Ide atau Gagasan Pemecahan Masalah Gejal

IDE ATAU GAGASAN PEMECAHAN MASALAH GEJALA PEMANASAN GLOBAL
DAN DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN DAN LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH :
AISYAH NURUL AINULYAQIN (10601)
CHINTYA TANDRI (10606)
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS KETERAMPILAN
PROGRAM FISIKA
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 95 JAKARTA
Jalan Satu Maret No.49, Kalideres
JAKARTA BARAT
2016

Ide atau Gagasan Pemecahan Masalah Gejala Pemanasan Global
Hemat Pemakaian Listrik :
1. Matikan
Hanya

peralatan
menggunakan


listrik

jika

peralatan

listrik

sedang
ketika

tidak
kita

digunakan.

membutuhkannya.

Tidak menggunakan peralatan yang menggunakan listrik; jika dapat dengan mudah
dilakukan


dengan

tangan,

seperti

membuka

kaleng,

botol

dsb.

Hubungkan lampu di halaman rumah dengan sebuah alat pengatur waktu (timer) atau
fotocel sinar matahari. Gunakan jenis lampu fluorescent dan lampu hemat energi
untuk menghemat listrik. Jenis lampu hemat energi akan memangkas 80 % boros
listrik daripada lampu pijar.
2. Matikan peralatan listrik dan gunakan penerangan seminimal mungkin di malam hari

ketika akan pergi tidur.
3. Matikan

pemanas

air

sebelum

Anda

berangkat

untuk

pergi

berlibur.

Ganti kulkas lama jika sudah boros listrik dan jangan lupa defrost kulkas anda secara

teratur.
Bersihkan dan keluarkan barang/makanan yang tidak perlu dari kulkas setiap minggu.
4. Jangan masukkan makanan panas di dalam lemari es.
5. Jangan terlalu sering dan dalam waktu lama membuka pintu lemari es, karena akan
boros listrik.
Hemat Pemakaian Air :
1. Jangan

mencuci

piring

dengan

air

yang

mengalir


terus

menerus.

Jangan menggosok gigi, juga dengan kran air yang mengalir, karena air akan banyak
terbuang dalam 1 menit terbuang sekitar 10 liter.
2. Mandi menggunakan gayung yang terukur dan seperlunya, daripada pakai kran
shower dengan air mengalir atau berendam pada ‘bath-tub’. Demikian pula untuk
mencuci mobil, cukup gunakan ember dan gayung daripada menggunakan selang
dengan air mengalir.
3. Gunakan
Flush

air
toilet

dingin

pada
seperlunya


mesin

cuci
(jangan

daripada
terlalu

air

panas.
sering).

Pastikan pelampung/radar pada tangki penyimpanan air bekerja dengan baik,
demikian juga pada kran dan monoblock di toilet, cegah kebocoran agar tidak boros
air.

Cuci


pakaian

dengan

air

dingin,

bukannya

air

panas.

Gunakan air bilasan cucian pakaian terakhir untuk menyiram tanaman Anda. Gunakan
air bilasan cucian beras, buah dan sayur juga untuk menyiram tanaman.
Tadah air hujan dan manfaatkan untuk menyiram tanaman, membersihkan lantai dsb.
Manfaatkan Sumber Energi dari Alam :
1. Gunakan tenaga surya untuk rumah dan pemanas air.
2. Gunakan

Gunakan

sinar

matahari

pencahayaan

dari

untuk
sinar

mengeringkan
matahari

secara

pakaian
optimal,


Anda.
bukannya

mengandalkan lampu listrik.
3. Buka jendela, agar angin dapat berhembus masuk untuk menyejukkan dan
menyegarkan ruangan di rumah anda, daripada menggunakan penyejuk udara
buatan yang boros listrik seperti AC.
4. Jika tetap menggunakan AC, jangan lupa bersihkan AC secara teratur, akan
menghemat

listrik.

Jangan lupa setel ‘timer’ pada AC agar berhenti pada saat sebelum fajar.
5. Exhaust fan juga bisa digunakan untuk membantu pertukaran udara segar di dalam
ruang, jika sirkulasi angin belum maksimal.
6. Jika ingin, membangun rumah tinggal jangan lupa memanfaatkan sirkulasi udara
angin dan cahaya alamiah dari matahari secara optimal. Pada Negara yang sudah
sangat peduli Bumi, seperti Swedia, Denmark dan juga Jepang, pemakaian listrik
sudah mulai memanfaatkan tenaga kincir angin dan panel surya, mudah-mudahan

di Indonesia bisa segera diterapkan juga, mengingat listrik dari PLN pun sekarang
belum bisa menjangkau seluruh peloksok daerah terutama daerah terpencil.
Sumber energi alam lain yang bisa dimanfaatkan adalah tenaga air (mikrohidro)
dan panas bumi (geothermal). Kesemuanya ini merupakan sumber energi alam
yang ramah lingkungan. Gunakan juga kaca berwarna hijau untuk mengurangi
panas di rumah Anda.
REUSE (Gunakan Kembali) Dan lain-lainnya :
1. Gunakan keramik atau gelas cangkir kopi bukan cangkir sekali pakai seperti yang
terbuat dari plastic dan Styrofoam.
2. Gunakan kembali kantong plastik dan wadah penyimpan barang lainnya.

3. Gunakan kertas bekas surat dan amplopnya, kalender bekas, untuk kertas coratcoret atau catatan keperluan sehari-hari.
4. Gunakan kembali kertas HVS yang baru dipakai 1 muka menjadi 2 muka atau
bolak-balik.
5. Gunakan kain serbet, sapu tangan yang bisa digunakan kembali daripada kertas
tissue

dan

kertas


pembersih

sekali

pakai

lainnya.

Gunakan ‘reusable’ piring, botol minum dan alat makan yang bukan sekali pakai.
Gunakan wadah yang dapat digunakan kembali untuk menyimpan makanan,
bukannya
Reuse

aluminium
kemasan

dari

foil

dan

bahan

plastik

lainnya.

bahan

karton

untuk

pengiriman

barang.

Gunakan kembali koran lama untuk membungkus dan ‘mengepak’ barang.
Berbelanja ke toko dengan tas kanvas daripada menggunakan tas kertas dan
kantong

plastik.

Simpan gantungan kawat dan mengembalikan atau menggunakannya kembali
ketika

ke

binatu.

Mengecat dengan kuas dan rol yang bisa dipakai lagi daripada menggunakan cat
semprot yang mengeluarkan emisi berbahaya.
REDUCE ( Berhemat ) Dan lain-lainnya :
1. Hemat penggunaan kertas dan tissue karena terbuat dari kayu yang harus ditebang
dari pohon di hutan, sedangkan hutan dibutuhkan untuk menetralisir emisi CO2 di
udara.
2. Memelihara, merawat dan memperbaiki barang-barang yang kita miliki dan sudah
digunakan daripada sering membeli baru.
3. Hanya

membeli

perangkat

mebel.

yang

benar-benar

digunakan.

Beli dan gunakan baterai ‘rechargeable’ untuk perangkat yang sering digunakan.
Prioritaskan

membeli

produk

yang

berlabel

ramah

lingkungan.

Beli dan makan sayuran organik, pasti lebih menyehatkan dan ramah lingkungan.
Beli produk-produk buatan lokal untuk mengurangi buangan emisi dari
transportasi.
Beli makanan/minuman, sayuran/buah-buahan lokal, karena lebih murah dan lebih
terjamin kesegarannya.
4. Beli produk yang bisa didaur ulang atau terbuat dari bahan daur ulang.
5. Hindari produk dengan beberapa lapis kemasan, jika hanya satu juga cukup.

6. Dengan kata lain jika memungkinkan beli produk dalam jumlah grosir yang lebih
murah dan hemat kemasan daripada beli eceran yang lebih mahal dan butuh
banyak kemasan. Contoh pembelian sabun cuci ukuran 1 kg, lebih baik dari pada
ukuran

sachet

kecil.

Hindari membeli produk makanan yang dikemas dalam plastik atau wadah
styrofoam
Hindari

karena
atau

kurangi

tidak
juga

dapat

pemakaian

didaur

peralatan

ulang.

makan/minum

seperti

sendok/garpu dan sedotan minuman yang terbuat dari plastik.
7. Hindari ‘fast food’ karena jenis makanan ini merupakan penghasil sampah
terbesar di dunia, selain itu juga kurang baik terhadap kesehatan.
8. Minimalkan

penggunaan

pestisida.

Hindari penggunaan ‘racun tikus’ dari bahan kimia, jika ingin membunuh atau
mengusir tikus, tapi gunakan jebakan tikus tradisional dengan umpan ikan asin
misalnya.
9. Berhenti menggunakan semprotan aerosol untuk mengurangi CFC yang akan
mengganggu

lapisan

Ozon

Bumi.

Kurangi penggunaan bahan kimia saat membersihkan semua sudut rumah.
10. Jangan

membeli

produk

yang

dibuat

dari

hewan

langka.

Mengurangi konsumsi daging (flexitarian) atau bila memungkinkan jadilah
vegetarian.
RECYCLE ( Daur Ulang ) Dan lain-lainnya :
1. Gunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan.
2. Gunakan

tas

daur

ulang

untuk

menyelamatkan

lingkungan.

Recycle segalanya: koran, botol dan kaleng, plastik, kulit, kaca dan aluminium
serta bahan anorganik lainnya.
3. Bagi Anda yang suka berkreasi manfaatkan sampah non organik untuk didaur
ulang menjadi produk kerajinan tangan yang indah.
4. Kumpulkan sampah dan buang di tempat yang sesuai dengan peruntukkannya,
jika memungkinkan pisahkan yang organik dan non organik. Sampah organik bisa
dimanfaatkan untuk pupuk kompos sedangkan yang non organik bisa diolah
kembali menjadi barang yang memberikan manfaat, daripada dibuang
sembarangan misalnya ke sungai, danau dan laut terutama yang terbuat dari
plastik sungguh akan merusak lingkungan, karena bahan plastik yang asal

mulanya dibuat dari minyak bumi ini, baru bisa terurai minimal setelah mencapai
waktu 200 tahun ! Oleh karenanya, jangan buang sampah an organik secara
sembarangan, karena bisa mencemari lingkungan.
5.

Barang plastik bekas seperti: ember, kemasan cat dinding, botol bekas minuman
dan lainnya bisa dipakai ulang atau dikreasikan menjadi pot tanaman yang indah.

6. Jika tidak mau menggunakannya kembali, segera sumbangkan atau berikan
kepada orang lain atau organisasi yang mau menampung dan mengolah sampah
anorganik ini.
7. Demikian pula pakaian bekas layak pakai dan peralatan rumah tangga yang sudah
tidak digunakan atau didaur ulang sebaiknya disumbangkan kepada yang mau
menerima dan memanfaatkannya lagi.
8. Jangan biasakan membuang-buang makanan walau sedikit pun karena sisa-sisa
makanan dapat mengeluarkan gas metana di tempat terbuka seperti TPA sampah.
Kompos sisa sayuran, kulit buah dsb. dari dapur Anda.
9. Mulai olah sampah organik menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk
tanaman.
10. Kompos daun kering dan sampah, atau bawa ke sebuah tempat pendaur
ulang sampah.
Hijaukan Lingkungan ( Go Green ) Dan yang lainnya:
Ayo mulai tanam pohon di halaman rumah (Go Green). Pohon-pohon yang
kita tanam di halaman rumah sekecil apa pun halamannya, sudah pasti akan berperan
untuk menetralisir CO2 di udara sekaligus menyegarkan dan menyehatkan kita. Jadi
jangan ragu untuk mulai menanam pohon dan terus tambah koleksi tanaman di
halaman rumah. Mau tanaman hias, bunga, buah atau apotik hidup, sayuran dan
bumbu dapur tidak masalah. Dan jika sebagian besar warga bumi melakukannya, akan
memberikan manfaat yang sangat signifikan untuk mereduksi CO2 di udara dan pada
akhirnya

pemanasan

global

pun

dapat

diredam.

Gunakan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman, atau pupuk kompos yang bisa
kita buat sendiri, lebih hemat dan ramah lingkungan.
Informasikan Bahaya Pemanasan Global, Dan yang lainnya:
1. Beritahu kepada sebanyak mungkin orang sebagai warga Bumi, akan bahaya
Pemanasan Global.

2. Ajarkan anak dan cucu untuk menghormati serta turut menjaga alam dan
lingkungan.
3. Luangkan waktu Anda untuk memberi informasi atau terlibat dalam kegiatan
sosial untuk membantu menyayangi Bumi. Berikan sumbangan uang, tenaga dan
pikiran serta barang-barang yang dapat didaur ulang pada yayasan atau organisasi
sosial yang menangani proyek-proyek konservasi alam lingkungan.
Efisiensi Penggunaan Kendaraan Bermotor :
1. Cari lokasi rumah tempat tinggal yang dekat dengan kantor tempat bekerja
atau tempat anak-anak sekolah.
2. Biasakan berjalan atau bersepeda, yang tentunya lebih menyehatkan dan
ramah lingkungan, misalnya untuk tujuan dekat seperti berbelanja ke
supermarket di sekitar rumah.
3. Untuk jarak yang lebih jauh, jika memungkinkan gunakan angkutan umum
massal, seperti busway dan kereta api. Naik kendaraan pribadi bersama-sama
secara bergantian misalnya dengan teman atau saudara yang kebetulan searah
atau setujuan.
4. Jika harus naik kendaraan bermotor pribadi, untuk bepergian : Gunakan mobil
yang sesuai dengan kebutuhan keluarga atau lebih besar. Gunakan energi hijau
terbarukan seperti biofuel, antara lain biodiesel dan bioetanol (nama dagang
Pertamina : biosolar, biopremium dan biopertamax).
5. Matikan mesin motor/mobil saat pengisian bahan bakar. Jangan mengemudi di
atas ambang batas kecepatan yang dianjurkan. Jangan membawa barangbarang yang tidak perlu dalam bagasi mobil. Periksakan mobil secara teratur
untuk memastikan dalam kondisi baik. Periksa tekanan angin pada ban mobil
secara teratur berkala. Periksa minyak/oli mesin, rem, kopling, gardan dsb.
Cek kemungkinan kebocoran atau kerusakan lainnya, dan jangan lupa
mendaur ulang minyak/oli motor/mobil anda. Rawat mobil dengan menyetel
ulang mesin (tuned up) dan mengganti oli mesin secara berkala, agar kondisi
mesin tetap prima saat akan digunakan. Gunakan ban radial untuk
meningkatkan kemampuan jalan kendaraan.
6. Jaga kondisi roda ban agar seimbang tidak bergetar dengan melakukan
‘spooring & balancing’ sehingga mobil nyaman dikendarai. Jika harus
mengemudi mobil untuk jarak yang sangat jauh, jangan lupa beristirahat

misalnya pada ‘rest area’ di jalan tol untuk menjaga stamina pengemudi mau
pun kondisi mesin. Beli motor/mobil baru atau pun bekas yang lebih efisien
bahan bakar dan menghasilkan emisi buangan yang lebih rendah agar tidak
terlalu banyak menyumbang CO2 ke udara. Jika memungkinkan beli dan
gunakan mobil ramah lingkungan, misalnya yang menggunakan teknologi
panel tenaga sinar matahari dan hibrida.

Upaya lain yang dapat kita lakukan antara lain:
1.

Jadilah Vegetarian
Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air.
Hewan ternak seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat
mereka mencerna makanan mereka. Food and Agriculture Organization (FAO) PBB
menyebutkan produksi daging menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar
daripada sumbangan seluruh transportasi di dunia (13,5%). Lebih lanjut, dalam
laporan FAO, “Livestock’s Long Shadow”, 2006 dipaparkan bahwa peternakan
menyumbang 65% gas nitro oksida dunia (310 kali lebih kuat dari CO2) dan 37% gas
metana dunia (72 kali lebih kuat dari CO2). Selain itu, United Nations Environment
Programme (UNEP), dalam buku panduan “Kick The Habit”, 2008, menyebutkan
bahwa pola makan daging untuk setiap orang per tahunnya menyumbang 6.700 kg
CO2, sementara diet vegan per orangnya hanya menyumbang 190 kg CO2! Tidak
mengherankan

bila

ahli

iklim

terkemuka

PBB,

yang

merupakan

Ketua

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB, Dr. Rajendra Pachauri,
menganjurkan orang untuk mengurangi makan daging.
2.

Tanam Pohon
Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya.
Dalam seluruh masa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1 ton CO2. United
Nations Environment Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan
menyumbang 20% emisi gas rumah kaca. Seperti kita ketahui, pohon menyerap
karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka ditebang atau dibakar, karbon yang
pernah mereka serap sebagian besar justru akan dilepaskan kembali ke atmosfer.
Maka, pikir seribu kali sebelum menebang pohon di sekitar Anda. Pembabatan hutan
juga berkaitan dengan peternakan. Tahukah Anda area hutan hujan seukuran 1
lapangan sepak bola setiap menitnya ditebang untuk lahan merumput ternak? Bila

Anda berubah menjadi seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 ha pohon
per tahunnya.
3.

Bepergian Yang Ramah Lingkungan
Cobalah untuk berjalan kaki, menggunakan telekonferensi untuk rapat, atau
pergi bersama-sama dalam satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang
menggunakan bahan bakar alternatif. Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar
dalam mesin mobil menyumbang 2,5 kg CO2. Bila jaraknya dekat dan tidak terburu
waktu, anda bisa memilih kereta api daripada pesawat. Menurut IPCC, bepergian
dengan pesawat menyumbang 3-5% gas rumah kaca.

4.

Kurangi Belanja
Industri menyumbang 20% gas emisi rumah kaca dunia dan kebanyakan
berasal dari penggunaan bahan bakar fosil. Jenis industri yang membutuhkan banyak
bahan bakar fosil sebagai contohnya besi, baja, bahan-bahan kimia, pupuk, semen,
gelas, keramik, dan kertas. Oleh karena itu, jangan cepat membuang barang, lalu
membeli yang baru. Setiap proses produksi barang menyumbang CO2.

5.

Beli Makanan Organik
Tanah organik menangkap dan menyimpan CO2 lebih besar dari pertanian
konvensional. The Soil Association menambahkan bahwa produksi secara organik
dapat mengurangi 26% CO2 yang disumbang oleh pertanian.

6.

Gunakan Lampu Hemat Energi
Bila Anda mengganti 1 lampu di rumah Anda dengan lampu hemat energi,
Anda dapat menghemat 400 kg CO2 dan lampu hemat energi 10 kali lebih tahan lama
daripada lampu pijar biasa.

7.

Gunakan Kipas Angin
AC yang menggunakan daya 1.000 Watt menyumbang 650 gr CO2 per
jamnya. Karena itu, mungkin Anda bisa mencoba menggunakan kipas angin.

8.

Jemur Pakaian Di Bawah Sinar Matahari
Bila Anda menggunakan alat pengering, Anda mengeluarkan 3 kg CO2.
Menjemur pakaian secara alami jauh lebih baik: pakaian Anda lebih awet dan energi
yang dipakai tidak menyebabkan polusi udara.

9.

Daur Ulang Sampah Organik
Tempat Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas rumah kaca
melalui metana yang dilepaskan saat proses pembusukan sampah. Dengan membuat

pupuk kompos dari sampah organik (misal dari sisa makanan, kertas, daun-daunan)
untuk kebun Anda, Anda bisa membantu mengurangi masalah ini!
10. Pisahkan Sampah Kertas, Plastik dan Kaleng
Mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang dibutuhkan untuk
memproduksi kaleng aluminium yang baru – menghemat 9 kg CO2 per kilogram
aluminium! Untuk 1 kg plastik yang didaur ulang, Anda menghemat 1,5 kg CO2,
untuk 1 kg kertas yang didaur ulang, Anda menghemat 900 kg CO2.

Upaya – upaya pencegahan pemanasan global
Melihat begitu banyaknya dampak-dampak negatif serta kerugian yang ditimbulkan,
harus diambil tindakan guna mengurangi/mengatasi pemanasan global.Beberapa solusi yang
ditawarkan adalah sebagai berikut. :
1. Menghilangkan karbon. Banyak cara yang dapat dilakukan seperti menanam
pepohonan, menggunakan bahan bakar rendah emisi, menyuntikkan gas karbon
dioksida ke sumur-sumur minyak, perdagangan karbon, dan lain-lain.
2.

Meratifikasi Protokol Kyoto. Protolol Kyoto merupakan sebuah persetujuan
internasional mengenai pemanasan global. Perjanjian ini bertujuan untuk mengurangi
rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca - karbon dioksida, metan, nitrous oxide,
sulfur heksafluorida, HFC, dan PFC - yang dihitung sebagai rata-rata selama masa
lima tahun antara 2008-12.

3. Melakukan konservasi hutan.
4. Melakukan reboisasi pada 10 negara yang memiliki hutan hujan tropis.
5. Mengganti/mencari alternatif energi yang lebih ramah lingkungan sekaligus
menghemat pemakainnya. Salah satu alternatifnya adalah mengembangkan bioenergi
melalui tanaman jarak.
Dalam ruang lingkup global, usaha-usaha tersebut harus dilakukan oleh negaranegara maju dan negara-negara berkembang secara bertahap secara berkesinambungan. Yang
dapat kita lakukan untuk membantu menekan pemanasan global, antara lain: memakai listrik
seperlunya, memilih alat-alat elektronik hemat energi, menanam pohon untuk menyerap
karbon, dan menghemat pemakaian BBM. Usaha ini memang terlihat sederhana.Namun, jika
dilakukan secara global, maka bukan mustahil dampak negatif pemanasan global dapat
teratasi seluruhnya.

Hal yang terpenting adalah dibutuhkan kesadaran dan kearifan dari seluruh manusia
di muka bumi untuk menyelamatkan bumi itu sendiri.Tanpa dua hal tersebut, harapan untuk
menempati lingkungan yang aman dan nyaman sulit kita wujudkan. Sifat ini harus
ditanamkan pada pelajar sebagai generasi penerus yang menentukan kemana arah bumi di
masa depan, kesejahteraan atau kehancuran.

Dampak pemanasan global bagi kehidupan dan lingkungan
Jika tidak segera diatasi, maka kenaikan temperatur karena pemanasan global hingga
tahun 2100 akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan menghangatkan lautan, yang
mengakibatkan meningkatnya volume lautan serta menaikkan permukaannya sekitar 9 – 100
cm (4 – 40 inchi), menimbulkan banjir di daerah pantai, bahkan dapat menenggelamkan
pulau-pulau. Diantara 17.500 pulau di Indonesia, sekitar 4000 pulau akan tenggelam.
Beberapa daerah dengan iklim yang hangat akan menerima curah hujan yang lebih tinggi,
tetapi tanah juga akan lebih cepat kering. Kekeringan tanah ini akan merusak tanaman bahkan
menghancurkan suplai makanan di beberapa tempat di dunia. Hewan dan tanaman akan
bermigrasi ke arah kutub yang lebih dingin dan spesies yang tidak mampu berpindah akan
musnah.
Di Indonesia sendiri, tanda-tanda perubahan iklim akibat pemanasan global telah lama
terlihat. Misalnya, sudah beberapa kali ini kita mengalami musim kemarau yang panjang.
Tahun 1982-1983, 1987 dan 1991, kemarau panjang menyebabkan kebakaran hutan yang
luas. Hampir 3,6 juta hektar hutan habis di Kalimatan Timur akibat kebakaran tahun 1983.
Musim kemarau tahun 1991 juga menyebabkan 40.000 hektar sawah dipusokan dan produksi
gabah nasional menurun drastis dari 46,451 juta ton menjadi 44,127 juta ton pada tahun 1990.
Pada tahun 2006, akibat pemanasan global terlihat dengan terlambatnnya musim
penghujan yang seharusnya sudah turun pada Oktober 2006. Namun hingga Desember 2006
hujan belum juga turun. Keterlambatan itu juga disertai dengan pendeknya periode hujan,
namun intensitasnya tinggi. Akibatnya banjir melanda Jakarta dan sekitarnya.
Pemanasan Global juga mengakibatkan siklus perkawinan dan pertumbuhan nyamuk
(dari telur menjadi larva dan nyamuk dewasa) akan lebih singkat, sehingga jumlah populasi
akan cepat naik. Mengganasnya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk kemudian seolah
menyebabkan jenis penyakit baru.
Dampak-dampak lainnya :
1. Musnahnya berbagai jenis keanekragaman hayati.
2. Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
3. Mencairnya es dan glasier di kutub
4. Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang
berkepanjangan
5. Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100
diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm.

6. Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan
kerusakan terumbu karang di seluruh dunia
7. Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
8. Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, ke daerah-daerah baru karena
bertambahnya populasi serangga (nyamuk)
Tambahan dampak pemanasan global
Pemanasan global juga memberikan “sedikit” dampak positif. Peningkatan suhu rata-rata
menyebabkan proses fotosintesis meningkat yang berimplikasi pada peningkatan produksi
pangan.
Namun, terlalu banyak dampak negatif yang diakibatkan oleh pemanasan global.Berbagai
penilitian, konferensi, dan seminar telah dilakukan untuk menanggapi kondisi iklim yang
semakin memburuk. Adapun dampak-dampak negatif tersebut adalah sebagai berikut :
1. Naiknya suhu samudra (Pasifik & Hindia). Hal ini berdampak serius pada ekologi
samudra, terutama mengancam kehidupan terumbu karang. Selain itu, suhu lautan
yang berubah berakibat pada perubahan arah angin yang secara acak yang akan
menyebabkan cuaca sulit diramal.
2. Mencairnya salju dan es. Laporan terbaru dari para ahli menunjukkan salju dunia
sudah berkurang 10%.
3. Naiknya permukaan air laut. Kondisi ini akan mengancam Indonesia sebagai negara
kepulauan dengan garis pantai nomor 2 terpanjang di dunia.
4. Musim kemarau yang panjang dan tak beraturan.
5. Musim hujan yang singkat dengan intensitas tinggi.
6. Terjadinya perubahan iklim.
7. Air tanah menjadi langka.
8. Mempengaruhi gejala El Nino, memungkinkan kekuatan El Nino yang rata-rata
terjadi 4 tahun sekali semakin dahsyat. Hal ini diduga kuat sebagai penyebab
peningkatan intensitas terjadinya badai yang terjadi akhir-akhir ini.
9. Mengancam flora & fauna tertentu pada kepunahan. Hasil penelitian pada 2003 silam
memaparkan bahwa 50 tahun terakhir ada 1700 jenis hewan dan tumbuhan yang
secara bertahap beralih ke dua kutub. Jika tidak mengurangi kecepatan pemanasan
global, maka akan banyak makhluk hidup mengalami kepunahan.

10. Dalam aspek estetis, hilangnya beberapa tempat yang memberikan pemandangan
indah.

Lampiran