PELATIHAN BUSINESS PLAN PENGEMBANGAN TOMAT DI DUSUN PULUHAN, BANYUSIDI, PAKIS, MAGELANG, JAWA TENGAH

ISSN: 2089-3086

  Seri Pengabdian Masyarakat 2014

Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan

Volume 3 No. 2, Mei 2014 Halaman 90-95

  

PELATIHAN BUSINESS PLAN PENGEMBANGAN TOMAT DI DUSUN

PULUHAN, BANYUSIDI, PAKIS, MAGELANG, JAWA TENGAH

  

1

  2 Muhammad Hasyim dan Samala Ardana

  1 Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Islam Indonesia

  2 Jurusan Ekonomi, Fakultas Ekonomi,Universitas Islam Indonesia

ABSTRACT

  Entrepreneurs has a place in society as a profession that can not simply be able to

make improvements and changes in the quality of life for themselves and society, but

also entrepreneurs also been shown to play a significant role in delivering the quality of

people's self and nation. Business / entrepreneurship would require planning for growth

optimism and developments with priorities. The increase in the number of

entrepreneurs is also being conducted, one that can be use is to provide training related

to the design of a business plan that is given to housewife in Puluhan village. The

program is done in order to motivate the mother/housewifes in Puluhan village to

become entrepreneurs and maximize the value of which is selling tomatoes Village

commodity that can be processed into more valuable products such as preserves and

ketchup. Keywords: entrepreneurship, tomatoes, motivation.

  

ABSTRAK

  Wirausaha memiliki tempat di masyarakat sebagai profesi dapat tidak hanya dapat melakukan perbaikan dan perubahan di dalam kualitas hidup diri dan masyarakat, tetapi juga wirausaha juga dibuktikan dapat berperan signifikan di dalam mewujudkan kualitas diri masyarakat dan bangsa. Bisnis/wirausaha tentu membutuhkan perencanaan untuk pertumbuhan yang optimis dan pengembangan-pengembangan dengan skala prioritas. Peningkatan jumlah wirausaha juga terus dilakukan, salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan terkait perancangan business plan yang diberikan pada ibu-ibu dusun Puluhan. Program ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi kepada ibu-ibu di dusun puluhan untuk menjadi wirausahawan dan memaksimalkan nilai jual tomat yang merupakan komoditi unggulan Desa yang dapat diolah menjadi produk yang lebih bernilai seperti manisan dan saus tomat.

  Kata kunci : wirausaha, tomat, motivasi.

1. PENDAHULUAN Pengusaha merupakan salah satu pekerjaan yang makin menawan belakangan ini.

  Kian banyak sekolah yang mendirikan pendidikan untuk dapat menjadi pengusaha sedini

  Seri Pengabdian Masyarakat 2014 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 2, Mei 2014

  mungkin. Berbagai materi, kurikulum dan media massa seirama menyuarakan tumbuhnya jumlah pengusaha di Indonesia. Dalam tulisannya, Frinces (2010) menyampaikan bahwa menurut Yusof, Permula, dan Pangil (2005) bahwa ada empat alasan mengapa para wirausaha ( entrepreneurs) penting di dalam masyarakat, yaitu:

  1. Untuk mendayagunakan faktor-faktor memproduksi seperti tanah, modal, teknologi, informasi dan berbagai sumber daya manusia (SDM) di dalam memproduksi tugas- tugas yang efektif ( producing effective tasks).

  2. Mengidentifikasi berbagai peluang di dalam lingkungan dengan meningkatkan aktivitas yang akan memberikan manfaat kepada setiap orang ( beneficial to everyone).

  3. Untuk memilih pendekatan yang terbaik dalam mendayagunakan semua faktor produksi agar supaya meminimalkan pemborosan di dalam berbagai kegiatan kewirausahaan ( minimize wastage in entrepreneurial activities).

  4. Untuk kemanfaatan generasi mendatang (benefit of the future generation) Pentingnya wirausaha di dalam masyarakat tersebut tidak sekedar menjadi ‘alat’ untuk melakukan perbaikan dan perubahan di dalam kualitas hidup diri dan masyarakat, tetapi masyarakat dan bangsa. Negara-negara yang telah berhasil maju dan juga berhasil dalam meningkatkan kemakmuran rakyatnya seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Amerika Serikat, Kanada, Negara-negara Eropa Barat, Australia, Inggris, dan lain sebagainya disebabkan oleh salah satu utamanya adalah karena Negara-negara tersebut memiliki banyak wirausaha. (Frinces, 2010)

  Frinces (2010) menuliskan bahwa menurutZ. Heflin Frinces (2004) dan Z. Heflin Frinces (2009),masyarakat kemudian melihat bahwa menjadi atau berprofesi sebagai seorang wirausaha mempunyai keuntungan mendasar yaitu:

  1. Peluang untuk dapat mengontrol nasib diri sendiri.

  2. Peluang untuk mencapai potensi penuh diri sendiri.

  3. Peluang untuk memperoleh keuntungan secara keuangan.

  4. Peluang untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat dan diakui atas usahanya.

  5. Dapat mengatur waktu sendiri sesuai dengan kehendaknya dan sesuai dengan tantangan kerja saat itu.

  6. Dapat menjadi wahana yang tepat untuk membuktikan kemauan dan keyakinan pribadinya bahwa dia dapat melakukan sesuatu yang berguna dan bahkan lebih baik.

  7. Dapat mensetting persaingan antara dirinya dengan orang lain atau pihak lain bahwa dirinya juga akan mampu melakukan hal yang sama atau bahkan lebih baik.

  Perencanaan usaha adalah keseluruhan proses tentang hal-hal yang akan dikerjakan pada masa yang akan datang, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sangat penting, karena perencanaan usaha merupakan pedoman kerja bagi seorang wirausaha. Pada umumnya, perencanaan usaha mengatur tentang proses kegiatan usaha, produksi, pemasaran, penjualan, perluasan usaha, keuangan usaha, pembelian, tenaga kerja, dan penyediaan atau pengadaan peralatan. Pengertian lain Perencanaan usaha/bisnis (Business Plan) adalah rencanarencana tentang apa yang dikerjakan dalam suatu bisnis ke depan meliputi alokasi sumberdaya, perhatian pada faktor-faktor kunci dan mengolah permasalahanpermasalahan dan peluang yang ada. Kadang-kadang banyak orang berpikir bahwa perencanaan bisnis hanya untuk sebuah bisnis baru atau sebuah proposal untuk mencari pinjaman dana ke pihak perbankan atau bagaimana mendatangkan investor baru dalam bisnis. Sebenarnya tidak sederhana hal di atas, perencanaan bisnis juga penting untuk suatu bisnis yang sedang berjalan. Bisnis membutuhkan perencanaan untuk pertumbuhan yang optimis dan pengembangan-pengembangan dengan skala

  Hasyim ,Ardana

  prioritas. Perencanaan Usaha/Bisnis sendiri adalah suatu hasil pemikiran, dimana isi dari perencanaan harus mampu mendukung pencapaian tujuan-tujuan perusahaan/bisnis. (Supriyanto, 2003)

  Pendidikan kewirausahaan ( entrepreneurship) di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian yang cukup memadai, baik oleh dunia pendidikan, masyarakat, maupun pemerintah. Banyak praktisi pendidikan yang kurang memperhatikan aspekaspek penumbuhan mental, sikap, dan prilaku kewirausahaan peserta didik, baik di sekolah kejuruan maupun professional sekalipun. Orientasi mereka, pada umumnya, hanya pada upaya-upaya menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai. Sementara itu, dalam masyarakat sendiri telah berkembang lama kultur feodal (priyayi) yang diwariskan oleh penjajahan Belanda. Sebagian besar anggota masyarakat memiliki persepsi dan harapan bahwa output dari lembaga pendidikan dapat menjadi pekerja (karyawan, administrator atau pegawai) oleh karena dalam pandangan mereka bahwa pekerja (terutama pegawai negeri) adalah priyayi yang memiliki status sosial cukup tinggi dan disegani oleh masyarakat. (Apriyon, 2013)

  Dalam penelitian lain, Yunal dan Indriyani (2013) menyatakan bahwa dalam Sya’roni menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dengan berpikir secara kreatif dan bertindak inovatif dalam mencapai suatu peluang yang ada. Kemudian selanjutnya menurut Hisrich, dkk (2005) menyatakan bahwa berwirausaha merupakan proses yang dinamis atas penciptaan tambahan kekayaan, yang diciptakan oleh individu yang berani dalam mengambil resiko dengan syarat-syarat termasuk waktu, komitmen dan penyediaan terhadap berbagai barang dan jasa. Sedangkan Kao (1993), berwirausaha adalah usaha untuk menciptakan nilai melalui pengenalan peluang bisnis, pengambilan resiko yang tepat, dan melalui keterampilanmanajemen untuk menggerakkan/memberdayakan sumber daya yang ada.

  Kemudian, Handayani (2013) juga menuliskan bahwa dalam Sjabadhyni (2001), menurut Bird dalam penelitiannya menyatakan bahwa banyak wirausahawan gagal karena tidak dapat dalam menentukan harga penjualan, tidak terampil dalam menempatkan karyawan, dan buruknya hubungan dengan supplier. Sedangkan Ronstandet mengemukakan bahwa kurangnya pengalaman berkorelasi dengan karirnya yang singkat sebagai wirausahawan. Hal ini dikarenakan kurangnya sinergi antara pengalaman masa lalu dan usaha-usaha baru yang dilakukannya. Selanjutnya menurut Handayani (2003) juga menuliskan bahwa Zulkifli (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pemilihan bidang usaha yang tepat akan dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan wirausaha. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalampenelitian sebelumnya, meneliti faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan wirausaha yang dihubungkan dengan pemilihan bidang dan jenis usaha. Namun pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui faktor apa saja yang menentukan keberhasilan wirausaha yang dijalankan seseorang, sedangkan sebelum sukses di bidangnya sekarang, mereka telah memiliki pekerjaan tetap, pendapatan tinggi, dan fasilitas yang lengkap, tapi mereka lebih memilih untuk keluar dari zona kenyamanan yang mereka miliki untuk mencoba berwirausaha, dan akhirnya mengantarkan mereka menuju keseksesan berwirausaha.

  Handayani (2003) juga menuliskan bahwa menurut Gray (1996), ada beberapa ciri yang umum dimiliki dan sangat penting untuk mencapai kesuksesan usaha. Ciri tersebut yaitu:

  1. Kemauan kuat untuk mencapai tujuan

  2. Kebutuhan untuk bergaul erat dengan orang lain

  3. Kemampuan untuk bergaul dengan pekerja

  Seri Pengabdian Masyarakat 2014 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 2, Mei 2014

  4. Kemampuan untuk menerima ketidakpastian

  5. Kesehatan fisik yang baik

  6. Tingkat energi yang tinggi

  7. Kemauan untuk menghadapi risiko

  8. Yakin pada diri sendiri

  9. Inovatif

  10. Kemampuan untuk memimpin secara efektif Begitu pentingnya peran wirausaha dan pentingnya membuat perencanaan bisnis menyebabkan pemerintah dan stakeholder terkait perlu untuk terus mendorong masyarakat agar dapat berwirausaha. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan terkait perancangan business plan yang diberikan pada ibu-ibu dusun Puluhan.

  Program ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi kepada ibu-ibu di dusun puluhan agar mau dan berani mencoba menjadi wirausahawan sebagai mata pencaharian atau sekedar sebagai penambah penghasilan keluarga.

  Program ini dilaksanakan dengan metode sharing,memberikan materi,diskusi serta praktek pembuatan produk wirausaha agar peserta dapat mengerti dengan lebih baik. Adapun uraian kegiatan dapat dilihat seperti pada tabel berikut :

  

Tabel 1. Uraian Kegiatan

Tempat No Kegiatan kegiatan Durasi

  Penyuluhan tentang business plan Rumah Ibu

  1 (rancang bangun bisnis) Tukini

  2 Jam Penyuluhan untuk mengajak Rumah

  2 berwirausaha Muawanah 2 jam

  3 Praktek membuat manisan tomat (kurma Rumah Ibu

  2 Jam tomat) untuk belajar berbisnis Dukuh Penyuluhan tentang bisnis Lingkunga

  4

  3 Jam kewirausahaan n Dusun Sosialisasi tentang pentingnya Rumah Ibu 2 jam

  5 berwirausaha Tukini Sosialisasi tentang manfaat Lingkunga 3 jam

  6 kewirausahaan n Dusun Rumah Ibu 1,5 jam

  7 Sosialisasi tentang bisnis kewirausahaan Dukuh

  Sosialisasi tentang pembuatan kurma Rumah Ibu 1,5 jam

  8 tomat untuk bisnis Marsih Penyuluhan tentang bisnis Lingkunga 6 jam

  9 kewirausahaan n Dusun

  Hasyim ,Ardana

  3. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Dari serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan pengetahuan remaja dan ibu-ibu Dusun Puluhan tentang arti bisnis dan kewirausahaan. Salah satu tujuandari program ini adalah memberikan motivasi kepada ibu- ibu dan remaja untuk berwirausaha. Dengan mengikuti program kegiatan ini diharapkan untuk seluruh masyarakat dusun puluhan terutama para remaja wanita dan ibu-ibu tergerak untuk belajar berbisnis serta meningkatkan perekonomian keluarga. Para peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Dapat terlihat dari keterlibatan remaja dan ibu-ibu dalam mengikuti kegiatan dan kegiatan Tanya jawab berjalan lancar.

  

Gambar 1. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 2. Dokumentasi Kegiatan

  Praktek yang ditampilkan pada kegiatan ini adalah pembuatan manisan tomat, saus tomat dan diberikan wawasan mengenai produk olahan tomat lainnya. Tomat dipilih sebagai komoditi karena banyaknya hasil panen yang melimpah di Dusun Puluhan. Peserta diberikan brosur yang dapat digunakan sebagai catatan resep membuat produk.

  4. KESIMPULAN

  Wirasusaha merupakan salah satu profesi yang menjanjikan meskipun memerlukan usaha keras untuk mencapai kesuksesannya. Dusun Puluhan memiliki banyak hasil bumi

  Seri Pengabdian Masyarakat 2014 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 2, Mei 2014

  berupa tomat yang perlu untuk dimaksimalkan dan ditambah nilai jualnya dengan dijadikan produk seperti manisan, saus ataupun dan jelly drink. Sehingga program pelatihan business

  

plan pengembangan tomat merupakan prgram yang tepat untuk mendayagunakan potensi

yang ada.

5. REFERENSI

  Aprijon. 2013. Kewirausahaan Dan Pandangan Islam. Jurnal Menara, Vol. 12 No. 1 Frinces, Z. Heflin. 2010. Pentingnya Profesi Wirausaha Di Indonesia. Jurnal Ekonomi &

  Pendidikan, Vol. 7 No. 1 Handayani, Intan Septi. 2003. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Wirausaha. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

  Supriyanto. 2009 . Business Plan Sebagai Langkah Awal Memulai Usaha. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Vol 6, No 1. Yunal, Vivin Oblivia. Agora, Ratih Indriyani. 2013. Analisa Pengaruh Motivasi Berwirausaha Dan Inovasi Produk Terhadap Pertumbuhan Usaha Kerajinan Gerabah Di Lombok Barat.