Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Ramadhania Intan Cahyani 1 , Tara Widiarti S 2 , Jelita Listya Ferdiana 3
1,2,3 STIE Perbanas Surabaya, Jalan Nginden Semolo 34-36 Surabaya 60118. Indonesia.
INFO ARTIKEL
JEL Classification
This study aims to determine the effect of Intellectual G14
G30 Capital (IC) on profitability of manufacturing companies listed
in Indonesia Stock Exchange (IDX). The independent variable of
Keywords : this study is Intellectual Capital (IC) while the dependent variable
intellectual capital (IC), is profitability. Intellectual Capital (IC) was measured using
VAHU (Value Added Human Capital), VAICTM (Value Added Intellectual Coefficient) method which has
VACA (Value Added Capital Employed), 3 indicators, namely VAHU (Value Added Human Capital), VACA STVA (Structural Capital Value Added),
(Value Added Capital Employed), and STVA (Structural Capital profitability, ROA (Return On Asset).
Value Added). Meanwhile, profitability was measured using ROA (Return On Asset). Purposive sampling method was used in this study. Moreover, the populations involved were companies specializing on manufacturing. The total of samples used was
58 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) from 2010-2013 period. In addition, Partial Least Square (PLS) was used as data analysis method. The result showed that Intellectual Capital (IC) has significant effect on profitability of manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). Therefore, VAICTM (Value Added Intellectual Coefficient) method can be used as a tool of decision making for stakeholder by integreting Intellectual Capital (IC) in the decision making process.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Intellectual Capital (IC) terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel bebas dari penelitian ini adalah Intellectual Capital (IC) sedangkan variabel terikat adalah profitabilitas. Modal intelektual (IC) diukur dengan menggunakan metode VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) yang memiliki 3 indikator, yaitu VAHU (Value Added Human Capital), VACA (Value Added Capital Employed), dan STVA (Structural Capital Value Added). Sementara itu, profitabilitas diukur dengan menggunakan ROA (Return On Asset). Metode purposive sampling yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, populasi yang terlibat perusahaan yang mengkhususkan diri pada manufaktur. Total sampel yang
*Email Korespondensi: 1 ramadhania.intan93@gmail.com, 2 tara.widiarti@yahoo.co.id, 3 jelitalistya@yahoo.co.id
Magister Akuntansi Universitas Pancasila
Ramadhania, Tara, Jelita: Pengaruh Intellectual Capital...
digunakan adalah 58 perusahaan manufaktur yang mengajukan suatu ukuran untuk menilai efisiensi terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari periode
dari nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan 2010-2013. Selain itu, Partial Least Square (PLS)
intelektual perusahaan. Pengukuran yang digunakan sebagai metode analisis data. Hasil
dikembangkan oleh Pulic adalah VAIC TM (Value penelitian menunjukkan bahwa Intellectual Capital
Added Intellectual Coefficient). Value added (VA) (IC) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
merupakan suatu indikator yang paling objektif profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di
dalam menilai keberhasilan suatu bisnis dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Oleh karena itu, metode
mampu menunjukkan kemampuan perusahaan VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) dapat
dalam penciptaan nilai (value creation). digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagi
Tujuan utama dalam komponen Value stakeholder dengan integreting Intellectual Capital
Added Intellectual Coefficient (VAIC TM ) adalah (IC) dalam proses pengambilan keputusan.
menciptakan nilai tambah dalam mengetahui ukuran tentang physcal capital (dana-dana
1. Pendahuluan
keuangan) dan intellectual potential (nilai-nilai yang melekat pada karyawan atas kemampuan
Munculnya Intellectual capital (IC) yang dihasilkan). Hal ini dinyatakan bahwa pada awal 1990-an mendapat perhatian lebih kedua tujuan tersebut telah ditunjukkan oleh dari para akademisi, perusahaan maupun para Value Added Intellectual Coefficient agar dapat investor. Intellectual Capital dipandang sebagai dimanfaatkan secara efektif oleh perusahaan. pengetahuan yang digunakan dalam menciptakan Dalam mengelola aset fisik dan finansial kekayaan pada perusahaan. Intellectual capital (IC) merupakan bagian dari aset tidak berwujud dibutuhkan kemampuan yang handal dari
intellectual capital itu sendiri, selain dalam yang sangat bernilai dimana informasinya juga menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai dibutuhkan oleh pihak eksternal, akan tetapi tambah juga diperlukan kemampuan dan daya pengungkapan intellectual capital tidak terdapat pikir dari karyawan sekaligus mengembangkan dalam laporan keuangan. Intellectual capital berbagai cara dalam mengelola perusahaan dan juga merupakan salah satu aset yang penting menjalin hubungan dengan pihak eksternal. bagi perusahaan berupa aset tidak berwujud. Menurut Reza Gharoie Ahangar (2011) Intellectual Capital juga dikenal sebagai menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur penciptaan nilai (value creation). Meningkatnya tekanan dan tanggung jawab bisnis terhadap yang ada di Iran menggunakan intellectual capital
dengan aset fisik yang dimiliki perusahaan dan para investor dan karyawan menunjukkan bahwa terbukti mampu meningkatkan profitabilitas serta pentingnya perhatian pada penciptaan nilai (value daya saing antar perusahaan. Sehingga penelitian creation) dimana sebagai suatu ukuran yang baru atas intellectual capital pada perusahaan dapat terhadap keberhasilan bisnis. Sehingga tujuan digunakan manajemen sebagai informasi tambahan yang diharapkan dari intellectual capital yaitu mampu meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengetahui keterkaitan intellectual capital
terhadap perkembangan perusahaan di masa dalam jangka panjang yang dapat dicapai yang akan datang. Sumber daya manusia pada melalui investasi pada sumber daya intelektual sektor manufaktur juga memiliki peranan yang terutama pada human capital, yang merupakan penting terhadap aktivitas perusahaan, sehingga faktor penciptaan nilai pada bisnis yang semakin perusahaan dapat memperkuat manajemen modern (Ulum, 2009 : 84). melalui intellectual capital dalam mencapai Pada tahun 1998, ada seorang ahli keunggulan yang kompetitif. Penggunaan atas bernama Pulic yang mengembangkan pengukuran intellectual capital yang dimiliki perusahaan terhadap Intellectual Capital. Namun Pulic tidak tidak hanya untuk menghasilkan pendapatan mengukur secara langsung Intellectual Capital tetapi juga mampu meningkatkan daya saing yang terdapat pada perusahaan, tetapi dia hanya melalui aset fisik yang dimiliki perusahaan.
Magister Akuntansi Universitas Pancasila
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 1, Juni 2015, hal 1 - 18 ISSN 2339 - 1545
Selain itu, penelitian menurut Daniel melalui 2 bidang yaitu bidang etika (moral) maupun Zeghal dan Anis Maaloul (2010) menyatakan
bidang manajerial. Bidang etika menyatakan bahwa Value Added Intellectual Coefficient
bahwa seluruh stakeholder mempunyai hak untuk (VAIC TM ) mempunyai hubungan yang positif
diperlakukan secara adil oleh perusahaan serta para dengan kinerja ekonomi, kinerja keuangan, dan
manajer harus mengelola keuntungan perusahaan kinerja pasar saham. Hal ini dapat memberikan
untuk kepentingan seluruh stakeholder (Ulum, dampak yang positif terhadap perusahaan seperti
2009 : 5-6). Ketika manajer dapat mengelola dapat mengurangi biaya produksi perusahaan dan
perusahaan secara maksimal, khusunya dalam meningkatkan value creation (penciptaan nilai)
mengelola value creation, hal ini menunjukkan bagi perusahaan yang dapat diinformasikan pada
bahwa manajer telah memenuhi bidang etika dari para investor serta pemangku kepentingan yang
teori stakeholder (Ulum, 2009 : 6). Pengelolaan lain. Apabila perusahaan mampu mengurangi biaya
yang baik atas seluruh potensi yang dimiliki produksi, maka perusahaan dapat meningkatkan
perusahaan dapat menciptakan value added bagi profitabilitas. Hal ini yang menunjukkan
perusahaan yang dimana mampu mendorong adanya keterkaitan intellectual capital terhadap
kinerja keuangan perusahaan untuk kepentingan profitabilitas perusahaan. Sehingga diharapkan
stakeholder .
perusahaan dapat memaksimalkan pemanfaatan Sedangkan pada bidang manajerial dari atas intellectual capital yang dimiliki.
teori stakeholder menyatakan bahwa kemampuan Beberapa
stakeholder dalam mempengaruhi manajemen bahwa perusahaan yang dapat memanfaatkan
penelitian
menyatakan
harus dipandang sebagai fungsi dari tingkat intellectual capital secara efektif dan efisien
pengendalian stakeholder atas sumber daya yang dapat menjadi kunci dari kesuksesan perusahaan
dibutuhkan perusahaan (Ulum, 2009 : 6). Ketika tersebut dalam memperoleh keunggulan
para stakeholder berusaha untuk mengendalikan yang kompetitif. Sehingga perusahaan yang
sumber daya perusahaan, maka pengendalian memiliki kinerja intellectual capital yang tinggi
atas sumber daya dapat difokuskan untuk diharapkan memiliki tingkat profitabilitas yang
meningkatkan kesejahteraan para stakeholder. tinggi. Sehingga penelitian ini akan menguji
Kesejahteraan tersebut dapat diwujudkan pada dan menganalisis “Pengaruh Intellectual
perolehan return yang semakin tinggi yang Capital terhadap Profitabilitas pada Perusahaan
dihasilkan oleh perusahaan (Ulum, 2009 : 6). Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Intellectual Capital (IC)
Intellectual capital merupakan sumber
2. Telaah Teori dan Pengembangan Hipotesis
daya pengetahuan dalam bentuk karyawan, pelanggan, proses atau teknologi yang dimana
Stakeholder Theory
perusahaan dapat menggunakannya untuk proses Teori yang mendukung atas penelitian ini penciptaan nilai (value creation) bagi perusahaan adalah stakeholder theory. Stakeholder theory (Bukh et al., 2005). Intellectual Capital mencakup menyatakan bahwa seluruh stakeholder memiliki tentang pengetahuan karyawan, organisasi dan hak untuk disediakan informasi tentang aktivitas kemampuan perusahaan dalam menciptakan perusahaan yang dapat mempengaruhi keputusan
nilai tambah (value added) dan keunggulan para stakeholder bahkan ketika para stakeholder
yang kompetitif. Intellectual capital merupakan memilih untuk tidak menggunakan informasi bagian dari aset tidak berwujud yang memegang tersebut atau ketika para stakeholder secara peranan penting dalam meningkatkan daya saing langsung dapat berperan dalam kelangsungan perusahaan dan juga dapat dimanfaatkan secara hidup perusahaan (Ulum, 2009 : 4).
Pada konsep intellectual capital yang efektif oleh manajemen untuk meningkatkan
profitabilitas perusahaan.
terdapat dalam teori stakeholder dapat dipandang Intellectual Capital merupakan landasan
Magister Akuntansi Universitas Pancasila
Ramadhania, Tara, Jelita: Pengaruh Intellectual Capital...
dasar bagi perusahaan untuk berkembang entitas penciptaan nilai atau value creating entity serta memiliki keunggulan yang kompetitif
(Ulum, 2009 : 87). Perhitungan untuk VAIC TM dibandingkan perusahaan lain. Intellectual
(Value Added Intellectual Coefficient) lebih Capital dapat dibentuk melalui tiga kategori yaitu
memfokuskan pada beban karyawan dikarenakan pengetahuan yang berhubungan dengan karyawan
dalam konsep utama dari VAIC TM (Value Added yang disebut human capital, pengetahuan yang
Intellectual Coefficient) menyatakan bahwa berhubungan dengan pelanggan yang disebut
manusia yang memiliki potensi pengetahuan customer atau relational capital, dan pengetahuan
yang tinggi bertanggung jawab terhadap yang behubungan dengan perusahaan yang
keberhasilan dan kinerja selama berada di dalam disebut structural atau organizational capital
suatu perusahaan.
(Ulum, 2009 : 23).
Pengukuran Intellectual Capital (IC)
Pengukuran VAIC TM Value Added Intellectual Coefficient (VAIC (Value Added
TM
Value Added Intellectual Coefficient Intellectual Coefficient) melalui penjumlahan
dari tiga komponen yaitu VAHU (Value Added (VAIC ) pertama kali dikembangkan oleh
TM
Pulic pada tahun 1998. Value Added Intellectual Human Capital), VACA (Value Added Capital
Coefficient (VAIC Employee), dan STVA (Structural Capital Value ) digunakan untuk pengukuran
TM
intellectual capital . Dan ketiga komponen pembentuk
secara tidak langsung dalam VAIC TM mengukur efisiensi nilai tambah (Value Added (Value Added Intellectual Coefficient)
Added)
dapat diukur sebagai berikut: Added Intellectual Coefficient) dirancang untuk
– VA) pada suatu perusahaan. VAIC TM (Value
a. Value Added Human Capital (VAHU)
menyajikan informasi tentang value creation Human capital menunjukkan kemampuan yang efficiency dari aset berwujud (tangible asset)
dimiliki karyawan dalam memberikan solusi, dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang
berinovasi, dan melakukan perubahan positif di dimiliki oleh perusahaan (Ulum, 2009 : 86-87).
dalam persaingan lingkungan kerja. Sehingga, Metode Value Added Intellectual Coefficient
Value Added Human Capital (VAHU) merupakan (VAIC TM ) relatif mudah untuk digunakan, karena
salah satu pengukuran intellectual capital yang menggunakan data dari akun-akun yang berada
menunjukkan berapa banyak Value Added (VA) di dalam laporan keuangan perusahaan seperti
dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan neraca, laba rugi, dan catatan atas laporan
untuk tenaga kerja. Hubungan antara VA (value keuangan (Ulum, 2009 : 86-87).
added) dan HC (human capital) mengindikasikan Value Added (VA) dianggap indikator
kemampuan dari Human Capital dalam paling objektif dalam menilai keberhasilan bisnis
menciptakan nilai di dalam perusahaan, dengan serta dapat menunjukkan kemampuan perusahaan
kata lain rasio ini menunjukkan kontribusi yang dalam penciptaan nilai (value creation). Value
dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan Added (VA) dapat dihitung melalui selisih
dalam HC (Human Capital) terhadap value added antara output dan input . Value Added (VA) dapat
(VA) perusahaan (Ulum 2009 : 87-88). VAHU dipengaruhi oleh efisiensi dari Human Capital
(Value Added Human Capital) dapat dihitung (HC), Structural Capital (SC), dan Capital
dengan mencari hasil dari VA (value added) yang Employed (CE). Output (OUT) mencakup
didapat dari selisih OUT (output) dan IN (input), pendapatan (revenue) dan seluruh produk dan
kemudian dibagi dengan Human Capital (HC) jasa yang dijual, sedangkan input (IN) mencakup
yang merupakan beban karyawan. seluruh beban dan biaya yang digunakan dalam
b. Value Added Capital Employee ( VACA)
memperoleh pendapatan (revenue) kecuali beban Value Added Capital Employee (VACA) adalah
karyawan (labour expenses) . Beban karyawan indikator untuk VA (value added) yang diciptakan
tidak termasuk dalam input (IN) karena menurut oleh satu unit dari physical capital – modal fisik model Pulic tenaga kerja dianggap sebagai
Magister Akuntansi Universitas Pancasila
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 1, Juni 2015, hal 1 - 18 ISSN 2339 - 1545
dan rasio ini menunjukkan kontribusi yang kerugian cenderung terlambat menyampaikan dibuat oleh setiap unit dari capital employed
laporan keuangan.
(CE) terhadap value added (VA) perusahaan Terdapat beberapa indikator yang (Ulum, 2009 : 87). VACA (Value Added Capital
digunakan dalam mengukur profitabilitas yaitu Employee) merupakan kemampuan perusahaan
rasio profit margin, return on asset, dan return on dalam mengelola sumber daya berupa capital
equity. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur asset yang apabila dikelola dengan baik akan
dengan menggunakan rasio return on asset meningkatkan kinerja keuangan perusahaan
(ROA), dimana menghubungkan antara laba (Kartika and Hatane, 2013). VACA (Value
yang diperoleh dari kegiatan pokok atau aktivitas Added Capital Employee) dapat dihitung dengan
perusahaan dengan aset yang dimiliki untuk mencari nilai VA yang merupakan selisih antara
menghasilkan pendapatan serta keuntungan bagi OUT (output) dan IN (input), kemudian dibagi
perusahaan. ROA (return on asset) merupakan dengan Capital Employed (CE) yang merupakan
salah satu indikator keberhasilan perusahaan ekuitas.
dalam menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi
c. Structural Capital Value Added (STVA)
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan Structural Capital Value Added (STVA)
laba (Rachmawati, 2012).
merupakan suatu pengukuran dari efisiensi SC (structural capital). STVA (Structural Capital
Pengaruh Intellectual Capital terhadap
Value Added) mengukur jumlah structural
Profitabilitas
capital yang dibutuhkan dalam menghasilkan Intellectual Capital (IC) merupakan
satu rupiah dari value added dan merupakan bagian dari aset tidak berwujud tetapi memiliki indikasi atas keberhasilan SC dalam penciptaan
peran yang penting pada suatu organisasi nilai atau value creation (Ulum, 2009 : 88). Nilai
atau perusahaan. Tidak mudah mengukur yang terdapat pada structural capital tergantung
Intellectual capital secara langsung. Sehingga, pada nilai human capital . Semakin besar nilai
pada tahun 1998 seorang peneliti bernama human capital, maka semakin kecil nilai SC
Pulic mengembangkan metode pengukuran atas (structural capital) yang akan dihasilkan.
intellectual capital secara tidak langsung. Metode Sebaliknya, semakin kecil nilai human capital
yang dikembangkan berfokus pada nilai tambah maka semakin besar nilai SC (structural capital)
(value added) yang dimiliki oleh perusahaan. yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan nilai SC
Nilai tambah dapat dihasilkan melalui human (structural capital) diperoleh dari selisih antara
capital, capital employed, dan structural capital VA (value added) dan HC (human capital) .
yang merupakan sumber daya pada organisasi atau perusahaan. Human capital, capital employed,
Profitabilitas
dan structural capital merupakan komponen Profitabilitas merupakan suatu peng-
pembentuk dari intellectual capital. Metode ukuran atas kemampuan perusahaan dalam
yang dikembangkan Pulic terkait intellectual menghasilkan
capital disebut VAIC TM (Value Added Intellectual Profitabilitas dapat mencerminkan tingkat
Coefficient). Metode ini relatif mudah digunakan efektivitas yang dicapai oleh suatu perusahaan.
karena data yang diperlukan terdapat pada laporan Beberapa fenomena menunjukkan bahwa
keuangan perusahaan, seperti neraca, laba rugi, perusahaan yang memiliki keuntungan atas
dan catatan atas laporan keuangan. operasi perusahaan yang dilakukan cenderung
Menurut Kartika dan Hatane (2013), menyampaikan laporan keungan secara tepat
hasil pengukuran yang dilakukan atas ketiga waktu. Sebaliknya, beberapa fenomena juga
komponen intellectual capital menunjukkan menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penurunan atas profitabilitas atau mengalami
terhadap profitabilitas. Apabila semakin baik
Magister Akuntansi Universitas Pancasila
Ramadhania, Tara, Jelita: Pengaruh Intellectual Capital...
perusahaan dalam mengelola ketiga komponen Profitabilitas merupakan suatu pengukuran intellectual capital, maka dapat menunjukkan
atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan semakin baik perusahaan dalam mengelola aset.
laba. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur Apabila perusahaan dapat mengelola aset dengan
dengan menggunakan rasio return on asset baik serta mampu menekan biaya operasional,
(ROA). Profitabilitas diukur menggunakan ROA maka nilai tambah (value added) perusahaan
(Return On Asset) karena ROA (Return On Asset) dapat meningkat yang merupakan hasil atas
merupakan indikator yang dapat menggambarkan kemampuan intelektual perusahaan. Berdasarkan
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan uraian tersebut, maka penelitian ini dapat
laba, sehingga semakin tinggi profitabilitas dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
maka semakin tinggi kemampuan perusahaan Hipotesis 1: Intellectual Capital (IC) berpengaruh
dalam menghasilkan laba (Rachmawati, 2012). terhadap profitabilitas.
Return On Asset (ROA) digunakan untuk Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian menghitung kelebihan return dari tangible asset milik perusahaan dan mengasumsikannya
ini adalah sebagai berikut: sebagai intangible asset untuk dihitung sebagai
Gambar 1 intellectual capital (Ulum, 2009 : 33). Kerangka Pemikiran
Laba Sebelum Pajak
ROA =
Total Aset
Intellectual Capital
Variabel independen dari penelitian ini
3. Metode
adalah intellectual capital (IC) yang diukur
Identifikasi Variabel
dengan instrumen Value Added Intellectual Berdasarkan TM landasan teori dan Coefficient (VAIC ). Value Added Intellectual
hipotesis yang telah dijelaskan,maka variabel TM Coefficient (VAIC ) dikembangkan oleh Pulic untuk penelitian yaitu variabel dependen
di tahun 1998. Pada Value Added Intellectual merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
Coefficient terdapat tiga komponen koefisien variabel independennya. Varibel dependen pada
efisiensi pembentuk intellectual capital yang penelitian ini adalah Profitabilitas. Indikator
harus dihitung terlebih dahulu yaitu human capital dalam pengukuran profitabilitas menggunakan
(HC), capital employed (CE), dan structural Return On Asset (ROA). Variabel independen
capital (ST). Value Added Intellectual Coefficient merupakan variabel yang dapat memengaruhi TM (VAIC )
mengindikasikan kemampuan variabel dependen. Variabel independen pada
intelektual perusahaan dapat dianggap sebagai penelitian ini adalah intellectual capital (IC),
Business Performance Indicator – BPI (Ulum, dimana intellectual capital ini memiliki indikator TM 2009 : 90). Cara menghitung VAIC (Value
sebagai berikut: Added Intellectual Coefficient) adalah dengan
a. VAHU (Value Added Human Capital). menjumlahkan ketiga komponen koefisien
b. VACA (Value Added Capital Employed) efisiensi pembentuk intellectual capital. Rumus
c. TM STVA (Structural Capital Value Added) perhitungan VAIC (Value Added Intellectual Coefficient) adalah sebagai berikut:
Definisi Operasional dan Pengukuran
VAIC TM = VAHU + VACA + STVA
VAIC TM = Value Added Intellectual Coefficient
Magister Akuntansi Universitas Pancasila
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 1, Juni 2015, hal 1 - 18 ISSN 2339 - 1545
VAHU = Value Added Human Capital
= Total biaya dan beban VACA = Value Added Capital Employed
Input (IN)
operasional dikurangi STVA = Structural Capital Value Added
beban karyawan. Agar dapat melakukan pengukuran terhadap
VA = Selisih antara Output VAIC TM (Value Added Intellectual Coefficient)
dan Input . terlebih dahulu perlu melakukan perhitungan
Capital Employed (CE) = Ekuitas terhadap ketiga komponen intellectual capital
yaitu VAHU (Value Added Human Capital), VACA (Value Added Capital Employed), dan
STVA (Structural Capital Value Added)
STVA (Structural Capital Value Added) STVA (Structural Capital Value Added) . Langkah- langkah perhitungan atas ketiga komponen mengukur jumlah SC (structural capital) yang
dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah intellectual capital adalah sebagai berikut:
dari VA (value added) dan merupakan indikasi
VAHU (Value Added Human Capital).
bagaimana keberhasilan SC (structural capital) VAHU (Value Added Human Capital)
dalam penciptaan nilai (Ulum, 2009: 86-90). menunjukkan berapa banyak VA (Value Added)
VA = OUT – IN dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan STVA = untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan SC/VA
kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang
Dimana:
diinvestasikan dalam HC (Human Capital)
= Pendapatan dan terhadap value added perusahaan (Ulum, 2009:
Output (OUT)
pendapatan lain. 86-90).
= Total biaya dan beban VA = OUT – IN operasional dikurangi VAHU = VA/HC beban karyawan.
Input (IN)
Dimana: VA = Selisih antara Output Output (OUT)
= Pendapatan dan
dan Input .
pendapatan lain.
Structural Capital (SC) = VA – HC Input (IN)
= Total biaya dan beban
operasional dikurangi VA = Beban karyawan.
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan
Selisih antara Output
Sampel
Populasi yang digunakan dalam Human Capital (HC) = Beban karyawan.
dan Input .
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel merupakan bagian dari populasi (Ulum
VACA (Value Added Capital Employed)
et.al 2008). Teknik yang akan digunakan dalam VACA (Value Added Capital Employed)
pengambilan sampel adalah purposive sampling, adalah indikator untuk VA (value added) yang
dimana pemilihan sampel berdasarkan pada diciptakan oleh satu unit dari physical capital.
beberapa kriteria tertentu yang telah ditetapkan Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat
oleh peneliti. Kriteria sampel yang ditetapkan oleh setiap unit dari CE (capital employed)
oleh peneliti adalah sebagai berikut: terhadap value added perusahaan (Ulum, 2009:
1. Perusahaan yang selalu listed di Bursa Efek 86-90).
VA = OUT – IN Indonesia (BEI) selama tahun 2010 – 2013. VACA = VA/CE
2. Perusahaan yang melaporkan laporan keuangannya menggunakan mata uang
Dimana:
rupiah.
Output (OUT) = Pendapatan dan pendapatan
3. Perusahaan memiliki nilai laba positif selama lain.
Magister Akuntansi Universitas Pancasila
Ramadhania, Tara, Jelita: Pengaruh Intellectual Capital...
tahun 2010-2013 yang berarti perusahaan ROA (Return On Asset) untuk periode tahun 2010 tidak mengalami kerugian selama tahun
sampai dengan tahun 2013 (Ulum et.al 2008). 2010-2013.
Uji Outer Model
Indikator formatif pada dasarnya
Data dan Metode Pengumpulan Data
merupakan hubungan regresi dari indikator ke Data yang digunakan dalam penelitian ini konstruk, maka cara menilainya adalah dengan adalah data sekunder. Sumber data penelitian ini
melihat nilai koefisien regresi dan signifikansi adalah laporan keuangan dari setiap perusahaan
dari koefisien regresi tersebut (Ulum et.al yang bergerak di sektor manufaktur dan telah
2008). Antara konstruk dan indikator formatif diaudit oleh auditor independen. Data yang akan
diasumsikan bahwa setiap indikatornya dapat diolah juga akan disesuaikan dengan kriteria
menjelaskan karakteristik domain konstruknya. yang telah ditetapkan oleh peneliti. Data yang
digunakan diperoleh melalui website Bursa Efek Arah indikator formatif adalah dari indikator ke arah konstruk. Apabila terjadi kesalahan dalam
Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. pengukuran, maka kesalahan pengukuran hanya
Metode yang akan dilakukan dalam ditujukan pada konstruk dan tidak pada indikator,
penelitian ini menggunakan metode arsip, dimana sehingga pengujian validitas dan reliabilitas pada data akan diperoleh melalui laporan keuangan konstruk tidak diperlukan (Ghozali dan Latan
perusahaan yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan peneliti melalui laporan keuangan tersebut. Pengumpulan data dianggap Pada uji outer model dapat dilakukan
evaluasi dengan melihat nilai signifikansi selesai apabila data telah disesuaikan dengan
weight t-statistik . Sehingga dalam memperoleh kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Hal ini
nilai signifikansi weight harus melalui prosedur bertujuan untuk menyeleksi data yang diperlukan
resampling atau bootstrapping . Apabila nilai serta mendukung permasalahan dan topik yang
signifikansi weight t-statistics > 1,96 maka akan dijadikan pada fokus penelitian ini.
indikator konstruk adalah valid (Ghozali
Metode Analisis Data dan Latan 2012 : 81-82). Pada hasil uji outer
Metode analisis data yang digunakan model untuk model formatif dapat digunakan untuk mengetahui keandalan indikator, artinya
adalah metode partial least squares (PLS). Analisis data ini digunakan untuk menguji dapat mengetahui indikator yang digunakan
pengaruh Intellectual Capital (IC) dengan memiliki kontribusi yang kuat atau lemah dalam
komponen pembentuk yaitu VAHU (Value Added membangun atau mendukung konsep pengukuran
konstruk.
Human Capital), VACA (Value Added Capital
Employed), dan STVA (Structural Capital Value
Uji Inner Model
Added) terhadap profitabilitas. Tahapan dalam Pengujian inner model atau model
penelitian ini adalah sebagai berikut: struktural dilakukan untuk melihat hubungan
Statistik Deskriptif
antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square Dalam pengujian statistik deskriptif
dari model penelitian. Model struktural dievaluasi menunjukkan jumlah data, nilai minimum, nilai
dengan menggunakan R-square untuk konstruk maksimum, nilai means, dan nilai standar deviasi
dependen dan uji t (Ulum et.al 2008). atas variabel independen yaitu VAIC TM (Value
R-squares digunakan untuk menilai Added Intellectual Coefficient) dan komponen-
model kerangka pemikiran melalui Partial Least komponen yang membentuknya, yaitu: VAHU
Squares (PLS) untuk setiap variabel dependen. (Value Added Human Capital), VACA (Value
Hasil R-squares menunjukkan jumlah variance Added Capital Employed), dan STVA (Structural
dari konstruk yang dijelaskan oleh model. Apabila Capital Value Added)
nilai R-squares menunjukkan 0.75 maka model yaitu profitabilitas yang menggunakan komponen
serta variabel dependen
dikatakan kuat. Selain itu, apabila nilai
Magister Akuntansi Universitas Pancasila
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 1, Juni 2015, hal 1 - 18 ISSN 2339 - 1545
Tabel 1. Descriptive Statistics
Std. Deviation
1.938286 Valid N
R-squares menunjukkan 0.50 Pengujian hipotesis (Value Added Human Capital) memiliki nilai
dapat dilihat dari maka model dikatakan minimum 1.198 yang terdapat pada PT. Kedaung moderate. Jika nilai R-squares menunjukkan 0.25
Indah Can Tbk dan nilai maksimum 6.778 maka model dikatakan lemah (Ghozali dan Latan
terdapat pada PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk. 2012 : 82). hasil uji t, sehingga hipotesis dapat Nilai minimum VACA (Value Added Capital dinyatakan ditolak atau diterima melalui nilai
Employed) sebesar 0.124 yang terdapat pada PT. dari t-statistic pada inner model. Pada hasil uji
Jaya Pari Steel Tbk dan nilai maksimum sebesar t, apabila t-hitung > t-tabel, yaitu 1.96, maka Ha
1.807 yang terdapat pada PT. Multi Bintang diterima (Ghozali dan Latan 2012 : 85).
Indonesia Tbk. STVA (Structural Capital Value Added) memiliki nilai minimum sebesar 0.155
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
yang terdapat pada PT. Kedaung Indah Can Tbk
Statistik Deskriptif
dan nilai maksimum sebesar 0.850 yang terdapat Analisis statistik deskriptif digunakan
pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. untuk menjelaskan jumlah sampel yang digunakan
Berdasarkan nilai rata-rata yang telah dalam penelitian ini. Jumlah sampel pada
diketahui pada statistik deskriptif menunjukkan penelitian ini sebanyak 58 perusahaan manufaktur
bahwa nilai rata-rata lebih besar daripada standar dari 138 perusahaan manufaktur yang terdaftar
deviasi dimana nilai rata-rata VAHU (Value di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada statistik
Added Human Capital) sebesar 3,219 ≥ 1,619 deskriptif dapat memberikan informasi terhadap
yang merupakan standar deviasi dari VAHU obyek penelitian yang terdapat di Tabel 1 dan 2
(Value Added Human Capital). yaitu informasi nilai minimum, maximum, rata-
Nilai rata-rata VAHU menjelaskan bahwa rata, dan standar deviasi pada variabel independen
setiap 1 rupiah yang diinvestasikan pada beban dan dependen. Pada penelitian ini menggunakan
karyawan mampu menghasilkan laba diluar variabel independen yaitu intellectual capital dan
beban karyawan sebesar 3,219 kali. Pada nilai variabel dependen menggunakan profitabilitas.
rata-rata VACA (Value Added Capital Employed) Pengolahan data statistik deskriptif menggunakan
dan standar deviasi VACA (Value Added Capital software IBM SPSS versi 20. Analisis statistik
Employed) menunjukkan nilai sebesar 0,456 ≥ deskriptif dijelaskan sebagai berikut ini:
0,349. Nilai rata-rata VACA menjelaskan bahwa
1. Deskriptif indikator intellectual capital
setiap 1 rupiah yang diinvestasikan pada ekuitas Berdasarkan Tabel 1 bahwa jumlah
mampu menghasilkan laba diluar beban karyawan sampel yang dianalisis dalam statistik deskriptif
sebesar 0,456 kali. Pada nilai rata-rata STVA berjumlah 58 perusahaan manufaktur. VAHU
(Structural Capital Value Added) dan standar deviasi STVA (Structural Capital Value
Magister Akuntansi Universitas Pancasila
Ramadhania, Tara, Jelita: Pengaruh Intellectual Capital...
Tabel 2. Descriptive Statistics
Std. Deviation ROA
.125598 Valid N
Added) menunjukkan nilai sebesar 0,589 ≥ terhadap profitabilitas yang diukur menggunakan 0,195. Nilai rata-rata STVA menjelaskan bahwa
ROA (Return On Asset). Berdasarkan hasil rata- setiap 1 rupiah laba diluar beban karyawan yang
rata ROA (Return On Asset) diketahui sebesar akan diinvestasikan oleh perusahaan mampu
0,155 lebih besar daripada standar deviasi yang mencadangkan sarana dan prasarana bagi
bernilai 0,126 sehingga menunjukkan bahwa karyawan sebesar 0,589 kali. Jadi sebaran data
sebaran data ROA (Return On Asset) tergolong yang digunakan penelitian ini tergolong baik
baik dikarenakan tidak terlalu banyak variasi. dan tidak terlalu banyak variasi karena rata-rata
Nilai rata-rata ROA menjelaskan bahwa setiap 1 dari VAHU, VACA, dan STVA ≥ standar deviasi
rupiah yang total aset yang dimiliki perusahaan VAHU, VACA, dan STVA.
mampu menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Berdasarkan nilai rata-rata VAIC TM 0,126 kali. Pada nilai minimum ROA (Return
(Value Added Intellectual Coefficient) yang On Asset) sebesar 0,014 yang terdapat pada PT. telah diketahui pada statistik deskriptif
Prima Alloy Steel Universal Tbk, sedangkan nilai menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar
maksimum ROA (Return On Asset) sebesar 0,642 4,264 lebih besar daripada standar deviasi
terdapat pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. dengan nilai sebesar 1,938, sehingga sebaran
Pada penelitian ini diperluas dengan data pada VAIC TM tergolong baik karena tidak
adanya pengujian sebelum dan sesudah terlalu banyak variasi. Nilai rata-rata VAIC TM implementasi IFRS (International Financial
diperoleh dari penjumlahan VAHU (Value Added Reporting Standards) secara mandatory yang Human Capital), VACA (Value Added Capital
dilakukan dengan pertimbangan bahwa terdapat Employed), dan STVA (Structural Capital Value
perubahan regulasi terkait penyajian laporan Added) secara berturut-turut sebesar 3,219;
keuangan terutama pada penyajian laba. 0,456; 0,589 sehingga diperoleh rata-rata VAIC TM Sementara laba merupakan bagian penting dalam
sebesar 4,264 yang menunjukkan bahwa rata- penilaian value added (VA). Pengujian per sektor rata perusahaan manufaktur telah berkontribusi
industri bertujuan untuk melakukan analisis terhadap intellectual capital sebesar 4,264. Nilai
secara mendalam dan membuktikan konsistensi VAIC TM minimum adalah 1,646 yang terdapat
hasil pada model utama dalam pengujian ini. Hasil pada PT. Sierad Produce Tbk. Untuk nilai VAIC TM pengujian menunjukkan bahwa secara keseluruhan
maksimum adalah 8,894 yang terdapat pada PT. sektor industri manufaktur sebelum dan setelah Unilever Indonesia Tbk.
implementasi IFRS (International Financial Reporting Standards) membuktikan hasil yang
Deskriptif indikator profitabilitas
konsisten dengan model utama. Sementara untuk Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa
per sektor industri sebelum implementasi IFRS jumlah sampel yang dianalisis dalam statistik
secara mandatory terdapat 2 sektor industri deskriptif berjumlah 58 perusahaan. Pada Tabel
manufaktur yang tidak berpengaruh yaitu sektor
2 menggambarkan deskripsi variabel-variabel semen dan plastik kemasan. Sedangkan pengujian
penelitian dalam menguji intellectual capital
setelah imlementasi IFRS
Magister Akuntansi Universitas Pancasila
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 1, Juni 2015, hal 1 - 18 ISSN 2339 - 1545
Tabel 3. Outer Weights (T-Values)
Original Sample
Sample
Standard
Standard T Statistics
(O)
Mean (M)
Deviation
Error (|O/STERR|)
(STDEV)
(STERR)
ROA -> Profitabilitas
STVA -> Intellectual Capital
0,106592 3,697335 VACA -> Intellectual
0,036827 20,779920 VAHU -> Intellectual
menunjukkan hasil yang konsisten yaitu Capital Value Added) dan VACA (Value Added setiap sektor industri manufaktur memiliki
Capital Employed) memiliki kontribusi yang adanya pengaruh intellectual capital terhadap
kuat dalam membangun atau mendukung konsep profitabilitas.
pengukuran intellectual capital. Sedangkan Hasil konsistensi penelitian ini juga
indikator VAHU (Value Added Human Capital) diperkuat pada pengujian per sektor industri
dinyatakan tidak valid karena VAHU memiliki selama 4 tahun (2010-2013) yang menunjukkan
nilai sebesar 0,984 < 1,96. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh intellectual capital terhadap
bahwa VAHU (Value Added Human Capital) profitabilitas. Jadi, secara keseluruhan penelitian
memiliki kontribusi yang lemah dalam ini terbukti konsisten dengan tidak adanya
membangun atau mendukung konsep pengukuran nilai negative pada nilai signifikansi, sehingga
intellectual capital . Pada ROA (Return On Asset) perluasan yang dilakukan pada penelitian ini
tidak terdapat angka t-statistics dalam outer merupakan temuan yang menarik dalam penelitian
weight dikarenakan ROA merupakan satu satunya ini. Penjelasan penelitian ini akan dijelaskan lebih
indikator formatif pada variabel dependen. spesifik pada analisis uji outer model dan analisis uji inner model.
Analisis Uji Inner Model
Seluruh sektor industri manufaktur 2010-
Analisis Uji Outer Model
Tabel 3 adalah seluruh sektor industri
Tabel 4.
manufaktur 2010-2013, berdasarkan hasil outer
R Square
weight yang melalui bootstrapping untuk seluruh
R Square
sektor industri manufaktur periode 2010-2013
Intellectual Capital
dapat dilihat terdapat nilai t statistics pada
0.716993 beberapa indikator konstruk formatif yang valid
Profitabilitas
dan tidak valid. Indikator konstruk formatif Pada Tabel 4 untuk tabel R square yang valid adalah STVA (Structural Capital
menunjukkan nilai R square untuk variabel Value Added) dan VACA (Value Added Capital
profitabilitas sebesar 0.716993 yang berarti Employed) karena STVA memiliki nilai sebesar
variabel profitabilitas termasuk dalam kategori 3,69 > 1,96 dan VACA memiliki nilai sebesar
moderate untuk seluruh sektor industri manufaktur 20,77 > 1,96 maka keduanya dinyatakan valid.
selama tahun 2010-2013. Hal ini dikarenakan Hal ini menunjukkan bahwa STVA (Structural
0,75 ≥ R square ≥ 0,50.
Magister Akuntansi Universitas Pancasila
Ramadhania, Tara, Jelita: Pengaruh Intellectual Capital...
Tabel 5.
Berdasarkan hasil uji inner model t statistics pada
Inner Model T-Statistic
Tabel 5 dengan menggunakan bootstrapping,
Intellectual
Profitabilitas
variabel intellectual capital berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini Intellectual
Capital
dikarenakan nilai yang dihasilkan sebesar Capital
27,300943 > 1.96 untuk seluruh sektor industri Profitabilitas
manufaktur pada tahun 2010-2013.
Tabel 6. Pembahasan Hasil Uji Outer Model
Komponen Utama
Komponen Pendukung
Keseluruhan (010-2013)
Sebelum IFRS
Sesudah IFRS
(2012-2013) No Keterangan
(2010-2011)
VAHU VACA STVA VAHU VACA STVA VAHU VACA STVA
Seluruh Sektor
1,649 14,817 1,542 Industri
Per Sektor Industri :
0,931 3,070 0,000 dan Kaca Logam dan
0,006 1,350 Sejenisnya 1,221 7 4 Kimia
5 Plastik dan 4 0,293 5,862
dan barang 12 keperluan
1,749 2,395 0,425 rumah tangga
Peralatan 13 Rumah
0,217 6,154 9,652 12,665 7,376 7,531 4,634 Tangga
Magister Akuntansi Universitas Pancasila
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 1, Juni 2015, hal 1 - 18 ISSN 2339 - 1545
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kosmetik dan barang keperluan rumah tangga, pengaruh intellectual capital (IC) terhadap
dan peralatan rumah tangga. profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang
VACA (Value Added Capital Employed) terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel
merupakan salah satu indikator pengukur penelitian ini terdiri dari 58 perusahaan manufaktur
intellectual capital yang menggambarkan setiap yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1 unit ekuitas dalam menciptakan value added Pada penelitian ini dilakukan perluasan dengan
(VA) perusahaan. VACA (Value Added Capital menganalisis sebelum dan setelah implementasi
Employed) merupakan perbandingan antara VA IFRS (International Financial Reporting
(Value Added) dan CE (Capital Employed). VA Standards) baik secara keseluruhan maupun per
(Value Added) merupakan selisih dari output dan sektor industri manufaktur. Intellectual capital
input . Output diperoleh dari total pendapatan dan terdiri dari VAHU (Value Added Human Capital),
pendapatan lain-lain. Sedangkan input diperoleh VACA (Value Added Capital Employed), dan
dari total biaya dan beban operasional dikurangi STVA (Structural Capital Value Added) .
beban karyawan. CE (Capital Employed) dapat Pembahasan pertama untuk tabel hasil uji
diperoleh dari total ekuitas perusahaan. outer model dengan menganalisis nilai VAHU
Sehingga penelitian terhadap VACA (Value (Value Added Human Capital), VACA (Value
Added Capital Employed) secara keseluruhan Added Capital Employed), dan STVA (Structural
untuk sektor industri manufaktur tahun 2010- Capital Value Added) atas variabel intellectual
2013 diperoleh nilai 20,780. Hal ini menunjukkan capital . VAHU (Value Added Human Capital)
bahwa VACA (Value Added Capital Employed) merupakan salah satu pengukuran indikator
merupakan indikator yang dapat menjelaskan intellectual capital yang menunjukkan seberapa
intellectual capital dikarenakan nilai VACA banyak value added (VA) yang dihasilkan
≥ 1,96. Sedangkan untuk penelitian sebelum perusahaan dengan dana yang dikeluarkan untuk
dan setelah implementasi IFRS (International tenaga kerja. VAHU (Value Added Human Capital)
Financial Reporting Standards), VACA (Value merupakan perbandingan antara VA (Value
Added Capital Employed) memiliki peningkatan Added) dan HC (Human Capital) . VA (Value
yaitu dengan nilai 13,240 menjadi 14,817. Added) dapat diperoleh selisih antara Output
Kenaikan ini diikuti oleh beberapa sektor industri dan Input . Output dapat diperoleh melalui total
manufaktur yaitu sektor keramik, porselen, dan pendapatan dan pendapatan lain-lain. Input dapat
kaca; logam dan sejenisnya; plastik dan kemasan; diperoleh dari total biaya dan beban operasional
otomotif dan komponen; dan kosmetik dan barang dikurangi dengan beban karyawan. HC (Human
keperluan rumah tangga.
Capital) merupakan beban karyawan yang STVA merupakan salah satu indikator mencakup gaji, upah, tunjangan, dan jasa tenaga
pengukur intellectual capital yang mengukur ahli. Pada hasil penelitian secara keseluruhan
jumlah struktural capital yang dibutuhkan dalam sektor industri manufaktur tahun 2010-2013
menghasilkan satu rupiah dari value added menunjukkan nilai VAHU (Value Added Human
(VA). STVA (Structural Capital Value Added) Capital) sebesar 0,984 dimana VAHU (Value
merupakan perbandingan antara ST (Structural Added Human Capital) belum dapat menjelaskan
Capital) dan VA (Value Added) . ST (Structural intellectual capital dikarenakan nilai VAHU ≤
Capital) dapat diperoleh melalui VA-HC. 1,96. Untuk hasil penelitian sebelum dan setelah
Sedangkan VA (Value Added) dapat diperoleh implementasi IFRS (International Financial
melalui output dan input . Output diperoleh Reporting Standards) menunjukkan adanya
melalui total pendapatan dan pendapatan lain- peningkatan VAHU yaitu 0,050 menjadi 1,649.
lain. Input dapat diperoleh melalui total biaya dan Kenaikan ini diikuti oleh beberapa sektor
beban operasional dikurangi beban karyawan. industri manufaktur yaitu sektor kimia, plastik
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa dan kemasan, makanan dan minuman, rokok,
STVA (Structural Capital Value Added)
Magister Akuntansi Universitas Pancasila
Ramadhania, Tara, Jelita: Pengaruh Intellectual Capital...
Tabel 7 Pembahasan Hasil Uji Inner Model
Komponen Pendukung No
Komponen Utama
Keterangan
Keseluruhan
Sebelum IFRS
Sesudah IFRS
(2012-2013) R Square t - Hitung R Square t - Hitung R Square t - Hitung
(2010-2013)
(2010-2011)
Seluruh Sektor
Per Sektor Industri :
Porselen, dan
3 Logam dan
0,614 Sejenisnya 9,288 4 Kimia
0,980 11,548 5 Plastik dan
0,961 Kemasan 55,925 10,837 1,752 6 Pakan Ternak
0,877 3,815 7 Otomotif dan
0,897 Komponen 22,692 8 Kabel
0,945 20,950 9 Makanan dan
0,877 Minuman 23,943 10 Rokok
dan barang
1,000 keperluan
7,092 rumah tangga
1,000 Rumah Tangga 15,502 0,774 17,306 7,119
secara keseluruhan untuk semua sektor industri komponen; kabel; rokok; dan peralatan rumah manufaktur tahun 2010-2013 memiliki nilai
tangga. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 3,697. Hal ini menunjukkan bahwa
VAHU (Value Added Human Capital) memiliki STVA (Structural Capital Value Added) mampu
kontribusi yang lemah dalam membangun serta menjelaskan intellectual capital dikarenakan
mendukung konsep intellectual capital. nilai STVA ≥ 1,96. Penelitian ini juga meneliti
Hal ini didukung oleh penelitian dari sebelum dan setelah implementasi IFRS
Martha Kartika dan Saarce Elsye Hatane (2013) dimana STVA (Structural Capital Value Added)
dimana menunjukkan bahwa VAHU tidak mengalami penurunan yaitu dengan nilai 3,901
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. menjadi 1,542. Penurunan STVA (Structural
Sedangkan penelitian dari Kirmizi Ritonga dan Capital Value Added) diikuti oleh beberapa sektor
Jessica Andriyanie (2011); Daniel Zeghal dan Anis industri manufaktur yaitu sektor semen; keramik,
Maaloul (2010); Ihyaul Ulum, Imam Ghozali, porselen, dan kaca; kimia; otomotif dan
dan Anis Chariri (2008) menunjukkan bahwa
Magister Akuntansi Universitas Pancasila
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP Vol. 2, No. 1, Juni 2015, hal 1 - 18 ISSN 2339 - 1545
VAHU (Value Added Human Capital) memiliki sektor semen; keramik, porselen, dan kaca; kimia; kontribusi yang kuat terhadap intellectual capital.
plastik dan kemasan; otomotif dan komponen; Sehingga VAHU menunjukkan hasil yang tidak
kabel; makanan dan minuman; rokok; farmasi; konsisten dikarenakan adanya perbedaan metode
kosmetik dan barang keperluan rumah tangga; dan data yang digunakan setiap peneliti. Penelitian
dan perlatan rumah tangga. ini menunjukkan bahwa VACA (Value Added
Pada setiap sektor industri manufaktur Capital Employed) memiliki kontribusi yang
tidak ada yang menunjukkan hasil R square kuat dalam membangun serta mendukung konsep
yang lemah atau R square ≤ 0,25. Nilai R square intellectual capital . Hasil penelitian VACA telah
tertinggi untuk tahun 2010-2013 terdapat pada dibuktikan dari penelitian terdahulu yaitu Martha
sektor industri kosmetik dan barang keperluan Kartika dan Saarce Elsye Hatane (2013), Kirmizi
rumah tangga dengan nilai 0,998 yang artinya Ritonga dan Jessica Andriyanie (2011), dan Daniel
model kuat karena R square ≥ 0,75. Zeghal dan Anis Maaloul (2010). Sehingga hasil
Hasil R square menunjukkan peningkatan VACA menunjukkan hasil yang cukup konsisten
yang artinya model dari kerangka pemikiran meskipun adanya perbedaan metode dan data
semakin baik. Hal ini dapat dilihat pada tahun yang digunakan oleh setiap peneliti. VACA
sebelum dan setelah implementasi IFRS. mampu menunjukkan bahwa terdapat kontribusi
Pada tahun 2010-2011 seluruh sektor industri yang kuat dalam mendukung serta membangun
manufaktur menunjukkan hasil R square sebesar konsep intellectual capital.
0,683 yang artinya model moderate karena 0,75 Penelitian ini juga menunjukkan hasil