PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING PADA MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS XI (Uji Coba di SMAN 12 Banda Aceh) Siska Yulianti Maulia

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM SOLVING PADA MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS XI (Uji Coba di SMAN 12 Banda Aceh)

1 2 Siska Yulianti Maulia 3 , Fitriati , dan Rita Novita

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah (1) menghasilkan LKS berbasis problem solving pada materi statistika untuk siswa SMA berdasarkan model pengembangan Plomp, dan (2) mengetahui kualitas LKS dilihat dari aspek kevalidan, keefektifan,dan kepraktisan LKS pada materi Statistika yang sesuai dengan pendekatan problem solving untuk siswa SMA. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari 3 tahap yaitu Tahap Investigas Awal (Preliminary Investigation), Tahap Perancangan (Design), Tahap Realisasi/Konstruksi(Realization/Construction), Tahap Tes, Evaluasi dan Revisi (Test, Evaluation and Revision) dan Tahap Implementasi (implementation). Kegiatan pada tahap analisis berupa analisis kondisisiswa, analisis kondisi sekolah, dan analisis kompetensi. Tahap Tes, Evaluasi dan Revisi berisi kegiatan uji coba terbatas LKS dalam pembelajaran materi Statistika di kelas XI IPA 2, SMAN 12 Banda Aceh. LKS yang dihasilkan penelitian ini bersimateri statistik dengan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) untuk siswa SMA. Kualitas LKS yang dihasilkan sebagai berikut: (1) Kriteria LKS valid dengan rata-rata perolehan skor penilaian oleh ahli sebesar 4,65.(2) LKS yang dikembangkan praktis digunakan dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari rata-rata skor penilaian guru sebesar 95%.(3) LKS yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata nilai tes hasil belajar sebesar 4,1.

Kata Kunci: LKS Berbasis Problem Solving, Problem Soving, Penelitian Pengembangan .

Abstract

The purpose of this research is (1) generates Student worksheet (LKS) based problem solving on statistical material for high school students based on the model of developing Plomp, and (2) know the quality is LKS as seen from the aspect of kevalidan, effectiveness, and practicality is LKS on the material Statistics that correspond to the problem solving approach to high school students. This research is research development that consists of 3 stages, namely the stage of Early Investigas, stage Design, phase Realization/construction, the stage of the test, evaluation and Revision and stages of implementation. Activities at this stage of the analysis in the form of condition of the students analysis, analysis of the condition of the school, and the analysis of competence. Stage of the test, evaluation and Revision contains a limited trial activity is LKS in the Statistical material learning in class XI IPA 2, SMAN 12 Banda Aceh. The resulting research is LKS as bersimateri stats with problem-solving approach (problem solving) for high school students. The resulting quality is LKS as follows: (1) is LKS as valid Criteria with an average tally score assessment by experts of 4.65. (2) is LKS as developed for practical use in learning. This is apparent from an average score of 95% of teacher assessment. (3) is LKS as developed effective use in learning. It can be seen from the score of the average value of test results of study 4,1.

Keywords: Student worksheet (LKS) Based Problem Solving, Problem Soving, Researc h

2 Siska Yulianti Maulia, SMA N 12 Kota Banda Aceh. Email: siskamaulia94@gmail.com 3 Fitriati, STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh. Email: fitriati@stkipgetsempena.ac.id Rita Novita, STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh. Email: rita@stkipgetsempena.ac.id

PENDAHULUAN

kesulitan dalam Matematika merupakan kunci utama dari

menyebabkan

siswa

mempelajari konsep yang belum dipelajari. pengetahuan-pengetahuan lain yang dipelajari

Salah satu pokok bahasan dalam mata pelajaran di sekolah. Tujuan dari pendidikan matematika

matematika yang memerlukan beberapa konsep pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

dalam penyelesaian masalahnya adalah adalah menekankan pada penataan nalar dan

Statistika.

pembentukan kepribadiaan(sikap) siswa agar Solusinya adalah guru dapat menerapkan dapat

pendekatan pembelajaran di kelasuntuk matematika

menyelesaikan suatu permasalahan dalam kehidupannya(Soedjaji,2000:42).

dalam

pokok bahasan Statistik.Salah satunya adalah Objek dasar yang dipelajari matematika

metode problem solving (pemecahan masalah). adalah bersifat abstrak yang meliputi: fakta,

Pembelajaran matematika dewasa ini konsep, operasi atau aturan dan prinsip. Oleh

menitikberatkan pada pembelajaran yang dapat karena itu, banyak individu yang mempunyai

mengembangkan kemampuan berpikir tingkat pandangan bahwa pelajaran matematika

tinggi seperti berpikir reflektif dan pemecahan merupakan mata pelajaran yang sulit. Halliday

masalah (Fitriati dan Novita, 2015). Menurut dan Martin (1993) berpendapat “ that there is

Kisworo,2000) an awareness in education about the difficulties

Coorney

(dalam

pengertian Pemecahan with scientific terms. However, the terms

mengemukakan

Masalah (Problem Solving) sebagai proses themselves are not the central problem.Students

dan berusaha can even find it amusing to learn new terms,

penerimaan

masalah

masalah. Mulyono(2003) but the real challenge is how theseterms relate

menyelesaikan

mengungkapkan bahwa dengan memberikan to each other in a complex pattern. Terms are

pembelajaran Problem Solving berbasis LKS not separated from each other, nor is it

diharapkan siswa akan lebih mudah dalam possible to define them in isolation. Rather,

memahami dan menyelesaikan soal-soal how the terms relate to each other iswhat is

dengan langkah-langkah antara lain: 1) crucial”.

Memahami Masalah, 2) Menyusun Rencana, 3) Kurikulum yang mulai diberlakukan di

Rencana, 4) Memeriksa Indonesia saat ini adalah Kurikulum 2013.

Melaksanakan

Kembali.

Impelementasi kurikulum ini dikembangkan Metode problem solving (pemecahan berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi

masalah) ini dapat membantu guru untuk dasar pembelajaran sesuai satuan pendidikan.

menyusun perencanaan pembelajaran sesuai Jika menelaah materi pembelajaranmatematika

dengan empat langkah dan dapat digunakan kelas XI pada Kurikulum 2013, maka terlihat

sebagai bahan ajar yang memfasilitasi siswa bahwa materi pembelajaran tidak tersusun dari

untuk mengkonstruk pengetahuan. Berdasarkan tingkatan yang mudah dan hierarki. Ini

komponen tersebut, maka siswa akan merupakan satu titik kelemahan yang

melakukan kegiatan belajar seperti mencari, melakukan kegiatan belajar seperti mencari,

Procedural Difficulties tertulis “In an attempt pembelajaran merupakan hal penting yang akan

to explain the process of problem solving, dilihat guru sebagai bentuk pencapaian tujuan

Kneeland (2001) proposed an iterative model. pembelajaran. Untuk memudahkan kegiatan

Phases of the iterative model include (a) tersebut, maka guru dapat memfasilitasi bahan

understanding the problem, (b) gathering the ajar, Salah satunya adalah dengan Lembar

necessary information, (c) searching for the Kerja Siswa (LKS).

root of the problem, (d) developing solu-tions, Kebanyakan LKS pokok bahasan

(e) deciding on the best pathway, and (f) Statistik yang digunakan siswa hanya berupa

solving the problem. Iteration continues until mencari penyelesaian masalah, mengumpulkan

solved”.Guru dapat data dalam sebuah data yang berkaitan tentang

memodifikasi atau merancang LKS matematika banyak anak dalam keluarga,tentang ukuran

yang lama dengan mengubah beberapa langkah tinggi badan murid. Padahal LKS yang

yang ada pada Metode problem solving, dimaksud belum tentu sesuai dengan tujuan

mengingat matematika merupakan mata pembelajaran yang ingin dicapai. Apalagi

memadupadankan dan dengan tampilan LKS yang kurang menarik

pelajaran

yang

mengaitkan beberapa konsep yang saling serta gaya bahasa yang sulit untuk dimengerti

berhubungan. Pengembangan LKS matematika oleh siswa. Bahkan di sekolah- sekolah masih

berbasis Metode problem solving(pemecahan banyak ditemukan LKS yang berisikan soal-

masalah) dapat menjadi suatu alternatif. Hal ini soal prosedural biasa (Suardja, Fitriati dan

akan memberikan kesempatan pada siswa Novita, 2016), dimana seharusnya LKS

untuk mengkonstruk pengetahuan dengan berisikan masalah kontektual yang menutut

melakukan kegiatan berpikir yang aktif. siswa untuk memecahkan masalah sebagiamana

Berdasarkan pemaparan di atas, perlu yang diamanatkan oleh kurikulum 2013. Ini

dikembangkan perangkat LKS yang berbasis merupakan kekurangan dari LKS yang

pemecahan masalah yang dapat digunakan dijadikan bahan ajar dalam pembelajaran. Pada

untuk menfasiltasi siswa mengembangkan saat ini sudah banyak sekali model LKS

kemampuan pemecahana masalah mereka matematika yang telah dirancang guru. Namun

diamanatkan oleh sejalan dengan kurikulum yang berubah,

pengembangan LKS disesuaikan dengan

KAJIAN PUSTAKA

karakteristik siswa

dan

pendekatan

1. Pembelajaran Berbasis Problem

pembelajaran yang dipilih guru. Metode

Solving

problem solving sebagai salah satu pendekatan

problem solving yang dapat digunakan dalam pembelajaran

Pembelajaran

merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran dapat membantu guru untuk mengembangkan

yang menekankan kepada proses penyelesaian LKS matematika. Dalam jurnal Problem

secara ilmiah. Metode ini tidak mengharapakan secara ilmiah. Metode ini tidak mengharapakan

bermaksud untuk mendengarkan,mencatat,kemudian menghafal

mengembangkan keterampilan berpikir materi pelajaran akan tetapi melalui metode

siswa,yaitu kemampuan problem

rasional

situasi,menerapkan berpikir,berkomunikasi,mencari dan mengolah

pengetahuan yang mereka miliki dalam data dan akhirnya menyimpulkan.

situasi baru,mengenal adanya perbedaan Menurut Zuhairini (1997) mengung-

dan pendapat,serta kapakan bahwa metode pemecahan masalah

antara

fakta

kemampuan dalam atau problem solving merupakan suatu metode

mengembangkan

membuat judgement secara objektif . dalam pendidikan dan pengajaran yang

3) Manakala guru menginginkan kemampuan sejalan,untuk melatih siswa menghadapi

siswa untuk memecahkan masalah serta masalah dari yang paling sederhana sampai

membuat tantangan intelektual siswa. yang paling rumit. Problem solving juga

4) Jika guru ingin mendorong siswa untuk memberikan kesempatan pada semua siswa

lebih bertanggung jawab. untuk menganalisis dan melakukan sintesa

5) Jika guru ingin agar siswa memahami dalam kesatuan struktur atau situasi dimana

hubungan antara apa yang dipelajari masalah itu berada atas inisiatif itu sendiri.

dengan kenyataan dalam kehidupannya. Adapun tujuan utama penggunaan metode

Menurut Polya (1985), langkah-langkah problem solving dalam kegiatan belajar

penyelesaian permasalahan atau soal-soal mengajar yaitu:

problem solving terdiri atas 4 langkah, yaitu :

1) Mengembangkan

(1) Understanding the problem; (2) Devising a berfikir,terutama dalam mencari sebab

kemampuan

plann; (3) Carrying out the plann; dan (4) akibat dan tujuan suatu permasalahan.

Looking back.

2) Memberikan pengetahuan dan kecakapan

1) Understanding the problem (Mengerti praktis yang bernilai atau bermanfaat bagi

permasalahan)

keperluan kehidupan sehari-hari. Penyelesaian terhadap suatu masalah

3) Belajar bertindak dalam situasi baru. tentu tidak akan terjadi jika kita tidak

4) Belajar bekerja

memahami, apa permasalahan yang sedang kita memecahkan masalah.

sistematis

dalam

hadapi sebenarnya. karena itu, menurut G.

5) Karakteristik Metode

Pembelajaran

Polya, pada tahap ini siswa diharuskan untuk Problem Solving memahami terlebih dahulu masalah yang

Sanjaya (2008) mengungkapkan bahwa sedang dihadapinya, tentu hubungannya metode problem solving dapat diterapkan:

berlanjut pada apa sebenarnya yang diminta

1) Manakala guru menginginkan agar siswa

oleh soal.

tidak hanya sekedar memngingat materi

2) Devising a plann (Merancang rencana) pelajaran,akan tetapi menguasai dan

Rencana yang dimaksud dalam tahap ini memahaminya secara penuh.

adalah rencana yang akan dijalankan dalam adalah rencana yang akan dijalankan dalam

b) Bahan yang dipilih adalah bahan yang soal/masalah. Pada proses atau tahapan ini,

terhadap

suatu

bersifat familiar dengan siswa siswa akan mulai menyusun langkah-langkah

c) Bahan yang dipilih merupakan bahan yang apa

berhubungan dengan kepentingan orang menyelesaikan

yang akan digunakannya

d) Bahan yang dipilih merupakan bahan yang kemampuan/pengetahuan-pengetahuan

kemampuan-

mendukung tujuan atau kompetensi. yang mereka miliki.

awal

e) Bahan yang dipilih sesuai dengan minat

3) Carrying out the plann (Melaksanakan

siswa.

rencana)

dengan pembelajaran Dengan bertumpu pada langkah-

Diharapkan

problem solving dapat mengembangkan langkah yang telah mereka buat sebelumnya,

kemampuan berfikir,terutama dalam mencari maka pada tahap ini siswa mulai menyelesaikan

sebab akibat dan tujuan suatu permasalahan. masalah/soal yang dihadapinya dengan bantuan

2. Pengembangan

LKS Berbasis

langkah-langkah atau cara yang telah mereka Problem Soving persiapkan sebelumnya

Lembar Kerja Siswa(LKS) merupakan

4) Looking back (Melihat kembali)

bagi siswa baik Dari seluruh proses yang telah

lembar

kerja

dalam kegiatan intrakurikulermaupun kokurikul dikerjakan siswa, proses paling penting adalah

er untukmempermudah pemahaman terhadap pada tahap melihat kembali (looking back).

materi pelajaran yang didapat. LKS (lembar Mengapa? Karena pada tahap ini, langkah

kerja siswa) adalah materi ajar yang dikemas terakhir siswa adalah setelah semua rencana

secara integrasi sehingga memungkinkan siswa yang telah disusun dilaksanakan dengan baik

mempelajari materi tersebut secara mandiri. dan cermat, siswa me-review ulang tahap-tahap

Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah yang telah mereka kerjakan. Gunanya adalah

satu perangkat pembelajaran matematika yang untuk mengetahui apakah langkah-langkah

cukup penting dan diharapkan mampu yang telah disusun sudah dilaksanakan semua,

membantu peserta didik menemukan serta atau apakah langkah-langkahnya sudah tepat

mengembangkan konsep matematika. atau belum. Pada tahap inilah memungkinkan

LKS merupakan salah satu sarana untuk siswa memperbaiki proses yang telah ia

membantu dan mempermudah dalam kegiatan kerjakan jika terjadi suatu kesalahan. belajar mengajar sehingga akan terbentuk

Berikut ini kriteria pemilihan bahan interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, pelajaran dalam metodde pembelajran problem

sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa solving :

dalam peningkatan prestasi belajar. Dalam

a) Bahan pelajaran harus mengandunng ilmu lembar kerja siswa (LKS) siswa akan dan konflik

mendapatkan uraian materi, tugas, dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diberikan.

Dengan menggunakan LKS dalam pengajaran LKS. Hal-hal yang perlu dianalisis yakni akan membuka kesempatanseluas-luasnya

berkaitan dengan standar kompetensi, kepada siswa untuk ikut aktif dalam

kompetensi dasar, indikator, dan materi pembelajaran.

pembelajaran, serta alokasi waktu yang bertanggung jawab penuh dalam memantau

ingin dikembangkan di LKS. siswa dalam proses belajar mengajar.

kebutuhan LKS, Penggunaan LKS sebagai alat bantu pengajaran

2) Menyusun

peta

Penyusunan ini diperlukan untuk melihat akan dapat mengaktifkan siswa. Dalam hal ini,

seberapa banyak LKS yang harus ditulis. sesuai dengan pendapat Tim Instruktur

Ini dilakukan setelah menganalisis Pemantapan Kerja Guru (PKG) dalam Sudiati

kurikulum dan materi pembelajaran. (2003 : 11), menyatakan secara tegas “salah

3) Menentukan judul LKS, Judul LKS satu cara membuat siswa aktif adalah dengan

ditentukan berdasarkan kompetensi dasar, menggunakan LKS”. Prinsipnya lembar kerja

materi pokok, atau pengalaman belajar siswa adalah tidak dinilai sebagai dasar

yang terdapat dalam kurikulum. Pada satu perhitungan rapor, tetapi hanya diberi penguat

kompetensi dasar dapat dipecah menjadi bagi yang berhasil menyelesaikan tugasnya

beberapa pertemuan. Ini dapat menentukan serta diberi bimbingan bagi siswa yang

berapa banyak LKS yang akan dibuat, mengalami

sehingga perlu untuk menentukan judul permasalahan (problem solving) sehingga siswa

kesulitan.

Mengandung

LKS. Jika telah ditetapkan judul-judul dapat mengembangkan pola pikir mereka

LKS, maka dapat memulai penulisan LKS. dengan memecahkan permasalahan tersebut.

4) Menulis LKS, Ada beberapa langkah LKS sendiri teridiri dari dua yaitu LKS terbuka

LKS. Pertama , dan LKS tertutup.

dalam

penulisan

merumuskan kompetensi dasar. Dalam hal Dari pendapat diatas dapat dipahami

ini, kita dapat melakukan rumusan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah

langsung dari kurikulum yang berlaku, lembaran kertas yang intinya berisi informasi

yakni dari Kurikulum 2013. Kedua, dan instruksi dari guru kepada siswa agar dapat

menentukan alat penilaian. Pada bagian mengerjakan sendiri suatu kegiatan belajar

ini, sebaiknya memilih alat penilaian yang melalui praktek atau mengerjakan tugas dan

sesuai dengan model pembelajaran dan latihan yang berkaitan dengan materi yang

sesuai dengan pendekatan Penilaian Acuan diajarkan

Pokok (PAP) atau Criterion Referenced pengajaran”.Suatu LKS yang digunakan

Assessment . Ketiga, menyusun materi. disekolah ini, disusun atau ditulis (“dibuat”)

Dalam penyusunan materi LKS, maka dengan melalui langkah – langkah seperti

yang perlu diperhatikan adalah: 1) berikut :

kompetensi dasar yang akan dicapai, 2)

1) Melakukan analisis kurikulum, Analisis ini sumber materi, 3) pemilihan materi merupakan langkah awal penyusunan

pendukung, 4) pemilihan kalimat yang pendukung, 4) pemilihan kalimat yang

langkah-langkah yang perlu diperhatikan. memperhatikan struktur LKS. Struktur

(EYD).

Keempat ,

Langkah tersebut akan menuntun dalam dalam LKS meliputi judul, petunjuk

menyusun dan mengembangkan LKS yang belajar, kompetesi dasar yang akan

ingin dibentuk.

dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas

5) Menentukan alat penilaian, dan Mengikuti dan langkah-langkah pengerjaan LKS,

format yang baku.

serta penilaian terhadap pencapaian tujuan Adapun langkah-langkah menyusun pembelajaran. Dari penjelasan di atas,

LKS tersebut dapat disajikan dalam diagram maka untuk mendapatkan LKS yang

alir berikut:

Gambar 1.Skema Langkah-Langkah Penyusunan LKS (Prastowo, 2011:212)

METODE PENELITIAN

pengembangan ini, peneliti Jenis penelitian yang akan digunakan

penelitian

memerlukan validator untuk menvalidasi adalah penelitian dan pengembangan(R&D).

Lembar Kerja Siswa yang telah dibuat. Menurut Sugiono “ R&D adalah metode

Berdasarkan fase –fase pengembangan penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

Plomp di Bab II, peneliti merancang produk tertentu, dan menguji keefektifan

operasional tahap – tahap penelitian sebagai produk tersebut.” Pada penelitian ini peneliti

berikut.

bermaksud untuk mengembangkan LKS

1. Fase 1: Investigasi awal( preliminary

statistik untuk pembelajaran di SMA Negeri 12

investigation)

Banda Aceh. Investigasi awal dilakukan observasi Adapun yang menjadi subjek dalam

langsung dan diskusi dengan guru matematika penelitian ini adalah siswa/i di SMA Negeri 12

kelas XI SMA Negeri 12 Banda Aceh Banda Aceh dengan sampel diambil satu kelas

kemudian ditemukan masalahya. Peneliti juga sebanyak 30 siswa. Sebagai tambahan dalam

berdiskusi dengan guru mengenai bahan ajar, berdiskusi dengan guru mengenai bahan ajar,

hasil validasi.

2. Fase 2: Desain (Design)

Instrumen yang digunakan dalam Peneliti merancang LKS pembelajaran

penelitian ini dibagi menjadi tiga berdasarkan dan instrumen pendukung. Tahap ini adalah

kategori kualitas LKS, yaitu instrumen untuk menyusun instrument penelitian,menyusun

mengukur kevalidan LKS, instrumen untuk kerangka LKS, menentukan sistematika LKS.

mengukur kepraktisan LKS, dan instrumen

3. Fase 3: Realisasi/Konstruksi (Reali-

untuk mengukur keefektifan LKS.

zation/Construction)

Teknik Analisis Data yang digunakan Tahapan ini sebagai lanjutan kegiatan

dalam penelitian ini terdiri dari: pada tahap perancangan. Pada tahap ini telah

1) Analisis Kevalidan

dihasilkan LKS pembelajaran dan instrumen Untuk menganalisis data validasi ahli pendukung sebahgai realisasi perancangan.

akan digunakan analisis deskriptif dengan cara Hasil – hasil konstruksi diteliti kembali apakah

merevisi LKS berdasarkan masukan dan kecukupan teori – teori pendukung dari

catatan dari validator, dan hasil validasi ahli pengembangan LKS telah dipenuhi dan

dengan menggunakan rumus: diterapkan dengan baik sehingga dikatakan siap

diuji kevalidannya oleh validator. 𝑛

4. Fase 4: Tes, Evaluasi, dan Revisi Keterangan :

VR : rata-rata total validitas Pada tahapan ini dilakukan 2 kegiatan

( Test, Evaluation adn Revision)

RA i : rata-rata aspek ke-i utama, yaitu (1) kegiatan validasi dan (2)

n : banyak aspek. Dengan menggunakan kriteria berikut:

Tabel 1. Kriteria Pengkategorian Kevalidan LKS

Interval skor

Kategori Kevalidan

4 ≤VR≤5

Sangat valid

Kurang valid

2 ≤VR<1

Tidak valid

2) Analisis Kepraktisan

Nilai Kepraktisan = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 × 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 𝟏𝟎𝟎% Analisis kepraktisan LKS dengan

Selanjutnya, dianalisis dengan kriteria berikut menggunakan lembar kepraktisan yang akan

ini:

dinilai oleh guru bidang studi matematika dan siswa dengan menggunakan rumus berikut:

Tabel 2. Kategori Kepraktisan LKS Tingkat pencapaian (%)

Kategori

Sangat Praktis

Cukup Praktis

Kurang Praktis

Tidak Praktis

3) Analisis Efektifitas

b) Pemberian skor rata-rata respon siswa Analisis keefektifan LKS yakni dengan

dengan menggunakan rumus : menggunakan lembar pengamatan aktivitas

siswa, guru, angket respon siswa dan hasil 𝑛 belajar siswa. LKS dikatakan efektif jika

𝑅 = skor rata-rata respon siswa aktivitas siswa dan guru memenuhi kriteria

𝑅 𝑖 = skor rata-rata respon siswa ke-i aktif, respon siswa positif, dan rata-rata hasil

n =banyak siswa.

belajar siswa, baik pada tes hasil belajar dan

c. Hasil Belajar Siswa

penilaian hasil LKS memenuhi batas Pemberian skor rata-rata hasil belajar ketuntasan individual dan klasikal.

siswa dengan rumus berikut :

a. 𝑛 Aktivitas Siswa 𝑖=1 𝐻 𝑖

Hasil penilaian lembar aktivitas siswa 𝑛

𝐻 = skor rata-rata hasil belajar siswa oleh pengamat diperoleh rata-rata

𝐻 𝑖 = skor rata-rata hasil belajar siswa ke-i dengan menggunakan rumus :

n =banyak siswa

𝑖 𝑛 Pemberian skor rata-rata keefektifan

ini deperoleh 𝐴 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 = skor rata-rata aktivitas siswa

𝐴 𝑖 = skor rata-rata aktivitas siswa ke-i 𝐴 × 30% + 𝑅 × 30% + (𝐻 × 40%)

n= jumlah siswa 100% × 100%

b. Angket Respon Siswa

Keterangan :

Untuk menentukan kriteria efektivitas 𝐸 = skor rata-rata efektifitas

respon siswa terhadap komponen dilakukan sebagai berikut:

𝐴 = skor rata-rata hasil aktivitas a)

𝑅 = skor rata-rata respon siswa Memberikan skor untuk setiap item

dengan jawaban sangat setuju (5), 𝐻 = skor rata-rata hasil belajar siswa

Selanjutnya, dianalisis dengan menggunakan setuju(4), cukup setuju (3), kurang

kriteria berikut ini:

setuju (2), tidak setuju (1).

Tabel 3. Kategori keefektifan Interval skor

Kategori Efektif

30 ≤Nilai≤39

40< Nilai ≤55

56< Nilai ≤65

66< Nilai ≤79

80< Nilai ≤100

HASIL PENELITIAN

kehidupan sehari-hari dan hal-hal yang

ada di sekelilingnya.

investigation)

d) Siswa cenderung merasa acuh tak acuh Tujuan dari tahap ini adalah untuk

dengan apa yang bukan menjadi mengetahui hal apa saja yang diperlukan untuk

minatnya. Tetapi, ketika siswa diberi menghasilkan lembar kegiatan siswa yang

tanggung jawab, tanggung jawab tersebut layak. Adapun kegiatan analisis yang dilakukan

akan dikerjakannya dengan baik. Hal ini meliputi analisis kondisi siswa, analisis kondisi

terlihat ketika siswa diberi penjelasan sekolah, dan analisis kompetensi.

tentang materi matematika yang sulit,

1) Analisis Kondisi Siswa

tidak banyak siswa yang memperhatikan. Berdasarkan pengamatan di lapangan

Tetapi jika diminta untuk berdiskusi, dan hasil wawancara dengan guru matematika

siswa akan melakukan apa yang diminta SMA N 12 Banda Aceh, diperoleh analisis

tersebut.

siswa SMA N 12 Banda Aceh kelas XI sebagai

e) Siswa SMA disiapkan khusus agar dapat berikut.

langsung masuk ke dunia kerja setelah

a) Siswa terbiasa dengan pola pengajaran lulus. Untuk dapat bertahan dalam dunia “dijelaskan-contoh soal-latihan soal”.

ini diperlukan Hal ini menyebabkan siswa cenderung

kerja

sekarang

kemampuan pemecahan masalah yang kurang kreatif dan jika diberi soal lain

baik, baik masalah dalam kelompok yang konteksnya berbeda siswa akan

maupun masalah individu. mengalami

Memperhatikan dan mempertimbang- mengerjakannya.

kebingungan

dalam

kan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan

b) Siswa belum terbiasa mengerjakan bahwa pendekatan pemecahan masalah soal,terutama soal cerita dengan langkah-

(problem solving) cocok diterapkan dalam langkah pemecahan masalah. Sebagian

pembelajaran matematika di SMA. besar siswa enggan menuliskan apa yang

2) Analisis Kondisi Sekolah

diketahui dan apa yang ditanyakan dari Berikut ini hasil analisis kondisi sebuah masalah. Akibatnya, siswa

sekolah di SMA N 12 Banda Aceh. menjadi bingung dan tidak tahu apa yang

a) Dalam menyampaikan pembelajaran di harus dikerjakan atau bingung rumus

matematika masih mana yang harus dipakai.

kelas,

guru

menggunakan metode “dijelaskan-contoh

c) Sebagian besar siswa SMA tidak soal- latihan”. Metode tersebut condong menyukai istilah matematika yang rumit

ke metode ekspositori dimana guru ataupun

masih memiliki peran yang dominan membingungkan. Siswa lebih menyukai

rumus-rumus

yang

dalam pembelajaran. hal-hal yang berhubungan dengan

b) Buku yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas adalah buku paket b) Buku yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas adalah buku paket

3) Analisis Kompetensi

perpustakaan lalu dibagikan sesaat Analisis kompetensi meliputi analisis sebelum pembelajaran dimulai. Sebagian

kompetensi dasar, indikator pencapaian besar siswa tidak memiliki buku lain

kompetensi, dan materi Statistik. Kurikulum sebagai penunjang pembelajaran. Jika

yang digunakan yaitu Kurikulum 2013. siswa membutuhkannya siswa dapat

Berdasarkan analisis kompetensi, kompetensi mem-fotocopy sendiri.

dasar tentang Statistik dapat dibuat peta Memperhatikan dan mempertimbang-

kebutuhan LKS yang dapat dilihat pada kan hasil analisis tersebut, maka perlu

lampiran. Berikut ini disajikan tabel hasil dikembangkan lembar kegiatan siswa pada

analisis KD, dan indikator pencapaian kompetensi.

Tabel 4. Hasil Analisis KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Materi pembelajaran : STATISTIK Kompetensi Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.20.Mendeskripsikan berbagai penyajian data

3.20.1 Menjelaskan penyajian data kedalam dalam bentuk tabel atau diagram / plot

diagram garis yang sesuai untuk mengomunikasikan

bentuk

tabel,

lingkaran, batang, dan histogram informasi dari suatu kumpulan data melaluianalisis perbandingan berbagai variasi penyajian data.

3.21.Mendeskripsikan data dalam bentuk tabel

3.21.1 Menentukan letak unsur – unsur atau diagram / plot tertentu yang sesuai

dalam penyajian data kedalam dengan

diagram garis dikomunikasikan

informasi

yang

ingin

bentuk

tabel,

lingkaran, batang, dan histogram. 4.17.Menyajikan data nyata dalam bentuk tabel

4.17.1 Menemukan cara penyajian data atau diagram / plot tertentu yang sesuai

dalam bentuk tabel, diagram garis informasi yang ingin dikomunikasikan

lingkaran, batang, dan histogram dari permasalahan yang ada.

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang matematika SMAN 12 Banda Aceh,guru dikembangkan adalah LKS pada materi

merasa kesulitan dalam mengajarkan materi Statistik. Materi Statistik bukanlah materi baru

Statistik. Setiap dijelaskan siswa tidak langsung bagi siswa SMA karena sudah pernah dipelajari

paham.

di SMP. Kendati demikian, materi Statistik Bahkan perlu diulang berkali-kali. Oleh bukanlah materi yang mudah. Hal ini tentu

sebab itu, diperlukan suatu pendekatan agar sangat disayangkan mengingat bahwa materi

materi peluang dapat tersampaikan dengan Statistik memiliki peran yang penting dalam

baik. Pendekatan pemecahan masalah (problem menyelesaikan

solving ) merupakan pendekatan yang cocok Berdasarkan wawancara dengan beberapa guru

masalah

sehari-hari.

untuk pembelajaran materi Statistik. Dengan untuk pembelajaran materi Statistik. Dengan

validasi instrumen masalah kehidupan sehari-hari yang disajikan.

penelitian.

Lembar

penelitian dan hasil pengisian lembar validasi Siswa juga dapat lebih mudah menguasai

instrumen penelitian dapat dilihat pada materi Statistik dan pengetahuan tentang

lampiran.

Statistik tersebut akan tersimpan lama dalam

b) Menyusun Kerangka LKS dan ingatan siswa.

menentuka sistematika LKS

c) Realisasi/ Konstruksi (Realization/ Setelah melakukan analisis kebutuhan,

a. Perencanaan (Design)

Construction )

langkah selanjutnya

selanjutnya yaitu perancangan LKS. Kegiatan yang dilakukan

tahaprealisasi/konstruksi. Tahap ini merupakan pada tahap ini adalah sebagai berikut.

tahap realisasi rancangan-rancangan yang telah

a) Menyusun Instrumen Penelitian dibuat di tahap sebelumnya. Pada tahap ini Instrumen penelitian terdiri atas lembar

LKS ditulis berdasarkan kerangka dan penilaian ahli materi, guru, angket respon

sistematika LKS yang sudah ditetapkan. siswa, tes hasil belajar, dan lembar observasi.

Berikut ini hasil pengembangan LKS: Instrumen

a. Bagian awal, terdiri atas memperhatikan pedoman kelayakan LKS.

a) Sampul LKS Selanjutnya, instrumen tersebut dikonsultasikan

berisi judul LKS, kepada dosen pembimbing. Setelah dosen

Bagian ini

pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan pembimbing

pemecahan masalah (problem solving), sasaran, persetujuan, instrumen tersebut divalidasikan

meneliti dan

memberikan

ilustrasi sampul yang berkaitan dengan materi kepada satu orang dosen ahli. Dari proses

statistik dan nama penyusun. Berikut ini adalah validasi tersebut, diperoleh penilaian dan saran

tampilansampul LKS.

untuk revisi. Setelah direvisi dan dinyatakan

Gambar 2. Tampilan Sampul Gambar 2. Tampilan Sampul

b. Bagian Isi, terdiri atas :

a) Kompetensi Dasar pengguna LKS untuk menemukan materi atau

Daftar isi dibuat untuk memudahkan

b) Motivasi Mempelajari Materi Statistik kegiatan belajar yang dicari.

Pada bagian ini, siswa diberikan

d) Peta Konsep LKS contoh penggunaan materi statistik dan Peta kedudukan LKS menampilkan

pentingnya mempelajari statistik untuk informasi umum tentang bagian-bagian LKS

kehidupan sehari-hari. Gambar berikut ini beserta penjelasannya.

adalah tampilan dari motivasi mempelajari statistik.

Gambar 3. Tampilan Bagian Motivasi Mempelajari statistik

c) Pengenalan Materi Yang Akan Dipelajari

e) Tujuan Pembelajaran, Bagian ini berupa penjelasan mengenai

f) Masalah(Soal)

materi apa saja yang akan dipelajari dalam Bagian ini berisi soal-soal untuk LKS.

memperdalam pemahaman siswa tentang

d) Petunjuk LKS materi yang sedang dipelajari. Berikut ini Petunjuk LKS berisi waktu dan instruksi-

tampilan salah satu bagian masalah(soal). instruksi yang membimbing siswa dalam mengerjakan LKS.

Gambar 4 Tampilan soal dalam LKS Gambar 4 Tampilan soal dalam LKS

tua. Berikut ini contoh tampilan salah satu mengerjakan soal pada LKS, catatan guru,

penilaian.

Gambar 5.Tampilan Penilaian LKS

h) Rangkuman LKS. Setelah LKS diperbaiki sesuai saran

c. Bagian akhir, terdiri atas

dosen pembimbing, LKS divalidasikan oleh

a) daftar pustaka

pakar(dosen pendidikan matematika) Bapak Setelah tahap penulisan selesai, LKS

Ahmad Nasriadi, M.Pd dan guru matematika dikonsultasikan kepada dosen pembimbing

SMAN 12Banda Aceh yaitu Evi Wahyuni untuk diperiksa dan diberi saran perbaikan

S.Pd. Berikut saran dari validator.

Tabel 5. Masukan / Saran Dari Validator

Pakar / Dosen Pendidikan Matematika Guru Matematika

Usahakan materi lebih diperjelas dan Lebih diperbanyak lagi penjelasan tentang ditambah,ada baiknya pemberian contoh

masing – masing diagram agar diharapkan pada materi lebih dicantumkan agar siswa

kedepannya siswa bias lebih mandiri dalam lebih mudah mengingat dan mengulang

menyelesaikan LKS.

ketika dirumah.

Berdasarkan penilaian pakar dan guru

3) Tes, Evaluasi, dan Revisi( Test,

matematika SMAN 12 Banda Aceh, makanilai

Evaluation and Revision)

rata-rata validitas (VR) yang didapat

a. Evaluasi dan Revisi

memenuhi kriteria kevalidan perangkat Sebelum digunakan terlebih dahulu pembelajaran dengan batasan interval skor

divalidasi oleh validator untuk menguji layak mengacu

atau tidak instrumen tersebut digunakan untuk Pengkategorian Kevalidan LKS. LKS yang

pada tabel

3.1 Kriteria

mengukur aspek – aspek yang ditetapkan dikembangkan memperoleh kriteria sangat

ditinjau dari kejelasan tujuan pengukuran valid yaitu rata – rata total validitas interval

yaang dirumuskan, kesesuaian butir – butir skor (VR) ≥ 4,65, dengan nilai rata – rata

pertanyaan untuk setiap aspek, penggunaan aspek (RA i ) yaitu 69,77dapat diliat pada

bahasa dan kejelasan petunjuk penggunaaan lampiran 9. Setelahpenilaian dan masukan

instrument. Saran dari pakar dan praktisi tentang LKS yang dikembangkan tersebut

sebagai ladasan valid, maka layak untuk diuji cobakan.

tersebut

digunakan

penyempurnaan atau revisi LKS.

Gambar 6. Materi LKS sebelum direvisi

Materi pada gambar 6, memuat karena memuat informasi penting . Untuk background yang membuat tulisan menjadi

itu,backgroundtersebut harus diganti seperti tidak terbaca dan membuat lks tidak menarik

pada gambar7.

Gambar 7. Materi LKS sesudah direvisi

Pada bagian masalah, terdapat bagian sehingga siswa menjadi bingung, yaitu pada petunjuk

gambar 9 yaitu petunjuk penyelesaian menimbulkan salah tafsir karena metode polya

hanya disajikan oleh peneliti tidak diarahkan

Gambar 9. bagian petunjuk masalah sebelum di revisi ke 1

Bagian petunjuk masalahsesudah revisi ke 1 seperti pada gambar 10.

Gambar 10. bagian petunjuk masalah sesudah direvisi ke 1

Setelah revisi ke 2 bagian petunjuk masalah, sehingga menjadi seperti pada gambar 11 dibawah.

Gambar 11. bagian petunjuk masalah sebelum di revisi ke 2

Bagian petunjuk masalah di atas pada Untuk itu,bagian petunjuk masalahtersebut gambar 11, memuat petunjuk yang masih

harus diganti menjadi seperti pada gambar 12 belum

menyelesaikan masalah dengan metode polya.

Gambar 12. bagian petunjuk masalah sesudah di revisi ke 2

LKS yang sudah direvisi selanjutnya penggunaan LKS pemecahan masalah, dapat digunakan untuk uji coba terbatas di

mengingat pembelajaran pemecahan masalah SMAN 12 Banda Aceh.

dengan metode polya merupakan hal yang

baru bagi siswa. Berikut ini gambaran saat uji Uji coba dilakukan bertujuan untuk

b. Tes / Uji Coba

coba berlangsung berdasarkan hasil observasi : melihat sejauh mana kepraktisan dan

a) Pembelajaran diawali dengan pemberian keefektifan

masalah nyata yang berhubungan pembelajaran. Setelah LKS divalidasi dan

dengan materi statistika. Peneliti diperbaiki, selanjutnya LKS diujicobakan

bertindak sebagai guru matematika, secara terbatas. Uji coba dilaksanakan

langkah pertama yang dilakukan dalam berdasarkan pembelajaran pemecahan masalah

mengajarkan materi dengan topik (problem solving). Adapun RPP dan Silabus

statistika. Proses pembelajaran seperti yang digunakan dapat dilihat pada lampiran.

yang terdapat dalam RPP liat lampiran Dalam uji coba terbatas tersebut, lembar

2. Masalah-masalah tersebut dirancang kegiatan siswa digunakan dalam kegiatan

untuk membantu siswa menemukan pembelajaran

sendiri konsep yang akan dipelajari. pendekatan pemecahan masalah (problem

masalah-masalah yang solving) . Saat uji coba peneliti menggunakan

Seluruh

diberikan sudah tersaji dalamLKS. satu kelas dengan jumlah siswa 30 orang di

Berikut ini contoh masalah yang tersaji SMAN 12 Banda Aceh, yaitu kelas XI IPA 2.

dalam LKS.

Uji coba dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2017.

Saat uji coba, masing-masing siswa memperoleh satu bundel LKS. Setelah LKS dibagikan, guru menjelaskan tata cara

Gambar 13. Contoh masalah dalam LKS

b) Penyelesaian masalah dilakukan sesuai

Memahami permasalahan dengan langkah-langkah penyelesaian

yaitu

the problem ), masalah yang dikemukakan oleh Polya,

(Understand

merencanakan penyelesaian (Devising a merencanakan penyelesaian (Devising a

mengerjakan masalah-masalah yang ada pada pengecekan kembali (Looking back).

LKS.

Gambar 14. Contoh Jawaban Siswa dalam Menyelesaikan Masalah

Dalam proses penyelesaian masalah, menjaditerbiasa dan menganggap cara tersebut guru menekankan pada siswa bahwa siswa

memudahkan dalam menyelesaikan masalah. dapat menggunakan cara apa saja yang

c) Setelah siswa membaca dan memahami dianggap mudah untuk menyelesaikan

masalah yang ada dalam LKS, siswa masalah tersebut. Dalam gambar di atas,

untuk merencanakan terlihat bahwa siswa menggunakan cara

diminta

dan segera menguraikan dulu semua susunan yang

penyelesaiannya

menyelesaikannya sesuai dengan mungkin. Dalam pembelajaran pemecahan

rencana penyelesaian.Selama proses masalah selama uji coba, terdapat suatu

tersebut, siswa diperbolehkan untuk hambatan yang ditemui. Awalnya ada

berdiskusi dan saling tukar pendapat beberapa siswa yang merasa malas dan bosan

teman-temannya. Siswa karena harus menuliskan hal-hal yang

dengan

memahami semua instruksi yang ada diketahui dan hal-hal yang ditanyakan dalam

dalam LKS dan mengerjakan semua suatu masalah.

masalah yang ada dalam LKS. Selama Sebelumnya siswa tidak terbiasa untuk

Hal

ini dikarenakan

mengerjakan siswa terlihat antusias, menyelesaikan masalah dengan langkah-

walau ada kalanya ada beberapa siswa langkah tersebut.Tetapi lama kelamaan siswa

yang berbicara di luar topik.

Gambar 15. Contoh Jawaban Siswa dalam Merencakan Penyelesaiannya

d) Selama berdiskusi mengerjakan LKS, tangannya dan mengungkapkan apa yang siswa dibimbing dan dipantau oleh guru.

ingin ditanyakan. Berikut ini gambar Guru juga memberikan kesempatan bagi

proses mengajar yang berlangsung. siswa untuk bertanyajika ada yang

pembelajaran sedang mengalami kesulitan. Teknik yang

Ketika

berlangsung,ada beberapa siswa yang digunakan untuk bertanya adalah teknik

kesulitan dalam bertanya langsung. Jika ada yang belum

mengalami

sehingga guru paham siswa langsung mengangkat

menyelesaikannya

membimbing agar siswa tersebut.

Gambar 16. Siswa mengerjakan LKS

Setelah siswa menyelesaikan satu generalisasi dari penyelesaian-penyelesaian masalah, siswa melihat kembali dari masalah

sehingga diperoleh yang baru saja diselesaikannya. Berikut ini

masalah

tersebut,

kesimpulan umum mengenai materi yang pada gambar 22 contoh pengecekan kembali

sedang dipelajari. Di akhir pembelajaran, siswa dari masalah yang dikerjakan siswa yang

bersama guru melakukan refleksi tentang diambil dari masalah.

materi yang dipelajari pada pertemuan tersebut. Setelah semua masalah dalam LKS

Siswa diminta menuliskan dalam secarik kertas terselesaikan, siswa bersama guru melakukan

tentang materi apa saja yang dirasa sulit, materi tentang materi apa saja yang dirasa sulit, materi

rata –rata 5 dan hasil belajar siswa yaitu rata – Selama uji coba, tes hasil belajar

rata 2,77 maka diperoleh kriteria baik/Efektif diberikan sebanyak satu kali, yaitu pada hari

dengan rata-rata skor 4,1. Sesuai ketentuan nilai Selasa tanggal 10 Januari 2017. Hal tersebut

intervalnya pada tabel 3.3 kategori keefektifan. dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa

Berikut masukan dari beberapa siswa/I untuk materi yang akan diujikan tidak banyak. Materi

LKS selanjutnya.

yang diujikan untuk tes hasil belajar mencakup

3 kompetensi dasar.Berdasarkan perhitungan skor angket respon siswa, LKS yang dikembangkan dengan ketentuan nilai aktivitas

Tabel 6. Masukan / Saran Untuk LKS

No Nama Siswa/i Masukan / Saran Untuk LKS

1. X 1 Dengan cara pembelajaran seperti ini saya menjadi bias memahami materi ini.

2. X 2 Saya sangat senang dengan pengajaran ini,sebab

cara

pembelajarannya sangat

gampang kita menerapkannya.

3. X 3 Penggunaan metode yang lebih baik lagi dari ini, supaya dapat lebih menarik minat teman – teman dan saya. Dan juga soal – soal yang lebih menantang lagi.

4. X 4 Menurut saya LKS sangat mendukung dalam pelajaran matematika, tetapi soal yang tadi kurang dimengerti.

5 X 5 Saya sangat senang belajar matematika dengan cara seperti ini tidak terlalu membingungkan.

Jadi fase ini dapat dianggap sebagai fase dilakukan oleh penulis tentang pendekatan

keseluruhan proses pemecahan masalah ( problem solving ) untuk

yang

mengelilingi

perancangan pengembangan. siswa SMA dipantau dari tahapan penyelesaian

5. Fase Implimentasi(implementation)

jawaban para siswa terhadap LKS, maka

implementasi ini tidak hampir rata – rata dari jumlah 30 siswa

Tahap

dilaksanakan karena hanya sampai pada tahap memperoleh nilai yang tuntas, dan 4 dari 30

tes, evaluasi dan revisi saja. Hal ini siswa memperoleh nilai yang kurang

dikarenakan keterbatasan waktu peneliti. memuaskan, daftar nilai dapat dilihat pada

PEMBAHASAN

lampiran. Ini menunjukan bahwa LKS dengan Berdasarkan hasil penelitian yang telah pendekatan problem solving dapat diterima

sebelumnya, langkah-langkah oleh siswa untuk alternatif menyelesaikan

diuraikan

penyusunan lembar kegiatan siswa pada materi materi persoalan statitistika.

statistik dengan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) untuk siswa SMA statistik dengan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) untuk siswa SMA

kemampuan pemecahan Awal(Preliminary

mengembangkan

masalah siswa SMA yang kelak dapat berguna Perancangan(Design),tahap

Investigation ),

tahap

di dunia kerja. Selain itu, dalam pembelajaran Realisasi/Konstruksi(Realization/Construction)

pemecahan masalah, guru menggunakan , tahap Tes, Evaluasi dan Revisi (Test,

masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari Evaluation

sebagai sarana bagi siswa untuk melakukan implementasi (implementation). Kegiatan yang

and Revision )

dan tahap

konsep matematika. dilakukan

generalisasi

suatu

Sehingga, siswa tidak terlalu dipusingkan Awal(Preliminary

dengan istilah-istilah maupun simbol-simbol analisiskondisi siswa, analisis kondisi sekolah,

Investigation )

meliputi

matematika yang rumit. Dalam pembelajaran dan analisis kompetensi. Dari hasil analisis

pemecahan masalah, siswa juga diminta untuk kondisi siswa, diperoleh informasi bahwa (1)

masalah berdasarkan selama ini siswa terbiasa dengan pola

menyelesaikan

kreativitasnya masing-masing. Siswa dapat pengajaran “dijelaskan-contoh-latihan soal”

menyelesaikan suatu masalah melalui berbagai sehingga siswa tidak kreatif dan bingung jika

penyelesaian berdasarkan ada soal sejenis tetapi berbeda konteks, (2)

macam

cara

kemampuan masing-masing siswasehingga siswa belum terbiasa mengerjakan soal dengan

tidak terpatok pada cara penyelesaian yang mengikuti

langkah-langkah

pemecahan

dicontohkan oleh guru.

masalah, sehingga jika ada soal cerita Berdasarkan analisis kondisi sekolah siswabingung tentang cara menyelesaikan soal

diperoleh informasi bahwa guru cenderung tersebut, (3) sebagian besar siswa SMA tidak

menggunakan metode ekspositori untuk menyukai soal-soal dengan istilah matematika

mengajar di kelas. Sehingga siswa kurang aktif yang rumit.

dapat mengkonstruksi permasalahan-permasalahan sehari-hari, (4)

pengetahuannya sendiri. Selain itu, siswa juga siswa memiliki tanggung jawab dengan tugas

tidak memiliki buku pegangan sendiri yang yang diberikan, (5) siswa SMA berdasarkan

dapat dibawa pulang. Dari informasi tersebut, teori perkembangan kognitif Piaget berada pada

kesimpulan bahwa perlu tahap operasional formal, dimana siswasudah

diperoleh

dikembangkan suatu lembar kerja siswa yang mampu berpikir secara konseptual dan

dapat mengaktifkan siswa dan membantu hipotesis.

mengkonstruksi Berdasarkan pertimbangan hasil analisis

siswadalam

proses

pengetahuannya sendiri.Berdasarkan analisis kondisi siswa tersebut, dapat disimpulkan

kompetensi diperoleh kesimpulan bahwa materi bahwa pembelajaran pemecahan masalah

Statistik merupakan materi yang penting karena (problem solving) cocok diterapkan sebagai

penerapannya banyak digunakan dalam pendekatan pembelajaran untuk siswa SMA.

kehidupan sehari-hari.

Hal ini dikarenakan pendekatan pemecahan Di lain pihak, materi ini juga merupakan masalah

materi yang tergolong sulit untuk dikuasai materi yang tergolong sulit untuk dikuasai

dosen ahli. Dari proses validasi tersebut memahami

diperoleh penilaian kelayakan instrumen dan Statistik.Dari hasil analisis kondisi siswa,

masukan untuk perbaikan (revisi) instrumen. analisis

Setelah melalui proses revisi dan instrumen kompetensi, diperoleh kesimpulan bahwa perlu

kondisi

sekolah,dan

analisis

dinyatakan valid, instrumen dapat digunakan dikembangkanLKS

untuk pengambilan data.Tahap Tes, Evaluasi pendekatan pemecahan masalah.Hal ini juga

Statistik

dengan

dan Revisi merupakan pelaksanaan dari mempertimbangkan kenyataan bahwabelum

rencana yang telah disusun pada tahap ada LKS yang dikembangkan sesuai

perancangan(design).

kompetensi yang mampu memfasilitasi siswa Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini dalam

meliputi penulisan LKS, editing atau revisi pemecahan masalah.Tahap selanjutnya yaitu

mengembangkan

kemampuan

awal, dan penilaian LKS. Pada tahap ini, LKS tahap perancangan (design). Kegiatan yang

dikembangkan sesuai dengan aspek kelayakan dilakukan pada tahap perancangan(design)

LKS yang telah ditetapkan oleh BSNP. Setelah meliputi penyusunan instrumen penelitian,

LKS selesai ditulis, LKS diberikan pada dosen penyusunan

pembimbing untuk diperiksa. Dari dosen sistematika,

pembimbing, peneliti memperolehmasukan referensiyang

dan

mempersiapkanbuku

untuk revisi awal LKS. Setelah direvisi dan menyusunLKS.

dinyatakan layak untuk divalidasi, LKS Instrumen

diberikan kepada satu orang pakar dan guru digunakan meliputiinstrumen penilaian LKS

matematika, peneliti memperoleh penilaian oleh pakardan guru, angket respon siswa, tes

kevalidan LKS dan saran untuk perbaikan LKS. hasil belajar, serta lembar observasi.Instrumen

Penilaian LKS oleh pakar meliputi aspek penilaian LKS oleh ahli materi dan ahli media

kompetensi, aspek isi materi, dan aspek disusun guna memperoleh penilaian LKS

kesesuaian LKS dengan pendekatan pemecahan ditinjau dari segi kevalidannya. Instrumen

masalah, dilihat dari aspek kompetensi, LKS penilaian LKS oleh ahli materi meliputi aspek

memperoleh skor rata-rata 4,65. Hal ini berarti kompetensi,

LKS masuk dalam kriteria sangat valid. aspekpendekatan

Penilaian LKS ini nantinya akan Sementara itu, instrumen penilaian LKS oleh

pemecahan

masalah.

digunakan untuk menentukan kepraktisan LKS ahli media mencakup aspek bahasa, aspek

bersamaan dengan rata-rata skor angket respon penyajian, serta aspek kegrafikaan. Setelah

siswa. Sementara itu, dilihat dari kepraktisan penyusunan instrumen penelitian selesai,

LKS berdasarkan penilaian oleh pakar dan guru selanjutnya

matematika memperoleh skor rata-rata 92% diperlihatkan kepada dosen pembimbing.

instrumen-instrumen

tersebut