BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 MINYAK - Perancangan Viskosimeter Digital Untuk Mengukur Viskositas Minyak Berbasis Mikrokontroler AT8535 Dengan Tampilan PC

BAB 2 LANDASAN TEORI

  2.1 MINYAK

  Minyak goreng umumnya berasal dari minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit dapat digunakan untuk menggoreng karena struktur minyaknya yang memiliki jenuh yang sifatnya stabil. ( Herlina N, Ginting.2002). Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Masyarakat kita sangat majemuk dengan tingkat ekonomi yang berbeda-beda. Ada masyarakat yang menggunakan minyak goreng hanya untuk satu kali pakai, namun ada juga masyarakat yang menggunakan minyak goreng untuk berkali-kali pakai.

  Parameter kualitas minyak meliputi sifat fisik dan sifat kimia. Sifat fisik minyak meliputiwarna, bau, kelarutan, titik cair dan polimorphism, titik didih, titik pelunakan, slipping point,shot melting point; bobot jenis, viskositas, indeks bias, titik kekeruhan (turbidity point), titikasap, titik nyala dan titik api. (Ketaren, 1986). Standar mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yangbermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standar mutu yaitu : kandungan air dankotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna, dan bilangan peroksida (Ketaren,1986).

  2.2 GLISERIN

  Gliserol (atau gliserin, gliserin) adalah senyawa poliol sederhana, tidak berwarna, tidak berbau, dan cairan kental yang banyak digunakan dalam formulasi farmasi. Gliserin adalah cairan kental yang berwarna dan memiliki rasa manis. Cairan ini memiliki titik didih tinggi dan membeku untuk pasta. Gliserol adalah senyawa organik, juga biasa disebut gliserin, propana-1,2,3-triol, 1,2,3- propanetriol, 1,2,3-trihydroxypropane, glyceritol dan glycyl alkohol. Gliserol memiliki rumus molekul C

  3 H 5 (OH) 3 . Adapun massa molar gliserol adalah

  92,09382 g / mol. Penampilannya jernih, tak berwarna, higroskopik dan memiliki bau. Kepadatan dari gliserol ini adalah 1,261 g / cm ³. Gliserol memiliki titik lebur 18 ° C (64,4 ° F) dan titik didih 290 ° C (554 ° F). Indeks biasnya adalah 1,4746 dan memiliki vsikositas 1,5 Pa s. Sifat

  • – sifat fisik dari Gliserol adalah sebagai berikut : Seperti ethylene glycol dan Propylene glycol, dilarutkan dalam air, gliserol mengganggu ikatan hidrogen antara molekul-molekul seperti campuran sedemikian rupa sehingga tidak dapat membentuk struktur kristal yang efektif kecuali suhu diturunkan secara signifikan. Titik beku minimum adalah sekitar 60- 70% gliserol dalam air, seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Demikian, glycerol memiliki sifat anti-freeze.

  Gliserin merupakan hasil pemisahan asam lemak. Gliserin terutama digunakan dalam industri kosmetika antara lain sebagai bahan pengatur kekentalan sampo, obat kumur, pasta gigi, dan sebagainya (Fauzi, 2002). Gliserin mempunyai peran hampir di setiap industri. Penggunaan terbesar dari gliserin adalah pada industri resin alkid, dimana gliserin berfungsi sebagai bahan pelunak dan gliserin yang banyak digunakan. Gliserin, sejak 1959 diakui sebagai satu diantara bahan yang aman oleh Food and Drug Administration.

2.3 FLUIDA

  Fluida adalah zat alir yang berubah bentuk secara kontnu (terus-menerus) bila terkena tegangan geser, betapapun terjadinya tegangan geser itu. Suatu fluida ideal adalah tanpa gesekan serta takmampu mampat dan hendaknya tidak dikacaukan dengan gas sempurna. Fluida tanpa gesekan adalah takviskos, dan proses alirannya mampu balik. Lapisan fluida yang terdapat langsung di sekitar suatu batas aliran nyata serta yang kecepatannya relatif terhadap batas tersebut terpengaruh oleh tegangan geser visko disebut lapisan batas. Untuk fluida yang viskositasnya rendah akibat-akibat viskositas hanya terasa dalam daerah sempit yang melingkupi batas fluida. Untuk situasi aliran takmampumampat dimana lapisan batas tetap tipis.(Streeter,1998) Subjek yang luas di dalam mekanika fluida secara umum dapat di bagi menjadi statika fluida dimana fluida dalam keadaan diam, dan dinamika fluida dimana fluida bergerak. Perlu dibahas beberapa sifat fluida yang sangat berkaitan dengan perilaku fluida, karena jelas bahwa fluida yang berbeda secara umum memiliki sifat yang berbeda pula. Adapun sifat-sifat yang memegang peranan penting dalam analisis perilaku fluida akan dibahas berdasarkan ukuran-ukuran masa dan berat fluida.

  2.3.1. Kerapatan (Density)

  Kerapatan sebuah fluida di lambanngkan dengan huruf yunani ρ (rho), didefinisikan sebagai masa fluida per satuan volume. Kerapatan biasanya digunakan untuk mengkarakteristikkan massa sebuah sistem fluida. Rho

  

3

mempunyai satuan dalam SI adalah kg/m .

  2.3.2. Tegangan Permukaan

  Bila tidak ada pengaruh gravitasi ataupun gaya

  • – gaya luar yang lainnya, suatu partikel cair yang tidak dibatasi oleh dinding
  • – dinding luar akan terbentuk bola yang sempurna, karena adanya gaya tarik diantara molekul cairan. Di dalam bagian dalam cairan suatu molekul dikelilingi oleh mol
  • – molekul yang lain, dan rata – rata gaya yang menarik besarnya sama pada segala arah.

  Tetapi pada permukaan, tidak ada tarikkan keluar untuk mengimbangi tarikan dari molekul

  • – molekul didalam partikel cairan, karena molekul – molekul yang menarik keluar ini jumlahnya makin bergerak pada titik
  • – titik yang dekat dengan permukaan (Munson,2003).

2.3.3. Kekentalan (Viskositas)

  Setiap benda yang bergerak relatif terhadap benda lain selalu mengalamigesekan (gaya gesek). Sebuah benda yang bergerak di dalam fluida juga mengalami gesekan. Hal ini disebabkan oleh sifat kekentalan (viskositas) fluida tersebut. Koefisien kekentalan suatu fluida (cairan) dapat diperoleh dengan menggunakan percobaaan bola jatuh di dalam fluida tersebut. Gaya gesek yang bekerja pada suatu benda yang bergerak relatif terhadap suatu fluida akan sebanding dengan kecepatan relatif benda terhadap fluida.

  Jika ditinjau dari sebuah bola yang dijatuhkan kedalam cairan dan bola tersebut bergerak kebawah dengan kecepatan v. Gaya-gaya yang berkerja pada bola adalah gaya berat w, gaya apung FA, dan gaya hambat akibat viskositas atau gaya Stokes Fs.

Gambar 2.1 Gaya Bola Pada Cairan

  Ketika bola dijatuhkan, bola bergerak dipercepat. Namun ketika kecepatannya bertambah, gaya stokes juga bertambah. Akibatnya pada suatu saat bola mencapai keadaan seimbang, sehingga bergerak dengan kecepatan konstan, yang disebut kecepatan terminal. Pada kecepatan terminal ini, resultan gaya yang berkerja pada bola sama dengan nol.

  Dengan memilih sumbu vertikal keatas sebagai sumbu positif, maka pada saat kecepatan terminal berlaku : ∑ = 0

  F a + F s = W

f b g

  ρ

   g + 6 η R = m

  3

  3 f ( )g +6 =( b ) ρ π R ρ

   η R R ............................(2.3)

  Dengan : = Kecepatan terminal (m/s) η = Koevesien Viskositas fluida (Pa s) R = jari-jari bola (m)

  2

  g = Percepatan gravitasi (m/s )

  3 b = massa jenis bola (Kg/m )

  ρ

  3

  = massa jenis fluida (Kg/m ) ρ f

  Sifat-sifat kerapatan dan berat jenis adalah ukuran dari beratnya sebuah fluida. Namun jelas bahwa sifat-sifat ini saja tidak cukup untuk mengkarakterisasi secara khas sebagaimana fluida berperilaku karena dua fluida (misalnya air dan minyak) yang memiliki nilai kerapatan hampir sama memiliki perilaku yang berbeda ketika mengalir. (Munson,2003).

  Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan kebalikan dari viskositas akan meningkat dengan makin tingginya temperatur. Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer (Welty, 2004).

  Viskosimeter merupakan alat untuk mengukur nilai viskositas atau kekentalan suatu fluida. Viskosimeter ini bekerja pada titik kecepatan geser, sehingga hanya dihasilkan satu titik pada rheogram. Ekstrapolasi dari titik tersebut ke titik nol akan menghasilkan garislurus. Alat ini hanya dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan Newton.Yang termasuk dalam jenis ini misalnya viskosimeter kapiler, bola jatuh, penetrometer, plastometer ,dll.

  Dalam pembuatan alat viskometer ditujukan untuk memperoleh waktu agar diperoleh nilai viskositas dari suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer bola jatuh (menggunakan hukum stokes), tabung (pipa kapiler) yang mengukur viskositas berdasarkan tekanan dalam aliran pipa, dan sistem rotasi. (Ridwan,dkk,2008) ( Nutrino,2010). Cairan yang mengikuti hukum Newton, viskositasnya tetap pada suhu dan tekanan tertentu dan tidak tergantung pada kecepatan geser. Oleh karena itu, viskositanya cukup ditentukan pada satu kecepatan geser. Viskometer yang dapat dipergunakan untuk keperluan itu adalah viskometer kapiler atau bola jatuh. Apabila digambarkan antara kecepatan geser terhadap tekanan geser, maka diperoleh grafik garis lurus melalui titik nol. Contoh cairan Newton adalah minyak jarak, kloroform, gliserin, minyak zaitun, dan air.

  Viskometer bola jatuh merupakan viskosimeter satu titik yang diguna kan untuk menentukan viskosita cairan newton. Viskosimeter ini bekerja pada satu titik kecepatan geser, sehingga hanya dihasilkan satu titik pada rheogram. Pada viskosimeter ini sampel dan bola diletakkan dalam tabung gelas yang dibiarkan mencapai temperatur keseimbangan dengan fluida yang ada didalam tabung. Waktu bagi bola tersebut untuk jatuh antara dua tanda diukur dengan teliti dan diulangi beberapa kali. Prinsip kerja dari viskometer bola jatuh adalah mengukur kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung pada suhu tetap.

2.4 Sensor

  Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia, menghubungkan antara fisik nyata dan industri electric dan piranti elektronika. Variabel keluaran dari sensor yang diubah menjadi besaran listrik disebut Transduser.Sensor mengkonversi dari suatu isyarat input ke suatu isyarat ouput.Sensor bisa saja menggunakan satu atau lebih pengkonversian untuk menghasilkan suatu isyarat keluaran. Ada dua jenis sensor :

  1. Sensor Passif yaitu mengkonversi sifat-sifat/isyarat fisik atau kimia ke dalam isyarat yang lain tanpa bantuan sumber energi Contoh : termocouple 2. Sensor Aktif yaitu mengkonversi sifat-sifat/isyarat fisik atau kimia ke dalam isyarat yang lain dengan bantuan sumber energi, juga merupakan pilihan utama untuk isyarat-isyarat yang lemah/kecil.

2.4.1. LDR (Light Dependent Resistor)

  Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu jenis resistor yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan penerimaan cahaya. Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri. LDR sering disebut dengan alat atau sensor yang berupa resistor yang peka terhadap cahaya. Biasanya LDR terbuat dari cadmium sulfida yaitu merupakan bahan semikonduktor yang resistansnya berupah-ubah menurut banyaknya cahaya (sinar) yang mengenainya.

  Prinsip Kerja Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Resistansi Sensor Cahaya LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan.

  Seperti halnya resistor konvensional, pemasangan LDR dalam suatu rangkaian sama persis seperti pemasangan resistor biasa. Simbol LDR dapat dilihat seperti pada gambar berikut :

  

Gambar.2.2. Simbol Dan Fisik Sensor Cahaya LDR (Light Dependent

Resistor)

  Karakteristik Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Sensor Cahaya LDR adalah suatu bentuk komponen yang mempunyai perubahan resistansi yang besarnya tergantung pada cahaya. Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery dan Respon Spektral sebagai berikut :

  1. Laju Recovery Senso r Cahaya LDR, bila sebuah “Sensor Cahaya LDR” dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu.

  2. Respon Spektral Sensor Cahaya LDR, sensor cahaya LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium, baja, emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar yang paling banyak, digunakan karena mempunyai daya hantar yang baik (TEDC,1998) .

2.4.2 LED

  LED adalah singkatan dari "Light Emitting Diode". Yang berarti LED adalah perangkat semikonduktor yang menghasilkan cahaya ketika arus listrik melewati celah antara katoda dan anoda didalam sistem perangkat tersebut. LED juga disebut "Solid State Lighting" karena chip LED disolder ke Printed Circuit Board (PCB) dan oleh karena itu tidak memiliki artikel-artikel yang longgar / filamen seperti bola lampu pijar, atau zat beracun seperti gas merkuri pada Lampu Hemat Energy (LHE).

  

Gambar.2.3. Simbol dan gambar LED

LED dulu umumnya digunakan pada gadget seperti ponsel serta komputer.

  Sebagai pesaing lampu bohlam dan neon, saat ini aplikasinya mulai terus meluas dan bahkan bisa kita temukan pada korek api yang kita gunakan, lampu emergency dan sebagainya. LED sebagai model almpu masa depan dianggap dapat menekan pemanasan global karena efesiensinya.

2.5 Mikrokontroler ATMega 8535

  Mikrokontroler adalah singel chip yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan di rancang khusus untuk aplikasi kontrol serta dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. Mikrokontroler merupakan satu hasil dari kemampuan komputasi yang sangat cepat dengan bentuk yang sangat kecil dan harga yang murah. Mikrokontroler terus berkembang dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar terhadap alat-alat elektronik dengan perangkat cerdas, cepat sebagai pengontrol dan proses data. (Rizki,2010) Mikrokontroler ATMega8535 merupakan IC CMOS 8-bit yang memiliki daya rendah dalam pengoperasiannya dan berbasis dan arsitektur RISC AVR

  ATMEGA8535 dapat di eksekusi satu intruksi dalam sebuah siklus clock, dan dapat mencapai 1 MIPS per Mhz, sehingga para perancang dapat mengoptimalkan penggunaan daya rendah dengan kecepatan tinggi.Mikrokontroler AVR ATmega8535 memiliki fitur yang cukup lengkap. Mikrokontroler AVR ATmega8535 telah dilengkapi dengan ADC internal, EEPROM internal, Timer/Counter, PWM, analog comparator, dan lain-lain.(M.Ary Heryanto, 2008).

2.5.1. Blok Diagram dan Arsitektur ATmega8535

  ATmega8535 mempunyai 32 general purpose register (R0..R31) yang terhubung langsung dengan Arithmetic Logic Unit (ALU), sehingga register dapat diakses dan dieksekusi hanya dalam waktu satu siklus clock. ALU merupakan tempat dilakukannya operasi fungsi aritmetik, logika dan operasi bit. R30 disebut juga sebagai Z-Register, yang digunakan sebagai register penunjuk pada pengalamatan tak langsung.

  Didalam ALU terjadi operasi aritmetik dan logika antar register, antara

  

register dan suatu konstanta, maupun operasi untuk register tunggal (single

register ). Berikut arsitekturnya yang ditunjukkan blok diagram pada Gambar 2.4

  Gambar.2.4.Blog Diagram Fungsional ATMega8535

  Mikrokontroler ATMega8535 memiliki fitur yang sebagai berikut : 1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan port D.

  2. ADC internal sebanyak 8 saluran.

  3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.

  4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

  5. SRAM sebesar 512 byte.

  6. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.

  7. Port antarmuka SPI 8. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.

  9. Antarmuka komparator analog.

  10. Port USART untuk komunikasi serial.

  11. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.

  2.5.2 Sistem Minimum ATmega8535 (SISMIN)

  Sistem minimum (sismin) mikrokontroler adalah rangkaian elektronik minimum yang diperlukan untuk beroperasinya IC mikrokontroler. Sismin ini kemudian bisa dihubungkan dengan rangkaian lain untuk menjalankan fungsi tertentu. Di keluarga mikrokontroler AVR, seri 8535 adalah salah satu seri yang sangat banyak digunakan.

  Mikrokontroler Atmega8535 telah dilengkapi dengan osilator internal, sehingga tidak diperlukan kristal atau resonator ekternal untuk sumber clock CPU. Namun osilator ini maksimal 8MHz jadi disarankan untuk tetap memakai kristal eksternal. Osilator internal oleh pabriknya telah di-setting 1 MHz, dan untuk merubahnya perlu merubah setting pada fuse bit. Namun untuk pengaturan fuse bit perlu berhati-hati, sebab pengaturan ini begitu rawan karena bila salah menyetingnya bisa menyebabkan mikrokontroler rusak.

  2.5.3 Konstruksi ATmega8535

  Mikrokontroler ATmega8535 memiliki 3 jenis memori, yaitu memori program, memori data dan memori EEPROM. Ketiganya memiliki ruang sendiri dan terpisah.

  a. Memori program : ATmega8535 memiliki kapasitas memori progam sebesar 8 Kbyte yang terpetakan dari alamat 0000h

  • – 0FFFh dimana masing-masing alamat memiliki lebar data 16 bit. Memori program ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian program boot dan bagian program aplikasi.

  b. Memori data : ATmega8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu register serba guna, register I/O dan SRAM. ATmega8535 memiliki 32 byte register serba guna, 64 byte register I/O yang dapat diakses sebagai bagian dari memori RAM (menggunakan instuksi LD atau ST) atau dapat juga diakses sebagai I/O

  (menggunakan instruksi IN atau OUT), dan 512 byte digunakan untuk memori data SRAM.

  c. Memori EEPROM : ATmega8535 memiliki memori EEPROM sebesar 512 byte yang terpisah dari memori program maupun memori data. Memori EEPROM ini hanya dapat diakses dengan menggunakan register-register I/O yaitu register EEPROM Address, register EEPROM Data, dan register EEPROM Control. Untuk mengakses memori EEPROM ini diperlakukan seperti mengakses data eksternal, sehingga waktu eksekusinya relatif lebih lama bila dibandingkan dengan mengakses data dari SRAM. ATmega8535 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran ADC internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC

  ATmega8535 dapat dikonfigurasi, baik secara single ended input maupun

  differential input . Selain itu, ADC ATmega8535 memiliki konfigurasi pewaktuan,

  tegangan referensi, mode operasi, dan kemampuan filter derau yang amat fleksibel, sehingga dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan ADC itu sendiri.

  Arsitektur hardware mikrokontroler ATMega8535 dari spesifikasi luar atau biasa disebut pin out digambarkan pada gambar dibawah ini :

  Gambar 2.5.Kofigurasi Pin AVR ATMEGA 8535 Dilihat dari gambar diatas Mikrokontroler AVR ATMEGA 8535 ini memiliki 4 buah port paralel dan masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda : a.

  Port A (PA0-PA7) Port A berfungsi sebagai input analog ke ADC. Port A juga dapat berfungsi sebagai port I/O 8 bit bidirectional, jika ADC tidak digunakan maka pin port dapat menyediakan resistor pull-up internal (dipilih untuk setiap bit).

  b.

  Port B (PB0-PB7) Port B merupakan I/O 8 bit biderectional dengan resistor pull-up internal (dipilih untuk setiap bit)

Tabel 2.1 Fungsi Khusus Port B Pin Fungsi Khusus

  PB7 SCK (SPI Bus Serial Clock) PB6 MISO (SPI Bus Master Input/ Slave Output) PB5 MOSI (SPI Bus Master Output/ Slave Input) PB4 SS (SPI Slave Select Input)

  AIN 1 (Analog Comparator Negative Input) PB3 OCO (timer/Counter0 Output Compare Match Output) PB2 AIN 0 (Analog Comparator Positive Input)

  INT2 (External Interrrupt 2 Input) PB1 T1 (Timer/ Counter 1 External Counter Input)

  T0 T1 (Timer/ Counter External Counter Input) PB0

  XCK (USART External Clock Input/ Output)

  c. Port C (PC0-PC7) Port C merupakan I/O 8 bit biderectional dengan resistor pull-up internal (dipilih untuk setiap bit)

Tabel 2.2 Fungsi Khusus Port C Pin Fungsi khusus

  PC7 TOSC2 ( Timer Oscillator Pin2) PC6 TOSC1 ( Timer Oscillator Pin1) PC5 Input/Output PC4 Input/Output PC3 Input/Output PC2 Input/Output PC1 SDA ( Two-wire Serial Buas Data Input/Output Line) PC0 SCL ( Two-wire Serial Buas Clock Line)

  d. Port D (PD0-PD7) Port D merupakan I/O 8 bit biderectional dengan resistor pull-up internal (dipilih untuk setiap bit)

Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port D Pin Fungsi khusus

  PD7 OC2 (Timer/Counter Output Compare Match Output) PD6

  ICP (Timer/Counter1 Input Capture Pin) PD5 OC1A (Timer/Counter1 Output Compare A Match Output) PD4 OC1B (Timer/Counter1 Output Compare B Match Output) PD3

  INT1 (External Interrupt 1 Input) PD2

  INT0 (External Interrupt 0 Input) PD1 TXD (USART Output Pin) PD0 RXD (USART Input Pin)

2.5.4 Memori Program ATmega8535 mempunyai kapasitas memori program sebesar 8 Kbytes.

  Karena semua format instruksi berupa kata (word), Format word yang biasa digunakan adalah 16 atau 32 bit. Pada ATmega8535 ini format memori program yang digunakan adalah 16 bit, sehingga format memori program yang digunakan adalah 4Kx16bit. Memori Flash ini dirancang untuk dapat di hapus dan tulis sebanyak seribu kali. Program Counter (PC)-nya sepanjang 12 bit, sehingga mampu mengakses hingga 4096 alamat program memori. Memori program pada ATmega8535 diperlihatkan pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Memori program

2.6. Liquid Crystal Display (LCD)

  LCD merupakan salah satu komponen yang banyak dipilih untuk dipergunakan sebagai tampilan karena kemudahannya dalam mengatur tampilan layar agar lebih menarik. Salah satu contoh LCD yang banyak digunakan yaitu LCD M1632 (LCD 2x16).LCD display module M1632 terdiri dari dua bagian, yang pertama merupakan panel LCD sebagai media tampil informasi dalam bentuk karakter dua baris, masing-masing bisa menampung 16 karakter.

  Bagian kedua merupakan sebuah sistem yang dibentuk dengan mikrokontroler yang ditempel dibalik panel LCD, berfungsi mengatur tampilan LCD. Dengan demikian pemakaian LCD M1632 menjadi sederhana, sistem lainnya cukum mengirim kode ASCII dari informasi yang ditampilkan.Spesifikasi LCD M1632, yaitu : a.

  Tampilan 16 karakter 2 baris b. RAM data tampilan dan RAM pembangkit dapat dibaca dari unit mikroposesor c.

  Beberapa fungsi perintah antara lain adalah penghapusan tampilan (display clear), posisi kursor awal (cursor home ), tampilan karaker kedip (display charakter blink , penggeseran kursor (cursor shift) dan pergeseran tampilan (display shift).

  d.

  Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan e. Catu daya tunggal +5 volt

2.7 Akuisisi Data

  Sistim akuisisi data dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data, hingga memprosesnya untuk menghasilkan data yang dikehendaki. Jenis serta metode yang dipilih pada umumnya bertujuan untuk menyederhanakan setiap langkah yang dilaksanakan pada keseluruhan proses. Sejak ditemukannya teknologi digital dan komputer, system akuisisi data mengalami perkembangan dan perubahan yang sangat signifikan baik pada cara pengambilan data, mengumpulkan data, menyimpannya hingga mengolahnya menjadi data yang siap untuk diproses lebihlanjut. Berikut ini elemen-elemen dasar dari system atau konsep akuisisi data berbasis komputer (PC) :

1. Sebuah komputer PC 2.

  Tranduser 3. Pengkondisi sinyal 4. Perangkat keras akuisisi data 5. Perangkat keras analisa 6. Perangkat lunak (Dapat berupa Visual Basic )

  Perangkat lunak yang menyederhanakan pemrograman akuisisi data dengan cara menangani secara langsung pemrograman tingkat-rendah (low level

  program ) dan memberikan berbagai fungsi tingkat-tinggi (high level functions)

  yang dapat dipanggil dalam bahasa pemrograman yang digunakan. Pada perangkat lunak jenis ini biasanya pemrograman dilakukan menggunakan bahasa tingkat rendah yang setingkat atau beberapa tingkat diatas bahasa mesin. Yang termasuk dalam hal ini adalah seperti bahasa Assembly pada ++, Visual Basic, Delphi.