ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN PADA KALA 1 MEMANJANG, BAYI BARU LAHIR, NIFAS FISIOLOGIS, DAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.R UMUR 24 TAHUN G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 39 MINGGU 4 HARI DI BPM NY. LILY ELISABETH, S.SIT KABUPATEN BANYUMAS - repos

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEHAMILAN

  1. DEFINISI Beberapa definisi mengenai kehamilan diantaranya :

  a. Kehamilan adalah masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40minggu atau 9 bulan 7hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono, 2009).

  b. Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozzoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

  c. Menurut Sumarni, 2011 kehamilan normal adalah kehamilan dimana ibu dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat obstetrik buruk, ukuran uterus sama atau sesuai usia kehamilan serta hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium normal

  d. Jadi definisi kehamilan itu sendiri adalah proses alamiah yang terjadi pada seorang wanita dalam keadaan yang sehat dimulai dari masa konsepsi sampai lahirnya seorang bayi selama 9 bulan

  2. Klasifikasi kehamilan

  a. Trimester 1 Umur kehamilan 0 – 12 minggu b. Trimester 2 Umur kehamilan 12 – 27 minggu

  c. Trimester 3 Umur kehamilan 27 – 40 minggu

  3. Mendiagnosa Kehamilan

  1. Untuk mendiagnosa kehamilan dari awal seringkali tidaklah mudah,diantaranya yaitu: a. Tanda Dugaan Kehamilan (Manuaba, 2010, h.107) 1) Amenorea (terlambat datang bulan) 2) Mual dan Muntah

  Karena adanya pengaruh dari hormon progesteron dan estrogen menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari sering disebut dengan morning sickness namun masih dalam batas fisiologis, keadaan ini masih bisa diatasi.

  3) Ngidam Biasanya wanita hamil pada umumnya mengalami ngidam atau menginginkan sesuatu pada saat dia hamil

  4) Sinkop atau pingsan Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemia susunan syaraf pusat dan menimbulkan pingsa. Keadaan ini akan hilang usia kehamilan 16 minggu.

  5) Payudara tegang Pengaruh hormon estrogen dan progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara. Payudara membesar dan terutama pada hamil pertama

  6) Sering miksi Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi

  7) Konstipasi Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar

  8) Pigmentasi kulit Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit disekitar pipi,pada dinding perut,dan sekitar payudara. 9) Epulis

  Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi pada saat kehamilan.

  10) Varises atau penampakan pembuluh darah vena Karena adanya pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang memiliki bakat penampakan ini terjadi pada daerah genetalia eksterna,kaki, dan beti, dan payudara. Dan penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan.

  b. Tanda tidak pasti kehamilan menurut Manuaba, 2010,h.108

  2) Pada pemeriksaan dalam ditemukan adanya berbagai tanda, diantaranya : a) Tanda hegar, merupakan perlunakan pada daerah isthmus uteri sehingga daerah ini pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mudah difleksikan b) Tanda chadwicks dinding vagina mengalami kongesti, warna kebiru-biruan c) Tanda piscaseck , terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat denganimplantasi plasenta

  d) Kontraksi braxton hicks atau yang biasa disebut dengan kontraksi palsu e) Teraba ballottement

  3) Pemeriksaan test biologis kehamilan positif. Tetapi sebagian kemungkinan positif palsu c. Tanda pasti kehamilan(Manuaba, 2010, h.109) Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan melalui a) Gerakan janin dalam rahim

  b) Terlihat atau teraba gerakan janin dan teraba bagian- bagian janin, biasanya menjadi jelas setelah minggu ke 22, gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu 24.

  c) Denyut jantung janin, didengar dengan stetoskop dengan ultrasonografi. Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi.

  4. Memeriksaan diagnostik kehamilan(Kusmiati, 2009, h.97)

  a. Rontgenografi Gambaran tulang-tulang janin tampak setelah minggu ke 12 sampai ke 14. Pemeriksaan ini hanya boleh dikerjakan bila terdapat keragu-raguan dalam diagnosis kehamilan dan atas indikasi yang mendesak sekali, sebab janin sangat peka terhadap sinar X.

  b. Ultrasonografi Alat ini menjadi sangat penting dalam diagnosis kehamilan dan kelainan-kelainannya karena gelombang suara sampai saat ini dinyatakan tidak berbahaya. Pada minggu ke 6, sudah terlihat adanya gestasional sac atau kantong kehamilan.

  c. Fetal electro cardio grafi (ECG)

  d. Tes laboratorium

  Banyak tes yang dapat dipakai, tetapi yang paling terpopuler adalah test inhibisi koagulasi. Test ini bertujuan mendeteksi adanya HCG dalam urin. Kepekaan test ini sangat bervariasi antara 500 sampai 1000 mU/ml urin. Dasar test ini adalah inhibisi (hambatan) koagulasi oleh anti HCG.

  5. Perubahan Fisiologis dan psikologis dalam kehamilan Menurut Manuaba, 2010, h.85 dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genetalian wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan hormon somatomamotropin, estrogen, dan progeteron yang menyebabkan perubahan pada bagian-bagian tubuh dibawah ini : a. Uterus Uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertropi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.

  b. Vagina Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiru-biruan (tanda chadwicks) c. Ovarium Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu.

  d. Payudara sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi.

  Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progeteron, dan somatomamotrofin.

  e. Sirkulasi Darah Ibu Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :

  1) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. 2) Terjadi hubungan langsung antar aeteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter.

  3) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin meningkat.

  Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah.

  4) Pengeluaran air liur secara berlebihan 5) Daerah lambung terasa lebih panas

  6) Terjadi mual dan sakit/ pusing kepala terutama pagi hari 7) Muntah yang terjadi disebut emesis gravidarum

  f. Plasenta dan air ketuban Plasenta berbentuk bundar dengan ukuran 15 cm X 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan berat plasenta 500 g.

  Tali pusat yang menghubungkan plasenta panjangnya 25 16 di mana desidua parietalis dan desidua kapsularis telah menjadi satu. Plasenta adalah akar janin untuk menghisap nutrisi dari ibu dalam berbentuk oksigen, asam amino, vitamin, mineral, dan zat lainnya ke janin dan membuang sisa metabolisme janin dan karbondioksida.

  g. Vulva Bentuk vulva adalah lonjong dengan ukuran panjang dari muka ke belakang. Vulva merupakan alat kelamin luar wanita yang terdiri atas : mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum, dan himen.

  h. Mons pubis

  Bagian ini menonjol yang meliputi bagian depan simpisis pubis dan terdiri jaringan lemak. Pada orang dewasa biasanya ditutpi rambut dan pada laki-laki rambut pubis sering meluas keatas sampai umbilikus. Mons pubis banyak mengandung kelenjar sebasea (minyak). Karena adanya bantalan lemak bagian ini sangat berperan dalam hubungan seksual dan dapat melindungi simpisis pubis saat koitus dari trauma. i. Labia mayora

  Labia mayora atau bibir-bibir besar terdiri atas dua bagian, yaitu bagian kanan dan kiri. Bagian ini merupakan lipatan kulit yang tebal karena jaringnan subkutannya banyak j. Labia minora

  Labia minora merupakan lipatan kulit di sebelah tengah labia mayora, dan selalu basah karena dilumasi oleh kelenjar-kelenjar labia minora. Pembuluh darah yang sangat banyak membuat labia berwarna kemerahan dan memungkinkan labia minora mengembang. k. Klitoris/kelentit

  Klitoris merupakan suatu tunggul atau organ yang sedikit menonjol dan identik dengan penis laki-laki. Organ ini mengandung banyak urat-urat syaraf sensoris dan erektil.Besarnya klitoris bervariasi antar setiap wanita.

  Klitoris terdiri atas glans klitoridis, korpus klitoridis, dan dua kruka yang menggantungkan klitorisnya ke os pubis. l. Vestibulum/serambi

  Vestibulum merupakan suatu rongga yang berbentuk seperti perahu atau lonjong dan dibatasi oleh labia minora kanan dan kiri, sebelah atas oleh klitoris dan disebelah belakang bawah oleh fourchet. Ada enam lubang yang bermuara ke dalam vestibulum, yaitu : 1) Satu buah orifisium uretra eksternum 2) Dua muara dari lubang muara kelenjar parauretralis 3) Introitus vagina 4) Dua muara yang berasal dari kelenjar bartolini yang vagina. m. Bulbus vestibuli

  Bulbus vestibuli merupakan kumpulan vena-vena yang terletak dibawah selaput lendir vestibulum, dan terletak disebelah kanan dan kiri linea mediana. Sebagian tertutup oleh muskulus bulbokavernosus. Dan muskulus iskiokavernosus. Ini identik dengan korpus spongiosus penis. Dalam persalian bagian ini dapat robekan yang menimbulkan perdarahan yang hebat. n. Himen(selaput darah)

  Himen merupakan lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus vagian. Himen bersifat elastis tetapi kuat karena terdiri atas jaringan ikat elastis dan kolagen. Permukaannya ditutupi epitelium skuamosum kompleks. Himen mempunyai bentuk yang berbeda-beda. o. Perineum

  Perineum merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit, yang membentang antara komisutra posterior dan anus.

  Panjangnya rata-rata 4 cm. Perineum dibentuk oleh diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis. Diafragma pelvis terdiri dari muskulus levator ani dan muskulus koksigeus dan fasia yang menutupinya. p. Tuba Uterina

  Tuba uterina keluar dari korpus uteri, terdapat pada tepi kornu uteri kanan dan kiri. Panjang 8-14 dengan diameter kira-kira 0,6 cm. Perubahan psikologis pada kehamilan (Yunita, 2010)

  1) Perubahan psikologis pada trimester 1 Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester 1 didasari pada terori revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu. Beberapa tahan aktifitas yang sangat penting sesorang menjadi ibu : a) Taking on

  Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu.

  b) Taking in Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan c) Letting Go

  Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukannya.

  a) Perubahan psikologi pada ibu (1) Terbuka atau diam—diam (2) Perassaan ambivalent terhadap kehamilannya (3) Berkembang perassaan khusus, mulai tertarik (4) Antipati karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada saat ibu yang tidak menginginkan kehamilan

  (5) Perasaan gembira (6) Menerima atau menolak perubahan fisik

  b) Perubahan psikologi pada ayah (1) Berbeda tergantung dari : usia, jumlah anak, interest terhadap anak, stabilitas ekonomi.

  (2) Menerima atau menolak keadaan istrinya yang bisa di sebabkan karena adanya gangguan komunikasi. (3) Toleransi terhadap kebutuhan seksual, dorongan seksual dapat meningkat atau menurun.

  (4) Ayah dapat menjadi stress, untuk mengatasinya membuat kegiatan baru diluar rumah.

  2) Perubahan psikologi pada trimester II

  a) Perubahan psikologi pada ibu (1) Ibu mengalami perubahan fisik yang lebih nyata

  (2) Ibu merasakn adanya pergerakan janin karena ia menerima dan menganggap sebagai bagian dari dirinya

  (3) Dorongan seksual dapat meningkat atau menurun.

  (4) Mencari perhatian suami

  b) Perubahan psikologi pada ayah (1) Merasa senang dengan pergerakan janin (2) Melibatkan diri dengan masalah kehamilan istrinya (3) Memberikan perhatian kepada istrinya

  3) Perubahan psikologis pada trimester III

  a) Perubahan psikologi pada ibu (1) Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh karena perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body image

  (2) Merasakan tidak feminim menyebabkan perasaan takut perhatian suami berpaling atau tidak menyenangi kondisi

  (3) 6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya. (4) Adanya perassaan tidak nyaman. (5) Menyibukan diri dalam persiapan menghadapi persalinan. b) Perubahan psikologi pada ayah (1) Meningkatkan perhatian pada kehamilan istrinya.

  (2) Meningkatkannya tanggung jawab finansial. (3) Perasaan takut kehilangan istri dan bayinya. (4) Adaptasi terhadap pilihan senggama karena ingin membahagiakan istrinya.

  Menurut Manuaba, 2010 Pembesaran perut wanita tidak selamanya merupakan kehamilan sehingga perlu dilakuka diagnosis banding diataranya :

  a) Hamil palsu atau kehamilan spuria. Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan alat canggih dan tes biologis tidak menunjukan kehamilan

  b) Tumor kandungan atau mioma uteri. Terdapat pembesaran rahim, tetapi tidak disertai tanda hamil. Bentuk pembesaran tidak merata. Perdarahan banyak saat menstruasi.

  c) Kista ovarium. Pembesaran perut, tetapi tidak disertai tanda hamil dan menstruasi terus berlangsung. Lamanya pembesran perut dapat melampaui usia kehamilan. Pemeriksaan tes biologis kehamilan dengan hasil negatif d) Hematometra. Terlambat datang bulan yang dapat melampaui usia kehamilan. Perut terasa nyeri setiap bulan. Terjadi tumpukan darah dalam rahim. Tanda dan pemeriksaan kehamilan tidak menunjukan hasil yang positif, karena himen in perforata e) Kandung kemih yang penuh. Dengan melakukan kateterisasi, maka pembesaran perut akan menghilang.

  7. Asuhan Pada Kehamilan Menurut Sarwono,2010 asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatn kesehatan obstetrik serangkaian kegiatan pematauan rutin selma kehamilan. Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu : 1) Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan 2) Mengupayakn terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya 3) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya 4) Mengidentifikasi dan menata laksana kehamilan resiko tinggi 5) Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayinya 6) Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakn keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya

  Tujuan pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil menurut Rustam Mochtar,2012.h:38

  Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas dengan demikian didapatkan ibu dan anak yang sehat Tujuan khusus adalah

  1) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang nifas.

  2) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin.

  3) Menurunkan angka morbiditas dan mortaitas ibu dan anak.

  4) Memberikan nassihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi. Menurut Arifin Standar pelayanan ANC meliputi 14 T, sehingga ibu hamil yang datang memperoleh pelayanan yang komprehensif dengan harapan antenatal care dengan standar

  14 T dapat sebagai daya ungkit pelayanan kehamilan dan diharapkan ikuti andil dalam menurunkan angka kematian ibu.

  a) Kebijakan program Pelayanan ANC minimal 5 T, meningkatkan menjadi 7 T, dan sekarang 12 T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemic malaria menjadi 14 T , yakni :

  1) Ukur tinggi badan atau berat badan

  2) Ukur tekanan darah 3) Ukur fundus uteri 4) Pemberian imunisasi tetanus tosiod (TT) lengkap 5) Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan 7) Temu wicara atau konseling 8) Test atau pemeriksaan hb 9) Test atau pemeriksaan urin protein 10) Test reduksi urine 11) Perawatan payudara 12) Pemeliharaan tingkat kebugaran 13) Terapi yodium kapsul (khusus daerah endemis gondok) 14) Terapi anti malaria (khusus daerah endemis malaria)

  Menurut Sumarni, 2011 Dalam asuhan kehamilan ada beberapa penangan kehamilan normal yaitu : a) Memantau kemajuan kehamilan seperti, tekanan darah, nadi, respirasu, oedema, suhu, tinggi fundus uteri, detak jantung janin, dan gerakan janin

  b) Memberikan zat besi

  c) Memrikan imunisai TT

Tabel 2.1 Jadwal pemberian imunisai TT pada ibu hamil

  Interval Lama % perlindungan perlindungan TT 1 Pada - - kunjungan

  ANC pertama kali

TT 2 4minggu 3 tahun 80%

aetelah TT 1 TT 3

  6 Bulan 5 tahun 95% setelah TT 2

TT 4 1 tahun 10 tahun 99%

aetelah TT 3

TT 5 1 tahun 25 tahun/ 99%

setelah TT 4 seumur hidup

  d) Memberikan konseling ;

  a. Gizi

  b. Senam

  c. Perubahan fisiologis bumil

  d. Kunjungan ulang

  e. Tanda bahaya

  f. Persiapan, rencana persalinan

  g. Personal hygiene

  h. Petunjuk dini untuk cegah t i. erlambat dalam ambil keputusan j. Perawatan payudara k. Ketidaknyamanan pada ibu hamil Hamil dengan masalah khusus

  a. Memberi seluruh asuhan ibu hamil normal

  b. Memberikan konseling khusus sesuai kebutuhan dan masalah c. Merujuk ke dokter untuk konsultasi

  d. Merencanakan secara dini jika tidak aman untuk partus dirumah Hamil dengan kegawatdaruratan

  a. Merujuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat

  b. Sambil nunggu transportasi : beri pertolongan awal bila perlu beri pengobatan, beri infus c. Menemani ibu hamil dan keluarga

  d. Memberikan obat dan kebuthan lain

  e. Memberikan catatan medik atau kartu kesehatan ibu hamil dan surat perjanjian Jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan ialah sebagai berikut: Menurut Sarwono, 2010 Untuk jadwal kunjungan asuhan antenatal itu sendiri sudah tentukan bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup empat kali, dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberikan kode angka K yang menunjukan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3 dan K4, hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu. Sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu. Menurut Manuaba, 2010. H: 114 jadwal pemeriksaan antenatal care 1) Trimester I dan II

  a) Setiap bulan sekali

  b) Diambil data tentang laboratorium

  c) Pemeriksaan ultrasonografi

  d) Nasehat tentang diet empat sehat lima sempurna, tambahan protein e) Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi kehamila, komplikasi kehamilan f) Rancangan untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi kehamilan dan imunisasi tetanus I

  2) Trimester III

  a) Settiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran

  b) Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan c) Diet empat sehat lima sempurna

  d) Pemeriksaan ultrasonografi

  e) Imunisasi tetanus II f) Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil trimester ketiga g) Rencana pengobatan

  h) Nasihat tentang tanda in partu, kemana harus datang untuk melahirkan.

  Antenatal care sangat besar karena dapat mengetahui berbagai risiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukian ke rumah sakit. Untuk evaluasi keadaan dan kemajuan inpartu di pergunakan partograf menurut WHO, sehingga pada saat mencapai garis waspada penderita sudah dapat dirujuk ke rumah sakit.

  Dengan demikian, diharapkan angka kematian ibu dan perinatal yang sebagian besar terjadi pada saat pertolongan pertama dapat diturunkan secara bermakna. menurut WHO bahwa dalam kehamilan, minimal kunjungan ANC adalah 4 kali selama kehamilan dengan penjelasan sebagai berikut: Kunjungan I : dilakukan sebelum minggu ke 14 pada trimester pertama Kunjungan II: dilakukan sebelum minggu ke 28 pada trimester kedua Kunjungan III: dilakukan pada saat antara minggu 28-36 trimester ketiga

  Kunjungan IV: dilakukan setelah minggu ke 266 pada trimester ketiga Menurut Roestam Muchtar, 2012. H: 38 jadwal kunjungan pemeriksaan antenatal adalah sebagai berikut

  1) Periksa pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat 1bulan 2) Periksa ulang 1 kalli sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan 3) Periksa ulang 2 kali sebulan sampai umur kehamilan 9 bulan 4) Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan 5) Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan

  Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang Pengertiannya adalah waktu tepat untuk mempengaruhi kembali ikatan dengan klien, mengevaluasi data dan menentukan apakah kehamilan berkembang normal. Kunjungan pranatal berikutnya secara tradisionaldijadwalkan dengan interval 4 minggu sampai 28 minggu. Kemudian setiap 2 minggu sampai 36 minggu, dan setelah itu setiap minggu. Wanita dengan kehamilan bernyulit sering memerlukan kunjungan ulang setiap 1 sampai 2 minggu (Obstetri Wiliam, 2013)

  Pada pemeriksaan ulang perlu, diperhatikan agar puting susu sejak dini mendapatkan pemeliharaan yang baik. Puting susu yang belum menonjol ditarik keluar setiap saat dan dimasase dengan minyak. Puting susu yang masuk, perlu dilakukan tindakan operasi, tindakan ringan adalah menarik puting susu dengan menggunakan pompa susu (manuaba, 2010).

  8. Komplikasi Pada Kehamilan

  1. Abortus Spontan (Obstetri Wiliam, 2013) Lebih dari 80 persen abortus spontan terjadi pada 12 minggu pertama separuhnya disebabkan oleh anomali kromosom keguguran dini biasanya disertai oleh perdarahan kedalam desidua basalis dan disertai nekrosis jaringan sekitar.

  Klasifikasi klinis abortus spontan Abortus spontan dapat diklasifikasikan secara klinis melalui beberapa cara. Subkelompok-subkelompok yang sering digunakan adalah abortus mengancam (imminens), inkomplit, dan missed abortion. Yang terakhir keguguran berulang juga disebut recurrent pragnancy los adalah kegagalan dini kehamilan yang berurutan yang mengisyaratkan etiologi serupa. Penatalaksanaan Penanganannya dengan menunggu, medis, dan bedah semuanya masuk akal, kecuali jika terdapat perdarahan serius atau infeksi. Terapi bedah bersifat definitif dan dapat diperkirakan, tetapi invasif dan tidak semua wanita memerlukannya. Penanganan dengan menunggu tau secara medis mungkin dapat menghindari keharusan kuretase tetapi berkaitan dengan perdarahan yang tidak dapat diperkirakan.

  2. Abortus berulang-ulang Secara klasik hal ini didefinisikan sebagai keguguran tiga kali berturu-turut atau lebih pada 20 minggu atau kurang atau menyatakan tiga atau lebih keguguran, banyak yang sepakat bahwa avaluasi ini harus dipertimbangkan setelah bdua keguguran berturut-turut. Penatalaksanaan Penentuan waktu dan tingkat evaluasi wanita dengan tingkat evaluasi wanita dengan keguguran berulang didasarkan pada usia ibu, ada tidaknya infertilitas, gejala, dan tingkat kecemasan. Pada wanita tanpa kelainanlain.

  3. Abortus yang diinduksi Abortuss yang diinduksi adalah pengakhiran secara medis atau beda kehamilan sebelum janinviable (mampu hidup) Klasifikasi Abortus terapetik terdapat sejumlah penyakit medis dan bedah yang merupakan indikasi untuk mengakhiri kehamilan. Indikasi tersering saat ini adalah mencegah lahirnya janin dengan deformitas anatomik, metabolik, atau mental yang signifikan Abortus elektiv

  Pengakhiran kehamilan sebelum janin mampu hidup atau permintaan wanita yang bersangkutan, tetapi bukan atas alasan medis, basanya disebut abortus alektif atau voluntary abortion

  4. Perdarahan Pengertian setelah kehamilan 28 minggu. Perdarahan sebelum, sewaktu, dan sesudah bersalin adalah kelainan yang tetap berbahaya dan mengancam jiwa ibu.(Moctar, 2010.h:40) Klasifikasi 1) Plasenta Previa

  a) Pengertian keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagai atau seluruh pembukaan jalan lahir.

  (Moctar,2010. H : 187).

  b) Etiologi menurut Mochtar, 2012. H: 189 Banyak penyebab plasenta previa yang belum diketahui atau belum jelas. Teori dan faktor-faktor dikemukakan sebagia etiologinya.

  a) Endometrium yang inferior

  b) Chorion leave yang persisten

  c) Korpus luteum yang bereaksi lambat Tanda dan gejala

  Perdarahan pada kehamilan setelah 288 minggu atau pada kehamilan lanjut, sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang. Kadang-kadang perdarahan terjadi pada pagi hari setelah bangun tidur.

  2) Solusio Plasenta

  a) Pengertian Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepass dari perlekatannya sebelum janin lahir biassanya dihitung sejka kehamilan 28 minggu.(Mochtar, 2012. H:194).

  b) Klasifikasi Menurut derajat lepasnya plasenta

  a) Solusio Plasenta Paralis Bila hanya sebagian saja plasenta yang terlepass dari tempat perlekatannya b) Solusio Plasenta Totalis

  Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari perlekatannya c) Kadang-kadang plasenta ini turun ke bawah dan dapata teraba pada pemeriksaan dalam, biasanya disebut dengan prolapsus plasenta

  Etiologi Solusio Plasenta Sebab yang jelas terjadi solusio plasenta belum diketahui hanya para ahli mengemukakan teori:

  Akibat turunya tekanan darah secra tiba-tiba oleh spasme dari arteri yang menuju keruangan interviler, terjadilah anoksemia dari jaringan bagian distalnya. Sebelum ini menjadi nekrotis spasme hilang dan darah kembali mengalir ke dalam intervili, namun pembuluh darah distal tadi sudah demikian rapuhnya serta lambat laun melepaskan plasenta dari rahim.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain : (a)

  Faktor Vaskuler (80%-90%) yaitu toksemia gravidarum, glumerulonefritis kronika, dan hipertensi esensial. (b)

  Faktor utama

  a. Pengecilan yang tiba-tiba dari uterus pada hidramnion dan gemeli b. Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang banyak/ bebas, versi luar atau pertolongan persalinan.

  c. Faktor Parilitas Lebih banyak dijumpai pada multi dari pada primi.

  d. Pengaruh lain seperti anemia, malnutrisi, tekanan uterus pada vena cava inferior, dan lain-lain e. Trauma langsung seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain

  5. Ketuban Pecah Dini Definisi Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. (Sarwono, 2010).

  Disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban pecah.(Sarwono, 2010).

  Tanda dan gejala 1) Tanpa yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban yang merembees melalui vagina.

  2) Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes. 3) Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran.

  4) Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi. (Nugroho, 2012).

  6. Jantung

  Pada kehamilan dengan jantung normal, wanita dapat menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan-perubahan secara fisiologis. Perubahan tersebut disebabkan oleh hipervolemia dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai puncaknya pada 28-32 minggu lalu menetap dan karna jantung an diafragma terdorong keatas oleh karena dapat memperbesar penyakit jantung bahkan dapat menyebabkan payah jantung. (Mochtar, 2012).

  Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan Kelas 1 : tanpa pembatasan kegiatan fisik dan tanpa gejala pada kegiatan biasa.

  Kelas 2 : sedikit dibatasi kegiatan fisik, waktu istirahat tidak ada keluhan, kegiatan fisik biasa menimbulkan gejala insufisiensi jantung, dan gejalanya adalah lelah, palpitasi, sesak nafas, dan nyeri pada dada.

  Kelas 3 : kegiatan fisik sangat dibatasi, waktu istirahat tidak ada keluhan, sedikit kegiatan fisik menimbulkan keluhan insufisiensi jantung. Kelas 4 : waktu istirahat dapat timbul keluhan insufisiensi jantung, apalagi kerja fisik yang tidak berat. (Mochtar, 2012).

  7. Anemia dalam kehamilan Definisi

  Anemia dalam kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. (Manuaba,2010,h.237) Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan (1) Anemia defisiensi besi (2) Anemia megaloblastik (4) Anemia hemolitik Tanda dan gejala Gejala dan tanda anemia antara lain adalah pusing. Rasa lemah, kulit pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batass normal perlu dicurigai anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi dan pucat. Pengaruh anemia terhadap kehamilan antara lain dapat menurunkan daya tahan ibu hamil sehingga ibu mudah sakit, menghambat pertumbuhan janin sehingga bayi lahir dengan berat badan rendah dan persalinan prematur. (Dewi, 2009).

  8. Hepatitis Penyebab hepatitis adalaah 2 jenis virus yang menyerang baik para remaja mauipun orang dewasa, baik oleh virus A dan virus B hepatitis., wanita hamil lebih sering menderita hepatitis.

  Penanganan a. Pengobatan hepatitis dalam kehamilan sama dengan keadaan tidak hamil, harus bekerja sama dengan ahli patologi klinik dan penyakit dalam.

  b. Penderita harus dirawat, istirahta, dan diet hepatitis.

  c. Diberikan infus cairan dan elektrolit yang cukup.

  d. Obat-obat antibiotika, kortikosteroid, dan obat protek hati.

  B. PERSALINAN

  1. DEFINISI

  a. Menurut obstetri wiliam, 2013 periode dari awitan kontraksi uterus yang reguler sampai ekspulsi plasenta. Proses terjadinya hal ini secara normal disebut persalinan.

  b. Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhiran dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu (Varney, 2008) c. Persalinan adalah proses pengeluaran hail konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir (Manuaba, 2010.H:164)

  d. Pada initinya proses persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dimatangkan didalam rahim lalu dikeluarkan melalui jalan lahir.

  2. Tahap – Tahap Persalinan

  a. Persalinan Kala satu

  Pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Lamanya kala satu untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida satu cm/jam dan pembukaan multigravida dua cm/jam. (Manuaba, b. Persalinan kala dua Persalinan ini dimulai ketika dilatasi servik lengkap dan berakhir dengan pelahiran janin. Durasi median sekitar 50 menit untuk nultipara dan sekitar 20 menit untuk multipara. (Obstetri Wiliam, 2013).

  c. Persalinan kala tiga Setelah kala dua, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda uterus menjadi bundar, uterus terdorong keatas karena plasenta dilepaskan ke segmen bawah rahim, tali pusat memanjang, terjadi perdarahan. Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara crede pada fundus uteri. (Manuaba, 2010).

  Menurut Obstetri Wiliam, 2013 Segera setelah pelahiran neonatus, ukuran, dan konsistensi fundus uteri diperiksa. Jika uterus tetap keras dan tidak ada perdarahan yang abnormal, biasanya tunggu secra seksama hingga plasenta terpisah.

  Pemijatan sangat tidak dianjurkan. Tanda-tanda plasenta kadang-kadang muncul dalam 1 menit stelah pelahiran neonatus dan biasanya dalam 5 menit. Ketika plasenta telah terlepas, harus ditentukan bahwa uterus berkontraksi baik.

  d. Persalinan kala empat Beberapa jam segera setelah pelahiran adalah masa kritis, dan oleh sejumlah orang disebut sebagai persalinan kala pascapartum sebagai akibat atonia uteri lebih mungkin terjadi pada saat ini. Akibatnya, uterus dan perineum harus sering dievaluasi. (Obstetri Wiliam, 2013).

  3. Mendiagnosa Persalinan Tanda persalinan (Manuaba, 2010. H: 173)

  a. Terjadinya hist persalinan. His persalinan mempunyai ciri khas pinggang terasa nyeri yang mejalar ke depan, sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks, makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah.

  b. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda). His persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran dan pembukaan.

  c. Pengeluaran cairan Terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan.

  Sebagian besar ketubn baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsungg dalam waktu 24 jam.

  4. Perubahan Fisiologis dan Mekanisme dalam persalinan (Sarwono, 2010)

  a. Peruahan bentuk uterus Setiap kontraksi meghasilkan pemanjangan uterus berbentuk

  b. Gaya-gaya pada persalinan Setelah servik berdilatasi penuh, gaya yang paling penting pada proses ekspulsi janin adalah gaya yang dihasilkan oleh tekanan intraabdominal ibu yang meninggi. Gaya ini terbentuk oleh kontraksi otot-oto abdomen secara bersamaan melalui upaya pernapasan paksa dengan glotis tertutup.

  c. Perubahan-perubahan servik Tenaga yang efektif pada kala satu persalinan adalah kontraksi uterus, yang selanjutnya akan menghasilkan tekanan hidrostatik. Ke seluruh selaput ketuban terhadap serviks dan segmen bawah uterus.

  d. Perubahan pada vagina dan dasar panggul Jalan lahir disokong dan secara fungsional ditutup oleh sejumlah lapisan jaringan yang sama-sama membentuk dasar panggul. Struktur yang paling penting adalah m. Levator ani dan fasia yang membungkus permukaan atas dan bawahnya, yang demi praktisnya dapat dianggap sebgai dasar panggul. Mekanisme persalinan (Obstetri William, 2013) a. Engagement Mekanisme ketika diameter biparietal-diameter transversal terbesar pada presentasi oksiput melewati apertura pelvis superior.

  b. Fleksi Setelah kepala yang sedang desensus mengalami hambatan, kemudian terjadi fleksi kepala. Pada gerakan ini, dagu mengalami kontak lebih dekat dengan dada janin, dan diameter suboksipitobregmatikum yang lebih pendek mengganti diameter oksipitofrontalis yang lebih panjang.

  c. Rotasi internal Gerakan ini penting terdiri dari perputaran kepala sedemikian rupa sehingga oksiput secara bertahap bergerak ke arah simfisis pubis di bagian anterior dari posisi awal atau yang lebih jarang, kearah posterior menuju lengkungan sakrum.

  Rotasi internal penting untuk penuntasan persalinan, kecuali bila ukuran janin abnormal kecil.

  d. Ekstensi Setelah rotasi internal, kepala yang berada pada posisi fleksi maksimal mencapai vulva dan mengalami eksternal.

  e. Rotasi eksternal Setelah kepala lahir, dilakukan retitusi jika pada awalnya terarah ke kiri, oksiput berotasi menuju tuber iskiadikum kiri.

  Jika awalnya terarah kekanan, oksiput berotasi kekanan. f. Ekspulssi Hampir segera setelah rotasi eksternal, bahu anterior terlihat dibawah simfisis pubis, dan peineum segera terdistensi oleh bahu posterior. Setelah pelahiran bahu, bagian tubuh lainnya lahir dengan cepat.

  5. Diagnosa banding persalinan anda harud membedakan tidak hanya antara persalinan sejati dan palsu, tetapi juga antara persalinan dan rasa tidak nyaman atau komplikasi yang terlihat atau dapat disalahartikan sebagai persalionan. Komplikasi yang paling terjadi adalah infeksi saluran kemih. Wanita yang mengalami persalinan palsu dapat mengalami rasa tidak nyaman dan keletihan cukup besar akibat kontraksi yang dialami selama berhari-hari kontraksi yang demikian dapat dibedakan dari kontraksi persalinan sejati mengingat pada persalinan palsu, kontraksi tidak mengalami peningkatan frekuensi, durasi, dan intensitas. Nyeri suorapublik, pinggang, dan punggung yang berkaitan dengan infeksi saluran kemih sering kali disalahkan artikan, baik oleh wanita maupun pemeriksa, sebagai gejala persalinan. Kemungkinan salah interpretasi yang lain antara lain frekuensi dan urgensi berkemih akibat infeksi saluran kemih dipersepsikan sebagai akibat tekanan uterus yang membesar pada kandung kemih, terutama jika sudah terjadi lightenig.

  Ketika mencurigai infeksi saluran kemih harus dengan cermat mengkaji riwayat kesehatan wanita , mencakup infeksi saluran kemih sebelumnya demam, menggigil, mual dan muntah, frekuensi berkemih yang sering.

  Rasa sakit yang menyeluruh menjelang akhir kehamilan sering kali dialami, tetapi tidak terbatas pada wanita yang mengalami episode

  6. Asuhan Dalam Persalinan Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir. (Sarwono, 2010) Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakn kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehtan yang tinggi bagi ibu dan bayinya. (Sarwono, 2010) Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selam proses persalinan dan kelahiran bayi. (Sarwono, 2010)

  58 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL

  I. Mengenali gejala dan tanda kala II

  1. Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda Kala Dua

  a. Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran b. Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina c. Perineum tidak menonjol

  d. Vulva dan spingter ani membuka

  II. Menyiapkan pertolongan persalinan

  2. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial baru lahir. Untuk asfiksia Tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi a. Mengelar kain di atas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal bahu bayi b. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.

  3. Memakai celemek plastik

  4. Melepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tisue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

  5. Memakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam.

  6. Memasukan oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).

  III. Memastikan pembukaan lengkap pada keadaan janin baik

  7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.

  a. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang b. Membuang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam

  c. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%

  8. Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. aaila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi.

  9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkantangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.

  10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit).

  a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

  b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.

  IV. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran

  11. Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.

  a. Menunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang

  b. Menjelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar.

  12. Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).

  13. Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran: a. Membimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif

  b. Mendukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai.

  Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama).

  c. Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi d. Menganjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu.

  e. Memberikan cukup asupan cairan per-oral (minum).

  f. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai. g. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1jam) meneran (multigravida).

  14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

  15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm

  16. Meletakan kain bersih yang dilipat sepertiga bagian di bawah bokong ibu

  17. Membuka tutup partuset dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

  18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

  VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI Lahirnya kepala

  19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi depleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untukmeneran perlahan sambil bernafas cepat dan dangkal.

  20. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi. b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong diantara dua klem tersebut

  21. Menunggu kepala bayi melakukan paksi luar secara spontan Lahirnya bahu 22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara bipareatal.

  Anjurkan ibu untuk meneran saat ada kontraksi,. Dengan lembut gerakan arkus pubis dan gerakan ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang Lahirnya badan dan tungkai

  23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan ke arah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah, gunakan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebaelah atas.

  24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukan telunjuk diantara kaki dan peganmg masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)

  VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR

  25. Melakukan penilaian (selintas) :

  a. Apakah bayi menangis kuat dan bernapas tanpa kesulitan?

  b. Apakah bayi bergerak aktif Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap-megap segera lakukan tindakan resusitasi (langkah 25 ini berlanjut ke langkag-langkah prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia).

  26. Mengeringkan dan posisikan tubuh bayi diatas perut ibu

  a. Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya (tanpa membersihkan verniks) kecuali bagian tangan.

  b. Mengganti handuk basah dengan handuk kering

  c. Memastikan bayi dalam kondisi mantap dia atas perut ibu

  27. Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan tak adabayi lain dalam

  28. Memberitahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntikan oksitosin (agar uterus berkontraksi baik)

  29. Dalam waktu bsatu menit setelah bayi lahir, suntukan oksitosin 10 unit (intramuskular) di sepertiga paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).

  30. Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat,( dua meit setelah lahir) pada sekitar 3 cm dari pusar (umbulikus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi talipusatke arah distal (ibu dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama.

  31. Memotong dan pengikatan tali pusat

  a. Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian lakuakn pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) dianatara dua klem tersebut.

  b. Mengikat tali pusat dengan benang DTT /steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang kesisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan dengan simpul kunci.

  c. Melepaskan klem dan masukan ke dalam wadah yang telah disediakan.

  32. Menempatkan bayi untuk melakuakn kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakan posisi bayi tengkurap di dada ibu. Luaruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada sampai perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posoisi lebih rendah dari puting payudara ibu,.

  33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala

  VIII.PENATALAKSANAAN AKTIF KALA TIGA 34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10 cm dari vulva.

Dokumen yang terkait

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR, DAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN PADA NY. A UMUR 29 TAHUN G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 36 MINGGU 1 HARI DI BPM NY. N DESA SIRAU-KEMRANJEN-BANYUMAS TAHUN 2015 - repository perpustakaan

0 0 14

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN FISIOLOGIS, PERSALINAN DENGAN KALA I LAMA, BAYI BARU LAHIR DENGAN MAKROSOMNIA, OBSTIPASI, DAN IKTERIK, NIFAS FISIOLOGIS, DAN KB IUD PADA NY. S UMUR 31 TAHUN G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 6 HARI DI KEMRANJEN -

0 0 16

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS, KELUARGA BERENCANA PADA NY. R UMUR 19 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 5 HARI DI PUSKESMAS II KEMRANJEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 16

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS DAN KB NY.R UMUR 28 TAHUN G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU DI PUSKESMAS SOMAGEDE BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEHAMILAN - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS DAN KB NY.R UMUR 28 TAHUN G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU DI PUSKESMAS SOMAGEDE BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 51

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR DAN NIFAS PADA NY. M UMUR 21 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 39 MINGGU 5 HARI DI PUSKESMAS 2 SOKARAJA BANYUMAS - repository perpustakaan

0 1 18

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA (KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN) PADA NY. M UMUR 30 TAHUN G2P1A0 DI BPM NY.MARTIANA SOKAWERA CILONGOK BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 12

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA (KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN) PADA NY. M UMUR 28 TAHUN G2P1A0 DI BPM NY. MARTIANA SOKAWERA CILONGOK BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 13

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN,PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.R UMUR 30 TAHUN G1 P0 A0 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 4 HARI DI PUSKESMAS SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 13

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS, DAN KELUARGA BERENCANA PADA NY D UMUR 28 TAHUN G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 39 MINGGU DI BPM NY IROH RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA KARYA TULIS ILMIAH

0 0 12