PROFIL IBU HAMIL YANG MENGALAMI KEKURANGAN ENERGI KRONIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLAMBU PROFIL IBU HAMIL YANG MENGALAMI KEKURANGAN ENERGI KRONIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLAMBU KABUPATEN GROBOGAN.

(1)

PROFIL IBU HAMIL YANG MENGALAMI KEKURANGAN ENERGI KRONIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLAMBU

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk memenuhi salah satu syarat Guna memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan

Oleh :

Mohamad Nursolikin J210.100.050

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014


(2)

(3)

NASKAH PUBLIKASI

PROFIL IBU HAMIL YANG MENGALAMI KEKURANGAN ENERGI KRONIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLAMBU

* Mohamad Nursolikin

** Winarsih Nur A S.kep., Ns., ETN., M.Kep *** Dwi Handoyo S.Kep., Ns

Abstrak

Kekurangan energi kronik yaitu keadaan ibu hamil yang menderita kekurangan makanan yang berlangsung lama (kronik) dengan berbagai timbulnya gangguan kesehatan pada ibu hami. Faktor faktor yang berhubungan dengan KEK adalah keadaan sosial ekonomi, pendidikan, pengetahuan, jarak kehamilan, paritas, usia kehamilan dan pekerjaan . Berdasarkan studi pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas Klambu pada tahun 2013 ibu hamil yang mengalami KEK sebanyak 74 sedangkan pada tahun 2014 dari bulan januari s/d bulan juni adalah sebanyak 22 Orang. Tujuan penelitian: mengidentifikasi ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik diwilayah kerja Puskesmas Klambu. Metode penelitian : Jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian non eksperimental, desain penelitian menggunakan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengalami KEK diwilayah kerja puskesmas Klambu. Teknik Pengambilan Sampel penelitian ini menggunakan tekhnik total sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan tekhnik analisa Univariat. Hasil penelitian: Status pendidikan ibu hamil yang mengalami KEK adalah berpendidikan terakhir sekolah menengah pertama sebesar 50%, pendidikan SD 18,18%, pendidikan SMA 22,73 % dan perguruan tinggi sebesar 9,09 %, Pada identifikasi tingkat pengetahuan umumnya ibu hamil yang mengalami KEK adalah berpengetahuan baik sebesar 59,09 % dan pengetahuan tidak baik/ kurang sebesar 40,91 %, usia ibu hamil yang mengalami KEK adalah pada usia ≥20 tahun sebesar 63,64 %, usia 17 s/d 19 tahun sebesar 36,36 % dan pada usia < 16 tahun sebesar 0,00 %,Kehamilan pada ibu hamil yang mengalami KEK adalah terjadi pada kehamilan pertama sebesar 77,27 %. Kehamilan kedua 18,18 %, kehamilan ketiga 4,55 % dan kehamilan ke-empat sebesar 0,00%, Pekerjaan ibu hamil yang mengalami KEK sebagian besar adalah ibu rumah tangga atau pekerja ringan sebanyak 100 %, Jarak kehamilan pada ibu hamil yang mengalami KEK adalah jarak kehamilan dengan kisaran 0 s/d 12 bulan sebesar 81,82 %, 13 s/d 36 bulan sebesar 0,00 % dan 37 s/d 48 bulan sebesar 18,18 %.


(4)

PROF ILE OF PREGNANT WOMEN WHO HAVE CHRONIC LACK OF ENERGY IN THE WORK AREA HEALTH KLAMBU CITY OF GROBOGAN

ABSTRACT

Chronic energy deficiency, namely the state of pregnant women who suffer from food shortages lasting (chronic) with the onset of various health problems in the mother understood. Factors associated with Chronic energy deficiency is the socio-economic circumstances, education, knowledge, spacing pregnancies, parity, gestational age and occupation. Based on preliminary studies in health centers Klambu in 2013 pregnant women who have Chronic energy shortages as much as 74 whereas in 2014 from January - June is as much as 22 People The aim of the study: to identify pregnant women who experience chronic energy shortages in the region working health centers Klambu. Research methods: quantitative research type with non-experimental research methods, research design using descriptive. The population in this study were all pregnant women who experience a lack of energy in the region Chronic health centers Klambu. Sampling Technique This study uses total sampling techniques. The data analysis technique used is to Univariate analysis technique. The results of the study: educational status of pregnant women who experience a lack of energy is the Chronicle last junior high school education by 50%, 18.18% elementary education, 22.73% high school education and higher education was 9.09%, the identification of the level of general knowledge of the mother pregnant Chronic energy deficiency is well knowledgeable of 59.09% and no knowledge of good / less at 40.91%, the age of the pregnant women with Chronic energy deficiency is at the age ≥20 years at 63.64%, age 17 - 19 years at 36.36% and at age <16 years at 0.00%, pregnancy in pregnant women suffering with Chronic energy deficiency is happening in the first pregnancy was 77.27%. Second pregnancy 18.18%, 4.55% and third pregnancies fourth pregnancy of 0.00%, Employment pregnant women who have Chronic energy shortages are mostly housewives or mild workers as much as 100%, Distance pregnancy in pregnant women Chronic energy deficiency which is the distance of pregnancy with a range of 0 - 12 months at 81.82%, 13 - 36 months of 0.00% and a 37 - 48 months was 18.18%. Keywords: Pregnant women, energy chronic shortage.


(5)

PENDAHULUAN

Energi merupakan faktor gizi yang paling penting pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat badan bayi lahir. Banyaknya Energi yang dibutuhkan pada saat kehamilan sekitar 80.000 Kkal atau membutuhkan 300 Kkal setiap harinya pada masa kehamilan dan pada trimester I lebih sedikit meningkat dibandingkan kebutuhan Energi pada trimster II dan III (Arisman, 2010).

Kekurangan energi kronik (KEK) yaitu keadaan ibu hamil yang menderita kekurangan makanan yang berlangsung lama (kronik) dengan berbagai timbulnya gangguan kesehatan pada ibu hamil (Sayogo,.2007). Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya adalah gizi kurang seperti kurang energy kronik dan anemia gizi (Mochtar, 2007).

Berdasarkan Riskesdas pada tahun 2013, proporsi Wanita usia subur (WUS) dengan kekurangan Energi kronik, yaitu WUS dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm telah terjadi peningkatan dengan proporsi ibu hamil usia 15-19 tahun

dengan KEK (kekurangan Energi Kronik)dari 33,5% pada tahun 2010 meningat menjadi 38,5% di tahun 2013. Selain itu peningkatan yang terjadi pada WUS usia 15-19 tahun yang tidak hamil dari 30,9% pada tahun 2010 meningkat menjadi 46,6% pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2010 terdapat 13,91% ibu hamil KEK, sedangkan data dari Dinas kesehatan kota kabupaten Grobogan tahun 2012 terdapat 1305 sekitar 1,16 dari jumlah ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik.

Puskesmas Klambu merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan, data penelitian pada tahun 2012 terdapat Ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik terdapat 47 dari jumlah ibu hamil 589 atau sekitar 7,97% ibu hamil yang mengalami KEK dan pada pada tahun 2013 terdapat 74 ibu hamil dengan KEK dari jumlah ibu hamil 663 atau sekitar 11,16% ibu hamil yang mengalami KEK, dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan dari tahun 2012 s/d 2013 sebesar


(6)

3.19% ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik.Sedangkan pada tahun 2014 pada bulan januari s/d bulan juni didapatkan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik diwilayah kerja puskesmas Klambu sebanyak 22 orang.

Penelitian yang dilakukan oleh Widayanti, Tri. 2012. Faktor faktor yang berhubungan dengan energi kronik.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian cross sectional, dengan variabel bebasnya adalah umur, umur kehamilan, pendidikan, pengetahuan gizi dan pendapatan dengan Variable terikat kekurangan energy kronik (KEK). Hasil pada penelitian ini adalah Ada hubungan antara umur, umur kehamilan, pendidikan, pengetahuan gizi dan pendapatan dengan kejadian KEK. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, letak perbedaannya adalah pada tempat penelitian dan variabel yang diteliti sedangkan persamaannya adalah meneliti tentang kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil.

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi ibu hamil yang

mengalami kekurangan energi kronik diwilayah kerja puskesmas Klambu.

METODE

Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif dengan metode penelitian non eksperimental dengan desain penelitian menggunakan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengalami kekurangan Energi kronik diwilayah kerja puskesmas Klambu. Teknik Pengambilan Sampel penelitian ini menggunakan tekhnik total sampling yaitu sampel diambil seluruhnya dari jumlah populasi (Notoatmodjo, 2010). Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan tekhnik analisa Univariat.Variabel independen adalah pendidikan, pengetahuan, usia ibu hamil, paritas/ kehamilan, jarak kelahiran, pekerjaan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik diwolayah kerja Puskesmas Klambu.

HASIL PENELITIAN A. Analisis Bivariat

Analisa Univariat digunakan

untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan secara terperinci dari karakteristik responden dan


(7)

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian tentang

karakteristik responden berdasarkan

pendidikan, pengetahuan, usia

kehamilan, Gravida, pekerjaan dan jarak kehamilan yang disajikan dalam masing-kasing tabel di bawah ini.

Tabel 1 Distribusi Responden

Berdasarkan pendidikan yang mengalami kekurangan Energi kronik (KEK)

No Pendidikan Frekuensi Persenta se (%) 1 2 3 4 SD SMP SMA Perguruan tinggi Jumlah 4 11 5 2 22 18,18 % 50 % 22,73 % 9,09 % 100 % Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa responden di Wilayah Puskesmas Klambu yang mengalamu kekurangan energi kronik dengan Pendidikan SD sebanyak 4 orang (18,18%), SMP 11 orang (50%), SMA 5 orang (22,73%), dan lulusan pendidikan tinggi sebanyak 2 orang (9,09%).

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan pengetahuan yang mengalami kekurangan Energi kronik (KEK)

2. Pengetahuan Frekuensi Present ase (%)

Baik 13 59,09%

Tidak baik 9 40,91%

Jumlah 22 100%

Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa responden di Wilayah Puskesmas Klambu yang mengalami kekurangan energi kronik dengan pengetahuan baik sebanyak 13 orang (59,09%), pengetahuan tidak baik sebanyak 9 orang atau sebesar (49,91%).

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Usia pada ibu hamil yang mengalami kekurangan Energi kronik (KEK)

No Usia Frekuensi Presentase (%) 1 2 3 ≥20 tahun 17 s/d 19 ≤16 tahun 14 8 0 63,64 % 36,36 % 0,00 %


(8)

Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa responden di Wilayah Puskesmas Klambu yang mengalam kekurangan energi kronik dengan usia ≥20 tahun sebanyak 14 orang (63,64%), 16 s/d 19 tahun sebanyak 8 orang (36,36%), ≤16 tahun sebanyak 0 orang (0,00%).

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Gravida pada ibu hamil yang mengalami kekurangan Energi

kronik (KEK)

Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa responden di Wilayah Puskesmas Klambu yang mengalam kekurangan energi kronik dengan G1 sebanyak 7 orang (77,27%), G2 4 orang (18,18 %), G3 1 orang (4,55%), dan G4 sebanyak 0 orang (0,00%).

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan pekerjaan pada ibu hamil

yang mengalami kekurangan Energi kronik (KEK)

No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%) 1 2 3 Berat Ringan Sedang

22 100%

Jumlah 22 100 %

Sumber : Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa responden di Wilayah Puskesmas Klambu yang mengalam kekurangan energi kronik dengan ibu hamil yang mempunyai pekerjaan sebagai tidak bekerja sebanyak 20 orang (90,91%), dan bekerja sebanyak 2 orang (9.09%).

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan jarak kehamilan pada ibu hamil yang mengalami kekurangan Energi kronik (KEK)

N o Jarak kehamila n Frekuens i Presentas e (%) 1 2 3 ≤12 bulan 13 s/d 36 bulan 37 d/d 48 bulan 18 0 4 81,82 % 0,00 % 18,18 %

Jumlah 22 100 %

Sumber : Data Primer, 2014 No Kehamilan Frekuensi Presentase

(%) 1 2 3 4 G1 G2 G3 G4 7 4 1 0 77,27 % 18,18 % 4,55 % 0,00 %


(9)

Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa responden di Wilayah Puskesmas Klambu yang mengalam kekurangan energi kronik dengan jarak kehamilan 0 s/d 1 tahun sebanyak 18 orang (81.82 %), 2 s/d 3 tahun sebanyak 0 orang (0,00%), ≤ 4 tahun sebanyak 4 orang (18.18 %).

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden.

Deskripsi hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden di wilayah Puskesmas Klambu dengan jumlah responden 22 ibu hamil

sebagian besar adalah berusia ≥ 20

tahun sebesar 63,64 % yang sebagian besar dari ibu hamil tersebut menikah pada usia muda selain itu budaya masyarakat yang kental yang kaitannya dengan menikah muda.

Deskripsi hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden pendidikan sebagian besar adalah berpendidikan SMP sebesar 50 % hal ini dipengaruhi karna sosial ekonomi yang rendah yang pada umumnya latarbelakang dari mata pencaharian sebagian besar penduduk di kecamatan Klambu adalah seorang petani dan pekebun.

Deskripsi hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden pada pekerjaan ibu hamil yang mengalami KEK sebagian besar adalah ibu rumah tangga sebesar 90,91 % karna sebagian besar dari ibu hamil ini adalah berpendidikan SMP dan juga kurangnya informasi yang masuk membuat sebagian besar ibu hamil yang mengalami KEK ini tidak bekerja.

Deskripsi hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden kehamilan pertama sebesar 77,27 % menuai angka yang cukup besar dalam terjadinya KEK pada ibu hamil sosial ekonomi, pendidikan, pengetahuan, informasi berpengaruh, dalam pengetahuan dan penerimaan informasi yang kurang hal ini membuat rentan sekali ibu hamil mengalami terjadinya KEK.

Deskripsi hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden jarak kehamilan 0 s/d 1 tahun sebesar 81,82 % dan mempunyai dampak yang besar terjadinya KEK keterbatasan pengetahuan, pendidikan serta ketidaktahuan ibu tentang resiko terhadap kehamilan pertama ataupan


(10)

jarak kelahiran yang terlalu dekat memungkinkan terjadinya kekurangan gizi pada ibu dan mempengarhi daya tahan tubuh ibu

Deskripsi hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden pendidikan baik sebesar 59,09 % tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuannya, informasi tentang pengetahuan gizi ibu hamil diperlukan disini sebagai referensi meningkatkan gizi selama kehamilan karna jarak serta keadaan wilayah yang kurang mendukung pada akhirnya informasi terlambat diterimadi masyarakat.

B. Hasil Penelitian

1. Tingkat pendidikan ibu hamil yang mengalami kekurangan Energi Kronik diwilayah kerja Puskesmas Klambu.

Hasil analisis Univariat untuk data tingkat pendidikan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik di wilayah kerja puskesmas klambu bahwa dari ibu hamil yang mempunyai kategori tingkat pendidikan sekolah dasar adalah sebanyak 4 orang atau 18 %, sekolah menengah pertama sebanyak 11 orang atau 50 %, Sekolah

menengah atas sebanyak 5 orang atau 22,73 % dan yeng mempunyai tingkat pendidikan tinggi sebanyak 2 orang atau 9,09 % sehingga dapat diketahui bahwa ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik di wilayah kerja Puskesmas Klambu pada tahun 2014 dari bulan Januari s/d Juni sebagian besar mempunyai status tingkat pendidikan sekolah menengah pertama sebesar 50 %.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa adapun faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan seseorang yaitu antara lain umur, sikap, keterjangkauan fasilitas, status pekerjaan, status sosial ekonomi, dan sosial budaya. Pendidikan secara langsung ataupun tidak langsung, secara implisit maupun eksplisit memainkan peran yang besar dalam masyarakat (Nursalam dan Effendi, 2008).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal pada tahun 2008 menyatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap


(11)

tingkat pengetahuannya (Alfiyah, 2008).

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa responden memiliki tingkat pendidikan yang tinggi belum tentu mempunyai pengetahuan tinggi juga tentang pengertian, tanda, gejala, penyebab, akibat, pencegahan, dan cara mengatasi kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil.

2. Tingkat pengetahuan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik diwilayah kerja Puskesmas Klambu.

Hasil analisis Univariat untuk data tingkat pengetahuan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik di wilayah kerja Puskesmas Klambu bahwa dari ibu hamil yang mempunyai kategori pengetahuan baik pada penelitian ini adalah sebanyak 13 orang atau sebesar 59,09% sedangkan untuk pengetahuan yang tidak baik adalah sebanyak 9 orang atau sebesar 49,91%. sehingga dapat diketahui bahwa ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik di wilayah kerja Puskesmas Klambu pada tahun 2014 dari bulan januari s/d juni

sebagian besar mempunyai pengetahuan baik sebesar 59,09 %.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang pasti akan bertambah karena adanya faktor pendidikan yang diterima oleh responden. Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan responden akan semakin tinggi pula pengetahuan dan pemahaman responden dalam menyerap informasi baru, hal ini tergantung pada keinginan responden

untuk memahami sesuatu

(Notoatmodjo,2003)

Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Puskesmas Bandarharjo Kabupaten Semarang pada tahun 2009 menyatakan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil dalam kategori cukup, berpengaruh terhadap kejadian kekurangan energi kronis (KEK) (Septiningsih, 2009).

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa responden memiliki pengetahuan baik meski dalam penelitian sebelumnya dijelaskan pengetahuan yang cukup dapat berpengaruh tetapi pada penelitian ini seorang ibu hamil yang mempunyai


(12)

pengetahuan yang baik juga dapat beresiko terhadap kejadian kekurangan energi kronik. Dapat disimpulkan bahwa berpengetahuan baik belum tentu tidak beresiko terhadap kejadian kekurangan energ kronik karna kejadian ini dapat dipengaruhi oleh faktor yang lain.

3. Usia ibu hamil yang mengalami kekurangan energy kronik di wilayah kerja Puskesmas Klambu.

Hasil analisis Univariat untuk data Usia pada ibu hamil yang mengalami kekurangan Energi Kronik diwilayah Puskesmas Klambu, bahwa ibu hamil yang memiliki kategori usia pada kehamilan ≥ 20 tahun sebanyak 14 0rang atau 63.64 %, 17 s/d 19 tahun sebanyak 8 orang atau 36.36 % dan pada usia ≤ 16 tahun adalah 0 atau 0.00 %. Sehingga dapat diketahui untuk usia pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik diwilayah kerja puskesmas klambu pada tahun 2014 dari bulan januari s/d juni sebagian besar adalah ibu hamil yang berusia 20 tahun sebanyak 14 0rang atau 63.64 %.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa

Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu Pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan. Umur ibu dalam kehamilan yang sekarang diukur

dengan umur yang ≤ 20 tahun, 21-35

tahun, > 35 tahun (Supariasa, 2002; h. 187).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Puskesmas sambi Kabupaten boyolali pada tahun 2013 menyatakan bahwa kehamilan umur muda dapat berpengaruh terhadap kejadian kekurangan energi kronik (siti, 2013).

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa responden pada umumnya menikah dan hamil pada

kisaran umur ≥ 20 tahun hal ini juga

dapat dipengaruhi adanya budaya yang kental dari penduduk setempat seperti pernikahan di usia dini yang menyatakan bahwa anak perempuan baiknya menikah lebih cepat karna takut nantinya anaknya akan jadi


(13)

perawan tua yang membuat orang tuanya sendiri menjadi khawatir kejadian ini dapat berpengaruh terjadinya kekurangan energi kronik kaana menikah diusia muda mempunyai resiko yang lebih tinggi dibandingkan menikah di usia dewasa.

4. Kehamilan atau Gravida ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik diwilayah kerja Puskesmas Klambu.

Hasil analisis Univariat untuk data Gravida pada ibu hamil yang mengalami kekurangan Energi Kronik diwilayah Puskesmas Klambu, bahwa ibu hamil yang memiliki kategori G1 sebanyak 17 orang atau 77.27 %, G2 sebanyak 4 orang atau 18,18 %, G3 sebanyak 1 orang atau 4.55%. sehingga dapat diketahui bahwa ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik di wilayah puskesmas klambu pada bulan januari s/d juni adalah ibu hamil yang mempunyai riwayat kehamilan pertama yaitu sebesar 17 orang atau 77.27 %.

Dari hasil pelitian ini dapat dilihat bahwa secara umum kehamilan pertama mempunyai resiko lebih besar

hal ini dapat dipengaruhi karna wilayah yang terletak jauh dari perkotaan sehingga memunggkinkan terbatasnya sumber informasi tentang pengetahuan Gizi ibu hamil. Pada kehamilan pertama sumber informasi tentang gizi ibu hamil sangat diperlukan untuk perkembangan den pertumbuhan kehamilan serta janin yang dikandungnya. Sehingga dapat disimpulkan kehamilan pertama berpengaruh besar terhadap kejadian kekurangan energi kronik.

5. Pekerjaan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik diwilayah kerja Puskesmas Klambu.

Hasil analisis Univariat untuk data pekerjaan pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik diwilayah Pukesmas Klambu , bahwa ibu hamil yang memiliki kategori pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 20 orang atau sebesar 90.91 %, untuk ibu hamil kekurangan energy kronik yang bekerja sebagai petani atau pekebun tidak ada atau 0.00% sedangkan untuk ibu hamil kekurangan energi kronik yang bekerja sebagai pegawai sebanyak 2 orang atau sebesar 9.09%. dari data tersebut


(14)

dapat diketahui bahwa ibu hamil yang mengalami kekurangan energy kronik diwilayah kerja Puskesmas Klambu pada bulan Januari s/d Juni 2014 sebagian besar adalah Ibu rumah tangga yaitusebanyak 20 orang atau sebesar 90.91%.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa Seorang ibu yang hamil yang harus melakukan pekerjaan yang terlalu berat, biasanya memiliki status gizi yang kurang apabila tidak di imbangi dengan asupan makanan dalam jumlah yang cukup dan bergizi.(Ary, 2013).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Indonesia pada tahun 2009 yang menyatakan bahwa Pekerjaan juga berperan dalam risiko kekurangan energi kronik pada ibu hamil (sandjaja, 2009).

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa responden pada umumnya tidak bekerja dan hanya sebagai ibu rumah tangga karna sebagian besar ibu hamil yang mengalami KEK ini berpendidikan SMP (sekolah menengah pertama), wilayah yang jauh dari perkotaan serta

akses jalan yang menuju ketempat tinggal yang cukup jauh dari perkotaan hal ini mempengaruhi sumber informasi yang masuk menjadi terhambat selain itu sosialisasi tentang gizi ibu hamil yang kurang memberikan dampak yang cukup besar dalam pengetahuan ibu hamil tentang gizi yang perlu dikonsumsi pada saat kehamilan, selain itu karna sebagian besar ibu hamil yang mengalami KEK tidak bekerja hal ini mempengaruhi pendapatan sehingga dapat berpengaruh terjadinya kekurangan energi kronik.

6. Jarak kehamilan ibuhamil yang mengalami kekurangan energi kronik diwilayah kerja Puskesmas Klambu.

Hasil analisis Univariat untuk data jarak kehamilan pada ibu hamil yang mengalami kekurangan Energi Kronik diwilayah Puskesmas Klambu, bahwa ibu hamil yang memiliki kategori jarak kehamilan 0 s/d 1 tahun adalah sebesar 18 orang atau sebesar 81.82 %, untuk kategori 2 s/d 3 tahun tidak ada atau sebesar 0.00% sedangkan pada jarak ≥ 4 tahun sebanyak 4 orang atau sebesar 18.18%. dari data tersebut dapat diketahui


(15)

bahwa ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik diwilayah kerja Puskesmas klambu pada bulan Januari s/d Juni 2014 sebagian besar adalah ibu hamil yang mempunyai jarak kehamilan 0 s/d 1 tahun sebanyak 18 orang atau sebesar 81.82 %.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas jembatan serong kota Depok Jawa Barat menyatakan bahwa jarak kelahiran <2 tahun beresiko tinggi terhadap kejadian kekurangan energy kronik dibandingkan jarak kelahiran < 2 tahun (Djamilah, 2008) .

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa sebagian ibu hamil yang mengalami kejadian KEK adalah ibu hamil yang mempunyai jarak kelahiran < 2 tahun berpengaruh besar terhadap kekurangan energy kronik. Pada penelitian ini umunya ibu hamil yang mengalami KEK adalh kehamilan pertama dan Jarak kelahiran yang terlalu dekat memungkinkan terjadinya kekurangan gizi pada ibu dan mempengarhi daya tahan tubuh ibu, dimana seharusnya saat itu adalah saat yang baik untuk ibu menyusui

anaknya. Hal ini mengisyaratkan perlu adanya pengaturan jarak kehamilan melalui peningkatan progam kerja keluarga berencana (KB).

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang profil ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik diwilayah kerja Pukesmas Klambu pada tahun 2014 dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Status pendidikan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik adalah berpendidikan terakhir sekolah menengah pertama sebesar 50%, pendidikan SD 18,18%, pendidikan SMA 22,73 % dan perguruan tinggi sebesar 9,09 % . 2. Pada identifikasi status tingkat pengetahuan umumnya ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik adalah berpengetahuan baik sebesar 59,09 % dan pengetahuan tidak baik/ kurang sebesar 40,91 %.

3. usia ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik adalah pada usia ≥20 tahun sebesar 63,64 %, usia 16 s/d 20 tahun sebesar 36,36 % dan pada usia < 16 tahun sebesar 0,00 %.


(16)

4. Kehamilan pada ibu hamil pada umumnya yang mengalami kekurangan energi kronik adalah terjadi pada kehamilan pertama atau G1 sebesar 77,27 %. Kehamilan kedua 18,18 %, kehamilan ketiga 4,55 % dan kehamilan ke-empat sebesar 0,00% 5. Pekerjaan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik sebagian besar adalah ibu rumah tangga sebesar 90,91%, pegawai sebesar 9,09% dan pekebun sebesar 0,00%.

6. Jarak kehamilan pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik pada umumnya adalah jarak kehamilan dengan kisaran 0 s/d 1 tahun sebesar 81,82 %, 2 s/d 3 tahun sebesar 0,00 % dan ≥ 4 tahun sebesar 18,18 %.

Saran

1. Bagi Masyarakat

a. Bagi masyarakat diharapkan senantiasa memperhatikan setiap asupan Gizi yang di konsumsi selama kehamilan berlangsung sehingga ibu hamil tidak mempunyai resiko kekurangan energi kronik.

b. Ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik diharapkan berperan aktif dalam memperhatikan setiap asupan gizi yang di konsumsi dansenantiasa menjaga asupan gizi tersebut, sehingga perkembangan dan pertumbuhan ibu hamil terhindar dari kekurangan energi kronik. 2. BagiIlmu keperawatan

a. Ilmu keperawatan hendaknya dapat menjadikan perhatian dalam meningkatkan gizi ibu hamil , khususnya mengenai kekurangan energi kronik dan juga sebagai solusi dalam meningkatkan perkembangan ibu hamil dan terhindar dari kekurangan energi kronik .

b. Bagi mahasiswa dan akademi keperawatan diharapkan memberikan bimbingan bagi masyarakat tentang risiko terjadinya kekurangan energi kronik pada ibu hamil, sehingga kekurangan energi kronik pada ibu hamil dapat di hindari.


(17)

Terhadap penelitian sejenis selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih mendalam lagi kaitannya dengan profil ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik

DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur

Kehidupan. Jakarta:Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Alfiyah, ida. 2008. Studi Deskriptif

Karakteristik Ibu Hamil

dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Kecamatan

Tarub Kabupaten Tegal:

Poltekes Semarang.

Depkes RI.2013.Riskesdas(Riset

kesehatan dasar terkait

kesehatan ibu).Jakarta: Depkes

RI

Istiany, A., & Rusilanti. 2013. Gizi

Terapan. Bandung:PT Remaja

Rosdakarya

Mochtar, Rostam. Sinopsis Opstetri

Fisiologi dan Patologi. 2007.

Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan

Dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Rahmaniar,A. 2013. Media Gizi

Masyarakat Indonesia, Vol.2,

No.2, 98-103

Sanjaja. 2009. Gizi Indon. risiko kurang energi kronis (kek) pada

ibu hamil di indonesia.,

32(2):128-138

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta

: Rinek cipta

Notoatmodjo, S. 2007. Ilmu Kesehatan

Masyarakat

Prinsip-PrinsipDasar. Jakarta: PT

Rineka Cipta

Nursalam dan Effendi, F. 2008.

Pendidikan dalam

Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Septiningsih, Retno. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang

Kekurangan Energi Kronis

(KEK) dan Status Ekonomi dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu

Hamil di Puskesmas

Bandarharjo Kabupaten

Semarang: Poltekes Semarang.

Widayanti, Tri. 2012. Faktor faktor

yang berhubungan dengan

energi kronik di kecamatan

welahan, Jepara : Unimus


(18)

* Mahasiswa Progam Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. ** Staf Dosen Progam Studi S1

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jln A. yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura.

*** Staf Dosen Progam Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jln A. yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura.


(1)

perawan tua yang membuat orang tuanya sendiri menjadi khawatir kejadian ini dapat berpengaruh terjadinya kekurangan energi kronik kaana menikah diusia muda mempunyai resiko yang lebih tinggi dibandingkan menikah di usia dewasa.

4. Kehamilan atau Gravida ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik diwilayah kerja Puskesmas Klambu.

Hasil analisis Univariat untuk data Gravida pada ibu hamil yang mengalami kekurangan Energi Kronik diwilayah Puskesmas Klambu, bahwa ibu hamil yang memiliki kategori G1 sebanyak 17 orang atau 77.27 %, G2 sebanyak 4 orang atau 18,18 %, G3 sebanyak 1 orang atau 4.55%. sehingga dapat diketahui bahwa ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik di wilayah puskesmas klambu pada bulan januari s/d juni adalah ibu hamil yang mempunyai riwayat kehamilan pertama yaitu sebesar 17 orang atau 77.27 %.

Dari hasil pelitian ini dapat dilihat bahwa secara umum kehamilan pertama mempunyai resiko lebih besar

hal ini dapat dipengaruhi karna wilayah yang terletak jauh dari perkotaan sehingga memunggkinkan terbatasnya sumber informasi tentang pengetahuan Gizi ibu hamil. Pada kehamilan pertama sumber informasi tentang gizi ibu hamil sangat diperlukan untuk perkembangan den pertumbuhan kehamilan serta janin yang dikandungnya. Sehingga dapat disimpulkan kehamilan pertama berpengaruh besar terhadap kejadian kekurangan energi kronik.

5. Pekerjaan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik diwilayah kerja Puskesmas Klambu.

Hasil analisis Univariat untuk data pekerjaan pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik diwilayah Pukesmas Klambu , bahwa ibu hamil yang memiliki kategori pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 20 orang atau sebesar 90.91 %, untuk ibu hamil kekurangan energy kronik yang bekerja sebagai petani atau pekebun tidak ada atau 0.00% sedangkan untuk ibu hamil kekurangan energi kronik yang bekerja sebagai pegawai sebanyak 2 orang atau sebesar 9.09%. dari data tersebut


(2)

dapat diketahui bahwa ibu hamil yang mengalami kekurangan energy kronik diwilayah kerja Puskesmas Klambu pada bulan Januari s/d Juni 2014 sebagian besar adalah Ibu rumah tangga yaitusebanyak 20 orang atau sebesar 90.91%.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa Seorang ibu yang hamil yang harus melakukan pekerjaan yang terlalu berat, biasanya memiliki status gizi yang kurang apabila tidak di imbangi dengan asupan makanan dalam jumlah yang cukup dan bergizi.(Ary, 2013).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Indonesia pada tahun 2009 yang menyatakan bahwa Pekerjaan juga berperan dalam risiko kekurangan energi kronik pada ibu hamil (sandjaja, 2009).

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa responden pada umumnya tidak bekerja dan hanya sebagai ibu rumah tangga karna sebagian besar ibu hamil yang mengalami KEK ini berpendidikan SMP (sekolah menengah pertama), wilayah yang jauh dari perkotaan serta

akses jalan yang menuju ketempat tinggal yang cukup jauh dari perkotaan hal ini mempengaruhi sumber informasi yang masuk menjadi terhambat selain itu sosialisasi tentang gizi ibu hamil yang kurang memberikan dampak yang cukup besar dalam pengetahuan ibu hamil tentang gizi yang perlu dikonsumsi pada saat kehamilan, selain itu karna sebagian besar ibu hamil yang mengalami KEK tidak bekerja hal ini mempengaruhi pendapatan sehingga dapat berpengaruh terjadinya kekurangan energi kronik.

6. Jarak kehamilan ibuhamil yang mengalami kekurangan energi kronik diwilayah kerja Puskesmas Klambu.

Hasil analisis Univariat untuk data jarak kehamilan pada ibu hamil yang mengalami kekurangan Energi Kronik diwilayah Puskesmas Klambu, bahwa ibu hamil yang memiliki kategori jarak kehamilan 0 s/d 1 tahun adalah sebesar 18 orang atau sebesar 81.82 %, untuk kategori 2 s/d 3 tahun tidak ada atau sebesar 0.00% sedangkan pada jarak ≥ 4 tahun sebanyak 4 orang atau sebesar 18.18%. dari data tersebut dapat diketahui


(3)

bahwa ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik diwilayah kerja Puskesmas klambu pada bulan Januari s/d Juni 2014 sebagian besar adalah ibu hamil yang mempunyai jarak kehamilan 0 s/d 1 tahun sebanyak 18 orang atau sebesar 81.82 %.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas jembatan serong kota Depok Jawa Barat menyatakan bahwa jarak kelahiran <2 tahun beresiko tinggi terhadap kejadian kekurangan energy kronik dibandingkan jarak kelahiran < 2 tahun (Djamilah, 2008) .

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa sebagian ibu hamil yang mengalami kejadian KEK adalah ibu hamil yang mempunyai jarak kelahiran < 2 tahun berpengaruh besar terhadap kekurangan energy kronik. Pada penelitian ini umunya ibu hamil yang mengalami KEK adalh kehamilan pertama dan Jarak kelahiran yang terlalu dekat memungkinkan terjadinya kekurangan gizi pada ibu dan mempengarhi daya tahan tubuh ibu, dimana seharusnya saat itu adalah saat yang baik untuk ibu menyusui

anaknya. Hal ini mengisyaratkan perlu adanya pengaturan jarak kehamilan melalui peningkatan progam kerja keluarga berencana (KB).

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang profil ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik diwilayah kerja Pukesmas Klambu pada tahun 2014 dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Status pendidikan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik adalah berpendidikan terakhir sekolah menengah pertama sebesar 50%, pendidikan SD 18,18%, pendidikan SMA 22,73 % dan perguruan tinggi sebesar 9,09 % . 2. Pada identifikasi status tingkat pengetahuan umumnya ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik adalah berpengetahuan baik sebesar 59,09 % dan pengetahuan tidak baik/ kurang sebesar 40,91 %.

3. usia ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik adalah pada usia ≥20 tahun sebesar 63,64 %, usia 16 s/d 20 tahun sebesar 36,36 % dan pada usia < 16 tahun sebesar 0,00 %.


(4)

4. Kehamilan pada ibu hamil pada umumnya yang mengalami kekurangan energi kronik adalah terjadi pada kehamilan pertama atau G1 sebesar 77,27 %. Kehamilan kedua 18,18 %, kehamilan ketiga 4,55 % dan kehamilan ke-empat sebesar 0,00% 5. Pekerjaan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik sebagian besar adalah ibu rumah tangga sebesar 90,91%, pegawai sebesar 9,09% dan pekebun sebesar 0,00%.

6. Jarak kehamilan pada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik pada umumnya adalah jarak kehamilan dengan kisaran 0 s/d 1 tahun sebesar 81,82 %, 2 s/d 3 tahun sebesar 0,00 % dan ≥ 4 tahun sebesar 18,18 %.

Saran

1. Bagi Masyarakat

a. Bagi masyarakat diharapkan senantiasa memperhatikan setiap asupan Gizi yang di konsumsi selama kehamilan berlangsung sehingga ibu hamil tidak mempunyai resiko kekurangan energi kronik.

b. Ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik diharapkan berperan aktif dalam memperhatikan setiap asupan gizi yang di konsumsi dansenantiasa menjaga asupan gizi tersebut, sehingga perkembangan dan pertumbuhan ibu hamil terhindar dari kekurangan energi kronik. 2. BagiIlmu keperawatan

a. Ilmu keperawatan hendaknya dapat menjadikan perhatian dalam meningkatkan gizi ibu hamil , khususnya mengenai kekurangan energi kronik dan juga sebagai solusi dalam meningkatkan perkembangan ibu hamil dan terhindar dari kekurangan energi kronik .

b. Bagi mahasiswa dan akademi keperawatan diharapkan memberikan bimbingan bagi masyarakat tentang risiko terjadinya kekurangan energi kronik pada ibu hamil, sehingga kekurangan energi kronik pada ibu hamil dapat di hindari.


(5)

Terhadap penelitian sejenis selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih mendalam lagi kaitannya dengan profil ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik

DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur

Kehidupan. Jakarta:Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Alfiyah, ida. 2008. Studi Deskriptif

Karakteristik Ibu Hamil

dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Kecamatan

Tarub Kabupaten Tegal:

Poltekes Semarang.

Depkes RI.2013.Riskesdas(Riset

kesehatan dasar terkait

kesehatan ibu).Jakarta: Depkes

RI

Istiany, A., & Rusilanti. 2013. Gizi

Terapan. Bandung:PT Remaja

Rosdakarya

Mochtar, Rostam. Sinopsis Opstetri

Fisiologi dan Patologi. 2007.

Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan

Dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Rahmaniar,A. 2013. Media Gizi

Masyarakat Indonesia, Vol.2,

No.2, 98-103

Sanjaja. 2009. Gizi Indon. risiko kurang energi kronis (kek) pada

ibu hamil di indonesia.,

32(2):128-138

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta

: Rinek cipta

Notoatmodjo, S. 2007. Ilmu Kesehatan

Masyarakat

Prinsip-PrinsipDasar. Jakarta: PT

Rineka Cipta

Nursalam dan Effendi, F. 2008.

Pendidikan dalam

Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Septiningsih, Retno. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang

Kekurangan Energi Kronis

(KEK) dan Status Ekonomi dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu

Hamil di Puskesmas

Bandarharjo Kabupaten

Semarang: Poltekes Semarang.

Widayanti, Tri. 2012. Faktor faktor

yang berhubungan dengan

energi kronik di kecamatan

welahan, Jepara : Unimus


(6)

* Mahasiswa Progam Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. ** Staf Dosen Progam Studi S1

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jln A. yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura.

*** Staf Dosen Progam Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jln A. yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura.


Dokumen yang terkait

PROFIL IBU HAMIL YANG MENGALAMI KEKURANGAN ENERGI KRONIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLAMBU KABUPATEN PROFIL IBU HAMIL YANG MENGALAMI KEKURANGAN ENERGI KRONIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLAMBU KABUPATEN GROBOGAN.

0 2 15

PENDAHULUAN PROFIL IBU HAMIL YANG MENGALAMI KEKURANGAN ENERGI KRONIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLAMBU KABUPATEN GROBOGAN.

0 1 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG - UDiNus Repository

0 0 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG - UDiNus Repository

0 0 7

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

0 0 5

HUBUNGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DENGAN RIWAYAT IBU HAMIL KEKURANGAN ENERGI KRONIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTOLOAN

0 0 8

View of FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI UPTD PUSKESMAS AJANGALE

0 0 6

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

0 0 14