IMPLIKASI PERATURAN PEMERINTAH NO. 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DAN RELEVANSINYA TERHADAP NAFKAH KELUARGA (STUDI KASUS PADA BURUH PT. PERTAMINA PATRA NIAGA DEPOT PANJANG) - Raden Intan Repository

IMPLIKASI PERATURAN PEMERINTAH NO. 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DAN RELEVANSINYA TERHADAP NAFKAH KELUARGA (STUDI KASUS PADA BURUH PT. PERTAMINA PATRA NIAGA DEPOT PANJANG) SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH) Dalam Ilmu Syari’ah

  Oleh: Nama :

  Amar Ma’ruf NPM : 1421010021

  Jurusan : Ahwal As-Syakhsiyyah Pembimbing 1 : Prof. Dr. H. Moh Mukri, M.Ag.

  Pembimbing 2 : Relit Nur Edi, S.Ag., M.Kom. I.

  FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN LAMPUNG 2018

  

ABSTRAK

  

IMPLIKASI PERATURAN PEMERINTAH NO. 78 TAHUN 2015

TENTANG PENGUPAHAN DAN RELEVANSINYA

TERHADAP NAFKAH KELUARGA

(Studi Kasus Pada Buruh PT. Pertamina Patra Niaga Depot Panjang)

Oleh :

  

Amar Ma’ruf

  Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan merupakan peraturan pelaksana dari UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang fokus membahas terkait mekanisme penetapan upah bagi para buruh, dengan adanya peraturan tersebut, banyak dari kalangan buruh menolak pemberlakuan Peraturan tersebut karena buruh menganggap peraturan tersebut merupakan politik upah murah yang sangat merugikan para buruh termasuk buruh yang bekerja di PT. Pertamina Patra Niaga Depot Panjang.

  Permasalahan yang di amati dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan Bagaimana pola penetapan upah menurut Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan, penerapan dan dampak dari diberlakukannya Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan di PT. Pertamina Patra Niaga Depot Panjang.

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengkaji pola penetapan upah menurut Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2015 tentang pengupahan, untuk menganalisis penerapan dan dampak terhadap nafkah keluarga dari Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan di PT. Pertamina Patra Niaga Depot Panjang..

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan, yang mana data yang digunakan adalah berdasarkan pada data yang didapat dari PT. Pertamina Patra Niaga Depot Panjang dan wawancara terhadap Buruh. dan didukung juga dengan Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan. Untuk teknik pengumpulan data yakni dengan observasi, interview dan dokumentasi. Teknik pengolahan data dilakukan dengan cara : editing, pemaknaan data, rekontruksi data dan sistematika data. Adapun dalam menganalisis data menggunakan teknik berfikir induktif dan dengan analisa kualitatif.

  Hasil dari penelitian ini yaitu Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan yakni pola penetapan upah menurut Peraturan Pemerntah No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan dianggap tidak Objektif engan melihat survey Kebutuhan Hidup Layak, dan tentunya menimbulkan dampak terhadap pemenuhan nafkah didalam keluarga para buruh di PT. Pertamina Patra Niaga Depot Panjang.

  MOTTO ٍضاَرَ ت ْنَع ًةَراَجِت َنوُكَت ْنَأ َّلَِإ ِلِطاَبْلاِب ْمُكَنْ يَ ب ْمُكَلاَوْمَأ اوُلُكْأَت َلَ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي ۚ ۚ اًميِحَر ْمُكِب َناَك َوَّللا َّنِإ ْمُكْنِم ْمُكَسُفْ نَأ اوُلُ تْقَ ت َلََو Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (Q.S An- nisa:29)

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan dan dedikasikan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur dan terimakasih yang mendalam kepada:

  1. Kepada keluarga tercinta, Bapak Anwaruddin dan Ibu Siti Aliyah serta Kakak-kakakku (Solihin Arifin, Abdul Azis, Nur Malihah) yang saya sayangi, terimakasih atas cinta, kasih sayang, dukungan, motivasi serta do’a kalian yang selalu membangkitkan dan menguatkan disetiap waktu dalam tujuan saya menuntut ilmu.

  2. Kepada Bule Baitiyah selaku saudara yang selama ini memfasilitasi tempat tinggal selama penulis menuntut ilmu di UIN Raden Intan Lampung.

  3. Kepada kawan-kawan seperjuangan, kawan-kawan kelas A Jurusan Ahwal Al-Syakhsiyyah yang selalu memberikan semangat.

RIWAYAT HIDUP

  Amar Ma’ruf lahir di Jatirejo, 28 Maret 1995 yang merupakan anak terakhir dari empat bersaudara, putra dari pasangan Bapak Anwaruddin dan Ibu Siti Aliyah yang berasal dari Jatrejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu. Menempuh pendidikan pertama di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Munawwaroh Jatirejo dan lulus pada tahun 2007, melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Ambarawa lulus pada tahun 2010, dan melanjutkan lagi pendidikan di MAN Pringsewu dan lulus pada tahun 2013, kemudian melanjutkan lagi pendidikan strata satu (S1) di perguruan tinggi UIN Raden Intan Lampung pada Tahun 2014 dengan mengambil Jurusan Ahwal Al-Syakhsiyyah di Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirahmanirrahim

  Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya berupa ilmu pengetahuan, petunjuk dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul

  “Implikasi Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan dan Relevansinya Terhadap Nafkah Keluarga (Studi Kasus Pada Buruh PT. Pertamina Patra Niaga Depot Panjang)

  ” ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan juga keluarga, sahabat, serta para pengikut berliau.

  Skripsi ini ditulis merupakan bagian dan persyaratan untuk menyelesaikan studi pendidikan program Strata satu (S1) di Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H).

  Atas terselesaikannya skripsi ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang turut berperan dalam proses penyelesaiannya. Secara rinci penulis ucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag selaku rektor Universitas Islam Raden Intan Lampung sekaligus menjadi Pembimbing 1.

2. Bapak Dr. Alamsyah, S.Ag., M.Ag selaku dekan Fakultas Syari’ah UIN

  Raden Intan Lampung yang senantiasa tanggap terhadap masalah-masalah akademik mahasiswa.

  3. Bapak Marwin, S.H., M.H selaku ketua Jurusan Ahwal Al-Syakhsiyyah Fakultas

  Syari’ah UIN Raden Intan Lampung sekaligus memberikan bimbingan selama masa studi.

  4. Bapak Relit Nur Edi, S.Ag., M.Kom.I yang senantiasa memberikan kritik, saran dan arahan hingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

  5. Keluarga besar Ahwal Al-Syakhsiyyah Kelas A angakatan 2014.

  Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, hal tersebut dikarenakan adanya keterbatasan waktu, dana, kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kepada para pembaca kiranya dapat memberikan masukan dan saran-saran guna melengkapi hasil penelitian ini.

  Penulis berharap hasil penelitian tersebut akan menjadi sambungan yang berarti dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu ke Islaman di abad modern ini.

  Bandar Lampung, 4 Juni 2018 Penulis, Amar Ma’ruf NPM. 1421010021

  DAFTAR ISI Halaman

  COVER DALAM .......................................................................................... i ABSTRAK ................................................................................................. ii PERSETUJUAN ........................................................................................ iii PENGESAHAN ......................................................................................... iv MOTTO ..................................................................................................... v PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi RIWAYAT HIDUP ................................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................... viii DAFTAR ISI .............................................................................................. x

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Penegasan Judul ................................................................

  B.

  2 Alasan Memilih Judul .......................................................

  C.

  3 Latar Belakang Masalah ....................................................

  D.

  6 Rumusan Masalah .............................................................

  E.

  6 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................

  F.

  7 Metode Penelitian ..............................................................

  G.

  10 Metode Pengumpulan Data……………………………… H.

  12 Metode Pengolahan Data……………………………….

  I.

  12 Metode Analisis Data…………………………………….

  BAB II PEMBAHASAN A. Pengupahan Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 1.

  13 Pengertian Upah .........................................................

  2.

  19 Dasar Hukum Upah ..................................................

  3.

  21 Hubungan Kerja .......................................................

  4. Pembayaran Upah dan Sistem Pengupahan...................................................................

  22 ........

  5.

  25 Pola Penentuan Upah Menurut Peraturan Pemerintah

  27 No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan…………… 6. Mekanisme dalam Penentuan Upah B.

  Pengupahan Menurut Hukum Islam 1.

  28 Pengertian Upah.........................................................

  2.

  37 Dasar Hukum Upah..................................................

  3.

  38 Rukun dan Syarat Upah..........................................

  4.

  40 Metode Penentuan Upah...........................................

  5.

  42 Hubungan Kerja Dalam Islam……………………….

  C.

  Teori Kesejahteraan Keluarga 1.

  47 Teori Kesejahteraan Sosial dan Ekonomi…………..

  2.

  51 Komponen Kebutuhan Hidup Layak………………..

  3.

  53

  BAB III HASIL PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan 1.

  60 Pertamina Pada Era Penjajahan …………………....

  2. Pertamina Era Perjuangan-Pasca Proklamasi Kemerdekaan

  63 ....................................................................

  3.

  65 Pertamina Dalam Integrasi Pengelolaan Minyak dan Gas ........................................................................

  66 4. Pertamina Menjadi Tonggak Minyak dan Gas…….

  5.

  67 Pertamina Menjadi Perusahaan Energi Nasional Ke

  69 las Dunia…………………………………………

  6.

  72 Anak Usaha Pertamina…………………………….

  B.

  73 Profil Perusahaan…………………………………… C.

  74 Visi Misi dan Tata Nilai PT. Pertamina (PERSERO)..

  D.

  Jam Kerja…………………………………………….

  E.

  74 Sistem Upah di PT Pertamina Patra Niaga Depot Pan jang………………………………………………

  BAB IV ANALISIS A. Pola Penetapan Upah Menurut Peraturan Pemerintah No.

  78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan dan Relevansinya Terhadap Nafkah Keluarga

  76 ……......................................

  B.

  Penerapan Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan di PT Pertamina Patra Niaga Depot

  78 Panjang……………………………................................

  C.

  Dampak Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan dan Relevansinya Terhadap Nafkah Keluarga

  83 ……................................................................

  BAB V PENUTUP A.

  85 Kesimpulan ........................................................................

  B.

  87 Saran .................................................................................. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebagai kerangka awal untuk menghindari kesalahpahaman pembaca

  dalam memahami isi skripsi ini, maka secara singkat terlebih dahulu penulis akan menguraikan dan menjelaskan istilah-istilah dari judul ini. Adapun judul yang dibahas adalah Implikasi Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun

  2015 Tentang Pengupahan dan Relevansinya Terhadap Nafkah Keluarga (Studi Pada Buruh di PT. Pertamina Patra Niaga Depot Panjang). Judul

  tersebut terdiri dari beberapa istilah pokok, yaitu sebagai berikut:

  Implikasi adalah akibat langsung yang terjadi karna suatu hal,

  1

  misalnyapenemuan atau hasil penelitian . Suatu konsekuensi atau akibat langsung dari hasil penemuan suatu penelitian ilmiah. Pengertian lainnya dari implikasi menurut para ahli adalah suatu kesimpulan atau hasil akhir temuan atas suatu penelitian.

  Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 adalah peraturan perundang-

  undangan diindonesia yang ditetapkan oleh presiden untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya sebagai peraturan pelaksana atas UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang fokus membahas terkait

  2 pengupahan .

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Edisi Keempat, PT. Gramedia Pustaka Utama), h. 529.

  2 Assiddiqie, jimly,konstitusi dan konstitusionalisme Indoneisa,(jakarta, sinar grafika, 2010), h. 256

  Relevansi adalah hubungan atau keterkaitan, Menurut Suharto dan Tata

  Iryanto dalam Kamus Bahasa Indonesia , bahwa relevansi berarti ”Kesesuaian

  3

  sesuatu yang diinginkan

  Nafkah adalah seluruh ebutuhan dan keperluan istri yang berlaku menurut

  4

  keadaan dan tempat, seperti makanan, pakaian, rumah, dan sebagainya

  Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

  keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di

  5

  bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan Kesimpulan dari judul tersebut yaitu Penulis akan meneliti dampak yang timbul dari penerapan Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 tentang

  Pengupahan dan relevnsinya terhadap pemenuhan nafkah didalam keluarga.

B. Alasan Memilih Judul

  Ada beberapa alasan yang menarik, sehingga penulis terdorong untuk membahas masalah ini dalam bentuk skripsi, antara lain:

  1. karna penulis melihat banyak buruh yang menolak tentang Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2015 tentang pengupahan.

  Oleh karna itu menarik perhatian penulis untuk mengetahui tentang peraturan tersebut.

  2. pembahasannya sesuai dengan bidang yang ditekuni yaitu soal hukum keluarga berbicara tentang pemenuhan nafkah keluarga

  3 4 Ibid.

  h. 501 Sulaiman rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: Penerbit sinar baru algensindo, bandung anggota IKAPI, 2012) h. 421 5 Sugeng Iwan, Pengasuhan Anak dalam Keluarga, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), h. 25 dengan diterapkannya sistem pengupahan menurut Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2015.

C. Latar Belakang

  Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan disebutkan dalam pasal 27 (2) Undang-undang Dasar

6 Negara Republik Indonesia 1945 . Islam adalah agama yang mengatur seluruh

  kehidupan yang berhubungan dengan manusia. Hubungan Perkawinan menimbulkan adanya hak dan kewajiban antara suami dan istri. Diantara kewajiban pokok suami terhadap istri adalah kewajiban memberi nafkah baik lahir maupun batin.Nafkah merupakan pemenuhan kebutuhan belanja hidup

  7 didalam rumah tangga yang wajib dipenuhi oleh seorang suami kepada istri.

  Berbicara tentang nafkah berarti kita berbicara soal corak ekonomi yang diterapkan disuatu daerah untuk memenuhi kebutuhan. Islam mewajibkan setiap muslim untuk bekerja, bekerja adalah merupakan salah satu sebab pokok yang memungkinkan manusia memiliki harta dan kekayaan. Bekerja dalam pandangan islam yaitu untuk mendapatkan nikmatdan karunia Allah

8 SWT. Diindonesia mayoritas masyarakat adalah bekerja sebagai buruh, artinya hubungan produksi diindonesia yaitu antara pemilik modal dan buruh.

  Sistem ekonomi disuatu negara tidak terlepas dari konstelasi politik luar negri. Hal yang tidak dapat dipungkiri saat ini adalah bahwa dinegeri-negeri imperialisme krisis tengah terjadi. Krisis yang terjadi secara berkala pada 6 7 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat (2) 8 Tihami,fiqih munakahat (jakarta: rajawali pers, 2009), edisi 2, hlm 163 Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, (Surabaya: PT.

  Bina Ilmu, 2003), h. 103

  1998, dimana di Indonesia berimbas pada runtuhnya dominasi rejim orde baru saat itu. Disusul satu dekade kemudian pada tahun 2008, ketika krisis keuangan juga melanda Amerika Serikat, berlanjut dengan krisis utang pada 2010. Sejak saat itu, situasi krisis tidak pernah menunjukkan tanda-tanda akan terjadi perbaikan. Setidaknya, gelombang krisis telah menghadirkan 27 juta angka PHK di AS, dan bertambah sebanyak 250.000 orang pencari kerja setiap tahunnya.

  Krisis yang terjadi bukan dikarenakan negeri-negeri imperialis sedang terbatas dana atau kapitalnya. Justru sebaliknya, terjadi surplus kapital serta surplus barang dagangan di negerinya, dimana surplus ini sudah tidak dapat

  9

  lagi memberikan nilai baru jika tetap berada di negeri imperialis . Jalan satu- satunya, untuk menghindarkan dari apa yang disebut sebagai pembusukan kapital, maka surplus kapital dan barang produksi tersebut harus dikirim keberbagai negeri, terutama negeri setengah jajahan dan setengah feodal seperti Indonesia. Di negeri seperti Indonesia, kapital dan barang tersebut akan bisa kembali menghasilkan nilai baru, dan memberikan keuntungan bagi imperialisme.Agar surplus kapital dan barang produksi yang melimpah tersebut dapat dialirkan, maka negeri-negeri imperialis harus melakukan intervensi kebijakan supaya hambatan-hambatan kebijakan yang selama ini masih mempersulit proses aliran kapital dan barang dapat dihilangkan.

  Memaksa negara-negara setengah jajahan dan setengah feodal seperti Indonesia mereformasi kebijakan sektor keuangannya, agar mempermudah 9

   diakses pada tanggal 11 juli 2018 pukul 07.38 WIB proses masuknya kapital. Memaksa agar seluruh negara memberlakukan kebijakan pasar bebas secara bilateral maupun regional, sehingga seluruh barang dari negeri imperialis bisa diperdagangkan dengan bebas. Memaksa agar pemerintahan Jokowi-JK mengeluarkan berbagai kebijakan ekonomi yang seluruhnya diabdikan untuk membantu penyelamatan negeri imperialis seperti AS dari krisis.

  Selama pemerintahan Jokowi, secara beruntun telah mengeluarkan beberapa Paket Kebijakan Ekononomi sebagai upaya pengabdiannya terhadap imperialisme. secara lebih khusus membahas tentang formulasi upah buruh. Fleksibilitas pasar tenaga kerja, upah buruh murah yang sudah berlaku di Indonesia dianggap masih belum cukup untuk menjawab kepentingan investasi atas kepastian usaha di Indonesia. Sistem pengupahan yang berlaku dianggap oleh imperialisme masih memberikan peluang besar untuk terjadinya gelombang demonstrasi buruh setiap tahun jelang kenaikan upah, dan dimata

  10

  investor ini mengganggu iklim investasi . Oleh karenanya, pemerintahan Jokowi kemudian bekerja keras untuk menghadirkan sebuah sistem pengupahan baru bernama Peraturan Pemerintah No.78 tahun 2015 yang memiliki peranan ganda, pertama menekan upah buruh serendah-rendahnya, kedua melemahkan secara sistematis gerakan buruh yang berjuang atas perbaikan upahnya. Hal ini merupakan sistem kebijakan politik upah murah yang akhirnya berdampak terhadap kesejahteraan khususnya yang bekerja

  10 diakses pada tanggal 3 juli 2018 pukul 07.56 WIB sebagai buruh. Hal inilah yang kemudian menimbulkan kesenjangan antara Peraturan dengan fakta yang terjadi dilapangan.

  Berawal dari fenomena diatas, mendorong penulis untuk meneliti, mencermati serta mengkaji lebih jauh dalam bentuk skripsi, adapun judul yang penulis angkat yaitu “Implikasi Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan Terhadap Kesejahteraan Buruh (Studi Kasus Pada Buruh PT. Pertamina Patra Niaga depot Panjang)”.

D. Rumusan Masalah

  Dalam penelitian ini ada dua masalah yang perlu dijawab, yaitu : 1.

  Bagaimana pola penetapan upah menurut Peraturan Pemerintah No.

  78 tahun 2015 tentang pengupahan dan relevansinya terhadap nafkah keluarga?

2. Bagaimana Penerapan Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015

  Tentang Pengupahan di PT. Pertamina Patra Niaga Depot Panjang?

  3. Apa dampak yang terjaditerhadap para pekerja atau buruh dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangga dengan diterapkannya Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2015 Tentang Pengupahan?

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

  1. Tujuan Tujuan penelitian hakikatnya merupakan sesuatu yang hendak dicapai yang dapat memberi arah terhadap penelitian yang akan dilakukan. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

  a. Mendeskripsikan dan mengkaji pola penetapan upah menurut Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2015tentang pengupahan b. untuk menganalisis dampak terhadap kesejahteraan para buruh dengan diterapkannya Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2015tentang pengupahan

  2. Manfaat Manfaat penelitian yaitu untuk mengemukakan pernyataan bahwa penelitian yang digunakan memiliki nilai guna baik kegunaan teoritis dan praktis.

  a.

  Secara teoritis hasil penelitin ini dapat digunakan untuk mengembangkan kompetensi serta menambah pengetahuan dibidang hukum syariah.

  b.

  Secara praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan kepada pemerintah agar kiranya mempertimbangkan kembali dalam menentukan upah buruh berdasarkan kebutuhan hidup layak sehingga dalam pemenuhan kebutuhan didalam rumah tangga dapat terpenuhi secara maxima sehingga dapat terwujudnya eluarga yang sejahteral.

F. Metode Penelitian

  Metode adalah cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan pemikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.

  Sedangkan penelitian adalah pemikiran sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemahamannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.

11 Dalam rangka penulisan skripsi ini penulis menggunakan

  11 Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Methodelogi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), h.1. metode untuk memudahkan penulis dalam pengumpulan, pembahasan, dan menganalisa data. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian yang menjadi sarana dan alat bagi penulis untuk mempermudah penulisan skripsi.

  1. Jenis dan Sifat Penelitian Dilihat dari jenisnya, maka penelitian ini merupakan penelitian lapangan

  (kancah atau field research). Apabila dilihat dari tarafnya penelitian ini termasuk deskripstif, yaitu terbatas pada melukiskan fenomena empirik sebagai esensial dengan maksud memberikan ekspanasi atas apa yang dijabarkannya itu. Metode ini menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada persoalan penelitian yang dilakukan dan memeriksa suatu sebab gejala tertentu. Selain penelitian lapangan, penulis juga didukung dengan penelitian pustaka, yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi berbentuk material seperti: buku, catatan, koran, dokumen, jurnal, artikel, dan referensi lainnya. Dalam hal ini penulis akan mengumpulkan informasi tentang keadaan nyata sekarang, kondisi tentang penerapan Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 tersebut.

  Berdasarkan sifatnya, penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat suatu deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis dan objektif mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, ciri-ciri serta keterkaitan antara unsur-unsur mengenai subjek yang diteliti.

  2. Sumber Data Sumber data adalah darimana data dapat diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian terbagi menjadi dua (2), yaitu sumber primer dan skunder yang diperoleh melalui langkah library research, yaitu buku-buku yang relevan dengan skripsi ini, dan field research atau penelitian lapangan.

  Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data primer dan skunder a.

  Data primer yaitu data pokok dalam penelitian yang langsung diperoleh melalui data lapangan. Yakni data yang di peroleh melalui wawancara dengan para buruh di PT. Pertamina Patra Niaga Depot Panjang.

  b.

  Data sekunder yaitu data penunjang dari data primer yang diperoleh melalui buku-buku dan dokumen maupun lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang ada. Seperti Peraturan Perundangan- undangan.

  3. Populasi Dan Sampel a.

  Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, apabila seseorang ingin

  12

  meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian , maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh buruh di PT. Pertamina Patra Niaga Depot Panjang.

12 Husaini Usman, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 42.

  13 b.

  . Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

  Adapun cara penentuan sampelnya dengan menggunakan sampel beralasan (purposive sampling). Dalam penelitian ini penulis akan mengambil sampel yaitu supir awak mobil tangki PT. Pertamina Patra Niaga Depot Panjang, karena mengingat dari adanya Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan tersebut sangat berkaitan dengan pola kerja yang dilakukan oleh sopir awak mobil tangki dengan gaji yang diperoleh tiap bulannya dengan rumusan upah menurut Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan tersebut.

G. Metode Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data ini meliputi: 1.

  Observasi, sebagai metode ilmiah bisa diartikan pengamatan dan

  14

  pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki . Jadi adalah pencatatan secara langsung dan sistematik terhadap

  observasi

  gejala-gejala yang diselidiki. Teknik observasi yang digunakan adalah observasi non-partisipan yaitu peneliti tidak ikut ambil bagian dalam kegiatan orang yang diobservasi. Observasi ini digunakan untuk melengkapi dan memperkuat data yang diperoleh melalui interview dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan terhadap data yang

  15 13 diperlukan. 14 Ibid, h, 43. 15 Ibid, h. 52.

  Burhan ashshofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.26.

  2. Interview, Interview ini sering disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan. Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Interview digunakan oleh penulis untuk meneliti keadaan seseorang. Metode wawancara adalah kegiatan pengumpulan data primer yang bersumber langsung dari

  

16

  responden penelitian dilapangan. Misalnya untuk mencari data variabel tentang keadaan ekonomi rumah tangga sejak diterapkannya Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2015 Tentang Pengupahan. Dengan metode ini diharapkan akan mendapatkan data yang cukup mendalam tentang dampak penerapan Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015. Adapun yang menjadi responden adalah buruh di PT. Pertamina Patra Niaga Depot Panjang.

  3. Dokumentasi, teknik ini dipakai untuk memperoleh data yang tidak dapat diperoleh dengan metode interview maupun observasi. Dimana dokumentasi tersebut diperoleh dengan jalan mempelajari catatan-catatan, arsip-arsip yang ada hubungannya dengan permasalahan dimana penelitian sedang berlangsung. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

  17

  agenda, dan sebagainya. Adapun data yang akan diteliti penulis adalah

  16 Abdul Qadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2004), h.86. 17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h.188. data tentang keadaan ekonomi buruh sejak diterapkannya Peratran Pemerintah No. 78 tahun 2015 Tentang Pengupahan.

H. Metode Pengolahan Data

  Pada umumnya dilakukan dengan cara setelah data yang diperlukan terkumpul baik dari perpustakaan maupun lapangan, maka diolah secara sitematis, sehingga menjadi hasil pembahasan dan penggambaran data.

  1. Pemeriksaan data (Editing) bertujuan untuk mengurangi kesalahan yang ada dalam daftar pertanyaan dan jawaban tentang kondisi objektif yang dialami oleh buruh..

  2. Pemaknaan data memberikan penjelasan secara rinci dan mendalam mengenai data yang disajikan agar mudah dipahami.

  3. Rekontruksi data yaitu menyusun ulang data secara teratur, berurutan, dan logis sehingga mudah dipahami dan diinterpresentasikan.

  4. Sistematika data yaitu menempatkan data menurut kerangka

  18 sistematika bahasan berdasarkan urutan masalah.

I. Metode Analisis Data

  Berkaitan dengan analisis data, penelitian ini menggunakan teknik berfikir

  deduktif , yaitu teknik analisis data yang bermula dari fakta-fakta atau peristiwa

  yang bersifat umum dikaji untuk menghasilkan kesimpulan yang bersifat khusus. Setelah data terkumpul dengan lengkap, kemudian penulis membuat analisis data dengan analisa kualitatif.

18 Abdul Qadir muhammad, Op.Cit., hal.126

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengupahan Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan 1. Pengertian Upah Kata upah biasanya digunakan dalam konteks hubungan antara pengusaha

  dengan pekerjanya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian upah adalah uang dan lain sebagainya yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau

  19 sebagai pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untu mengerjakan sesuatu .

  Sedangkan dalam Ensiklopedia Indonesia menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan upah adalah pembayaran yang diterima oleh buruh untuk jasa-jasa yang telah diberikan.

  Menurut ekonomi konvensional, ada yang membedakan pembayaran tenaga kerja pada dua pengertian, yakni gaji dan upah. Istilah gaji bisa digunakan pada instansi pemerintah dan istilah upah digunakan pada

  20

  perusahaan-perusahaan swasta. Akan tetapi, pada kenyataannya perusahan swasta pun masih menggunakan istilah gaji dalam pemberian jasa kepada karyawannya.

  Dalam pengertian sehari-hari, gaji merupakan balas jasa yang dibayarkan kepada pemimpin-pemimpin, pengawas-pengawas, pegawai tata usaha, dan

  19 Pusat Bahasa DepDikNas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1533 20 Hasan Syadily, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru, 1984), h. 3718

  21

  pegawai-pegawai kantor serta para manager. Pembayaran gaji biasanya berdasarkan waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan. Gaji pada umumnya tingkatannya dianggap lebih tinggi dari pada pembayaran kepada pekerja-pekerja upahan, walaupun pada kenyatannya sering tidak demikian.

  Sedangkan upah dalam teori ekonomi konvensional adalahsuatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada penerima kerja

  22

  termasuk tunjangan, baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya. Dalam hal ini, upah leih dipandang sebagai balas jasa kepada pekerja kasar yang lebih banyak mengandalkan kekuatan fisik. Pembayarannya pun biasanya ditetapkan secara harian atau berdasarkan unit pekerjaan yang diselesaikan.

  Menurut Mulyadi, gaji dan upah pada umumnya merupakan pembayaran jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang, jabatan manager, dan dibayarkan secara perceraian bulan sedangkan upah merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh) umumnya dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah

  23 satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan.

  Menurut Sugiyurso dan F. Winarni menjelaskan bahwa gaji merupakan sejumlah pembayaran kepada pegawai yang diberikan tugas aadministrasi dan manajemen dan biasanya ditetapkan secara bulanan sedangkan upah merupakan imbalan yang banyak mengandalkan kekuatan fisik, jumlah

  21 F. Winarni dan G. Sugiyarso, Administrasi Gaji dan Upah, (Yogyakarta: Pustaka Widiyatama, 2006), h. 16 22 23 Ibid ., h. 17

  Mulyadi, Akutansi Manajemen: konsep Manfaatdan Rekayasa, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 373 pembayaran upah biasanya ditetapkan secara harian atau ditetapkan

  24 berdasarkan unit pekerjaan yang diselesaikan.

  Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 1981 tentang perlindungan upah, upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan pengusaha kepada buruh untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, atau peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan baik

  25 buruh sendiri maupun keluarganya.

  Pasal 1 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menyebutkan, upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja atau buruhyang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja atau buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan

  26 atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

  Menurut Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan definisi upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja atau buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan 24 Sugiyarso, G dan Winarni, F, Manajemen Keuangan, (yogyakarta:vMedia Pressindo

  2005), h. 95 25 26 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang perlindungan upah pasal 1 a.

  

Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan pasal 1 ayat 30. bagi pekerja atau buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa

  27 yang telah dikerjakan.

  Selanjutnya agar dapat memahami apa itu upah, maka harus dipahami juga

  28

  istilah-istilah yang berkaitan dibawah ini: a.

  Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

  

29

sendiri maupun untuk masyarakat .

  b.

  Pekerjaan atau buruh adalah setiap oang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam benuk lain.

  c.

  Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang memperkerjakan tenaga kerja dengan membayar upah ata imbalan dalam bentuk lain.

  d.

  Pengusaha adalah: 1)

  Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjelaskan suatu perusahaan milik sendiri.

  2) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya.

  3) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di

  Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan diluar wilayah Indonesia.

  27 28 Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan Pasal 1 ayat 1 Imam Sjah Putra Tunggal, Hukum Ketenagakerjaan suatu pengantar (Jakarta: Harvindo 2013), h. 50 29 A. Kadir, Hukum Bisnis Syariah Dalam Al-Quran, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 113

  e.

  Perusahaan adalah: 1)

  Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang memperkerjakan pekerja atau buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

  2) Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan memperkerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

  f.

  Serikat pekerja atau serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja atau buruh baik diperusahaan maupun luar perusahaan yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja atau buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja atau buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja atau buruh dan keluarganya. Berdasarkan Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak dan dalam pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat..

  Tenaga kerja merupakan tulang punggung pembangunan yang dalam hal ini adalah pertumbuhan industri, maka kegiatan yang dilakukan atau mengandung aspek hubungan sosial, hubungan hukum, dan hubunganantara dan interorganisasi yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban dan dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.

  30 Kewajiban pembayaran upah, upah tidak melakukan pekerja. Namun,

  e.

  h. 63

  Pekerja atau buruh melaksanakan hak istirahat.

  g.

  Pekerja atau buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha yang tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha.

  f.

  Pekerja atau buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah yang diperintahkan oleh agamanya.

  Pekerja atau buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan kewajiban negara.

  pengusaha wajib membayar upah apabila: a.

  d.

  Pekerja atau buruh tidak masuk kerja karena pekerja atau buruh menikah, menikahkan, menghitankan, membaptskan anaknya, istri melahirkan, atau keguguran kandungan, suami atau istri atau anak atau menantu atau orang tua ata mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia.

  c.

  Pekerja atau buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan.

  b.

  Pekerja atau buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan.

30 Ibid.

  h.

  Pekerja atau burh melaksanakan tugas serikat pekerja atau buruh atas persetujuan pengusaha. i.

  Pekerja atau buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan. Pengaturan pelaksana ketentuan diatas, ditetapkan dalam perjanjian kerja, perjanjian kerja bersama. Oleh karena itu pengusaha tetap wajib membayarkan upah kepada pekerja berdasarkan poin-poin tersebut.

2. Dasar Hukum Upah

  Indonesia merupakan negara hukum yang segala sesuatu nya diatur didalam peraturan perundang-undangan, didalam pasal 27 ayat (2) Undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupanyang layak bagi kemanusiaan”. Kemudian dijelaskan kembali pada pasal 28D ayat (2) yang menyatakan bahw a “setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja”. Oleh sebab itu upah secara explisit diatur didalam beberapa peraturan, yaitu : a.

  Undang-undang Dasar Negara Repulik Indonesia tahun 1945.

  b.

  Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

  c.

  Undang-undang Nomor 23 Tahunn 1948 jo. Undang-undang Nomor

  3 Tahun 1951 tentang pengawasan perburuhan d. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja atau

  Serikat Buruh e. Undang-undang Nomor 80 Tahun 1957 Tentang Persetujuan Konvensi

  International Labour Organization Nomor 100 Mengenai Pengupahan

  Bagi Pekerja Laki-laki dan Wanita Untuk Pekerjaan Yang Sama Nilainya.

  f.

  Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan.

  g.

  Keputusan Presiden Nomor 107 Tahun 2004 Tentang Dewan Pengupahan.

  h.

  Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor SE.01/Men/1892 tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 i. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

  Kep.233/Men/2003 tentang tata cara penangguhan pelaksana upah minimum. j.

  Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 231/Men/2003 tentang jenis dan sifat pekerjaan yang dijalankan secara terus menerus. k.

  Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep.234/Men/2003. l.

  Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep.102/Men/2005 tentang waktu kerja lembur dan upah lembur. m.

  Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.15/men/VII/2005 tentang waktu kerja dan waktu istirahat pada sektor usaha pertambangan umum pada daerah operasi tertentu. n.

  Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 13 tahun 2012 tentang komponen dan pelaksanaan tahapan pencapaian Kebutuhan hidup layak. o.

  Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 7 tahun 2013 tentang upah minimum. p.

  Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 Tentanf Ketenagakerjaan. q.

  Keputusan Gubernur Lampung yang tertuang dalam SK No.

  G/564/V.07/HK/2017 3.

   Hubungan Kerja

Dokumen yang terkait

IMPLIKASI BERLAKUNYA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG DESA TERHADAP PEMERINTAHAN NAGARI DI SUMATERA BARAT

0 18 14

IMPLIKASI BERLAKUNYA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG DESA TERHADAP PEMERINTAHAN NAGARI DI SUMATERA BARAT

0 16 4

IMPLIKASI BERLAKUNYA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG DESA TERHADAP PEMERINTAHAN NAGARI DI SUMATERA BARAT

0 10 14

IMPLIKASI BERLAKUNYA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG DESA TERHADAP PEMERINTAHAN NAGARI DI SUMATERA BARAT

0 31 5

WARALABA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA (STUDI PADA LEMBAGA PRIMAGAMA KOTA METRO PROVINSI LAMPUNG)

0 6 45

ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DALAM MEWUJUDKAN KEBUTUHAN HIDUP LAYAK BERDASARKAN UPAH MINIMUM KOTA BANDAR LAMPUNG

0 1 15

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG – UNDANG (PERPPU) NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG HUKUMAN KEBIRI - Raden Intan Repository

0 0 101

PERATURAN PEMERINTAH (PP) NO 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi di PT Suri Tani Pemuka Lampung/Japfa Comfeed Group) - Raden Intan Repository

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul - PERATURAN PEMERINTAH (PP) NO 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi di PT Suri Tani Pemuka Lampung/Japfa Comfeed Group) - Raden Intan Repository

1 1 16

BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Suri Tani Pemuka LampungJapfa Comfeed Group - PERATURAN PEMERINTAH (PP) NO 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi di PT Suri Tani Pemuka Lampung/Japfa Comfeed Group) - Raden Intan

0 0 24