TUGAS ETNOBOTANI BALI IDENTIFIKASI TANAM

TUGAS KELOMPOK ETNOBOTANI BALI
IDENTIFIKASI TANAMAN-TANAMAN YANG ADA
DALAM UPAKARA
“MAPANDES”

Disusun Oleh :
1. I Putu Agus Juliarta Eka Putra (1505505031)
2. Ni Wayan Chili Jayanthi (1505505032)
3. Galih Arswendo (1505505033)
4. A.A. Ngr. Angga Indradipta Ray (1505505034)
5. Rubidian Yuda Bayuasih (1505505035)
6. I Gusti Candra Pertiwi Sulaksana (1505505036)
7. Mia Kurniawati (1505505037)
8. Septyan Adi Wibowo (1505505038)
9. Bhio Dwi Rachmat (1505505039)
10. Aisyah Dian Anjelika (1505505040)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA

2


BUKIT JIMBARAN
2015

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
2.1 Bambu Kuning (Bambusa vulgaris).....................................................3
2.2 Kelapa Gading (Cocos capitata)..........................................................6
2.3 Tebu (Saccharum officinarum L.)..........................................................8
2.4 Alang-Alang (Imperatacylindrica(L.) Beauv.)....................................10
2.5 Kunyit (Curcuma domestica Val.).......................................................12
BAB III PENUTUP............................................................................................14
3.1 Kesimpulan.........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA


15

3

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upacara adalah lapisan paling luar dari Agama, karena upacara merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari suatu kesatuan agama secara utuh. Secara
etimologi kata upacara berasal dari kata Sansekerta yaitu “Upa” (dekat) dan
“cara” (jalan). Jadi upacara berarti jalan untuk mendekatkan diri/jalan untuk
melaksanakan upacara dalam upaya untuk menghubungkan diri dengan Hyang
Widhi/Tuhan Yang Maha Esa, yang dilakukan dengan sungguh-sungguh atas dasar
ketulus ikhlasan. Kitab suci dana sastra-sastra yang di bentangkan dalam berbagai
pustaka. Tiga aspek yang menjadi dasar pelaksanaan upacara yaitu 3 kerangka
Dasar Agama Hindu adalah Tattwa (Filasafat), Susila (etika), Upakara (upacara).
Manusian itu lahir di Bhuvana Alit dan terus lahir di Bhuvana Agung.
Bhuvana Alit itu adalah kandungan ibunya sendiri. Di dalam kandungan ibunya
manusia yang masih berbentuk janin itu oleh alam melalui Catur Sanaknya seperti
darah, yeh nyom, lamas, dan ari-ari. Lewat Catur Sanak itulah janin itu semakin

dimanusiakan dalam kandungan ibunya. Setelah ia lahir di dunia atau Bhuvana
Agung ia dimanusiakan oleh lingkungannya baik itu lingkungan alam maupun
lingkungan sesama manusia. Manusia itu dimanusiakan dengan berbagai jalan.
Salah satu jalan yang ditempuh adalah ritual agama. Ritual agama dalam tradisi
Hindu di Bali disebut Upacara Manusa Yadna. Dari bayi itu baru lahir sampai ia
melangsungkan upacara perkawinan.
Manusa Yadna adalah suatu korban suci atau pengorbanan suci demi
kesempurnaan hidup manusia. Di dalam pelaksanaan upacara manusa yadna
masalah tempat, keadaan dan waktu sangat penting. Secara umum upacara itu
dilaksanakan pada saat anak mengalami peralihan, hal ini dilatar belakangi oleh
adanya suatu anggapan bahwa pada saat-saat itulah seorang anak dalam keadaan
kritis, sehingga perlu dilaksanakan upacara atau selamatan. Dalam
menyelenggarakan segala usaha serta kegiatan dalam bentuk yang lain nyata
dalam kemajuan pendidikan, kesehatan dan lain-lain guna persiapan menempuh
kehidupan sehari-hari. Demikianlah pengertian manusa yadna jika dilihat secara
umum.
Setiap manusia dipenuhi dengan banyak ritual dalam hidupnya. Umat
Hindu khususnya berbagai upacara/ritual dilakukan mulai dari dalam kandungan
hingga ia meninggal dunia. Dan salah satu yang harus dilaluinya adalah Upacara
Mapandes (Potong Gigi). Upacara Mapandes merupakan salah satu ritual yang

terpenting bagi setiap individu manusia umat Hindu. Upacara ini menandai satu
babak hidup memasuki usia dewasa secara niskala. Upacara Mapandes disebut
pula Metatah, dan Mesangih.

1

2

Bila kita mengkaji lebih jauh, upacara Mapandes dengan berbagai istilah
atau nama seperti di atas, merupakan upacara Sarira Sa Skara, yakni menyucikan
diri pribadi seseorang, guna dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa atau Sang Hyang Widhi Wasa, Dewata dan Leluhur. Di Bali upacara
Mapandes, dapatlah dipahami bahwa upacara ini merupakan upacara Vidhividhana yang sangat penting bagi kehidupan umat Hindu, yakni mengentaskan
segala kekotoran dalam diri pribadi, melenyapkan sifat-sifat angkara murka,
Sadripu (enam musuh dalam diri pribadi manusia0 dan sifat-sifat keraksasaan atau
Asuri-Sampad lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana klasifikasi dari contoh tumbuhan upakara dalam upacara
mapandes ?
2. Apa manfaat dan filosofi dari contoh tumbuhan upakara tersebut yang

berkaitan dengan upacara mapandes ?
1.3 Tujuan
1.

Untuk mengetahui nama latin, morfologi, anatomi, taksonomi
sebagai klasifikasi dari contoh tanaman upakara dalam upacara
mapandes.
2.
Untuk memahami manfaat dan filosofi dari penggunaan tumbuhan
upakara dalam upacara mapandes.

3

II. PEMBAHASAN
2.1 Bambu Kuning (Tihing Gading)

Gambar 2.1

2.1.1 Nama Latin
Bambusa vulgaris (Bambu kuning)

2.1.2 Anatomi Bambu Kuning
1. Akar
Akar rizoma/umbi: merupakan bagian paling bawah dari bambu yang
terdiri dari puluhan bagian-bagian kecil, semakin jauh bagian ini semakin
mengecil dan tidak memiliki mata tunas bambu.
2. Batang
Batang merupakan bagian yang muncul di permukaan tanah, berbantuk
lurus batang bambudan bulat dan terdiri dari ruas-ruas yang dibatasi oleh sekat
antar ruas (buku). Setiap bagian buku bambu (node) memiliki dua cincin, bagian
bawah disebut dengan cincin
3. Tunggul / Bongkot Bambu
Tunggul/bongkot bambu: adalah bagian bawah dari batang, sebagian
tertanam di tanah dan sebagian dapat dilihat di permukaan tanah. Bagian ini
terhubung lansung dengan sistem akar dan rizoma bambu. Bagian ini merupakan
tempat tumbuh mata tunas bambu yang nantinya menjadi rebung dan batang
bambu baru, atau dapat tumbuh menjadi rizoma baru.
4. Kelopak / Pelepah
Kelopak/pelepah yang merupakan tempat kelopak batang bambu melekat
dan sering terlihat bekas kelopak dibambu jika lepas. Sedangkan cincin bagian


4

atas disebut dengan cincin tunas, merupakan bekas yang muncul akibat dari
tumbuhnay ruas bambu.

2.1.3 Morfologi Bambu Kuning
Bambu kuning merupakan tumbuhan yang berasal dari Dunia Lama,
khususnya dari kawasan Asia tropis. Jenis ini diyakini sebagai bambu yang paling
banyak dibudidayakan di seluruh penjuru kawasan tropis dan subtropis.
Dikawasan Asia Tenggara, bambu jenis ini banyak dibudidayakan dan kadang
tumbuh dimana saja. Akar rimpang terdapat di bawah tanah dan membentuk
sistem percabangan ,Bagian pangkal akar rimpangnya lebih sempit daripada
bagian ujungnya dan setiap ruas mempunyai kuncup dan akar.kemudian
memanjang dan akhirnya menghasilkan buluh.Rebung kuning tertutup bulu coklat
hingga hitam pada bagian ujungnya berwarna kekuningan hingga hijau. Tumbuh
dari kuncup akar rimpang di dalam tanah atau dari pangkal buluh yang keluar.
Dalam waktu 2 minggu buluh yang muda dapat mencapai 4 m tingginya.Buluh
berkembang dari rebung,Tinggi buluh mencapai 15 m dan 20 m dengan garis
tengah sampai 10 m.Buluhnya berwarna kuning, hijau bertotol coklat, hijau
mengkilat atau kuning bergaris hijau. Permukaan batang licin dilapisi lilin ketika

muda.Pelepah buluhnya ditutupi oleh bulu hitam yang berangsur-angsur menjadi
gugur.kuping pelepah buluh membulat dengan ujung melengkung keluar, tinggi
mencapai 2 cm, dengan panjang bulu kejur mencapai 3-8 cm, liguna menggerigi,
tinggi 3-4 mm dengan panjang mencapai 3 mm pada tepinya, daun pelepah buluh
tegak menyegitiga dengan bagian pangkal melebar.Percabangan umumnya
terdapat di atas buku-buku.Percabangan 1,5 m di bawah permukaan tanah, setiap
ruas terdiri atas 2-5 cabang dengan satu cabang lebih besar daripada cabang
lainnya yang merupakan cabang primer. Letak cabang berselang-seling.Helaian
daun berukuran 9 – 30 x 1 – 4 cm, gundul, kuping pelepah buluh kecil, tinggi 1
mm dengan bulu kejur yang pendek 1 – 2 mm; ligula rata, tinggi 1 – 12 mm.
Bambu kuning sangat mudah beradaptasi di tanah marjinal atau di
sepanjang sungai, tanah genangan, pH optimal 5-6,5, serta di daerah-daerah pada
ketinggian 1200 m dpl (meter diatas permukaan laut), paling baik pada dataran
rendah. Perbanyakan bambu dapat dilakukan dengan menggunakan rhizoma, stek
cabang atau batang, cangkok dan kultur jaringan. Dan cara penanaman yang
paling baik ialah dengan rimpangnya. Bambu kuning memiliki rumpun simpodial
tidak rapat dan tidak teratur serta tumbuh tegak .

5


2.1.4 Taksonomi Bambu Kuning
Kingdom
Subkingdom
Superdivisio
Divisio
Kelas
Sub-kelas
Ordo
Familia
Genus
Spesies

: Plantae (tumbuhan)
: Tracheobionata (berpembuluh)
: Spermatophyta (menghasilkan biji)
: Magnoliophyta (berbunga)
: Liliopsida (berkeping satu/ monokotil)
: Commelinidae
: Poales
: Poaceae (suku rumput – rumputan)

: Bambusa
: Bambusa vulgaris

2.1.5 Manfaat Bambu Kuning dalam Upacara Mapandes
Bambu gading dalam upacara mapandes (Potong Gigi) yaitu untuk
pembuatan bale gading. Bale gading berbentuk gedong dengan hiasan serba
kuning dan diletakkan di bagian hulu (timur atau utara) dari tempat tidur yang
akan menjadi tempat potong gigi.

2.1.6 Filosofi Bambu Kuning dalam Upacara Mapandes
Dalam pembuatan bale gading material yang dimanfaatkan adalah bambu
kuning. Bahan ini tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena dalam hal ini
bambu kuning memliki makna dan peranan yang sangat penting. Menurut bahasa
sansekerta. Tihing gading itu berasal dari kata ”pring” yang artinya api dan api
artinya cahaya dan gading itu mengandung makna amerta yang juga disebut
keindahan, jadi bambu kuning adalah api keindahan. Jadi secara lebih jelasnya
tiying/bambu gading ini adalah merupakan simbol dari Dewa Keindahan. Dalam
lontar Semara Dahna yang disebut Dewa Keindahan adalah Sang Hyang Semara
dan Dewi Ratih dimana beliau merupakan sebagai penuntun para remaja, karena
disaat remajalah jiwa manusia itu indah.

Di dalam ajaran agama Hindu juga telah dikenal adanya dua jenis warna
sebagai lambang kesucian, yaitu warna putih dan kuning. Dimana warna putih
adalah lambang kesucian yang menyatakan suatu kondisi yang bebas dari segala
ikatan keduniawian dan netral, sedangkan warna kuning juga merupakan lambang
kesucian namun lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat keduniawian, seperti:
keagungan, kemakmuran, kewibawaan, kemuliaan serta kesempurnaan (Lontar
Taru Pramana).
Oleh karena demikian pemakaian warna kuning lebih mengutamakan pada
hal-hal yang bersifat penyucian yang masih dilekati oleh unsur-unsur
keduniawian.

6

2.2 Kelapa Gading (Bungkak Nyuh Gading)

\
Gambar 2.2

2.2.1 Nama Latin Kelapa Gading
Cocos capitata
2.2.2 Anatomi Kelapa Gading
Pada batang berkas pembuluh monokotil meiliki berkas pembuluh yang
tidak teratur berkas pembuluh terdiri dari xylem atau sesuatu alat transportasi
yang digunakan untuk mengangkut sari makan dan unsur hara dari tanah
kesuluruh tubuh .

2.2.3 Morfologi Kelapa Gading
A. Batang :
1.

Batang kelapa gading tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang
karena hanya memiliki satu titik tumbuh

2.

Tidak terdapat cambium karena tergolong monocotyledoneae

B. Akar :
1.

Berakar serabut berkisar 4000- 7000 helai pada pohon yang telah
dewasa

C. Daun :
1.

Daun bertulang sejajar

7

2.

Pelepah daun mencapai 5-8 meter saat dewasa.

3.

Anak daun pada sisi kiri atau kanannya terdiri 20- 30 helai.

D. Bunga :
1.

Berbentuk seperti tongkol yang dibungkus oleh selaput upih yang
keluar dari sela- sela pelepah daun.

2.

Tergolong bunga serumah (monoeous) dengan bunga jantan dan betina
terdapat dalam satu bunga.

E. Buah :
Termasuk dalam golongan buah batu yang terdiri dari kulit luar ( epicarp),
kulit tengah/ sabut ( mesocarp), kulit dalam ( endocarp ), kulit luar biji yang
melekat disebelah dalam tempurung, putih lembaga ( endosperm), air kelapa.

2.2.4 Taksonomi Kelapa Gading
Kerajaan

: Plantae

Ordo

: Arecales

Famili

: Arecaceae

Upafamili
Bangsa
Genus
Spesies

: Arecoideae
: Cocoeae
: Cocos
: C. nucifera

Nama latin : Cocos capitata

2.2.5 Manfaat Kelapa Gading dalam Upacara Mapandes
Upacara manusia yadnya terutama pada banten durmanggala, pada saat
upacara metatah sebagai tempat potongan gigi.
Bungkak nyuh gading (kelapa gading) digunakan sarana melukat sebab
sudah dipercaya sebagai symbol atau lambang kekuatan suci Ida Bhatara Wisnu,
bahkan diyakini sebagai kekuatan Tirtha Mahamerta ( Siwa Titha).
2.2.6 Filosofi Kelapa Gading dalam Upacara Mapandes
Kelapa gading sebagai :

8

1. Sebagai kekuatan toya (air) sukla
2. Simbol kekuatan Tirta Maha merta (Tirta Dewi Siwa)
3. Simbol kekuatan sad ripu atau sifat keraksaan
4. Simbol kekuatan dewa Wisnu.

2.3 Tebu (Isepan)

Gambar 2.3

2.3.1 Nama Latin Tebu
Saccharum officinarum L.
2.3.2 Anatomi Tebu
Tebu memiliki segudang vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh. Jus
tebu kaya akan fosfor, zat besi, kalsium, kalium, dan magnesium. Penelitian telah
menunjukkan bahwa jus tebu dapat membantu memulihkan kehilangan vitamin
yang terjadi akibat gangguan demam.
2.3.3 Morfologi Tebu
Secara morfologi, tanaman tebu dapat dibagi menjadi beberapa bagian,
yaitu batang, daun, akar, dan bunga.
Tanaman tebu mempunyai sosok yang tinggi kurus, tidak bercabang, dan
tumbuh tegak. Tinggi batangnya dapat mencapai 3-5 m atau lebih. Kulit batang
keras berwarna hijau, kuning, ungu, merah tua, atau kombinasinya. Pada batang
terdapat lapisan lilin yang berwarna putih keabu-abuan dan umumnya terdapat
pada tanaman tebu yang masih muda.
Daun tebu merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari
pelepah dan helaian daun, tanpa tangkai daun. Daun berpangkal pada buku batang
dengan kedudukan yang berseling. Pelepah memeluk batang, makin ke atas makin
sempit. Pada pelepah terdapat bulu-bulu dan telinga daun. Pertulangan daun

9

sejajar.
Tebu mempunyai akar serabut yang panjangnya dapat mencapai satu
meter. Sewaktu tanaman masih muda atau berupa bibit, ada 2 macam akar, yaitu
akar setek dan akar tunas. Akar setek/bibit berasal dari setek batangnya, tidak
berumur panjang, dan hanya berfungsi sewaktu tanaman masih muda. Akar tunas
berasal dari tunas, berumur panjang, dan tetap ada selama tanaman masih
tumbuh.
Bunga tebu merupakan bunga majemuk yang tersusun atas malai dengan
pertumbuhan terbatas. Panjang bunga majemuk 70-90 cm. Setiap bunga
mempunyai tiga daun kelopak, satu daun mahkota, tiga benang sari, dan dua
kepala putik.

2.3.4 Taksonomi Tebu
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan )

Subkingdom
Super Divisi
Divisi

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Liliopsida (monokotil)

Sub Kelas
Ordo
Famili
Genus

: Commelinidae
: Poales
: Poaceae
: Saccharum

Spesies : Saccharum officinarum L.

2.3.5 Manfaat Tebu dalam Upacara Mapandes
1. Tebu dalam upacara metatah potong gigi/mepandes, tebu bermakna

sebagai simbol rasa untuk merasakan dan membedakan “sad rasa”
(enam rasa) yang hanya dapat dirasakan di dalam mulut.
2. Untuk pengganjal gigi atau padangal digunakan 3 potong tebu yang
panjangnya kira kira 1 hingga 1,5 cm.

10

2.3.6 Filosofi Tebu dalam Upacara Mapandes
Tebu adalah simbolis kehidupan yang mudah tumbuh dan berkembang
serta mempunyai cadangan makanan yang cukup sebagai sumber kehidupan dan
kebahagiaan sehingga disebutkan agar kita bisa meniru sifat tebu tersebut dalam
kehidupan ini demikian dijelaskan secara umum penggunaan tebu
dalam bebantenan upacara.
2.4 Alang-Alang

Gambar 2.4

2.4.1 Nama Latin Alang-Alang
Imperatacylindrica(L.) Beauv.
2.4.2 Anatomi Alang-Alang
Pada penampang melintangakar terdapat jaringan epidermis, korteks,
endodermis empulurdan trikoma. Pada penampang melintang batang alang-alang
terdapat jaringan epidermis, gabus atau korteks dan berkas pembuluh yang berupa
xylem dan floem. Penampang membujur daunnya terdapat stomata dengan tipe
aktinositik yakni stomata yang ditandai dengan sel tetangga yang pipih dan
mengelilingi stomata dalam bentuk lingkaran.

2.4.3 Morfologi Alang-Alang
Alang-alang dapat memperbanyak diri secara vegetatif melalui rhizoma
dan secara generatif melalui pembungaan dan biji. Rhizome dapat melakukan
penetrasi hingga diameter 15 sd 40 cm, sedangkan akar yang tumbuh vertikal
dapat mencapai kedalaman antara 60 sd 150 cm. Rhizzoma berwarna putih ,

11

beruas pendek, berwarna putih, sukulen, dan berasa manis karena memiliki
kandungan karbohidrat yang cukup 34 tinggi. Gulma ini tumbuh hingga
ketinggian tak kurang dari 1 meter. Daun alang-alang tumbuh tegak dengan
pelepah daun yang memiliki permukaan yang halus serta tulang daun utama
berwarna keputihan. Alang-alang dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat
karena memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi pada berbagai kondisi
lingkungan.

2.4.4 Taksonomi Alang-Alang
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom
Super Divisi
Divisi

: Tracheobionta (Tumbuhanberpembuluh)
: Spermatophyta (Menghasilkanbiji)
: Magnoliophyta (Tumbuhanberbunga)

Kelas

: Liliopsida (berkepingsatu / monokotil)

Sub Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Commelinidae
: Poales
: Poaceae (sukurumput-rumputan)
: Imperata
: Imperatacylindrica(L.) Beauv.

2.4.5 Manfaat Alang-Alang dalam Upacara Mapandes
Alang-alang digunakan sebagai cara wista.
2.4.6 Filosofi Alang-Alang dalam Upacara Mapandes
Filosofi alang-alang dalam ajaran hindu banyak di kaitkan
dengan pemuteran mandaragiri. Dimana Para Dewa dan Asura bekerjasama
memutar Mandaragiri, dimana Hyang Ananta Boga dan hyang Besuki melilit
Mandaragiri, dan sebagai penopangnya adalah Badawang Nala. Di simbolkan
dalam wujud Padmasana. Setelah keluar Amertanya dilarikan oleh Daitya Kala
Rau (Rawi), tapi ketahuan dewi Ratih di panahlah kepalanya dengan Senjata
Cakra oleh DewaWisnu. Dari situ ada cerita bulan Kepangan (Bulan caplok
kalarawu). Sebelum sempat diambil oleh Ida HyangWisnu, sempat menetes
sedikit kerumput alang-alang, terus dijilati oleh paranaga/ular sehingga ular bisa
berumur panjang dan lidahnya tersayat (terbelah) oleh alang-alang. Maka dari itu
alang-alang juga di sebut tanaman panjang umur atau tanaman suci yang
merupakan menjadi bahan penting dalam beberapa upacara keagamaan hindu.

12

Dilihat dari kehidupannya alang-alang memiliki filosofi yaitu Akar alangalang memberi pelajaran bagi kita tentang pentingnya memiliki senjata bertahan
hidup yang ampuh. Meski dipandang remeh karena terkesan sebagai ”sampah”,
namun alang-alang sulit ditaklukkan karena ”senjata rahasia”nya. Banyak orang
yang diremehkan bahkan dianggap sebagai sampah masyarakat yang sulit
diberantas, ternyata memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan lain. Selain
itu ujung alang-alang yang amat runcing itu merupakan senjata gaib, untuk
melebur dosa dan nestapa, penderitaan. Ujung yang tajam itu berperan sebagai
simbol pedang dan lambang kekekalan dan keabadian. Daunnya yang runcing
melambangkan peperti perjalanan manusia yang menghadap kepada-Nyayang
bertahta di dalam hati. Semakin jelas Cara wista yang terbuat dari alang-alang
adalah amat suci.
2.4 Kunyit

Gambar 2.5

2.5.1 Nama Latin Kunyit
Curcuma domestica Val.
2.5.2 Anatomi Kunyit
Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah diketahui yaitu
miny`k atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongansenyawa monoterpendan
sesquiterpen.
Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah diketahui yaitu
miny`k atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongansenyawa monoterpendan
sesquiterpen (meliputi zingiberen, alfa dan beta-turmerone). zat warna kuning
yang disebut kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 5060%,monodesmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin), protein, fosfor,
kalium, besi dan vitamin C. Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut,kurkumin
merupakan komponen terbesar. Sering kadar total kurkuminoiddihitung sebagai %
kurkumin, karena kandungan kurkumin paling besar dibanding komponen

13

kurkuminoid lainnya. Karena alasan tersebut beberapa penelitian baik fitokimia
maupun farmakologi lebih ditekankan pada kurkumin.(Sumiati , 2004.)
(meliputi zingiberen, alfa dan beta-turmerone). zat warna kuning yang
disebut kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 5060%,monodesmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin), protein, fosfor,
kalium, besi dan vitamin C. Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut,kurkumin
merupakan komponen terbesar. Sering kadar total kurkuminoiddihitung sebagai %
kurkumin, karena kandungan kurkumin paling besar dibanding komponen
kurkuminoid lainnya. Karena alasan tersebut beberapa penelitian baik fitokimia
maupun farmakologi lebih ditekankan pada kurkumin.(Sumiati , 2004.)
2.5.3 Morfologi Kunyit
Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang
merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau
kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk
bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan
menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan
bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm
dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing,
tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah
merah jingga kekuning-kuningan.
2.5.4 Taksonomi Kunyit
Kerajaan

: plantae

Divisio

: Spermatophyta

Sub-diviso
Kelas

: Angiospermae
: Monocotyledoneae

Ordo
Famili
Genus

: Zingiberales
: Zungiberaceae
: Curcuma

Species : Curcumadomestica Val.
2.5.5 Manfaat Kunyit dalam Upacara Mapandes
Kunyit digunakan untuk menggosok gigi yang telah di kikir gunanya
sebagai antiseptik.
2.5.6 Filosofi Kunyit dalam Upacara Mapandes

14

Inan kunyit (Pangurip) dan pengancing adalah agar panca dewata menjaga
kehidupan bagi mereka yang telah melakukan upacara potong gigi.

III. PENUTUP
3.1 Simpulan
Mempelajari etnobotani Bali sangat penting karena kita dapat mengetahui
morfologi, anatomi, filosofi, taksonomi, dan manfaat tanaman yang digunakan
dalam upakara. Kita juga dapat mengetahui tanaman apa saja dalam upacara
potong gigi (mapandes), manfaatnya dalam upacara dan filosofinya menurut
orang setempat. Lima tanaman yang digunakan dalam upacara potong gigi
(mapandes) yaitu Vigna radiata L.(Kacang Hijau), Capsicum frutescens L (Cabai
Rawit), Oryza sativa (Padi), Pteridophyta (Tumbuhan Paku), dan Momordica
charantia (Paya/Pare).

15

16

DAFTAR PUSTAKA

http://suartawanindra.blogspot.co.id/2014/01/upacara-mapandes.html
http://www.petanihebat.com/2013/03/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman
http://selalusetiacinta.blogspot.co.id/2015/03/ciri-ciri-manfaat-dan-deskripsipohon.html
http://www.puragunungsalak.com/2014/11/bungkak-nyuh-gading-kelapagading.html
http://tanaman--herbal.blogspot.co.id/2015/02/manfaat-dan-khasiat-akar-alangalang.html
http://tamtamzweet.blogspot.co.id/2012/03/my-jurnal.html
http://wayantarne.blogspot.co.id/2015/03/filosofis-alang-alang-dalam-hindu.html
http://kickfahmi.blogspot.co.id/2012/10/budidaya-dan-pemulihan-tanamankelapa.html
http://karyatulisilmiah.com/tanaman-kelapa-cocos-nucifera-linn
http://ilmubiologi.com/search/anatomi-tumbuhan-kelapa
http://gadingrazta.blogspot.co.id/2008/09/pembuatan-bale-gading-dengan.html