STRATEGI AKUISISI DAN RESTRUKTURISASI
STRATEGI AKUISISI DAN
RESTRUKTURISASI
Merger dan Akuisisi
Merger
Transaksi di mana dua perusahaan sepakat untuk
menggabungkan operasional mereka dengan kedudukan
yang sama karena mereka memiliki sumber daya dan
kemampuan yang jika dikelola bersama akan menciptakan
keunggulan kompetitif yang lebih kuat
Akuisisi
Transaksi di mana sebuah perusahaan membeli
perusahaan lain dengan maksud penggunaan kompetensi
inti yang lebih efektif dengan menjadikan perusahaan
yang diakuisisi sebagai cabang dalam portofolio bisnis
Ambil Alih
An acquisition where the target firm did not solicit
the bid of the acquiring firm
Masalah untuk
Mencapai Keberhasilan
Alasan untuk
Akuisisi
Meningkatkan
market power
Kesulitan
penggabungan
Mengatasi
halangan masuk
Kurangnya pengujian
terhadap target
Biaya pengembangan
produk baru
Utang yang
luarbiasa besar
Meningkatkan kecepatan
ke pasar
Akuisisi
Ketidakmampuan dalam
mencapai sinergi
Risiko lebih rendah
dibanding mengembangkan
produk baru
Terlalu banyak
diversifikasi
Meningkatkan
diversifikasi
Manajer terlalu terfokus
pada akuisisi
Menghindari persaingan
yang berlebihan
Terlalu besar
Alasan untuk Akuisisi
Meningkatkan Market Power
Akuisisi dimaksudkan untuk mengurangi keseimbangan
kompetisi industri
Contoh: Akuisisi British Petroleum terhadap U.S. Amoco
Mengatasi Halangan Masuk
Akuisisi mengatasi halangan masuk yang terlalu mahal yang bisa
membuat memulai usaha baru tidak menarik secara ekonomis
Contoh: Akuisisi Belgian-Dutch Fortis terhadap American
Banker’s Insurance Group
Biaya dan Risiko Pengembangan Produk Baru
yang Lebih Rendah
Membeli bisnis yang sudah mapan mengurangi risiko memulai
bisnis baru
Example: Akuisisi Watson Pharmaceuticals terhadap TheraTech
Alasan Akuisisi
Meningkatkan Kecepatan ke Pasar
Closely related to Barriers to Entry, allows market entry
in a more timely fashion
Contoh: Akuisisi Kraft Food terhadap Boca Burger
Diversifikasi
Cara yang cepat untuk pindah ke dalam bisnis di mana
perusahaan kurang pengalaman dalam industri
Contoh: Akuisisi CNET terhadap mySimon
Membentuk Kembali Cakupan Kompetisi
Perusahaan bisa memakai akisisi untuk mencegah ketergantungan
hanya terhadap satu atau beberapa produk atau pasar saja
Contoh: Akuisisi General Electric terhadap NBC
Masalah dalam Akuisisi
Kesulitan Penggabungan
Perbedaan sistem keuangan dan pengawasan dapat
menyulitkan penggabungan perusahaan
Contoh: Akuisisi Intel terhadap divisi semikonduktor DEC
Kurangnya Pengujian Terhadap Target
Penawaran “Winners Curse” menyebabkan pengakuisisi
membayar terlalu banyak
Contoh: Akuisisi Marks and Spencer terhadap Brooks Brothers
Utang yang Luar Biasa Besar
Utang yang terlalu besar bisa mengakibatkan beban dalam
aliran keluar kas
Contoh: Akuisisi AgriBioTech terhadap berlusin-lusin
perusahaan kecil
Masalah dalam Akuisisi
Ketidakmampuan Mencapai Sinergi
Akuisisi dapat meningkatkan estimasi keuntungan
yang diharapkan
Contoh: Quaker Oats dan Snapple
Terlalu Terdiversifikasi
Pengakuisisi tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk
mengelola bisnis yang tidak ada hubungannya
Contoh: GE--prior to selling businesses and refocusing
Manajer Terlalu Terfokus Pada Akuisisi
Manajer bisa gagal untuk menaksir nilai hasil yang dicapai
secara objektif lewat strategi akuisisi
Contoh: Ford dan Jaguar
Terlalu Besar
Birokrasi berbelit mengurangi inovasi dan fleksibilitas
Sifat Akuisisi yang Efektif
+
Sumber daya atau Aset Pelengkap
Membeli perusahaan dengan aset yang memenuhi
kebutuhan saat ini untuk membangun kemampuan untuk
bersaing
yang Bersahabat
+ Akuisisi
Kesepakatan yang bersahabat membuat penggabungan
berjalan dengan lancar
Seleksi yang Berhati-hati
+ Proses
Evaluasi dan negosiasi secara berhati-hati lebih bisa
menghasilkan penggabungan dan pembentukan
sinergi dengan lebih mudah
+ Mempertahankan Financial Slack
Menyediakan tambahan sumber keuangan yang
cukup sehingga proyek yang menguntungkan
tidak akan terlewatkan
Sifat Akuisisi yang Efektif
+
Utang yang Rendah sampai Sedang
Perusahaan yang dimerger mempertahankan
fleksibilitas keuangan
+
Fleksibilitas
Memiliki pengalaman dalam mengelola
perubahan dengan fleksibel dan mudah
menyesuaikan diri
+
Menekankan Inovasi
Terus berinvestasi dalam penelitian &
pengembangan sebagai bagian dari
keseluruhan strategi perusahaan
Kegiatan Restrukturisasi
Downsizing
Pengurangan tenaga kerja
Contoh: Pengurangan tenaga kerja Procter &
Gamble di seluruh dunia sampai 15,000
Downscoping
Selektif dalam mengurangi atau menutup bisnis non-inti
Mengurangi Cakupan operasional
Menghasilkan Fokus yang lebih besar
Contoh: Disney’s selling of Fairchild Publications
Kegiatan Restrukturisasi
Leveraged Buyout (LBO)
Pembelian keseluruhan aset perusahaan untuk
melakukan privatisasi.
Contoh: Buyout Forsmann Little taerhadap Dr. Pepper
Restrukturisasi dan Hasil
Alternatf
Downsizing
Downscoping
Leveraged
Buyout
Hasil
Jangka
Pendek
Hasil
Jangka
Penjang
Restrukturisasi dan Hasil
Alternatif
Downsizing
Hasil
Jangka Pendek
Reduced
Labor Costs
Hasil
Jangka Penjang
Kehilangan
Modal Manusia
Kinerja Lebih
Rendah
Restrukturisasi dan Hasil
Alternatif
Hasil
Jangka Pendek
Mengurangi Biaya
Tenaga Kerja
Downsizing
Hasil
Jangka Penjang
Kehilangan
Modal Manusia
Mengurangi
Biaya Utang
Kinerja Lebih
Rendah
Perhatian Pada
Kontrol Stratejik
Kinerja Lebih
Tinggi
Downscoping
Restrukturisasi dan Hasil
Alternatif
Downsizing
Hasil
Jangka Pendek
Hasil
Jangka Penjang
Mengurangi Biaya
Tenaga Kerja
Kehilangan
Modal Manusia
Mengurangi
Biaya Utang
Kinerja
Rendah
Perhatian Pada
Kontrol Stratejik
Kinerja Tinggi
Biaya utang
Tinggi
Risiko
Tinggi
Downscoping
Leveraged
Buyout
ANALISIS
KINERJA
PERBANKAN
LAPORAN
KEUANGAN
BANK
KOMERSIAL
• NERACA
Aset
=
Utang
+
Modal
• LAPORAN
RUGI
LABA
NI
=
NII
–
Burden
–
PL
+
SG
–
T
Di mana:
NII = net interest income (total interest income - total interest expense), yaitu
penghasilan bunga bersih.
Burden = noninterest income - noninterest expense, yaitu beban nonbunga
yang meru-pakan selisih penghasilan dengan biaya nonbunga.
PL = provisions for loan losses, yaitu provisi/cadangan kerugian kredit
SG = securities gains (losses), yaitu laba (rugi) surat berharga
T = taxes (pajak)
HUBUNGAN
ANTARA
NERACA
DENGAN
LAPORAN
RUGI
LABA
• NERACA
BERISIKAN
DATA
STOCK
• LAPORAN
RUGI
LABA
BERISIKAN
DATA
FLOW
• NERACA
TREND
PERUBAHAN
MODAL
ATAU
KEKAYAAN
BANK
• LAPORAN
RUGI
LABA
MENGETAHUI
SEBAB
PERUBAHAN
tsb
MODEL
RETURN
ON
EQUITY
• ANALISIS
PROFITABILITAS
ROE
=
NET
INCOME
TOTAL
EQUITY
ROA
=
NET
INCOME
TOTAL
ASSETS
MODEL
RETURN
ON
EQUITY
ROE
=
NI
ATS
ATS
ATE
=
ROA
x
EM
Dimana
EM=equity
mulLplier=
total
aset/total
equity
• KOMPONEN
RASIO
PENGELUARAN
– PENGARUH
TINGKAT
SUKU
BUNGA
– PENGARUH
KOMPOSISI
• KOMPONEN
PEMANFAATAN
ASET
PENGUKURAN
KINERJA
BISNIS
• ANALISIS
RASIO
KINERJA
TERGANTUNG
PADA:
– PEMILIK
(INVESTOR)
– MANAJER
– KREDITOR
• RASIO
SEBAGAI
SEBUAH
SISTEM
Manajemen
Pemilik
Pemberi Pinjaman
Analisis Operasional
Profitabilitas
Likuiditas
Gross margin
Profit margin
Operating expense analisys
Contribution analisys
Operating leverage
Comparative analisys
Return on total net worth
Return on commo equity
Earning per share
Cash flow per share
Share price appreciation
Total shareholder return
Shareholder value analisys
Current ratio
Acid test
Quick sale value
Cash flow patterns
Manajemen Sumberdaya
Disposisi Penghasilan
Finacial Leverage
Assets turnover
Working capital management
- Inventory turnover
- Accounting recievable patters
- Account payable patters
Human resources effectiveness
Dividends per share
Dividend yield
Payout/retention of earning
Dividend coverage
Dividend to assets
Debt to assets
Debt to capitalization
Debt to equity
Risk/reward trade-off
Profitabilitas
Indikator Pasar
Debt Service
Return on assets (total or net)
Return before interest and taxes
Return on current value basis
Investment project economics
Cash flow return on investment
Free cash flow
Cash flow analisys
Price/earning ratio
Cash flow multiples
Market to book value
Relative price movements
Value of the firm
Interest coverage
Burden coverage
Cash flow analisys
C
A
M
E
L
KINERJA
BANK
MENURUT
CAMEL
• CAR
MINIMAL
8%
• KUALITAS
ASET
BERDASAR
KOLEKTIBILITASNYA
• MEMENUHI
81%
DARI
KESELURUHAN
ASPEK
KUALITAS
MANAJEMEN
• RASIO
LABA
TERHADAP
VOLUME
USAHA
MIN
1,2%
KINERJA
BANK
MENURUT
CAMEL
-‐-‐
lanjutan
• RASIO
BIAYA
OPERASIONAL
TERHADAP
P
ENDAPATAN
OPERASIONAL
TIDAK
LEBIH
DARI
93,5%
• RASIO
NET
CALL
MONEY
TERHADAP
AKTIVA
LANCAR
KURANG
DARI
19%
• RASIO
PINJAMAN
BANK
PD
PIHAK
KETIGA
KURANG
DARI
89,8%
INDIKATOR
KUNCI
UTAMA
KINERJA
BANK
MENURUT
BPPN
Dalam Persentase (%)
Feb 2002 Maret 2002 April 2002 Mei 2002
Capital Adequacy Ratio (CAR)
27,56
26,35
21,46
20,96
Loan to Deposit Ratio (LDR)
25,82
28,96
33,76
35,02
NPL (kategori 3-5)/ Total Loans
3,68
4,29
4,47
4,33
Net Interest Margin
0,25
0,30
0,14
0,21
Return on Assets (RoA)
1,29
1,38
0,93
0,88
Return on Equity (RoE)
12,17
16,28
14,31
12,71
• SUMBER:
WWW.BPPN.CO.ID
Rasio Pilihan
MANIPULASI
LAPORAN
KEAUANGAN
• LAPORAN
KEUANGAN
BANK
SERING
TIDAK
MENYAJIKAN
KEADAAN
YANG
SEBENARNYA
• BERPENGARUH
PADA
VALIDITAS
PENGUKURAN
KINERJA
APLIKASI:
HUBUNGAN
EFISIENSI
OPERASIONAL
DENGAN
KINERJA
PROFITABILITAS
BANK
UMUM
SWASTA
NASIONAL
DEVISA
• PENELITIAN
KESOWO
(1991)
TERHADAP
40
BANK
UMUM
SWASTA
NASIONAL
DEVISA
MENGGUNAKAN
ROA.
• HASIL
MENUNJUKKAN
SEMAKIN
EFISIEN
KINERJA
OPERASIONAL
SUATU
BANK
MAKA
KEUNTUNGAN
YANG
DIPEROLEH
AKAN
SEMAKIN
BESAR.
PERKEMBANGAN MERGER BANK DI INDONESIA
Dalam sejarah tercatat perjalanan merger perbankan Indonesia
usianya sekitar 30 tahun, yang terbagi dalam dua periode yaitu:
a. Periode sebelum Pakto 1988.
Biro Riset Info Bank mencatat telah terjadi 30 kali merger dan
akuisisi yang melibatkan 101 bank pada periode sebelum Pakto 1988,
sehingga menyebabkan adanya Bank yang tetap beroperasi dan Bank
yang terpaksa ditutup. Dari 101 Bank yang melakukan merger atau
akuisisi hanya 30 Bank yang tetap beroperasi, kemudain sampai
tahun 1988 sebanyak 18 Bank harus ditutup atau dilikuidasi sehingga
hanya 12 Bank yang masih bertahan hidup.
b. Periode sesudah Pakto 1988.
Setelah pakto 1988 – 1999 terjadi merger dan akuisisi yang
melibatkan 37 Bank, dari Bank- bank tersebut hanya 6 bank yang
mempu bertahan.
Peluang Merger: KASUS 7 BANK
PEMERINTAH
Model D.M Lloyd-Williams dan Phil Molyneux
Yang digunakan menganilisis struktur pasar dan kinerja pada
Perbankan Spanyol
P = a0 + a1CR + a2 MS + ∑ X 1
P = a0 + a1 ASET + a2 DANA + a3CAR + a4 LDR + a5 Di
PM
= Margin Keuntungan (profit margin)
ASET = pangsa masing-masing bank.
DANA = pangsa masing-masing bank
dalam menghimpun dana.
CAR = capital adequacy ratio
LDR = loan to deposit ratio
Evaluasi Kinerja Bank Mandiri Sebelum dan Sesudah Merger
Dasar
Pengukuran
Indikator
Mean Rank
Sebelum
Merger
Mean
Rank
Sesudah
Merger
Perfomance
Keterangan
Capital
CAR
5,50
12,00
Kinerja Membaik
Rekapitalisasi dan peningkatan modal meningkatkan kemampuan
bank menanggung risiko kerugian
Quality
RORA
5,50
12,00
Kualitas aktiva
produktif membaik
Restrukturisasi kredit dan pengalihan kredit macet kepada BPPN
memungkinkan bank ekspansi ke kredit baru yang lebih
menguntungkan
Management
NIM
6,50
8,67
Laba operasional
bersih relative
membaik
Pertumbuhan lambat karena fungsi intermediasi perbankan setelah
krisis belum pulih selain itu penyaluran kreditpun belum optimal.
Earnings
ROA
7,40
5,67
Rentabilitas menurun
Dana yang dihimpun cukup besar namun penyaluran dana belum
dilakukan bank secara optimal
Earnings
BOPO
6,40
9,00
Tidak ada perbaikan
efisiensi operasional
Disebabkan tingginya biaya dana yang dihimpun sementara
pendapatan bunga dari penanaman dana masih rendah
Liquidity
CMC
6,10
10,00
Tidak ada perbaikan
likuiditas terhadap
kewajiban antarbank
Wajar karena pada umumnya bank pemerintah memiliki tagihan
pada bank lain yang lebih besar daripada kewajibannya
Liquidity
LDR
8,50
2,00
Likuiditas terhadap
pihak ketiga
membaik
Keseimbangan antara biaya dana dengan pendapatan bunga harus
dijaga.
RESTRUKTURISASI
Merger dan Akuisisi
Merger
Transaksi di mana dua perusahaan sepakat untuk
menggabungkan operasional mereka dengan kedudukan
yang sama karena mereka memiliki sumber daya dan
kemampuan yang jika dikelola bersama akan menciptakan
keunggulan kompetitif yang lebih kuat
Akuisisi
Transaksi di mana sebuah perusahaan membeli
perusahaan lain dengan maksud penggunaan kompetensi
inti yang lebih efektif dengan menjadikan perusahaan
yang diakuisisi sebagai cabang dalam portofolio bisnis
Ambil Alih
An acquisition where the target firm did not solicit
the bid of the acquiring firm
Masalah untuk
Mencapai Keberhasilan
Alasan untuk
Akuisisi
Meningkatkan
market power
Kesulitan
penggabungan
Mengatasi
halangan masuk
Kurangnya pengujian
terhadap target
Biaya pengembangan
produk baru
Utang yang
luarbiasa besar
Meningkatkan kecepatan
ke pasar
Akuisisi
Ketidakmampuan dalam
mencapai sinergi
Risiko lebih rendah
dibanding mengembangkan
produk baru
Terlalu banyak
diversifikasi
Meningkatkan
diversifikasi
Manajer terlalu terfokus
pada akuisisi
Menghindari persaingan
yang berlebihan
Terlalu besar
Alasan untuk Akuisisi
Meningkatkan Market Power
Akuisisi dimaksudkan untuk mengurangi keseimbangan
kompetisi industri
Contoh: Akuisisi British Petroleum terhadap U.S. Amoco
Mengatasi Halangan Masuk
Akuisisi mengatasi halangan masuk yang terlalu mahal yang bisa
membuat memulai usaha baru tidak menarik secara ekonomis
Contoh: Akuisisi Belgian-Dutch Fortis terhadap American
Banker’s Insurance Group
Biaya dan Risiko Pengembangan Produk Baru
yang Lebih Rendah
Membeli bisnis yang sudah mapan mengurangi risiko memulai
bisnis baru
Example: Akuisisi Watson Pharmaceuticals terhadap TheraTech
Alasan Akuisisi
Meningkatkan Kecepatan ke Pasar
Closely related to Barriers to Entry, allows market entry
in a more timely fashion
Contoh: Akuisisi Kraft Food terhadap Boca Burger
Diversifikasi
Cara yang cepat untuk pindah ke dalam bisnis di mana
perusahaan kurang pengalaman dalam industri
Contoh: Akuisisi CNET terhadap mySimon
Membentuk Kembali Cakupan Kompetisi
Perusahaan bisa memakai akisisi untuk mencegah ketergantungan
hanya terhadap satu atau beberapa produk atau pasar saja
Contoh: Akuisisi General Electric terhadap NBC
Masalah dalam Akuisisi
Kesulitan Penggabungan
Perbedaan sistem keuangan dan pengawasan dapat
menyulitkan penggabungan perusahaan
Contoh: Akuisisi Intel terhadap divisi semikonduktor DEC
Kurangnya Pengujian Terhadap Target
Penawaran “Winners Curse” menyebabkan pengakuisisi
membayar terlalu banyak
Contoh: Akuisisi Marks and Spencer terhadap Brooks Brothers
Utang yang Luar Biasa Besar
Utang yang terlalu besar bisa mengakibatkan beban dalam
aliran keluar kas
Contoh: Akuisisi AgriBioTech terhadap berlusin-lusin
perusahaan kecil
Masalah dalam Akuisisi
Ketidakmampuan Mencapai Sinergi
Akuisisi dapat meningkatkan estimasi keuntungan
yang diharapkan
Contoh: Quaker Oats dan Snapple
Terlalu Terdiversifikasi
Pengakuisisi tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk
mengelola bisnis yang tidak ada hubungannya
Contoh: GE--prior to selling businesses and refocusing
Manajer Terlalu Terfokus Pada Akuisisi
Manajer bisa gagal untuk menaksir nilai hasil yang dicapai
secara objektif lewat strategi akuisisi
Contoh: Ford dan Jaguar
Terlalu Besar
Birokrasi berbelit mengurangi inovasi dan fleksibilitas
Sifat Akuisisi yang Efektif
+
Sumber daya atau Aset Pelengkap
Membeli perusahaan dengan aset yang memenuhi
kebutuhan saat ini untuk membangun kemampuan untuk
bersaing
yang Bersahabat
+ Akuisisi
Kesepakatan yang bersahabat membuat penggabungan
berjalan dengan lancar
Seleksi yang Berhati-hati
+ Proses
Evaluasi dan negosiasi secara berhati-hati lebih bisa
menghasilkan penggabungan dan pembentukan
sinergi dengan lebih mudah
+ Mempertahankan Financial Slack
Menyediakan tambahan sumber keuangan yang
cukup sehingga proyek yang menguntungkan
tidak akan terlewatkan
Sifat Akuisisi yang Efektif
+
Utang yang Rendah sampai Sedang
Perusahaan yang dimerger mempertahankan
fleksibilitas keuangan
+
Fleksibilitas
Memiliki pengalaman dalam mengelola
perubahan dengan fleksibel dan mudah
menyesuaikan diri
+
Menekankan Inovasi
Terus berinvestasi dalam penelitian &
pengembangan sebagai bagian dari
keseluruhan strategi perusahaan
Kegiatan Restrukturisasi
Downsizing
Pengurangan tenaga kerja
Contoh: Pengurangan tenaga kerja Procter &
Gamble di seluruh dunia sampai 15,000
Downscoping
Selektif dalam mengurangi atau menutup bisnis non-inti
Mengurangi Cakupan operasional
Menghasilkan Fokus yang lebih besar
Contoh: Disney’s selling of Fairchild Publications
Kegiatan Restrukturisasi
Leveraged Buyout (LBO)
Pembelian keseluruhan aset perusahaan untuk
melakukan privatisasi.
Contoh: Buyout Forsmann Little taerhadap Dr. Pepper
Restrukturisasi dan Hasil
Alternatf
Downsizing
Downscoping
Leveraged
Buyout
Hasil
Jangka
Pendek
Hasil
Jangka
Penjang
Restrukturisasi dan Hasil
Alternatif
Downsizing
Hasil
Jangka Pendek
Reduced
Labor Costs
Hasil
Jangka Penjang
Kehilangan
Modal Manusia
Kinerja Lebih
Rendah
Restrukturisasi dan Hasil
Alternatif
Hasil
Jangka Pendek
Mengurangi Biaya
Tenaga Kerja
Downsizing
Hasil
Jangka Penjang
Kehilangan
Modal Manusia
Mengurangi
Biaya Utang
Kinerja Lebih
Rendah
Perhatian Pada
Kontrol Stratejik
Kinerja Lebih
Tinggi
Downscoping
Restrukturisasi dan Hasil
Alternatif
Downsizing
Hasil
Jangka Pendek
Hasil
Jangka Penjang
Mengurangi Biaya
Tenaga Kerja
Kehilangan
Modal Manusia
Mengurangi
Biaya Utang
Kinerja
Rendah
Perhatian Pada
Kontrol Stratejik
Kinerja Tinggi
Biaya utang
Tinggi
Risiko
Tinggi
Downscoping
Leveraged
Buyout
ANALISIS
KINERJA
PERBANKAN
LAPORAN
KEUANGAN
BANK
KOMERSIAL
• NERACA
Aset
=
Utang
+
Modal
• LAPORAN
RUGI
LABA
NI
=
NII
–
Burden
–
PL
+
SG
–
T
Di mana:
NII = net interest income (total interest income - total interest expense), yaitu
penghasilan bunga bersih.
Burden = noninterest income - noninterest expense, yaitu beban nonbunga
yang meru-pakan selisih penghasilan dengan biaya nonbunga.
PL = provisions for loan losses, yaitu provisi/cadangan kerugian kredit
SG = securities gains (losses), yaitu laba (rugi) surat berharga
T = taxes (pajak)
HUBUNGAN
ANTARA
NERACA
DENGAN
LAPORAN
RUGI
LABA
• NERACA
BERISIKAN
DATA
STOCK
• LAPORAN
RUGI
LABA
BERISIKAN
DATA
FLOW
• NERACA
TREND
PERUBAHAN
MODAL
ATAU
KEKAYAAN
BANK
• LAPORAN
RUGI
LABA
MENGETAHUI
SEBAB
PERUBAHAN
tsb
MODEL
RETURN
ON
EQUITY
• ANALISIS
PROFITABILITAS
ROE
=
NET
INCOME
TOTAL
EQUITY
ROA
=
NET
INCOME
TOTAL
ASSETS
MODEL
RETURN
ON
EQUITY
ROE
=
NI
ATS
ATS
ATE
=
ROA
x
EM
Dimana
EM=equity
mulLplier=
total
aset/total
equity
• KOMPONEN
RASIO
PENGELUARAN
– PENGARUH
TINGKAT
SUKU
BUNGA
– PENGARUH
KOMPOSISI
• KOMPONEN
PEMANFAATAN
ASET
PENGUKURAN
KINERJA
BISNIS
• ANALISIS
RASIO
KINERJA
TERGANTUNG
PADA:
– PEMILIK
(INVESTOR)
– MANAJER
– KREDITOR
• RASIO
SEBAGAI
SEBUAH
SISTEM
Manajemen
Pemilik
Pemberi Pinjaman
Analisis Operasional
Profitabilitas
Likuiditas
Gross margin
Profit margin
Operating expense analisys
Contribution analisys
Operating leverage
Comparative analisys
Return on total net worth
Return on commo equity
Earning per share
Cash flow per share
Share price appreciation
Total shareholder return
Shareholder value analisys
Current ratio
Acid test
Quick sale value
Cash flow patterns
Manajemen Sumberdaya
Disposisi Penghasilan
Finacial Leverage
Assets turnover
Working capital management
- Inventory turnover
- Accounting recievable patters
- Account payable patters
Human resources effectiveness
Dividends per share
Dividend yield
Payout/retention of earning
Dividend coverage
Dividend to assets
Debt to assets
Debt to capitalization
Debt to equity
Risk/reward trade-off
Profitabilitas
Indikator Pasar
Debt Service
Return on assets (total or net)
Return before interest and taxes
Return on current value basis
Investment project economics
Cash flow return on investment
Free cash flow
Cash flow analisys
Price/earning ratio
Cash flow multiples
Market to book value
Relative price movements
Value of the firm
Interest coverage
Burden coverage
Cash flow analisys
C
A
M
E
L
KINERJA
BANK
MENURUT
CAMEL
• CAR
MINIMAL
8%
• KUALITAS
ASET
BERDASAR
KOLEKTIBILITASNYA
• MEMENUHI
81%
DARI
KESELURUHAN
ASPEK
KUALITAS
MANAJEMEN
• RASIO
LABA
TERHADAP
VOLUME
USAHA
MIN
1,2%
KINERJA
BANK
MENURUT
CAMEL
-‐-‐
lanjutan
• RASIO
BIAYA
OPERASIONAL
TERHADAP
P
ENDAPATAN
OPERASIONAL
TIDAK
LEBIH
DARI
93,5%
• RASIO
NET
CALL
MONEY
TERHADAP
AKTIVA
LANCAR
KURANG
DARI
19%
• RASIO
PINJAMAN
BANK
PD
PIHAK
KETIGA
KURANG
DARI
89,8%
INDIKATOR
KUNCI
UTAMA
KINERJA
BANK
MENURUT
BPPN
Dalam Persentase (%)
Feb 2002 Maret 2002 April 2002 Mei 2002
Capital Adequacy Ratio (CAR)
27,56
26,35
21,46
20,96
Loan to Deposit Ratio (LDR)
25,82
28,96
33,76
35,02
NPL (kategori 3-5)/ Total Loans
3,68
4,29
4,47
4,33
Net Interest Margin
0,25
0,30
0,14
0,21
Return on Assets (RoA)
1,29
1,38
0,93
0,88
Return on Equity (RoE)
12,17
16,28
14,31
12,71
• SUMBER:
WWW.BPPN.CO.ID
Rasio Pilihan
MANIPULASI
LAPORAN
KEAUANGAN
• LAPORAN
KEUANGAN
BANK
SERING
TIDAK
MENYAJIKAN
KEADAAN
YANG
SEBENARNYA
• BERPENGARUH
PADA
VALIDITAS
PENGUKURAN
KINERJA
APLIKASI:
HUBUNGAN
EFISIENSI
OPERASIONAL
DENGAN
KINERJA
PROFITABILITAS
BANK
UMUM
SWASTA
NASIONAL
DEVISA
• PENELITIAN
KESOWO
(1991)
TERHADAP
40
BANK
UMUM
SWASTA
NASIONAL
DEVISA
MENGGUNAKAN
ROA.
• HASIL
MENUNJUKKAN
SEMAKIN
EFISIEN
KINERJA
OPERASIONAL
SUATU
BANK
MAKA
KEUNTUNGAN
YANG
DIPEROLEH
AKAN
SEMAKIN
BESAR.
PERKEMBANGAN MERGER BANK DI INDONESIA
Dalam sejarah tercatat perjalanan merger perbankan Indonesia
usianya sekitar 30 tahun, yang terbagi dalam dua periode yaitu:
a. Periode sebelum Pakto 1988.
Biro Riset Info Bank mencatat telah terjadi 30 kali merger dan
akuisisi yang melibatkan 101 bank pada periode sebelum Pakto 1988,
sehingga menyebabkan adanya Bank yang tetap beroperasi dan Bank
yang terpaksa ditutup. Dari 101 Bank yang melakukan merger atau
akuisisi hanya 30 Bank yang tetap beroperasi, kemudain sampai
tahun 1988 sebanyak 18 Bank harus ditutup atau dilikuidasi sehingga
hanya 12 Bank yang masih bertahan hidup.
b. Periode sesudah Pakto 1988.
Setelah pakto 1988 – 1999 terjadi merger dan akuisisi yang
melibatkan 37 Bank, dari Bank- bank tersebut hanya 6 bank yang
mempu bertahan.
Peluang Merger: KASUS 7 BANK
PEMERINTAH
Model D.M Lloyd-Williams dan Phil Molyneux
Yang digunakan menganilisis struktur pasar dan kinerja pada
Perbankan Spanyol
P = a0 + a1CR + a2 MS + ∑ X 1
P = a0 + a1 ASET + a2 DANA + a3CAR + a4 LDR + a5 Di
PM
= Margin Keuntungan (profit margin)
ASET = pangsa masing-masing bank.
DANA = pangsa masing-masing bank
dalam menghimpun dana.
CAR = capital adequacy ratio
LDR = loan to deposit ratio
Evaluasi Kinerja Bank Mandiri Sebelum dan Sesudah Merger
Dasar
Pengukuran
Indikator
Mean Rank
Sebelum
Merger
Mean
Rank
Sesudah
Merger
Perfomance
Keterangan
Capital
CAR
5,50
12,00
Kinerja Membaik
Rekapitalisasi dan peningkatan modal meningkatkan kemampuan
bank menanggung risiko kerugian
Quality
RORA
5,50
12,00
Kualitas aktiva
produktif membaik
Restrukturisasi kredit dan pengalihan kredit macet kepada BPPN
memungkinkan bank ekspansi ke kredit baru yang lebih
menguntungkan
Management
NIM
6,50
8,67
Laba operasional
bersih relative
membaik
Pertumbuhan lambat karena fungsi intermediasi perbankan setelah
krisis belum pulih selain itu penyaluran kreditpun belum optimal.
Earnings
ROA
7,40
5,67
Rentabilitas menurun
Dana yang dihimpun cukup besar namun penyaluran dana belum
dilakukan bank secara optimal
Earnings
BOPO
6,40
9,00
Tidak ada perbaikan
efisiensi operasional
Disebabkan tingginya biaya dana yang dihimpun sementara
pendapatan bunga dari penanaman dana masih rendah
Liquidity
CMC
6,10
10,00
Tidak ada perbaikan
likuiditas terhadap
kewajiban antarbank
Wajar karena pada umumnya bank pemerintah memiliki tagihan
pada bank lain yang lebih besar daripada kewajibannya
Liquidity
LDR
8,50
2,00
Likuiditas terhadap
pihak ketiga
membaik
Keseimbangan antara biaya dana dengan pendapatan bunga harus
dijaga.