Pengaruh Faktor Internal Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Keperawatan UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

PENGARUH FAKTOR INTERNAL TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASIWA JURUSAN KEPERAWATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Keperawatan Jurusan Keperawatan pada Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar

  Oleh : RAHMA. K NIM. 70300108065 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2012

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Dengan penuh kesadaran, Penulis yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Makassar, 06 Agustus 2012 Penulis,

  Rahma. K NIM. 70300108065

  

ABSTRAK

Nama : Rahma. K Nim : 70300108065

Judul : Pengaruh Faktor Internal Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif

Mahasiswa Keperawatan UIN Alauddin Makassar (Dibimbing

  Oleh: Sukriyadi Dan Mulyadi ).

  Perbedaan individual dari faktor kepribadian cenderung menentukan penyesuaian diri dan kualitas prestasi mahasiswa. Faktor kepribadian seperti self

  

image , kesadaran diri, ideal diri, motivasi, pengendalian dan harga diri

  memerlukan harmonisasi dalam proses belajar, yang akan mendukung terhadap hasil belajar.

  Tujuan umum dari penelitian ini adalah Untuk Mengetahui Pengaruh Faktor Internal Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Keperawatan UIN Alauddin Makassar. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 136 orang dan pemilihan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling. Untuk menilai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, maka digunakan analisis uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan α < 0,05 atau interval kepercayaannya ρ < 0,05.

  Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh konsep diri terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa keperawatan UIN Alauddin Makassar. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa keperawatan UIN Alauddin Makassar. Tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa keperawatan UIN Alauddin Makassar. Saran dari peneliti yaitu diharapkan bagi institusi pendidikan khususnya Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar agar dapat memberi ruang bagi mahasiswa untuk menumbuhkan sikap yang positif dan motivasi belajar dari mahasiswa tanpa meninggalkan aturan dari institusi sehingga dapat menghasilkan mahasiswa yang berilmu, bermoral dan beragama.

  Kata Kunci : Konsep Diri, Motivasi Belajar, Indeks Prestasi Kumulatif

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, tiada kata yang patut diucapkan oleh seorang hamba selain mengucapkan puji Syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan segala pemilik ilmu pengetahuan, yang mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi

  

atas nikmat akal yang diberikan serta limpahan ilmu yang tiada hentinya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini

walaupun masih banyak kekurangan. Shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi

Muhammad SAW yang telah mengubah pola pikir manusia dari jahiliyyah

menuju Qur’ aniyyah dan Wahyuniyyah.

  Pada kesempatan ini, penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing HT, MS selaku Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

  2. Dr. dr. H. Rasyidin Abdullah, MpH., MH.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

  3. Fatmawaty Mallapiang, S.KM, M.Kes selaku Pembantu Dekan I, Alm.

  Drs. Arif Alim, M.Ag sebagai Pembantu Dekan II, dan Drs. Wahyuddin, M.Ag selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

  4. Nurhidayah, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua Prodi Keperawatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar sekaligus sebagai Penguji

  Kompetensi yang telah memberikan saran dan arahannya dalam penyempurnaan skripsi penulis.

  5. Para Dosen yang dengan ikhlas memberi ilmu serta arahan selama penulis sejak awal hingga akhir perkuliahan.

  6. Para staf prodi Keperawatan serta staf akademik yang dengan sabar dalam memberi pelayanan akademik kepada penulis selama perkuliahan

  7. Sukriyadi, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Pembimbing Pertama dan Mulyadi, S.Kep., Ns. Selaku Pembimbing Kedua yang yang dengan ikhlas telah banyak memberikan bantuan, pengarahan, motivasi serta meluangkan waktu dan pikirannya dalam membimbing penulis sejak awal perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

  8. Muchsin Mahfuzd, S.Ag., M.Ag selaku Penguji Agama yang telah memberi arahan dan saran dalam penyelesaian skripsi penulis.

  9. Yang tercinta, terkasih, dan tersayang, sumber inspirasi terbesar, semangat hidup menggapai cita-cita, Kedua Orang tuaku Ibunda Hj. Siti Hawang yang tak putus-putus atas segala doa restu, kasih sayang, nasehat dan bantuan moril maupun materi sejak kecil serta selama menempuh pendidikan hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Ayahanda H. M. Kasim yang meskipun tak dapat secara langsung menyaksikan akhir dari studi penulis, namun penulis yakin beliau selalu memberi dukungan yang sangat berharga serta memiliki harapan demi keberhasilan penulis. Dan saudaraku atas dukungan dan motivasinya. Serta keluargaku yang selalu memberi motivasi dan dukungan tak terhingga.

  10. Sahabat- sahabatku “EightyOonerz” (Ira, Dede’, Fara, Iwa’, Nani, Maya, dan Radiyah) yang telah banyak memberikan perhatian, bantuan dan nasehatnya. Terima kasih atas kerja sama, persaudaraan dan persahabatan yang indah ini.

  11. Teman-teman seperjuangan penulis, Firman, Mail dan Ana yang selalu bersama-sama dalam pencapaian akhir penyusunan skripsi penulis.

  12. Teman-teman Keperawatan angkatan 2008 atas segala dukungan dan motivasi dalam menempuh perkuliahan dari awal hingga akhir serta harapan untuk menyelesaikan studi bersama-sama.

  13. Teman-teman KKN angkatan 47 Dusun Bontorannu Desa Ere’Lembang

  (Mustari, Rosmi, Fitria, Jaharuddin, Unhi Dan Mhia) yang telah memberi dukungan dalam penyusunan skripsi penulis.

  14. Pihak-pihak yang tak sempat disebutkan namanya yang dengan ikhlas memberikan dukungan fisik maupun materiil.

  Semoga Allah SWT membalas segala amal bagi pihak-pihak di atas serta selalu memberikan rahmatnya kepada kita semua di dunia ini. Disadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, namun besar harapan penulis kiranya skripsi ini dapat bernilai ibadah di sisi Allah

  SWT, dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Amin… Makassar, Agustus, 2012

  Penulis

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... viii

ABSTRAK

  

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar belakang masalah .................................................................................. 1 B. Rumusan masalah ........................................................................................... 8 C. Tujuan penelitian ............................................................................................. 8 D. Manfaat penelitian ........................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 10

A. Tinjauan umum tentang konsep diri ............................................................... 10 B. Tinjauan umum tentang motivasi belajar ....................................................... 32 C. Tinjauan umum tentang prestasi akademik .................................................... 40

BAB III KERANGKA KONSEP ............................................................................ 44

A. Kerangka konsep ............................................................................................ 44 B. Kerangka kerja ............................................................................................... 49 C. Defenisi operasional dan kriteria objektif ...................................................... 50 D. Hipotesis ......................................................................................................... 52

  

BAB IV METODE PENELITIAN ......................................................................... 54

A. Desain penelitian ............................................................................................ 54 B. Tempat dan waktu penelitian ......................................................................... 54 C. Populasi, Sampel dan Teknik sampling ......................................................... 55 D. Pengumpulan data .......................................................................................... 56 E. Pengolahan data dan analisa data ................................................................... 58 F. Etika penelitian............................................................................................... 59

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 60

A. Hasil Penelitian.......... .....................................................................................60 B. Pembahasan. ................................................................................................... 72

BAB VI PENUTUP ................................................................................................. 84

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 84 B. Saran ............................................................................................................... 85 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel Halaman

  Tabel 1 : Distribusi responden berdasarkan Umur ………………………..................62

  Tabel 2 : Distribusi responden berdasarkan Jenis Kelamin …………….....................62

  Tabel 3 : Distribusi responden berdasarkan Suku ……………………..…….............63

  Tabel 4 : Distribusi responden berdasarkan Agama …………………………....…....63

  Tabel 5 : Distribusi responden berdasarkan konsep diri ………………………..…...64

  Tabel 6 : Distribusi responden berdasarkan Gambaran Diri …………………….…..65

  Tabel 7 : Distribusi responden berdasarkan Ideal Diri ………………………..…..…65

  Tabel 8 : Distribusi responden berdasarkan Harga Diri ……………………………..66

  Tabel 9 : Distribusi responden berdasarkan Peran …………………………………..66

  Tabel 10 : Distribusi responden berdasarkan Identitas Diri ………………………....67

  Tabel 11 : Distribusi responden berdasarkan Motivasi Belajar ……………………...68

  Tabel 12 : Distribusi responden berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif …………....68

  Tabel 13 : Pengaruh Konsep Diri Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif ………...….69

  Tabel 14 : Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Indeks Restasi Kumulatif…….…..70

  Tabel 15 : Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif…………..71 vii

DAFTAR LAMPIRAN

  viii

  Lampiran 1 : Lembar permohonan menjadi responden Lampiran 2 : Lembar Kesediaan menjadi responden Lampiran 3 : Kuesioner penelitian Lampiran 4 : Master tabel Lampiran 5 : Hasil analisa SPSS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, maka

  kualitas sumber daya manusia juga harus ditingkatkan agar dapat bersaing dengan Negara maju yang lain. Dengan banyaknya penemuan-penemuan baru, yang mana bertujuan untuk memudahkan manusia dalam menjalani kehidupannya, maka manusia dituntut bertindak sebagai pengendali alat atau mesin dan bukan sebaliknya. Agar dapat bertindak sebagai pengendali maka harus disediakan sumber daya manusia yang memadai. Salah satunya dengan mencerdaskan masyarakat melalui pendidikan. Era globalisasi, perdagangan bebas dan otonomi daerah telah mendesak dunia pendidikan untuk mulai secara sungguh-sungguh mengadakan perubahan demi perbaikan mutu sehingga lulusan yang dihasilkan unggul dalam menghadapi persaingan yang makin ketat dan meningkat.

  Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan, prestasi akademik sebagai salah satu tolak ukur peningkatan mutu pendidikan, banyak mendapatkan sorotan. Arah dan tujuan peningkatan mutu pendidikan adalah untuk menghasilkan mutu lulusan yang memiliki kemampuan dan berkualitas.

  Kemampuan atau kualitas lulusan pendidikan itu bisa ditunjukkan dengan prestasi akademik yang dicapai. Dengan demikian, usaha meningkatkan mutu pendidikan pada dasarnya adalah meningkatkan prestasi akademik (Assagaf, 2010).

  2 Prestasi akademik atau prestasi belajar adalah gambaran dari pengetahuan, keterampilan ataupun sikap yang diperoleh dalam mengikuti proses belajar mengajar. Prestasi akademik adalah hasil belajar siswa yang telah diukur dan ditunjukkan dengan nilai.

  Roijekhers, mengemukakan ada sejumlah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, secara garis besar terbagi atas dua jenis, yaitu: faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor lingkungan. Faktor dari dalam disebut faktor internal, yang meliputi: segi fisik seperti: alat indra dan kesehatan jasmani. Faktor psikologis mencakup: inteligensi, bakat, minat, emosi, sikap, perhatian, kesiapan, kematangan, tanggapan, konsep diri, dan motivasi. Faktor lingkungan (eksternal), meliputi (1) keluarga, yang terinci atas: pola asuh orang tua, perhatian orang tua, keutuhan, pendidikan orang tua, status ekonomi; (2) lingkungan sekolah, (3) lingkungan masyarakat, dan (4) lingkungan alam (Dwijaya, 2008).

  Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada siswa yang mempunyai kecenderungan underachievement akan mengalami self-fullfilling yang makin memperkuat pola underachievement pada diri mereka. Individu yang tidak menyadari potensi dirinya akan menjadi lebih tertekan bila diberikan komentar seperti “kamu bisa melakukannya dengan lebih baik” akan membuat mereka melanjutkan kecenderungan underachievement (Tarmidi, 2006).

  Makmun menjelaskan bahwa merupakan suatu kekuatan (power) atau tenaga (force) atau daya (energy) atau keadaan yang kompleks (a complex

  3

  

state ) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu untuk bergerak

  ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Penjelasan Makmun ini juga sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, bahwa motivasi adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu (Hipni, 2011).

  Dalam pendidikan motivasi belajar mempunyai peranan penting dalam mencapai keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar atau prestasi belajar yang tinggi akan dapat diraih apabila ada keinginan belajar. Sejalan dengan itu, tidak kurang berbahayanya adalah anggapan bahwa hasil tes IQ yang rendah merupakan vonis akhir bahwa individu yang bersangkutan tidak mungkin dapat mencapai prestasi yang baik. Menurut Azwar, hal ini tidak saja merendahkan self-esteem (harga diri) seseorang akan tetapi dapat menghancurkan pula motivasinya untuk belajar yang justru menjadi awal dari segala kegagalan yang tidak seharusnya terjadi.

  Menurut Slameto, seringkali anak didik yang tergolong cerdas tampak bodoh karena tidak memiliki motivasi untuk mencapai prestasi sebaik mungkin. Hal ini menunjukkan seorang anak didik yang cerdas, apabila memiliki motivasi belajar yang rendah maka dia tidak akan mencapai prestasi akademik yang baik. Sebaliknya, seorang anak didik yang kurang cerdas, tetapi memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar, maka dia akan mencapai prestasi akademik yang baik (Assagaf, 2010).

  4 Menurut Hamalik motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, seseorang mempunyai tujuan tertentu dari segala aktivitasnya. Demikian juga dalam proses belajar, seseorang yang tidak mempunyai motivasi belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar dan prestasi akademiknya pun akan rendah.

  Sebaliknya, seseorang yang mempunyai motivasi belajar, akan dengan baik melakukan aktivitas belajar dan memiliki prestasi akademik yang lebih baik (Djamarah, 2002).

  Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik. Dr. Eli Ginzberg beserta timnya melakukan penelitian yang melibatkan 342 subyek penelitian, yaitu mahasiswa yang berhasil mendapatkan beasiswa dari Columbia University dalam berbagai disiplin ilmu. Dr. Ginzberg dan timnya meneliti seberapa sukses 342 mahasiswa itu dalam hidup mereka, lima belas tahun setelah mereka menyelesaikan studi mereka di Colombia University. Penelitian itu menemukan satu hasil yang mencengangkan. Mereka yang lulus dengan mendapat penghargaan atas prestasi akademiknya (cum laude) atau summa cum laude) dan berhasil masuk dalam Phi Beta Kappa, ternyata lebih cenderung berprestasi biasa-biasa dalam kehidupan mereka. Sebaliknya ada banyak orang yang prestasi akademiknya biasa-biasa saja, namun prestasi hidupnya sukses luar biasa. Hasil penelitian lain tentang pengaruh konsep diri

  5 dalam pencapaian prestasi belajar, dengan subjek 109 mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Padjadjaran yang diterima melalui SPMB menunjukkan bahwa perlunya konsep diri dalam mencapai prestasi yang tinggi (Indrakusumah, 2011).

  Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Naam Sahputra pada mahasiswa semester III S1 keperawatan kelas ekstensi PSIK FK USU Medan tahun 2008 yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan konsep diri dengan pencapaian prestasi akademik mahasiswa (Sahputra, 2008).

  Penelitian-penelitian tersebut menyimpulkan bahwa salah satu yang mendorong individu untuk meraih prestasi adalah pengaruh konsep diri. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa tidak ada hubungan langsung antara prestasi akademik dan kesuksesan hidup. Jadi, sebenarnya prestasi akademik bukan merupakan jaminan kesuksesan hidup. Pakar-pakar menyatakan bahwa kunci kesuksesan hidup adalah konsep diri positif. Konsep diri memainkan peran sangat besar dalam membentuk kesuksesan hidup seseorang. Konsep diri bagaikan sistem operasi yang menjalankan komputer mental manusia yang mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri ini setelah ter-install akan masuk di pikiran bawah sadar dan mempunyai bobot pengaruh mencapai 88% terhadap level kesadaran seseorang dalam suatu saat. Semakin baik konsep diri maka akan semakin mudah seseorang untuk berhasil. Demikian pula sebaliknya (Indrakusumah, 2011).

  Berdasarkan pendapat dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah persepsi seseorang tentang dirinya, pengakuan akan kemampuan,

  6 keyakinan, peran dan statusnya dalam kehidupan, serta penilaian atas dirinya. Konsep diri akan mempengaruhi prilaku seseorang. Jika seseorang memiliki konsep diri positif, maka ia akan memiliki persepsi yang positif tentang dirinya dan kemudian akan menghasilkan tindakan yang positif. Seberapapun besarnya potensi yang dimiliki seseorang, jika ia tidak menyadari dan meyakini potensi yang dimilikinya, maka potensi tersebut tidak akan meledak menjadi sebuah karya besar (Imam, 2011).

  Pace & Faules, mengatakan bahwa orang akan termotivasi bila Ia percaya bahwa perilaku tertentu dan mempunyai nilai positif baginya serta hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukannya. Peserta didik mempunyai kewajiban untuk belajar dan mempunyai motivasi untuk bisa bersaing dengan teman-temannya (Pertuwoboys, 2010).

  Dalam Sahputra (2008), Untuk meraih prestasi akademik yang baik, banyak orang berpendapat perlunya memiliki intelegensia yang tinggi sebagai bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar, dan pada akhirnya menghasilkan prestasi yang optimal. Karena pada dasarnya prestasi akademik merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya.

  Perbedaan individual dari faktor kepribadian cenderung menentukan penyesuaian diri dan kualitas prestasi akademik mahasiswa. Faktor kepribadian seperti self image, kesadaran diri, ideal diri, motivasi, pengendalian dan harga diri memerlukan harmonisasi dalam proses belajar, yang akan mendukung terhadap hasil belajar. Persepsi yang positif terhadap

  7 kepribadian akan mempengaruhi konsep diri kearah yang positif, dan mendorong individu untuk meraih prestasi.

  UIN Alauddin Makassar merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang cukup populer di Makassar. UIN Alauddin Makassar juga menerima dan menampung mahasiswa keperawatan pada tahun 2005 sebanyak 97 orang, tahun 2006 sebanyak 81 orang, tahun 2007 sebanyak 140 orang sampai tahun 2011 jumlah mahasiswa keperawatan terus meningkat. Akan tetapi, pada alumni I terdapat mahasiswa keperawatan yang belum mampu menyelesaikan kuliahnya sesuai dengan target yang telah ditentukan. Dari hasil wawancara yang dilakukan didapatkan informasi bahwa mahasiswa tersebut terhambat karena biaya dan kurang termotivasi serta kurang percaya diri dengan kemampuan belajarnya. Hal tersebut yang membuat mahasiswi tersebut belum mampu menyelesaikan studinya. Selain itu, dengan melihat nilai rata-rata IPK tiap alumni dari tahun 2005 sampai tahun 2007 terjadi penurunan dari 3,2 menjadi 3,08 (Bagian akademik UIN Alauddin).

  Dengan melihat data di atas dan pentingnya faktor internal dalam proses pendidikan yang nantinya berpengaruh terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa, maka dari itu peneliti tertarik mengambil penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Internal Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Keperawatan UIN Alauddin Makassar “.

  8

  B. Rumusan Masalah

  Sesuai dengan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh faktor internal terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa keperawatan UIN Alauddin Makassar ?

  C. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh faktor internal terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa keperawatan UIN Alauddin Makassar.

  2. Tujuan Khusus

  a) Untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa keperawatan UIN Alauddin Makassar.

  b) Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa keperawatan UIN Alauddin Makassar.

  c) Untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa keperawatan UIN Alauddin Makassar.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat institusi Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan serta menjadi salah satu bahan acuan bagi peneliti selanjutnya. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi institusi pendidikan bahwa konsep diri dan motivasi belajar mahasiswa perlu diperhatikan dalam proses belajar.

  9

  2. Manfaat bagi mahasiswa Diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan konsep diri dan meningkatkan motivasi belajar yang dimiliki untuk mencapai prestasi akademik yang baik.

  3. Manfaat Keilmuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan merupakan bahan bacaaan atau referensi bagi peneliti.

  4. Manfaat bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan riset-riset lainnya serta menjadi pengalaman berharga bagi peneliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Konsep Diri

1. Defenisi Konsep Diri

  Konsep diri adalah cara individu dalam melihat pribadinya secara utuh, menyangkut fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual. Termasuk di dalamnya adalah persepsi individu tentang sifat dan potensi yang dimilikinya, interaksi individu dengan orang lain maupun lingkungannya, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, serta tujuan, harapan, dan keinginannya (Sunaryo, 2004).

  Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya (Sujono & Teguh , 2009).

  Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan (Agustiani, 2006).

2. Komponen Konsep Diri

  Konsep diri terdiri dari 5 komponen yaitu:

  a. Gambaran diri ( Body Image) Gambaran diri adalah kumpulan sikap individu terhadap tubuhnya yang disadari atau tidak disadari. Termasuk persepsi sekarang dan perasaan masa lalu dan sekarang tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi. Gambaran diri dapat dimodifikasi dan diubah secara secara berkesinambungan dengan persepsi dan pengalaman baru.

  Gambaran diri ini harus realistis karena lebih banyak individu menerima dan menyukai tubuhnya akan lebih aman dan bebas dari ansietas sehingga harga dirinya meningkat. Disaat seseorang lahir sampai mati, maka selama waktu itu individu hidup dengan tubuhnya.

  Sehingga setiap perubahan akan mempengaruhi kehidupan individu.

  b. Ideal Diri Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berperilaku berdasarkan standar pribadi, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu.

  Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga, budaya) dan kepada siapa ia ingin lakukan.

  Penetapan ideal diri sebaiknya lebih tinggi dari kemampuan individu saat ini tetapi masih dalam batas yang dapat dicapai. Hal ini diperlukan oleh individu untuk memacu dirinya ke tingkat yang lebih tinggi. Individu yang mampu berfungsi, akan mendemonstrasikan kesesuaian antara persepsi diri dan ideal diri, sehingga ia akan dapat mencapai apa yang ia inginkan. Ideal diri hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi, akan tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan agar tetap menjadi pendorong atau motivasi dalam hidupnya.

  c. Harga Diri ( Self Esteem) Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.

  Frekuensi pencapaian akan menghasilkan harga diri rendah atau tinggi. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga diri tinggi tetapi apabila individu sering gagal maka cenderung memilki harga diri rendah.

  Harga diri dapat diperoleh dari diri sendiri maupun dari orang lain. Aspek utama adalah perasaan dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain. Manusia cenderung negatif, walaupun ia cinta dan mengakui kemampuan orang lain namun jarang mengekspresikannya.

  Cara meningkatkan harga diri pada anak, yaitu: 1) Memberi kesempatan berhasil 2) Menanamkan gagasan 3) Mendorong aspirasi 4) Membantu membentuk koping d. Peran Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial. Setiap individu dalam kehidupannya sering disibukkan dengan peranannya setiap waktu. Peran ini dibutuhkan individu untuk aktualisasi diri. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan kesesuaian dengan ideal diri. Posisi individu dimasyarakat dapat merupakan stressor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran atau tuntutan possisi yang tidak mungkin dilaksanakan. Stress peran terdiri dari konflik peran, peran yang tidak jelas, peran yang tidak sesuai dan peran yang berlebihan.

  Banyak faktor yang mempengaruhi dalam menyesuaikan diri dengan peran yang harus dilakukan: 1) Kejelasan perilaku dan pengetahuan sesuai dengan peran 2) Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan 3) Kesesuaian dan keseimbangan antar peran yang diemban 4) Keselarasan budaya dan harapan individu 5) Pemisahan situasi yang akan menciptakan ketidaksesuain perilaku peran e. Identitas Diri Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh. Individu yang memiliki perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, unik dan tak ada duanya. Kemandirian timbul dari perasaan berharga, kemampuan dan penguasaan diri. Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya.

  Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan konsep diri. Hal yang penting dari identitas adalah jenis kelamin. Identitas jenis kelamin berkembang sejak bayi secara bertahap, dimulai dengan konsep laki-laki dan wanita yang banyak dipengaruhi oleh pandangan dan perlakuan masyarakat terhadap masing-masing jenis. Misalnya, anak perempuan pasif dan menerima sehingga berkembanglah asuhan yang tidak asertif. Enam ciri identitas ego, yaitu:

  1) Mengenal diri sendiri sebagai organisme utuh dan terpisah dari orang lain.

  2) Mengakui jenis kelamin diri sendiri. 3) Memandang sebagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan.

  4) Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat. 5) Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang akan datang.

  6) Mempunyai tujuan yang bernilai yang dapat direalisasikan (Sujono & Teguh, 2009).

  Komponen-komponen konsep diri menurut Hurlock antara lain :

  1) The Perceptual Component

  Gambaran dan kesan seseorang tentang penampilan tubuhnya dan kesan yang dibuat pada orang lain atau sering disebut konsep diri fisik. Tercakup didalamnya gambaran yang dipunyai seseorang tentang daya tarik tubuhnya (attractiveness) dan keserasian jenis kelamin (sex approriateness). Komponen ini sering disebut physical self concept.

  2) The Conseptual Component

  Pandangan tentang karakteristik yang berbeda dengan orang lain baik tentang kemampuan dan kekurangannya serta disusun dari kualitas penyesuaian hidupnya tentang kepercayaan diri tergantung keberanian, kegagalan dan kelemahannya. Komponen ini sering disebut psychological self concept.

  3) The Attitudinal Component

  Perasaan tentang kebanggaan dan rasa malunya. Yang termasuk dalam komponen ini adalah keyakinan nilai, aspirasi dan komitmen yang membentuk dirinya. Sedangkan menurut Pudjijogyanti komponen-komponen konsep diri ada dua yaitu : a. Komponen Kognitif

  Komponen kognitif merupakan pengetahuan individu tentang keadaan dirinya, misalnya “saya anak bodoh” atau “saya anak nakal”. Jadi komponen kognitif merupakan penjelasan dari “siapa saya” yang akan memberi gambaran tentang diri saya. Gambaran diri (self-picture) tersebut akan membentuk citra diri (self- image).

  b. Komponen Afektif Komponen afektif merupakan penilaian individu terhadap diri.

  Penilaian tersebut akan membentuk penerimaan terhadap diri (self

  acceptance), serta harga diri (self-esteem) individu (Suhadianto, 2008).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

  Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-faktor tersebut terdiri dari teori perkembangan, Significant

  Other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan Self Perception (persepsi diri sendiri).

  a. Teori perkembangan.

  Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.

  b. Significant Other ( orang yang terpenting atau yang terdekat ) Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi.

  c. Self Perception ( persepsi diri sendiri ) Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu (Salbiah, 2003).

4. Rentang Respon Konsep diri

  Respon konsep diri sepanjang rentang respon sehat-sakit berkisar dari status aktualisasi diri yang paling adaptif sampai status kerancuan identitas serta depersonalisasi yang lebih maladaptif (Gambar 2.4). Kerancuan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak ke dalam kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Depersonalisasi adalah suatu perasaan tidak realistis dan merasa asing dengan diri sendiri. Hal ini berhubungan dengan tingkat ansietas panik dan kegagalan dalam uji realitas (Stuart, 2007).

  Respon Maladaptif Respon Adaptif

  Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri Keracunan Depersonalisasi positif indentitas rendah

Gambar 2.4 Rentang respon konsep diri

  Aktualisasi diri merupakan merupakan respon adaptif yang tertinggi karena individu dapat mengekspresikan kemampuan yang dimilikinya. Konsep diri yang positif adalah individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya secara jujur dan dalam menilai suatu masalah individu berpikir secara positif dan realistik. Apabila individu, menggunakan koping yang destruktif maka akan mengalami kecemasan dan stress, sehingga menimbulkan rasa bermusuhan yang dilanjutkan dengan individu menilai dirinya rendah, tidak berguna, tidak berdaya, tidak berarti, takut dan dapat mengakibatkan perasaan bersalah. Akhirnya stress meningkat dan apabila berlangsung terus menerus akan menimbulkan respon yang maladaptif berupa harga diri rendah, kekacauan identitas dan depersonalisasi (Suliswati., et al, 2005).

5. Aspek-Aspek Konsep Diri

  Konsep diri merupakan aspek penting, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan dalam berinteraksi dengan lingkungan (Agustiani, 2006).

  Fitts membagi aspek-aspek konsep diri individu menjadi dua dimensi besar, yaitu: a. Dimensi Internal

  Dimensi internal atau yang disebut juga kerangka acuan internal adalah penilaian yang dilakukan individu terhadap dirinyan sendiri berdasarkan dunia di dalam dirinya. Dimensi ini terdiri dari tiga bentuk, yaitu: 1) Diri identitas, yaitu label ataupun simbol yang dikenakan oleh seseorang untuk menjelaskan dirinya dan membentuk identitasnya. Label-label ini akan terus bertambah seiring dengan bertumbuh dan meluasnya kemampuan seseorang dalam segala bidang.

  2) Diri pelaku, yaitu adanya keinginan pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan rangsang internal maupun eksternal. Konsekuensi perilaku tersebut akan berdampak pada lanjut tidaknya perilaku tersebut, sekaligus akan menentukan apakah suatu perilaku akan diabstraksikan, disimbolisasikan, dan digabungkan dalam diri identitas.

  3) Diri penilai, yang lebih berfungsi sebagai pengamat, penentu standar, penghayal, pembanding, dan terutama sebagai penilai. Di samping fungsinya sebagai jembatan yang menghubungkan kedua diri sebelumnya.

  b. Dimensi eksternal Individu menilai dirinya melalui hubungan dan aktivitas sosialnya, nilai-nilai yang dianutnya, serta hal-hal lain diluar dirinya.

  Dimensi ini merupakan suatu hal yang luas, misalnya diri yang berkaitan dengan sekolah, organisasi, agama dan sebagainya. Namun, dimensi yang dikemukakan oleh Fitts adalah dimensi eksternal yang bersifat umum bagi semua orang (Agustiani, 2006).

  Dimensi Eksternal (terkait dengan konsep diri positif dan negatif), terdiri dari enam bagian: 1) Konsep diri fisik, yaitu cara seseorang dalam memandang dirinya dari sudut pandang fisik, kesehatan, penampilan keluar, dan gerak motoriknya. Konsep diri seseorang dianggap positif, apabila ia memiliki pandangan yang positif terhadap kondisi fisiknya, penampilannya, kondisi kesehatannya, kulitnya, tampan atau cantiknya, serta ukuran tubuh yang ideal. Dianggap sebagai konsep diri yang negatif, apabila ia memandang rendah atau memandang sebelah mata kondisi yang melekat pada fisiknya, penampilannya, kondisi kesehatannya, kulitnya, tampan atau cantiknya, serta ukuran tubuh yang ideal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Moreno & Cervello membuktikan bahwa terdapat relevansi yang signifikan antara intensitas melakukan kegiatan- kegiatan yang bersifat fisik dengan tinggi rendahnya konsep diri fisik individu. Semakin sering individu melakukan kegiatan- kegiatan fisik seperti olah raga, bekerja maka akan semakin tinggi pula konsep diri fisiknya, demikian pula sebaliknya.

  2) Konsep diri pribadi, yaitu cara seseorang dalam menilai kemampuan yang ada pada dirinya dan menggambarkan identitas dirinya. Konsep diri seseorang dapat dianggap positif, apabila ia memandang dirinya sebagai pribadi yang penuh kebahagiaan, memiliki optimisme dalam menjalani hidup, mampu mengontrol diri sendiri, dan sarat akan potensi. Dapat dianggap sebagai konsep diri yang negatif, apabila ia memandang dirinya sebagai individu yang tidak pernah (jarang) merasakan kebahagiaan, pesimis dalam menjalani kehidupan, kurang memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri, dan potensi diri yang tidak ditumbuhkembangkan secara optimal.

  3) Konsep diri sosial, yaitu persepsi, pikiran, perasaan, dan evaluasi seseorang terhadap kecenderungan sosial yang ada pada dirinya sendiri, berkaitan dengan kapasitasnya dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya, perasaan mampu dan berharga dalam lingkup interaksi sosialnya.

  Konsep diri dapat dianggap positif, apabila ia merasa sebagai pribadi yang hangat, penuh keramahan, memiliki minat terhadap orang lain, memiliki sikap empati, supel, merasa diperhatikan, memiliki sikap tenggang rasa, peduli akan nasib orang lain, dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial di lingkungannya. Dapat dianggap sebagai konsep diri yang

  negatif, apabila ia merasa tidak berminat dengan keberadaan

  orang lain, acuh tak acuh, tidak memiliki empati pada orang lain, tidak (kurang) ramah, kurang peduli terhadap perasaan dan nasib orang lain, dan jarang atau bahkan tidak pernah melibatkan diri dalam aktivitas-aktivitas sosial.

  4) Konsep diri moral etik, berkaitan dengan persepsi, pikiran, perasaan, serta penilaian seseorang terhadap moralitas dirinya terkait dengan relasi personalnya dengan Tuhan, dan segala hal yang bersifat normatif, baik nilai maupun prinsip yang memberi arti dan arah bagi kehidupan seseorang.

  Menurut Quraish shihab, spiritual atau qalbu adalah bagian dari nafs, nafs sendiri merupakan sisi dalam manusia dari manusia. Sikap santun, kasih sayang, cinta pada keimanan, perasaan indah, dan bahagia adalah orang yang memilik iman yang terpatri dalam qalb-nya. Nilai-nilai spiritual selamnya tidak lancar masuk dan bersemi di dalam qalb dan bersemi di dalam qalb, karena ada kemungkinan manusia teralienasi dari qalb-nya sendiri (Hude, 2006).

  Konsep diri seseorang dapat dianggap positif, apabila ia mampu memandang untuk kemudian mengarahkan dirinya untuk menjadi pribadi yang percaya dan berpegang teguh pada nilai- nilai moral etik, baik yang dikandung oleh agama yang dianutnya, maupun oleh tatanan atau norma sosial tempat di mana dia tinggal (Agustiani, 2006). Selain itu, Jika seseorang memilih untuk senantiasa melakukan kebaikan, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju kebaikan-kebaikan berikutnya (Hude, 2006) .

  Sebaliknya, konsep diri individu dapat dikategorikan sebagai konsep diri yang negatif, bila ia menyimpang dan tidak mengindahkan nilai-nilai moral etika yang berlaku baik nilai- nilai agama maupun tatanan sosial yang seharusnya dia patuhi (Agustiani, 2006). Jika jalan keburukan yang dipilh, maka akan mendapatkan pula kemudahan untuk terus dalam keburukan- keburukan sesudahnya (Hude, 2006) .

  5) Konsep diri keluarga, berkaitan dengan persepsi, perasaan, pikiran, dan penilaian seseorang terhadap keluarganya sendiri, dan keberadaan dirinya sendiri sebagai bagian integral dari sebuah keluarga. Seseorang dianggap memiliki konsep diri yang

  positif, apabila ia mencintai sekaligus dicintai oleh keluarganya,

  merasa bahagia berada di tengah-tengah keluarganya, merasa bangga dengan keluarga yang dimilikinya, dan mendapat banyak bantuan serta dukungan dari keluarganya. Dianggap negatif, apabila ia merasa tidak mencintai sekaligus tidak dicintai oleh keluarganya, tidak merasa bahagia berada di tengah-tengah keluarganya, tidak memiliki kebanggaan pada keluarganya, serta tidak banyak memperoleh bantuan dari keluarganya. 6) Konsep diri akademik, berkaitan dengan persepsi, pikiran, perasaan, dan penilaian seseorang terhadap kemampuan akademiknya. Konsep diri, positif apabila ia menganggap bahwa dirinya mampu berprestasi secara akademik, dihargai oleh teman- temannya, merasa nyaman berada di lingkungan tempat belajarnya, menghargai orang yang memberi ilmu kepadanya, tekun dalam mempelajari segala hal, dan bangga akan prestasi yang diraihnya. Dapat dianggap sebagai konsep diri akademik yang negatif, apabila ia memandang dirinya tidak cukup mampu berprestasi, merasa tidak disukai oleh teman-teman di lingkungan tempatnya belajar, tidak menghargai orang yang memberi ilmu kepadanya, serta tidak merasa bangga dengan prestasi yang diraihnya.

Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa terhadap Kualitas Pelayanan Akademik Pascasarjana UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 6 285

Relasi Mahasiswa dengan Partai Politik (Studi Terhadap Liga Mahasiswa Nasdem UIN Alauddin Makassar dengan Partai Nasdem Sul-Sel) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 3 110

Persepsi Mahasiswa Angkatan 2013-2015 Terhadap Program Peningkatan Kompetensi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 207

Pengaruh Tutor Sebaya terhadap Keterampilan Membaca Al-Qur’an Mahasiswa Prodi PGMI FTK UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 3 108

Pengaruh Tingkat Kedisiplinan Dosen Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Angkatan 2007/2008 Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 102

Pelaksanaan Kegiatan Penasehat Akademik dalam Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 135

Pengaruh Pelaksanaan Bimbingan Akademik terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2013 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 96

Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kepuasan Akademik pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 112

Pengembangan Sistem Administrasi Akademik Jurusan Arsitektur UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 95

Pengaruh Shalat Terhadap Peningkatan Produktifitas Pegawai Administrasi UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 94