Analisis Petrofisika Batuan Karbonat Pada Lapangan DIF Formasi Parigi Cekungan Jawa Barat Utara

  

Analisis Petrofisika Batuan Karbonat Pada Lapangan DIF

Formasi Parigi Cekungan Jawa Barat Utara

Nadifatul Fuadiyah

  Log

  yang biasa digunakan dalam evaluasi suatu formasi :

  2.1 Log Spontaneous Potential (SP) Log SP merupakan rekaman beda potensial formasi.

  Tools

  SP mengukur beda potensial antara sebuah elektroda yang ditempatkan di permukaan tanah dengan suatu elektroda yang bergerak dalam lubang sumur.

  Tools

  SP beroperasi berdasarkan arus listrik, maka lumpur pengeboran yang digunakan harus bersifat konduktif. Dalam evaluasi formasi

  Sp biasa digunakan dalam untuk :

  Berikut ini adalah macam – macam

  1. Mengidentifikasi zona permeable dan non permeable

  2. Untuk korelasi well to well

  2.2 Log Gamma Ray (GR)

  Prinsip log GR adalah perekaman sifat radioaktif alami bumi. Radioaktivitas GR berasal dari 3 (tiga) unsur radioaktif utama yang ada di dalam batuan, yaitu Uranium-U, Thorium-T dan Potassium-K, yang secara kontinyu memancarkan GR dalam bentuk pulsa-pulsa energi radiasi tinggi. Sinar gamma

  ray

  ini mampu menembus batuan dan dideteksi oleh sensor sinar gamma yang umumnya berupa detektor sintilasi. Setiap GR yang terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik pada detektor. Parameter yang direkam adalah jumlah dari pulsa yang tercatat persatuan waktu.

  wireline log

  serta kondisi – kondisi yang berpengaruh terhadap bentuk kurva yang bersangkutan. Dengan demikian, kesimpulan yang dihasilkan diharapkan tidak jauh dari kondisi sebenarnya.

  1

, Widya Utama

  rekaman parameter-parameter fisika dalam lubang bor terhadap kedalaman sumur, data

  2 ,Totok Parafianto

  3 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia 1*

nadifatul_f@yahoo.com

  

Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

  2 PERTAMINA EP Region Jawa, Cirebon, Indonesia

  3 Abstrak Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menentukan kondisi petrofisik yaitu dengan

menghitung nilai porositas dan saturasi air, menentukan litologi dari tiap sumur, menentukan korelasi

antar sumur dan memetakan distribusi porositas dan distribusi saturasi air pada sumur DIF. Metodologi

secara umum yaitu dari data log yang didapat, ditentukan litologinya kemudian melakukan korelasi

antar sumur dan menghitung nilai saturasi air dan porositas dengan rumus persamaan Archie. Dari

hasil dan pembahasan diperoleh nilai porositas baik terdapat pada sumur DIF-07 yang nilainya sebesar

29%. Dan nilai saturasi air terendah pada Sumur DIF-01 dan DIF-07 yang nilainya sebesar 46%,

korelasi struktur dan korelasi stratigrafi dapat diketahui bentukan struktur bawah permukaan dari

formasi Parigi. Kata kunci : porositas, saturasi air,

  1. Pendahuluan Well Logging merupakan data

  logging

  log

  tersebut dapat dikonversi guna memberikan informasi secara kuantitatif tentang formasi batuan pada sumur dan jumlah cadangan minyak bumi yang dapat diproduksi. Dan jika dari data seismik nantinya juga akan dapat diketahui penampang seismik yang mencirikan karakteristik batuan karbonat.

  Dalam menentukan petrofisik batuan karbonat dapat dilakukan terlebih dahulu menentukan litologi dari sumur DIF dengan menggunakan data log yang diberikan kemudian dilakukan korelasi antar sumur agar dapat diketahui kondisi bawah strukturnya.

  Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan parameter petrofisiknya yaitu porositas dan saturasi air, menentukan litologi dari tiap sumur, menentukan korelasi antar sumur dan memetakan distribusi porositas dan distribusi saturasi air pada sumur dif formasii parigi cekungan Jawa Barat Utara

  2. Wireline Log Log adalah suatu grafik kedalaman

  atau waktu dari satu set data yang menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan didalam sebuah sumur. Untuk dapat melakukan interpretasi

  log

  dengan baik harus dipahami sifat – sifat kurva dari setiap jenis

  Log

  Studi pustaka juga dilakukan pada beberapa referensi yang mendukung penelitian ini secara keilmuan sehingga dalam pembahasannya akan ditunjang dengan latar belakang serta teori yang kuat.

  2. Identifikasi adanya kandungan gas.

  dan

  hardcopy

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi

  Data yang diperoleh antara lain :

  a. Data Primer

  Compensated Neutron Tool

  neutron termasuk juga alat porositas dan pada prinsipnya untuk menentukan formasi yang porous dan penentuan porositas. Alat ini disebut alat neutron terkompensasi (

  2.5 Log Neutron Log

  3. Menderteminasi densitas batuan

  densitas antara lain : 1. Identifikasi batuan secara kuantitatif.

  softcopy

  log

  . Pada kejadian hamburan Compton, foton sinar gamma bertumbukan dengan elektron dari atom di dalam batuan, foton akan kehilangan tenaga karena proses tumbukan dan dihamburkan ke arah yang tidak sama dengan arah foton awal, sedangkan tenaga foton yang hilang sebetulnya diserap oleh elektron sehingga elektron dapat melepaskan diri dari ikatan atom menjadi elektron bebas (Adi Harsono, 1997). Aplikasi

  Compton Scatering

  Log densitas menggunakan prinsip kerja

  2.4 Log Densitas

  Pada log resistivitas dugunakan untuk mengukur resistivitas batuan yang dibor serta dipakai untuk mengidentifikasi zona-zona yang mengandung hidrokarbon

  2.3 Log Resistivitas

  3. Korelasi antar sumur.

  1. Evaluasi kandungan serpih (Vsh) 2. Menetukan lapisan permeabel.

  Pengumpulan data dilakukan secara sistematis dengan memperhatikan aspek- aspek keperluan yang akan diperoleh dari data tersebut. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder sebagai pembanding dan pengumpulannya akan diusahakan dan disimpan dalam bentuk

  • Data Log Data log yang digunakan adalah data log

  density

  ,log

  , log resistivity , log spontaneous Potensial (SP) dari lapangan DIF sumur DIF-01, DIF-02, DIF- 03, DIF-04, DIF-6A, DIF-7, DIF-8, DIF-10, DIF- 11 dan DIF-38.

  Tanggapan alat neutron terutama mencerminkan banyaknya atom hidrogen di dalam formasi. Karena minyak dan air mempunyai jumlah hidrogen (per unit volume) yang hampir sama, neutron akan memberikan tanggapan porositas fluida dalam formasi bersih. Tetapi neutron tidak dapat membedakan atom hidrogen bebas dengan atom hidrogen yang secara kimia terikat pada mineral batuan, sehingga tanggapan alat neutron pada formasi lempung yang banyak mengandung atom hidrogen dalam susunan molekulnya berakibat seolah-olah porositasnya lebih tinggi (Adi Harsono, 1997).

  ) atau disingkat dengan CNT.

  Gamma ray

  (GR), log

  Neutron

  • Data penampang Seismik Data penampang seismik yang digunakan adalah data penampang seismik 3 dimensi berjumlah 4 lintasan .
  • Data Cutting yang digunakan berasal dari sumur DIF pada lapangan DIF

  Studi pustaka ini dilakukan untuk mengetahui beberapa referensi yang telah dilakukan oleh para peneliti-peneliti

  Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam tugas akhir ini yaitu :

  b. Data Sekunder

3. Metodologi Tahapan Penelitian

  3.3 Pengolahan dan Analisa data

  Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis sebagai pedoman untuk pembahasan. Pengolahan data tersebut meliputi :tahapan interpretasi litologi,

3.1 Studi Pustaka

  picking horizon

  dan perhitungan porositas dan saturasi air. Software yang digunakan Geoframe 4.3 by

  Schlumberger

  ,

  limestone

  yang memiliki komposisi batu gamping putih, porositas

  vuggy, packstone .

  Korelasi antar sumur dilakukan pada 4 lintasan yaitu lintasan 1 kemudian lintasan 2, lintasan 3 dan lintasan 4. Korelasi yang dilakukan adalah korelasi stratigrafi dan korelasi struktur yang menggunakan 4 marker, Marker PRG DF, FS DIFA, MFS DIFA, dan btm PRG DIFA. Tujuan dilakukan korelasi untuk mengetahui keadaan struktur diatas ataupun dibawah marker yang telah ditentukan.

  d. Perhitungan porositas dan saturasi air

  c. Tahapan picking horizon

  b. Korelasi

  Data-data yang digunakan berupa data-data log, data penampang seismik dan data cutting . Interpretasi ini dilakukan untuk mengetahui jenis litologi yang terdapat pada daerah telitian.

  a. Tahapan Interpretasi litologi

  Microsoft Excel .

  dan

  by Golden Software

  8

  Surfer

  dolomotik. Selain itu pada kedalaman 850 – 900 mku menunjukkan litologi

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Interpretasi Litologi

  dan limestone jenis klastik dan terumbu. Interpretasi ini dikuatkan pula dari data

  Berikut interpretasi litologi dari sumur DIF-01 : Gambar 1.

  Dalam menganalisa data log yang akan menghasilkan interpretasi litologi yang akan mewakili pada masing-masing sumur. Untuk interpretasi litologi menggunakan dua jenis data yang mampu memberikan deskripsi litologi yaitu data log (primer) dan data

  yang berguna untuk mengetahui kejadian struktur sebelumnya.

  diiflatening,

  Pada gambar 3, korelasi stratigrafi pada sumur DIF-04, DIF-03, dan DIF-01. Korelasi ini digunakan untuk mengetahui struktur bawah permukaan dibawahnya. Dan pada korelasi stratigrafi ini marker PRG DF

  parigi. Dalam lapisan parigi, memiliki kenampakan dua struktur tinggian yakni terdapat pada sumur DIF-03, dan DIF-01

  reef build up

  lapisan

  mounded

  Pada gambar 2, korelasi struktur pada sumur DIF-04, DIF-03, dan DIF-01 terlihat bentuk

  Gambar 3 Korelasi Stratigrafi Lintasan 2 Lapangan DIF

  Gambar 2. Korelasi Struktur Lintasan 2 Lapangan DIF

  cutting

  (sekunder). Intepretasi suatu litologi dengan data log dapat dilihat dari pola-pola log yang terdapat pada data log.

  Type Log

  cutting

  Sumur DIF-01 Dimana dari gambar 1 menunjukkan litologi yang berkembang adalah

  wackstone bioclast,

  , batu gamping

  grainstone

  yang memiliki komposisi batu gamping berwarna putih – coklat muda,

  limestone

  . Kemudian pada kedalaman 820 – 850 mku menunjukkan deskripsi litologi

  shale

  shale

  limestone. Sumur DIF-01 ini yang dianggap

  dan

  shale

  yang menunjukkan variasi litologi

  mewakili sumur yang lain untuk perkembangan litologinya. Pada kedalaman 790 – 820 mku menunjukkan litologi

  Tabel 2 : Hasil perhitungan saturasi air dari tiap

  4.3 Picking Horizon sumur

  Sebelum melakukan interpretasi seismik ( picking horizon ) untuk proses lebih lanjut diperlukan pengikatan penampang vertikal sumur dengan penampang horizon seismik. Well Seimic Tie merupakan pekerjaan yang meletakkan horizon seismik (dalam skala waktu) pada posisi kedalam sebenarnya (Vail san Mitchum, 1977) agar dapat dikorelasikan dengan data geologi lain dan diplotkan pada skala kedalaman dengan memindahkan data sumur ke dalam data seismik sehingga akan diketahui penempatannya. Pengikatan ini bertujuan untuk mengetahui top formasi yang diteliti pada penampang seismik.

  4.5 Peta Top Struktur, Peta Isoporositas dan Peta

  Setelah dilakukan pengikatan seismik

  Isosaturasi air picking

  dengan sumur kemudian dilakukan

  horizon

  Berikut peta top struktur ini dengan melihat kemenerusan reflektor

  wavelet menunjukkan penyebaran puncak suatu

  dengan ciri-ciri yang menandakan

  reef build up lapisan di bawah permukaan. Penyebaran

  kemenerusan lapisan formasii puncak lapisan dapat berupa sinklin, antiklin Parigi, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4. ataupun datar, tapi dari pada gambar 5 puncak lapisan berupa antiklin

  inline

  Gambar 4. Lintasan Seismik A 1452 Keterangan :

  Gambar 5. Peta Top struktur

  : PRG_DF : FS_DIFA

  Pada gambar 6 yaitu peta

  : MFS_DIFA

  isoporositas yang menunjukkan distribusii

  : btm PRG_DF

  porositas dari sumur DIF, dimana porositas

  : Fault_DF

  baik terletak pada sumur DIF-07

  4.4 Perhitungan porositas dan saturasi air DIF-11

  Berikut hasil perhitungan porositas 9273600 dan saturasi air yang disajikan dalam bentuk 9273400 DIF-07 tabel : 9273200 9273000 DIF-38 0.28 0.288 0.284

  Tabel 1 : Hasil perhitungan porositas dari tiap sumur 9272600 9272800 9272400 9272200 DIF-04 DIF-03 DIF-01 DIF-06A DIF-10 0.244 0.276 0.248 0.24 0.252 0.272 0.256 0.264 0.26 0.268 9271800 0.228 9272000 0.236 DIF-02 186800 187000 187200 187400 187600 187800 188000 188200 188400 188600 DIF-08 0.232

  Gambar 6. Peta Isoporositas Sedangkan, pada gambar 7 yaitu peta isosaturasi air yang menunjukkan distribusi saturasi air sumur DIF. Dimana nilai saturasii air terendah pada Sumur DIF-01 dan DIF-07 Gambar 7. Peta Isosaturasi air

  5. Kesimpulan

  ,Edisi revisi -8 mei 1997, Shlumberger Oil Services. Koesoemadinata. R.P., 1980, Geologi Minyak

  Seismik Stratigrafi

  Sukmono, S., 1999,

  , Tulsa- Oklahoma

  TheAmerican Association of Petroleum Geologist

  ,

  An Overview of Seismic Stratigraphy

  , Edisi kedua. Jilid 1 dan 2, Penerbit ITB, Bandung . Mitchum, R.M, dkk, 1977,

  dan Gas Bumi

  Aplikasi Log

  Berdasarkan penelitian diatas maka dapat disimpulkan :

  Harsono Adi, 1997 , Evaluasi Formasi dan

  Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey

  Practical Seismic

  Badley, M.E, 1985,

  7. Daftar Pustaka

  Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pertamina EP Region Jawa khususnya bidang Geologi dan Geofisika untuk diskusii dan dukungan serta masukan yang diberikan hingga terselesaikannya makalah ini serta kepada kampus ITS Surabaya.

  6. Ucapan Terima Kasih

  2. Korelasi struktur dan korelasi stratigrafi dapat diketahui kondisi geologi bawah permukaan (struktur dan stratigrafi) serta mengetahui penyebaran lateral maupun vertikal dari zona hidrokarbon. Dalam menentukan korelasi, maka ditentukan dulu marker top formasi agar lebih mudah menentukan marker berikutnya yang disertai dengan kesamaan litologinya.

  1. Nilai porositas baik terdapat pada sumur DIF-07 yang nilainya sebesar 29%. Dimana pada sumur DIF-07 sangat produktif dibandingkan dengan sumur DIF yang lain. Dan nilai saturasi air terendah pada Sumur DIF-01 dan DIF-07 yang nilainya sebesar 46%.

  , jurusan Teknik Geofisika Institut Teknologi Bandung 1 86 800 1 870 00 1 872 00 1874 00 18 76 00 18 78 00 18 80 00 18 820 0 18 840 0 18 8600 92 71 80 0 92 72 00 0 92 72 20 0 92 72 40 0 92 72 60 0 92 72 80 0 92 73 00 0 92 73 20 0 92 73 40 0 92 73 60 0 DIF-01 DIF-0 2 DIF- 03 DIF-04 DIF-06 A DIF-08 DIF-1 0 DIF-11 DIF- 38 0 .46 0 .48 0 .5 0 .52 0 .54 0 .56 0 .58 0 .6 0 .62 0 .64 0 .66 0 .68 0 .7 0 .72 0 .74 0 .76 0 .78