TINJAUAN TEN TA N G PELAKSANAAN BANK GARANSI DI BANK DUTA CABANG SURABAYA
k A H K P A H PE R - B A N < A r i
S K J t l P S I AGUS YUOHA HERNOKO TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN BANK GARANSI DI BANK DUTA CABANG SURABAYA
" m V H E S I T A S A l f t U N M i V B 1 P U 8 T A K A A N M l t l l S U R A B A Y A
l er / np j a S
//c r
1
1 F A J C U L T A S H U K U M U N IV E R S I T A S A I R L A N G G a S U R A B A Y A
1 9 8 8
T IN JAU AN T E N T A N G P E L A KSA NAA N B A N K G ARA NSI D I B A N K D U T A CABANG S U R A B A Y A S K R I P S I A G U S Y U D H A H E R N O K O O L E H F A K U L T A S HUKUM U N I Y E R S I T A S A I R L A N G G A S U R A B A Y A
1 9
8
8
T I N J A U A N TE NTA NG P E L A K S A N A A N BANK GARANSI D I B A N K D U T A C A B A N G S UR ABA YA
SKRIPSI- DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS
DAN MEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK MENCAPAI GELAR SARJANA HUKUM OLEH AGUS YUDHA HERNOKO
038512105 DOSEN
71 MARTHALENA POHAN, S.H., CN.
Dr. R. SOETOJO PRAWIROHAMID JOJO, S.H. ABDOEL MUTHOLIB, S.H.
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA S U R A B A Y A 1 - 9 8 8 Sura. Dira Jayaningrat lebur Dening Pangastuti N Seseorang yang'pemberani dan perkasa di dunia ini hancurnya karena dia disembah (dipuja-pu;ja).
Tiada daya dan kekuatan yang dapat dicapai oleh manusia tanpa seijin Allah M
KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kehadirat Allah Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan karunia dan petunjuk-Nya se hingga skripsi ini dapat saya selesaikan dengan baik. Pe nulisan skripsi ini merupakan tugas dan syarat untuk men- capai gelar sarjana hukum di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Airlangga.
Dalam kesempatan ini pula, saya menyampaikan teri- ma kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada Ibu Marthalena Pohan, S.H., CN. yang meluangkan waktu untuk membimbing saya, walaupun kesibukan begitu menyita. Kesa- baran dan perhatian beliau merupakan dorongan bagi saya untuk menyelesaikan tugas skripsi ini dengan baik.
Ungkapan rasa terima kasih saya sampaikan juga ke pada Bapak Dr. R. Soetojo Prawirohamidjo jo, S.H. dan Ba- pak Abdoel Mutholib, S.H. atas kesediaan beliau menguji saya dalam rangka mempertahankan skripsi ini.
Demikian pula kepada pihak Bank Duta Cabang Sura baya, terutama Bapak Djoko Saryono, S.H. Kepala Bagian Credit dan Management serta Bapak Suhardi, S.II. Kepala
Seksi Pengendalian Bagian Credit dan Management yang te lah banyak membantu saya dalam mengadakan penelitian di Bank Duta Cabang Surabaya.
Kepada sejawatku, Andika Persada Putera dan Salidin juga teman-teman lain saya sampaikan terima kasih1atas bantuan dan dorongan ..yang diberikan selama ini.
Rasa terima kasih yang tak terhingga saya sampai- kan kepada ibu, bapak, paklik, bulik dan adik-adikku yang dengan penuh kasih sayang mendoakan dan memberi dorongan semangat kepada saya untuk menyelesaikan studi saya ini.
Sebagai nianusia biasa tentunya di dalam menyi^sun skripsi ini terdapat kekurangan yang memerlukan pembenahan. Segala kritik dan saran y.ang bersifat membangun selalu saya harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyara kat dan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilrjiu hukum.
Surabaya, Desember 19B8 Agus Yudha Hernoko
v
DAPTAH IS I Halaman
13
35
33 2.3. Hak Dan Kewajiban Penerima Jaminan ..
2.2. Hak Dan Kewajiban Pemohon Sebagai Terjamin ..........................
30
2.1. Hak Dan Kewajiban Bank Sebagai Penja- i min ............... ...............
30
26 2. Hak Dan Kewajiban Para Pihak .........
26 1. Para Pihak Dalam Bank Garansi ........
22 BAB III. HUBUNGAN DAN AKIBAT HUKUM DALAM BANK GA RANSI ..................................
2. Ikatan-ikatan Yang Menyertai Dengan di- keluarkannya bank garansi ...........
1. Syarat-Syarat Pokok Yang Harus Dipenuhi
KATA PENGANTAR .................................. iv DAPTAR IS I ...................................... vi BAB I. PENDAHULUAN ............................
13
II. PROSEDUR UNTUK MEMPEROLEH FASILITAS BANK GARANSI ................................
10 BAB
9 6. Pertanggungjawaban Sistematika .......
8 5. Metodologi ..........................
7 4. Tujuan Penulisan ....................
6 3. Alasan Pemilihan Judul ..............
1 2. Penjelasan Judul ....................
1. Permasalahan : Latar Belakang dan Ru- musannya ............ ...............
1
vi
BAB
IV. BERAKHIRNYA BANK GARANSI DAN AKIBAT YANG BITIMBULKANNYA .........................
36 1. Pemenuhan Prestasi ..................
36
2. Claim Sebagai Akibat Wanprestasi.....1
40
2.1. Tindakan Bank Untuk Mengatasi Masalah Yang Timbul .................... J..
40 BAB V. PENUTUP ................................
47 1 . Kesimpulan ..........................
47 2 . Saran ..................... ..... • * • •
48 DAi’TAR BACAAN LAMPIRAN
vii
P E N D A H U L U A N
1. Permasalahan : Latar Belakang dan Rumusannya Sejak dimulainya Pelita I sampai dengan Pelita IV perkembangan sektor perekonomian merupakan sasaran utama pembangunan nasional kita. Hal ini dapat dimaklumi karena dari sektor perekonomianlah sebagian besar dana yang meno- pang dan yang sekaligus menjadi roda penggerak pembangunan Indonesia.
Bank sebagai salah satu sektor usaha perekonomian ikut memberi andil yang cukup besar dalam pembangunan na sional. Perkembangan perbankan mempunyai hubungan yang . erat sekali dengan pertumbuhan perekonomian nasional, dan setiap bentuk kegiatan lembaga perbankan menunjukkan ada nya suatu usaha kearah kemajuan perdagangan yang lebih lanjut akan mempengaruhiapula perekonomian nasional;
Sehubungan dengan itu, maka peranan perbankan diha- rapkan dapat lebih ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitasnya. Peranan perbankan dalam me- nunjang perekonomian nasional terlihat dari fungsi bank sebagai alat pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi moneter dan stabilitas keuangan. Stabilitas perekonomian dan keuangan akan dapat tercapai apabila bank dapat melak- sanakan fungsinya dengan sebaik-baiknya.
Salah satu bentuk usaha bank untuk ikut membantu
B A B I
1
2
masyarakat adalah memberikan jaminan bank atau bank ga ransi. Di .dalam masyarakat khususnya di kalangan para pengusaha, bank garansi sudah cukup lama dikenal. Biasa- nya fasilitas bank garansi diberikan kepada nasabah bank dengan tujuan untuk member! bantuan yang bersifat menun- jang usaha nasabah yang bersangkutan dalam melakukan ke- giatan usahanya.
Bank garansi dalam pengertian yang umum adalah suatu bentuk jaminan yang diberikan oleh bank. Maksudnya, bank menjamin untuk memenuhi suatu kewajiban dari pihak terjamin (pemohon bank garansi) apabila ternyata di kemu- dian hari tidak memenuhi apa yang telah diperjanjikannya bersama dengan pihak 'penerima jaminan (kreditor). Jadi bila terjadi wanprestasi da^i pihak terjamin maka bank- lah yang akan memenuhinya.
Bank garansi atau jaminan bank adalah merupakan jaminan perorangan. Tentang jaminan perorangan atau juga disebut penanggungan hutang ("borgtocht", "guaranty"), maka untuk pengaturannya kita dapat melihat di dalam ketentuan B.W. ( Burgerlijk V/etboek ) > yaitu tentang penanggungan, buku ketiga, titel ketujuh belas, mulai pa- sal 1820 sampai dengan pasal 1850.
Penanggungan hutang adalah merupakan suatu "per- janjian accessoir" artinya bahwa keberadaan dari perjan- jian itu mengikuti perjanjian pokoknya. Yang dimaksud dengan mengikuti perjanjian pokoknya Adalah perjanjian
3
yang pemenuhannya ditanggung atau dijamJLn„dengan perjan- jian penanggungan itu.1 Pemberian fasilitas "bank garansi merupakan salah satu dari beberapa fungsi bank untuk memberikan jasa per- bankan, dan fungsi ini dijalankan oleh bank umura dan bank pembangunan disamping fungsi-fungsi yang lain. Mengenai bank, garansi yang merupakan suatu jenis penanggungan di mana bank bertindak sebagai penanggungnya. Berdasarkan Undang-undang Pokok Perbankan UU No. 14 Th. 1967, Bank Umum adalah tergolong jenis bank yang berhak memberikan jaminan bank (bank garansi), di dalam usahanya (pasal 23 ayat 7). Selain ketentuan diatas , tentang bank garansi i dapat kita lihat di dalam Keputusan Menteri Keuangan Re- publik Indonesia No. 223/KMK.001/1987, tanggal 20 April
1987 tentang penunjukkan bank dan lembaga keuangan yang dapat menerbitkan jaminan dalam rangka pelaksanaan Kepu tusan Presiden No. 29 tahun 1984 tentang pelaksanaan ang-
- 5 garan pendapatan dan belanja negara.
Kalau kita amati peraturan-peraturan diatas pada intinya adalah “pemberian jaminan1* dari pihak bank untuk 1 Subekti, Jaminan-.jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Alumni, Bandung, 1986, h. 32._
:2'Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Jaminan Di Indonesia Pokok-Pokok Hukum Jaminan PeroranRan, Liberty, Jogjakarta, 1980, h.106.
^Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia, No. 20/1/ BPPP.
4
ikut membantu pengusaha atau nasabah agar dapat meningkat- kan usahanya. Meskipun pengusaha atau nasabah di dalam me- lakukan usahanya terbentur masalah dana atau modal yang i terbatas’dan relatif kecil, rnaka dengan bantuan bank mela- lui fasilitas bank, garansi mereka memperoleh kesempatan untuk mencari keuntungan dan lebih meningkatkan usahanya. Dengan kata lain pengusaha atau nasabah menjadi lebih bo- nafide dengan adanya jaminan dari pihak bank.
Dalam praktek perbankan, -bank garansi dapat dibe rikan untuk keperluan yang berbeda-beda. Penggunaan bank garansi antara lain :
- Garansi bank untuk penyerahan barang-barang, baik mengenai barang-barang yang dibiayai dengan kredit bank., maupun yang tidak dibiayai dengan kredit dari bank.
- Garansi bankkuntuk mendapatkan Keterangan Pemasukan Pabean (KPP) atas barang-barang yang L/C-nya telah dibayar penuh oleh importir.
- Garansi bank untuk pengeluaran barang-barang yang L/C-nya belum dibayar penuh oleh importir.
- Garansi bank untuk mengikuti tender pembangunan proyek yang dikenal sebagai tender bond atau bid bond. Garansi bank ini erat hubungannya dengan ke- sediaan terjamin sebagai peserta tender untuk me- laksanakan pembangunan proyek apabila dapat meme- nangkan tender.
- Garansi bank untuk melaksanakan pembangunan proyek sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah di- perjanjikan antar terjamin sebagai pemborong pe- kerjaan pembangunan proyek dan pemberi pekerjaan borongan yang dikenal sebagai performance bond atau contract bond. Bagi pemberi pekerjaan borong an, garansi bank ini dimaksudkan untuk menutup re- siko apabila sebelum pekerjaan borongan itu sele- sai, ternyata pemborong pekerjaan cidera janji.
- Garansi bank untuk melindungi atau memberikan gan- ti rugi karena pelaksanaan suatu kewajiban dalam suatu kedudukan tertentu, yang dikenal sebagai in demnity bond.
- Garansi bank untuk keperluan membayar uang muka
5
sehubungan dengan suatu kegiatan tertentu yang di- kenal sebagai advence payment guarantee.^ Dengan dikeluarkannya bank., garansi oleh pihak bank maka pada saat itu terjadilah perjanjian tertulis yang intinya bahwa bank terikat pada perjanjian yang di- buat antara pihak terjamin dengan kreditor (pihak peneri- ma jaminan). Disini bank akan mcnanggung resiko yang di- akibatkan wanprestasinya terjamin. Sebaliknya sebagai perjanjian jaminan, maka bank garansi akan hapus apabila perjanjian antara terjainin dengan kreditor sebagai pene- i rima jaminan sudah dlpenuhi. Hal ini karena sifat dari perjanjian penanggungan adalah accessoir (mengikuti) ter- hadap perjanjian pokoknya.
Di dalam;.praktek, biasanya bank berusaha membatasi resiko yang ditimbulkan pihak terjamin atas pengeluaran bank garansi. Pembatasan itu dilakukan dengan penyerahan jaminan lawan dari pihak terjamin yang besarnya ditentu- kan oleh bank. Dalam perjanjian bank garansi selalu di- cantumkan suatu jangka waktu tertentu untuk berlakunya. Kemungkinan jangka waktu berlakunya dapat diperpanjang apabila terjamin merasa perlu untuk itu. Bila terjadi per- panjangan masa berlakunya bank garansi maka bank dalam hal ini akan mengeluarkan bank garansi yang baru.
Dengan berakhirnya masa berlakunya surat bank gar ^Huyasro - Achmad Anwari, Garansi Bank Menjamin Berhasilnya Usaha Anda, Balai Aksara, Jakarta, 198:5, h.12.
6
ransi maka bank garansi itu sendiri berakhir. Sebagai kon- sekwensi dari berakhirnya bank garansi tersebut maka ma- sing-masing pihak, yaitu pihak bank dan pihak terjamin wa- jib mengembalikan segala jaminan lawan, untuk pihak bank harus mengembalikan jaminan lawan dan untuk pihak terjamin harus menyerahkan surat bank garansi. Bila terjadi wan- prestasi dan tank harus membayar pada kreditor maka bank garansi akan mengalami perubahan menjadi fasilitas kredit apabila terjamin tidak dapat membayar pada waktu yang di- tentukan.
Dari uraian-uraian di atas maka timbul permasalah- an yang kemudian saya rumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah prosedur permohonan untuk memperoleh fa silitas bank garansi
2. Bagaimanakah hubungan dan akibat hukum yang terdapat di dalam bank garansi .
3. Akibat -akibat apa saja yang timbul dengan berakhirnya bank garansi .
2. Pen.jelasan Judul Skripsi saya ini berjudul " TINJAUAN TENTANG- PE-'
LAKSANAAN BANK GARANSI DI BANK DUTA CABANG SURABAYA Untuk lebih jelasnya maka akan saya uraikan pengertian dari judul di atas.
Tinjauan berarti melihat sesuatu hal agar lebih jelas. Pelaksanaan berarti melakukan kegiatan sesuai dengan ke- tentuan yang mengaturnya.
7 Bank garansi adalah suatu bentuk jaminan yang dikeluarkan
oleh pihak bank, bahwa bank menjamin untuk memenuhi kewa- jiban dari terjamin (pemohon bank garansi) apabila di ke~ mudian hari ternyata tidak memenuhi kewajibannya terhadap perjanjian yang dibuat dengan penerima jaminan (kreditor).
Bank Duta Cabang Surabaya adalah bank swasta nasional yang diperkenankan untuk mengeluarkan bank garansi.
Jadi pengertian dari judul diatas adalah melihat lebih jelas mengenai kegiatan yang dilakukan Bank Duta Cabang Surabaya dalam memberikan jaminan dalam bentuk bank garansi, di mana bank menjamin terhadap_prestasi da ri terjamin dan akan membayar kerugian kreditor apabila ternyata terjamin cidera janji (wanprestasi). Dalam hal ini bank mengambil alih resiko yang seharusnya ditanggung oleh pihak terjamin.
Dengan dikeluarkannya surat bank garansi oleh bank dan telah ditanda tangani maka pada saat itu bank terikat untuk memberikan jaminan. Jaminan ini akan lebih menj.amin terlaksananya perjanjian yang dibuat antara terjamin dengan pihak kreditor sebagai penerima jaminan.
3. Alasan Pemilihan Judul Dalam dunia perbankan, kerja sama antara pengusaha dan atau nasabah dengan pihak bank telah lama terjalin dengan baik. Masing-masing saling membantu untuk kelan- caran usaha dan kemajuan usaha, yang tentunya berpengaruh pula pada kelancaran lalu lintas perdagangan dan pereko- a nomian nasional. r
Dikalangan dunia usaha istilah "bank garansi" ini sudah cukup lama dikenal yang merupakan jaminan dari bank. Dalam kaitannya dengan bank garansi, biasanya tiap-tiap bank mempunyai peraturan-peraturan sendir.i selain pera- turan umum mengenai bank garansi, Skripsi saya ini bertu- juan untuk mengetahui bagaimana prosedur memperoleh fasi litas bank garansi, bagaimana syarat-syaratnya, hubungan hukum dan akibatnya, tujuan serta manfaat apa yang diper- oleh dari pemberian bank garansi.
Masalah-masalah tersebut yang kemudian saya tulis dalam skripsi ini. Dan karena dalam melakukan penelitian saya memilih Bank Duta Cabang Surabaya maka saya menggu- nakan judul " TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN BANK GARANSI
DI BANK DUTA CABANG SURABAYA » dalam skripsi ini.
4. Tu.juan Penulisan a. Tujuan Umum.
Tujuan penulisan skripsi ini yang pertama-taina ada lah untuk memenuhi persyaratan akademis dalam mencapai gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum univercitas Airlang- ga.
b. Tujuan Khusus.
Untuk turut serta membahas permasalahan yang tim bul dalam perkembangan perbankan khususnya mengenai bank garansi. Selain itu tulisan ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran untuk mengetahui pelaksanaan bank ga-
9
ransi serta prosedur yang harus dipenuhi. Sehingga dapat membantu masyarakat terutama yang banyak berhubungan de ngan dunia perbankan.
5 . Metodolofti
Sesuai dengan judul dan materi skripsi saya ini, maka penulisan skripsi ini bersifat praktis dan teoritis. Praktis, yaitu mendasarkan pada hal-hal yang sifatnya mu- dah untuk dilaksanakan yang terdapat di dalam praktek se- hari-hari di dalam dunia perbankan, khususnya di Bank Du ta Cabang Surabaya mengenai bank garansi. Teoritis, yaitu mendasarkan kepada pendapat, literatur-literatur, dan per- aturan-peraturan yang mengatur bank garansi.
a. Pendekatan Masalah.
Pendekatan masalah dalam penulisan skripsi ini ada lah melalui pendekatan yuridis sosiologis. Yuridis berarti mendasarkan pada aturan-aturan hukum. Sosiologis berarti melihat kenyataan yang ada di masyarakat. Jadi yuridis So siologis disini dimaksudkan permasalahan yang berhubungan dengan ba nk garansi banyak mengandung masalah hukum. Hu- bungan hukum para pihak, akibat-akibatnya yang.timbul da lam bidang hukum, sehingga didekati terutama dari segi peraturan hukum yang mengaturnya, baik yang bersifat umurn yang dikeluarkan pemerintah maupun peraturan khusus yang dikeluarkan Bank Duta. Dan juga dilihat kenyataan dan hu- bungannya dengan masyarakat luas, terutama yang banyak terlibat dalam dunia .perbankan.
1 0 b. Sumbcr Data.
Data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer bera- sal dari wawancara dan peraturan-pcraturan dari bank Duta
Cabang Surabaya mengenai bank garansi. Data sekunder ber~ asal dari peraturan pemerintah, temuan atau kajian ilmiah perpustakaan yang berhubungan dengan bank garansi.
c. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teh- nik wawancara dengan terlebih dahulu menyiapkon dafl;ar pertanyaan sebagai pedoman wawancara yang dilakukan; Juga dikumpulkan dokumen-dokumen dari instansi yang terkait de ngan masalah pemberian fasilitas bank garansi.
Hasil wawancara dan fakta yang diperoleh dari doku- men-dokumen tadi, setelah terkumpul diadakan pengolahan dengan'terlebih dahulu diklasifikasikan. Kemudian diban- dingkan dengan pendapat para sarjana dan para ahli maupun dengan ketentuan yang berlaku.
d. Analisis Data.
Dari data yang d.i.perolch, maka penganalisaan data dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh tersebut, baik dari hasil wawancara maupun dari dokumen yang ada kaitannya dengan ketentuan-ketcntunn dan porun- dangan yang mengatur bank garansi. Dari pcrbandingan yang dilakukan itu kemudian diperoleh suatu kesimpulan.
6. PertanflKunfl.jawabab Sistcmatika Sistematika pada penulisan skripsi saya ini tcrbagi
11
dalam 5 (lima) bab. Dalam bab I berini pembahacan mengenai Pendahuluan yang berioi garis besar dari keseluruhan bab- bab yang ada, sebagai pengantar kepada masalah yang men- jadi pokok bahasan dalam bab-bab selanjutnya. Dengan di- letakkannya Pendahuluan dalam bab I, diharapkan pembaca dapat mengetahui garis besar isi dari penulisan skripsi ini sebelum menuju pada bab-bab berikutnya.
Dalam pelaksanaan pemberian bank garansi oleh pi hak bank, maka pertama-tama yang harus diperhatikan pe- mohon adalah prosedur-prosedur yang harus dipenuhi untuk memperoleh fasilitas bank garansi, pembatasan-pembatasan oleh bank! tentang siapa-siapa yang dapat memperoleh fasi litas bank garansi, serta perjanjian yang mengikuti de ngan diterbitkannya bank garansi oleh pihak bank. Masalah tersebut saya letakkan dalam bab II, setelah bab I menge- nai Pendahuluan. Hal ini dimaksudkan agar seseorang yang akan mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas bank garansi lebih mengetahuinya. Sehingga dapat membantu memperlancar pihak pemohon untuk memperoleh bank garansi.
Dengan diterbitkannya bank garansi oleh pihak bank maka akan mengikat para pihak yang terlibat dalam perjan- .jian bank garansi. Dalam bab III dari skripsi saya ini berisi tentang hubungan hukum dan akibat hukum yang ter- dapat dalam bank garansi, hak dan kewajiban yang harus dipenuhi para pihak.
1 Kemudian dalam bab IV akan dibahas mengenaij bera- khirnya bank garansi dan akibat-akibat yang ditimbulkan-
1 2
nya. Karena dalam perjanjian bank garansi dengan jelas di- sebutkan tentang masa berlakunya, maka sudah barang tentu mempunyai akibat yang timbal balik antara bank sebagai pihak penjamin dengan pemohon sebagi pihak terjamin untuk mengembalikan keadaan sebagaimana sebelum diterbitkannya bank garansi.
Penutup saya letakkan dalam bab V, karena bab ini berisi kesimpulan dan saran yang merupakan intisari dari bab-bab sebelumnya dan yang sekaligus mengakhiri semua pembahasan skripsi ini.
B A B II
PROSEDUR UNTUK MEMPEROLEH FASILITAS BANK GARANSI
1. Syarat-Syarat Pokok Yan# Harus Dipenuhi Bank sebagai lembaga keuangan mempunyai kegiatan kegiatan baik untuk menarik uang darx masyarakat maupun menyalurkan uang kepada masyarakat yang membutuhkan. Sa- lah satu bentuk kegiatan bank yang cukup penting adalah bank garansi yang banyak membantumasyarakat dalam mening- katkan usahanya.
Dalam praktek perbankan, khususnya di Bank Duta, seseorang yang ingin mengajukan permohonan untuk memper oleh fasilitas bank garansi harus memenuhi persyaratan - persyaratan yang ditentukan oleh pihak Bank Duta Cabang Surabaya.
Dalam rangka pemberian fasilitas bank garansi, mengingat prosentase dan tingkat resiko yang cukup tinggi maka biasanya sebelum mengeluarkan bank garansi pihak
.'Bank Duta melakukan penelitian/analisa yang cermat dan i teliti, baik mengenai jaminannya yang mempunyai nilai cu kup memadai maupun pengikatan yang kuat dan lengkap.
Analisa/penelitian yang dilakukan itu meliputi ana- lisa ekonomis dan analisa juridis. Maksud dari adanya ana- lisa ini adalah untuk mengetahui kondisi dari pihak terja min (pemohon bank garansi). Untuk itu pihak bank mengguna- 1 3
1 4
nakan asas yang berlaku di dalam praktek pemberian fasili tas perkreditan yaitu " The 5 C's of Credit ”, yang'meli- puti :
- Character, apakah pemohon itu dapat dipercaya (bonafi - de) ;
- Capital , yaitu bahwa pemohon dalam hal ini sudah mempu- nyai usaha dan modal sendiri ;
- Capacity, yaitu bahwa kredit yang diberikan dapat membe- ri manfaat bagi pemohon ;
- Collateral, ya itu ada jaminan bahwa kredit yang diberi kan akan dikembalikan di kemudian har
- Condition of Economics, yaitu pemberian kredit itu di-
5 maksudkan memberi prospek yang cerah bagi pemohon.
Penjabaran lebih lanjut dari "The 5 C’s of Credit" untuk menganalisa kondisi pemohon, baik secara lengkap ma upun dalam bentuk evaluasi yang disesuaikan dengan sifat, bentuk, volume dan sasarannya atau aspeknya bagi Bank Du ta, antara lain ; - Meneliti pihak yang dijamin maupun penerima jaminan.
- Meneliti sifat dan nilai transaksi yang akan dijamin hingga dapat diberikan bank garansi yang-sesuai.
- Menilai jumlah bank garansi yang akan dijamin, hing ga dapat diberikan bank garansi yang sesuai.
- Menilai jumlah bank garansi yang akari diberikan me- nurut kemampuan bank.
- Meneliti adanya surat kontrak yang wajar dan dapat
Credit dan Management Bank Duta Cabang Surabaya, 22 Agus- tus 1988.
1 5
dipertanggung jawabkan mengenai suatu transaksi, dan dalam surat mana dengan jelas dicantumkan bahwa un tuk keperluan pelaksanaan/realisasi kontrak tersebut oleh nasabah/pemohon bank garansi diperlukan surat jaminan bank. Menilai kemampuan pihak yang akan dijamin untuk mem berikan kontra jaminan/jaminan lawan yang cukup se- suai dengan kemungkinan terjadinya resiko dan jamin an tersebut sedapat mungkin bersifat executeerbaar (mudah dicairkan). i
Dari analisa yang dilakukan itu nampak bahwa Bank Duta dalam memberikan fasilitas permohonan bank garansi bertindak sangat berhati-hati. Hal ini dilakukan karena mengingat bank garansi mempunyai resiko kerugian yang cu kup tinggi , meskipun pada saat dikeluarkannya bank garan si pihak bank belum mengeluarkan dana. Sehingga untuk pem- berian bank garansi ini pihak Bank Duta mendasarkan pada keperluan yang wajar dan dibenarkan hukum serta tidak ber- tentangan dengan policy pemerintah.
Di Bank Duta Cabang Surabaya, pemohon fasilitas bank garansi pada umumnya ada 2 (dua) golongan, yaitu:
- nasabah giro, adalah perorangan atau badan yang dalam melakukan transaksi atau kegiatan perdagangan melalui jasa Bank Duta ;
- calon debitor, adalah orang atau badan yang baru perta-
7 ma kali berhubungan dengan Bank Duta.
^Memorandum Direktur Utama Bank Duta.
Wawancara dengan Kepala Seksi Pengendalian, Bagian Credit dan Management Bank Duta Cabang Surabaya, 23 Agus- tus 1988.
7
1 6
Untuk kedua golongan tersebut tidak ada perbedaan mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dapat mem- peroleh fasilitas bank’garansi. Disin terlihat ada unsur keterbukaan dari pihak Bank Duta yang tidak membatasi pe mohon hanya pada nasabahnya saja, tetapi juga pihak lain yang baru pertama berhubungan dengan pihak Bank Duta da pat mengajukan permohonan fasilitas bank garansi.
Bagi para pemohon fasilitas/bank garansi , Bank Du ta mengeluarkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yang meliputi :
1. harus ada proyek/kegiatan yang akan dikerjakan oleh pe mohon ; 2. harus ada bukti bahwa pemohon telah memenangkan tender
(bila berkaitan dengan- tender garansi) ; 3. nilai proyek harus jelas ,* 4. minimal telah 1 (satu) bulan nasabah Bank Duta ; 5. mutasi rekening yang cukup aktip ; 6. tidak pernah menarik cek kosong ; 7. perusahaan mempunyai usaha yang berjalan baik, solvabel dan merupakan bidang usaha yang tetap atau sering di- laksanakan dalam bidang yang dimohonkan bank garansi tersebut ;
8. dapat menyediakan jaminan dengan nilai yang cukup dan Q ms mpunyai surat-?surat yang lengkap.
p
Wawancara dengan Kepala Bagian Credit dan Manage ment Bank Duta Cabang Surabaya, 25 Agustus 1988
1 7
Untuk butir 4 (empat) dan butir 5 (lima) sudah ti- i dak berlaku lagi dengan adanya kebijaksanaan baru yang ' dikeluarkan oleh pihak Bank Duta. Hal ini sesuai dengan fungsi dan peranan bank untuk turut serta membantu masya rakat melakukan kegiatan usahanya agar lebih meningkat.
Mengenai bank garansi ini, pemerintah dalam;hal■ini Bank Indonesia tidak mengeluarkan peraturan yang khusus dan terperinci, sehingga masing-masing bank mempunyai ke- tentuan-ketentuan sendiri. Namun sebagai pedoman perlu diperhatikan surat edaran Bank Indonesia : a. No. 4/480 UPBB/Pb B, tanggal 3 November 1971 ;
b. No. 4/676 UPBB/Pb B, tanggal 31 Januari 1972 ; c. No. 5/51 UPBB/Pb B, tanggal 12 Juli 1972 ; .
d. Telegram No. 8/1162-kpd, tanggal 11 November 1975. Yang mengatur tentang larangan pengeluaran bank garansi sebagai berikut :
1. Bank garansi tidak boleh diberikan dalam bentuk valuta asing kecuali bagi Bank-Bank Devisa untuk keperluan tertentu yang ditetapkan pemerintah.
2. Bank dilarang memberikan bank garansi dalam rupi ah pada bukan penduduk (non resident).
3.Bank garansi tidak boleh memuat hal-hal :
a. Syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih da- hulu oleh pihak yang dijamin (pihak kesatu) : sebagai syarat-syarat berlakunya bank garansi.
b. Mencantumkan kata-kata yang dapat diartikan perobahan tanggal berlakunya bank garansi.
c. Keterangan yang menyebutkan bahwa bank garansi dapat dibatalkan secara sepihak.
4. Dilarang mengeluarkan bank garansi untuk keperlu an hal-hal yang bertentangan dengan policy peme rintah.
5. Bank dilarang mengeluarkan bank garansi untuk per- dagangan beras maupun untuk penggilingan beras
1 0
(Rice Milling) non J3UUD/KUD.'3 Ketentuan diatas menunjukkan bahwa untuk memberikan v fasilitas bank garansi meskipun pihak pcmcrintah (dalam hal ini Bank Indonesia) tidak memberikan pembatasan-pemba- tasan khusus namun ternyata masih mcngeluarkan surat edar- an sebagai pedoman. Dengan demikian pengeluaran bank ga~ ransi diharapkan benar-benar tersalurkan kepada masyara kat yang membutuhkan.
Bank Duta dalam memberikan fasilitas bank garansi, walaupun tidak merupakan pengeluaran dana langsung, dalam arti baru mengeluarkan dana bila terjamin wanprestasi dan terjadi claim. Naniun resiko tersebut bagi. bank cukup ting- gi karena waktu yang tidak tertentu. Dan hal ini tentunya juga akan berpengaruh terhadap likwiditas Bank Duta. Jadi dapat dikatakan bahwa selain sebagai sumber dana, bank garansi juga merupakan sumber resiko. Sehingga untuk itu bank meminta disediakan jaminan lawan atau kontra garansi dari' pemohon. Tentunya hal ini dimaksudkan agar bank ti dak terlalu banyak menderita kerugian, bila di kemudian hari terjamin (pemohon) wanprestasi sehingga timbul claim kepada bank.
Kontra garansi atau dalam pengertian perbankan di- sebut dana cadangan yang dikenakan oleh Bank Duta adalah minimal sebesar 10% (sepuluh prosen) dari nominal nilai
Q Me m ora ndu m D i r e k t u r U t a m a Bank Duta.
1 9
bank garansi. Ketentuan diatas dapat saja lebih besar atau lebih kecll dari batas minimal tersebut. Tergantung kondisi "The 5 C !s of Credit" pemohon dan juga,hubungan- nya selama ini dengan Bank Duta. Disamping itu tidak tcr- tutup'kemungkinan untuk meminta dana cadangan mendekati atau mencapai 100^, hal ini dibebankan kepada pemohon de ngan memperhatikan sifat, bentuk, volume dan jaminan yang kurang nilainya atau tidak dapat dinilai sama sekali baik dari segi ekonomis maupun dari segi juridis.
Bagi pemohon bank garansi dapat memberikan kontra garansi (dana cadangan) melalui 4 (empat) eara, yaitu : ^ 1• pemohon menyetor uang sebesar nilai nominal bank ga ransi yang diminta ;
I t
2. pemohon dapat member! kuasa kepada bank untuk memblokir uangnya dalam rekening bank, deposito atau yang berupa tabungan sebesar nominal nilai bank garansi yang di minta ;
3. pemohon dapat memberikan kontra garansi berupa harta benda baik yang bergerak maupun yang berupa barang te- tap kepada bank. Untuk barang bergerak, misalnya ken- daraan bermotor, dengan penyerahan secara F E 0 (fidu- ciaire eigendomsoverdracht) dimana surat bukti pemilik- an kendaraan disimpan bank. Sedang untuk barang tetap, misalnya rumah dan tanah, maka harus dengan akta nota- ris dan surat bukti pemilikan disimpan bank. Semua ini dimaksudkan agar bank tidak menderita kerugian sebab
2 0
ada jaminan tersebut ; 4. penggabungan cara pertama atau cara kedua dengan cara yang ketiga.
Dalam hal pemohon telah memenuhi persyaratan yang diten$ukan maka Bank Duta akan mengeluarkan bank garansi. Bank garansi yang dikeluarkan tersebut memuat :
- judul bank garansi ;
- nama dan alamat bank penjamin ;
- nama dan alamat terjamin ;
- nama dan alamat penerima jaminan ;
- macam transaksi antara terjamin dan penerima jaminan ;
- tanggal diterbitkannya bank garans>besarnya bank garansi yang diberikan oleh bank ;
- tanggal berlaku dan berakhirnya bank garansi ;
- batas waktu untuk mengajukan claim kepada bank ;
- pernyataan bank untuk membayar dan. melepaskan haknya se- suai dengan bunyi pasal 1832 K' U H Perdat
- pernyataan bahwa bank garansi ini tidak dapat dipindah
10
tangankan atau dijadikan jaminan pada pihak lain, Surat bank garansi tersebut setelah diterima oleh \/ pemohon, selanjutnya diserahkan kepada pihak penerima ja minan untuk dipergunakan sebagai alat bukti yang sah dan kuat bila di kemudian hari terjamin wanprestasi terhadap kewajibannya. Jadi surat bank garansi tersebut tidak lain o
21
merupakan pernyataan "bank yang akan membayar kepada kredi tor bila' terjamin wanprestasi (adanya claim dari kreditor).
Kalau kita melihat ketentuan dalam bank garansi yang sudah standart/baku artinya cudah ditentukan bentuk- nya oleh bank, ma ka terlihat ponisi pemohon adalah lemah karena hanya menyetujui saja syarat-syarat yang dibeban- kan kepadanya. Seakan-akan disini hanya ada perjanjian se- pihak saja. Padahal kalaui kita melihat ketentuan pasal
1320 B.W. yang menyatakan sebagai berikut : Untuk sahnya perjanjian diharuskan adanya 4 syarat:
1. Kata sepakat dari mereka yang mengikatkan diri (toestemming).
2. Adanya kecakapan untuk mengadakan perikatan (bek- waamheid).
3. Mengenai suatu object tertentu (een bcpaald onder- werp).
4. Mengenai causa yang diperbolehkan (geoorloofde oorzaak).
Dalam butir pertama pasal tersebut diatas ada kata kata sepakat-... , berarti masing-masing pihak dapat menentu- kan kehendak. Memang dalam pasal 1338 ayat 1 B.W. menyata kan bahwa persetujuan yang dibuat secara sah mengikat pa ra pihak. Namun hal ini ada batasannya yaitu di dalam pa sal 1320 B.W. Nampakny£ kesepakatan yang diberikan pemohon terhadap persyaratan yang diajukan itu dengan maksud agar pemohon dapat secepatnya memperoleh fasilitas bank garansi s dari bank.dan selanjutnya segera dapat melaksanakan kewa-
11R. Soetojo Prawirohamidjo jo dan Marthalena Pohan, Hukum Perikatan, Cet. II, Dina Ilmu, 1984, h. 114.'
2 2 jibannya, sesuai dengan perjanjian yang dibuatnya.
2• Ikatan-ikatan Yang Menyertai Denman Dikeluarkannya Bank Garansi
Pada dasarnya, dalam bank garansi tidak ada ketentu- an yang mengharuskan adanya pengikatan. Namun dalam'prak- tek yang terjadi di Bank Duta terdapat ikatan-ikatan tam- bahan ya ng menyertai dalam pemberian fasilitas bank garan si. Jadi selain jaminan pokok yang harus dipenuhi seperti, yang disebutkan terdahulu, perlu juga diperhatikan adanya bentuk-bentuk pengikatan tambahan untuk menghindari resiko akhir. Adapun bentuk-bentuk ikatan tambahan adalah ceperti berikut :
a. Persyaratan/pengikatan dengan pihak-pihak yang di- jamirr. dan pihak penerima jaminan, bahwa sotiap pern- bayaran yang akan dilakukan pihak penerima jaminan harus disalurkan melalui P.T. Bank Duta.
b. Adanya borgtocht atau avalist yang ikut menjamin pihak yang dijamin baik' dalam akta notariel maupun berdasarkan formulir yang ada/dibawah tangan.
c. Adanya kesepakatan/perjanjian dengan pihak penerima jaminan menyangkut syarat-syarat berlakunya bank garansi, syarat-syarat pengajuan claim dan sebagai- nya mengingat tidak seluruh persyaratan yang harus dipenuhi pihak penerima jaminan dapat dituangkan da lam surat bank garansi.
Semua pengikatan diatas dapat berbentuk akta nota riel, formulir-formulir jaminan lawan, formulir- formulir lainnya sebagaimana pengikatan jaminan perkreditan , perjanjian-perjanjian/pernyataan-per- nyataan dibawah tangan begmeterai cukup, surat menyurat dan sebagainya. i
Dapat disimpulkan bahwa ikatan-ikatan tambahan dalam bank garansi pada dasarnya ada 2 (dua) macam, yaitu : 1 2 Memorandum D i r e k t u r Uta ma Bank Duta.
- ikatan notariel, yaitu apabila yang dijadikan jaminan adalah barang tetap/tidak bergerak, sehingga untuk itu diwajibkan pengikatannya dengan akta notaris.
- ikatan intern/dibawah tangan, yaitu bila yang dijadikan jaminan adalah barang bergerak, sehingga cukup dibuat dengan perjanjian antara para pihak saja. Ikatan intern ini biasanya berupa formulir yang dikeluarkan oleh pi hak Bank Duta.
Selain itu, ada kewajiban bagi pemohon yang beru pa pembayaran provisi kepada bank. Pada umumnya besarnya
- provisi bank garansi berkisar antara 1% 1%% atas setiap pengeluaran bank garansi untuk jangka yaktu selama-lama- nya 3 (tiga) bulan. Provisi bisa dibayar dimuka pada saat bank garansi dikeluarkan, dan bila waktunya kurang dari 3 (tiga) bulan dianggap 1 (satu) triwulan, sedang untuk kurang dari 2 (dua) triwulan dianggap 2 (dua) triwulan, demikian dan seterusnya.
Dengan demikian, melihat banyaknya persyaratan dan jaminan yang harus dipenuhi oleh pemohon, maka bank'garan si ini tidak lebih dari semacam tabungan saja, Sebab se- ring terjadi jurnlah jaminan pokok dan jaminan tambahan pemohon kalau dihitung adalah seimbang bahkan lebih besar dari nilai nominal bank garansinya. Sehingga kalaupun ter jadi wanprestasi dan kemudian timbul claim, maka bank akan membayar dengan jalan mentransfer dana dari pemohon. Teta- pi tidak menutup kemungkinan bahwa bank akan menderita ke-
2 4
rugian bila pemohon adalah nasabah bank dan dipercaya, sc- hingga hanya memberikan sebagian jaminan saja, tetapi ter- nyata nasabah itu wanprestasi, sehingga bank yang harus membayarnya.
Kaldu- kita melihat dalam proses pemberian fasilitas bank garansi, selain pemohon harus memberikan kontra ga ransi juga diharuskan untuk memberikan jaminan tambahan, apabila berdasarkan likwiditas bank dan bonafiditas pihak pemohon dipandang perlu untuk itu. Disini terlihat bahwa kewajiban bagi pemohon untuk memberikan kontra garansi dan juga jaminan tambahan adalah tidak efektip. Sebalknya pihak Bank Duta dalam pengaturan mengenai bank garansi ti dak perlu menambahkan adanya jaminan tambahan dengan mak- sud untuk lebih mengikat pemohon dalam memenuhi kewajiban nya, Lebih tepat kiranya apabila pihak Bank Duta hanyalah mewajibkan kepada pemohon untuk memberikan jaminan lawan
(kontra jaminan) saja.
Jadi cukup dengan memberikan jaminan lawan (kontra jaminan) sebenarnya sudah cukup kuat untuk mengikat pihak pemohon. Hanya saja jaminan lawan yang diminta oleh pihak Bank Duta itu jumlahnya adalah sesuai dengan nilai nominal bank garansi yang diminta oleh pemohon. Dengan kata lain, bahwa ikatan tambahan yang diminta oleh Bank Duta kepada pemohon dijadikan satu saja persyaratannya dengan pemberi an kontra jaminan.
Dengan demikian prosedur dari bank garansi itu men- jadi lebih sederhana dan lebih cepat, sehingga pemohon da pat segera memperoleh fasilitas bank garansi yang dibutuh- kannya. Dan kekhawatiran bank akan resiko akhir yang nrung- kin terjadi dapat teratasi karena semuanya sudah dijamin dengan jaminan lawan (kontra jaminan) yang diberikan oleh pemohon.
BAB III HUBUNGAN DAN AKIBAT HUKUM DALAM BANK GARANSI 1• Para Pihak Dalam Bank Garansi
Bank garansi yang merupakan lembaga jaminan per orangan adalah suatu perjanjian antara seorang berpiutang (penerima jaiainan) dengan seorang pihak ketiga (dalam hal ini bank), yang menjamin akan membayar sejumlah uang bila timbul wanprestasi dari si berutang (pihak terjamin/yang dijamin). Demikian itu merupakan pengertian umum yang ada di dalam praktek.
Bila kita melihat definisi yang diberikan oleh ketentuan .1820 B.W. tentang penanggungan, disini di- , nyatakan bahwa penanggungan adalah suatu persetujuan de ngan mana seorang pihak ketiga, guna kepentingan siberpi- utang, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya si- berutang manakala orang itu sendiri tidak memenuhinya.
Dari ketentuan dalam pasal 1820 B.W. ' tersebut maka yang menjadi para pihak dalam bank garansi adalah :
- bank, yang dalam hal ini bertindak sebagai pihak pen- jamin ;
- kreditor, yang dalam hal ini bertindak sebagai pihak penerima jamina
- pemohon atau debitor, yang dalam hal ini bertindak se bagai pihak terjamin . 2 ?
Dalam bank garansi harus dinyatakan dengan tegas dan tidak diperbolehkan untuk dipersangkakan. Jadi harus ada pernyataan kehendak secara tegas dari bank sebagai pi hak penjamin. Ada nya pernyataan kehendak secara tegas da ri bank ini adalah demi kepentingan dan perlindun^an bagi pihak bank sendiri, seandainya terdapat hal-hal lain yang bukan menjadi tanggung jawabnya maka bank mempunyai bukti untuk menolaknya. Sedangkan bagi kreditor tidak ada1keha- rusan pernyataan secara tegas dan tidak perlu pula adanya i persetujuan mengenai bank garansi tersebut. Bagi kreditor cukup dengan memegang surat bank garansi sebagai alat untuk mengajukan claim (tuntutan) apabila pemohon wanprestasi di dalam memenuhi kewajibannya.
Kalau kita lihat panal 182413 .W. yang menentukan dia- dakannya pernyataan secara tegas ini tidaklah mengandung arti bahwa bank garansi itu harus dibuat secara tertulis atau harus dengan akta otentik. Bank garansi dapat juga dengan cara lisan, hanya saja untuk memberi kepastian hu kum maka kreditor meminta diadakan secara tertulis. Adalah wajar apabila kreditor minta bukti tertulis sebab hal ini bersangkut paut dengan beban pembuktian sampai sejauh mana kesanggupan yang diberikan oleh pihak bank. Jadi arti pen- ting dari pernyataan secara tertulis ini adalah sebagai alat bukti dan kekuatan hukum bank garansi itu.
Untuk lebih jelasnya tentang hubungan para pihak dalam bank garansi dapat dilihat dalam skema berikut ini.
20 BANK DUTA
( penjamin ) NASABAH/DEBITOR
KREDITOR 3ura t
B^nk Garansi ( terjamin )
(penerima jaminan) Dalam skema tersebut kita dapat mengetahui bagaima na hubungan para pihak dalam bank garansi. Disini terlihat bahwa terdapat hubungan yang langsung antara Bank Duta de ngan pinak pemohon (terjamin). Dari hubungan tersebut maka terlihat bahwa bank garansi tersebut dapat dikatakan seba gai bentuk pemberian kredit oleh pihak Bank Duta yang ter- wujudnya bergantung pada suatu keadaan tertentu di waktu yang akan datang. Dengan kata lain terwujudnya setelah ada i claim (tuntutan) dari pihak kreditor (penerima jaminan). Sedang antara pihak Bank Duta dengan pihak penerima jamin an tidak terdapat hubungan secara langsung. Hubungan anta- ra bank dengan kreditor baru timbul dalam hal pihak terja min wanprestasi atas perjanjian yang dibuatnya dengan kre ditor. Dalam hal ini kreditor datang kepada bank dengan menunjukkan surat bank garansi yang bersangkutan. 1
Kalau kita lihat hubungan yang terdapat antara bank dengan kreditor maka bentuk perikatannya dapat digolongkan ke dalam perikatan bersyarat, karena berlakunya digantung- kan pada suatu peristiwa yang masih akan datang dan masih belum tentu akan terjadi, baik secara menaqgguhkan lahir- nya perikatan sehingga terjadinya peristiwa semacam itu, maupun secara membatalkan perikatan menurut terjadinya atau
13 tidak terjadinya peristiwa £ersebut. Dalam bank garansi bentuk perikatan bersyaratnya.-. adalah "perikatan bersyarat dengan suatu syarat tangguh" dimana perikatan antara pihak' bank dengan pihak kreditor itu lahir sejak diterbitkannya surat bank garansi oleh pi hak bank tetapi pelaksanaan dari bank garansi itu sendiri ditangguhkan sampai terjadi suatu peristiwa, yaitu bila pemohon bank garansi'Wanprestasi. Jadi berlakunya perikat an tersebut ditangguhkan sampai terjadi peristiwa itu, dan dengan sendirinya bila peristiwa itu tidak terjadi sampai batas waktu yang ditentukan maka perikatan itu akan hapus. i 1 3 Yang menjadi permasalahan bagi kita adalah tidak
Subekti, Hukum Perjanjian, Cct. VII, Intermasa, Jakarta, 1983, h. 4-
3 0
terda'patnya hubungan secara langsung antara pihak kredi tor dengan bank. Memang kalau kita lihat sepintas lalu maka hubungan yang terjadi selama ini sudah cukup lancar dan sederhana. Tetapi apakah hal itu sudah cukup memadai, dalam arti apakah pihak kreditor percaya begitu saja ten tang kebenaran surat bank garansi itu. Dan juga bagaimana bila ternyata terjadi pemalsuan dalam surat bank garansi yang bersangkutan.
Sebaiknya untuk menghindari hal-hal yang tidak di- inginkan seperti diatas, maka dalam perjanjian bank garan si pihak kreditor juga diikutsertakan bersama-sama dengan pihak bank dan pihak pemohon. Dengan demikian, dilibatkan- nya pihak kreditor dalam perjanjian bank garansi akan le bih menjamin kekuatan hukum dari berlakunya bank garansi dan juga masing-masing pihak akan mengetahui apa yang men- jadi hak dan kewajibannya.
Dengan’ demikian, maka dalam suatu surat bank ga- ransi yang ikut menanda tangani bukan hanya pihak pemohon dan pihak bank saja, tetapi pihak kreditor juga ikut me nanda tangani surat bank garansi itu. Tentunya hal ini akan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang mungkin timbul di kemudian hari.
2. Hak Dan Kewajiban Para Pihak 2,1. Hak Dan Kewajiban Bank Sebagai Penjamin.
Sebagaimana diketahui, bahwa dengan terbitnya su rat bank garansi maka pada saat itu telah muncul kewajib-
3 1
an bank untuk menanggung pemenuhan prestaninya bila tcr- nyata di kernudian hari pemohon wanprestasi torhadap per janjian yang dibuat bersama kreditor (dalam pasal 1820