PROPOSAL PENING KATAN KETERAMPILAN DALAM

PROPOSAL PENINGKATAN KETERAMPILAN DALAM
MEMBUAT LAPORAN

OLEH :
Agnes Sirait
Betty Situmorang
Chintya Sitanggang
Jenefer Sitorus
Posmauli Manurung

SMA NEGERI 1 SIANTAR NARUMONDA
NARUMONDA
2016/2017

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita mengetahui manusia ialah makhluk sosial. Dimana manusia tidak dapat hidup sendiri
tanpa orang lain. Ketika manusia hidup dengan orang lain maka terciptalah sebuah interaksi.
Dimana dikenal dengan interaksi sosial. Interaksi sosial dilakukan oleh 2 orang atau lebih. Cara
manusia berinteraksi dapat kita lihat melalui bahasa. Bahasa terbagi atas berbagai jenis. Bahasa

merupakan salah satu alat komunikasi manusia. Bahasa yang ada di dunia ini ada berbagai
macam. Bahasa adalah alat yang begitu penting bagi setiap sendi kehidupan. Perannya sebagai
alat komunikasi, tentu tidak bisa dilepaskan dalam setiap detik hidup kita. Bahkan ketika berpikir
sekalipun, kita masih menggunakan bahasa..
Di dalam sebuah bahasa, khususnya bahasa Indonesia, terdapat empat kemampuan pokok
yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Diantara empat kemampuan berbahasa
tersebut, kemampuan menulis merupakan kemampuan paling sulit dimana membutuhkan
kemampuan-kemampuan lain untuk mencapai tingkat mahir. Untuk mampu menulis secara
sistematis, Anda harus menjadi pendengar, pembicara, dan pembaca yang juga sistematis.
Di tingkat sekolah menengah atas, salah satu aspek keterampilan menulis yang harus dikuasai
siswa dengan baik adalah menulis teks laporan observasi. Laporan adalah bentuk penyajian fakta
tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan
dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang disajikan merupakan
bahan atau keterangan untuk informasi yang dibutuhkan, berdasarkan keadaan objektif yang
dialami sendiri oleh si pelapor (dilihat, didengar, atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor
telah melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Ini adalah teks yang dihasilkan dari aktivitasaktivitas pengamatan dan kemudian disusun menggunakan bahasa-bahasa yang sistematis
sehingga menjadi sebuah laporan kegiatan.
Kemampuan menulis teks laporan observasi merupakan hal yang penting karena dengan
adanya pemahaman penulisan, maka siswa mampu secara peka melakukan pengamatan terhadap
apa yang ada di sekelilingnya, serta kemudian mempublikasikan dalam bentuk karya

menggunakan susunan bahasa serta bab-bab dengan kaidah yang baik.
Berdasarkan pengalaman kelompok penulis, kelompok penulis menemukan adanya masalah baik
diantara kelompok penulis, kelas XI IPA2, antar kelas XI IPA, XII IPA maupun sekolah yang
lain yaitu SMAN 2 BALIGE. Kami menemukan bahwa adanya kesulitan dalam membuat
laporan. Banyak guru yang menyuruh para siswa untuk membuat hasil dari penelitian atau
percobaan yang di buat dalam bentuk laporan, namun guru tersebut belum memerhatikan
kemampuan dari siswanya, dan tidak memberikan contoh dari sebuah laporan. Ini kerap
dirasakan dalam pembuatan laporan dalam pelajaran Biologi.
Setelah kelompok penulis melakukan pertanyaan sederhana kepada antar kelompok penulis,
kelas XI IPA 2, antarkelas XI IPA, XII IPA maupun sekolah yang lain yaitu SMAN 2 BALIGE
tentang penulisan laporan ini, beberapa dari mereka kurang paham tentang apa itu sebenarnya
laporan dan bagaimana bentuk laporan itu, dan beberapa dari mereka dapat menjawab pertanyaan
kelompok penulis dengan benar dan tepat.
Alasan dari beberapa kaum pelajar menyatakan mengapa mereka tidak paham tentang cara
pembuatan laporan ini :
1. Karena belum di pelajari

2. Karena belum paham tentang materi pembelajaran laporan
3. Tidak tau bentuk dari laporan dan jawaban lainnya
Sehingga kami dapat mengambil kesimpulan dari pertanyaan yang kami berikan, bahwa

menulis sebuah laporan merupakan sebuah hal yang cukup sulit bagi kalangan pelajar karna
kemampuan yang mereka miliki masih minim. Sehingga hal ini yang membuat kami untuk
mengangkat materi penulisan laporan ini agar, para pembaca sekalian tidak mengalami kesulitan
seperti yang kami alami.
Kelompok penulis berpendapat kemungkinan kemampuan siswa SMA dalam hal menulis teks
tersebut dirasa masih sangat kurang. Kemungkinan masih tergolong sangat kurang. Hal ini terjadi
karena kurang nya contoh laporan yang di terima oleh para kaum pelajar. Hal ini yang membuat
kaum pelajar nekat untuk membuat sebuah hasil penelitian atau percobaan dalam bentuk laporan
tanpa tahu dulu apa sebenarnya konsep laporan itu, dan bagaimana itu bentuk dari sebuah
laporan. Menurut kelompok penulis ada juga sebagian siswa yang paham tentang cara membuat
sebuah laporan dengan cara meniru sebuah hasil laporan dari internet, sehingga mereka dapat
membuat laporan walaupun laporan mereka tersebut belum mencapai ke sempurnaan. Seperti
kesulitan dalam tentang bagaimana cara melaporkan kegiatan observasi dengan baik. Pemahaman
yang berbeda dalam hal struktur-struktur laporan observasi, membuat siswa belum menemukan
acuan pasti dalam pembuatan laporan. Selain hal teknis tersebut, terdapat masalah lain dimana
siswa memang belum mampu menemukan konsep tentang bagaimana mengkonversi hasil
observasi ke dalam bahasa-bahasa teks laporan observasi.
Dan dari peristiwa ini kelompok penulis beralasan “PENINGKATAN KETERAMPILAN
SISWA DALAM MEMBUAT LAPORAN” sebagai topik penelitian kelompok penulis.
Guru sebagai penyampai materi kepada siswa harus dapat menyampaikan materi yang akan

dibahas dengan metode dan media yang tepat dan menarik. Hal tersebut akan berdampak pada
keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Dengan memakai metode sampel dan non-sampel, kelompok penulis yakin dapat mengurangi
kesulitan siswa dalam penyelesaian laporan. Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili
seluruh karakteristik dari populasi.
Teknik sampling probabilitas (probability) merupakan teknik yang memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Selain itu probability sampling merupakan pemilihan sampel tidak dilakukan secara
subjektif, dalam arti sampel yang terpilih tidak didasarkan semata-mata pada keinginan si peneliti
sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama (acak) untuk terpilih sebagai
sampel. Dengan demikian diharapkan sampel yang terpilih dapat digunakan untuk mendug
karakteristik populasi secara objektif..Teknik Probilitas ini bertujuan mendapatkan data seakurat
mungkin agar diketahui jarak pasti dari kondisi ideal.
Metode Penarikan Sampel Probabilitas
Terdapat empat metode dalam penarikan sampel probabilitas. Metode dalam penarikan sampel
probabilitas akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Sampel Acak Sederhana
Metode sampel acak sederhana merupakan suatu prosedur yang memungkinkan setiap elemen
dalam populasi akan memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel.


2. Sampel Berstrata
Metode penarikan sampel berstrata merupakan suatu prosedr penarikan sampel berstrata yang
dalam hal ini suatu subsampel –subsampel acak sederhana ditarik dari setiap strata yang kurang
lebih sama dalam beberapa karakteristik. Ada dua macam penarikan sampel berstrata yaitu,
proporsional dan Non-Proporsional.
3. Sampel Berkelompok
Sampel BerkelompokMetod penarikan data sampel berkelompok merupakan suatu prosedur
penarikan sampel probabilitas yang memilih sub-populasi yang disebut cluster, kemudian setiap
elemen didalam kelompok dipilih sebagai anggota sampel.
4. Sampel Sistematik
Metode penarikan sampel sistematik, populasi dibagi dengan ukuran sampel yang diperlukan (n)
dan sampel diperoleh dengan cara mengambil setiap subyek ke-n.
TEKNIK SAMPLING NON-PROBABILISTIK
Pengertian Teknik Sampling Non-Probabillity
Teknik non-probilitas merupakan teknik yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini terdiri sampling
sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, sampling purposive, sampling jenuh dan
snowball sampling. nonprobability sampling seringkali menjadi alternative pilihan dengan
pertimbangan yang terkait dengan penghematan biaya, waktu dan tenaga serta keterandalan
subjektifitas peneliti. Di samping itu pertimbangan lainnya adalah walaupun probability sampling

mungkin saja lebih unggul dalam teori, tetapi dalam pelaksanaannya seringkali dijumpai adanya
beberapa kesalahan akibat kecerobohan dari si pelaksananya. Dalam penggunaan non-probability
sampling, pengetahuan, kepercayaan dan pengalaman seseorang seringkali dijadikan
pertimbangan untuk menentukan anggota populasi yang akan dipilih sebagai sampel.
Pengambilan sampel dengan memperhatikan factor-faktor tersebut menyebabkan tidak semua
anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih secara acak sebagai sampel.
Dalam prakteknya terkadang ada bagian tertentu dari populasi tidak dimasukkan dalam pemilihan
sampel untuk mewakili populasi.

1.

2.

3.

Teknik Pengambilan Sampel Non-Probability
Terdapat lima teknik pengambilan teknik sampling non probabilistik. Berikut ini adalah
uraian penjelasan dari ke lima teknik sampling non probabilistik: (Al-Assaf, 2009)
Teknik Haphazard
Teknik hapzard adalah teknik pengambilan sampel dimana satuan pengamatannya diperoleh

secara sembarangan atau sedapatnya.
Teknik Voluntary
Teknik voluntary adalah teknik yang dilakukan jika satuan sampling dikumpulkan atas dasar
sukarela.
Teknik Purposive
Teknik purposive merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih satuan
sampling atas dasar pertimbangan sekelompok pakar di bidangilmu yang sedang diteliti

4.

5.

Teknik Snowball
Teknik snowball merupakan teknik pengambilan sampel dimana satuan pengamatan diambil
berdasarkan informasi dari satuan pengamatan sebelumnya yang sudah terpilih.
Teknik Kuota
Teknik pengambilan sampel ini banyak diterapkan pada penelitian pasar dan penelitian
pengumpulan pendapat (opinion poll) atau jejak pendapat. Teknik dilakukan dengan melakukan
penjatahan terhadap kelompok satuanpengamatan secara berjenjang.
. Tujuan ini muncul bisa disebabkan oleh masalah penelitian, sehingga teknik non probability

sampling tidak dapat dilakukan generalisasi kesimpulan terhadap populasi.
Jika masalah ini berlangsung secara terus-menerus, dikhawatirkan siswa menjadi insan-insan
akademik yang tidak mempunyai dasar dalam meneliti. Padahal,di masa depan mereka
diharuskan menemukan solusi-solusi terhadap permasalahan publik, mereka akan menjadi
ilmuwan yang seharusnya mempunyai dasar ilmu penelitian yang baik.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya keterampilan
siswa dalam membuat laporan ialah :
1. Guru yang kurang memperhatikan siswa dalam pembuatan laporan seperti penyampaian
materi laporan, konsep dan bagaimana itu laporan.
2. Siswa yang memiliki pengetahuan dan kemampuan berpikir minimun dalam penyelesaian
laporan
3. Siswa yang kurang menyenangi topik bahasan dalam pembuatan laporan.
4. Metode pembelajaran yang disampaikan guru kurang menarik.

C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian