BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh rasio keuangan terhadap kondisi financial distress pada perusahaan property yang terdaftar Di bei periode 2012-2016 - Perbanas Institutional Repository
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kondisi ekonomi di Indonesia pada tahun 2014 berada pada tingkat yang stabil. Bank Indonesia (BI) memperkirakan kondisi ekonomi pada tahun 2014 akan lebih stabil dibandingkan tahun 2013 yang dilansir dari situs Investor Daily Indonesia. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya dukungan pertumbuhan seimbang serta adanya defisit transaksi berjalan yang mengalami penurunan. Pada suatu Negara, kinerja keuangan perusahaan yang baik juga akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan tersebut. Kondisi perekonomian pada suatu Negara menunjukkan kondisi yang sedang stabil, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya kondisi keuangan yang tidak stabil di perusahaan Negara tersebut.
Masalah keuangan yang dihadapi suatu perusahaan membuat investor atau kreditur menjadi khawatir akan kondisi financial distress yang terjadi di perusahaan di mana mereka menanamkan sahamnya dan memberikan pinjamannya. Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 juga melanda di Indonesia. Negara Indonesia sangat bergantung pada aliran dana dari investor yang mengakibatkan negara Indonesia merasakan dampak dari adanya krisis ekonomi global tersebut. Dampak dari krisis ekonomi global juga menyebabkan banyaknya perusahaan di Indonesia yang mengalami kesulitan keuangan terutama beberapa perusahaan property yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).
Financial distress merupakan suatu kondisi dimana perusahaan tidak bisa
atau mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya kepada kreditur (Khaliq dkk, 2014). Informasi mengenai financial distress sangat berguna untuk investor dan kreditur karena akan lebih membantu dalam mengambil suatu keputusan apakah mereka akan tetap melanjutkan untuk menanamkan sahamnya dan memberikan pinjaman di suatu perusahaan atau menghentikannya. Informasi tersebut tidak hanya berguna untuk investor maupun kreditur tetapi juga berguna untuk manajemen perusahaan. Pihak manajemen perusahaan bisa melakukan berbagai upaya sehingga perusahaan akan terhindar dari kondisi financial distress.
Selama dua tahun terakhir keadaan kondisi perekonomian Indonesia sedang tidak stabil dan bahkan cenderung mengalami penurunan, dari hal tersebut menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada sektor property. Kondisi tersebut seharusnya di perhatikan oleh para pelaku bisnis property, dikarenakan apabila kondisi tersebut tidak teratasi dengan baik, diperkiraan pertumbuhan pada sektor property akan mengalami penurunan yang semakin mendalam, diprediksikan penurunan pertumbuhan pada sektor property dari tahun 2013 hingga tahun 2014 mencapai 25%. Hal tersebut juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Traghanda mengatakan supaya para pelaku bisnis pada perusahaan property terus berhati-hati karena diprediksi penurunan pertumbuhan property tersebut akan mencapai titik terendah pada tahun 2015 Hal tersebut dibuktikan pada penurunan beberapa perusahaan property, salah satunya dialami oleh PT Surya Semesta Internusa Tbk tersebut tercatat mengalami penurunan sebesar 58% dibandingkan penjualan di periode tahun lalu. Secara nilai, angka penjualan masih tertolong berkat naiknya harga lahan sebesar 30%. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang tertera di informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014, perusahaan membukukan penjualan sebesar Rp 243 miliar dari 16,7 hektar lahan yang terjual. Padahal, periode tahun yang lalu, penjualan lahan mencapai 61,7 hektar dan menyumbang Rp 573 miliar untuk penjualan terkonsolidasi (www.rumah.com).
Kondisi financial distress dapat diukur dengan cara menganalisis laporan keuangan. Bagi suatu perusahaan analisis laporan keuangan sangat berguna, karena untuk mengetahui posisi keuangan yang telah didapatkan dari hasil usaha perusahaan dalam satu periode tertentu. Dalam menganalisis suatu laporan keuangan pada perusahaan diperlukan suatu alat ukur yang disebut rasio keuangan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap, 2015:297). Analisis rasio keuangan yang sering digunakan oleh perusahaan yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio
financial leverage , rasio pertumbuhan, rasio arus kas operasi, rasio aktivitas dan
rasio produktivitas. Rasio yang akan digunakan oleh peneliti yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio financial leverage, dan rasio pertumbuhan.
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendeknya. Bagi suatu perusahaan rasio likuiditas sangat penting karena berkaitan dengan mengubah aset menjadi kas. harus selalu berusaha untuk memaksimalkan jumlah kas dan mengurangi tingkat utangnya untuk menghindari terjadinya kondisi financial distress. Rasio likuiditas mempunyai hasil yang berbeda dari penelitian terdahulu, seperti dalam penelitian Atika, dkk (2013) menunjukkan bahwa rasio likuiditas berpengaruh terhadap kondisi financial distress
. Sedangkan Mas’ud dan Srengga (2012) menunjukkan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi financial .
distress
Rasio profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja di dalamnya. Bagi pemegang saham analisis terhadap rasio profitabilitas sangat penting karena dapat digunakan untuk menetukan suatu pendapatan dalam bentuk dividen. Semakin tinggi tingkat keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan maka akan meningkatkan harga pasar saham sehingga dapat menghindari terjadinya kondisi
financial distress . Rasio profitabilitas mempunyai hasil yang berbeda dari
penelitian terdahulu, seperti Putra, dkk (2017) menunjukkan bahwa rasio profitabilitas tidak signifikan terhadap kondisi financial distress. Sedangkan penelitian Widati (2015) menunjukkan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kondisi financial distress.
Rasio financial leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya baik jangka panjang maupun jangka pendek. Rasio ini sangat penting bagi kreditur untuk menunjukkan posisi keuangannya, dikarenakan semakin rendah tingkat rasio financial leverage maka modalnya di perusahaan, dari hal tersebut maka kreditur dapat menghindari apakah perusahaan tersebut mengalami kondis financial distress atau tidak. Rasio
financial leverage mempunyai hasil yang berbeda dari penelitian terdahulu,
seperti penelitian Hapsari (2012) menunjukkan rasio financial leverage berpengaruh terhadap kondisi financial distress. Sedangkan penelitian Mas’ud dan Srengga (2011) menunjukkan rasio financial leverage tidak berpengaruh terhadap kondisi financial distress.
Rasio pertumbuhan perusahaan merupakan rasio yang digunakan untuk mencerminkan pertumbuhan suatu perusahaan. Rasio ini merupakan rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan suatu perusahaan untuk meningkatkan penjualan dari satu periode ke periode selanjutnya. Rasio pertumbuhan penjualan sangat penting bagi suatu perusahaan dikarenakan apabila pertumbuhan penjualan tinggi akan menyebabkan laba yang diterima oleh perusahaan juga akan semakin besar, dari hal tersebut maka suatu perusahaan dapat menghindari terjadinya kondisi financial distress. Rasio pertumbuhan mempunyai hasil yang berbeda dari penelitian terdahulu, seperti penelitian Radiansyah (2013) menunjukkan rasio pertumbuhan berpengaruh terhadap kondisi financial distress. Sedangkan penelitian Widarjo (2009) menunjukkan rasio pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap kondisi financial distress.
Perusahaan property merupakan objek yang akan digunakan dalam penelitian ini. Adapun alasan yang memotivasi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan property, karena pada sektor property sekarang ini Indonesia, selain itu kondisi tersebut akan meningkatkan kondisi kinerja keuangan perusahaan property di Indonesia. Krisis global yang terjadi pada akhir tahun 2008 diprediksi dapat mempengaruhi kesehatan keuangan pada tahun selanjutnya. Oleh karena itu, peneliti mengambil sampel sesudah terjadinya krisis ekonomi global yaitu mulai tahun 2012 sampai 2016 untuk mengetahui bagaimana kesehatan keuangan perusahaan setelah adanya krisis ekonomi global tersebut. Prediksi mengenai kondisi financial distress ini perlu dilakukan agar perusahaan dapat memperbaiki dan menyelesaikan suatu permasalahan sebelum terjadi kebangkrutan dalam perusahaan tersebut. Berdasarkan research gap yang ada maka penulis menggunakan variabel likuiditas, profitabilitas, financial leverage, dan pertumbuhan. Penelitian ini menggunakan perusahaan property yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul
“ Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kondisi Financial
Distress Pada Perusahaan Property yang Terdaftar di BEI Periode 2012-
2016”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap kondisi financial distress pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012- 2016?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kondisi financial distress pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012- 2016? 3. Apakah financial leverage berpengaruh terhadap kondisi financial distress pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-
2016? 4. Apakah pertumbuhan berpengaruh terhadap kondisi financial distress pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-
2016?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh dari Likuiditas terhadap kondisi financial distress pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012- 2016.
2. Untuk mengetahui pengaruh dari Profitabilitas terhadap kondisi financial
distress pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016.
3. Untuk mengetahui pengaruh dari Financial Leverage kondisi financial distress pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012- 2016.
4. Untuk mengetahui pengaruh dari Pertumbuhan terhadap kondisi financial
distress pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang ingin dicapai adalah : 1. Manfaat Teoritis
Untuk mendapatkan pengetahuan dan dapat lebih memahami tentang memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
2. Manfaat Praktis
Agar penelitian ini digunakan sebagai peringatan awal untuk segera melakukan tindakan korektif demi kemajuan perusahaan di masa yang akan datang dan penelitian ini dapat dijadikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan serta membantu menilai dan menganalisis kondisi keuangan.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini secara garis besar dibagi ke dalam beberapa bab, dimana setiap bab dibagi menjadi sub-sub bab berisi uraian yang sistematis yang mendukung isi dari setiap bab secara keseluruhan. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN Menguraikan mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, serta pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, dan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan mengenai landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini, penelitian-penelitian terdahulu yang memperkuat penelitian ini, serta kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis dari skripsi ini.
BAB III: METODE PENELITIAN Menguraikan mengenai deskripsi variabel penelitian yang digunakan penentuan sample dan populasi data yang akan digunakan. Selain itu bab ini juga berisi jenis dan sumber data metode pengambilan data yang akan digunakan, serta metode analisis yang digunakan dalam skripsi ini.
BAB IV: GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Menguraikan mengenai gambaran subyek penelitian, analisis deskriptif, analisis data dan pembahasan permasalahan menggunakan alat statistik yang telah dijabarkan pada bab metode penelitian.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian akhir skripsi. Bab ini berisikan intisari dari analisa dan pembahasan hasil penelitian yang mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Selain itu juga menguraikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya.