Pengaruh Pelayanan Kefarmasian Residensial terhadap Ketaatan dan Luaran Klinis Pasien Hipertensi.

!

!"#

!

$
! "

#

$
$
%

!

$
!

$


#

$
%

&
' '

(
"
&
% $
+ ,

' !
!
"

$


$
&
!

&!
'
"
$ ()
! % $

!
"

!
$

*

(

,
0

#

"

$ !

)

!$
'

+
1 2

+
&


)

!

!

%

%
-

%

$

'

)

$


#$

!

+

!
+

#$

% $
*

% !

#$
+


-..3
$

+

%

+
$

*
4 %
-

#

#
'

! .

+

-../

+
#
!

%

&
% !

% !

'

%
,+


#

+

+

#

!$

+
,

#

&
*
!
!# $
"

%
&
% !
$

%

#

!$

$$
&
"

%

#$

$


% !

$

$

!
! +" % % &
,
,
-&& . /& !
01 " '
/

!

"

!# /

" ! !
&
!
2 / (2
!"
3 4
2 4 ! " !
3 4
. !
4
56
%

( % 7 )+
!
'
4
4 #
0,
! . ' !
2

!#
$

/
!
0 .
9
8 &'
, !

$%

&'

!0

4 ! &)
$

! 7& ! 8
!

%&' !

/

!

!

! %

$

' 4

! !

/

%&!

%

(%%

!2

/

) %*% '

!

0

!

%-

/

!)

!

. & !#

' / !8 "

/
$/%'
!# , !
,
/ %

0 ! 7 2
4 " !
3
4 "
! ,
: ! 3
&
! 6 "
, !;
!
&

!# ! $

!4
!. !%;

2 " ! !( &
% 8 ! !#
! /

! . ' !
!!
/ !

!

8

&

! !#

! 2%"

!

0 & /.

< 4%! % !#
'
9 "

!## ! ! ! ' %
) ! %!

!# ! 4 %

$+

! 7= >

0.7

!!
3
!!
$ ! 4 !
? !.
01 " '
/
@

!## ! ! ' " !# 8
01 " '
/
4
8
!

% ! $

$

%

5

% 8 !

!#

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, September 2015
Vol. 4 No. 3, hlm 162–174
ISSN: 2252–6218
Artikel Penelitian

Tersedia online pada:
http://ijcp.or.id
DOI: 10.15416/ijcp.2015.4.3.162

Pengaruh Pelayanan Kefarmasian Residensial terhadap Ketaatan dan
Luaran Klinis Pasien Hipertensi
Luh P. F Larasanty,1 Ni Made L. Meilinayanti,2 Ni Made P. Susanti,1 I Made A.G. Wirasuta1
1
Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana Jimbaran, Bali, Indonesia
2
Program Studi Profesi Apoteker FMIPA Universitas Udayana Jimbaran, Bali, Indonesia
Abstrak
Pada era jaminan kesehatan nasional, salah satu target pelayanan kefarmasian residensial adalah pasien
hipertensi yang masuk ke dalam kategori kelompok pasien rujuk balik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pelayanan kefarmasian residensial yang dilakukan apoteker terhadap ketaatan
dan luaran klinis pasien hipertensi tanpa penyakit penyerta yang menjalani rawat jalan di Rumah Sakit
Umum Daerah Wangaya Kotamadya Denpasar Bali. Desain penelitian ini adalah eksperimental dengan
one group pre-post test design. Sebanyak 13 pasien yang memenuhi kriteria inklusi diberikan pelayanan
kefarmasian residensial selama 16 kali kunjungan dalam kurun waktu tiga bulan. Skor hasil pengukuran
dianalisis menggunakan regresi linier dan uji wilcoxon. Pelayanan kefarmasian residensial mampu
!"#$#%&'(&'#)&"(''('#)*'+$"#),'-'!)*"#%%.#''#)/0'(1)*"#%'(.2'#),$"(1),'#)'&($3$('+)4+$&),'2$)($#%&'()
baik menjadi tingkat ketaatan tinggi (p=0,001) serta dapat meningkatkan ketaatan pasien terhadap
pembatasan konsumsi alkohol dan rokok dari tingkat baik menjadi sangat baik. Pelaksanaan pelayanan
kefarmasian dapat memberikan pengaruh dalam perbaikan luaran klinis pasien berupa penurunan tekanan
darah sistolik (p=0,000). Pelayanan kefarmasian residensial memiliki pengaruh terhadap peningkatan
&"(''('#)*'+$"#)("25','*)*"#%%.#''#)/0'(1)*"-'&+'#''#),$"(1)*"-'&+'#''#)'&($3$('+)4+$&1)+"2(')("25','*)
pembatasan rokok dan konsumsi alkohol sehingga dapat memperbaiki luaran klinis pasien hipertensi.
Kata kunci: Hipertensi, ketaatan pasien, pelayanan kefarmasian residensial, tekanan darah

Impact of Pharmaceutical Home Care on Compliances and Clinical
Outcomes of Hypertensive Patients
Abstract
In the Indonesian health universal coverage system the hypertensive patients that grouped into the refer
back patient treatment category, is one target of pharmaceutical home care. The aim of this study was
to carried out the impact of pharmaceutical home care on patient compliances and clinical outcomes of
hypertension without compeling indication out-patient on Wangaya General Hospital in the municipality
of Denpasar Bali. Design research is an experimental study with one group pre-post test design. The
thirteen patients who met the inclusion criteria will be given pharmaceutical home care services for 16
visits over three months period. The complianced levels were scored and statistical analyzed using linear
regression and wilcoxon test. The pharmaceutical home care visit could increase the patients adherence to
antihypertensive drug administration, increasing diet compliance, and adherence of physical exercise from
good adherence to excellent adherence (p value=0,001), Pharmaceutical home care visit could increase
patient compliance to restrictions of smoking and alcohol consumption from good adherence to very
good adherence. The decreasing of the patient’s systolic blood pressure correlated to the pharmacist home
3$+$()6*)3'-."7818889:);5")*5'2!'0,050).
Pelayanan kefarmasian pada fase intensif
adalah penilaian apakah ada kemungkinan

terjadinya permasalahan dalam penggunaan
/0'() ,'#) $,"#($4&'+$) '@'-) &"(''('#) *'+$"#)
terhadap terapi. Beberapa permasalahan yang
ditemukan dalam penggunaan obat jangka
panjang pada pasien hipertensi antara lain
berkaitan dengan aturan pakai yang tidak
jelas, kejenuhan pasien mengonsumsi obat,
lupa minum obat, merasa sudah sembuh,
pengetahuan pasien yang kurang mengenai
pentingnya pengobatan yang dilakukan
secara berkesinambungan serta kurangnya
pengetahuan pasien mengenai efek samping
obat. Permasalahan-permasalahan tersebut
,$$,"#($4&'+$) +"0'%'$) *"#?"0'0) ?'#%) *'-$#%)
umum atas ketidaktaatan pasien hipertensi
terhadap pengobatan.17,18
Intervensi pelayanan kefarmasian yang
dilakukan untuk meningkatkan ketaatan
pada pasien hipertensi terhadap pengobatan
adalah melalui konseling berupa konsultasi
mengenai masalah obat dan kesehatan secara
umum yang melibatkan pasien dalam rencana
pengobatan dan jadwal penggunaan obat
serta edukasi pasien.5,17 Pasien dilibatkan
dalam desain rencana pengobatan misalnya
dalam penentuan jam minum obat sesuai
dengan aktivitas harian pasien sehingga
pasien merasa nyaman tanpa harus mengubah
instruksi pengobatan yang diberikan dokter.
Hal ini dilakukan pada hari pertama dan ke-2
dari kunjungan. Penyesuaian ini dilakukan
pada pertemuan ke-3 dan ke-4 sekaligus
memberikan edukasi dan konseling mengenai
permasalahan penggunaan obat oleh pasien.
Pada fase maintenance, konsultasi dan
edukasi diberikan kepada pasien mengenai

!"#$%&'&()*+&,"-&.%"/01)"/0&!0-2)"3&.$3""3"-&4"/0$Skor
1,00–1,80
1,81–2,60
2,61–3,40
3,41–4,20
4,20– 5,00

.%"/01)"/0&!0-2)"3&.$3""3"-&4"/0$Rendah (Low)
Cukup (Fair)
Baik (Good)
Sangat Baik (Very Good)
Tinggi (Excellent)

166

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia

Volume 4, Nomor 3, September 2015

!"#$%& 5& 6"3"& 6$7*2+"1& 4"/0$-& 809$+3$-/0& :"-2& ;$-0,05)

Usia (tahun)
40–50
51–60
61–70
71–80

2 (15,385)
4 (30,769)
4 (30,769)
3 (23,077)

0,838
(p>0,05)

Tekanan darah awal
TDS :) H"2.0'5'#)
terhadap tekanan darah diastolik umumnya
lebih dipengaruhi oleh faktor usia.25
Adanya faktor keluarga atau perawat pasien
(caregiver) juga dapat memberikan kontribusi
dalam peningkatan ketaatan pasien terhadap
pengobatan.26,27 Akan tetapi, korelasinya
belum dapat diukur dalam penelitian ini
sehingga dapat menjadi variabel pengacau
yang belum terkontrol. Keterbatasan
lainnya adalah jumlah subjek penelitian
yang sedikit dikarenakan akseptabilitas
pasien yang masih rendah terhadap
kegiatan pelayanan kefarmasian residensial.
Hasil penelitian tentang pengaruh
pelayanan kefarmasian residensial terhadap
ketaatan pada pasien dan luaran klinis

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia

Volume 4, Nomor 3, September 2015

pasien hipertensi menunjukkan pelayanan
kefarmasian residensial yang dilakukan
apoteker berpengaruh terhadap peningkatan
ketaatan pasien dan perbaikan luaran
klinis pasien hipertensi. Hasil penelitian
ini menjadi dasar bagi apoteker untuk
melaksanakan praktik pelayanan kefarmasian
residensial bagi pasien yang memiliki
potensi ketidaktaatan yang besar. Diperlukan
penelitian lebih lanjut dengan kontrol yang
-"0$5) 0'$&) *',') &/#,$+$) +*"+$4&) *'+$"#)
sehingga meminimalkan bias dan variasi
antar individu. Selain itu, kegiatan pelayanan
kefarmasian residensial juga dapat dilakukan
dalam kurun waktu yang lebih panjang,
paling tidak selama 6 bulan untuk dapat
meningkatkan pengetahuan pasien terhadap
penyakit dan pengobatannya serta untuk
mencapai karakteristik self care behaviour.7
Simpulan
Hasil studi mengenai pelayanan kefarmasian
residensial pada 13 orang pasien hipertensi
rawat jalan tanpa penyakit penyerta selama
tiga bulan memberikan hasil baik. Pelayanan
kefarmasian residensial berpengaruh terhadap
peningkatan ketaatan pasien yaitu pada
penggunaan obat, pelaksanaan diet, aktivitas
4+$&)'('.)/-'52'%'1)+"2(')("25','*)*"!0'('+'#)
rokok dan alkohol. Pelayanan kefarmasian
residensial juga dapat memberikan efek
dalam menurunkan atau mengontrol tekanan
darah sistolik pada pasien hipertensi. Hasil
penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk
melaksanakan praktik pelayanan kefarmasian
residensial bagi apoteker dan dasar untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
manfaat dari pelayanan kefarmasian
residensial dalam peningkatan ketaatan dan
perbaikan luaran klinis pada pasien hipertensi.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
172

seluruh pasien yang bersedia ikut serta dalam
penelitian ini.
Daftar Pustaka
1. Alderson P, Dunsdon S, Gyton A,
Hill R, Kandaswamy P, McBride J.
Hypertension: clinical management of
primary hypertension in adults [diunduh
28 Oktober 2013]. Tersedia dari : http://
www.guidance.nice.org.uk/cg127.
2. Muchid A, Umar F, Budiarti LE, Satifa O,
Brata C, Bakhtiar L, et al. Pharmaceutical
care untuk penyakit hipertensi. Jakarta:
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan
Klinik-Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan; 2006.
3. Pratiwi D. Pengaruh konseling obat
terhadap kepatuhan pasien hipertensi di
poliklinik khusus RSUP dr. M. Djamil
Padang (tesis). Padang: Universitas
Andalas; 2011.
4. Izzat L. Antihypertensive concordance in
elderly patients. Midlife and Beyond GM
2 Journal. 2009;4:28–35.
5. Muchid A, Wurjati R, Chusun, Purnama
NR, Masrul, Gustanti E, et al. Pedoman
pelayanan kefarmasian di rumah (home
pharmacy care). Jakarta: Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik-Ditjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan; 2008.
6. Reidt S, Morgan J, Larson T, Blade
MA. The role of a pharmacist in a
home care team. Home Healthcare
Nurse. 2013;31(2):80–7. doi: 10.1097/
NHH.0b013e3182778f5f
7. Aditama L. Karakteristik dan kebutuhan
pasien diabetes mellitus tipe II di Apotek
Ubaya terhadap layanan residensial
(home care) serta pengaruh layanan
tersebut pada penatalaksanaan penyakit
diabetes mellitus (skripsi). Surabaya:
Universitas Surabaya; 2011.
8. Icwari
NPWP,
Wirasuta
IMAG,
Susanti NMP. Akseptabilitas pelayanan

Jurnal Farmasi Klinik Indonesia

Volume 4, Nomor 3, September 2015

residensial kefarmasian pada pasien
diabetes melitus tipe II tanpa komplikasi.
Jurnal Farmasi Udayana. 2013;2(2):1–5.
9. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR,
Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al.
National high blood pressure educational
program: the seventh report of the joint
national committee on prevention,
detection, evaluation, and treatment of
high blood pressure. USA: National
Institute of Health; 2004.
10. Hikmat F, Appel LJ. Effect of the DASH
diet on blood pressure in patient with
and without metabolic syndrome: results
from the DASH trial. J Hum Hypertens.
2004;28:170–5. doi:10.1038/jhh.2013.52
11. Sugiyono. Metode penelitian pendidikan
pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta; 2011.
12. Gumilar I. Metode riset untuk bisnis dan
manajemen. Bandung: Utama Universitas
Widyatama; 2007.
13. Morisky DE, Green LW, Levine DM.
Concurrent and predictive validity of
a self-reported measure of medication
adherence. Med Care. 1986;24(1):67–74.
14. T'24-",)D1)U-$>>/2,)D1)V--$'++/#)W1)X'20"2)
N, Wilson A. Suitability of measure of
self-reported medication adherence for
routine clinical use: a systematic review.
BMC Med Res Methodology. 2011;11:49.
doi:10.1186/1471-2288-11-149
15. Morisky DE, Ang A, Krousel-Wood
M, Ward HJ. Predictive validity of a
medication adherence measure in an
outpatient setting. J Clin Hypertens.
2008;10(5):348– 54. doi: 10.1111/j.17517176.2008.07572.x
16. Sarwono J. Statistik itu mudah: panduan
lengkap untuk belajar komputansi statistik
menggunakan SPSS 16. Yogyakarta:
Penerbit Universitas Atma Jaya; 2009.
17. Bittar N. Maintaining long-term control
of blood pressure: the role of improved
compliance. Clin Cardiol. 1995;18(3):
173

12–16. doi: 10.1002/clc.4960181504
18. Al-Mehza A, Al-Muhailije FA, Khalfan
MM, Al-Yahya AA. Drug compliance
among hypertensive patient: an area based
study. Eur J Gen Med. 2009;6(1):6–10.
19. University Hospital Southampton NHS
Foundation Trust. Homecare medicines
towards a vision for the future. England:
National Health Service; 2011.
20. Wong MCS, Liu KQL, Wang HHX, Lee
CLS, Kwan MWM, Lee KWS, et al.
Effectiveness of a pharmacist–led drug
counseling on enhancing antihypertensive
adherence and blood pressure control:
a randomized controlled trial. J Clin
Pharmacol. 2013;53(7):753–61. doi:
10.1002/jcph.101
21. Green BB, Cook AJ, Ralston JD,
Fishman PA, Catz SL, Carlson J, et al.
Effectiveness of home blood pressure
monitoring, web communication, and
pharmacist care on hypertension control:
a randomized controlled trial. JAMA.
2008; 299(24): 2857–67. doi: 10.1001/
jama.299.24.2857.
22. Lee JK, Grace KA, Taylor AJ. Effect of
a pharmacy care program on medication
adherence and persistence, blood
pressure, and low-density lipoprotein
cholesterol: a randomized controlled
trial. JAMA. 2006;296(21):2563–71.
doi:10.1001/jama.296.21.joc60162.
23. Bramley TJ, Gerbino PP, Nightengale
BS, Frech-Tamas F. Relationship of
blood pressure control to adherence
with antihypertensive monotherapy in
13 managed care organizations. JMCP.
2006;12(3):239–45.
24. Appel LJ, Brands MW, Daniels SR,
Karanja N, Elmer PJ, Sacks FM.
Dietary approaches to prevent and treat
5?*"2("#+$/#Y) ') +KQ(\WZ"&

PVZ4
D/a(P2.4Y(5Z1(+/Z$a(LZ(P$Xa(34](8.4X&&
*34YN(b5__&W#(Z_(34#$/2^&"#&4\$[&(X&]$W3#$Z4
3]/&"&4W&(Z4(/Z\^$#3'$f3#$Z4(_Z"
W3"]$Z[3\W.'3"(]$\&3\&(34](XZ"#3'$#2($4
/2^&"#&4\$[&(^3#$&4#\ba(L2^&"#&4\$Z4
J&\&3"W/a(2&3"(_Z''ZV>.^(O#/&(6&/"34(-$^$](34]
U'.WZ\&(8#.]2Qba(5."Z^&34(*Z."43'(Z_
+'$4$W3'(E.#"$#$Z4a(