BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Stres - Bella Putri Pertiwi BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Stres Stres adalah interaksi antara organisme atau individu dengan lingkungannya. Pendapat lain mengatakan bahwa stres adalah suatu tekanan yang tidak dapat diatasi

  oleh seseorang, sehingga menimbulkan masalah kesehatan dan perilaku (Menurut Soegijanto Sd yang dikutip oleh Suryanto, 2002).

  Tekanan bisa berasal dari diri sendiri maupun lingkungan atau orang lain. Tekanan dari diri sendiri (internal), misalnya: merasa gagal, tubuh yang tidak sempurna, kemiskinan, perkawinan yang tidak bahagia, dll. Tekanan dari lingkungan atau orang lain (eksternal), misalnya: sikap teman kerja yang tidak kooperatif, tempat tinggal yang tidak nyaman, dll (Zenko, 2010).

2. Tanda-tanda Stres

  a. Merasa : (1) Bingung, cemas, sedih (2) Sering merasa jengkel, marah, uring-uringan (3) Gelisah, tidak berdaya (4) Suasana hati yang cepat berubah (5) Kehilangan minat atau kehilangan semangat

  b. Gejala fisik : (1) Nafas memburu (2) Sakit kepala

  (3) Otot tegang (4) Sembelit (5) Mencret, sariawan atau gangguan kulit (6) Mulut dan kerongkongan kering (7) Sulit tidur atau terlalu nyenyak (8) Letih tanpa sebab yang jelas

  c. Mengalami kesulitan dalam : (1) Memusatkan perhatian/konsentrasi (2) Berpikir jernih (3) Mengambil keputusan

  d. Merasa kehilangan : (1) Minat kerja (2) Minat terhadap hubungan dengan orang lain atau lebih suka menyendiri (Zenko, 2010).

3. Sumber Stres

  Stres yang lengkap, yang meliputi sumber-sumber stimulasi internal dan eksternal, Stres menunjukkan kepada segenap proses, baik yang bersumber pada kondisi-kondisi internal maupun lingkungan eksternal yang menuntut penyesuaian atas organism, yaitu : a. Faktor Eksternal

  Stres juga sering dihubungkan dengan masalah-masalah yang disebabkan oleh kondisi, lingkungan ataupun orang sekitar. Faktor eksternal merupakan penyebab stress yang sangat menentukan. Faktor eksternal yang bagi kebanyakan orang pasti menyebabkan stres. Banyak faktor eksternal yang menyebabkan orang merasa tertekan kalau harus mengalaminya. Berikut ini faktor eksternal, yaitu : (1) Faktor Lingkungan (Enviromental Factor)

  Lingkungan fisik yang tidak jarang menjadi stressor yang serius untuk banyak orang. Faktor lingkungan fisik yang sering membuat stress, adalah : suasana yang sepi, kondisi berantakan, cahaya, ruangan dan ketinggian.

  Penelitian terkait oleh Handoko Setiadji yang berjudul Stres Lingkungan Dalam Penutupan Tambang, kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu Faktor utama yang menyebabkan Stres dan mendorong timbulnya permasalahan di Kota Sawahlunto adalah kehilangan mata pencaharian (tekanan ekonomi) dan situasi politik yang mendukung (euphoria reformasi).

  (2) Faktor Social (Social Factor) Faktor social menyangkut hubungan antar manusia. Hubungan social yang bisa menjadi stressor diantaranya : hubungan keluarga, hubungan pekerjaan, hubungan dengan orang banyak, dan hubungan dengan orang yang bermasalah.

  Penelitian terkait oleh Bayu Ambarwati dan Widaryati yang berjudul Hubungan Dukungan Sosial dengan Stress pada Keluarga Pasien Yang di Rawat Ruang Intensive Care Unit (ICU) RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Kesimpulan yaitu ada hubungan antara dukungan sosial dengan stress pada keluarga pasien yang di rawat ruang ntensive care unit (ICU) RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

  (3) Faktor Lembaga (Institutional Factor) Baik itu masyarakat primitive dengan adat istiadatnya, maupun masyarakat modern dengan berbagai aturan dan perilakunya, lembaga memainkan peranan penting bagi kehidupan setiap individu. Hubungan keduanya saling mempengaruhi. Individu mewarnai lembaga sementara lembaga menjadi struktur yang menentukan kehidupan individu. Sayangnya, banyak seperangkat lembaga yang pada akhirnya menjadi sumber stress yang berat.

  Penelitian terkait oleh Marshellena dan Nur Hidayah yang berjudul Fenomena Culture Shock (Gegar Budaya) Pada Mahasiswa Perantauan Di Yogyakarta.

  Kesimpulan : shock akan dialami oleh setiap mahasiswa perantauan ternyata tidak menimbulkan rasa putus asa, berbagai rasa ketidaknyamanan akibat perbedaan lingkungan sosial budaya yang dialami mahasiswa akan terkikis dengan sendirinya oleh berjalannya waktu.

  (4) Peristiwa Besar (Major Life Events) Peristiwa besar dalam kehidupan bisa menyebabkan stress, terlepas apakah peristiwa itu positif (menyenangkan) atau negative (menyedihkan).

  Artinya setiap peristiwa besar pada hakikatnya adalah stressor. Untungnya stress akibat peristiwa seperti itu biasanya bertahan antara setahun hingga dua tahun saja (jadi berbeda dengan pengalaman traumatis yang bisa berlangsung seumur hidup). Beberapa faktor stress yang berhubungan dengan peristiwa besar kehidupan adalah : menikah, pindah rumah, mempunyai anak atau keluarga, dan tidak ada pekerjaan.

  Penelitian terkait oleh Brahma Hemera yang berjudul Kecemasan Remaja Yang Sering Pindah Rumah, kesimpulan : Dampak yang akan timbul diantaranya dapat menyebabkan frustasi, stress, kecemasan, ketakutan dll, oleh karena itu kecemasan sering berpindah-pindah rumah menjuadi problem. (5) Gangguan Sehari-hari

  Setiap kita menemukan gangguan dalam kegiatan kita. Stres akibat gangguan harian ini ternyata juga membawa berbagai masalah lain, seperti terganggunya relasi dengan orang lain hingga gangguan kesehatan. Faktor penyebab stress akibat gangguan sehari-hari.

  Penelitian terkait oleh Abi Muhlisin dan Ryan Adi Laksono yang berjudul Analisis Pengaruh Faktor Stress terhadap Kekambuhan Penderita Hipertensi di Puskesmas Bendosari Sukoharjo. Kesimpulan : Ada hubungan antara tingkat stress dengan kekambuhan pasien hipertensi di Puskesmas Bendosari Sukoharjo.

  b. Faktor Internal Stres sering dihubungkan dengan perasaan. Stres juga sering dikaitkan dengan pikiran. Ketika menganggap stres sebagai akibat dari perasaan pikiran yang baik dan perasaan pikiran yang buruk, maka kita berbicara stress yang diakibatkan dari diri sendiri atau faktor internal. Beberapa faktor-faktor internal penyebab stres sering ditemukan, yaitu :

  (1) Keturunan (Hereditary) Seorang psikiatri senior dari John Hopkins University School of Medicine di Amerika Serikat, mengatakan walaupun tidak ada jaminan apa yang dimiliki orang tua di turunkan kepada anak-anak, namun stress yang dialami orang tua membuat anak berada pada resiko yang lebih besar untuk juga terkena stress, selanjutnya menjelaskan kalau orang tua yang selalu stress secara tidak sengaja juga mengajarkan anak-anaknya untuk mudah stress ketika menghadapi tantangan hidup. Penelitian terkait oleh Novira Faradina yang berjudul Penerimaan Diri Pada Oraang Tua Yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus.

  Hasil penelitian : Pada subjek AS, memiliki penerimaan diri yang positif karena subyek pasrah dengan keadaan anaknya. Sementara subyek pada RS memiliki penerimaan diri yang negative karena subyek merasa kondisi anaknya tidak sesuai dengan harapan dan subyek merasa malu.

  (2) Kepribadian (Personality Trait) Ada beberapa teori tentang kepribadian. Untuk stress, teori yang relevan ialah teori kepribadian tipe A dan tipe B. Tipe ini member manusia ke dalam dua tipe kepribadian. Tipe A dicirikan dengan watak yang kompetitif, mudah gelisah, mudah marah, tidak sabaran, perfeksionos. Sedangkan tipe B yang ditandai dengan sikap merendah, tenang, santai dan kelihatan lebih menikmati hidup dan tidak terburu-buru. Tipe A dinilai lebih buruk dari pada tipe B, terutama dalam kaitannya dengan penyakit dan stress.

  Penelitian terkait oleh Sutarto Wijono yang berjudul Pengaruh Kepribadian Type A dan Peran Stress Kerja Manajer Madya, kesimpulan : hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian tipe A dan peran berpengaruh sekaligus terhadap stress kerja. (3) Sistem Kepercayaan (Belief System)

  Banyak kepercayaan yang menyebabkan orang menderita stres. Keyakinan bahwa setiap keluarga harus memiliki keturunan akan stress berkepanjangan bagi pasangan yang tidak dikaruniai anak. Keyakinan akan dosa juga membuat orang stress karena telah berbuat dosa (khususnya dosa besar). Soal system kepercayaan ini memang hal yang rumit, tetapi dengan analisa dan introspeksi akan ketahuan bahwa stres yang diderita, salah satunya bisa jadi datang dari system kepercayaan yang dianut. Masalahnya, system kepercayaan tidak mudah untuk dirubah. Bahkan kalau di yakini sebagai kebenaran, hal ini mustahil untuk dirubah.

  Penelitian terkait oleh Margiantari, SE.,MM dkk yang berjudul Stress pada Wanita yang Melakukan Aborsi Akibat Kehamilan Pranikah. Kesimpulan : hasil penelitian kedua subjek merasakan kecemasan dan ketakutan akan efek yang bisa ditimbulkan oleh aborsi. (4) Pengalaman Masa Lalu (Past Experience)

  Tidak semua orang mengalami kehidupan yang mulus rata. Banyak yang suatu waktu dalam hidupnya pernah mengalami hal-hal buruk. Peristiwa yang menyakitkan di masa lalu pada akhirnya menyebabkan trauma dan luka yang berkepanjangan. Pengalaman itu sendiri ada yang ringan ada juga yang berat. Pengalaman pahit masa lalu mendatangkan trauma dan trauma memang membuat stress bahkan ketakutan (Christian, 2005).

  Penelitian terkait oleh Yurika dan Weny yang berjudul Gangguan Stres Pasca Trauma pada Korban Pelecehan Seksual dan Perkosaan. Kesimpulan : untuk penyembuhan gangguan stres pada korban kekerasan atau pelecehan seksual diperlukan baik secara medis maupun psikologis, agar korban tidak merasa tertekan lagi.

4. Cara Mengukur Tingkat Stres

  Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap berat ringannya stres yang dialami seseorang. Tingkatan stres ini bisa diukur dengan skala DASS (Depression Anxiety

  Stress Scale ) 42, terdiri dari 42 item (14 pertanyaan untuk depresi, 14 pertanyaan untuk kecemasan dan 14 pertanyaan untuk stress).

  DASS adalah seperangkat skala subjektif yang dibentuk untuk mengukur status emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres. DASS 42 dibentuk tidak hanya untuk mengukur secara konvensional mengenai stress emosional, tetapi untuk proses yang lebih lanjut untuk pemahaman, pengertian dan pengukuran yang berlaku di manapun dari status emosional, secara signifikan biasanya digambarkan sebagai stres. DASS dapat digunakan baik itu oleh kelompok atau individu dengan tujuan penelitian (Lovibond & Lovibond 1995). Tingkatan stres pada instrument ini berupa normal, ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Psychometric Properties of The Depression

  Anxiety Stress Scales 42 (DASS) terdir dari 42 item, mencakup : a. Skala Depresi terdapat pada pernyataan nomor 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 24, 26, 31, 34, 37, 38, 42

  b. Skala Kecemasan terdapat pada pernyataan nomor 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23, 25, 28, 30, 36, 40, 41

  c. Skala Stres terdapat pada pernyataan nomor 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39

  Skala Stres Normal 0-14 Ringan 15-18 Sedang 19-25

  Berat 26-33 Sangat Berat >34

Tabel 2.1 Skala Stres DASS 14

  Sumber : Lovibond & Lovibond 1995 5.

   Cara mengurangi Stres

  Beberapa cara untuk mengurangi stres ada 2 metode yaitu metode fisik dan metode non fisik. Metode fisik antara lain memelihara kebugaran jasmani, melakukan aktivitas yang menggembirakan, latihan pernafasan, latihan relaksasi, berlibur, memelihara tanaman dan binatang. Sedangkan metode non fisik antara lain melalui pola makan yang sehat dan bergizi, menjalin hubungan harmonis, menghindari kebiasaan jelek, merencanakan kegiatan harian secara rutin, meluangkan waktu untuk diri sendiri (keluarga), menghindari diri dalam kesendirian.

  Individu yang memiliki kebugaran jasmani baik akan terhindar dari stres, karena memiliki kemampuan ambang rangsang psikis yang tinggi terhadap stres. Sebab landasan yang kuat bagi kondisi psikologis individu adalah makanan yang sehat dan bergizi, waktu istirahat yang cukup, dan kebugaran jasmani yang baik. Untuk itu, aktivitas jasmani yang dilakukan secara terprogram, terukur, teratur dan rutin mampu menguraangi potensi serangan stres, selain itu juga mampu memelihara kesehatan jasmani individu (Sukadiyanto, 2010).

  Salah satu kebugaran jasmani adalah senam. Senam atau latihan fisik adalah suatu kegiatan yang meliputi keteraturan aktifitas fisik pada jangka waktu dengan intensitas waktu tertentu (Ansori, 2010). Senam yang dilakukan oleh masyarakat salah satunya adalah senam motera.

B. Stres Pada Ibu 1. Pengertian Ibu Ibu rumah tangga adalah suatu peran yang otomatis diterima seorang wanita.

  Disaat dia mulai berkeluarga. Sekaligus melakukan kegiatan yang berpusat mengurusi, mendidik, melayani, mengatur, mengurus anak dan suami. Sebagian waktunya berada di dalam rumah yang memiliki tanggung jawab yang timbul secara spontan dan tidak dapat diramalkan (Kartono, 2006).

  Ibu yang bekerja adalah ibu yang selain mengurus rumah tangga juga memiliki tanggung jawab di luar rumah baik di kantor, yayasan atau wiraswasta dengan kisaran waktu 6 jam sampai 8 sehari, sedangkan ibu yang tidak bekerja adalah ibu yang tinggal di rumah dengan melakukan tugas-tugas rumah tangga sehari-hari, sehingga waktunya banyak digunakan untuk keluarga (Munandar dalam Mufidah, 2009).

  Ihromi (dalam Vitarini, 2009) menyatakan bahwa jumlah wanita pencari kerja akan semakin meningkat di wilayah dunia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2012, partisipasi perempuan dalam lapangan kerja meningkat signifikan. saat ini ada 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Itu artinya, jumlah pekerja perempuan hampir sama besarnya dengan pekerja laki-laki. Pada saat yang sama perempuan juga menemukan kebebasan untuk tetap menjalankan perannya sebagai ibu., Ihromi menambahkan kemungkinan penyebab terjadinya peningkatan jumlah pekerja perempuan adalah adanya unsur keterpaksaan yang harus dijalani kaum perempuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

2.Peran Istri/Ibu

  Peran istri yaitu untuk mendampingi suami serta dapat memberikan dukungan secara moral dan spiritual ini terkait bahwa sekuat-kuatnya suami pasti akan mengalami suatu keadaan dimana suami merasa jatuh, bahkan membantu dalam mengambil keputusan.

  Peran istri juga melayani suami serta memanajemen keuangan dalam keluarga, dan mampu mengurus keluarga bahkan ketika telah mempunyai anak sehingga menjadi seorang ibu. Peran ibu berpengaruh besar dalam keluarga, karena ibu merupakan awal sosialisasi bagi anak sejak di lahirkan, dimana ibu menempati posisi kunci di dalam mendidik dan mengasuh anak. Ibu bisa menjadi tempat untuk bersandar bagi anak-anaknya bahkan bisa menjadi pusat pendidikan dan panutan bagi anak, sehingga anak menjadi merasa nyaman dengan ibu (Havighurst dalam Hurlock, 2003).

3.Sumber-sumber stress yang mempengaruhi ibu

  Menyebutkan tiga sumber stres yaitu diri sendiri, keluarga, komunitas dan lingkungan.

C. Senam Tera dan Senam Motera 1. Senam Tera Berbagai strategi penanganan stres dapat dilakukan dengan banyak cara.

  Penanganan yang tepat akan membantu mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat stres. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres, salah satunya dengan melakukan olahraga (Hawari 2008).

  Olahraga yang sesuai yaitu olahraga senam tera, senam tera singkatan dari terapi (memulihkan kesehatan). Team evaluasi banyak menemukan mujizat- menyaksikan orang sakit yang melakukan senam tera menjadi lebih cepat sembuh. Gerakan- gerakan di senam pernafasan Tera (Tai Chi) berupa gabungan gerakan melingkar, menyeimbangkan dan mengubah berat tubuh, teknik pernafasan, serta memfokuskan kesadaran internal. Kombinasi gerak-gerakan tersebut terbukti membantu mengatasi masalah kesehatan seperti hipertensi, gangguan otot, tulang, sendi-sendi, diabetes, peradangan otot dan jaringan penghubung serta mengurangi orang-orang yang terganggu masalah tidur dan stres. Karena latihan tersebut dapat meningkatkan parameter penting dari kualitas hidup. Dengan adanya pernafasan tera (tai chi) para pasien memiliki pilihan latihan pernafasan, menenangkan pikiran dan berolahraga secara benar (Santoso, 1990).

  Senam pernafasan tidak berbeda jauh dengan meditasi, senam pernafasan memiliki keuntungan berupa meditasi. Relaksasi merupakan salah satu treatment untuk menurunkan stres yang telah diteliti oleh Henny Regina Salve dan Hendro Prabowo dari Pasca Sarjana Universitas Gunadarma dengan judul Tritment Meta Music Untuk Menurunkan Stres, hasilnya treatment tersebut dapat menurunkan stres.

  Ada macam-macam bentuk dari terapi relaksasi diantaranya : relaksasi otot, relaksasi indera, relaksasi melalui hipnosa, yoga dan meditasi.

  Pelatihan relaksasi adalah salah satu usaha untuk mengajarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk mencapai suatu keadaan yang rileks, dan akan mempengaruhi kondisi seseorang (Suryaningsih, 2006). Salah satu teknik relaksasi yang dapat dilatihkan kepada seseorang adalah yang dikembangkan oleh Davis, Keith dan Newstrom (1993), menyatakan berdasarkan atas relaksasi progresif, pernafasan, meditasi, visualisasi, hipnose, otogenik, penghentian pikiran, dan penyangkal ide-ide irasional. Menurut Benson dan Proctor (2000), respon relaksasi adalah suatu respon yang efektif untuk melawan ketegangan-ketegangan dan gangguan lain yang menyertai stres dengan cara memutuskan daur kecemasan. Respon relaksasi ini akan membuat jiwa menjadi tenteram, dengan ketenteraman jiwa akan menjadikan tubuh menjadi seimbang. Keseimbangan di dalam tubuh yang disebabkan ketenteraman jiwa itu akan menggerakan suatu mekanisme internal di dalam tubuh untuk menyembuhkan gangguan yang diakibatkan oleh stres.

2. Senam Motera

  Senam Motera atau disebut juga dengan modifikasi tera yaitu cara mengubah senam tera yang kurang menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya.

  Gerakan modifikasi yang pertama yaitu senam membawa peralatan memasak dari bahan plastik contohnya piring plastik, centong plastik, sendok/garpu plastik, baskom plastik, spatula pastik, serok plastik dan kemudian talenan kecil dari bahan kayu, cobek dari bahan kayu, dan lain-lain (peralatan yang terbuat dari bahan yang aman dan tidak membahayakan), gerakan modifikasi tersebut diciptakan agar para ibu lebih mengerti akan perannya sebagai ibu rumah tangga yaitu memasak.

  Gerakan modifikasi yang kedua yaitu ibu-ibu membawa mainan anak, topi anak serta tas anak yang bergambar kartun, gerakan modifikasi tersebut diciptakan agar para ibu lebih mengerti akan perannya sebagai mengurus anak.

  Gerakan modifikasi yang ketiga yaitu ibu-ibu mengenakan pakaian kerjanya atau pakaian kerja suaminya, seperti contoh ibu yang mempunyai suami polisi atau TNI ketika senam mengenakan topi polisi atau topi TNI milik suaminya, gerakan modifikasi tersebut diciptakan agar para ibu mengerti akan perannya sebagai ibu yang bekerja serta ibu yang mendukung dan mengurus suami.

  Tujuan Senam Motera hampir sama dengan Senam Tera, tetapi senam motera lebih mengutamakan identitas sebagai peran ibu masing-masing, dan senam motera ini dapat membuat ibu menjadi tertawa karena membawa pelatan-peralatan serta menertawakan diri maupun ibu-ibu lainnya yang sedang senam membawa peralatan lainnya.

  Dengan melakukan senam motera maka ibu-ibu akan menertawakan dirinya maupun ibu-ibu lainnya yang sedang melakukan senam motera sebab ibu-ibu menggunakan properti seperti alat-alat dapur, topi anak, tas anak serta topi TNI atau polisi, sehingga senam motera ini selain berfungsi untuk kesehatan jasmani juga ada perpaduan terapi tertawa.

  Tertawa adalah ekspresi jiwa atau emosional yang diperlihatkan melalui raut wajah dan bunyi-bunyian tertentu. Tertawa secara fisiologis dapat dibagi menjad dua, yaitu satu set gerakan dan produk suara (Muhammad, 2011).

  Tertawa merupakan tindakan yang sehat dan memberi tambahan oksigen bagi sel dan jaringan. Sebaliknya, merasa dan berperilaku murung mengakibatkan pengurangan oksigen dalam darah. Sel-sel darah menjadi lapar dan ksosng, menghasilkan depresi, kecemasan, kemarahan bahkan stres (Plutchik, 2002). Otak yang dialiri darah beroksigen tinggi akan bekerja lebih baik dari pada saat kekurangan oksigen.

  Menurut Dr. Lee Berk (Terapi Tawa, 2010) seorang imunolog dari Loma Linda University di California USA, tertawa bisa mengurangi peredaran dua hormone dalam tubuh, yaitu efinefrin dan kortisol (hormone yang dikeluarkan ketika stress) yang dikeluarkan oleh hipotalamus. Jika kedua hormone tersebut dikeluarkan maka bisa menghalangi proses penyembuhan penyakit. Jadi dalam keadaan bahagia ataupun tertawa, maka hipotalamus akan mengeluarkanhormon endorpine, yang berfungsi mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kekebalan tubuh.

  Hasil-hasil penelitian ilmiah terbaru memperlihatkan bahwa kebahagiaan bukan hanya terletak dalam pikiran, tetapi terkandung dalam otot-otot dan hormone. Tindakan menggerakan otot-otot wajah membentuk ekspresi yang berkaitan dengan kesukacitaan dapat menghasilkan efek positif yang berdampak pada sistem saraf.

  Paul Ekman peneliti utama dalam bidang ini, meyakini bahwa mekanika gerakan otot-otot wajah sangat berkaitan dengan sistem saraf otonom, yang mengatur denyut jantung, pernafasan dan fungsi-fungsi yang tidak bisa dikendalikan secara sadar (Terapi Tawa, 2010).

3. Gerakan dan Manfaat Senam Motera

  a. Tujuan Utama Gerakan Peregangan (1) Dorong tangan ke atas

  Tujuan :Meregangkan otot lengan dan otot badan (2) Dorong tangan ke kiri

  Tujuan :Meregangkan otot lengan dan otot badan sebelah kanan (3) Dorong tangan ke kanan

  Tujuan :Meregangkan otot lengan dan otot badan sebelah kiri (4) Dorong tangan ke depan Tujuan :Meregangkan otot lengan dan otot bahu (5) Rentang ke samping

  Tujuan :Meregangkan otot lengan kea rah samping (6) Angkat siku rapat

  Tujuan :Meregangkan otot perut dan punggung (7) Buka ke belakang

  Tujuan :Meregangkan otot dada dan belikat

  (8) Putar ke kiri Tujuan :Meregangkan otot leher dan otot badan/pinggang

  (9) Putar ke kanan Tujuan :Meregangkan otot leher dan otot badan/pinggang

  (10) Bungkuk lengan ke atas Tujuan :Meregangkan otot betis belakang dan otot bahu

  (11) Lenturkan Badan Tujuan :Meregangkan otot leher, otot badan dan otot perut

  (12) Tekuk lutut ke kiri Tujuan :Meregangkan otot paha kanan bagian dalam

  (13) Tekuk lutut ke kanan Tujuan :Meregangkan otot paha kiri bagian dalam

  (14) Lutut kiri ke depan Tujuan :Meregangkan otot betis kanan bagian belakang

  (15) Lutut kanan ke depan Tujuan :Meregangkan otot betis kiri bagian belakang

  (16) Putar pinggul kiri Tujuan :Melemaskan otot dan persendian di sekitar pinggul

  (17) Tekuk lutut rapat :Melemaskan otot dan persendian di sekitar lutut, lengan dan tungkai Aba-aba :Selesai Lemaskan otot b. Tujuan Utama Gerakan Persendian (1) Menolehkan Kepala Tujuan :Melemaskan persendian leher (2) Menundukkan kepala Tujuan :Melemaskan persendian leher (3) Memiringkan kepala Tujuan :Melemaskan persendian leher (4) Memutar kepala Tujuan :Melemaskan persendian leher (5) Lengan ke depan Tujuan :Melemaskan pergelangan tangan (6) Telapak tangan ke arah badan Tujuan :Melemaskan pergelangan tangan (7) Telapak tangan ke depan Tujuan :Melemaskan pergelangan tangan (8) Memutar bahu ke depan Tujuan :Melemaskan persendian bahu (9) Memutar bahu ke belakang Tujuan :Melemaskan persendian bahu (10) Membusungkan dada Tujuan :Melemaskan persendian bahu/belikat (11) Telapak tangan ke bawah Tujuan :Melemaskan pergelangan tangan di depan dada

  (12) Rentangkan tangan Tujuan :Melemaskan pergelangan tangan di sqmping badan (13) Mendorong tangan ke atas Tujuan :Melemaskan persendian lutut, bahu dan tangan (14) Memutar pinggang Tujuan :Melemaskan pinggang dan tangan (15) Bermain piano Tujuan :Melemaskan pergelangan tangan (16) Kaki kiri ke depan Tujuan :Memutar pergelangan tangan (17) Kaki kiri ke belakang Tujuan :Memutar pergelangan tangan (18) Mengangkat lutut Tujuan :Melemaskan persendian kaki, lutut, pinggang, pinggul dan lengan (19) Tumit ke depan Tujuan :Melemaskan pergelangan punggung dan bahu, kaki (20) Kaki ke samping Tujuan :Melemaskan pergelangan tangan, bahu, kaki, pinggang (21) Kaki ke belakang Tujuan :Melemaskan persendian punggung dan bahu, jari kaki (22) Tangan dilipat Tujuan :Melemaskan persendian siku, jari kaki, pinggang dan punggung (23) Bertepuk tangan

  Tujuan :Melemaskan persendian punggung, siku, jari, kaki, pinggang (24) Tumit diangkat Tujuan :Melemaskan persendian jari kaki dan bahu keseimbangan badan (25) Jalan di tempat Tujuan :Merupakan tahap pemulihan dan meningkatkan semangat untuk kegiatan lanjutan c. Gerakan, Imajinasi dan Manfaat pada Pernapasan Lanjutan Senam Tera

  Indonesia

  1A Mengatur Napas (1) Bangkit Mengangkat Lengan

  (a) Imajinasi :Melihat dan menyambut terbitnya sang surya, dengan riang gembira, penuh semangat dan keyakinan bahwa segala sesuatu pasti lebih baik dari kemarin

  (b) Manfaat :Memperlancar saluran pernafasan, paru-paru menambah sirkulasi darah di kepala/otak, liver, limfa dan lambung.

  (c) Cocok bagi pengidap :Penyakit tekanan darah tinggi, jantung, liver/hati dan lemah syaraf.

  (2) Memutar Langit (a) Imajinasi :Membayangkan kincir berputar, arahnya sesuai dengan gerakan tangan kita.

  (b) Manfaat :chi (Qi) lebih banyak mengalir dan berputar pada meridian Tu (dibelakang) dan Ren (dibelakang).

  (c) Cocok bagi pengidap :Penyakit lambung, usus, Liver/hati dan ginjal.

  (3) Nyiur Melambai (a) Imajinasi :Membayangkan nyiur melambai bagaikan tarian yang indah (b) Manfaat :Menghilangkan pegal-pegal dan perasaan kaku pada otot-otot pinggang, mempertinggi daya kerja ginjal

  (c) Cocok bagi pengidap :Penyakit jantung, pencernaan dan lemah syaraf (4) Menyelam Laut

  (1) Imajinasi :Mengambil suatu barang/benda yang bagus dan menjadi kesayangan (2) Manfaat :Menurunkan tekanan darah tinggi, mengurangi susah tidur, mengurangi kaki terasa dingin (kekurangan peredaran darah pada kaki)

  (3) Cocok bagi pengidap :Sakit pinggang, paha dan kaki, pengidap yang mengalami timbunan lemak dipinggang dan perut (5) Merentang Jala

  (a) Imajinasi :Menjala ikan dengan jala yang indah bentuk dan warnanya (b) Manfaat :Melatih paru-paru agar volume penarikan udara dapat lebih besar, memperbaiki system pencernaan

  (c) Cocok bagi pengidap :Penyakit lemah syaraf, lambung, usus, syaraf perasa dan asma (6) Menunjuk Jala

  (a) Imajinasi :Menunjuk kearah angin yang lewat menuju ketempat nan indah (b) Manfaat :Menghilangkan pegal-pegal/perasaan kaku pada otot- otot pinggang, mempertinggi daya kerja ginjal (c) Cocok bagi pengidap :Penyakit lemah syaraf, komplikasi di leher dan persendian bahu

  (7) Menghentak Kaki (a) Imajinasi :Membayangkan kita semasa kanak-kanak sedang bermain (b) Manfaat :Meningkatkan kemampuan mengendalikan keseimbangan badan, baik waktu berjalan maupun berdiri (juga mampu dengan sebelah kaki) sampai lanjut usia, menghilangkan pegal-pegal pada punggung dan pinggang

  (c) Cocok bagi pengidap :Penyakit gangguan system pembuangan air seni dan wasir (8) Menyalami Rembulan

  (a) Imajinasi :Membayangkan di bawah pohon beringin yang indah serta memberikan kesejukan (b) Manfaat :Mencegah tekanan darah tinggi dan susah tidur

  (c) Cocok bagi pengidap :Penyakit jantung, darah tinggi, lemah syaraf, syaraf perasa dan susah tidur/ketegangan (9) Meraih Telapak

  (a) Imajinasi :Memasang dan membuka /merentangkan kain tirai yang indah dan menyegarkan pikiran (b) Manfaat :Memperkuat daya kerja organ pencernaan (c) Cocok bagi pengidap :Penyakit usus, jantung koroner, lemah syaraf

  (10) Menarik Busur (a) Imajinasi :Membayangkan suasana gembira saat mengikuti lomba panah dengan keyakinan bidikan panah akan tepat kena sasaran

  (b) Manfaat :Memperkuat daya kerja organ pencernaan (c) Cocok bagi pengidap :Penyakit usus, jantung koroner, lemah syaraf

  (11) Menjelajah Laut (a) Imajinasi :Bermain main dibawah hembusan angina (b) Manfaat :Memperkuat daya kerja hati dan limfa, menghilangkan pegal pada otot punggung, serta susah tidur (c) Cocok bagi pengidap :Penyakit radang hati, paru-paru, dan syaraf diantara tulang iga, lemah syaraf

  (12) Ombak Berayun (a) Imajinasi :Membayangkan riak tenang di danau yang indah

  (b) Manfaat :Menenangkan pikiran, mempunyai pengaruh mengurangi kesakitan jantung (c) Cocok bagi pengidap :Telapak tangan suka berkeringat

  (13) Memutar Bola (a) Imajinasi :Bermain bola semasa kanak-kanak (b) Manfaat :Memperkuat daya kerja limfa dan ginjal, dapat menghilangkan pegal-pegal pada otot pinggang dan punggung serta dapat membantu menghilangkan lemak di pinggang

  (c) Cocok bagi pengidap :Sakit pinggang, punggung otot, paha, sendi bahu dan leher (14) Memeluk Rembulan

  (a) Memetik sang bulan purnama yang indah serta merangkulnya dalam suasana romantic (b) Manfaat :Menenangkan pikiran, merangsang perasaan gembira dan bahagia, serta menghimpun tenaga Qi di Tan

  Tien (tanki Qi) (c) Cocok bagi pengidap :Lemah syaraf, penyakit perempuan dan lemah seks, baik bagi lelaki maupun perempuan

  (15) Membentang Sayap (a) Imajinasi :Seakan-akan tangan mencapai pada mega yang indah

  (b) Manfaat :Membantu menghilangkan ketegangan pikiran, kepala pusing, kepala merasa bengkak/gembung/membesar, lemah syaraf, syaraf perasa

  (c) Cocok bagi pengidap :Penyakit kepala (pusing dan berat/tertekan), lemah syaraf dan syaraf perasa (16) Mengayun Tinju

  (a) Imajinasi :Bermain bola dan menggulingkan dua buah bola yang indah (b) Manfaat :Baik sekali untuk kesehatan telinga (c) Cocok bagi pengidap :Penyakit paru-paru, sesak dada, liver, jantung, persendian dan lemah syaraf

  (17) Menghimpun tenaga (a) Imajinasi :Memutar-mutarkan nampi yang berisi beras (b) Manfaat :Mempertinggi kapasitas ginjal, membantu menyembuhkan penyakit syaraf lemah, dan penyakit pria/wanita

  (c) Cocok bagi pengidap :Penyakit pada organ pencernaan, liver, ginjal, kantung kemih dan prostat (18) Meredakan Nafas

  (a) Imajinasi :Melepaskan semua konsentrasi pada gerakan yang telah kita lakukan tadi. Dengan perasaan lega dan damai kita mengakhiri latihan

  (b) Manfaat :Menghimpun Qi kembali ke Tan Tien serta menenangkan pikiran (c) Cocok bagi pengidap :Penyakit tekanan darah tinggi, lambung dan jantung koroner, usus

  (19) Menghangatkan Telapak Tangan (a) Harus dilakukan dengan senyuman sebagai ungkapan perasaan gembira (b) Gosok tangan, sampai hangat usap ke muka dan membayangkan seakan-akan dikedua telapak tangan ada sesuatu yang dapat membuat muka kita bertambah cerah

  (c) Manfaat :Menambah sirkulasi darah dan mempertinggi metabolism pada sel-sel kulit dan otot-otot di muka, serta membantu memperlambat datangnya keriput di muka sehingga kita terlihat lebih cerah dan awet muda (Suprapto, 2009). Dengan berolahraga seperti senam motera, dapat menurunkan hormon norepinephrine dan hormone epinephrine serta menghasilkan hormone endorphin yang selanjutnya berdampak akan muncul dan membawa rasa nyaman, senang dan bahagia karena hormon endorphin merupakan hormone bahagia.

  Hal ini sesuai dengan pernyataan teori yang disampaikan oleh Haruyama (2013) yang menyatakan bahwa latihan fisik mampu mengeluarkan endorphin dalam jumlah yang lebih banyak. Selain itu diperkuat oleh Harry (2007) yaitu dengan adanya gerakan yang berulang-ulang, tubuh manusia juga menghasilkan hormone endorphin.

  Endorpin adalah neuropeptide yang diproduksi di otak dan susunan syaraf tulang belakang yang dapat berfungsi sebagai obat penenang alami serta memberikan rasa senyuman. Terbukti dengan olahraga/senam dapat meningkatkan kadar b-

  

endorpin empat sampai lima kali di dalam darah. Sehingga, semakin banyak

  melakukan olahraga maka akan semakin tinggi pula kadar b-endorpin. Ketika melakukan olahraga/senam, maka b-endorpin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor di dalam hypothalamus dan system limbic yang berfungsi untuk mengatur emosi. Peningkatan b-endorpin terbukti berhubungan erat dengan penurunan rasa nyeri, tekanan darah dan pernapasan.

  Dalam hal ini rileksasi nafas juga mampu mengeluarkan Endorpin jika seseorang mampu mencapai keadaan dimana dirinya benar-benar dalam keadaan rileks, hal ini didukung oleh pernyataan Haruyama (2013) yang menyatakan bahwa latihan nafas dalam mampu memberikan efek yang besar di seluruh tubuh dengan keluarnya Endorpin pada keadaan dimana seseorang dalam keadaan benar-benar nyaman dan relaks. Oleh karena pencapaian keadaan relaks itu lebih susah, bisa menjadi pemicu kurangnya jumlah Endorpin yang dikeluarkan oleh tubuh.

  Olahraga rutin memiliki banyak manfaat bagi tubuh seperti mencegah penyakit, menjaga berat badan dan menurunkan stres. Seseorang yang berolahraga akan terlihat lebih rileks dan ceria karena ketika berolahraga tubuh menghasilkan hormon endorfin yang memicu rasa senang dan nyaman dalam tubuh. Hormon ini juga memiliki efek melawan hormon stres yaitu kortisol. Sehingga seseorang yang rutin berolahraga lebih tahan terhadap stres baik fisik maupun emosional (Suryanto 2011).

D. Kerangka Teori 4. KERANGKA KONSEP

  Faktor Internal :

  Inte rve nsi S ena m Mote ra

  Senam Motera Tingkat stres pada ibu-ibu

  (Christian, 2005) Tingkat stres pada ibu-ibu

  4. Pengalaman Masa Lalu

  3. Sistem Kepercayaan

  2. Kepribadianl

  1. Keturunan

Gambar 2.2 Kerangka Teori E.

   Kerangka Konsep

  4. Peristiwa Besar

  3. Faktor Lembaga

  2. Faktor Sosial

  1. Faktor Lingkungan

  Faktor Eksternal :

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

  Variabel Bebas Variabel terikat

  5. Gangguan Sehari- hari (Christian, 2005)

F. Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas dapat dirumuskan suatu Hipotesis penelitian ini yaitu : Ha : Senam Motera efektif terhadap penurunan tingkat stress pada ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas paduraksa pemalang Ho : Senam Motera tidak efektif terhadap penurunan tingkat stres pada ibu-ibu di wilayah kerja puskesmas paduraksa pemalang