Ogive (Poligon Frekuensi Kumulatif)
Ogive (Poligon Frekuensi Kumulatif)
MINITAB: Graph -> Histogram
Pie Chart
MINITAB: Graph -> Pie Chart
Pie Chart Pemilih
Bar Chart
C (1500, 35.5%)
B ( 500, 11.8%)
MINITAB: Graph ->
A ( 350, 8.3%)
Chart
E ( 680, 16.1%)
D (1200, 28.4%)
Stem-and-leaf
MINITAB: Graph -> Character Graph -> Stem-and-leaf
ili h m 1000
Char ac t er St em- and- Leaf Di s pl ay
Ukuran Lokasi pada data tak
terkelompok
St em- and- l eaf of Hr gTanah
N = 50
Leaf Uni t = 10
Mean = rata-rata hitung = rata-rata
µ = rata-rata populasi, = rata-rata sampel X
Median = nilai tengah dari data yang diurutkan
Mode = nilai yang paling sering terjadi pada suatu data
Persentil = ukuran lokasi yang membagi sekelompok ( 18) 9 000000345555556779
data menjadi 100 bagian
8 11 0000 Quartil = ukuran lokasi yang membagi sekelompok data
menjadi 4 bagian atau subkelompok
Ukuran Lokasi pada data tak Ukuran Variabilitas pada data tak terkelompok (lanjutan)
terkelompok
Mencari persentil ke p:
Range = maksimum – minimum
- Urutkan n data dari kecil ke besar
Interquartile range = Q 3 –Q 1
- Hitung lokasi persentil i = (p/100) * n Q 3 = persentil ke 75, Q 1 = persentil ke 25 - Jika i = bil bulat, maka persentil ke p
MAD = ∑ X − adalah (bil ke i + bil ke i+1) / 2 µ Deviasi absolut rata-rata
- Jika i bukan bil bulat, maka persentil ke p adalah bil ke int(i) + 1 Varians populasi
Ukuran Variabilitas pada data tak Ukuran Variabilitas pada data tak terkelompok (lanjutan)
terkelompok (lanjutan)
Varians sampel:
Deviasi Standar Populasi
Deviasi Standar Sampel
Catatan: N = ukuran populasi, n = ukuran
sampel
Note: Koefisien Variasi
CV = 100 %
Ukuran Lokasi pada data Ukuran Variabilitas pada data terkelompok
terkelompok
Rata-rata Varians populasi dan deviasi standar populasi fM µ 2
grouped = ∑ fM = ∑ fM
f ( M − µ ) 2 fM 2 − ( Σ N )
f = frekuensi kelas Varians sampel dan deviasi standar sampel N = frekuensi total
f ( M − X ) 2 2 Σ 2 2 fM − ( fM
Ukuran Bentuk Ukuran Bentuk (lanjutan)
Skewness Kurtosis (peakedness of a distribution)
Median Mode
simetris Negatively skewed
Positively skewed
Distr. Platikurtis
Distr. Mesokurtis
Distr. Leptokurtis
(datar dan menyebar)
(normal)
(tinggi dan tipis)
Probabilitas
P(A) = peluang (probabilitas) bahwa kejadian A
terjadi
Bagian 2
0 < P(A) < 1 P(A) = 0 artinya A pasti terjadi P(A) = 1 artinya A tidak mungkin terjadi Penentuan nilai probabilitas:
Probabilitas
Metode Klasikal Menggunakan Frekuensi Relatif Kejadian Dengan carai subyektif
Metode Klasikal untuk menentukan Metode Frekuensi Relatif Kejadian Probabilitas
untuk Menentukan Probabilitas
Metode ini menggunakan: Eksperimen, yaitu proses yang menghasilkan outcome, dan
Pada metode ini probabilitas suatu event
Event, yaitu outcome dari suatu ekrperimen
didapat dari banyaknya event tersebut
terjadi di masa lalu, dibagi dengan banyak P ( E ) = e total kesempatan event tersebut terjadi.
N = total banyaknya outcome yang mungkin pada suatu eksperimen
n e = banyaknya outcome di mana event E terjadi Pada metode ini probabilitas dapat ditentukan sebelum
eksperimen dilakukan (a priori)
Probabilitas Subyektif
Struktur Probabilitas
Hanya didasarkan atas perasaan, intuisi, Eksperimen. Contoh: Mencatat kurs US$ terhadap rupiah setiap hari Senin pukul 9 pagi
atau pengetahuan orang yang
selama 12 bulan
menentukan probabilitas Event. Contoh: mendapati kurs US$ terhadap
Meskipun bukan merupakan cara yang rupiah kurang dari 10000 Elementary Event: adalah event yang tidak
ilmiah, namun pendekatan ini dapat saja dapat dipecah lagi menjadi event lain. menghasilkan probabilitas yang cukup
Ruang sampel (sample space): adalah daftar akurat
atau tabel lengkap yang memuat semua elementary event pada suatu eksperimen.
Struktur Probabilitas (lanjutan) Struktur Probabilitas (lanjutan)
Union = “atau” = gabungan. Simbol: U. Contoh Ruang Sampel:
Intersection = “dan” = irisan. Simbol: ∩. Wawancara dengan pertanyaan jenis
Contoh: Jika diketahui X = {1, 4, 7, 9} dan Y = penanaman modal (PMA atau PMDN),
{2, 3, 4, 5, 6}, maka
maka ruang sampelnya adalah: XUY = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9}
X ∩Y = {4}
Utk 1 responden: {PMA, PMDN}
Utk 2 responden: {PMA-PMA, PMA-PMDN, PMDN-PMA, PMDN-PMDN}
XUY
X ∩Y
Struktur Probabilitas (lanjutan) Struktur Probabilitas (lanjutan)
Mutually Exclusive Events: adalah kejadian- Independent Events: adalah kejadian-kejadian kejadian yang tidak mempunyai irisan. Artinya,
satu sama lain tidak saling mempengaruhi. kejadian yang satu meniadakan kejadian yang
Artinya, terjadi atau tidak terjadinya satu lainnya; kedua kejadian tidak dapat terjadi X ∩Y
kejadian tidak mempengaruhi terjadi atau tidak X ∩Y secara simultan. Jadi:
terjadinya kejadian yang lainnya. Jadi: P(X|Y) = P(X) dan P(Y|X) = P(Y)
P(X ∩Y) = 0 apabila X dan Y adalah kejadian independen.
apabila X dan Y mutually exclusive. P(X|Y) artinya probabilitas bahwa X terjadi apabila diketahui Y telah terjadi.
Struktur Probabilitas (lanjutan)
Aturan hitungan mn
Collectively Exhaustive Events: adalah daftar semua kejadian elementer (elementary events) yang mungkin
Untuk suatu operasi yang dapat dilakukan
terjadi pada sebuah eksperimen. Jadi sebuah ruang
dengan m cara dan operasi ke dua yang
sampel selalu terdiri atas Collectively Exhaustive Events.
dapat dilakukan dengan n cara, maka
Komplemen dari kejadian A, diberi notasi A’ yang artinya “bukan A” adalah semua kejadian elementer pada suatu
kedua operasi dapat terjadi dalam mn
eksperimen yang bukan A. Jadi: P(A)+P(A’) = 1
cara. Aturan ini dapat dikembangkan
untuk tiga atau lebih operasi.
A’ A
Pengambilan Sampel dari Suatu
Marginal, Union, Joint, and
Populasi
Conditional Probabilities
Pengambilan sampel berukuran n dari dari Marginal Probability: P(A) = probabilitas bahwa populasi berukuran N dengan penggantian (with
A terjadi
replacement) akan menghasilkan N n kemungkinan
Union Probability: P(AUB) = probabilitas bahwa
A atau B terjadi
Joint Probability: P(AB) = P(A ∩B) = probabilitas (without replacement) akan menghasilkan
Pengambilan sampel berukuran n dari dari populasi berukuran N tanpa penggantian
bahwa A dan B terjadi
C N ! n = ⎜⎜ n ⎟⎟ =
Conditional Probability: P(A|B) = probabilitas
n ! ( N − n )!
bahwa A terjadi apabila diketahui B telah terjadi
kemungkinan
Aturan Perjumlahan
Aturan Perkalian
Aturan Umum Perjumlahan:
Aturan Umum Perkalian:
P(X ∩Y) = P(X) * P(Y|X) = P(Y) * P(X|Y) P(XUY) = P(X) + P(Y) – P(X ∩Y)
Aturan Khusus Perkalian:
Aturan Khusus Perjumlahan: Apabila X dan Y adalah kejadian yang
Apabila X dan Y adalah kejadian yang mutually exclusive, maka
independen, maka
P(XUY) = P(X) * P(Y)
P(XUY) = P(X) + P(Y)
Aturan untuk Probabilitas Bersyarat Contoh Soal tentang Probabilitas (Conditional Probability)
Di sebuah kota, diketahui bahwa:
41% penduduk mempunyai sepeda motor Probabilitas bahwa X terjadi apabila
19% mempunyai sepeda motor dan mempunyai mobil
diketahui Y telah terjadi
22% mempunyai mobil
Apakah kepemilikan sepeda motor dan kepemilikan mobil di kota tersebut independen? Gunakan data di atas untuk menjawabnya.
Bila seorang penduduk di kota tersebut diambil secara acak berapa
probabilitas bahwa ia memiliki sepeda motor dan tidak memiliki
P mobil? ( Y ) P ( Y )
Bila seorang penduduk di kota tersebut diambil secara acak dan diketahui ia memiliki mobil, berapa probabilitas bahwa ia tidak memiliki sepeda motor?
Bila seorang penduduk di kota tersebut diambil secara acak, berapakah probabilitas bahwa ia tidak memiliki sepeda motor dan tidak memiliki mobil?
Jawab
Contoh Soal tentang Probabilitas
0.22 0.19 0.03 0.56 Hasil sebuah survai yang menanyakan “Apakah Anda mempunyai komputer dan/atau kalkulator
di rumah?” adalah sebagai berikut. Apakah S = memiliki sepeda motor; M = memiliki mobil
kepemilikan kalkulator dan kepemilikan P(S) = 0.41, P(SM) = 0.19, P(M) = 0.22.
komputer independen?
Karena P(S)P(M) ≠ P(SM), maka kepemilikan sepeda Kalkulator motor dan kepemilikan mobil tidak independen.
Tdk P(S’|M) = P(S’M) / P(M) = 0.03 / 0.22 = 0.1364
Ya
dengan diagram Venn didapatkan P(SM’) = 0.22.
46 3 P(S’M’) = 0.56 (dari diagram Venn)
Jawab
A = memiliki komputer; B = memiliki kalkulator
Komputer Ya
Tdk
11 15 26 Bagian 3
P(A) = 49 = 0.653
75 P(B) = 57 = 0.76
Variabel Acak Diskret
P(AB) = 46 = 0.613 75 P(A) * P(B) = 0 . 653 * 0 . 76 = 0.49628 ≠ P(AB)
→ A dan B tidak independen
Variabel Acak (X)
Variabel Acak Diskret
Variabel acak diskret: X hanya mempunyai sejumlah terbatas nilai
Variabel acak kontinu: X dapat mempunyai tak hingga nilai
Deviasi Standar
P (X ) =1
∫ f ( dx x ) − =1 ∞
Distribusi Binomial Distribusi Binomial (lanjutan)
Distribusi Binomial
X ! ( n − X )!
n = # trials X = # sukses p = probabilitas sukses pada satu trial q = 1 - p = probabilitas gagal pada satu trial
Rata-rata Distribusi Binomial
Deviasi Standar Distribusi Binomial
Terjadi pada: eksperimen yang terdiri atas n trials, dengan setiap trial mempunyai probabilitas sukses p (konstan)
MINITAB: Calc -> Probability Distribution -> Binomial
Distribusi Poisson
Distribusi Poisson:
X = 0, 1, 2, ….
λ = rata-rata e = 2.718282 Rata-rata Distribusi Poisson µ = λ
Deviasi standar Distribusi Poisson σ = √λ Distribusi Poisson merepresentasikan kejadian yang
amat jarang. X = banyaknya kejadian tersebut terjadi pada suatu waktu atau area
MINITAB: Calc -> Probability Distribution -> Poisson
Distribusi Normal dan Normal Standar
Distribusi Normal (=Gauss)
Parameter: µ = rata-rata, dan σ = deviasi standar
Bagian 4 f(x)
Variabel Acak Kontinu
Distribusi Normal dan Normal Pilihan Distribusi Probabilitas di Standar (lanjutan)
dalam MINTAB
Distribusi Normal Standar = distribusi normal untuk µ = 0 dan
σ = 1. Konversi dari X yang terdistribusi normal ke Z Calc -> Probability Distribution -> [nama
yang terdistribusi normal standar:
distribusinya, misalnya Normal].
Ada 3 Pilihan:
Probability Density Cumulative Probability
MINITAB: Calc -> Probability Distribution -> Normal
Inverse Cumulative Probabilty
Probability Density
Cumulative Probability
f(x)
f(x)
f(input) = output (untuk kontinu)
P(X < input) = output
P(X = input) = output (untuk diskret) output
Contoh Soal Distribusi Kontinu Inverse Cumulative Probabilty
Contoh: Diketahui X terdistribusi normal dengan rata-rata 120 dan deviasi standar 15. Carilah x agar P(X>x) = 5%.
f(x)
P(X < output) = input
intput
output
Ans: x = 144.6728
Contoh Pendekatan Normal untuk Pendekatan Normal untuk Binomial
Binomial
Binomial: diskret, parameter n dan p Untuk X yang terdistribusi bimonial Normal: kontinu, parameter µ dan σ
dengan n = 80 dan p = 0.3, carilah Untuk n besar, distribusi binomial akan
P(X=24)
menyerupai distribusi normal. Jadi untuk masalah binomial dengan n besar, dapat
P(X>30)
didekati dengan distribusi normal
P(30<X<34)
Ingat:
P(X<33)
Untuk diskret: P(X=x) = ada nilai Untuk kontinu: P(X=x) = 0
Jawab:
P ( X > 30 ) = P ( X > 30 . 5 ) = P ( Z > 30 . 5 − 24 Untuk distribusi bimonial: )
Rata-rata = µ = np = 80*0.3 = 24
= P(Z > 1.5858 )
Deviasi Standar = = 4.0988 σ = n * p * q = 0 . 5 − 0 . 4441 = 0.0559 Rata-rata dan deviasi standar tersebut
diskret
kontinu
koreksi kontinuitas
digunakan sebagai parameter distribusi normal P ( 30 < X ≤ 34 ) = P ( 30 . 5 < X < 34 . 5 ) = P ( 30 . 5 − 24 < Z < 34 . 5 − 24 )
P ( X = 24 ) = P ( 23 . 5 < X < 24 . 5 ) = P ( 4 . 0988 < Z < 4 . 0988 )
= P(1.5858 < Z < 2.5617 )
= P(-0.122 < Z < 0 . 122 )
diskret kontinu
koreksi kontinuitas
P ( X ≤ 33 ) = P ( X < 33 . 5 ) = P ( Z < 33 . 5 − 24 )
koreksi kontinuitas
Cek dengan rumus Binomial:
= P(Z < 2.3177 )
koreksi kontinuitas
Distribusi Eksponensial Distribusi Eksponensial (lanjutan)
− λ f x ( x ) = λ e Adalah distribusi kontinu Adalah kelompok distribusi dengan parameter = λ yang dengan x ≥ 0 terjadi pada X = 0 Mempunyai ekor di sebelah kanan
λ > 0 Nilai x mulai dari nol sampai tak hingga Puncaknya selalu ada di X = 0
e = 2 . 71828 ...
Kurvanya selalu mengecil untuk X yang membesar Menunjukkan distribusi probabilitas untuk waktu antara
kejadian acak Rata-rata dan deviasi standarnya:
dan σ =
Contoh Soal Distribusi
Distribusi Eksponensial (lanjutan)
Eksponensial
f(X) Di restoran sebuah kota kecil kedatangan pelanggan dapat dianggap terdistribusi Poisson λ
− λ x 0 P dengan rata-rata 3.2 pelanggan per 30 menit. ( X ≥ x
0 ) = e Berapa menit waktu rata-rata antar kedatangan
pelanggan di restoran tersebut? Berapa probabilitas bahwa antar kedatangan
pelanggan ada selang 1 jam atau kurang? Berapa probabilitas bahwa dua pelanggan datang
dengan selang waktu kedatangan 15 menit atau lebih?
Jawab
µ = 1/3.2 = 0.313. Jadi rata-rata 0.313*30 menit = 9.39 menit waktu antar kedatangan pelanggan
Bagian 5
1 jam = 2 interval, yaitu 2 * 30 menit. Jadi x = 2. P(X>2) = 1-exp( -3.2*2) = 0.998
Sampling dan Distribusi
15 menit = 0.5 interval. Jadi x = 0.5.
Sampling
P(X>0.5) = exp( -3.2*0.5) = 0.202
Sampling (pengambilan sampel)
Random Sampling
Dapat menghemat biaya
Simple random sampling
Dapat menghemat waktu Untuk sumberdaya yang terbatas, pengambilan
Stratified random sampling
sampel dapat memperluas cakupan studi
Systematic random sampling
Bila proses riset bersifat destruktif, pengambilan sampel dapat menghemat produk
Cluster random sampling
Apabila akses ke seluruh populasi tidak dapat dilakukan, pengambilan sampel adalah satu- satunya pilihan
Sampling Distribution (distribusi sampling)
Nonrandom Sampling
untuk Rata-rata Sampel
Sampel
Convenience sampling
Populasi
Ukuran sampel = n
Judgement sampling
Rata-rata sampel =
Quota sampling
Rata-rata = µ
Deviasi standar = σ
Sampel
Sampel
Ukuran sampel = n
Ukuran sampel = n
Rata-rata sampel =
Rata-rata sampel =
X Jadi X Variabel acak
Teorema Limit Tengah untuk Rata-
Sampling Distribution (distribusi sampling)
rata untuk Proporsi Sampel
Sampel
Apabila sampel berukuran n besar (>30) diambil dari
populasi yang mempunyai rata-rata µ dan deviasi standar
Populasi
Proporsi =
σ, maka rata-rata sampel X akan terdistribusi normal
Ukuran sampel = n
dengan rata-rata µ dan deviasi standar σ/√n
Proporsi = P
Khusus: apabila populasinya terdistribusi normal, maka n pada teorema di atas tidak harus besar. Jadi
X Sampel − Z =
Sampel
σ Λ Proporsi =
adalah normal standar
Proporsi =
n Ukuran sampel = n
pˆ Ukuran sampel = n
Variabel acak
Teorema Limit Tengah untuk Proporsi
Apabila sampel berukuran n diambil dari populasi yang proporsinya P, dengan n*P > 5 dan n*Q > 5, Λ maka proporsi sampel p akan terdistribusi
Bagian 6
normal dengan rata-rata P dan deviasi standar √(P*Q/n). Jadi
Estimasi untuk Populasi P * Q
adalah Normal standar
Tunggal
Statistika Inferensial Estimasi Interval untuk µ
Selang kepercayaan
Populasi
100(1- α)% untuk µ
pada sampel besar:
Sampel
Artinya: P X − Z ⎜⎜ σ α ≤ µ ≤ X + Z σ
⎟⎟ = 100 ( 1 − α ⎝ )% 2 n ⎠
Distribusi Normal Standar Simpulkan (estimasi) tentang parameter
mendapatkan statistik
Note: apabila σ 2 1- tidak diketahui α 2 dapat digantikan
dengan s Z Estimasi: Estimasi titik, estimasi interval, uji hipotesa
Estimasi Interval untuk µ (lanjutan) Estimasi Interval untuk µ (lanjutan)
MINITAB: Stat -> Basic Statistics -> 1-sample z
Output MINITAB:
Conf i denc e I nt er v al s
The as s umed s i gma = 120 Var i abl e N Mean St Dev
SE Mean 95. 0 % CI
Hr gTanah
Estimasi Interval untuk µ, sampel kecil.
Estimasi Interval untuk µ sampel
Asumsi: Populasi terdistribusi Normal
kecil (lanjutan)
Selang kepercayaan
X ± t MINITAB: Stat -> Basic Statistics -> 1-sample t 100(1- α)% untuk µ
2 , n − pada sampel kecil: 1 n
Artinya: ⎜⎜ , n − 1 n
2 2 , n − 1 n ⎟⎟ ⎠
distribusi t dengan df = n-1
1- α
Estimasi Interval untuk µ sampel
Estimasi Interval untuk P
kecil (lanjutan) Syarat: nP>5 dan nQ>5
Output MINITAB: Populasi
Sampel
Conf i denc e I nt er v al s
Proporsi = P
Ukuran = n
(akan diestimasi)
proporsi pˆ
Var i abl e N Mean St Dev
SE Mean 95. 0 % CI
Hr gTanah 15 952. 7 243. 4 62. 8 ( 817. 9, 1087. 5)
Selang kepercayaan
100(1- α α)% untuk P
Estimasi Interval untuk Varians Estimasi Interval untuk Varians Populasi 2 Populasi σ 2 σ
Syarat:
Selang kepercayaan 100(1- α)% untuk varians populasi σ 2 -
Populasi terdistribusi Normal -
Sampel besar
2 2 ⎟ Varians Populasi = ⎞ σ Ukuran = n
P ⎜ ( n − 1 ) S ≤ σ 2 ( n − 1 ) Varians sampel S 2 ≤ 2 ⎟ = 100 ( 1 − α
(akan diestimasi)
=S 2 χ
Estimasi Interval untuk Varians Estimasi Interval untuk Varians Populasi 2 σ (lanjutan)
Populasi 2 σ (lanjutan)
Distribusi χ 2 Contoh distribusi χ 2 untuk df = 34 dan α = 0.05
f () χ
MINITAB: Calc -> Probability Distribution -> Chisquare
2 1- 2 α 0 χ 2 α
χ 2 1 2 −n − α
1 2 , n − 1 χ dengan derajat bebas = n-1
Estimasi Interval untuk Varians
Ukuran Sampel dalam
Populasi 2 σ (lanjutan) Mengestimasi Rata-rata Populasi µ
f () χ 2
Dalam mengestimasi rata-rata populasi µ, ukuran sampel minimum untuk suatu α dan E yang ditetapkan, adalah
E = galat estimasi = error of estimation =
0 σ = deviasi standar populasi,
χ 2 0 2 . 975 , 34 χ 2 0 . 025 , 34 χ dengan derajat
= range/4 apabila tidak diketahui
α = taraf keterandalan 100(1 – α)% = tingkat keyakinan = level of confidence
Contoh
Jawab
Seorang manajer bank ingin menentukan rata-
X = besarnya deposito bulanan nasabah, rata deposito bulanan per nasabah di bank
dinyatakan dalam juta rupiah
tersebut. Untuk itu ia akan mengestimasi dengan menggunakan selang kepercayaan. σ = 1000 Berapa ukuran sampel yang harus ia ambil
Tingkat keyakinan 99% → α = 0.01 dan α/2 = apabila ia ingin yakin 99% dan kesalahannya
0.005, sehingga z α/2 =z 0.005 = 2.5758 tidak lebih dari 200 juta rupiah. Ia asumsikan
E = 200
bahwa deviasi standar untuk deposito bulanan semua nasabah adalah 1 milyar rupiah
Ukuran sampel minimum
n = ⎛ α / 2 σ ⎞ = ⎛ 2 . 5758 * 1000 ⎜ ⎞ ⎟ ⎜ ⎟ = 165 . 87 = 166
Ukuran Sampel dalam
Contoh
Mengestimasi Proporsi Populasi p
Dalam mengestimasi proporsi populasi p, ukuran sampel Seseorang ingin menyelidiki berapa proporsi minimum untuk suatu α dan E yang ditetapkan, adalah
sekretaris di seluruh perkantoran di Bandung
n = α / 2 pq
yang diperlengkapi dengan komputer di ruang
E 2 kerjanya. Ia akan menjawab pertanyaan ini
dengan dengan melakukan survai acak. Berapa ukuran
sampel yang harus ia ambil apabila ia ingin p = proporsi populasi,
E = galat estimasi = error of estimation = p ˆ − p
yakin 95% dan galat pada selang kepercayaan = 0.5 apabila tidak diketahui (agar n maksimum)
q=1-p tidak dapat lebih dari 0.05? Anggap bahwa
α = taraf keterandalan proporsi aktual tidak diketahui sebelumnya. 100(1 – α)% = tingkat keyakinan = level of confidence
Jawab
p = proporsi sekretaris di seluruh perkantoran di Bandung yang diperlengkapi dengan komputer di ruang kerjanya
Bagian 7
Karena p tidak diketahui, asumsikan nilainya 0.5
q = 1 – p = 0.5 Tingkat keyakinan 95% → α = 0.05 dan α/2 = 0.025,
sehingga z α/2 =z 0.025 = 1.96
Uji Hipotesa untuk Populasi
E = 0.05
Ukuran sampel minimum
Tunggal
2 = 384 . 16 = E 385 0 . 05
z 2 α 2 / 2 pq 1.96 * 0 . 5 * 0 . 5
Beberapa Uji Hipotesis pada Uji Hipotesis
Statistika Parametrik
Hipotesis Riset:
Uji z 1 sampel: mengestimasi rata-rata populasi dengan menyatakan hubungan
H 0 benar
H 0 salah
menggunakan sampel besar
Uji t 1 sampel: mengestimasi rata-rata populasi dengan Hipotesa nol (H 0 ) vs
menggunakan sampel kecil pada populasi yang terdistribusi normal Hipotesa alternatif (H 1 =
Uji t 2 sampel: mengestimasi perbedaan rata-rata 2 populasi H a )
terdistribusi normal independen dengan menggunakan sampel kecil pada populasi yang Galat (error) tipe I, galat
Pertahank
Keputusan
Galat Tipe
an H 0 benar
II (
Anova 1 arah (completely randomized design): mempelajari apakah tipe II, dan power
Tolak H 0 Galat Tipe
Keputusan
rata-rata c populasi semuanya sama, atau ada yang berbeda
I( α)
benar
Anova 2 arah (factorial design):
(power)
mempelajari apakah rata-rata c populasi semuanya sama, atau ada yang berbeda mempelajari apakah rata-rata r populasi semuanya sama, atau ada yang berbeda
R = Rejection Region. Apabila statistik uji (test statistic)
mempelajari apakah efek interaksi ada atau tidak ada
ada di daerah ini, maka tolak H 0 . Bila tidak, maka
pertahankan H 0.
Beberapa Uji Hipotesis pada Uji Hipotesis tentang Rata-rata Populasi
dengan menggunakan Sampel Besar, Uji
Statistika Nonparametrik
z 1 sampel
Uji U Mann-Whitney: membandingkan dua
Statistik uji
populasi independen
Uji peringkat bertanda Wilcoxon:
membandingkan dua populasi yang related Uji K Kruskal-Wallis: menguji apakah c populasi
H 0 :µ=µ 0 vs H 1 :µ>µ 0
identik atau berbeda pada completely random
Distribusi Normal Standar
design
R: Z > Z α
Uji Friedman: menguji apakah c populasi identik atau berbeda, pada randomized block design
1- α
Uji Hipotesis tentang Rata-rata Populasi Uji Hipotesis tentang Rata-rata Populasi dengan menggunakan Sampel Besar, Uji
dengan menggunakan Sampel Besar, Uji z 1 sampel (lanjutan)
z 1 sampel (lanjutan)
H 0 :µ=µ 0 vs H 1 :µ<µ 0 H 0 :µ=µ 0 vs H 1 :µ ≠µ 0
Distribusi Normal Standar
R: Z < -Z α
Distribusi Normal Standar
2 1- α
1- α
Uji Hipotesis tentang Rata-rata Populasi Uji Hipotesis tentang Rata-rata Populasi dengan menggunakan Sampel Besar, Uji
dengan menggunakan Sampel Besar, Uji z 1 sampel (lanjutan)
z 1 sampel (lanjutan)
Cara lain: dengan menggunakan nilai p (p-value),
Distribusi
berlaku untuk ketiga hipotesa alternatif: Normal Standar Tolak H 0 jika p < α
Nilai p
Untuk kasus: H 1 :µ<µ 0
Distribusi Normal Standar
Distribusi Normal Standar
Nilai p
Untuk kasus:
H a :µ>µ 0 Untuk kasus:
H 1 :µ ≠µ 0
0 Z Z -Z 0 Z
Jumlahnya = nilai p
Contoh Aplikasi Uji Z 1 sampel 10. 5 Data
Sebuah laporan menyebutkan bahwa rata-
rata penjualan harian di restoran A tidak 8. 0
melebihi 10 juta rupiah. Untuk menguji 9. 5
apakah hal ini benar, maka 9. 5
dikumpulkanlah data penjualan di restoran 10. 5
A selama 30 hari (dalam juta rupiah).
Gunakanlah taraf keterandalan 9. 8 α = 5%.
Kesimpulan apakah yang dapat ditarik?
MINITAB: Stat -> Basic Statistics -> 1-sample Z Note: Hitung dahulu deviasi standar sampel, S
Output MINITAB
Z- Tes t Tes t of mu = 10. 000 v s mu < 10. 000
The as s umed s i gma = 1. 71 Var i abl e N Mean St Dev
SE Mean Z P
Mas uk
30 9. 373 1. 715 0. 313 - 2. 00 0. 023 • Dengan metode nilai p: terlihat bahwa nilai p = 0.023 < α=
0.05. Jadi, tolak H 0 . Artinya: rata-rata penjualan di restoran A
tidak melebihi 10 juta rupiah. • Dengan metode nilai kritis: Z = -2.00 berada di R, yaitu Z < -
1.645. Kesimpulan: tolak H 0 . Artinya: rata-rata penjualan di
restoran A tidak melebihi 10 juta rupiah.
Uji Hipotesis tentang Rata-rata Populasi Uji Hipotesis tentang Rata-rata Populasi dengan dengan menggunakan Sampel Kecil, Uji t 1
menggunakan Sampel Kecil, Uji t 1 sampel. sampel. Asumsi: Populasi Terdistribusi Normal
Asumsi: Populasi Terdistribusi Normal (lanjutan)
X − µ Statistik uji
H 0 :µ=µ 0 vs H 1 :µ<µ 0
Distribusi t dengan derajat bebas = n-1
H 0 :µ=µ 0 vs H 1 :µ>µ 0 R: t < -t α
Distribusi t dengan derajat bebas = n-1
Uji Hipotesis tentang Rata-rata Populasi dengan Uji Hipotesis tentang Rata-rata Populasi dengan menggunakan Sampel Kecil, Uji t 1 sampel.
menggunakan Sampel Kecil, Uji t 1 sampel. Asumsi: Populasi Terdistribusi Normal (lanjutan)
Asumsi: Populasi Terdistribusi Normal (lanjutan) H 0 :µ=µ 0 vs H 1 :µ ≠µ 0 Cara lain: dengan menggunakan nilai p (p-value),
Distribusi t dengan
berlaku untuk ketiga hipotesa alternatif:
derajat bebas = n-1
Tolak H 0 jika p < α
Distribusi t dengan derajat bebas = n-1
α 2 1- α
Untuk kasus: − t α
Nilai p
H 1 :µ>µ 0
Uji Hipotesis tentang Rata-rata Populasi dengan menggunakan Sampel Kecil, Uji t 1 sampel.
Contoh Aplikasi Uji t 1 sampel
Asumsi: Populasi Terdistribusi Normal (lanjutan)
Distribusi t dengan derajat bebas = n-1
Majalah A menyebutkan bahwa rata-rata usia
Nilai p
Untuk kasus:
direktur utama bank di sebuah kota 41 tahun.
H 1 :µ<µ 0 Untuk menguji apakah hal ini benar, maka dikumpulkanlah data acak dari 11 direktur utama
bank di kota tersebut. Asumsikan bahwa usia
Distribusi t dengan derajat bebas = n-1
direktur utama bank di kota tersebut terdistribusi normal. Gunakanlah taraf keterandalan α = 5%. Kesimpulan apakah yang dapat ditarik?
Untuk kasus:
MINITAB: Stat -> Basic Statistics -> 1 Sample t
Jumlahnya = nilai p
Output MINITAB
T- Tes t of t he Mean Tes t of mu = 41. 00 v s mu not = 41. 00 Var i abl e N Mean St Dev
SE Mean T P
Us i a
11 45. 00 7. 07 2. 13 1. 88 0. 090 • Dengan metode nilai p: terlihat bahwa nilai p = 0.090 > α=
0.05. Jadi, pertahankan H 0 . Artinya: data yang ada mendukung pernyataan bahwa rata-rata usia direktur bank di kota tersebut
41 tahun. • Dengan metode nilai kritis: t = 1.88 berada di luar R, yaitu |t| <
2.2281. Kesimpulan: pertahankan H 0 (sama dengan kesimpulan
di atas).
Uji Hipotesis tentang Proporsi Populasi. Uji Hipotesis tentang Proporsi Populasi. nP>5 dan nQ>5
nP>5 dan nQ>5 (lanjutan)
Statistik uji 0 Z =
0 0 :P=P 0 vs H 1 :P<P 0
n H 0 :P=P vs H :P>P
0 R: Z < -Z 1 0 α
Distribusi Normal Standar
Distribusi Normal Standar
R: Z > Z α
1- α
1- α
Uji Hipotesis tentang Proporsi Populasi. Uji Hipotesis tentang Proporsi Populasi. nP>5 dan nQ>5 (lanjutan)
nP>5 dan nQ>5 (lanjutan)
H 0 :P=P 0 vs H 1 :P ≠P 0 Cara lain: dengan menggunakan nilai p (p-value),
berlaku untuk ketiga hipotesa alternatif:
Distribusi Normal Standar
Tolak H 0 jika p < α
Distribusi Normal Standar α
2 1- α
Untuk kasus: − Z α
Nilai p
1 :P>P 0
Uji Hipotesis tentang Proporsi Populasi.
Contoh Uji Hipotesis Tentang
nP>5 dan nQ>5 (lanjutan)
Proporsi Populasi
Distribusi Normal Standar
Untuk menyelidiki kebenaran apakah manajer
Nilai p
Untuk kasus:
restoran yang wanita di sebuah kota kurang dari
H 1 :P<P 0 30%, seseorang mengumpulkan data dari 20 restoran di kota tersebut yang diambil secara
acak. Hasilnya: ada 5 restoran yang manajernya
Distribusi
Normal Standar
wanita, sisanya mempunyai manajer pria. Apa kesimpulan dari data tersebut, apabila α yang
Untuk kasus:
Jumlahnya = nilai p
Jawab
Uji Hipotesis tentang Varians Populasi.
Asumsi: Populasi Terdistribusi Normal
0 : P = 0.30 vs H 1 : P < 0.30 ˆ
p = 20 = 0 . 25
Statistik uji
Z = 0 . 25 − 0 . 30
= 2 − 0 . 488 H 0 : σ = σ 2 0 vs H 1 : σ 2 < σ 2 0
0 . 30 * 0 . 70 Distribusi Normal
f () χ 2
R: Z < -1.645
Standar
Z di luar R,
jadi terima H 0 . Artinya, tidak benar
0.05 bahwa manajer
restoran yang
1- α
wanita di kota
tesrsebut kurang
dari 30% -1.645
χ 2 1 −n α , − 1 χ dengan derajat bebas = n-1
Uji Hipotesis tentang Varians Populasi. Uji Hipotesis tentang Varians Populasi. Asumsi: Populasi Terdistribusi Normal
Asumsi: Populasi Terdistribusi Normal (lanjutan)
(lanjutan)
H 0 : σ 2 = σ 2 0 vs H 1 : σ 2 > σ 2 0 2 H 0 : σ 2 = σ 0 vs H 1 : σ 2 ≠σ 2 0
f () χ 2
f () χ 2
1- α
2 1- α
2 χ 2 dengan derajat 0 χ χ 2 α ,− n 1 1 −n α , − 1 χ 2 χ α 2 , n − 1 dengan derajat
bebas = n-1
2 2 bebas = n-1
Contoh Uji Hipotesis Tentang
Varians Populasi
103 Spesifikasi mesin pemotong menyebutkan
bahwa deviasi standar hasil potongan
kurang dari 6 mm. Untuk menguji hal ini, 99
dikumpulkan 30 hasil potongan mesin
tersebut. Dengan menggunakan
kesimpulan apakah yang dapat ditarik dari
data tersebut.
Jawab
N = 30 S = 3.82 (Stat -> Basic Statistic -> Descriptive Statistics)
H 0 : σ 2 = 36 vs H 1 : σ 2 < 36
Bagian 8
Untuk df = 29 dan α = 0.10, χ 2 0.90,29 = 19.7677 (Calc ->
Probability Distribution -> Chisquare) R: χ 2 < χ 2 0.90,29 = 19.7677
Statistika Inferensi untuk Dua
Statistik uji:
Populasi
Karena 11.7550 < 19.7677, maka tolak H 0 . Artinya, benar
bahwa deviasi standar hasil potong mesin tersebut kurang dari 6 mm.
Statistika Inferensi Tentang Rata- Uji Hipotesis tentang Perbedaan Rata-rata 2
Populasi Independen dengan menggunakan
rata Dua Populasi Independen
Sampel Besar
Populasi 1
Z = X 1 − X 2 − ( µ 1 − µ 2 ) 2 Catatan: Bila deviasi 2 standar populasi σ
Sampel 1
Statistik uji
1 σ 1 + σ 2 tidak ada, dapat digantikan dengan
Ukuran = n (besar)
deviasi standar (tidak diketahui)
Rata-rata = µ
1 Rata-rata = Deviasi Standar = S X 1 n 1 n 2
sampel S
Distribusi Normal Standar 2 >µ independen 0
Ukuran = n (besar)
(tidak diketahui)
Deviasi Standar = S 2
Uji Hipotesis tentang Perbedaan Rata-rata 2 Uji Hipotesis tentang Perbedaan Rata-rata 2 Populasi Independen dengan menggunakan
Populasi Independen dengan menggunakan Sampel Besar (lanjutan)
Sampel Besar (lanjutan)
H 0 :µ 1 –µ 2 =µ 0 vs H 1 :µ 1 –µ 2 <µ 0 H 0 :µ 1 –µ 2 =µ 0 vs H 1 :µ 1 –µ 2 ≠µ 0
Distribusi Normal Standar
R: Z < -Z α
Distribusi Normal Standar
1- α
1- α
Catatan: sebagai alternatif, metode nilai p juga
dapat digunakan
Selang Kepercayaan 100(1- α)% Perbedaan Uji Hipotesis tentang Perbedaan Rata-rata 2
Rata-rata 2 Populasi Independen µ 1 –µ 2 Populasi Independen dengan menggunakan dengan menggunakan Sampel Besar
Sampel Kecil. Asumsi: Kedua Populasi terdistribusi ⎡
Normal dan Deviasi standar kedua populasi sama ⎢ ( X 1 − X 2 ) ± Z
2 Statistik uji
S Artinya: 1 + 1
S = pooled standard deviation
Catatan: Bila deviasi standar populasi σ tidak ada, dapat
digantikan dengan deviasi standar sampel S
Uji Hipotesis tentang Perbedaan Rata-rata 2 Populasi Uji Hipotesis tentang Perbedaan Rata-rata 2 Independen dengan menggunakan Sampel Kecil.
Populasi Independen dengan menggunakan Asumsi: Kedua Populasi terdistribusi Normal dan
Sampel Kecil. Asumsi: Kedua Populasi Deviasi standar kedua populasi sama (lanjutan)
terdistribusi Normal dan Deviasi standar kedua populasi sama (lanjutan)
H 0 :µ 1 –µ 2 =µ 0 vs H 1 :µ 1 –µ 2 >µ 0
H 0 :µ 1 –µ 2 =µ 0 vs H 1 :µ 1 –µ 2 <µ 0
Distribusi t, df = n 1 +n 2 -2
R: t < -t
Distribusi t, df = n 1 +n 2 -2
Uji Hipotesis tentang Perbedaan Rata-rata 2 Populasi Selang Kepercayaan 100(1- α)% Perbedaan Rata-rata 2 Independen dengan menggunakan Sampel Kecil. Asumsi:
Populasi Independen µ 1 –µ 2 dengan menggunakan Kedua Populasi terdistribusi Normal dan Deviasi standar
Sampel Kecil. Asumsi: Kedua populasi terdistribusi normal kedua populasi sama (lanjutan)
dan deviasi standarnya sama
H 0 :µ 1 –µ 2 =µ 0 vs H 1 :µ 1 –µ 2 ≠µ 0 ⎛ ⎜
Derajat bebas t adalah
Distribusi t, df = n 1 +n 2 -2
Catatan: sebagai alternatif, metode nilai p juga dapat digunakan
Contoh Uji Hipotesis Perbedaan Rata-rata 2 Row Jakarta Bandung
Populasi dengan menggunakan Sampel 2 7.1 7.9 Data 3 6.8 5.4
Kecil 4 10.2 4.5
6 13.5 6.8 Sebuah laporan menyebutkan bahwa rata-rata
gaji bulanan direktur bank di Jakarta lebih tinggi
dari pada di Bandung. Untuk menyelidiki 9 9.9 7.2 kebenaran hal ini, seorang peneliti 10 10.2 4.5
mengumpulkan data yang diambil secara acak 12 7.7 6.8 di Jakarta dan di Bandung, sebagaimana 13 9.8 6.7
tercantum dalam data berikut (dalam juta
rupiah). Dengan menggunakan taraf 16 6.8 5.8
keterandalan 17 8.9 10.3 α = 5%, kesimpulan apa yang 18 9.4 4.5
dapat ditarik mengenai laporan tersebut di atas. 19 10.5 5.8
Solusi (asumsi: gaji bulanan direktur bank di Solusi (asumsi: gaji bulanan direktur bank di Bandung dan Jakarta terdistribusi normal)
Bandung dan Jakarta tidak terdistribusi normal)
H o :µ J –µ B = 0 vs H 1 :µ J –µ B >0
-> Statistika Nonparametrik
H o : µ J – µ B = 0 vs H 1 : µ J – µ B >0
Two-sample T for j vs b
Mann-Whitney Test and CI: Jakarta, Bandung
N Mean StDev SE Mean j 20 9.12 2.83 0.63
Jakarta N = 20 Median = 9.150
b 25 6.72 1.75 0.35
Bandung
N = 25 Median = 5.800 Point estimate for ETA1-ETA2 is 2.100
Difference = mu j - mu b
95.2 Percent CI for ETA1-ETA2 is (0.899,3.800)
Estimate for difference: 2.395
W = 593.5
95% lower bound for difference: 1.240
Test of ETA1 = ETA2 vs 0.0012
ETA1 > ETA2 is significant at
T-Test of difference = 0 (vs >): T-Value = 3.48 P-Value = 0.001 DF = 43
The test is significant at 0.0012 (adjusted for ties)
Both use Pooled StDev = 2.29
Kesimpulan: tolak H : µ – µ = 0. Jadi: laporan bahwa
B o = 0. Jadi: laporan bahwa J B rata-rata gaji bulanan direktur bank di Jakarta lebih o : µ J – µ tinggi dari pada di Bandung didukung data. rata-rata gaji bulanan direktur bank di Jakarta lebih
Kesimpulan: tolak H
tinggi dari pada di Bandung didukung data.
Uji Hipotesis tentang Perbedaan Rata-rata 2 Contoh Aplikasi. Uji Hipotesis tentang Populasi Terkait (related) dengan menggunakan
Sampel Kecil. Asumsi: Perbedaan tersebut Perbedaan Rata-rata 2 Populasi Terkait Terdistribusi Normal
(related) dengan menggunakan Sampel
Banyak data: n pairs
Kecil
Sebuah lembaga kursus Bahasa Inggris mengklaim bahwa apabila seseorang mengikuti kursus selama 2 bulan di lembaga tersebut, maka nilai TOEFL orang
Populasi Yang Terkait (related)
Sampel 1
Sampel 2
tersebut akan meningkat sedikitnya 30. Untuk menguji klaim tersebut, 11 orang diukur nilai TOEFL mereka sebelum dan sesudah mengikuti kursus Bahasa Inggris di lembaga tersebut. Data terlampir. Dengan
menggunakan α = 10%, kesimpulan apakah yang dapat ditarik mengenai klaim lembaga tersebut? Asumsikan
“Before”
“After”
Hitung d = perbedaan antara before dan after untuk perbedaan nilai TOEFL seblm dan sesdh kursus setiap pasang data. Selanjutnya, lakukan uji t 1 sampel
terdistribusi normal
dengan data d tersebut.
Data Bef or e Af t er D
550 570 20 7 Gi na 525 555 30 8 Hedi
D = after - before Untuk menghitung D, Calc -> Calculator
MINITAB: Stat -> Basic Statistics -> 1 Sample t
Output MINITAB
T- Tes t of t he Mean Tes t of mu = 30. 00 v s mu > 30. 00 Var i abl e N Mean St Dev
SE Mean T P D 12 32. 75 17. 77 5. 13 0. 54 0. 30
Nilai p = 0.30 dan α = 0.10. Ternyata nilai p > α, maka terima H 0 . Kesimpulan: klaim lembaga kursus Bahasa Inggris bahwa setelah kursus peningkatan nilai TOEFL sedikitnya 30, tidak didukung data.
Estimasi Interval untuk d, sampel kecil. Asumsi: Populasi terdistribusi Normal
Selang kepercayaan
100(1- α)% untuk d
, n pada sampel kecil: 1 2 − n
d d Bagian 9
Artinya: P d t
≤ d ≤ d + t α , n − 1 ⎟⎟ = 100 ( 1 n )% n − α
distribusi t dengan df = n-1
Anova
1- α
Anova Satu Arah (One Way Anova) Anova Satu Arah (lanjutan)
Membandingkan C (>2) populasi independen
Populasi 1
Populasi 2
Populasi C
(completely randomized design)
Varians σ 2 Varians σ 2 Varians σ 2
Asumsi:
Rata-rata = µ 1 Rata-rata = µ
2 Rata-rata = µ C
Populasi terdistribusi normal Sampel diambil secara acak dari masing-masing
populasi Varians semua populasi sama H 0 :µ 1 =µ 2 =µ 3 = …… = µ C H 1 : sedikitnya ada 1 rata-rata populasi yang
berbeda Sampel C
Ukuran n
Ukuran n
1 2 Ukuran n c
Anova Satu Arah (lanjutan) Contoh Aplikasi Anova Satu Arah
F Untuk mengetahui apakah ada pengaruh
kemasan suatu produk kecantikan terhadap
Treatment (C
MSC = SSC
C − 1 F= MSC
penjualannya, sebuah pabrik alat-alat
kecantikan melakukan pengujian dengan
Error SSE N–C SSE MSE =
membuat 4 macam kemasan, yaitu A, B, C, D. N - C Penjualan selama beberapa bulan (dalam juta
rupiah) untuk masing-masing kemasan dicatat
(terlampir). Dengan menggunakan α = 5%,
∑ kesimpulan apakah yang dapat ditarik?
Catatan :
i i = 1 Derajat bebas F adalah C-1 (pembilang) dan N-C (penyebut)
Data Row Sal e Tr
MINITAB: Stat -> ANOVA -> One Way
Output MINITAB
Dengan Metode Nilai Kritis F α
One- Way Anal y s i s of Var i anc e
Distribusi F
Anal y s i s of Var i anc e f or Sal e
Sour c e DF SS MS F P Tr
f () F bebas = C-1 dan N-C F dengan derajat
Tot al 23 87. 83 Er r or 20 56. 62 2. 83
I ndi v i dual 95% CI s For Mean
R: F > F
Bas ed on Pool ed St Dev
Lev el N Mean St Dev
Pool ed St Dev = 1. 683 8. 0 10. 0 12. 0 14. 0
Dengan metode nilai p:
Nilai p = 0.029, sedangkan α = 0.05, sehingga nilai p < α. Tolak H
Pada contoh ini: F = 3.67 dan F
0.05 = 3.0984 untuk
Artinya sedikitnya ada satu rata-rata penjualan produk kecantikan yang
derajat bebas 3 dan 20. Karena F > F 0.05 , maka
berbeda dengan yang lainnya
tolak H 0 (sama dengan kesimpulan di atas)
Anova Dua Arah (Two Way Anova) Anova Dua Arah (lanjutan)
Membandingkan C (>2) populasi sekaligus Variabel Independen Tunggal membandingkan efek blok (randomized block design) Asumsi: Populasi terdistribusi normal
Sampel diambil secara acak dari masing-masing populasi Varians semua populasi sama
cking
H 0 :µ 1 =µ 2 =µ 3 = …… = µ C H : sedikitnya ada 1 rata-rata treatment yang berbeda
Blo
denga yang lain 1
H 0 :µ 1 =µ 2 =µ 3 = …… = µ R H : sedikitnya ada 1 rata-rata blok yang berbeda
abel
a ri V
dengan yang lain 1
Catatan: Setiap sel hanya berisi satu pengamatan
Anova Dua Arah (lanjutan) Contoh Aplikasi Anova Dua Arah
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kemasan
Block (R =Row)
R-1 SSR
R − 1 MSE
(warna dan ukuran kemasan) suatu produk kecantikan terhadap penjualannya, sebuah pabrik alat-alat
Treatment (C
MSC
kecantikan melakukan pengujian dengan membuat
kemasan berwarna: merah, kuning, biru, dan hijau
MSE
dengan ukuran kemasan kecil, sedang, dan besar.
Error
(C-1)(R-1) SSE
MSE =
SSE
Banyaknya produk kecantikan yang terjual selama satu
N–1 SST (terlampir). Dengan menggunakan α = 5%, kesimpulan
(C - 1)(R - 1)
minggu untuk masing-masing kemasan dicatat
Jumlah
apakah yang dapat ditarik mengenai pengaruh ukuran kemasan? Kesimpulan apa pula yang dapat ditarik
• N = RC = total banyaknya data yang diamati
mengenai pengaruh warna kemasan?
• Untuk pengujian efek Blok: derajat bebas F adalah R-1 (pembilang) dan (C-1)(R-1) (penyebut) • Untuk pengujian efek Treatment: derajat bebas F adalah C-1 (pembilang) dan (C-1)(R-1) (penyebut)
Data
MINITAB: Stat -> ANOVA -> Two Way
Mer ah Kuni ng Bi r u Hi j au Row NSal e Uk ur an War na
Kec i l
Sedang
Bes ar
Output MINITAB
Topik-topik Lanjut
Two- way Anal y s i s of Var i anc e
Anal y s i s of Var i anc e f or NSal e Sour c e DF SS MS F P Uk ur an
Regresi Linear Sederhana
Regresi Berganda
Er r or 6 9. 50 1. 58
Tot al 11 44. 25
Deret Waktu
Statistika Nonparametrik
Efek Blok (ukuran kemasan): F = 14.25/1.58 = 9.00. F
, kesimpulan: Tolak H 0.05 . Artinya: ada
= 5.1433
untuk df = 2 dan 6. Jadi F > F
pengaruh ukuran terhadap penjualan. 0.05 0 dan lain-lain
Efek Treatment (warna kemasan): F = 2.08/1.58 = 1.32. F
4.7571 untuk df = 3 dan 6. Jadi F < F
, kesimpulan: Pertahankan 0.05
H 0 0.05 . Artinya: tidak ada pengaruh warna kemasan terhadap penjualan
Metode nilai p juga akan menghasilkan kesimpulan yang sama.
Daftar Pustaka
Black, K. 2003. Business Statistics for Contemporary Decision Making. 4 th Ed. West Publishing Co.
Terima kasih
MINITAB, Inc. 2003. Meet MINITAB Release 14 for Windows Lind, D.A. 2002. Basic Statistics for Business and Economics . 4 nd Ed. McGraw-Hill Companies