PEMANTAUAN KEHILANGAN HASIL PADI SAWAH MELALUI PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN

  

PEMANTAUAN KEHILANGAN HASIL PADI SAWAH MELALUI

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN

  • )

  Hanafi

  

Abstrak

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kehilangan hasil yang terjadi di lapangan karena adanya serangan OPT dan hasil yang dapat diselamatkan oleh petani. Penelitian dilaksanakan dengan cara ujicoba dilapang dalam bentuk plot di desa

  Abbokongeng, Kecamatan Kulo, Kabupaten Sidenreng Rappang, berlangsung pada Mei sampai September 2008.

  Hasil penelitian pemantauan kehilangan hasil di lapang menunjukkan bahwa populasi dan serangan OPT yang dominan adalah Penggerek Batang, yang mencapai batas Ambang Kendali, pada aplikasi Insektisida, sedangkan tidak diaplikasi adalah Fungisida dan Bakterisida. Populasi Musuh alami dilapang cukup berimbang dan berpengaruh terhadap penekanan serangan OPT. Potensi Kehilangan hasil pada tanaman padi 15 %, Kehilangan hasil yang masih terjadi di lapang 6 %, sedangkan kehilangan hasil yang dapat diselamatkan petani 9 %. Dampak pengendalian menggunakan cara petani masih lebih menguntungkan dari pada menggunakan standar Ambang Kendali setiap Jenis OPT. Kemampuan petani dalam mengendalikan OPT cukup baik, kehilangan hasil yang dapat diselamatkan 9 % serata dengan 686,9 kg GKP/ha atau senilai Rp. 1.579.870.-.

  Kata Kunci: Kehilangan Hasil, Padi Sawah, Pengendalian OPT.

  • )

  Dosen Kopertis wilayah IX Sulawesi dpk pada Fakultas Pertanian, Universitas Islam Makassar.

  

PENDAHULUAN

Latar Belakang

  Pembangunan sektor pertanian memegang peranan strategis, karena bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk indonesia yang terus meningkat dan sektor ini merupakan andalan sebagai sumber mata pencaharian utamanya di pedesaan. Peningkatan produksi pangan kita akan menghadapi berbagai hambatan dan masalah yang merupakan resiko yang timbul karena gejolak harga produksi pertanian dan juga terjadinya gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan gangguan iklim selama proses produksi.

  Kehilangan hasil akibat OPT masih tinggi dan penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) padi di Sulawesi Selatan dengan perakitan komponen utama yaitu tanam serempak pada waktu yang tepat, penggunaan varietas tahan hama penyakit dengan potensi produksi disertai dengan pergiliran varietas pada ekosistem tertentu telah terbukti memberikan dampak yang sangat positif. Di Indonesia rata-rata kehilangan hasil padi sawah dilapang mencapai 17 persen. akomulasi luas serangan OPT 1.398 ha dari realisasi luas tanam 33.532 ha (4.17 %), atau kehilangan hasil 1.160.950 kg Gabah kering Panen (GKP) senilai RP. 2.089.710.000,- (Ruslan, 2006) Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk menekan serangan dan kehilangan hasil tetapi dibeberapa tempat terkadang kurang berhasil karena petani tidak mampu melakukan pengendalian secara serempak dan berulang.

  PHT yang bersifat menyeluruh tanpa mengabaikan aspek-aspek yang mempengaruhinya baik akibat serangan OPT maupun pengaruh ekologi. Informasi tentang kehilangan hasil akibat serangan OPT, kemampuan petani mengendalikan OPT dan biaya ekonomis masih dapat ditolerir sehingga pengendalian OPT sangat diperlukan.

  Sehubungan dengan maksud tersebut, kegiatan pemantauan kehilangan hasil akibat serangan OPT perlu dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran susut hasil padi sawah, mamfaat pengendalian dalam menyelamatkan hasil di wilayah pengamatan serta untuk mengetahui kemampuan petani dalam mengendalikan serangan organisme pengganggu. Dengan adanya informasi diharapkan strategi pengendalian OPT yang baik dan menyeluruh dapat dipertanggung jawabkan baik dari aspek ekonomi maupun ekologinya, sehingga produksi yang hilang dapat dicegah dan pendapatan petani dapat ditingkatkan.

  Tujuan dan Kegunaan

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kehilangan hasil yang terjadi di lapangan karena adanya serangan OPT dan hasil yang dapat diselamatkan oleh petani. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan informasi dan acuan dalam upaya menekan kehilangan hasil akibat OPT dalam rangka pengembangan usahatani padi sawah.

  

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

  Penelitian ini dilaksanakan dengan cara ujicoba dilapang dalam bentuk plot di desa Abbokongeng, Kecamatan Kulo, Kabupaten Sidenreng Rappang, berlangsung pada Mei sampai September 2008.

  Bahan dan Alat

  Bahan yang digunakan adalah: Benih padi varietas Ciliwung, Urea, SP 36 dan KCl, Pestisida dan agensi hayati Beauvaria bassiana. Alat yang digunakan adalah: Papan plot, ajir dan patok, cangkul, handsprayer, alat

  Pelaksanaan

  Lokasi penelitian pemantauan kehilangan hasil ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa desa Abbokongeng merupakan wilayah sentra pertanaman padi yang potensial, dan sebagai mata pencaharian utama masyarakat pada umumnya. Pemantauan kehilangan hasil akibat serangan OPT dilaksanakan mulai tanam padi sampai panen. Lokasi kegiatan ini ditetapkan pada sentra wilayah pengamatan pada hamparan yang dapat diwakili bagian besar dari unit pengamatan, baik dari segi waktu tanam maupun jenis variasi yang ditanam pada musim itu. Untuk Tanaman yang dominan pada saat itu ditentukan 3 petak ulangan.

  Tiap petak contoh dibagi menjadi 3 ulangan dengan ukuran masing masing 7 m x 7 m dan terdapat masing-masing 6 perlakuan, yaitu:

  1. Pengendalian dengan insektisida, bila serangan hama serangga telah melampaui batas toleransi yang telah ditetapkan.

  2. Pengendalian dengan fungisida, bila serangan penyakit dari golongan cendawan telah melampaui batas toleransi yang telah ditetapkan.

  Pengendalian dengan bakterisida, bila serangan penyakit dari golongan bakteri telah 3. melampaui batas toleransi yang telah ditetapkan.

  4. Pengendalian dengan insektisida, bakterisida maupun fungisida. Pelaksanakan pengendalian dilakukan secara berkala, yaitu pada tanaman yang berumur 10 - 15, 30 - 35, 50 - 55, 70 - 75 dan 90 - 95 hari setelah tanam. Perlakuan ini dilaksanakan untuk mencegah kerusakan oleh OPT (tidak termasuk tikus dan gulma).

  5. Pembanding/tanpa perlakuan pestisida, pada petak / bagian ini tidak diberi perlakuan pestisida apapun (sebagai petak kontrol).

  6. Perlakuan petani, perlakuan dengan pestisida disesuaikan dengan perlakuan yang dilaksanakan petani dalam melindungi usaha taninya dari gangguan organisme pengganggu tanaman.

  Pengamatan dan Pengambilan Ubinan

  Pemantauan kehilangan hasil dilengkapi dengan pengamatan tentang kegiatan yang dilakukan petani dalam proses produksi. Informasi tersebut diperlukan untuk mengevaluasi keadaan OPT dan menyusun langkah pembinaan dalam rangka mempertinggi kesadaran, kemauan, dan kemampuan petani melaksanakan penyelamatan hasil yang disebabkan oleh wawancara dengan petani terutama petani yang lahannya berdekatan dengan petak contoh pengamatan pemantauan kehilangan hasil. Jumlah petani yang diwawancarai 10 orang untuk satu lokasi

  Untuk mengetahui pengaruh populasi/serangan OPT terhadap hasil produksi ubinan dilakukan pengamatan terhadap populasi/serangan OPT dan keberadaan musuh alami yang ada dilapang. Penempatan sampel dilakukan 10 rumpun/tanaman contoh setiap petak ulangan dengan sistematis, pengamatan terhadap populasi/ serangan OPT dan keberadaan musuh alami dilakukan mulai umur 14 Hari Setelah Tanam hingga panen dengan interval waktu 7 hari.Hasil ubinan dilakukan setelah dipanen dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m (100 rumpun tanaman dengan jarak tanam 25cm x 25 cm), dirontokkan, ditimbang dalam keadaan kering panen.

  Analisis Data.

  Untuk membandingkan hasil antar perlakuan dalam rangka melihat potensi kehilangan hasil karena akibat serangan organisme pengganggu tanaman, kehilangan hasil di lapang masih terjadi dan kemampuan petani dalam menekan kehilangan hasil, dari tiap bagian petak contoh dipanen secara ubinan dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m. Hasil panen dari petak contoh tersebut dianalisis dengan rumus sebagai berikut :

  1. Potensi kehilangan hasil; (d – e)

  A= --------------------- x 100% f

2. Kehilangan hasil yang masih terjadi dilapang

  (d – f) B= --------------------- x 100% f

  3. Kehilangan hasil yang dap-at diselamatkan petani (f – e)

  C= --------------------- x 100% f a,b,c,d,e,dan f adalah hasil ubinan dari bagian petak contoh yang masing masing diberi perlakuan aplikasi insektisida, fungisida, agensi hayati secara berkala (jadwal), tanpa perlakuan pestisida (kontrol) dan perlakuan pestisida disesuaikan dengan kegiatan petani dalam menekan kehilangan hasil.

  Untuk menghitung efektivitas penggunaan pestisida dari masing-masing perlakuan

  1. Hasil yang dapat diselamatkan dengan menggunakan insektisida berdasarkan ambang kendali, terhadap perlakuan petani : (d – e) – (a – f )

  I = ------------------------ x 100 % f

  2. Hasil yang dapat diselamatkan dengan penggunaan fungisida berdasarkan ambang pengendalian, terhadap perlakuan petani : ( d – e ) – ( b – f )

  F = ----------------------- x 100 % F

  3. Hasil yang dapat diselamatkan dengan penggunaan bakterisida berdasarkan ambang pengendalian, terhadap perlakuan petani : ( d – e ) – (c – f )

  B = ----------------------- x 100 % F

  4. Wawancara petani Untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan yang dilakukan oleh petani, maka dilakukan wawancara terutama petani yang lahannya berdekatan dengan petak pengamatan berikut.

  I II

  III B.1 E.2 A.3 C.1 D.2 C.3 E.1 B.2 F.3 G.1 A.2 D.3 A.1 C.2 E.3 F.1 G.2 B.3 Gambar 1. Bagan petak contoh kegiatan pemantauan kehilangan hasil di lapang

  Keterangan: A = Pengendalian dengan insektisida B = Pengendalian dengan fungisida C = Pengendalian dengan Bakterisida.

  E = Pembanding/tanpa perlakuan pestisida. F = Perlakuan petani.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Secara umum areal pertanaman padi di kabupaten Sidrap mengalami penurunan produksi dari akibat terjadinya perubahan Iklim yang berdampak pada tanaman padi akibat banjir dan kerusakan tanaman oleh serangan OPT Penggerek Batang padi dan gejala Kresek (Xanthomonas

  

Orysae ). Hasil pengamatan yang dilakukan setiap minggu pada setiap petak perlakuan adalah

  sebagai berikut :

1. Pengamatan Populasi dan Intensitas Serangan

  OPT yang ditemukan selama pengamatan adalah Gejala serangan Penggerek Batang padi, Tikus, Hama Putih putih palsu, Walang sangit, Wereng batang coklat, W.P.Putih, Walang sangit dan Wereng Hijau dan Kresek, Hasil pengamatan rata intensitas serangan OPT pada setiap lokasi dan petak perlakuan tidak ditremukan jenis populasi/intensitas serangan yang melawati ambang pengendalian, sehingga pengendalian Insektisida, Fungisida dan kontrol pada perlakuan ambang pengendalian tidak dilakukan.

  Populasi/intensitas serangan yang dominan adalah serangan P.batang sejak dari awal pertanaman sampai tanaman berbuah semakin tinggi serangannya, Sedangkan Populasi W.sangit dan seranga Kresek (Xanthomonas orysae) muncul pada stadia generatif tanamanm padi sehingga berpengaruh terhadap produksi, terjadinya serangan beberapa OPT tidak mencapai 10 % (batas ambang kendali), kejadian ini terjadi pada perlakuan Insektisida, Fungisida dan Kontrol. Sedangkan populasi/serangan OPT lain kelihatannya tidak banyak berpengaruh karena serangannya sangat kecil yaitu ; Tikus, Hama Putih, Wereng batang, W.Punggung Putih dan Wereng hijau. Tabel 1. Hasil Pengamatan Intensitas Serangan OPT Penggerek Batang Padi.

  Rata-rata Intensitas Serangan OPT Penggerek Batang Padi (%) Perlakuan

14 Hst. 21 Hst 28 Hst 35 Hst 42 Hst 49 Hst 56 Hst 63 Hst 70 Hst 77 Hst 84 Hst

  Insektisida

  2.3

  2.2

  10.45

  3.8

  2.3

  4.4

  2.59

  2.65

  4.25

  4.85

  5.09 Fungisida

  2.37

  2.8

  9.69

  2.25

  

1.27

  2.9

  2.87

  2.55

  4.16

  5.05

  5.47 Agen Hayati

  2

  1.8

  9.45

  3.25

  

2.77

  1.8

  2.37

  2.55

  3.51

  4.08

  3.07 Jadwal

  2.32

  0.8

  0.8

  0.46

  0.17

  0.6 Kontrol

  2.32

  2

  10.62

  3.05

  

2.34

  2.6

  3.46

  2.1

  5.25

  5.2

  5.47 Petani

  2.25

  4

  5.4

  2.85

  

0.62

  2.97

  1.17

  2.4

  2.98

  2.5

  0.72 Tabel 2. Hasil Pengamatan Intensitas Serangan OPT Tikus.

  Rata-rata Intensitas Serangan OPT Tikus (%) Perlakuan

  14 Hst. 21 Hst 28 Hst 35 Hst

  42 Hst 49 Hst 56 Hst 63 Hst 70 Hst 77 Hst 84 Hst

  Insektisida

  0.12

  0.25

  0.12

  0.77

  1.52

  0.01

  0.01 Fungisida

  0.2

  

0.12

  0.65

  1.06

  0.02

  0.69 AgenHayati

  0.12

  0.15

  0.65

  0.35 Jadwal

  0.15

  0.57

  0.88

  0.06 Kontrol

  0.12

  0.15

  

0.15

  0.77

  0.25 Petani

  0.15

  

0.12

  0.77

  0.01

  0.25 Tabel 3. Hasil Pengamatan Intensitas Serangan Hama Putih/Putih Palsu.

  Rata-rata Intensitas Serangan Hama Putih/Putih Palsu (%) Perlakuan

14 Hst. 21 Hst 28 Hst 35 Hst 42 Hst 49 Hst 56 Hst 63 Hst 70 Hst 77 Hst 84 Hst

  Insektisida

  1.4

  5.35

  2.35

  2.2

  2.35

  3.8

  0.55

  3.47

  0.01 Fungisida

  1.4

  3.55

  2.2

  2.35

  3.25

  2

  3.87

  0.42

  3.3 AgenHayati

  1.75

  4.5

  2.75

  2.35

  2.85

  1.27

  2.85

  1.02

  3.3 Jadwal

  0.9

  0.62

  0.55

  0.55

  0.62

  1.02

  1.82

  1.56 Kontrol

  2.3

  4.5

  1.25

  2.2

  3.87

  1.4

  5.82

  0.16

  3.6 Petani

  3.57

  2.85

  2.75

  2.2

  6.55

  1.75

  2.82

  0.77

  2.57 Tabel 4. Hasil Pengamatan populasi OPT Walang Sangit.

  Rata-rata populasi OPT Walang sangit (%) Perlakuan

  14 Hst

  21 Hst

  28 Hst

  35 Hst

  42 Hst 49Hst 56Hst 63 Hst

  70Hst

  77Hst 84Hst

  Insektisida

  2.2

  2.9 Fungisida

  2.35

  4.7 AgenHayati

  3.1

  4 Jadwal

  0.18

  0.36 Kontrol

  3.4

  5.1 Petani

  3.85

  4.4 Tabel 5. Hasil Pengamatan Populasi OPT Wereng Batang padi Rata-rata populasi OPT Wereng batang padi (%)

  Perlakuan

  14 Hst. 21 Hst

  28 Hst

  35 Hst

  42 Hst

  49 Hst

  56Hst

  63 Hst

  70 Hst

  77Hst

  84 Hst

  Insektisida

  0.04

  0.26

  0.23

  0.36 Fungisida

  0.29

  0.29

  0.3 AgenHayati

  0.02

  0.27

  0.26

  0.33 Jadwal

  Kontrol

  0.01

  0.38

  0.16

  1.26 Petani

  0.06

  0.01

  0.08

  0.01

2. Pengamatan Populasi Musuh alami

  Hasil pengamatan rata rata populasi Musuh alami pada setiap lokasi dan petak perlakuan, kelihatannya populasi cukup stabil kecuali pada perlakuan Jadwal yang lebih banyak aplikasi pestisida jauh lebih rendah, untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Pengamatan Populasi Laba- laba

  Rata-rata populasi Laba laba (Ekor/Rpn) Perlakuan 14 Hst.

  21 Hst

  28 Hst

  35 Hst 42 Hst 49 Hst 56 Hst 63 Hst 70 Hst 77 Hst 84 Hst

  Insektisida

  1.4

  1.3

  1.85

  1.77

  2.95

  0.31

  3.11

  1.93

  3.03

  1.55

  3.06 Fungisida

  1.05

  1.37

  1.96

  1.84

  2.94

  0.44

  2.62

  2.11

  2.34

  0.99

  2.44 AgenHayati

  0.88

  1.41

  2.05

  1.81

  2.9

  0.52

  2.4

  1.9

  3.31

  1.28

  1.91 Jadwal

  0.42

  0.16

  0.35

  0.06

  0.11

  0.19

  0.11

  0.14

  0.06

  0.2

  0.09 Kontrol

  1.04

  1.27

  2.07

  1.32

  2.59

  1.9

  2.67

  1.52

  2.62

  2.37

  2.32 Petani

  0.67

  1.18

  1.62

  1.11

  2.08

  0.62

  1.72

  1.18

  2.27

  1.1

  1.48 Tabel 7. Hasil Pengamatan Populasi Coccinelled

  Hasil pengamatan rata 2 populasi Coccinelled (Ek/Rpn) Perlakuan

  14 Hst

  21 Hst

  28 Hst

  35 Hst 42 Hst 49 Hst 56 Hst 63 Hst 70 Hst 77 Hst 84 Hst

  Insekt

  0.3

  0.54

  0.99

  1.12

  1.18

  0.25

  1.64

  0.96

  1.9

  0.48

  0.96 Fungis

  0.22

  0.69

  0.85

  1.09

  1.57

  0.21

  1.66

  1.02

  1.94

  1.12

  1.21 A.Hayati

  0.35

  0.57

  0.94

  0.81

  1.01

  0.29

  1.57

  1.17

  1.33

  0.99

  1.02 Jadwal

  0.03

  0.07

  0.05

  0.1

  0.07

  0.15

  0.08

  0.13

  0.06

  0.04

  0.04 Kontrol

  0.33

  0.88

  1.52

  1.01

  1.39

  0.33

  1.9

  0.98

  1.45

  0.66

  1.71 Petani

  0.31

  0.31

  0.33

  0.83

  1.18

  0.34

  0.45

  0.29

  0.61

  0.21

  0.45 Tabel 8. Hasil Pengamatan populasi Kumbang Karabit Hasil pengamatan rata 2 populasi Coccinelled (Ek/Rpn)

  Perlakuan

  14 Hst. 21 Hst

  28 Hst 35 Hst 42 Hst 49 Hst

  56 Hst 63 Hst 70 Hst 77 Hst 84 Hst

  Insekt

  0.08

  0.2

  0.48

  0.41

  

0.63

  0.35

  0.99

  0.67

  0.79

  0.8

  0.9 Fungis

  0.8

  0.44

  0.65

  0.22

  

0.64

  0.15

  0.82

  0.54

  0.52

  0.54

  0.7 A.Hayati

  0.08

  0.38

  0.46

  0.19

  

0.59

  0.2

  0.89

  0.59

  0.6

  0.75

  0.65 Jadwal

  0.01

  0.04

  0.01

  0.02

  

0.2

  0.1

  0.05

  0.06

  0.06

  0.01

  0.02 Petani

  0.08

  0.44

  0.95

  0.39

  

0.3

  0.28

  0.38

  0.33

  0.1

  0.26

  3. Jumlah dan Jenis Pestisida

  Aplikasi pestisida terhadap OPT pada petak ambang pengendalian dilakukan karena hasil pengamatan tidak mencapai ambang pengendalian. Sedangkan perlakuan Jadwal dan Agensia hayati (B.bassiana) tetap dilakukan berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya, dan untuk petak perlakuan petani aplikasi pestisida dilakukan pada satu hari setelah petani disekitar petak contoh melakukan aplikasi pada lahan disekitar petak contoh ( sesuai perilaku petani setempat), sebagaimana Tabel 9 berikut. Tabel 9. Jumlah dan jenis pestisida yang digunakan

  Aplikasi Jenis pestisida No Perlakuan Umur Tan. (HST) Pest. digunakan Dosis/Ha Vol.Semprot

  1. Insektisida (AK)

  28 HST Spontan 400 AS

  1 Ltr 400

  2. Fungisida (AK)

  3. Bakterisida(AK)

  4. Jadwal 15,30,45,60,80 HST Spontan, Dhetane 1 ltr 300-400 & Agref

  5. Kontrol

  6. Petani

  30 HST Spontan 400 AS 1 ltr 400 Keterangan : AK = Ambang Kendali HST = Hari Setelah Tanam

  Untuk petak perlakuan Jadwal pestisida (Ins + Fung + Bakters) aplikasi dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Jumlah dan Jenis pestisida yang digunakan pada setiap unit/ lokasi pengamatan .

  4. Produksi

  Untuk mengetahui besarnya produksi pada setiap perlakuan pada semua pengamatan

  2

  dilakukan pengambilan ubinan dengan ukuran 2,5 x 2,5 m . Hasil produksi ubinan kelihatan normal antara 5.472 kg/Ha sampai 6.640 Kg/ha dan perbedaan yang kelihatan lebih besar berturut turut perlakuan Jadwal, Agens hayati dan Petani Untuk jelasnya rata-rata produksi untuk setiap petak perlakuan dapat dilihat pada tabel 6 berikut.

  2 Tabel 10. Rata-rata Produksi Hasil Ubinan(kg/6,25 m ) dan Konversi (Kg/ha).

  Hasil ubinan Rata-rata Produksi No Perlakuan

  Ulangan I Ulangan II Ulangan III Ubinan Konversi

  1. Insektisida(AK)

  4.76

  4.75

  4.91 4.81 7.696

  2. Fungisida (AK)

  4.31

  4.40

  4.52 4.41 7.056

  3. Bakterisida (AK)

  4.32

  4.41

  4.43 4.39 7.024

  4. Jadwal

  5.15

  5.01

  4.93 5.06 8.096

  6. Petani

  4.71

  4.71

  4.81

  4.82 4.78 7.648 Hasil pengamatan pa pada Tabel 10 menunjukkan bahwa rata-rata ta produksi setiap perlakuan menunjukkan per perlakuan jadwal jauh lebih tinggi karena sela elalu dikendalikan dengan insektisida dan fungis ungisida secara bergantian yang memberi kesan bahwa ahwa perlakuan ini merupakan potensi produksi t ksi tertinggi karena tidak diserang oleh OPT golong ngan serangga dan Penyakit cendawan. Cara per perlindungan tanaman seperti perlakuan jadwal ini ini sebaiknya tidak diperlakukan petani karena da na dampaknya merugikan dari segi biaya dan me merusak ekosistem pertanaman dan Lingkungan an hidup. Untuk solusi pengendalian yang meng nguntungkan perlu cara lain yang lebih efisien n yaitu aplikasi dilakukan apabila membahayaka akan produksi atau populasi/intensitas serangan OP n OPT mencapai ambang pengedalian.

  6

  5

  4

  3 Insek Fungis Bakteris Jadwal Kontrol Petani Petani Gambar 2. Rata-rata Produks roduksi Tiap Perlakuan Pada Beberapa Cara Penge ngendalian.

  Dari hasil analisa ha hasil ubinan diatas ternyata potensi kehilanga langan hasil yang ditemukan (A), kehilangan ha n hasil yang tejadi di lapang (B) dan kehilangan ha n hasil yang dapat diselamatkan petani (C) lebih t bih tinggi, sebagaimana disajikan pada tabel 11. . Tabel 11. Hasil analisa perhit rhitungan Persentase Kehilangan Hasil.

  Kehilangan hasil (Persen) Lokasi

  Potensi Di Lapang Diselama matkan Kegiatan

  (A) (B) (C)

  C) Ulangan I 15,00 6,00 9,00 9,00

  Pada Tabel 11 m menunjukkkan bahwa potensi kehilangan hasil sil rata rata pada pertanaman padi 13 %, Kehi Kehilangan hasil yang masih terjadi di lapang 4 % % dan sedangkan kehilangan hasil yang dapat di t diselamatkan petani 9 % serata dengan 688,4 K Kg Gabah Kering Panen (GKP)/ha atau seni senilai Rp.1.583.343.- (Harga Gabah Rp.2.300. p.2.300.-/kg GKP).- Pengendalian OPT P. Bata atang karena mencapai Ambang Kendali dan n nampaknya ini dilakukan juga petani hanya wa a waktu yang tidak bersamaan (terlambat).

  3. Pestisida Spontan Furadan 1 ltr

  Jumlah (Rp)

  300.000 175.000

  1200 1750

  300.000 175.000

  1200 1750

  200 kg 100 Kg

  2. Pupuk Urea SP.36 ZA KCL

  1. Sarana Bibit 25 kg 5000 125.000 25 kg 5000 125.000

  A. Produksi 7.648 kg 2.300 17.590.400 7.696 kg 2.300 17.700.800 B.

  Harga (Rp)

  Hasil perhitungan kehilangan hasil yang terjadi dilapangan dianggap bermasalah karena berada diatas batas ambang pengendalian. Hasil pengamatan populasi dan Serangan OPT sangat berhubungan dengan kehilangan hasil yang terjadi dilapang. sehingga perlu adanya penyuluhan tentang metode pengamatan dan pengendalian tepat waktu dilapang.

  (Rp) Jumlah bahan

  (Rp) Jumlah

  Jumlah bahan Harga

  No. Uraian Penggunaan Saprodi Petani/Ha Penggunaan Saprodi A.Kendali/Ha

  Keberhasilan petani dengan mengupayakan budidaya tanaman padi yang sehat, tanam serempak dengan jadwal disepakati dengan varietas tahan serangan OPT dan Pemupukan berimbang, dapat meningkatnya produksi per luas lahan yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan nilai ekonomi dan pendapatan petani. Untuk mengetahui secara jauh peningkatan ekonomi petani, dengan mudah dapat dilihat dari analisa untung rugi (Tabel 12). Peningkatan pendapatan petani dari usaha budidaya tanaman padi dapat dihitung dengan jalan nilai harga hasil produksi panen yang dihasilkan dikurangi dengan input (penggunaan sarana produksi). Tabel 12. Hasil Produksi Ubinan dan Analisa Pendapatan.

  6. Dampak ekonomi petani

  (d – e) – (a – f ) I = ------------------------ x 100 % = 14.226 % f

  Efektivitas penggunaan pestisida dari perlakuan cara pengendalian Insektisida berdasarkan ambang kendali dapat menyelamatkan hasil produksi lebih tinggi dibanding perlakuan petani yakni sebesar:

  5. Efektivitas penggunaan Insektisida

  • 100 kg
  • 2000
  • 200.000 200 kg 100 kg
  • 100 kg
  • 2000
  • 200.000
  • 75.000
  • 75.000
  • 1 ltr
  • 75.000
  • >75.000
C. Upah Pgl.Tanah Borongan 600.000 600.000 Borongan 600.000 600.000 Tanam Borongan 600.000 600.000 Borongan 600.000 600.000 Semprot

  2 OH 20.000 40.000

  2 OH 20.000 40.000 Panen Borongan 12.5 % 1.404.375 Borongan 12.5 % 1.404.375 Transpor

  76 Karung 5.000 380.000

  76 Karung 5.000 380.000 PBB 70.000 70.000 70.000 70.000

  IPA air 25.000 25.000 25.000 25.000

  D. Jumlah 4.054.375 4.054.375 Biaya

  E. Pendapatan 13.536.025 13.646.425 Selisih

  110.400

  

KESIMPULAN

  Hasil penelitian pemantauan taksasi kehilangan hasil di lapang dapat disimpulkan bahwa :

  1. Populasi dan serangan OPT padi yang dominan pada setiap perlakuan adalah Penggerek Batang, yang mencapai batas ambang kendali.

  2. OPT menyerang tersebut mencapai ambang kendali pada aplikasi Insektisida, sedangkan tidak dikendalikan Fungisida dan Bakterisida sesuai hasil pengamatan.

  3. Pertimbangan populasi musuh alami dilapang cukup berimbang pengaruhnya terhadap penekanan serangan OPT yang lain dilapang.

  4. Potensi Kehilangan hasil pada tanaman padi 15 %, Kehilangan hasil yang masih terjadi di lapang 6 %, sedangkan kehilangan hasil yang dapat diselamatkan petani 9 %.

  5. Dampak pengendalian menggunakan cara petani masih lebih menguntungkan dari pada menggunakan standar ambang kembali setiap Jenis OPT.

  6. Kemampuan petani dalam mengendalikan OPT cukup baik, kehilangan hasil yang dapat diselamatkan 9 % setara dengan 686,9 kg GKP/ha atau senilai Rp. 1.579.870.-

  

SARAN

  Cara pengendalian petani sangat optimal, dan dapat diterapkan disetiap sentra poduksi padi, selanjutnya metoda pengamatan dan penentuan batas ambang kendali OPT yang bersifat uji lapang perlu dilakukan secara kontinyu.

DAFTAR PUSTAKA

  Anonim, 1995. Petunjuk Operasional Laboratorium Pengamatan dan Peramalan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, Jakarta

  • , 2007. Pedoman Sekolah Lapangan PHT Tanaman Pangan. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Direktorat Jenderal Perlindungan Tanaman. Departemen Pertanian.
  • , 2007. Buku Pegangan Pemandu SLPHT. Buku I : Pertemuan Persiapan dan

  Pelaksanaan SLPHT. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Direktorat Jenderal Perlindungan Tanaman. Departemen Pertanian.

  • , 2007. Petunjuk Lapangan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu

  Tanaman Padi. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Direktorat Jenderal Perlindungan Tanaman. Departemen Pertanian.

  Ati Wasiati et al., 2002. Pedoman Rekomendasi Pengendalian Hama Terpadu pada

  Tanaman Padi. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan, Departemen Pertanian Jakarta.

  Murakami, Okimasa, dkk, 1991. Tikus Sawah, Kerjasama Teknis Indonesia – Jepang Bidang Perlindungan Tanaman Pangan. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman. Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, Jakarta.

  M.Sudjak Saenong dan Yasin 2000. Dampak Aplikasi Pestisida dalam Perspectif

  Lingkungan Kesehatan. Prosiding Pertemuan Tahuna XIV dan Seminar Sehari, PEI, PFI dan HPTI, Ujung Pandang 16 januari 2000.

  Pius Sunaryo 1989. Pestisida dan Teknik Aplikasi. Pendidikan Program Diploma Satu Pengendalian Hama Terpadu, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.

  Ruslan P. 2007. Laporan Kegiatan Musim Tanam 2007, Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman (LPHP) Tiroang-Pinrang, UPTD. Balai Proteksi Tanaman Pangan Propinsi Sulawesi Selatan.

  Supriadi et al., 2004. Metode Pengamatan, Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

  Tanaman Biofarmaka. Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Jakarta.