PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TENTANG KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB DI 4 TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN SLEMAN SKRIPSI

  

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TENTANG

KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB

DI 4 TAMAN KANAK-KANAK

DI KECAMATAN SLEMAN

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

  Program Studi Ilmu Farmasi Diajukan Oleh:

  

DWI ERNY AWATI

NIM : 998114224

NIRM : 990051122004120109

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

Persembahan

You have only one life and one chance to do all the

things you want to do.

  

Tak perlu menyesali hidup, jika kita memang telah

siap lahir batin dan tak lelah memohon pada-Nya,

allah pasti membuat indah segala sesuatu pada

waktunya .

  Ovi Shofianur, 2006, Anggun

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, November 2007 Penulis

  

INTISARI

  Pemberian informasi tentang kontrasepsi sangat dibutuhkan dalam pelayanan KB, mengingat besarnya keinginan masyarakat untuk berusaha mencari dan memperoleh kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan keinginanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik akseptor KB di 4 tk di kecamatan Sleman, untuk mengetahui pengetahuan akseptor tentang kontrasepsi, untuk mengetahui motivasi yang mempengaruhi akseptor dalam pemilihan kontrasepsi.

  Penelitian ini bersifat deskriptif non eksperimental. Penelitian dilakukan di

  4 TK di Kecamatan Sleman, dan sampel diambil sebanyak 100 responden dengan cara non random purposive sampling.

  Karakteristik responden di Kecamatan Sleman yaitu usia 23-41 tahun, usia pernikahan 5-20 tahun, jumlah anak yang dimiliki 1-3 orang, lama menjadi akseptor KB 2-16 tahun, pekerjaan Ibu Rumah Tangga (66%), tingkat pendidikan SMA (52%), pekerjaan suami karyawan (54%), pendidikan suami SMA (49%), kontrasepsi yang dipakai suntik (44%). Pengetahuan responden yaitu: 100% mengetahui tentang arti KB; 100% mengetahui jenis kontrasepsi untuk pria dan wanita, 50% kurang mengetahui jenis kontrasepsi sederhana, 71% mengetahui pemakaian suntik, 91% mengetahui pemakaian implant, 64% mengetahui pemakaian IUD, 50% mengetahui pemakaian tubektomi, 50% kurang mengetahui pemakaian vasektomi; 59% mengetahui efek samping dari pil, 70% mengetahui fek samping dari suntik, 70% mengetahui efek samping dari IUD, 41% kurang mengetahui efek samping dari implant, 40% kurang mengetahui efek samping dari vasektomi; 75% mengetahui kalau pil efektif bila dipakai tiap hari, 47% kurang mengetahui efektivitas dari tubektomi; 50% mengetahui kontraindikasi pil, suntik, implant; 40% mengetahui kontraindikasi IUD. 91% mengetahui kalau tenaga kesehatan perlu memberikan informasi. Motivasi responden dalam memilih kontrasepsi yaitu: 68% kondisi kesehatan, 91% kondisi keuangan keluarga, 95% efek samping, 89% efektivitas, 82% mudah dipakai, 58% reversibilitas, 100% nyaman, 80% praktis.

  Kata kunci: kontrasepsi, akseptor, Keluarga Berencana

  

ABSTRACT

  Giving of information concerning contraception hardly required in service of family planning program, remember level of desire of public for trying to look and obtain; get contraception matching with condition and the desire. This research aim to know acceptor characteristic family planning program in district of Sleman, to know knowledge of acceptor concerning contraception, to know motivation influencing acceptor in election contraception.

  This research has the character of descriptive non experimental. Research is done in 4 TK in District Of Sleman, and sample is taken counted 100 responder by the way of non random purposive sampling.

  Responder characteristic in kecamatan of Sleman that is age of 23-41 year, nuptials age of 5-20 year, amount of child of which owned 1-3 people, old become acceptor KB 2-16 year, work of housewife ( 66%), level of education of SMA ( 52%), work of employees husband ( 54%), education of husband SMA ( 49%), wearer by contraception is injection ( 44%). Knowledge of responder that is: 100% know about meaning of KB; 100% know contraception type for man and woman, 50% less know simple contraception type, 71% know usage of injection, 91% know usage of implant, 64% know usage of IUD, 50% know usage of tubektomi, 50% less know usage of vasectomy; 59% know side effects from pill, 70% know fek side from injection, 70% know side effects from IUD, 41% less know side effects from implant, 40% less know side effect from vasectomy; 75% know if effective pill if wearer every day, 47% less know effectiveness from tubektomi; 50% know contra indication pill, injection, implant; 40% know contra indication IUD. 91% know health practition require to give information. Responder motivation in choosing contraception that is: 68% condition of health, 91% condition of finance of family, 95% side effects, 89% effectiveness, 82% easy to wearer, 58% reversibility, 100% balmy, 80% practical.

  Keyword: contraception, acceptor, family planning program

  

PRAKATA

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul “PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TENTANG KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB DI 4 TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN SLEMAN”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan jenjang studi guna meraih gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Ibu Rita Suhadi, M.Si.,Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak Drs. Sulasmono, Apt. selaku dosen pembimbing I yang telah memberi bimbingan, pengarahan dan waktu selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

  3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing II yang telah memberi bimbingan, pengarahan dan waktu selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

  4. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. atas kesediaannya menguji serta memberikan banyak masukkan dalam penulisan skripsi.

  5. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. atas kesediaannya menguji serta memberikan banyak masukkan dalam penulisan skripsi.

  6. Akseptor KB atas kesediannnya mengisi kuisoner.

  7. Bapak, Ibu, kakak dan adik-adikku yang selalu memberikan dorongan, doa, perhatian dan fasilitas.

  8. Teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu, mendukung, dan mendoakan baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa skipri ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengaharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhirnya penulis mengaharapkan agar skripsi ini berguna bagi semua pihak.

  Yogyakarta, November 2007 Penulis

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v INTISARI........................................................................................................... vi ABSTRACT ......................................................................................................... vii PRAKATA......................................................................................................... viii DAFTAR ISI...................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv DAFTAR TABEL.............................................................................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xviii BAB I. PENGANTAR .......................................................................................

  1 A. Latar Belakang.......................................................................................

  1 1. Rumusan Permasalahan ............................................................

  4 2. Keaslian Penelitian....................................................................

  4 3. Manfaat Penelitian ....................................................................

  5 B. Tujuan Penelitian ...................................................................................

  5 BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA................................................................

  6 A. Pengertian Keluarga Berencana.............................................................

  6 B. Reproduksi Sehat ...................................................................................

  Halaman 1. Anatomi fisiologi alat reproduksi pria ......................................

  9 2. Anatomi fisiologi alat reproduksi wanita ..................................

  12 3. Hormon reproduksi wanita........................................................

  15 4. Haid dan ovulasi........................................................................

  16 5. Fertilisasi ...................................................................................

  18 C. Kontrasepsi ............................................................................................

  18 1. Pengertian kontrasepsi ...............................................................

  18 2. Cara kerja kontrasepsi ................................................................

  19 D. Metode Kontrasepsi Sederhana .............................................................

  19 1. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat atau obat ..................

  19 2. Metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat ...............

  20 E. Metode Kontrasepsi Hormonal..............................................................

  22 1. Pil KB.........................................................................................

  22 2. Suntik KB...................................................................................

  26 3. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) ....................................

  27 4. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) ..................................

  30 5. Kontrasepsi post coital ...............................................................

  33 F. Metode Kontrasepsi Mantap..................................................................

  33 1. Vasektomi ..................................................................................

  34 2. Tubektomi ..................................................................................

  37 G. Penggunaan Kontrasepsi yang Rasional................................................

  39 H. Pelayanan Kontrasepsi...........................................................................

  43 I. Teori perilaku ........................................................................................

  Halaman J. Keterangan Empiris ...............................................................................

  47 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .........................................................

  48 A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................

  48 B. Definisi Operasional Penelitian .............................................................

  48 C. Kriteria inklusi subyek ...........................................................................

  49 D. Subyek Penelitian...................................................................................

  49 E. Tempat Penelitian ..................................................................................

  49 F. Populasi Penelitian .................................................................................

  49 G. Besar Sampel..........................................................................................

  50 H. Teknik Sampling ....................................................................................

  51 I. Tatacara Penelitian .................................................................................

  52 1. Tahap analisis situasi .................................................................

  52 2. Tahap pembuatan kuisioner .......................................................

  52 3. Tahap pengujian kuisioner .........................................................

  53 4. Tahap pengambilan data ............................................................

  54 5. Tahap penggolahan data.............................................................

  55 6. Tahap analisis hasil ....................................................................

  55 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................

  56 A. Karakteristik Responden ........................................................................

  56 1. Usia respoden .............................................................................

  56 2. Usia penikahan ...........................................................................

  57 3. Jumlah anak yang dimiliki .........................................................

  57 4. Lama menjadi akseptor KB........................................................

  Halaman 5. Pekerjaan responden ..................................................................

  58 6. Pendidikan terakhir responden...................................................

  58 7. Pekerjaan suami .........................................................................

  59 8. Pendidikan terakhir suami..........................................................

  59 9. Kontrasepsi yang dipakai ...........................................................

  60 B. Pengetahuan Responden Tentang Kontrasepsi ......................................

  61 1. Pengetahuan responden tentang KB..........................................

  63 2. Pengetahuan responden tentang jenis kontrasepsi ....................

  63 3. Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi...........

  64 4. Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi ......

  67 5. Pengetahuan responden tentang efektivitas kontrasepsi ...........

  70 6. Pengetahuan responden tentang kontraindikasi kontrasepsi .....

  71 C. Motivasi Responden Dalam memilih Kontrasepsi.................................

  73 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................

  79 A. Kesimpulan ............................................................................................

  79 B. Saran.......................................................................................................

  81 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

  82 LAMPIRAN.......................................................................................................

  85 BIOGRAFI......................................................................................................... 102

  DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Anatomi alat reproduksi pria.........................................................

  10 Gambar 2 Anatomi alat reproduksi wanita ....................................................

  12 Gambar 3 Pola perencanaan keluarga dan penggunaan kontrasepsi yang rasional ....................................................................................

  40 Gambar 4 Bagan model proses pengambilan keputusan melalui lima tahap ..............................................................................................

  47 Gambar 5 Bagan penentuan TK.....................................................................

  51 Gambar 6 Bagan pengambilan sampel...........................................................

  51 Gambar 7 Penggolongan responden berdasarkan usia...................................

  56 Gambar 8 Penggolongan respoden berdasarkan usia pernikahan..................

  57 Gambar 9 Penggolongan responden berdasarkan jumlah anak yang dimiliki

  57 Gambar 10 Penggolongan responen berdasarkan lama menjadi akseptor KB

  58 Gambar 11 Penggolongan responden berdasarkan pekerjaan..........................

  58 Gambar 12 Penggolongan respoden berdasarkan tingkat pendidikan ............

  59 Gambar 13 Penggolongan responden berdasarkan pekerjaan suami ...............

  59 Gambar 14 Penggolongan responden berdasarkan tingkat pendidikan suami

  59 Gambar 15 Jenis kontrasepsi yang dipakai oleh responden.............................

  60 Gambar 16 Pengetahuan responden tentang definisi KB ................................

  63 Gambar 17 Pengetahuan responden tentang jenis kontrasepsi untuk wanita ..

  63 Gambar 18 Pengetahuan responden tentang jenis kontrasepsi untuk pria .......

  64 Gambar 19 Pengetahuan respomden tentang jenis kontrasepsi alami .............

  Halaman Gambar 20 Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi suntik....

  65 Gambar 21 Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi implant

  65 Gambar 22 Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi IUD ......

  65 Gambar 23 Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi: pada tubektomi tidak perlu dilakukan operasi pada saluran rahim...

  66 Gambar 24 Pengetahuan responden tentang pemakaian kontrasepsi: pada vasektomi dilakukan operasi pada saluran mani...........................

  66 Gambar 25 Sebelum memakai kontrasepsi, akseptor tidak perlu mengetahui efek samping dari kontrasepsi yang ada........................................

  67 Gambar 26 Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi oral ...

  68 Gambar 27 Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi suntik

  68 Gambar 28 Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi implant

  69 Gambar 29 Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi IUD ..

  69 Gambar 30 Pengetahuan responden tentang efek samping kontrasepsi vasektomi ......................................................................................

  70 Gambar 31 Pengetahuan responden tentang efektivitas kontrasepsi oral ........

  70 Gambar 32 Pengetahuan responden tentang efektivitas kontrasepsi tubektomi

  71 Gambar 33 Pengetahuan responden tentang kontraindikasi kontrasepsi: pil KB kombinasi dapat digunakan oleh ibu yang sedang menyusui

  71 Gambar 34 Pengetahuan responden tentang kontraindikasi kontrasepsi: akseptor yang mempunyai kelainan jantung dan tekanan darah tinggi tidak dapat menggunakan kontrasepsi jenis pil, suntik, dan implant...........................................................................................

  Gambar 35 Pengetahuan responden tentang kontraindikasi kontrasepsi: akseptor yang mempunyai kelainan bawaan rahim boleh menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi ................................. Gambar 36 Tenaga kesehatan tidak perlu memberikan informasi mengenai bagaimana memilh kontrasepsi yang sesuai .................................

  Gambar 37 Tidak perlu melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu sebelum memakai kontrasepsi.......................................................

  Gambar 38 Pemilihan kontrasepsi berdasarkan kondisi kesehatan ................. Gambar 39 Pemilihan kontrasepsi berdasarkan kondisi keuangan keluarga .. Gambar 40 Pemilihan kontrasepsi berdasarkan pengalaman efek samping .... Gambar 41 Pemilihan kontrasepsi berdasarkan kegagalan pemakaian ........... Gambar 42 Pemilihan kontrasepsi berdasarkan kemudahan pemakaian ......... Gambar 43 Pemilihan kontrasepsi berdasarkan pemulihan kesuburan............ Gambar 44 Pemilihan kontrasepsi berdasarkan kenyamanan pemakaian ....... Gambar 45 Pemilihan kontrasepsi untuk pemakaian jangka panjang..............

  Halaman

  73

  73

  74

  75

  75

  76

  76

  77

  77

  77

  78

  DAFTAR TABEL Tabel 1 Pengetahuan responden tentang kontrasepsi.................................

  Tabel 2 Motivasi responden dalam pemilihan kontrasepsi ........................

  Halaman

  62

  74

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner ...................................................................................

  Lampiran 2 Data Jawaban ............................................................................ Lampiran 3 Data Karakteristik Responden................................................... Lampiran 4 Surat Ijin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman .................................................

  Lampiran 5 Hasil Uji Realibilitas .................................................................

  Halaman

  85

  89

  93

  98

  99

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah kependudukan masih merupakan tantangan yang cukup berat

  bagi pembangunan Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya hubungan yang erat antara jumlah penduduk dengan masalah kebutuhan pangan, kesempatan pendidikan, kesempatan kerja, perumahan, dan kesehatan, yang semuanya merupakan hal-hal yang penting dalam kehidupan manusia. Untuk itu laju pertambahan penduduk di masa datang amat penting untuk dikendalikan (Notodihardjo, 2002).

  Untuk mengendalikan jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat tiap tahunnya pemerintah melakukan program Keluarga Berencana (KB). Penyelenggaraan KB bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat. Gerakan KB Nasional bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera. Dalam rangka perkembangan kependudukan dan untuk mewujudkan keluarga sejahtera, program KB dipandang perlu untuk mengadakan pengaturan kelahiran (Rukanda dkk,1993).

  Untuk mensukseskan program KB, pemerintah mencanangkan program KB Nasional. Penggarapan program Gerakan KB Nasional ditekankan kepada persepsi tentang KB, peningkatan kualitas pelayanan KB, terus menggalakkan kemandirian dalam rangka memantapkan kesertaan KB, generasi muda, pemantapan lini lapangan yang meliputi struktur institusi masyarakat, jaringan pelayanan dan petugas (Rukanda dkk, 1993).

  Menurut Hartanto (2004) untuk mencapai tujuan dari KB yaitu mewujudkan NKKBS, penggarapan program KB Nasional diarahkan kepada dua bentuk sasaran yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung.

  1. Sasaran langsung, PUS yaitu pasangan dengan usia 15-49 tahun dimana mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif.

  2. Sasaran tidak langsungnya yaitu organisasi-organisasi, lembaga kemasyarakatan, tokoh masyarakat yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam pelembagaan NKKBS.

  Kalau kita berbicara tentang KB, tentu tidak akan lepas dari pembicaraan tentang kontrasepsi. Hal ini karena metode kontrasepsi merupakan sarana vital guna mensukseskan gerakan KB, sehingga penggunaan kontrasepsi sangat penting untuk diinformasikan dan dimengerti oleh masyarakat luas. Demikian pula informasi tentang sarana dan prasarana pendukung lainnya, seperti tempat pelayanan kontrsepsi, tenaga medis yang melayani, tempat merujuk jika terjadi kegagalan atau komplikasi serta upaya penanggulangan efek samping dari pemakaian kontrasepsi secara mandiri (Mardiya, 1999). Untuk mendukung gerakan KB ini mutu dari pelaksana, pengelola dan peserta KB harus ditingkatkan. Untuk petugas klinik, dokter, dan penyuluh KB yang merupakan KB, sehingga dengan bekal tersebut diharapkan petugas KB dapat memberikan informasi dan motivasi yang jelas dan benar kepada para PUS secara dini.

  Pelayanan KB diarahkan untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kontrasepsi. Peningkatan tersebut dalam hal pemakaian kontrasepsi serta kemandirian dalam kegiatan pelayanan kontrasepsi maupun mengikuti cara- cara kontrasepsi (Rukanda dkk,1993).

  Masalah konkrit yang dihadapi pasangan suami istri dalam melaksanakan program KB adalah bagaimana memilih metode kontrasepsi yang paling baik, tidak hanya soal cara mana yang paling gampang untuk mencegah kehamilan, akan tetapi banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih cara ber- KB (Gieles, 2001). Sejalan dengan diterapkannya sistem KB secara mandiri dimana masyarakat memilih sendiri kontrasepsi yang akan dipakai, diperlukan pemahaman yang cukup mendalam tentang kontrasepsi agar masyarakat dapat menentukan pilihan kontrasepsi secara tepat, cepat, dan rasional dengan mempertimbangkan berbagai macam aspek yang berhubungan dengannya (Mardiya, 1999).

  Faktor terpenting yang dibutuhkan saat ini dalam pelayanan KB adalah pemberian informasi yang jelas tentang kontrasepsi yang beredar mengingat besarnya keinginan masyarakat untuk berusaha mencari dan memperoleh pelayanan KB yang sesuai dengan kondisi dan keinginannya. Berbagai macam kontrasepsi bisa dipilih dan banyak hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kontrasepsi contohnya usia, kesehatan, gaya hidup dll. Tentu saja masyarakat kehamilan, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan mereka, dan apakah metode tersebut menimbulkan efek samping untuk jangka panjang atau pendek.

  Masyarakat bisa mendapatkan pelayanan KB melalui dokter, Rumah Sakit, bidan, apotik, dan penyalur kontrasepsi lainnya. Semakin banyak tempat pelayanan KB akan semakin memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi.

  1. Rumusan permasalahan

  Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: a. seperti apakah karakteristik akseptor KB di 4 TK di Kecamatan Sleman?

  b. bagaimana pengetahuan akseptor tentang kontrasepsi?

  c. motivasi apa saja yang mempengaruhi akseptor dalam pemilihan kontrasepsi?

  2. Keaslian penelitian

  Sejauh penelusuran pustaka, banyak ditemukan penelitian yang hampir sama, antara lain: Dasar Pemilihan dan Penggunaan Obat dan Alat Kontrasepsi di Kecamatan Serangan Kota Surakarta oleh Setiawati (2000), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Akseptor Dalam Memilih Obat dan Alat Kontrasepsi di Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul oleh Rusmiari (2001). Perbedaannya terletak pada subyek pengambilan data, rumusan permasalahan dan tujuan penelitian. Perilaku Akseptor Di Kota Yogyakarta : Kajian Motivasi, Pengetahuan Dan Pola Penggunaan oleh Putra Dana Kusuma (2006), perbedaannya terletak pada subyek pengambilan data.

3. Manfaat penelitian

  a. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan tentang kontrasepsi dan motivasi yang mendasari akseptor dalam pemilihan kontrasepsi, untuk mengetahui kontrasepsi apa yang paling banyak dipakai akseptor KB di 4 TK di Kecamatan Sleman.

  b. Manfaat praktis 1) Supaya tenaga kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kontrasepsi kepada masyarakat.

  2) Diharapkan para akseptor dapat memilih kontrasepsi yang sesuai dengan kondisinya .

B. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian yang dilakukan, yaitu:

  a. untuk mengetahui seperti apa karakteristik akseptor KB di 4 TK di Kecamatan Sleman.

  b. untuk mengetahui bagaimana pengetahuan akseptor tentang kontrasepsi.

  c. untuk mengetahui motivasi apa saja yang mempengaruhi akseptor dalam pemilihan kontrasepsi.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Pengertian Keluarga Berencana Keluarga Berencana merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah

  mortalitas ibu dan anak. Hal tersebut dapat dicapai dengan cara menghindari kehamilan resiko tinggi, mengurangi angka kesakitan, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur jarak kehamilan, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Raharja & Tjay, 2002).

  Keluarga Berencana adalah kegiatan untuk mengatur kelahiran baik untuk sementara agar dapat dicapai jarak yang diharapkan antara dua kelahiran, maupun untuk selamanya agar dapat mencegah bertambahnya anak. Pelaksanaan KB antara lain bertujuan untuk mewujudkan NKKBS, yaitu suatu sikap atau tingkah laku yang diharapkan menjiwai masyarakat, keluarga, dan individu agar mempunyai 2 atau 3 orang anak saja demi meringankan beban hidup keluarga baik secara moril maupun materiil untuk menuju keluarga bahagia dan sejahtera (Anonim, 1990a).

  Keluarga Berencana tidak lagi diartikan sebagai upaya pengaturan kelahiran semata, tetapi lebih dari itu KB diartikan sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan NKKBS (Mardiya, 1999).

  Definisi KB menurut World Health Organisation (WHO) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2004).

  Keluarga Berencana Mandiri merupakan pelaksanaan KB dari seseorang atau kelompok dimana pelaksanaannya tidak tergantung pada orang atau pihak lain. Pembagian KB Mandiri ini dapat dibagi menjadi tiga yaitu: 1. pra mandiri yaitu kondisi dimana kemandrian masyarakat masih memerlukan subsidi penuh atas sarana dan pelayanan KB dari pemerintah maupun pihak lain. 2. mandiri parsial yaitu kondisi dimana kemandirian masyarakat masih memerlukan subsidi sebagian atas sarana dan pelayanan KB dari pemerintah maupun pihak lain. 3. mandiri penuh yaitu kondisi dimana kebutuhan masyarakat untuk ber-KB sepenuhnya merupakan usaha sendiri (Anonim, 1990a).

  Setiap pasangan suami isteri dapat menentukan pilihannya dalam merencanakan dan mengatur jumlah anak dan jarak antara kelahiran anak yang berdasarkan pada kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap generasi sekarang maupun generasi mendatang. Suami isteri juga mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam menentukan cara pengaturan kelahiran (Gieles, 2001).

  Akseptor adalah pasangan usia subur yang menggunakan satu atau lebih

  15-49 tahun, dalam hal ini termasuk pasangan dimana istrinya berumur dibawah 15 tahun atau lebih dari 49 tahun dan tetap mendapatkan menstruasi (Anonim,1990a).

  Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No 347/MENKES/SK/VII/1990 tentang Obat Wajib Apotik, kontrasepsi oral dimasukkan ke dalam daftar Obat Wajib Apotik (OWA). Obat Wajib Apotik adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien di apotik tanpa resep dokter.

  Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No 347/MENKES/SK/VII/1990 tentang Obat Wajib Apotik: apoteker di apotik dalam melayani pasien yang memerlukan obat dimaksud diktum kedua diwajibkan : 1. memenuhi ketentuan batasan tiap jenis obat per pasien yang disebutkan dalam Obat Wajib Apotik yang bersangkutan. 2. membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan 3. memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakainya, kontraindikasi, efek samping dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien

  Kontrasepsi oral yang dimasukkan dalam daftar OWA yaitu linastrenol dan etinodiol diasetat-mestranol. Untuk kontrasepsi oral tunggal yaitu linastrenol dapat diserahkan ke akseptor dengan catatan untuk siklus pertama pemakaian harus dengan resep dokter dan akseptor dianjurkan untuk kontrol ke dokter tiap 6 bulan sekali. Untuk kontrasepsi oral kombinasi etinodiol diasetat-mestranol dapat diserahkan ke akseptor dengan catatan akseptor dianjurkan untuk kontrol ke dokter tiap 6 bulan sekali, dan untuk akseptor “lingkar biru” wajib menunjukkan kartu (Anonim, 1990b)

B. Reproduksi Sehat

  Masa reproduksi adalah masa antara awal seorang wanita mendapat haid atau mati haid atau baki adalah suatu masa dimana seorang wanita tidak mendapat haid lagi, dan biasanya terjadi sesudah umur 46-50 tahun (Anonim, 1990a).

  Untuk memasuki kehidupan berkeluarga diperlukan kematangan dan kesiapan jasmani maupun rohani untuk dapat melaksanakan reproduksi secara sehat, hal ini dikarenakan peristiwa kehamilan dan persalinan mengandung resiko yang cukup tinggi bagi kesehatan ibu dan anak (Rukanda dkk, 1993). Untuk mengurangi resiko tersebut maka perencanaan kehamilan haruslah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan dilakukan dengan aman dengan tingkat kesehatan yang baik dari ibu dan janinnya (Muchji, dkk, 1999).

  Usia menikah yang umum dianjurkan ialah sekurang-kurangnya 20 tahun untuk wanita dan 25 tahun bagi laki-laki. Anjuran ini didasarkan pada pemikiran bahwa pada usia tersebut wanita dan pria sudah mempunyai kesiapan batin dan jasmani untuk melakanakan proses reproduksi. Sedangkan kurun waktu yang paling aman untuk terjadi kehamilan dan persalinan adalah umur 20-30 tahun, dengan memperhitungkan jarak kelahiran tiap anak kurang lebih 4 tahun diharapkan ibu hanya akan melahirkan dua kali. Kurun waktu 20-30 tahun itu disebut kurun reproduksi sehat. (Rukanda dkk, 1993).

1. Anatomi fisiologi alat reproduksi pria

  Menurut Mardiya (1999) secara anatomis dan fisiologis alat reproduksi pria dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: alat reproduksi pria bagian luar dan alat reproduksi pria bagian dalam.

  

Gambar 1. Anatomi alat reproduksi pria (Sundquist, 1993)

  Alat reproduksi pria bagian luar terdiri dari 2 macam, yaitu:

  a. zakar (penis) Adalah suatu organ yang berbentuk silindris dimana didalamnya terdapat saluran kencing.

  b. kantong zakar (scortum) Adalah kantong yang terdiri dari jaringan ikat jarang, terletak di belakang zakar, di antara kedua paha dan berisi 2 buah testis (buah zakar).

  Alat reproduksi pria bagian dalam terdiri dari 7 macam, yakni:

  a. buah zakar (testis) Testis berjumlah 2, terletak dalam skortum dan merupakan kelenjar seks utama pria yang mempunyai fungsi memproduksi spermatozoa, dan memproduksi hormon androgenik yang memberikan sifat kejantanan pada pria. b. epididimis Merupakan saluran berkelok-kelok seperti spiral yang terletak di samping belakang testis. Epididimis dihubungkan dengan testis oleh saluran yang disebut vas deferens. Fungsi dari epididimis adalah sebagai saluran penghubung antara testis dengan saluran mani, merupakan lumbung pertama sperma, mengeluarkan getah yang berguna untuk perkembangan dan proses pematangan spermatozoa, mengabsorbsi cairan testis yang mengandung sperma.

  c. saluran mani (vas deferens) Ada dua buah saluran kiri dan kanan, berasal dari testis, masuk ke dalam tali mani kemudian berjalan masuk ke dalam panggul melewati kantung kencing bagian prostat. Sebelum bermuara ke saluran kecing, saluran mani ini bergabung dengan kantung air mani.

  d. saluran kantung air mani Adalah kelenjar tubuler, terletak di sebelah kanan dan kiri di belakang leher kandung kencing. Berfungsi untuk menyimpan sperma dan menghasilkan cairan kaya dengan zat gula.

  e. kelenjar prostat Terletak di bawah kandung kencing dan mengelilingi saluran kencing.

  Kelenjar ini menghasilkan cairan yang bersifat basa dan berfungsi untuk mempertahankan hidupnya sperma. f. kelenjar cowperi (glandula cowperi) Menghasilkan cairan mukus, bening dan bersifat basa yang berguna sebagai pelicin pada waktu persetubuhan berlangsung.

  g. saluran kencing Panjang 17-23 cm yang berfungsi untuk menyalurkan air mani dan air kencing.

2. Anatomi fisiologi alat reproduksi wanita

  Organ penting saluran reproduksi wanita meliputi indung telur (ovarium), saluran telur (tuba falopii), rahim (uterus), dan liang senggama (vagina). Satu ovum dilontarkan dari satu folikel ovarium masuk rongga abdomen pada pertengahan siklus seksual setiap bulan. Kemudian ovum akan berjalan melalui salah satu tuba falopii ke uterus, bila bertemu sperma dan dibuahi ovum akan berkembang menjadi fetus, plasenta, dan membran fetal (Ganong, 1999).

  

Gambar 2. Anatomi alat reproduksi wanita (Sundquist, 1993) Menurut Mardiya (1999) alat reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar terdiri dari 5 macam, yaitu bibir kecil, bibir besar, keletit, vestibulum, selaput dara.

  a. Bibir besar (Labium mayus) Terdiri dari bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak. Ke bawah dan ke belakang kedua labium mayus bertemu dan membentuk commisure posterior.

  b. Bibir kecil (Labium minus) Merupakan lipatan tipis dari kulit sebelah dalam labium mayus. Kulit yang meliputi labium minus mengandung banyak glandulae cebacea (kelenjar lemak) dan juga ujung-ujung syaraf yang menyebabkan bibir kecil ini sangat sensitif. Jaringan ikatnya banyak mengandung pembuluh darah dan beberapa otot polos yang menyebabkan labium minus dapat mengembang.

  c. Keletit (clitoris) Merupakan suatu organ kecil yang terdiri dari jaringan yang dapat mengembang penuh dengan pembuluh darah dan saraf, sehingga amat sensitif dan erektif.

  d. Vestibulum Adalah daerah segitiga yang dibatasi di sebelah luar (lateral) oleh labium

  minus kanan dan kiri, di atas oleh klitoris, dan di belakang oleh perineum. Di

  daerah ini ditemukan orifisium urethra eksterna (lubang kemih) tempat keluarnya aluran kencing. Selain itu juga terdapat dua buah muara dari

  kelenjar ckene . Kelenjar ini pada waktu bersenggama akan mengeluarkan getah lendir.

  e. Selaput dara (hymen) Pada seorang perawan, liang senggama selalu dilindungi oleh labium minus.

  Bila labia ini dibuka akan terlihat hymen. Hymen bentuknya berbeda-beda, dari yang berbentuk bulan sabit (semilunar) sampai yang berlubang-lubang, atau yang ada pemisahnya (septum). Konsistensinya mulai dari yang kaku sampai yang lunak sekali.

  Menurut Mardiya (1999) alat reproduksi wanita bagian dalam juga terbagi atas 5 bagian, yaitu vagina, rahim, saluran telur, indung telur, sel telur.

  a. Vagina (liang senggama/liang kemaluan) Merupakan saluran penghubung antara introitus vaginae di vulva dengan uterus dan merupakan bagian yang langsung digunakan untuk senggama.

  b. Rahim (uterus) Letaknya di dalam rongga panggul, di belakang kandung kecing, di depan rektum, besarnya sebesar telur ayam. Uterus terdiri dari fundus uretri yang merupakan bagian proksimal uterus tempat masuknya kedua falopii, corpus

  uretri (badan) berfungsi sebagai tempat berkembangnya janin, cervix uretri

  (leher) berbentuk silindir dan bagian cervix yang menonjol ke dalam vagina disebut mulut rahim (portio).

  c. Saluran telur (tuba falopii) Saluran telur ini bermuara dalam uterus bagian atas dan panjangnya ±10 cm.

  ampularis merupakan tempat terjadinya konsepsi, bagian tuba yang terbuka

  kearah abdomen dan mempunyai fimbriae yang akan menangkap sel telur yang dilepaskan oleh ovarium.

  d. Indung telur (ovarium) Pada tiap wanita umunya ada dua indung telur kanan dan kiri. Bentuknya seperti buah kenari. Pada wanita dewasa selama masa hidupnya akan mengeluarkan kira-kira 400 butir sel telur. Setiap bulannya indung telur akan mengeluarkan satu sel telur yang matang, kadang-kadang dua sel telur.

  Lepasnya sel telur dari indung telur disebut ovulasi.

  e. Sel telur (ovum) Garis tengah 0,2 mm. Lama daya tahan sel telur untuk dapat dibuahi kira-kira 12 jam. Tidak lama setelah keluarnya sel telur, di sekelilingnya banyak menempel sel-sel yang akhirnya terlepas pada waktu melalui saluran telur.

3. Hormon reproduksi Wanita

  Sistem reproduksi dan segala aktivitasnya diatur oleh poros Hipotalamus- Pituitari-Gonad. Follicle Stimulating Hormone (FSH) merupakan produksi kelenjar pituitari yang distimulasi oleh Follicle Stimulating Hormone Releasing

  

Hormone (FSHRH). Tugas dari FSH adalah untuk menstimulasi perkembangan

  folikel-folikel di indung telur. Folikel-folikel tersebut memproduksi suatu hormon yang disebut estrogen (Notodihardjo, 2002).

  Hormon estrogen yang diproduksi oleh folikel tersebut makin lama makin banyak sehingga kadarnya dalam darah makin tinggi. Estrogen menstimulasi sel- estrogen menyebabkan perubahan pada organ kelamin, dan estrogen juga merangsang vagina memproduksi cairan mukus sehingga sekresinya menjadi lebih banyak (Notodihardjo, 2002).

  Tingginya estrogen dalam darah mengaktifkan mekanisme umpan balik. Tingginya estrogen dalam darah akan meyebabkan hipotalamus memproduksi

  

Follicle Stimulating Hormone Inhibiting Hormone (FSHIH), dimana FSHIH ini

  berfungsi untuk mengurangi produksi hormon FSH. Pada saat yang bersamaan hipotalamus mengirimkan sinyal berupa Luteinizing Hormone Releasing

  

Hormone (LHRH) sehingga kelenjar pituitari mengeluarkan Luteinizing Hormone

  (LH). Hormon LH disekresikan secara pulsatif, dan kira-kira pada hari ke-14 tiba- tiba kadar LH menjadi tinggi dan menyebabkan folikel yang paling masak pecah dan melepaskan sel telur. Sel folikel yang pecah tersebut membentuk suatu badan kuning yang disebut corpus luteum. Corpus luteum menghasilkan hormon progesteron (Notodihardjo, 2002).

  Produksi hormon progesteron menyebabkan meningkatnya temperatur basal tubuh. Progesteron bertugas mempersiapkan rahim untuk menerima kehamilan, relaksasi otot polos, membuat sekresi vagina menjadi lebih kental, dan mengakibatkan penebalan dinding rahim sehingga kelenjar di dinding rahim menjadi aktif dan siap memproduksi zat-zat yang dapat memberi makan bagi janin manakala kehamilan terjadi (Notodihardjo, 2002).

4. Haid dan ovulasi

  Menstruasi atau haid adalah perdarahan rahim yang fisiologik, terjadi pada dengan selang waktu kurang lebih 4 minggu. Panjangnya suatu siklus menstruasi tidak sama pada setiap wanita, yaitu berkisar antara 20-35 hari, rata-rata panjang siklus menstruasi adalah 28 hari. Sebuah siklus menstruasi dihitung dari hari pertama menstruasi sampai hari pertama menstruasi berikutnya, menstruasi berlangsung 2-8 hari, rata-rata 4-5 hari (Mardiya, 1999).

  Menurut Mardiya (1999) pada tiap siklus menstruasi dikenal tiga masa utama, yaitu: a. masa haid selama 2-8 hari. Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah.

  b. masa proliferasi sampai hari ke-14. pada waktu itu endometrium tumbuh kembali. Pada hari 12-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium.

  c. masa sekresi, pada waktu itu corpus rubrum menjadi corpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Dibawah pengaruh progesteron, kelenjar endometriun yang tumbuh berlekuk-lekuk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma berubah ke sel-sel desidua, terutama yang berada di sekitar

  endometrium pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi.

  Menstruasi terjadi karena adanya perubahan pada alat reproduksi, khususnya rahim dan indung telur. Melalui proses tertentu kedua indung telur memilih satu sel telur untuk dimatangkan. Sel telur yang matang dilapisi oleh selaput yang sangat tipis. Setelah matang sel telur ini akan mendekati permukaan indung telur kemudian selaput pembungkusnya pecah dan sel telurnya keluar, sel selaput pembungkusnya disebut ovulasi. Lebih kurang satu minggu sebelum ovulasi dinding rahim akan menebal dan jaringan pembuluh darah bertambah, bila tidak terjadi kehamilan persiapan ini tidak terpakai dan dinding rahim yang menebal akan lepas dan keluar sebagai menstruasi (Mardiya, 1999).

5. Fertilisasi

  Fertilisasi adalah bertemunya sel telur dan sel sperma di dalam saluran telur (Mardiya, 1999). Fertilisasi dapat terjadi dengan syarat: pertama, adanya sel telur dan sel sperma yang subur. Kedua, cairan sperma harus ada di dalam vagina sehingga sel sperma dapat berenang menuju cervix kemudian ke rahim, lalu ke saluran oviduk untuk membuahi sel telur. Ketiga, sel telur yang sudah dibuahi harus mampu bergerak dan turun ke rahim, di rahim sel telur tersebut akan melakukan nidasi. Keempat, endometrium atau dinding rahim harus dalam keadaan siap untuk menerima nidasi (Notodihardjo, 2002).

C. Kontrasepsi

1. Pengertian kontrasepsi

  Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti mencegah, menolak, melawan. Konsepsi berarti penyatuan sel telur dengan sperma (pembuahan). Kontrasepsi berarti obat atau alat untuk mencegah terjadinya konsepsi (Anonim, 1990a).

Dokumen yang terkait

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA METODE KONTRASEPSI IUD, SUNTIK DAN PIL UNTUK AKSEPTOR KB MANDIRI DI KECAMATAN ARJASA KABUPATEN JEMBER

6 49 17

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG AKSEPTOR KB DENGAN PEMILIHANALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS PERAWATAN LASUNG KECAMATAN KUSAN HULU KABUPATEN TANAH BUMBU

0 0 9

KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB BARU DAN AKTIF DALAM PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI SUNTIK DI WILAYAH GAJAHAN SURAKARTA SKRIPSI

0 0 36

View of HUBUNGANANTARA PENGETAHUAN AKSEPTOR KONTRASEPSI PILTENTANG KB PIL DENGAN KEPATUHAN AKSEPTOR DALAMMENGKONSUMSI KB PILDI DESA PASINGGANGAN KABUPATEN BANYUMAS

0 0 14

TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLANT

0 0 6

1 TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG KB SUNTIK DENGAN KEPATUHAN AKSEPTOR KB DALAM MELAKUKAN KB SUNTIK DI BIDAN DESA SELO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

0 0 6

GAMBARAN MOTIVASI AKSEPTOR KB VASEKTOMI DI KELOMPOK KB PRIA KOKOH DESA KARANG GEDHE KECAMATAN GIRIMULYO KULON PROGO YOGYAKARTA 2010 NASKAH PUBLIKASI - GAMBARAN MOTIVASI AKSEPTOR KB VASEKTOMI DI KELOMPOK KB PRIA KOKOH DESA KARANG GEDHE KECAMATAN GIRIMULYO

1 2 7

GAMBARAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI HORMONAL PADA AKSEPTOR KB HORMONAL DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

0 0 11

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI KECAMATAN TOPOYO KABUPATEN MAMUJU TENGAH

0 0 135

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB HORMONAL TENTANG EFEK SAMPING KONTRASEPSI HORMONAL DI PUSKESMAS GENTUNGAN KABUPATEN GOWA TAHUN 2016

0 0 122