BAB I PENDAHULUAN - PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM JUAL BELI MINYAK SAYUR DAN GULA PASIR DI PASAR PAMPANGAN KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR - eprint UIN Raden Fatah Palembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang sempurna, yang mencakup segala aspek

  kehidupan, untuk menyusun dan mengatur amal, usaha, ibadah, muamalah, politik, ekonomi dan sosial. Dapat diketahui bahwa hukum Islam adalah selamanya untuk mencapai kemaslahatan umat. Menjaga dan hak-hak setiap individu, keuntungan bukan tujuan satu-satunya dalam sebuah usaha, tetapi lebih berdasarkan asas kemaslahatan umat. Etika bukanlah permasalahan yang baru dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Kedudukan etika dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sekali, baik secara individu maupun

  

  Etika Islam merupakan ilmu yang mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk sesuai dengan ajaran Islam yang tidak bertentangan dengan al-quran dan hadist. Etika Islam bukan sekedar memberitahukan mana yang baik dan mana yang buruk, melainkan juga memengaruhi dan mendorong umatnya supaya membentuk hidup yang suci.

  Rasulullah Saw justru memiliki etika mulia dan mencontohkannya kepada pengikutnya supaya beretika yang baik kepada sesamanya. Allah Berfirman dalam Al-Quran:

                           

  Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh

dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu (QS: An-Nisa:

29).

  Seiring dengan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, politik dan budaya, dunia bisnis terus melaju pesat. Dunia bisnis

  

  Pada dasarnya setiap orang mempunyai kebebasan untuk berucap, bertindak, berperilaku atau untuk mengerjakan pekerjaan yang menjadi kesenangan sesuai dengan keahliannya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya. Namun setiap orang untuk mencapai tujuan hidupnya itu, agar dia bisa hidup tentram, tertib, teratur, aman dan damai serta tidak diganggu oleh orang lain, ia dituntut untuk mentaati batasan-batasan atau etika dalam pergaulan hidupnya dengan orang lain yang ada di sekitarnya. Setiap orang juga dituntut untuk tidak merugikan orang lain dan

  

  Apabila seseorang ingin memulai berbisnis, terlebih dahulu ia harus mengetahui dengan baik hukum agama yang mengatur perdagangan agar ia tidak melakukan aktivitas yang haram dan merugikan masyarakat. Imam ali (karramallahu wajhah) diriwayatkan pernah mengatakan di banyak kesempatan:

  Keraf Sonny, Etika Bisnis, Yogyakarta: 1991, hlm 13

  2

  “hukum dahulu, baru berbisnis.” Karena memang, Islam memiliki kekuatan hukum, peraturan, perundang-undangan, dan tata krama. Bahkan dalam bekerja dan berbisnis wajib bagi setiap Muslim untuk memahami bagaimana bertransaksi agar tidak terjerumus dalam jurang keharaman atau subhat hanya karena ketidak tahuan. Oleh karena itu etika Islam mengiringi persyariatan hukum-hukum

  

  Sejumlah intruksi tentang praktik bisnis yang dibolehkan dan tidak diperbolehkan termaksud dalam al-quran. Salah satu instruksinya yang paling penting dalam masalah ini ialah soal pemenuhan akad dan janji serta pelarangan terhadap transaksi ribawi.

  Allah Berfirman Dalam QS. Al-Maidah (5): 1

       

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu”.

  Ibnu Abbas berkata,” Yang dimaksud dengan akad adalah janji-janji Allah terhadap para hamba-nya, artinya apa-apa yang dihalalkan dan yang diharamkan, apa yang diwajibkan dan apa yang telah ditentukan seluruh hukumnya dalam al-

  

  quran, maka janganlah kamu melanggarnyaalam ketentuan agama Islam sudah diatur tentang kebebasan atas pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup, sebagaimana hadist Nabi yang berbunyi:

  لك و ه ديي لج رلا لمع بيطْا بسكلا يْا ملس و هيلع ل يلص ىبنلا لئس (مك احلاورازبلا هاور) ر و ربم عيب

  (HR. Al- Barzaar dan Al-Hakim)

  Pada dasarnya hadits diatas menjelaskan bahwa profesi yang baik adalah usaha tangan manusia sendiri, dan setiap jual beli yang diberkati. Jual beli yang mendapat berkah dari Allah adalah jual beli yang jujur, tidak mengandung unsur

  

  Dalam memenuhi kepentingan hidup dan kemakmuran masyarakat dapat dilakukan dengan cara jual-beli. Jual beli ialah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara suka rela diantara kedua belah pihak lain yang menerima sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan hukum syara’ dan disepakati.Jual beli dalam arti umum adalah suatu perikatan tukar-menukar sesuatu yang bukan kemanfaatanya dan kenikmatan.

  Perikatan adalah akad yang mengikat dua belah pihak. Tukar menukar yaitu salah satu pihak menyerahkan ganti penukaran atas sesuatu yang ditukarkan oleh pihak lain. Dan sesuatu yang bukan manfaat ialah bahwa benda yang ditukarkan adalah dzat (berbentuk), ia berfungsi sebagai objek penjualan, jadi bukan manfaatnya

  

  Perdagangan pada dasarnya termasuk pencaharian yang dianjurkan oleh agama, sesuai dengan firman Allah Swt yang berbunyi:

       

  (Q.S. Al-Baqarah: 275) Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Swt. Menghalalkan jual beli

  (perdagangan) dan mengharamkan yang namanya riba. Dalam syari’at Islam telah diatur bagaimana cara berdagang, ialah pertukaran barang dengan secara langsung

  Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqh Muamalat), Jakarta:

  6 ataupun dengan menggunakan alat-alat, dan ditentukan tempat untuk bertransaksi antara penjual dan pembeli.

  Dalam hal melakukan pembayaran harus memenuhi peraturan yang telah disepakati. Agar tidak menimbulkan kerugian antara penjual dan pembeli. Jual beli atau perdagangan mempunyai permasalahan dan lika-liku yang jika dilaksanakan tanpa aturan dan norma-norma yang tepat akan menimbulkan bencana dan kerusakan dalam masyarakat.

  Suatu kenyataan kita hadapi di dalam masyarakat kontradiksi dari ajaran agama, berlangsungnya pergeseran etika dalam bisnis.Tumbuh gejala merosotnya rasa solidaritas, tanggung jawab sosial dan tingkat kejujuran, saling curiga, sulit percaya kepada seseorang pengusaha jika berhubungan untuk pertama kali.

  Namun ada saja yang mencari peluang untuk menipu, setelah terjadi hubungan dagangan mulus dan lancar beberapa kali, pembayaran lancar, sepertinya sudah dipercaya, maka yang satu menipuyang lainnya, memanfaatkan kepercayaan yang baru ini.

  Dalam dunia bisnis semua orang tidak mengharapkan memperoleh perlakuan yang tidak jujur dari sesamanya. Praktek manipulasi tidak akan terjadi jika dilandasi dengan moral tinggi, Moral dan tingkat kejujuran yang rendah akan menghancurkan tata nilai etika bisnis itu sendiri. Masalahnya ialah tidak ada hukuman yang tegas terhadap pelanggaran etika, karena nilai etika hanya ada

   Dari pengamatan penulis terhadap praktek perdagangan di pasar pampangan terdapat banyak hal yang dilakukan oleh pedagang pasar yang tidak sesuai dengan etika perdagangan dalam Islam, diantaranya adalah menjual barang diatas harga pasar, menutupi kecacatan barang, dan mengurangi takaran timbangan. Sehingga membuat pembeli tertipu karena tidak mengetahui adanya kecacatan produk dan kebanyakan pedagang yang memuji kualitas barang dagangannya agar dapat terjual dengan cepat. Selama ini banyak orang memahami bisnis sebagai suatu usaha yang tujuanya adalah untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Pengaplikasian etika dalam berbisnis sangat mulia bila diterapkan dibandingkan hanya mencari keuntungan sebesar-besarnya. Salah satu tujuan yang mendasar dari etika perdagangan dalam Ekonomi Islam dan teralisasinya kemakmuran-kemakmuran masyarakat yang merata.

  Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang secara mendalam kedalam bentuk tulisan ilmiah yang berjudul:

  

Penerapan Etika Bisnis Dalam Jual Beli Minyak Sayur Dan Gula Pasir Di

Pasar Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka permasalahan yang menjadi inti skripsi ini adalah:

  1. Bagaimana Praktik jual beli minyak sayur dan gula pasir di pasar Pampangan Kabupaten OKI?

  2. Bagaimana Penerapan Etika Bisnis dalam jual beli minyak sayur dan gula pasir di pasar Pampangan Kabupaten OKI?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

  1. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:

  a. Untuk mengetahui praktek jual beli minyak sayur dan gula pasir di pasar Pampangan Ogan Komering Ilir.

  b. Untuk mengetahui etika bisnis dalam jual beli minyak sayur dan gula pasir di pasar Pampangan Ogan Komering Ilir.

  2. Kegunaan Penelitian

  Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

  a. Penelitian ini diharapkan berguna untuk masyarakat, khususnya para penjual minyak sayur dan gula tentang bagaimana praktek jual beli dan pemahaman penjual tentang aturan hukum jual-beli dalam Islam.

  b. Hasil penelitian ini diharapkan nantinya akan dijadikan pedoman mengenai tata cara dan prinsip-prinsip muamalah. Penelitian ini juga menjadi pedoman yang jelas dalam etika bisnis jual beli berdasarkan hukum Islam.

D. Tinjauan Pustaka

  Sepanjang pengetahuan penulis belum ditemukan karya ilmiah yang membahas tentang penerapan eitika bisnis dalam jual beli minyak sayur dan gula, namun yang ada adalah penerapan etika bisnis jual beli dari sisi lain. Penelitian tentang jual beli yang harus dilakukan, diantaranya: Saripah, (2012) UIN Raden Fatah Palembang, skripsi tentang

  “Implementasi Etika Bisnis Nabi Muhammad Saw terhadap para pedagang di

pasar 16 ilir Palembang”. Pasar 16 adalah pasar yang telah dikelolah oleh Dinas

  yang dibawah pengawasan korwil II. Pasar yang ada di tengah kota Palembang yang setiap harinya selalu berdatangan pembeli dari Palembang maupun diluar Palembang hal tersebut sangat menjanjikan bagi penjual dan bermacam-macam cara berdagang dan bertransaksi yang dilakukan pedangang, dan masih kita temui beberapa pedagang yang tidak jujur dalam berdagang dimana etika dan perilaku berdagang tidak diperhatikan lagi.

  Muhammad Aditiya Ridwan, (2014) UIN Raden Fatah Palembang, Dengan judul” Kejujuran Timbangan Dalam Praktek Jual Beli Getah Karet Di Desa Tebat Agung Kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim”.

  Menjelaskan proses jual beli getah karet di desa tebat agung Kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim dilkaukan satu kali dalam satu bulan atau yang bisa disebut dengan getah karet bulanan. Yang mana penetapan harga getah karetnya dilakukan dengan sistem tender. Proses penimbangan getah karet oleh tukang timbang yang dibawa oleh tokeh karet bahwasanya banyak sekali perbedaan hasil timbangan yang dilakukan oleh tukang timbang dengan timbangan yang dilakukan oleh peneliti yang bekerjasama degan para patanai tersebut.

  Nur Atthohri, (2014) UIN Raden Fatah Palembang“Pengaruh

  Pemahaman Etika Bisnis Rasulullah SawTerhadap Perilaku Pedagang Di Pasar

Indralaya Ogan Ilir” Menjelaskan sejauh mana tujuan pengaruh pemahaman

  etika bisnis Rasulullah terhadap perilaku pedagang di pasar Indralaya Ogan Ilir. Penelitian ini dibatasi dari sudut pandang pedagang di pasar Indralaya Ogan Ilir. Sampel yang digunakan sebanyak 30 pedagang. Kemudian metode penelitian yang digunakan ialah metode lapangan dengan alat instrument kuisioner dan dokumentasi.

  Dari masalah di atas penulis batasi permasalahan dalam penerapan etika bisnis dalam jual beli minyak sayur dan gula pasir di pasar Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir.

E. Metode Penelitian

   1. Lokasi

  Penelitian ini bersifat lapangan (field reseach) yang dilakukan di Pasar Pampangan Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir.

  2. Populasi

  Populasi adalah merupakan salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat perhatian dengan saksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan tepat guna untuk daerah (area) atau objek

   Unit analisis dalam penelitian ini adalah para penjual minyak sayur dan gula di Pasar Pampangan kecamatan Pampangan kabupaten Ogan Komering Ilir ada 20 ( dua puluh) orang penjual minyak sayur dan gula. populasi ini semuanya dijadikan obyek penelitian (bersifat populatif). Karena semua populasi sudah menjadi obyek penelitian maka tidak menggunakan sampel.

  3. Jenis dan Sumber

  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, berupa data hasil dari pedagang.

  Adapun sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu:

  a. Data primer yaitu data yang peneliti peroleh langsung dari lapangan yaitu dari sejumlah fenomena mengenai jual beli minyak sayur dan gula oleh penjual di pasar Pampangan

  b. Data sekunder yaitu data yang peneliti peroleh dari literatur yaitu berupa buku-buku yang mengemukakan persoalan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.

  4. Teknik Pengumpulan Data

  Dalam penelitian, penulis menggunakan cara-cara dalam pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung dilokasi penelitian untuk melihat dan memperhatikan serta mengumpulkan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini.

  b. Wawancara yaitu penulis mengajukan pertanyaan secara langsung kepada penjual minyak sayur dan gula, dilaksanakan dengan cara berbelanja sambil bertanya hal-hal yang diperlukan dalam pertemuan tatap muka secara individual.

  c. Telaah pustaka yaitu dengan mengkaji buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk dijadikan landasan teoritis dalam penelitian ini.

5. Pengelolaan Dan Analisis Data

  a. Teknik Pengelolaan Data

  Data yang terkumpul melalui kegiatan pengumpulan data dan diproses malalui pengolahan dan pengkajian data melalui editing yaitu data yang diperoleh diperiksa dan diteliti kembali mengenai kelengkapan, kejelasan dan kebenaran sehingga terhindar dari kekurangan dan kesalahan.Kemudian dilakukan pemeriksaan ulang dan meneliti kembali data yang telah diperoleh baik mengenai kelengkapan, kejelasan atas jawaban mengenai masalah yang dibahas.

  b. Teknik Analisis Data

  Analisis data dengan mengamati, meneliti, menyusun data yang menggambarkan prilaku manusia dilapangan kemudian dianalisis dalam bentuk praktek bisnis hasil data yang diperoleh kemudian diteliti kembali oleh peneliti selama dua minggu. Kemudian hasil penelitian diuraikan dan penguraian itu ditarik kesimpulan secara deduktif, yakni menarik suatu kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan yang bersifat secara umum ke khusus. Sehingga penyajian hasil penelitian ini dapat dipahami dengan mudah.

F. Sistematika Pembahasan

  

Bab I Pendahuluan Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang

  masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan untuk memberikan pemahaman terhadap isi penelitian ini secara garis besar.

  Bab II Tinjauan Umum Konsep Teori Etika Bisnis Dalam bab ini penulis

  menguraikan mengenai tinjauan umum tentang etika dan bisnis jual beli, tinjauan umum tentang landasan normatif, tinjauan umum mengenai fungsi timbangan sebagai alat ukur bisnis, dan Penerapan Etika dalam Bisnis.

  

Bab III Ketentuan Praktik Jual Beli Minyak Sayur Dan Gula Pasir Di Pasar

Pampangan Dalam bab ini akan diuraikan tentang ketentuan sistem transaksi jual

  beli di pasar Pampangan, dan dimulai dari tinjauan umum mengenai komoditi usaha yang menggunakan timbangan, ketentuan pola penimbangan minyak sayur dan gula pasir, ketentuan standarisasi timbangan dengan tujuan untuk mengetahui kejujuran dalam suatu timbangan yang dikhususkan dalam pembahasan ini ditambah dengan beberapa hasil penelitian yang dilakukan di pasar Pampangan.

  Bab IVPerspektif Fiqh Muamalah Terhadap Jual Beli Minyak Sayur dan Gula Pasir Di Pasar Pampangan Pada bab ini, penulis akan menguraikan

  tentang perspektif Fiqih Muamalah dalam standarisasi timbangan, serta deskripsi data hasil penelitian lapangan (field re search) di pasar Pampangan dan penerapan etika bisnis dalam praktik jual beli minyak sayur dan gula pasir.

Bab V Penutup Bab ini merupakan akhir dari penelitian ini yang berisikan

  kesimpulan dari hasil analisis masalah, saran dan masukan yang terkait hasil penelitian yang dilakukan.

BAB II KONSEPSI TEORI ETIKA BISNIS A. Etika Dan Bisnis Jual Beli

1. Pengertian Etika

  Menurut bahasa (etimologi) etika, berasal dari bahasa Yunani, dari kata “ethikos, ethos”. Yang berarti adat, kebiasaan, perasaan batin, kecender ungan hati untuk melakukan perbuatan. Dalam kajian filsafat yang mencakup metafisika, kosmologi, psikologi, logika, hukum, sosiologi, ilmu sejarah, dan etistika. Etika juga mengajarkan tentang keluhuran budi bai

   Dalam kamus Webster New World Dictionary, secara etimologi, Etika

  adalah sikap, kebiasaan atau kepercayaan dan sebagainya dari seseorang atau suatu kelompok lain. Istilah Etika menghubungkan Penggunaan akal budi perseorangan dengan tujuan untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah laku seseorang terhadap orang lain. Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa etika adalah:

  1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.

  2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.

  3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golonga

   Sementara itu Filsuf Aritoteles dalam bukunya Ethika Nicomachela, menjel

  askan tentang pembahasan etika, sebagai berikut

  

  1. Terminus Techicus, pengertian etika dalam hal ini adalah etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia

  2. Manner dan Costom, membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (Inherent in human

  nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku dan perbuatan manusia

  

  10 Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2006), hlm.

  4.

  11 Suparman Usman, Etika dan tanggung Jawab Profesi Hukum DI Indonesia, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2008), hal. 13.

  

14 Maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwasanya etika adalah suatu disiplin ilmu yang membahas mengenai nilai-nilai, norma-norma dan moral, tingkah laku dan kebiasaan manusia untuk mengetahui baik dan buruknya suatu perbuatan.

  Al-Qur’an sebagai pedoman utama umat Islam merupakan wahyu yang diturunkan dengan berbagai tujuan, diantara tujuan tersebut adalah membasmi kemiskinan material dan spiritual, kebodohan penyakit dan penderitaan hidup serta pemerasan manusia atas manusia di dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan agama.

  Dengan banyaknya ayat al-Qur’an dan Hadis yang memberi pengajaran cara bisnis yang benar dan praktek bisnis yang salah bahkan menyangkut hal-hal yang sangat kecil, pada dasarnya kedudukan bisnis dan perdagangan dalam Islam sangat penting.

2. Pengertian Bisnis Dalam Al-Qur’an

  Menurut bisnis dalam Al-quran tidak terpisahkan dari nilai syar’i. Para fuqaha’pun merumuskan kaidahnya: Alashlu fi al-af’al at-taqayyad bi ahkam asy-

  

syar’iy (pada pokoknya segala aktivitas itu terkait dengan ketentuan-ketentuan

  syari’ah). Ini bisa berarti syariah merupakan nilai utama dan pertama yang

  

  Kata bisnis dalam Al-Qur’an yaitu al-tijarah dan dalam bahasa arabtijaraha, berawal dari kata dasar t-j-r, tajara, tajran wa tijarata, yang bermakna berdagang atau berniaga. At-tijaratun walmutjar yaitu perdagangan, perniagaan (menurut kamus Al-munawwir).

  Kitab suci Alquran sama sekali tidak mencela orang-orang yang melakukan aktivitas bisnis. Mencari rezeki dengan cara berbisnis oleh Al-quran dinamakan mencari karunia ilahi atau fadhlullah, sebagai firman Allah:

   Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan)

   dari Tuhanmu. (QS. Al-Baqarah:

3. Pengertian Bisnis Secara Umum

  Secara umum bisnis diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan atau rezki dengan rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien.

  Bisnis tak lain adalah suatu organisasi yang menjalankan aktivitas

  

  Bisnis merupakan suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam hal ini termasuk jasa dari pihak pemerintah dan swasta yang disediakan untuk melayani anggota masyarakat. Bisnis berarti sejumlah total usaha yang meliputi pertanian, produksi, konstruksi, distribusi, transportasi, komunikasi, usaha jasa, dan pemerintahan yang bergerak dalam

  

  15 Ibid., hlm. 55 Yusanto dan Widjayakusuma, Etika Bisnis dan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama,

  16

  Bisnis selalu berkaitan dengan relasi antar individu dan kontrak kesepakatan kedua belah pihak. Dalam hal ini tentu saja harus ada hukum yang disepakati bersama dalam berbisnis. Karena itu hukum bisnis merupakan syarat utama agar bisnis dapat berjalan lancar. Setiap perkara yang berkaitan dengan bisnis akan diselesaikan dengan hukum bisnis yang berlaku.

  4. Pengertian Etika Bisnis Etika bisnis adalah norma-norma kaidah etik yang dianut oleh bisnis, baik sebagai institusi atau organisasi, maupun dalam interaksi bisnisnya. Etika bisnis merupakan etika terapan, yang merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan benar beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha yang kita sebut bisnis. Etika dan bisnis, mendeskripsikan etika bisnis secara umum dan menjelaskan orientasi umum terhadap bisnis, dan mendeskripsikan beberapa pendekatan khusus terhadap etika bisnis, yang secara bersama-sama

  

  Etika bisnis adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para pelaku-pelaku bisnis. Banyak defenisi yang berkaitan dengan etika, tetapi pada intinya etika adalah semua norma atau “aturan” umum yang harus diperhatikan dalam berbisnis yang merupakan sumber dari nilai-nilai yang luhur dan perbuatan yang baik.

  Hal ini merupakan tanggung jawab kita bersama, bukan hanya tanggung jawab pelaku bisnis tersebut, sehingga diharapkan akan terwujud situasi dan kondisi bisnis yang sehat dan bermartabat yang pada akhirnya dapat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.

  Etika bisnis kadang-kadang disebut pula etika manajemen ialah penerapan standar moral ke dalam kegiatan bisnis. Para pelaku disnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai aktivitas artinya usaha yang ia lakukan harus mampu memupuk atau membangun tingkat kepercayaan dari para relasinya. Kepercayaan, keadilan, dan kejujuran adalah elemen pokok dalam mencapai suksesnya suatu

  

  Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa etika bisnis adalah norma- norma atau aturan-aturan yang harus ditaati oleh individu, lembaga atau organisasi untuk seluruh kegiatan bisnis mulai dari pendirian usaha, produksi, penjualan sampai pada proses akuntansi, agar tidak melanggar etika atau tidak etis.

  Dalam Islam perilaku etis adalah perilaku yang mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Etika terdapat dalam materi-materi kandungan ayat- ayat Al-Quran yang sangat luas, dan dikembangkan dalam pengaruh filsafat Yunani hingga para Sufi. Ahmad Amin memberikan batasan bahwa etika atau akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia kepada orang lain, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk

  

B. Landasan Normatif Etika Bisnis

  1. Perintah untuk Tertib Administrasi QS. Al Baqarah: 282

                            

        

                                     

                   

         

        

        

        

                   

  Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.

Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau

dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan

dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika

  enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian),

maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah

kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

2. Tidak Ada Unsur Penipuan

  QS. Al- Muthafifin: 1-6

                                

  Dari ayat di atas menjelaskan bahwa akan mendapatkan kecelekaan besar apabila curang (mengurangi timbangan) dalam jual beli. Bagi orang yang melakukan hal ini akan dibangkitkan pada hari kiamat kelak.

  Hadist LaranganMenipudalamJual-Beli

  

ِهيِبأأ ْنأع ِنأم ْحّرلا ِدْبأع ِنْب ِء ألأعْلا ْنأع ٍرأفْعأج ُنْب ُليِعأمْسِإ اأنأرأب ْخأأ ٍر ْجُح ُنْب ّيِلأع اأنأثّدأح

ٍماأعأط ْنِم ٍةأرْبُص ىألأع ّرأم أمّلأسأو ِهْيألأع ُ ّل ىّلأص ِ ّل ألوُسأر ّنأأ أةأرْيأرُه يِبأأ ْنأع ُهْتأباأصأأ ألاأق اأذأه اأم ِماأعّطلا أبِحاأص اأي ألاأقأف للألأب ُهُعِباأصأأ ْتألاأنأف اأهيِف ُهأدأي ألأخْدأأأف

  ّشأغ ْنأم ألاأق ّمُث ُساّنلا ُهاأرأي ىّتأح ِماأعّطلا أقْوأف ُهأتْلأعأج ألأفأأ ألاأق ِ ّل ألوُسأر اأي ُءاأمّسلا

   ِّم أسْيألأف

  Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Ismail bin Ja'far mengabarkan kepada kami dari Al Ala' bin Abdurrahman dari bapaknya dari Abu Hurairah, bahwa suatu hari Rasulullah SAW melewati sebuah tumpukan makanan. Kemudian beliau memasukkan tangan ke dalamnya, maka jemarinya menyentuh barang basah.lalu beliau bersabda, "Wahai pemilik makanan, apa ini?" Ia Pemilik bahan makanan itu menjawab, "Itu terkena air hujan, wahai Rasulullah". Rasulullah SAW bersabda, "Tidakkah sebaiknya kamu letakkan di bagian atas

  makanan hingga orang-orang dapat melihatnya? "Kemudian beliau bersabda

  lagi, "Barangsiapa yang menipu, maka ia tidak termasuk golongan kami".Shahih: Ibnu Majah.

  3. Harus Jujur QS. Al- Isra: 35

  

      

      Allah menganjurkan agar dalam jual beli terutama dalam menimbang

atau menakar agar supaya menakar dengan takaran sempurna dan neraca yang

benar dan hal itu akan menghasilkan kebaikan, baik di dunia maupun diakhirat kelak.

  Penyebutan transaksi perdagangan (bisnis) secara tegas dalam ayat ini menegaskan keutamaan berbisnis atau berdagang.Dalam bayak hadist diterangkan tentang keutamaan berbisnis di antaranya adalah “Mata pencaharian yang baik

  

adalah mata pencaharian pedagang yang jujur.Kalau menawarkan tidak bohong,

kalau janji tidak nyalahi, kalau jadi konsumen, jadi konsumen yang baik, jangan

mencari-cari cacatnya, kalau jadi pedagang tidak memuji-muji barangnya

sendiri. (promosi boleh, tapi yang wajar, dan riel). Kalau punya hutang tidak

menunda, kalau memberikan hutang pada orang lain melonggarkan (HR. Al-

Baihaqi).

  Hadist Kejujuran dan Kejelasan dalam Jual Beli

  

اأقّرأفأتأي ْمأل اأم ِراأيِخْلاِب ِناأعّيأبْلا ألاأق أمّلأسأو ِهْيألأع ُ ّل ىّلأص ّيِبّنلا ْنأع ٍماأزِح ِنْب ِميِكأح ْنأع

اأمِهِعْيأب ُةأكأرأب أقِحُم اأمأتأكأو اأبأذأك ْنِإأو اأمِهِعْيأب يِف اأمُهأل أكِروُب اأنّيأبأو اأقأدأص ْنِإأف

  Dari Hakim bin Hizam, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Penjual dan

  pembeli mempunyai hak untuk memilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Apabila mereka, penjual dan pembeli tersebut, berlaku jujur dan mau menerangkan (barang yang diperjualbelikan), niscaya mereka akan mendapat

berkah dalam jual belinya. Sebaliknya, apabila mereka berbohong dan menutup-

nutupi (apa-apa yang seharusnya diterangkan mengenai barang yang diperjual belikan), niscaya berkah dalam jual beli itu akan dihapus (hilang)" {Muslim:

  

  5/

  Dalam hadits lain Rasulullah bersabda, “Pedagang yang jujur, yang

  amanah, dia nanti di akherat kedudukannya bersama para Nabi, para shidiqin dan para syuhada” (HR. Ad-Daruqudni).

  4. Tidak Mengurangi Timbangan QS. Al-An’am: 152

              Allah memerintahkan agar menyempurnakan takaran dan timbangan dengan adil. Allah tidak akan memberikan beban yang tidak sesuai dengan kesanggupan umat manusia.

  QS. An-Nisa’: 29                 

          

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan harta-harta

kalian di antara kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan perdagangan

yang kalian saling Ridha. Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian,

sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang kepada kalian.

  Apabila kamu menimbang hendaklah ditepati. (HR. Ibnu Majah) Allah SWT melarang hamba-hamba-Nya yang mukmin memakan harta sesamanya dengan cara yang bathil dan cara mencari keuntungan yang tidak sah dan melanggar syari’at seperti riba, perjudian dan yang serupa dengan itu dari macam-macam tipu daya yang tampak seakan-akan sesuai dengan hukum syari’at tetapi Allah mengetahui bahwa apa yang dilakukan itu hanya suatu tipu muslihat syari’at Allah. Allah mengecualikan dari larangan ini pencaharian harta dengan jalan perdagangan (perniagaan) yang dilakukan atas dasar suka sama suka oleh kedua belah pihak yang bersangkutan.

  Allah Swt berfirman menceritakan tentang hamba-hamba-Nya dan memperoleh pancaran nur iman dan takwa di dada mereka, bahwa mereka itu tekun dalam ibadahnya, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan selalu beri’tikaf di dalam masjid bertasbih, bertahmid dan bertahlil. Mereka sekali-kali tidak tergoda dan tidak akan dilalaikan dari ibadah itu, kegiatan yang mereka lakukan untuk mencari nafkah, berusaha dan berdagang (berniaga). Mereka itu benar- benar cakap membagi waktu di antara kewajiban ukhrawi dan kewajiban duniawi, sehingga tidak sedikitpun tergeser amal dan kewajiban ukhrawi mereka oleh usaha duniawi mereka.

  Abdullah bin Amr. Berkata. Seorang memberitaku kepada Nabi saw. bahwa Ia selalu tertipu dalam pembelian atau penjualan, maka Nabi saw. bersabda kepadanya: Jika anda membeli sesuatu maka katakan kepada penjualnya: Tidak ada tipu menipu dalam agama. (Bukhari, Muslim).

C. Fungsi Timbangan Sebagai Alat Ukur Bisnis

  Alat ukur adalah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi pengukuran ku antitas dan kualitas. Hasil pengukuran, penakaran, atau penimbangan dapat diguna kan untuk kepentingan umum, usaha, menyerahkan atau menerima barang, menentukan pungutan atau upah, menentukan produk akhir dalam perusahaan,

   Alat ukur dikelompokan menjadi 2, yaitu:

  1. Alat Takar ialah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi pengukuran kuantitas atau penakaran. (seperti untuk benda cair : air, bensin, minyak dan untuk benda padat: beras). Satuan takarnya antara lain : liter, gallon, CC, mili liter Alat takarnya antara lain : Literan dengan ukuran : 10 L, 5 L, 2 L, 1L.

  2. Alat Timbang ialah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi pengukuran Massa/berat atau penimbangan suatu benda. Dalam dunia perdagangan penggunaan mesin timbangan barang sangat diperlukan, dari yang sederhana sampai dengan timbangan modern atau timbangan elektronik yang banyak digunakan di swalayan.

  Jenis – Jenis Timbangan

1. Timbangan Manual

  Adalah salah satu jenis timbangan yang banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga atau kegiatan perdagangan yang sederhana atau dalam skala kecil misalnya diwarung – warung. Terdiri dari:

  a. Timbangan emas ialah timbangan yang digunakan untuk mengukur berat emas yang sebatas pada gram atau maksimal kilogram dan berbentuk seperti neraca.

  b. Timbangan Kue ialah timbangan yang biasanya terbuat dari lapisan jenis plastik atau fiber yang mempunyai ukuran 2 kg – 5 kg. c. Timbangan Padi disebut juga dengan dacing, biasanya digunakan di desa– desa untuk menimbang padi dan mudah dibawa dengan kapasitas menimbang hingga 1 kuintal (100 kg).

  d. Timbangan Barang disebut juga timbangan duduk bebek yang banyak dijumpai diwarung–warung kecil, dimana untuk mengetahui keseimbangannya cukup dilihat dari pertemuan kedua besi yang ada ditengah– tengahnya.

  2. Timbangan Digital

  Adalah timbangan yang dilengkapi dengan kalkulator menggunakan “load cell“ yang akurat dan fungsi–fungsi lainnya, dimana dalam pengoperasian cukup men set-up harga per kilogramnya sebelum menimbang dan timbangan akan secara otomatis menghitung harga yang harus dibayar oleh konsumen.

  Cara menimbangnya:

  a. Letakkan barang/ buah diatas plate/ tempat timbangan,

  b. Masukkan harga per/kg barang atau buah dengan menekan angka yang ada disebelah kanan timbangan.

  3. Timbangan Elektronik Digital

  Adalah timbangan yang banyak digunakan di pasar swalayan, yang sebelum digunakan diprogram terlebih dahulu baik untuk nama buahnya maupun

  

D. Penerapan Etika Dalam Bisnis

  Seorang pelaku bisnis harus memperhatikan beberapa prinsip etika yang telah digariskan dalam Islam yaitu:

  1. Bersandar pada ketentuan Tuhan (Tauhid) Salah satu pedagang di pasar Pampangan yang menggunakan konsep etika

  Islam yang nama kiosnya “Madi” lamanya menjadi pedagang dari tahun 1998 jadi beliau sudah 18 tahun berjualan di pasar Pampangan, Pak Madi mempunyai dua tempat menjual barang dagangannya yang 1 bersama istrinya dan satunya pegawainya saja. Barang dagangan diantaranya Gula

  

  Berdagang menurut beliau mencari untung tetapi untung yang berkah dan beliau tidak mengejar target jadi besar kecil Alhamdulilah semuanya saya serahkan pada Allah yang mengatur Rizkinya manusia, dan keuntungan yang saya terapkan adalah keuntungan yang pantas menurut islam.Tauhid adalah komitmen sejati manusia kepada Allah, untuk menyandarkan hidup seutuhnya hanya pada Allah.

  Dari semua hasil wawancara terhadap para pedagang dapat dikatakan bahwa pedagang di pasar Pampangan ada 10 % beberapa yang bersandar pada ketentuan Allah (Tauhid) yang mencari keuntungan dan berkah 90% adalah prinsip berdagang yang hanya menginginkan keuntungan tanpa memperhatikan prilaku etika yang baik dalam berdagang.

  2. Jujur Dalam Takaran

  Karena peneliti tidak meneliti sampel yang menggunakan takaran maka peneliti mengambil beberapa poin yang bisa dihubungkan dengan kejujuran para pedagang menurut responden diantaranya: Pak Trisno di Pampangan Usi 42 tahun. Pedagang banyak yang tidak jujur karena mereka bilang barang

  baru padahal belum tentu karena barang sudah lama dan berbohong mengenai modal untuk menaikan harga yang tidak menyebutkan modal untuk menaikan harga yang tidak menyebutkan modal secara jujur dan mengenai kecurangan yang bersifat patal lainya tidak ada, dan memang dari

pembelinya yang banyak tingkahnya sering menawar kelewat rendah dan

banyak pembeli menjual lagi barang dagangannya oleh sebab itu mereka

  

  Sedangkan menurut Ibu Ratih Selaku pembeli di Pasar Pampangan sudah 1 tahun membeli untuk mengkonsumsi sendiri tidak untuk di jual.

  Berhubungan dengan kejujuran para pedagang: pelayanan penjual

  menurutnya ramahtamah dansopan tidak pernah dibohongi atau ditipu kalau membeli di pasar Pampangan tapi kalau di luar sering dibohongi, harga di

Pasar Pampangan standar atau tidak terlalu mahal dan mengenai kualitas

dengan yang beli sesuai dengan apa yang diterangkan penjual pedagang di

27 Pampangan saja.

  Dari semua hasil wawancara terhadap para pedagang dan narasumber dapat dikatakan bahwa pedagang di Pampangan ada yang jujur dan ada juga yang tidak jujur dan untuk mengetahuinya itu kita sulit untuk melihatnya sebab kejujuran disini kembali lagi kepada individu masing-masing untuk memilih berdagang yang jujur dalam menjelaskan harga karena untuk menarik pembeli banyak yang berdusta menjelaskan tentang modal yang sebenarnya berhubungan jika ada pembeli yang menawar rendah dengan 75% menjawab harga tersebut tidak bisa karena di bawah modal dan 25% menjawab tidak bisa atau belum bisa tanpa menyebutkan modal.

  3. Menjual barang yang baik Mutunya Nama toko “Basmis” barang dagangannya minyak sayur dan gula: harga yang di tawarkan tergolong tinggi dan terkadang harga pasaran tetapi memang harganya ditoko kami lumayan tinggi sebab kami mengutamakan kualitas dan memang produk kami kualitasnya lebih bagus jadi kualitas lebih baik yang

  

  Dalam Islam bagaimanapun menunjukkan kualitas produk, bagaimanapun bentuk produk adalah penting. Kendati produk itu terbilang kecil tidak berskala besar.Namun kualitas tetap harus menjadi prioritas yang layak diperhatikan oleh produsen.

  Mengutamakan kualitas mutu bagi pedagang di Pasar Pampangan 50% kualitasnya tinggi walaupun harga berpengaruh dan 50% kualitas sedang- sedang saja karena kualitas yang mempengaruhi harga tinggi jika kualitasnya tinggi dan harganya juga tinggi akibatnya masyarakat lapisan menengah kebawah kurang berminat.

4. Dilarang menggunakan Sumpah

  Menggunakan sumpah dengan maksud untuk meyakinkan pembeli bahwa barang dagangnnya benar-benar berkualitas, dengan harapan agar orang terdorong untuk membelinya

Dokumen yang terkait

PERAN TOKOH AGAMA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENANGKAPAN IKAN MENGGUNAKAN POTASSIUM DAN SETRUM DI SUNGAI OGAN DESA MUNGGU KECAMATAN MUARA KUANG KABUPATEN OGAN ILIR - eprint UIN Raden Fatah Palembang

0 0 95

BAB I - PENANGGULANGAN TINDAK KRIMINAL AKSI PREMANISME DI PASAR 16 ILIR PALEMBANG DITINJAU DARI FIQH JINAYAH - eprint UIN Raden Fatah Palembang

0 1 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENGARUH KEPRIBADIAN PETUGAS PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BERKUNJUNG PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN STITQI AL-ITTIFAQIAH INDRALAYA OGAN ILIR (Skripsi) - eprint UIN Raden Fatah Palembang

0 0 134

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - STATUS ANAK PERNIKAHAN SIRRI (STUDI KASUS DI DESA CEMPAKA KECAMATAN CEMPAKA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR) - eprint UIN Raden Fatah Palembang

0 0 49

PERAN TOKOH AGAMA DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA PENANGKAPAN IKAN MENGGUNAKAN POTASSIUM DAN SETRUM DI SUNGAI OGAN DESA MUNGGU KECAMATAN MUARA KUANG KABUPATEN OGAN ILIR - eprint UIN Raden Fatah Palembang

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN - PENGHINAAN TERHADAP PRESIDEN DI MEDIA SOSIAL MENURUT FIQH JINAYAH - eprint UIN Raden Fatah Palembang

0 0 78

BAB 1 PENDAHULUAN - TINJAUAN FIQH MUAMALAH TENTANG JUAL BELI PRODUK (SOPHIE MARTIN) (Studi Kasus dikecamatan Ilir Barat II Palembang) - eprint UIN Raden Fatah Palembang

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN - SISTEM PENGUPAHAN KEBUN KARET PT BUMI RAMBANG KRAMAJAYA(DI DESA SRIKEMBANG KEC.MUARAKUANG KAB. OGAN ILIR) - eprint UIN Raden Fatah Palembang

1 3 12

BAB I PENDAHULUAN - PERILAKU TARIKAN BUJANG DAN GADIS DESA ULAK PIANGGU KECAMATAN PAMPANGAN KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR MENUTRUT PANDANGAN HUKUM ISLAM - eprint UIN Raden Fatah Palembang

0 0 11

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD BAGI HASIL PENGELOLAAN KEBUN DUKU DI DESA CELIKAH KECAMATAN KAYUAGUNG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR SKRIPSI - eprint UIN Raden Fatah Palembang

0 1 80