi bidang studi lain
• Aspek kebahasaan (laras bahasa)
• Pemahaman (menyimak dan membaca)
• Penggunaan (berbicaradan menulis)
KEBUTUHAN INSAN INDONESIA CERDAS KOMPETITIF
• Lokal
• Kecerdasan spiritual
• Keterampilan
• Bahasa daerah
• Nasional
• Kecerdasan emosional
• Kecakapan
• Bahasa Indonesia



Global
• Kecerdasan intelektual
• Keunggulan
• Bahasa asing
PENEROKAAN RANAH BARU PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Kecerdasan spiritual
• Intuisi
• Kekuatan spiritual
• Bahasa ibu/daerah

2

Kecerdasan emosional
• Interaksi sosial
• Perasaan
• Etika/estetika/seni
• Bahasa Indonesia
Kecerdasan intelektual
• Mengukur kecepatan/hal baru
• Menyimpan/mengingat kembali informasi objek
• Berperan aktif dalam menghitung angka
• Bahasa asing
PENGEMBANGAN KOMPETENSI BERBAHASA INDONESIA
• Pendidik
• Kemampuan berbahasa Indonesia (sertifikasi UKBO
• Kepedulian terhadap bahasa Indonesia
• Penciptaan iklim tertib berbahasa
• Keteladanan budaya kerja produktif
• Peserta Didik
• Keterampilan berbahasa Indonesia
• Kemampuan membaca dan menulis
• Kemampuan berpikir, berekspresi, dan berkomunikasi dalam bahasa daerah,
Indonesia, dan asing
• Penghargaan bagi yang berprestasi
KETELADANAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA
• Pengguna bahasa
• Guru/siswa (sistem pembelajaran)
• Aparatur pemerintah
• Penulis
• Penerjemah
• Wartawan
• Sistem pembelajaran
• Semua bidang studi
• Semua guru
• Kepala sekolah
• Tenaga tata usaha sekolah
• Penggunaan bahasa Indonesia
• Ruang publik
• Media massa
• Publikasi


Dokumentasi

3

MAKALAH SASTRA

SASTRA ITU SAHABAT, ANAKKU!
Adriyetti Amir
Fakultas Sastra Universitas Andalas

I.
I.

Jika kau mau, kuterima kau kembali
Tapi untukku sendiri
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi

JI.

"Kau kira kau aku jodohkan dengan Hasni karena aku ingin Hasni memperoleh jodoh
seorang sarjana. Tidak, Buyung. Sarjana bukan main banyaknya sekarang. Juga bukan
karena aku telah mengeluarkan uang banyak untuk biaya kuliahmu, lalu aku ingin mengambil
buahnya? Tidak, Buyung. lkut membiayai kuliah atau membiayai adik-adikmu itu adalah
kewajibanku. Kewajiban seorang mamak kepada kemanakannya, kewajiban seorang
penghulu kepada kaumnya, kewajiban Zaki-Zaki kepada saudara perempuannya yang
menjanda"
Tergagau Jsmet mendengar. La.lu datuk itu melepaskan tangannya dari pundak Jsmet. "Aku
menikahkan kau dengan Hasni dengan tujuan, meski ke mana kau merantau, hatimu akan
tetap terpaut di kampung halaman kita ini. Kau akan tetap memikirkan dan membantu
memeliharanya, agar tidak kian sepi, tidak kian terlantar, agar tidak menghutan lagi atau
terjual kepada orang atau bangsa asing. Jadi, ... aku berbuat juga demi satu cita-cita yang.
tak kurang agungnya. Entah kalau kau suka melihat kampung ini dikuasai bangsa asing dan
kau menjadi orang lain di tanah asalmu sendiri, sehingga penduduk aslinya tinggal di bawah
kolong jembatan. Sepertinya kau ingin membangun dunia yang besar, tapi membiarkan
bangsamu hidup tergusur-gusur dari satu kaki jembatan ke kaki jembatan lain" "Penonton
semakin merangsek ke depan dan mulai terpukau pada tarian etnik Afrika yang eksotis.
Mereka mengamati satu per satu wajah kami yang tersamar dalam coreng moreng, ingin tahu
siapa penampil tak biasa ini. Namun, tanpa disadari tubuh mereka bergerak-gerak patahpatah mengikuti potongan-potongan irama yang dilantakkan dan tanpa diminta tepuk tangan,
siulan, dan sorak-sorai ribuan penonton membahana menyambut kejutan aksi seksi tabla.
Penonton riuh rendah berdecak kaum. Pada detik itu aku tahu penampilan kami telah
berhasil. Mahar telah melakukan entry dengan sukses. Semua seniman panggung mengerti
jika entry telah sukses biasanya seluruh pertunjukan akan selamat. Para hadirin telah terbeli
tunai!".

Ill. "Papa ingin Koko mengerti. Hanya dengan be/ajar yang tekun dan kerja keras, Koko bisa
jadi pengusaha yang sukses. Dan tempat bagi pengusaha yang sukse adalah hotel mewah
seperti yang pertama kita singgahi". Papa menarik napas sejenak, "Dan tanpa kerja keras
dan ketekunan, Koko mungkin akan tetap bisajadi pengusaha, bisajalan-jalan ke luar negeri,
tapi tempatnya di sini".
Aku menatap langit-langit kusam di atasku. Meresapi perkataan papa dalam-dalam. Dan
sampai saat ini, puluhan tahun sesudah kejadian itu, pelajaran sederhana dari Papa tetap.
membekas di hatiku, dan mampu mengubah seluruh pola hidupku. Terima kasih, Papa!"
IV. Kalakian maka adalah pada suatu hari Tuan Raffies itu menjamu segala orang2 putih
saudagar2 dan kapitan2 kapal serta Sultan dan Temenggung serta orang besarnya. Maka

5

pada hari itu berkampunglah sekaliannya di rumah Tuan Raffles di bukit. Adapun segala
makanan2 orang Melayu itu dibuat di rumah Remengguna, Tuan Raffles memberi belanjanya.
Maka apabila sudahlah habis makan dan minum, maka Tuan Raffles pun datanglah duduk
bersama2 Sultan dan Temenggung serta orang2 Melayu. Maka kata Tuan Raffles: "Tuan
Sultan dan Tengku Temenggung, ada suatu kehendak sahaya dalam hati, yang terlalu besar
gunanya, sahaya hendak khabarkan kepada Sultan serta Segala tuan2 ini. Makajawab Sultan:
"Apa dia, tuan?" Maka kata Tuan Raffles: "Adapun anak Tuan Sultan satu dan anak
Temenggung satu serta dua tiga orang anak2 menteri Sultan, supaya boleh mengiringkan dia,
sahaya mau hantarkan ke Benggala kepada Tuan Jenderal Benggala, supaya dia orang boleh
belajar bahasa Inggris serta menulis Inggris dan be/ajar kira2 dan be/ajar jenis2 ilmu,
supaya jangan dia menjadi bodoh seperti orang2 Melayu dengan tiada suka be/ajar, karena
sementara dia lagi kecil ini, boleh lekas ia be/ajar, barang empat Zima tahun boleh dia
menjadi pandai. Maka kemudian kelak di belakang Sultan ia boleh menjadi raja yang pandai,
tiadalah boleh kena2kan akan dia. Tuan Sultan lihatlah dalam negeri Singapura ini, semua
bangsa ada menjadi saudagar; adakah seorang pun saudagar Melayu? Karena dia tiada tau
kira2 dan tulis-menulis. 401
Apakah Thu dan Bapak Guru ingat, karya siapa ini? Cobalah inap-inapkan.
II.

Pada kesempatan ini saya tidak ingin berbicara tentang teori pengajaran sastra. Saya percaya
sepenuhnya bahwa Thu dan Bapak Guru sudah mengetahui itu. Saya ingin melihat hal ini dari ilmu
sastra, khususnya fungsi sastra; dari sana kita berbicara membangun apresiasi sastra.
Yang sudah sama-sarna kita ketahui, pembicaraan sastra tersambil dalam pelajaran Bahasa
Indonesia; pelajaran Bahasa Indonesia diisi dengan rumus dan soal tata bahasa, hampir tidak ada
tempat bagi pelatihan penggunaan bahasa, khususnya sastra. Ditambah lagi dengan keterbatasan jam
pelajaran yang tersedia untuk pembicaraan sastra secara khusus, Bahasa Indonesia secara umum. Pada
tempatnyalah apabila Bapak Taufik Ismail berkata "Siswa kita kini lumpuh menulis buta membaca".
Siswa kita tidak membaca akibatnya tidak pandai menulis.
Oleh karena itulah, pembicaraan kali ini bertolak dari pandangan ilmu sastra, khususnya
fungsi sastra. Pembicaraan ini tidak akan dibatasi hanya pada karya sastra (penciptaan dan
pembacaan), tetapi berlaku juga untuk kritik sastra (yang fungsinya sebagai jembatan antara karya dan
pembaca).
Dari segi ilmu sastra, secara teotetis sastra mempunyai fungsi katarsis, yaitu penyucian jiwa,
pelapangan hati. Dalam buku klasik Teori Kesusastraan (Theory of Literature) oleh Rene Wellek dan
Austin Waren dikutip pandangan Horatius bahwa sastra adalah karya yang indah dan bermanfaat,
dulce et utile. Karya itu indah, dalam arti 'menyenangkan', 'tidak membosankan', 'bukan sebuah
kewajiban'; karya itu bermanfaat dalam arti 'tidak membuang-buang waktu', 'bukan pekerjaan iseng',
'memberi pengajaran' sehingga harus diberi perhatian serius.
Melihat perkembangan dalam masy'arakat kita sekarang, fungsi ini patut ditambahkan bahwa
sastra memberi peluang kepada kepada orang, khususnya anak muda untuk berprestasi. Dengan
berbagai kegiatan sastra akhir-akhir ini di tengah rnasyarakat, sastra merupakan salah satu bidang yang
memberi peluang orang berprestasi, seperti menulis karya sastra (novel, cerpen, drama, dan puisi),
lomba membaca karya, lomba menulis kritik; kegiatan demikian akan membantu menghindarkan
siswa dari kenakalan rernaja atau kenakalan apa pun namanya.
Oleh karena itu, sesungguhnya apres1as1 sastra itu perlu pada pelajar, sesedikit apa pun
apresiasi itu patut dibangun. Mungkin memang memerlukan upaya ekstra dari pihak guru dan
lingkungan.
Pertama, tampaknya kecintaan. Dengan ini, yang dimaksud adalah kecintaan kita kepada
siswa, kepada pekerjaan. Jika kita bekerja demi kredit pain dan kredit koin semata pasti sulit bekerja
6



7.

Penugasan

menyimak pembacaan puisi
menyaksikan pementasan drama
meresapi/mengimpresi cerita
menyampaikan interpretasi

Guru memperagakan/contoh gerakan yang
tersirat/tersurat dalam teks
Perpaduan antara bahasa lisan dan perbuatan/tindakan.

• berpikir kreatif melaksanakan tugas
• bekerja mandiri
• bertanggungjawab atas pekerjaan/tugasnya

13

30 ~pril

2009

Penyelenggaraan Bengkel Sastra
1. Lomba Cipta Puisi Balada .

Latar belakang lomba yang perlu dikemukakan, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.

karya sastra sebagai karya kreatif;
bentuk dan makna karya sastra merupakan kreasi;
karya sastra saluran atau cermin nilai-nilai kehidupan sosial budaya;
merekam nilai-nilai kehidupan: pengetahuan, wawasan kema-nusiaan, dil.;
balada termasuk salah salah satu ragam puisi (naratif) yang bercerita tentang sesuatu.

Tujuan lomba yang perlu dikemukakan, antara lain:
a.

melatih kemampuan dan daya kreativitas siswa mencipta puisi/ sajak balada dalam bahasa
Indonesia;
b. mengembangkan sikap kompetitif dalam diri siswa sejak dini;
c. meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya puisi sebagai sarana estetika dalam
mengungkapkan pikiran dan perasaan;
d. meningkatkan kecintaan siswa terhadap sastra dan bahasa Indonesia sebagai jati diri dan
kebanggaan nasional.
Terna lomba boleh bebas, bergantung pada kebijakan panitia tingkat sekolah, tingkat kabupaten/kota,
tingkat provinsi, atau tingkat nasional
2. Musikalisasi Puisi
Dalam musikalisasi puisi semua unsur dari seuntai puisi/sajak akan "menjadi lebih hidup"
ketika dikolaborasikan dengan seni musik hingga menjadi sebuah lagu. Bait atau larik-larik sajak
menjadi rangkaian bunyi dalam lagu itu. Dinamika melodi, irama, tempo, serta bunyi yang diha-silkan
suatu alat musik berfungsi untuk menegaskan makna sajak yang telah ditafsirkannya.
Bentuk musikalisasi puisi:
a. · Pembacaan puisi (misalnya balada) secara utuh dengan iringan musik.
b. Pembacaan sebagian puisi, sebagian lagi dinyanyikan dengan iringan musik
Kriteria penilaian terdiri atas aspek penafsiran materi puisi, komposisi musikal, keselarasan, vokal,
dan penampilan.

3. Debat Sastra
Debat sastra adalah jenis diskusi yang diperankan oleh beberapa orang/ kelompok untuk
membahas permasalahan sastra melalui perdebatan. Dalam pelaksanaanya harus ada pemandu, dewan
juri, dan narasum-ber.Topik debat diupayak.an yang menarik perhatian dan mengandung problematik
(setuju atau tidak). Misalnya, topik "Seni tradisional memegang peranan penting sebagai sarana
pendidikan anak bangsa''.
Mitra kerja festival/lomba sastra, antara lain guru, organisasi profesi (MGMPBI, Hiski,
HPBI), sastrawan, komunitas sastra, lembaga/instansi (kantor/balai bahasa, dewan kesenian), dan
pakar sastra.

14

c5&!at