Studi tentang proses belajar mengajar mata pelajaran matematika pada materi bilangan bulat di SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2012 2013
STUDI TENTANG PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI BILANGAN BULAT
DI SMP KANISIUS KALASAN TAHUN AJARAN 2012 – 2013 KELAS VII
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
OLEH :
TRIA WAHYU ASTUTI HARYANTO NIM : 081414053
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(2)
i
`
STUDI TENTANG PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI BILANGAN BULAT
DI SMP KANISIUS KALASAN TAHUN AJARAN 2012 – 2013 KELAS VII
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
OLEH :
TRIA WAHYU ASTUTI HARYANTO NIM : 081414053
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2013
(3)
(4)
(5)
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
a good person is not a person who never made a mistake, but realized the mistake and want to correct it.
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Almamaterku Sanata Dharma
Mama, kakak, eyang uti dan eyang kakung tersayang
Papa (+) dan pakdhe (+)
Suami dan anakku tercinta
(6)
v
MOTTO
Pengalaman merupakan guru yang paling baik.
Tidak ada yang tidak mungkin terjadi selama kita mau berusaha dan berdoa.
Hidup adalah belajar, belajar bersyukur meski selalu berkekurangan, belajar memahami meski tidak sehati, belajar iklas meskipun tak rela, belajar sabar
walaupun tak mampu, maka dari itu belajarlah terus untuk menjadi yang
(7)
(8)
(9)
viii
ABSTRAK
Tria Wahyu Astuti Haryanto (2013). Studi tentang Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Matematika pada Materi Bilangan Bulat di SMP Kanisius Kalasan Tahun Ajaran 2011–2012. Skripsi. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan proses belajar mengajar mata pelajaran matematika pada materi bilangan bulat di SMP Kanisius Kalasan, yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan kesulitan
– kesulitan yang dialami dalam proses belajar mengajar.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kanisius Kalasan dengan mengambil subjek penelitiaan yaitu guru pembimbing mata pelajaran matematika kelas VII dan objek penelitian yaitu proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran matematika pada materi bilangan bulat. Data dihimpun dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam proses analisis data menggunakan analisis data diskriptif kualitatif.
Hasil penelitian tentang proses belajar mengajar mata pelajaran matematika pada materi bilangan bulat di SMP Kanisius Kalasan menunjukkan bahwa : 1) Langkah permulaan kegiatan proses belajar mengajar dilaksanakan dan dimulai dengan identifikasi karakteristik dan kemampuan awal peserta didik, pemilihan metode pengajaran, pemilihan sarana dan penentuan alat evaluasi. 2) Kegiatan belajar mengajar dilakukan guru pembimbing dengan membuka pelajaran, menyampaikan materi, memberikan penguatan dan motivasi dan diakhiri dengan menutup kegiatan belajar mengajar. 3) Kegiatan belajar mengajar dievaluasi dengan menggunakan penilaian acuan patokan, dan pelaksanaannya dilakukan dengan tes, yaitu : tes formatif, tes per bab materi dan tes semester, adapun aspek yang dinilai adalah aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. 4) Adapun beberapa kesulitan dalam proses belajar mengajar adalah : a) Ketika mengerjakan soal pada bagian mengurutkan bilangan dari yang terbesar atau terkecil, peserta didik lupa memperhatikan tanda negatifnya. b) Para peserta didik masih mengalami kesulitan ketika dihadapkan dengan soal cerita atau aplikasi. c) Ketika melakukan operasi pangkat dan akar pangkat peserta didik masih mengalami sedikit kesulitan dalam menentukan hasil operasi. d) Beberapa peserta didik tidak memahami dengan benar arti pangkat, sehingga ketika menyelesaikan soal pangkat seperti ( -3 ) x ( -3 )3 = ... atau 35 : 3 = .... peserta didik sudah bingung, peserta didik lupa jika pangkat tidak ditulis bearti bilangan tersebut berpangkat satu.
Kata Kunci : proses belajar mengajar mata pelajaran matematika materi bilangan bulat di SMP, kesulitan dalam proses belajar mengajar.
(10)
ix
ABSTRACT
Tria Wahyu Astuti Haryanto (2013). A Studi on The Process of Teaching and Learning Math Subject on The Topic of Integers in SMP Kanisius Kalasan School Year 2011-2012 Class VII. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program of the Faculty of teacher training and education science, Sanata Dharma University.
This research aims to know the extent to which the implementation of the process of teaching and learning mathematics subjects in the matter of integers in SMP Kanisius Kalasan, which includes planning, implementation, evaluation and the difficulty–the difficulties experienced in the teaching and learning process.
This research was carried out in the SMP Kanisius Kalasan by taking the subject penelitiaan the teachers supervising the subjects mathematics Class VII and the object of research is the process of teaching and learning activities of the subjects of mathematics content integers. Data compiled by the method of interview, observation and documentation. In the process of data analysis using qualitative data analysis diskriptif.
The results of research on teaching and learning of mathematical subjects in the matter of integers in SMP Kanisius Kalasan indicates that: 1) Step the beginning of activities of the teaching and learning process is implemented and begins with the identification of the characteristics and capabilities of early learners, the selection of teaching methods, selection of means and determination of evaluation tools. 2) teaching and learning activities carried out by opening the supervising teacher lessons, deliver materials, providing reinforcement and motivation and ends with closing the teaching and learning activities. 3) teaching and learning activities are evaluated by using the assessment reference benchmark, and its implementation was done with the test, i.e.: a formative test, tests per chapter material and a test of the semester, as for the aspects assessed were cognitive aspect, affective aspect and psychomotor aspect. . 4) as for some of the difficulties in the process of teaching and learning are: a) When working on the problem on the sorts of numbers from the largest or smallest, students forget to pay attention to its negative sign. b) learners still encounter difficulties when faced with the question of the story or the application. c) When performing the rank and rank roots learners still encounter little difficulty in determining the results of operations. d) some learners do not understand correctly the meaning of the rank, so that when resolving a matter of rank as 3) x (-3)3 = . .... or. 35: 3 = .... confused learners, learners have been forgotten if the rank is not written means the number one ranking.
Keywords: teaching and learning of subjects in mathematics integer material in junior high school, the difficulty in teaching and learning.
(11)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan
rahmaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi tentang proses belajar mengajar mata pelajaran matematika pada materi bilangan bulat di SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2012-2013 kelas VII” .
Skripsi ini disusun untuk memenuh salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
pendidikan program studi pendidikan matematika di Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skipsi ini tidak akan tersusun
dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. A. Sardjana, M. Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, dukungan dan
mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen JPMIPA Universitas Sanata Dharma, terimakasih atas
(12)
xi
6. Bapak Yusup Indrianto P. S.Pd selaku kepala sekolah SMP Kanisius Kalasan
yang sudah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian di SMP Kanisius Kalasan.
7. Ibu Agustina Kurnia S.Pd selaku guru pengampu kelas VII SMP Kanisius
Kalasan yang sudah memberikan kesempatan dan berbagi pengalaman kepada
penulis dalam melakukan penelitian ini hingga selesai dengan baik.
8. Seluruh staf Sekretariat JPMIPA dan staf Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma yang telah membantu kelancaran proses belajar penulis selama ini.
9. Mama, kakak, eyang uti, eyang kakung, suami dan anakku yang telah
memberikan semangat dan dukungan dalam penyusunan skipsi ini.
10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang secara
langsung maupun tidak langsung memberikan bantuan dan dorongan kepada
penulis dalam penyusunan skipsi ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu segala saran dan kritik sangat diharapkan demi
perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi
semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 30 Januari 2013
(13)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Batasan Istilah ... 5
F. Tujuan Penelitian...6
(14)
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Kajian Teori ... 8
1. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar a. Tahap Perencanaan Pengajaran...9
b. Tahap Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar...13
c. Tahap Evaluasi Kegiatan Belajar Mengajar...19
B. Materi Pelajaran ... 24
C. Kerangka Pikir ...33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35
A. Jenis Penelitian ... 35
B. Tempat Penelitian ... 35
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 36
D. Metode Pengumpulan Data ... 36
E. Instrumen Pengumpulan Data...38
F. Teknik Analisa Data………...39
G. Teknik Pengumpulan Data...40
1. Kredibilitas ( Validitas Internal)...40
2. Transferabilitas (Validitas Eksternal )...42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...44
(15)
xiv
1. Perencanaan Proses Belajar Mengajar...45
2. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar...52
3. Evaluasi Proses Belajar Mengajar...57
4. Hambatan-hambatan Proses Belajar Mengajar...61
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...63
A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 64
Daftar Pustaka ... 67
(16)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 tercantum
dengan jelas cita-cita bangsa Indonesia yaitu akan memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, cita-cita
bangsa Indonesia tersebut sekaligus merupakan tujuan nasional
bangsa. Untuk mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakan
kegiatan pembangunan yang menyeluruh, terarah dan terpadu.
Penyelenggaraan upaya tersebut diselenggarakan karena merupakan
tekad bangsa Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan umum.
Sangatlah tepat jika pemerintah dan masyarakat mempunyai kewajiban
untuk melaksanakan dan mewujudkan tekad tersebut.
Pembangunan pada bidang pendidikan sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum diarahkan untuk mempertinggi derajat pendidikan
yang besar artinya dalam mendukung pembangunan sebagai sumber
daya manusia Indonesia dan sebagai modal bagi pelaksanaan
pembangunan nasional. SMP Kanisius Kalasan merupakan salah satu
SMP Swasta di Yogyakarta yang bergerak di bidang pendidikan. SMP
ini terletak di jalan Jogja-Solo km 13, tepat di samping Gereja
(17)
Melihat kenyataan pada saat ini bahwa pendidikan di Indonesia
masih agak tertinggal dengan negara-negara maju lainnya hal ini
dikarenakan beban mata pelajaran yang dibebankan ke peserta didik
sangat banyak. Peserta didik harus mempelajari banyak mata pelajaran
dan moereka lebih cenderung menyelesaikan soal dengan cara
menghafal tidak menyelesaikan suatu masalah dengan pengetahuan
mereka.
Cara pemikiran peserta didik dalam menyelesaikan setiap soal
yang mereka temukan tidak lepas dari didikan guru. Seperti mata
pelajaran matematika yang menekannya banyak aspek logika dan
penalaran dalam menyelesaikannya, peserta didik tidak harus
menghafal semua rumus yang ada. Dengan logika dan penalaran yang
mereka dapat sebelumnya mereka dapat menyelesaikan. Hal ini
dikarena matematika merupakan ilmu yang hirarki atau saling
berhubungan tidak bisa suatu materi berdiri sendiri, karena suatu
materi pasti mempunyai materi prasyarat.
Kemampuan peserta didik untuk dapat mengembangkan logika
dan penalarannya bergantung pada proses belajar mengajar yang
terarah dan teratur. Dalam proses belajar mengajar, kegiatan belajar
dan mengajar merupakan dua kegiatan yang saling berkaitan. Belajar
merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik sebagai
subyek yang memerlukan materi belajar, sedangkan mengajar
(18)
agar siswa dapat belajar dengan baik, oleh sebab itu belajar mengajar
merupakan suatu interaksi antara perserta didik dan guru dalam rangka
pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil yang dapat dilihat dalam jangka
dekat adalah ada tidaknya perubahan yang diharapkan terjadi pada
perilaku dan pribadi peserta didik.
Berdasarkan asumsi di atas, bagaimana halnya dengan
pelaksanaan proses belajar mengajar mata pelajaran matematika materi
bilangan bulat di SMP Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2010-2013
kelas VII ? Peneliti ingin menjawab hal tersebut, fokus penelitian ini
adalah ingin mengetahui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi proses
belajar mengajar, serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama
proses belajar mengajar berlangsung.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang peneliti di atas, maka
dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :
1. Bahwa pendidikan di Indonesia dirasa masih jauh tertinggal
dibandingkan dengan negara-negara maju.
2. Banyaknya kesulitan-kesulitan yang dialami para pengajar mata
pelajaran matematika dalam perencanaan mengajar dan dalam
(19)
3. Kurangnya alat peraga atau media yang relevan dengan
materi-materi pelajaran matematika yang akan diberikan dalam proses
belajar mengajar.
4. Kurangnya diskusi antara para pengajar dalam mengatasi
masalah-masalah yang terjadi dalam proses belajar mengajar.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan masalah yang teridentifikasi tersebut tidak semua
masalah akan dibahas mengingat keterbatasan kemampuan peneliti,
oleh karena itu peneliti membatasi permasalahan yaitu tentang :
” Pelaksanaan proses belajar mengajar mata pelajaran matematika materi bilangan bulat di SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2012-2013 kelas VII ”
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan yang dirumuskan dalam belajar mengajar
mata pelajaran matematika pada materi bilangan bulat ?
2. Bagaimana pelaksanaan belajar mengajar mata pelajaran
matematika pada materi bilangan bulat ?
3. Bagaimana pelaksanaan evaluasi kegiatan belajar mengajar mata
(20)
4. Kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar mata pelajaran matematika pada materi bilangan
bulat ?
E. Batasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman, penyimpangan, penafsiran
yang tidak tepat dan agar dapat mencapai tujuan penelitian, maka
masalah penelitian dibatasi pada hal-hal berikut :
1. Studi
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan studi adalah
mempelajari tentang sesuatu hal guna memperoleh pengetahuan
atau informasi yang diinginkan.
2. Belajar
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan belajar adalah
kegiatan yang harus dilakukan peserta didik sebagai subyek yang
memerlukan materi belajar.
3. Mengajar
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan mengajar adalah
kegiatan guru sebagai pengajar atau penyampai informasi dari
persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pada proses belajar mengajar
agar peserta didik dapat belajar dengan baik.
(21)
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan proses belajar
mengajar adalah suatu interaksi antara peserta didik dengan guru
dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan batasan istilah di atas, maka arti judul dari studi
tentang proses belajar mengajar mata pelajaran matematika pada
materi bilangan bulat di SMP Kanisius Kalasan adalah ingin
mengetahui tentang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada
proses belajar mengajar sehingga dapat menciptakan hubungan
interaksi yang baik antara guru dan peserta, selain itu juga untuk
mengetahui kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi oleh peserta
didik maupun guru ketika melaksanakan proses belajar mengajar
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
F. Tujuan Penelitian
Secara umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sejauh
mana pelaksanaan proses pembelajaran mata pelajaran Matematika di
SMP Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2012-2013 kelas VIII.
Sedangkan secara khusus bertujuan untuk :
1. Mengetahui pertencanaan proses belajar mengajar mata pelajaran
matematika pada materi bilangan bulat.
2. Mengetahui pelaksanaan proses belajar matematika pada materi
(22)
3. Mengetahui pelaksanaan evaluasi kegiatan belajar mengajar mata
pelajaran matematika pada materi bilangan bulat.
4. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar mata pelajaran matematika pada materi
bilangan bulat.
G. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini diharapkan dapat mengungkap kekurangan
atau kelebihan pendekatan belajar mengajar mata pelajaran
matematika pada materi bilangan bulat di SMP Kanisius sehingga
dapat memberikan umpan balik yang berguna dalam perbaikan
proses belajar mengajar kedepannya.
2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat untuk pertimbangan
pengembangan ilmu pendidikan khususnya pada mata pelajaran
matematika.
3. Dapat menunjang program pemerintah dalam rangka
(23)
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Dalam kajian pustaka ini dikemukakan beberapa teori yang dapat
menunjang pada masalah yang sedang diteliti dengan judul ” Studi Tentang Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Matematika Pada Materi Bilngan
Bulat di SMP Kanisius Kalasan Tahun Ajaran 2012-2013 kelas VII ”
1. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
Bidang pendidikan khususnya dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar pada umumnya terdiri dari tiga tahap yaitu tahap sebelum
terjadinya pengajaran, saat terjadinya pengajaran dan setelah terjadinya
pengajaran, hal ini sesuai yang dikemukakan oleh JJ Hasibuan. Perincian
dari ketiga tahap dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut :
a. Tahap sebelum pengajaran, dalam tahap ini pengajar menyusun :
1 ) Program tahunan pelaksanaan kurikulum
2 ) Program semester pelaksanaan kurikulum
3 ) Program satuan pelajaran
4 ) Rencana program pengajaran
b. Tahap saat terjadinya pengajaran, dalam tahap ini guru berinteraksi
langsung dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik atau
(24)
c. Tahap sesudah pengajaran, tahap ini dilakukan setelah pertemuan tatap
muka dengan peserta didik yang meliputi :
1 ) Penilaian pekerjaan siswa.
2 ) Membuat perencanaan untuk berikutnya.
3 ) Menilai kembali kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung.
Dari uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa kegiatan
belajar mengajar dapat dikelompokkan kedalam tiga tahap, yaitu : (1)
tahap perencanaan pengajaran (2) tahap pelaksanaan pengajaran (3) tahap
evaluasi kegiatan belajar mengajar.
a. Tahap Perencanaan Pengajaran
Perencanaan pengajaran adalah suatu proses analisa dari kebutuhan
dan tujuan belajar, mengembangkan materi, kegiatan belajar mengajar,
kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik, mencoba merevisi
penilaian peserta didik. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh A.Rohani
dan Achmadi (1990:33). Berdasarkan pendapat tersebut maka pengertian
perencanaan pengajaran adalah pemikiran tentang pengetrapan
prinsip-prinsip umum mengajar di dalam pelaksanaan tugas mengajar, dalam
suatu interaksi pengajaran yang meliputi identifikasi karakteristik dan
kemampuan awal peserta didik, pemilihan bahan metode pengajaran,
pemilihan sarana pengajaran dan strategi evaluasi.
1) Identifikasi karakteristik dan kemampuan awal peserta didik
Karakteristik dan kemampuan awal adalah pengetahuan dan
(25)
informasi karakteristik awal peserta didik pada saat akan mengikuti
suatu proses mata pelajaran ( Abdul Gafur, 1981 : 59 ).
Tujuan mengetahui karakteristik dan kemampuan awal peserta
didik adalah untuk mengukur apakah peserta didik akan mampu
mencapai tujuan belajar atau tidak, sampai dimana minat peserta
dididk terhadap mata ajaran yang akan dipelajari (Mudhofir, 1986 :
101).
Dalam menganalisis karakteristik awal terbagi menjadi tiga yaitu:
a) Karakteristik atau keadaan yang berkenan dengan kemampuan
awal “ prerequisite skill “ seperti kemampuan intelektual dan
kemampuan berfikir.
b) Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan
status sosial budaya.
c) Karakteristik yang berhubungan dengan perbedaan-perbedaan
kepribadian, seperti : sikap, perasaan, minat dan sebagainya
(Abdul Gafur, 1981 : 58).
Untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan awal, ada beberapa
teknik yang dapat dilakukan menurut Abdul Gafur ( 1981 : 62 ), adalah
sebagai berikut :
1. Menggunakan catatan atau dokumen yang tersedia seperti STTB, test IQ
dan test masuk.
2. Menggunakan test awal atau test pra syarat.
(26)
4. Menyampaikan angket.
2)Pemilihan Metode Mengajar
Metode mengajar adalah kesatuan langkah kerja yang
dikembangkan oleh guru berdasarkan pertimbangan rasional tertentu,
masing-masing jenisnya bercorak khas dan semuannya berguna untuk
mencapai tujuan pengajaran (Hadari Nawawi, 1985 : 123 ).
Dasar pemikiran mengajar menurut Abu Ahmadi dan Ahmad
Rohani tediri dari lima hal yaitu : (1) Relevansi dengan tujuan, (2)
Relevansi dengan rohani, (3) Relevansi dengan kemampuan
mengajar, (4) Relevansi dengan keadaan peserta didik, (5) Relevansi
dengan situasi proses belajar mengajar (1990 : 11).
Banyak macam metode pengajaran, masing–masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Ketepatan metode pengajaran
adalah jika metode tersebut dapat mendukung dan didukung oleh
faktor–faktor proses belajar mengajar.
Adapun macam metode menurut J.J Hasibuan (1986 : 13-31)
sebagai berikut : (1) Metode ceramah, (2) Metode tanya jawab, (3)
Metode diskusi, (4) Metode kerja kelompok, (5) Metode pemberian
tugas belajar (6) Metode simulasi, (7) Metode demonstrasi.
(27)
Sarana pendidikan adalah segala sesuatu yanga dapat digunakan
pengajar dalam usahanya untuk mencapai tujuuan pendidikan yang
telah di rumuskan ( Suryobroto 1982 : 29 ).
Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses
belajar. Sarana pendidikan dapat memperlancar proses belajar
mengajar dan akan dapat mencapai tujuan belajar mengajar secara
efektif dan efisien jika sarana yang ada tersebut dilakukan pemilihan
yangt sesuai dengan kebutuhan.
Dasar pemilihan menurut sarana pendidikan menurut Abdul
Gafur (1998 : 111) terdiri dari ; (1) Tujuan, (2) Materi, (3)
Karakteristik sarana, (4) Kemampuan peserta didik dan (5) biaya.
Sementara Suhasini Arikunto (1983 : 199) menyatakan dasar
pemilihan sarana pendidikan terdiri dari : (1) Kondisi, kemampuan dan
minat peserta didik, (2) tersedianya fasilitas, (3) Alokasi waktu.
Dari kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dasar
pemilihan saranan pendidikan adalah :
1. Tujuan
2. Materi
3. Kemampuan dan minat peserta didik
4. Alokasi waktu
(28)
Evaluasi merupakan bagian penting dalam proses belajar
mengajar karena dengan evaluasi dapat ditentukan tingkat keberhasilan
suatu program, sekaligus juga dapat diukur hasil–hasil yang dicapai. Amtembun memberikan pengertian evaluasi mata pelajaran
adalah penilaian terhadap mata pelajran yang diajarkan kepada siswa
apakah mata pelajaran tersebut dikuasai atau tidak ( 1974 : 171 ).
Untuk dapat mencapai evaluasi mata pelajaran secara efektif dan
efisien, maka pada evaluasi mata pelajaran matematika materi
Bilangan Bulat perlu diadakan perencanaan, yaitu menentukan strategi
evaluasi yang tepat. Menurut C.L Pasaribu ( 1983 : 137 ) dalam
menentukan strategi evaluasi yang dilakukan selama proses belajar
mengajar, meliputi :
1. Tujuan evaluasi
2. Segi–segi yang akan dinilai, aspek–aspek pengetahuan dan keterampilan siswa.
3. Alat penilaian dan pelaksanaan penilaian.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menyusun
strategi evaluasi yang tepat akan dapat mencapai evaluasi yang efektif
dan efisien.
b. Tahap Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
Pelaksanaan proses belajar mengajar adalah interaksi antara guru
(29)
menyampaikan bahan ajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan
belajar mengajar ( J.J Hasibuan 1986 : 39 ).
Sehubungan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar, berikut
akan dibahas satu persatu tentang membuka kegiatan belajar mengajar,
menyampaikan materi mata pelajaran, memberikan penguatan, memberi
motivasi dan menutup kegiatan belajar mengajar.
1) Membuka kegiatan belajar mengajar
Membuka kegiatan belajar mengajar adalah usaha pengajar
menciptakan kondisi awal agar mental dan perhatian peserta didik
terpusat pada apa yang akan dipelajari, sehingga akan memberikan
efek positif terhadap kegiatan belajar mengajar (J.J Hasibuan,
1993:73).
Lebih lanjut Sasmanta ( 1992 : 28 ) menyatakan usaha pengajar
dalam membuka mata pelajaran dapat mengemukakan tujuan yang
akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberi acuan, membuat
kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai dengan materi yang
akan dipelajari.
Dari uaraian tersebut maka yang dilakukan dalam membuka
kegiatan belajar mengajar adalah dengan mengemukakan tujuan yang
hendak dicapai dalam pertemuan belajar mengajar, menarik perhatian
peserta didik, memberi motivasi, memberi acuan dan membuat kaitan
antara materi pelajaran yang telah dikuasai peserta didik dengan materi
(30)
2) Menyampaikan materi mata pelajaran.
Menyampaikan informasi berupa pemberian penjelasan tentang
materi mata pelajaran merupakan salah satu aspek yang penting dari
kegiatan pengajar dalam berinteraksi dengan peserta didik.
Uzer Usman ( 1990 : 28 ) menyatakan menyampaikan materi
mata pelajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang
diorganisasi secara sistematis untuk menunjukan hubungan anatara
yang satu dengan yang lainnya. Misalnya : antara sebab dan akibat,
definisi dengan contoh atau sesuatu yang belum diketahui.
Dengan demikian yang dimaksud dengtan menyampaikan materi
mata pelajaran adalah menyampaikan informasi tentang materi
pelajaran yang telah diorganisasi secara sistematis sehingga
memindahkan peserta didik untuk menerima materi mata pelajaran
yang disampaikan.
3) Memberikan penguatan
Penguatan adalah respon terhadap tingkah laku peserta didik
yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada peserta didik agar
dapat meningkatkan kembalinya tingkah laku (A. Sasmana 1992:46).
Jenis penguatan menurut Uzer Usman ( 1990 : 75 ) terdiri dari :
(1) Penguatan verbal, (2) Penguatan non verbal, (3) Penguatan bagi
kegiatan yang menyenangkan, (4) Penguatan berupa simbol atau tanda.
Sedangkan menurut J.J Hasibuan, jenis-jenis penguatan meliputi :
(31)
2. Penguatan gestural ( mimik, gerakan wajah atau badan )
3. Penguatan dengan cara mendekati ( mendekati siswa untuk
menyatakan perhatian pengajar terhadap tingkah laku atau
penampilan siswa )
4. Penguatan dengan sentuhan ( menepuk pundak, menjabat tangan )
5. Penguatan dengan memberikan kegiatan ( salah satu siswa diminta
memimpin kegiatan, memberikan contoh kepada temannya )
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
jenis-jenis penguatan meliputi : ( 1 ) Penguatan verbal, ( 2 ) Penguatan
non verbal, ( 3 ) Penguatan dengan cara mendekati, ( 4 ) Penguatan
dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, ( 5 ) Penguatan
dengan tanda atau simbol.
4) Pemberian motivasi
Motivasi adalah perubahan energi dalam arti seseorang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (
Modhofir, 1990 : 93 ).
Menurut A. Rohani dan Ahmadi ( 1990 : 11 ) ada beberapa cara
untuk menimbulkan motivasi yaitu :
1. Mengajar yang bervariasi
2. Mengadakan pengulangan informasi
3. Memberikan stimulan baru misalnya melalui pertanyaan kepada
(32)
4. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menyampaikan pendapatnya
5. Menggunakan media yang menarik perhatian peserta didik
Menurut Soetomo ( 1993 : 141 – 143 ) cara–cara umum yang dapat dipergunakan untuk memperkuat motivasi adalah :
1. Memadukan motif – motif kuat yang sudah ada 2. Memperjelas tujuan – tujuan yang sudah sementara 3. Merangsang pencapaian tujuan
4. Persaingan diri sendiri
5. Pemberian contoh yang positif
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
cara-cara yang dapat dilakukan untuk memperkuat motivasi adalah : ( 1 )
Mengajar bervariasi, ( 2 ) Mengadakan pengulangan informasi, ( 3 )
Memberikan stimulasi baru, ( 4 ) Memberikan kesempatan pada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya, ( 5 ) Menggunakan media yang
menarik, ( 6 ) Memperjelas tujuan – tujuan sementara, ( 7 ) Merangsang pencapaian kegiatan, ( 8 ) Persaingan diri, ( 9 ) Pemberian contoh yang
menarik.
5) Menutup kegiatan belajar mengajar
Menutup kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang
dilakukan pengajar untuk mengakhiri suatu kegiatan belajar mengajar.
(33)
belajar mengajar adalah kegiatan pengajar untuk mengakhiri kegiatan
inti pada mata pelajaran.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menutup
kegiatan belajar mengajar dapat diartikan kegiatan yang dilakukan
pengajar untuk mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan maksud
memberikan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang dipelajari
peserta didik, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat
keberhasilan pengajar dalam proses belajar mengajar.
c. Tahap Evaluasi Kegiatan Belajar Mengajar
Evaluasi merupakan salah satu unsur penting dalam proses
belajar mengajar karena di dalam evaluasi pengajar dapat mengetahui
sejauh manakah penguasaan materi peserta didik, keefektifan metode
yang digunakan pengajar dan sebagai acuan pengajar untuk dapat
memperbaiki proses belajar mengajar selanjutnya.
Menurut Ahmad Rohani ( 2004 : 178 ) terdapat dua jenis evaluasi
terhadap hasil belajar mengajar peserta didik antara lain evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi
merupakan kegiatan yang dilakukan pengajar untuk mengetahui sejauh
mana tingkat penguasaan materi dan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar selanjutnya. Evaluasi dilaksanakan secara formatif maupun
(34)
19
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP Kanisius Kalasan
Kelas : VII (Tujuh)
Mata Pelajaran : Matematika Semester : I (satu) BILANGAN
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen
1.1Melakukan operasi hitung bilangan bulat
Bilangan Bulat Melakukan diskusi tentang jenis-jenis bilangan bulat (pengulangan) Menyebutkan bilangan bulat Mengidentifikas ikan besaran sehari-hari yang menggunakan bilangan bulat.
Memberikan contoh
bilangan bulat Tes tertulis
Uraian Tulislah 5 bilangan bulat yang lebih dari -3 dan kurang dari 10
1x40 menit
Buku teks
Garis bilangan
Termome-ter
(35)
20 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen
Membuat garis bilangan dan menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan
Menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan
Tes tertulis
Uraian
Letakkanlah bilangan -1, 0, dan 3 pada garis bilangan tersebut!
1x40 menit Mendiskusikan cara melakukan operasi tambah, kurang, kali, dan bagi pada bilangan bulat termasuk operasi campuran Mendiskusikan cara menentukan sifat-sifat perkalian dan pembagian bilangan bulat negatif dengan negatif dan
Melakukan operasi tambah, kurang, kali, dan bagi bilangan bulat termasuk operasi campuran. Tes tertulis
Uraian A. Hitunglah 1. 4 + (-7) = . 2. -3 –(-8) =. 3. 8x(-12)=. 4. (-36):4=. 5. -4 + 7 x -2 = .
B. Sebuah kotak memuat 25 buah jeruk. Kalau ada 140 buah jeruk, berapa banyak kotak yang harus disediakan?
2x40 menit
(36)
21 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen
positif dengan negatif Mendiskusikan untuk menentukan kuadrat dan pangkat tiga, serta akar kuadrat dan akar pangkat tiga.
Menghitung kuadrat dan pangkat tiga bilangan bulat.
Tes tertulis
Uraian Berapakah
a. (-5)2 b. 43
c. 49 d. 3
8
2x40 menit
(37)
22 1.2Mengguna kan sifat-sifat operasi hitung dalam pe-mecahan masalah. Bilangan Bulat Melakukan diskusi tentang sifat-sifat operasi tambah, kurang, kali, bagi pada bilangan bulat (pengulangan) Menemukan sifat-sifat operasi tambah, kurang, kali, bagi, pada bilangan bulat. Tes tertulis
Uraian Isilah titik-titik berikut ini 1. a. 9 + 6 =
b. 6 + 9 = Jadi 9 + 6 = .+ . Apa yang dapat kamu simpulkan.
2. a. 3 x (5 x 4) = b. (3 x 5) x 4 = .
Jadi 3 x (5 x 4) = (.x.) x . Apa yang dapat kamu simpulkan. 1x40 menit Buku teks, lingkungan Menyelesaikan masalah dengan menggunakan sifat-sifat penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian, perpangkatan dan penarikan akar pada operasi campuran.
Menggunakan sifat-sifat operasi tambah, kurang, kali, bagi, pangkat dan akar pada operasi campuran bilangan bulat
Tes tertulis
Uraian Hasil dari:
3 2 8 ) 2 ( : ) 9 ( ) 8 ( 6 = 2x40 menit
(38)
23 Melakukan
diskusi cara menggunakan operasi hitung tambah, kurang, kali atau bagi dalam menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan bilangan bulat Menggunakan sifat-sifat
operasi bilangan bulat untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Tes tertulis
Uraian Pada hari Sabtu Candra memberi kelereng pada Aan sebanyak 25 butir dan kepada Yudha 17 butir. Hari Minggu Candra memberi kelereng kepada Novan sebanyak 13 butir. Berapakah banyak semua kelereng yang diberikan Candra kepada Aan, Yudha, dan
Novan?
2x40 menit
Melakukan diskusi KPK dan FPB
menggunakan
Menggunakan sifat-sifat KPK dan FPB dan mengaitkannya dalam kejadian sehari-hari.
Tes tertulis
Uraian Tersedia 24 permen dan 36 roti. Apabila permen dan roti itu akan dibagi rata, maka jumlah orang terbanyak yang dapat
memperoleh bagian yang sama berapa orang ?
2x40 menit
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence )
(39)
B. Materi Pelajaran ( Buku Ajar Pengayaan Matematika kelas VII Fokus ) 1. Mengenal Bilangan Bulat
a. Pengertian Bilangan Bulat
Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat negatif , nol, dan
bilangan bulat positif. Bilangan bulat dapat ditulis {...,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,...}. Bilangan bulat biasanya dinotasikan dengan huruf “B”. Pada garis bilangan, bilangan bulat dapat dinyatakan sebagai berikut.
bilangan bulat negatif bilangan bulat positif
nol
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Bilangan bulat positif terletak di sebelah kanan nol, sedangkan bilangan bulat negatif terletak di sebelah kiri nol.
b. Hubungan Antara Dua Bilangan Bulat
Pada garis bilangan, makin ke kanan letak bilangan, makin besar nilainya. Sebaliknya, makin ke kiri letak bilangan, makin kecil nilainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk setiap p, q bilangan bulat berlaku :
a. Jika p terletak di sebelah kanan q maka p > q; b. Jika p terletak di sebelah kiri q maka p < q.
(40)
2. Pengerjaan Hitungan pada Bilangan Bulat
a. Penjumlahan
Penjumlahan bilangan bulat dapat dilakukan dengan cara : 1) Garis Bilangan
Contoh :
1) 3 + (-5) = .... ( - 2 ) Jawab : ( - 5 )
( 3 )
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 Jadi 3 + (-5) = -2
2) -1 + (-3) = ...
Jawab : (-4) (-3)
(-1)
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 Jadi -1 +(-3) = -4
b. Aturan Penjumlahan Bilangan Bulat
Untuk sembarang bilangan bulat a dan b berlaku : 1) –a + (-b) = - ( a + b )
2) –a + b = - ( a – b ), jika a lebih besar dari b 3) –a + b = b – a , jika b lebih besar dari a
(41)
Contoh :
1. Hasil dari -10 + ( -5 ) adalah ....
Jawab : -10 + ( -5 ) = - ( 10 + 5 ) = -15 2. Hasil dari -7 + 5 adalah ....
Jawab : -7 + 5 = - ( 7 – 5 ) = -2 3. Hasil dari -44 + 58 adalah ....
Jawab : -44 + 58 = 58 – 44 = 14 c. Sifat – Sifat Penjumlahan
1) Sifat tertutup
Hasil penjumlahan dua bilangan bulat adalah bilangan bulat juga. 2) Sifat Komutatif ( pertukaran )
a + b = b + a
3) Sifat Assosiatif ( pengelompokan ) ( a + b ) + c = a + ( b + c )
4) Unsur Identitas, yaitu nol (0) a + 0 = 0 + a = a
Pada bilangan bulat dikenal istilah invers atau lawan suatu bilangan. Hasil penjumlahan suatu bilangan bulat dengan invers atau lawannya sama dengan nol.
a + ( -a ) = 0
-a adalah invers atau lawan dari a
b. Pengurangan
(42)
1) a – b = a + ( -b ) 2) a – (-b) = a + b Contoh :
a) -10 – 15 – (-20) = -10 + ( -15 ) + 20 = -25 + 20
= -5
b) Suhu dari -30C turun 100C, maka suhu terakhir adalah ... Jawab : -3 – 10 = -13, jadi suhu terakhir -130C
c. Perkalian
Hal yang perlu diperhatikan dalam perkalian bilangan bulat adalah tanda dan hasil ( positif atau negatif ). Misalkan a dan b adalah bilangan bulat, maka berlaku :
a x b = a x b (-a) x b = - ( a x b ) a x (-b) = - ( a x b ) (-a) x (-b) = a x b
Contoh :
a. -10 x (-4) = 10 x 4 = 40 b. 23 x (-2) = - ( 23 x 2 ) = -46
Sifat – sifat perkalian pada bilangan bulat adalah : a. Tertutup
Hasil perkalian dua bilangan bulat adalah bilangan bulat juga. a x b = c, dengan a, b dan c anggota bilangan bulat.
(43)
b. Komutatif ( pertukaran ) a x b = b x a = ab
c. Assosiatif ( pengelompokan) ( a x b ) x c = a x ( b x c ) d. Elemen Identitas
Elemen identitas pada perkalian adalah apabila dikalikan dengan dengan sembarang bilangan bulat hasilnya bilangan bulat itu sendiri. Elemen identitasnya adalah 1.
a x 1 = 1 x a = a e. Distributif
1) Distributif perkalian terhadap penjumlahan. a x ( b + c ) = ( a x b ) + ( a x c )
2) Distributif perkalian terhadap pengurangan a x ( b – c ) = ( a x b ) – ( a x c )
contoh :
1. ( 15 x 3 ) + ( 15 x 7 ) = 15 x ( 3 + 7 ) = 15 x 10 = 150
2. ( 46 x 18 ) – ( 46 x 8 ) = 46 x ( 18 – 8 ) = 46 x 10
= 460
d. Pembagian
(44)
a : b = a : b (-a) : b = - ( a : b ) a : (-b) = - ( a : b ) (-a) : (-b) = a : b Contoh :
a. (-25) : 5 = - ( 25 : 5 ) = - 5 b. (-40) : (-8) = 40 : 8 = 5
Bilangan nol ( 0 ) jika dibagi dengan sembarang bilangan shasilnya nol, sedangkan sembarang bilangan dibagi dengan nol hasilnya tidak terdefinisi.
Contoh : a. 0 : 9 = 0
b. 7 : 0 = tidak terdefinisi
e. Pangkat dan Akar Pangkat
a. Pangkat dua dan pangkat tiga Pangkat adalah perkalian berulang an =
Keterangan : a = bilangan pokok n = pangkat
a2 = a x a a3 = a x a x a Contoh :
(45)
2) 23 = 2 x 2 x 2 = 8
3) (-4)3 = (-4) x (-4) x (-4) = -64
Sifat operasi bilangan berpangkat adalah : ap x aq = ap+q
ap : aq = ap-q (ap)q = apq
=
Contoh :
1) 45 x 43 = 45+3 = 48 2) 78 : 75 = 78-5 = 73
b. Akar kuadrat dan akar pangkat tiga Akar adalah kebalikan dari pangkat. Jika a2 = b maka = a
Jika a3 = b maka = a Contoh :
1) = 8 sebab 82 = 64 2) = 12 sebab 122 = 144 3) = 4 sebab 43 = 64 4) = 5 sebab 53 = 125
(46)
f. Operasi Hitung Campuran Pada Bilangan Bulat
Dalam menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Tanda operasi hitung b. Tanda kurung
Apabila dalam suatu operasi hitung campuran bilangan bulat terdapat tanda kurung, pengerjaan yang berada dalam tanda kurung harus dikerjakan terlebih dahulu.
Apabila dalam suatu operasi hitung bilangan bulat tidak terdapat tanda kurung, pengerjaannya berdasarkan sifa–sifat operasi bilangan berikut : a. Operasi penjumlahan ( + ) dan pengurangan ( - ) sama kuat, artinya
operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu. b. Operasi perkalian ( x ) dan pembagian ( : ) sama kuat, artinya
operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu. c. Operasi perkalian ( x ) dan pembagian ( : ) lebih kuat daripada
operasi penjumlahan ( + ) dan pengurangan ( - ), artinya operasi perkalian ( x ) dan pembagian dikerjakan terlebih dahulu daripada operasi penjumlahan ( + ) dan pengurangan ( - ).
Contoh :
1. 4 x 5 + 6 : 2 = ( 4 x 5 ) + ( 6 : 2 ) = 20 + 3
(47)
2. 40 : 8 + 6 x 7 = ( 40 : 8 ) + ( 6 x 7 ) = 5 + 42
= 47
3. Kelipatan Persekutuan Terkecil ( KPK ) dan Faktor Persekutuan Terbesar ( FPB )
a. Mencari KPK Dua Bilangan
Langkah menentukan KPK dua bilangan adalah :
1) Nyatakan kedua bilangan dalam bentuk faktorisasi prima
2) Kalikan semua faktor prima dari kedua bilangan. Jika terdapat faktor prima yang sama pakailah faktor prima yang berpangkat paling tinggi.
Contoh :
1) KPK dari 28 dan 42 adalah .... Jawab :
28 = 22 x 7 42 = 2 x 3 x 7
KPK = 22 x 3 x 7 = 84
2) KPK dari 63 dan 84 adalah.... Jawab :
63 = 32 x 7 84 = 22 x 32 x 7
KPK = 22 x 32 x 7 = 252
(48)
Langkah menentuakan FPB dua bilangan adalah :
1) Nyatakan kedua bilangan dalam bentuk faktorisasi prima
2) Kalikan faktor – faktor prima yang sama dengan memakai faktor prima yang berpangkat paling rendah
Contoh :
1) Tentukan FPB dari 28 dan 42 ! Jawab :
28 = 22 x 7 42 = 2 x 3 x 7 FPB = 2 x 7 = 14
2) Tentukan FPB dari 16 dan 24 ! Jawab :
16 = 24 24 = 23 x 3 FPB = 23 = 8
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan suatu landasan pemikiran yang digunakan
sebagai dasar penelitian yang sudah tidak diragukan lagi kebenarannya untuk
dapat dijadikan sebagai dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Tercapainya proses belajar mengajar yang baik diperlukan suatu
(49)
b. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terjadi hubungan antara peserta
didik dengan pengajar secara horizontal.
c. Setiap akhir proses belajar mengajar perlu diadakan evaluasi, karena
evaluasi sebagai tolak ukur keberhasilan belajar. Dengan evaluasi akan
(50)
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dibedakan menjadi dua jenis yaitu pendekatan
penelitian kualitatif dan pendekatan penelitian kuantitatif. Pendekatan
penelitian kualitatif adalah informasi atau data yang dikumpulkan tidak
berujud angka-angka dan analisisnya berdasarkan prinsip logika.
Pendekatan penelitian kuantitatif adalah semua informasi data diujudkan
dalam bentuk angka dan analisisnya berdasarkan angka tersebut dengan
menggunakan analisis statistik.
Berdasarkan penjelasan di atas maka, penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kuantitatif karena dalam penelitian ini informasi
data diwujudkan dalam bentuk kata-kata serta analisisnya berdasarkan
dengan logika.
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Kanisius Kalasann, jalan
Jogja–Solo km 13. Lokasi penelitian ini dipilih dengan berdasarkan pada alasan- alasan sebagai berikut :
(51)
2. Masih jarang peneliti yang mengungkap tentang proses belajar
mengajar pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi
bilangan bulat.
C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian
Dalam sebuah penelitian subjek penelitian merupakan sesuatu yang
berkedudukan sangat sentral, karena pada subjek penelitian itulah data
tentang variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti. Pengertian
subjek penelitian adalah orang tempat data atau variabel melekat dan
dipermasalahkan ( Suharsimi Arikunto, 1992 : 12 ).
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah
guru yang mengampu mata pelajaran matematika kelas X di SMP Kanisius
Kalasan yaitu Ibu Agustina Kurnia S.Pd. Sedangkan pengertian objek
penelitian adalah benda atau keadaan yang akan dipermasalahkan
( Suharsimi Arikunto, 1992 : 13 ). Dalam hal ini objek penelitian adalah
proses belajar mengajar.
D. Metode Pengumpulan Data.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode
pendekatan kualitatif menurut Sanapiah Faisal dalam penelitian kualitatif
proses pengumpulan data yang lazim digunakan adalah dengan observasi
dan wawancara, juga tidak diabaikan kemungkinan penggunaan
(52)
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban atau data.
Dalam wawancara digunakan teknik interview, dimana pewawancara
hanya membawa pedoman secara garis besar saja tentang hal–hal yang akan ditanyakan. Adapun pedoman wawancara yang peneliti gunakan
mencakup aspek–aspek pertanyaan tentang :
a. Bagaimana perencanaan pengajaran mata pelajaran matematika.
b. Bagaimana pelaksanaan pengajaran mata pelajaran matematika.
c. Bagaimana pelaksanaan evaluasi kegiatan pembelajaran
matematika.
d. Kesulitan apakah yang sering dihadapi dalam pelaksanaan mata
pelajaran matematika.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode bantu dalam upaya
memperoleh data. Kejadian–kejadian atau peristiwa tertentu dapat dijadikan untuk menjelaskan kondisi yang didokumentasikan oleh
peneliti. Dalam hal ini peneliti menggunakan dokumentasi yang
terdahulu misalnya catatan KBM dan berbagai informasi yang dapat
(53)
3. Observasi
Adalah metode pengumpula data dengan cara mengamati dan
mencatat secara sistematis terhadap fenomena–fenomena yang diteliti. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi fisik
daerah peneliti dan keadaan kegiatan belajar mengajar di SMP
Kanisius Kalasan.
E. InstrumenPengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini instrumen pengumpulan data yang
dipakai terdiri dari :
a. Lembar observasi
Lembar obsevasi ini berfungsi untuk mencatat tingkah laku, semua
hal yang dianggap bermakna dalam penelitian. Dalam melakukan
pengamatan, peneliti menggunakan lembar pengamatan berupa buku
catatan harian.
b. Lembar wawancara
Lembar wawancara memuat garis besar, topik atau masalah yang
dijadikan pegangan dalam wawancara. Pertanyaan dirumuskan
(54)
F. Teknik Analisis Data
Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan.
Menyusun data berarti menggolongkan dalam pola, kategori, tanpa
adanya kategori atau klasifikasi data akan terjadi kerancauan. Tafsiran
atau interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan
pola atau kategori mencari hubungan antara berbagai konsep, interpretasi
menggambarkan perspektif atau pandangan peneliti terhadap kondisi
yang ada di lapangan atau data yang diperoleh oleh peneliti.
Tugas peneliti adalah mengadakan analisis tentang data yang
diperoleh agar diketahui maknanya, jadi peneliti harus dapat mengadakan
analisis dengan cermat, benar dan tepat.
Interpretasi dilakukan tidak hanya pada saat akhir penelitian tetapi
dilakukan sepanjang penelitian, sejak pertama peneliti mencoba
memahami data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara serta
meninjau langsung data tersebut dari kategori tertentu.
Data yang ada terdiri atas kata–kata dianalisis dengan teknik analisis data dengan menggunakan langkah–langkah yang bersifat umum yaitu data direduksi, data yang diperoleh di lapangan ditulis atau diketik
dalam bentuk uraian laporan yang terinci. Laporan tersebut akan semakin
bertambah dan akan menambah kesulitan bila tidak segera di analisis
sejak awal. Laporan itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal–hal yang pokok, difokuskan pada hal–hal yang penting, sehingga data yang berupa
(55)
kata–kata tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Suharsimi Arikunto ( 1989 : 350 ) menemukan bahwa
menganalisis dengan deskriptif kualitatif adalah memberikan predikat
kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Analisis tersebut tentunya harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang
menunjukan pada pernyataan seperti keadaan, ukuran atau kualitas.
Data yang terkumpul yang berupa kata–kata bukan angka–angka, dipilah–pilah dan diklasifikasikan sesuai dengan ruang permasalahan yang diteliti, setelah data diklasifikasikan dengan baik selanjutnya data
diinterpretasikan serta diberikan predikat yang jelas.
G. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan oleh peneliti harus diteliti kembali untuk
menentukan kebenaran data tersebut, sehingga nantinya diperoleh
kumpulan data ynag memiliki tingkat validitas cukup tinggi. Dalam
penelitian kualitatif, validitas diartikan sebagai suatu pembuktian bahwa
apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada
dalam dunia nyata, dan apakah penjelasan yang diberikan sesuai dengan
yang sebenarnya ada atau terjadi ( S. Nasution, 1992 : 105 ). Validitas
dibedakan menjadi dua, yaitu :
(56)
Menurut S. Nasution ( 1992 : 114 ) kreadibilitas data dapat
dilakukan dengan cara triangulasi data, pemeriksaan sejawat
melalui diskusi, uraian rinci, penarikan kesimpulan. Dalam hal ini
peneliti menggunakan :
a. Trianggulasi Data
Tehnik ini digunakan oleh peneliti untuk mengecek
kembali data yang telah diperoleh melalui observasi serta
dokumentasi, kemudian membandingkan dengan apa yang
dikatakan diantara responden.
b. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi.
Data yang telah diperoleh kemudian didiskusikan oleh
teman sejawat maupun Kepala Sekolah SMP Kanisius Kalasan.
Keterlibatan teman sejawat dan Kepala sekolah SMP Kanisius
Klasan itu dimaksudkan untuk lebih memperkuat data yang
dikumpulkan, sehingga data tersebut memiliki kevalidan yang
lebih tinggi.
c. Uraian Rinci
Dalam tahap ini peneliti merinci secara mendetail hasil
pengamatan yang berupa data agar dalam melakukan analisis
dan pemaknaan dari data yang diperoleh mudah dipahami dan
dapat membantu pengecek kelengkapan data yang diperoleh
(57)
Karena dengan uraian rinci inilah peneliti menentukan
keluasan dari data. Dengan demikian keterkaitan antara data satu
dengan data lainnya akan dapat ditemukan makna sesungguhnya
dari suatu data tertentu.
d. Penarikan Kesimpulan
Dalam penelitian kualitatif penarikan kesimpulan telah
dilakukan sejak penelitian itu dimulai. Kesimpulan itu pada
awalnya masih bersifat sementara, akan tetapi dengan
bertambahnya data maka kesimpulan itu berubah menjadi
mantap. Oleh sebab itu penarikan kesimpulan dilakukan sejak
penelitian dimulai.
Oleh karena itu, untuk mencapai tingkat kreadibilitas data.
Peneliti melakukan penelitian secara terus–menerus setiap jam pelajaran matematika pada materi bilangan bulat dan
sungguh-sungguh dalam waktu jangka tertentu. Selain itu juga dilakukan
trianggulasi metode dan sumber data melalui metode dan
sumber lain.
2. Transferabilitas ( Validitas Eksternal )
Transferabilitas dalam penelitian kualitatif berhubungan
dengan keteralihan data penelitian kualitatif ( S. Nasution, 1988 :
(58)
dihasilkan dan generalisasi hasil penelitian ini diserahkan kepada
(59)
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pelaksanaan penelitian menggunakan beberapa metode sebagai sarana
untuk mendapatkan data yang diharapkan. Penelitian yang dilaksanankan
selama 2 bulan yaitu dari bulan Juni sampai awal September tahun 2012.
Observasi dilaksanakan di kelas XC setiap jam mata pelajaran matematika,
agar fakta mengenai kondisi proses belajar mengajar dapat di pahami maka
digunakan video sebagai sarana untuk membantu memperjelas bagaimana data
sebenarnya di lapangan serta di bantu dengan lembar observasi ( panduan
observasi ). Di samping metode observasi dilaksanakan juga metode
wawancara dengan guru mata pelajaran matematika yang mengampu kelas X
dengan menggunakan panduan wawancara. Selain metode observasi dan
metode wawancara digunkan juga metode dokumentasi. Ketiga metode
tersebut digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini agar cara
yang satu dengan yang lainnya dapat saling melengkapi sehingga memperkaya
data atau informasi yang diperlukan. Adapun data atau informasi yang
diperoleh dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi terhadap subjek penelitian yaitu tentang pelaksanaan proses
belajar mengajar mata pelajaran matematika pada materi bilangan bulat kelas
(60)
1. Perencanaan Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Matematika pada Materi Bilangan Bulat Kelas VII di SMP Kanisius Kalasan.
Dalam mengumpulkan data tentang perencanaan pelaksanaan proses
belajar mengajar mata pelajaran matematika pada materi bilangan bulat
kelas VII di SMP Kanisius Kalasan, peneliti melakukan wawancara
dengan guru yang mengampu kelas VII yang pada saat ini diampu oleh Ibu
Agustina Kurnia S.Pd. Perencanaan pelaksanaan proses belajar mengajar
mata pelajaran matematika pada materi bilangan bulat kelas VII di SMP
Kanisius Kalasan dengan :
a. Mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal siswa
Dalam memperoleh data atau informasi tentang identifikasi
karakteristik dan kemampuan awal, guru menggunakan cara dengan
mengadakan pretest secara lisan dan tertulis. Cara ini dilakukan agar
informasi tentang identifikasi karakteristik dan kemampuan awal
siswa dapat diketahui dengan jelas sehingga guru ketika dalam
menyusun perencanaan pelaksanaan pengajaran dapat disesuaikan
dengan kemampuan siswa.
b. Pemilihan Metode Pengajaran
Data tentang metode–metode yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran matematika materi bilangan bulat
kelas VII di SMP Kanisius Kalasan diperoleh dari hasil wawancara,
(61)
yang sering digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dan
pemilihan dari beberapa metode yang ada dilakukan dengan
mempertimbangkan tujuan materi yang akan disampaikan dan situasi
kelas. Adapun beberapa metode yang sering digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar adalah :
1) Metode ceramah, digunakan guru dalam menjelaskan materi yang
bersifat teoritis, di mana guru menerangkan, siswa mendengarkan
dan menerima materi pelajaran serta mencatat hal–hal yang penting dan dianggap perlu.
Gambar di atas adalah keadaan ketika Ibu Nia
memberikan penjelasan tentang materi sifat-sifat perkalian dan
prinsip dalam operasi campuran.
2). Metode tanya jawab, pada metode ini terjadi komunikasi antara
guru dengan siswa. Dimana guru memberikan pertanyaan pada
siswa atau sebaliknya, hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
pencapaian belajar siswa dan hal–hal yang belum dimengerti siswa pada materi tersebut.
(62)
Ini keadaan waktu Bu Nia sedang melakukan komunikasi tanya
jawab kepada siswa.
3). Pemberian tugas belajar, yaitu memberikan tugas belajar kepada
siswa. Tugas tersebut bisa dikerjakan di kelas waktu proses belajar
mengajar sedang berlangsung atau dikerjakan di rumah
Ini adalah suasana ketika siswa menyalin tugas yang dikerjakan di
rumah untuk dikoreksi bersama dan suasana ketika mengerjakan
tugas di kelas
Uraian di atas menunjukkan bahwa guru pengampu dapat
melaksanakan pemilihan metode yang efektif dan sesuai dengan
tujuan pengajaran maupun materi yang akan disampaikan.
c. Pemilihan Alat Peraga dalam Kegiatan Belajar Mengajar Matematika
pada Materi Bilangan Bulat.
Data tentang pemilihan alat peraga dalam kegiatan belajar
(63)
pengamatan dan wawancara dengan guru pengampu. Berdasarkan
wawancara beliau mengatakan bahwa beliau baru pertama kali
mengajar untuk kelas VII, jadi beliau belum mengecek di
laboratorium tentang alat peraga apa saja yang berhubungan dengan
materi bilangan bulat.
Dari hasil pengamatan beliau menggunakan salah satu anak
didik untuk menjadi peraga. Beliau memberikan instruksi bahwa
teman mereka yang maju ke depan menempati posisi bilanagan nol,
dan jika teman mereka yang berada di depan berjalan melangkah ke
kiri banyaknya langkah merupakan nilai bilangan yang dimaksud
sedangkan arah kiri menyatakan bahwa bilangan tersebut merupakan
bilangan negatif, begitu juga sebaliknya jika teman mereka yang
berada di depan berjalan melangkah ke kanan, banyaknya langkah
merupakan nilai bilangan yang dimaksud sedangkan arah kanan
(64)
Beliau lalu memberikan kertas kecil yang berisi operasi penjumlahan
atau pengurangan pada bilangan bulat kepada anak didik yang
menjadi peraga. Lalu anak didik tersebut memperagakan isi kertas
yang tadi diberikan oleh guru dan teman–temannya yang lain mencoba menebak hasil operasi bilangan tersebut dengan
(65)
Dengan peraga sederhana ini beliau ingin memberikan
gambaran secara kongkrit tentang operasi bilangan bulat dengan
menggunakan garis bilangan, selain itu juga untuk mengukur
kemampuan para peserta didik tentang konsep yang sudah beliau
berikan dapat diterima atau ditangkap dengan baik oleh peserta
didik atau tidak.
d. Menyusun Strategi Evaluasi
Untuk mencapai evaluasi mata pelajaran matematika pada
materi bilangan bulat secara efektif dan efisien, maka pada
evaluasi tersebut perlu direncanakan sebelumnya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Ibu Agustina Kurnia
S.Pd dalam menentukan strategi evaluasi yang akan digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar pada materi bilangan bulat sudah
memperhatikan dan mencakup aspek – aspak penting dalam belajar, adapun aspek – aspek tersebut adalah : ( a ) aspek kognitif, ( b ) aspek afektif dan ( c ) aspek psikomotor.
Dengan memperlihatkan aspek–aspek belajar di atas maka akan menghasilkan suatu strategi evaluasi yang benar–benar efektif dan efisien serta tingkat pencapaian belajar peserta didik
dapat diketahui secara menyeluruh.
Dari hasil wawancara dengan ibu Agustina Kurnia S.Pd juga
(66)
evaluasi dalam proses belajar mengajar, adapun hal–hal yang harus ditentukan tersebut adalah :
1). Jenis evaluasi seperti test harian ( setiap pertemuan ) dan test
akhir bab ( semua materi dari awal sampai akhir )
2). Alat evaluasi, jenis alat evaluasi yang digunakan adalah test
tertulis, test lisan dan test sikap.
(a) Test tertulis, test ini dilaksanakan dengan mengutamakan
penilaian terhadap jawaban tertulis peserta didik.
(b) Test lisan, test ini dilaksanakan secara lisan dan dijawab
secara lisan pula oleh peserta didik.
(c) Test sikap, test ini dilaksanakan untuk menilai sikap peserta
didik dalam penampilan dan cara berpakaian.
2. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Mata Pelajaran Matematika pada Materi Bilangan Bulat Kelas VII di SMP Kanisius Kalasan.
Data tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
diperoleh dari wawancara dengan Ibu Agustina Kurnia S.Pd dan
observasi atau pengamatan secara langsung di kelas.
Hasil penelitian menunjukakan bahwa beliau dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, berpedoman dengan
(67)
kegiatan belajar mengajar beliau menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Membuka Kegiatan Belajar Mengajar
Membuka kegiatan belajar mengajar merupakan
kegiatan yang selalu dilakukan beliau setiap akan memulai
kegiatan belajar mengajar. Menurut beliau kegiatan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap
materi yang telah lalu disampaikan, dan memotivasi peserta
didik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Adapun kegiatan dalam membuka proses belajar
mengajar adalah sebagai berikut :
1). Menjelaskan tujuan materi yang akan disampaikan
2). Memberikan pertanyaan pendahulu secara lisan
dilanjutkan memberikan kesempatan bertanya kepada
peserta didik tentang materi pelajaran yang lalu.
Dari data tersebut di atas peneliti dapat menganalisis
bahwa Ibu Agustina Kurnia S.Pd telah melaksanakan
kegiatan membuka pengajaran dengan baik.
b. Menyampaikan Materi
Dari hasil pengamatan dan wawancara menunjukkan
bahwa Ibu Agustina Kurnia S.Pd dalam menyampaikan
(68)
1). Materi, disesuaikan dengan silabus dan RPP
2). Metode, dari keseluruhan metode yang ada yang banyak
digunakan dan paling efisien dan efektif adalah metode
ceramah dan tanya jawab. Yaitu suatu cara mengajar
yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau
informasi atau uraian tentang suatu pokok materi secara
lisan.
3). Alat, alat yang digunakan untuk menunjang penyampaian
materi bilangan bulat adalah buku LKS.
Dalam penyampaian materi Ibu Agustina Kurnia
S.Pd selalu menyisipkan pertanyaan secara lisan kepada
peserta didik. Hal ini dilakuakan agar peserta didik tidak
mengalami kebosanan dan memotivasi peserta didik untuk
mengikuti proses belajar mengajar dengan sungguh–sungguh dan mengetahui tingkat pencapaian atau penguasaan peserta
didik terhadap materi yang diberikan.
Dari uraian di atas, peneliti dapat menganalisis
bahwa dalam penyampaikan materi tidak banyak mengalami
kesulitan karena materi pengajarannya sudah ditentukan
(69)
c. Memberikan Penguatan
Dari hasil pengamatan secara terus menerus
menunjukkan bahwa Ibu Agustina Kurnia S.Pd selalu
memberikan penguatan dalam kegiatan belajar mengajarnya,
menurut beliau memberikan penguatan ini diberikan dengan
maksud agar para peserta didik merasa puas dan merasa
diterima hasil yang telah dicapainya, dan diharapkan dapat
mendorong peserta didik lain untuk membuat hal yang sama.
Adapun pemberian penguatan yang sering dipakai
beliau pada kegiatan belajar mengajar adalah :
1). Memberikan penguatan verbal, dengan pujian, dengan
kata–kata lisan.
Misalnya : kata bagus, baik dan sebagainya.
2). Memberikan penguatan non verbal, memberikan
penguatan dengan perbuatan.
Misalnya : menepuk pundak peserta didik, anggukan
kepala dan sebagainya.
Dari hasil penelitian di atas dapat dianalisis bahwa
Ibu Agustina Kurnia S.Pd sudah cukup baik dalam
memotifasi peserta didik dengan memberikan
(70)
d. Menumbuhkan Motivasi.
Dari hasil pengamatan dan wawancara menunjukkan
bahwa menumbuhkan motivasi peserta didik dalam
belajarnya selalu dilakukan oleh Ibu Agustina Kurnia S.Pd,
menurut beliau menumbuhkan motivasi peserta didik dalam
proses belajar mengajar dimaksudkan untuk membangkitkan
peserta didik untuk melakukan sesuatu perbuatan dalam
belajar. Adapun pemberian motivasi yang sering dipakai
dalam proses belajar mengajar adalah dengan cara – cara sebagai berikut :
1). Memberikan penjelasan dengan contoh–contoh kongkrit yang dapat dibayangkan oleh peserta didik sehingga
peserta didik termotivasi untuk belajar dengan baik.
2). Memberika tugas–tugas yang harus dikerjakan baik dikerjakan di dalam kelas atau di rumah.
3). Melakukan tanya jawab dengan peserta didik.
Dari hasil penelitian di atas peneliti dapat
menganalisis bahwa Ibu Agustina Kurnia S.Pd sudah cukup
berhasil dalam menumbuhkan motivasi kepada peserta didik
dalam mengikuti proses belajar mengajar, ini dibuktikan
dengan para peserta didik yang yang sangat begitu antusias
dalam mengikuti proses belajar mengajar.
(71)
Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam
menutup kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan maksud
untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang
telah dipelajari oleh peserta didik dan untuk mengetahui
tingkat pencapaian peserta didik.
Dari hasil pengamatan ada beberapa usaha Ibu
Agustina Kurnia S.Pd dalam mengakhiri kegiatan belajar
mengajarnya adalah sebagai berikut :
1). Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik
tentang materi yang baru disampaikan.
2). Memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik.
Dari hasil penelitian di atas dapat dianalisis bahwa
Ibu Agustina Kurnia S.Pd dalam menutup proses belajar
mengajarnya beliau tidak banyak mengalami kesulitan dan
metode atau cara menutup kegiatan belajar mengajar sudah
cukup baik.
3. Evaluasi Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Matematika pada Materi Bilangan Bulat Kelas VII di SMP Kanisius Kalasan
(72)
Data tentang tahap evaluasi yang dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar mata pelajaran matematika pada
materi bilangan bulat diperoleh dari wawancara dan
pengamatan atau observasi secara langsung yang menunjukkan
bahwa menurut Ibu Agustina Kurnia S.Pd tujuan diadakan
evaluasi adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar dan masalah yang dihadapi
peserta didik dalam mencapai penguasaan materi.
2. Untuk memperoleh gambaran tentang proses belajar
mengajar dan hambata–hambatan yang dihadapi selama penyelenggaraan dalam pencapaian penguasaan suatu
materi.
Penilaian yang digunakan dalam evaluasi adalah
penilaian acuan patokan. Penilaian acuan patokan adalah
pendekatan penilaian yang membandingkan hasil pengukuran
terhadap seseorang peserta didik dengan patokan “ batas ketuntasan “ yang ditetapkan untuk penguasaan materi.
Batas kelulusan yang ditetapkan oleh Ibu Agustina
Kurnia S.Pd adalah 70. Peserta didik yang mendapat nilai di
bawah 70 akan mengikuti remidi, sedangkan yang mendapat
nilai lebih dari 70 akan mengikuti pengayaan. Remidi
dilakukan untuk memperbaiki nilai peserta didik supaya
(73)
memotivasi peserta didik agar dapat menyelesaikan soal
setingkat lebih sulit. Biasanya soalnya berupa aplikasi, jadi
menuntut logika dan penalaran peserta didik.
Pelaksanaan evaluasi mata pelajaran matematika pada
materi bilangan bulat kelas VIIC dilakukan dengan tes harian
( formatif ), tes ujian per bab materi dan ujian semesteran.
Tes harian dilakukan untuk mengetahui perkembangan,
kesulitan atau hambatan yang dihadapi peserta didik dan guru
dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Melalui kegiatan ini, penanggulangan untuk mengatasi
kesulitan dan hambatan dapat secara dini dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan. Adapun aspek yang dinilai mencakupi
aspek pengetahuan dan sikap.
Keberhasilan studi peserta didik dalam mengikuti
pelajaran ditentukan dengan menggunakan penilaian patokan
yang sudah dikomulatif dari nilai tes harian, tes per bab materi
dan nilai tes semester. Syarat untuk lulus mata pelajaran
matematika minimal nilai komulatifnya 70, apabila nilai di
bawah 70 peserta didik harus mengikuti remidi sehingga
nilainya mencapai 70. Untuk memaksimalkan nilai peserta
didik, beliau selalu memberikan remidi dan pengayaan disetiap
(74)
oleh peserta didik maka nilai final 70 dengan akan mudah
(75)
60
Tabel 01. Daftar Nilai Kelas X.C
No Nama 27/07/2012 03/08/2012 04/08/2012 04/08/2012 09/08/2012 10/08/2012 11/08/2012 30/08/2012 31/08/2012
1. Aldo Rado Nanda L 40 100 80 80 60 80 40 80 36
2. Alina Delciani A 55 45 60 60 80 40 25 80 48
3. Andi Hermawan 70 100 100 80 80 93 60 100 72
4. Antonius Yuda Pratama 75 100 100 70 90 87 70 100 90
5. Asa Wijayanto 50 90 100 80 80 - 30 100 32
6. Benerdicta Yuliastuti 75 100 100 70 80 93 50 100 86
7. Dandy Maulana A i 100 100 90 80 73 75 80 48
8. Donni Christiawan P. B 80 100 100 80 90 87 70 100 50
9. Feliksius Madu 35 100 80 60 60 60 55 80 22
10. Fransiska Dwiningtyas 65 100 100 70 100 73 55 100 48
11. Gana Febri Kabisa P 65 100 100 80 80 70 85 − 60
12. Ignatius Dimas Arya S 50 90 80 60 55 87 70 100 56
13. Indra Kurniawan 50 30 60 70 40 80 55 20 80
14. Lorensius Oksigi 90 90 100 90 90 93 75 100 100
15. Mayang Wulandari 90 100 80 80 80 73 60 80 58
16. Millenia Jennifer P 75 100 60 70 90 80 55 80 82
17. Ois Christofer John 80 100 100 80 100 67 85 100 94
18. Petra Soaloon S s 100 100 70 90 87 75 80 68
19. Putu Anggi Pramesti D 60 100 80 70 100 93 60 100 38
20. Robertus Ndaru D. S - - 80 80 - 73 55 100 26
21. Siti Nur Asih 70 - − − - 67 55 100 82
22. Stefanus Fajar Rakasiwi 85 90 100 80 80 67 80 80 60
23. Visensia Putri Cintya P 60 70 60 70 70 80 45 100 48
(76)
61
Berdasarkan tabel nilai di atas, dapat diketahui hampir setiap pertemuan
beliau memantau perkembangan belajar peserta didik dengan memasukkan
nilai-nilai latian dan tes peserta didik. Dari tabel tersebut dapat dilihat apakah
peserta didik mengalami peningkatan atau penurunan selama proses belajar
mengajar berlangsung. Selain itu, juga untuk mengetahui bagian materi mana
yang peserta didik masih kurang memahami, hal ini bisa dilihat dari perolehan
nilai peserta didik.
4. Hambatan–hambatan dalam Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Matematika pada Materi Bilangan Bulat Kelas VII di SMP Kanisius Kalasan
Data tentang hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar mata pelajarran matematika pada materi bilangan bulat
diperoleh dengan wawancara oleh Ibu Agustina Kurnia S.Pd dan
pengamatan secara langsung di kelas. Hasil wawancara dan pengamatan
secara langsung pada kegiatan belajar mengajar menunjukkan bahwa
ternyata dalam pelaksanaan proses belajar mengajar mata pelajaran
matematika pada materi bilangan bulat kelas VII di SMP Kanisius Kalasan
masih memiliki berbagai hambatan, adapun hambatan – hambatan tersebut adalah :
a. Ketika mengerjakan soal pada bagian mengurutkan bilangan dari yang
terbesar atau terkecil, peserta didik lupa memperhatikan tanda
(77)
ketika mengurutkan mengalami kesalahan. Hal ini terjadi karena pada
bilangan bulat negatif semakin ke kiri bilangan tersebut bernilai
semakin kecil bukan semakin besar.
b. Para peserta didik masih mengalami kesulitan ketika dihadapkan
dengan soal cerita atau aplikasi. Hal ini terjadi karena peserta didik
tidak dapat mengerti dengan tepat maksud dari soal tersebut.
c. Ketika melakukan operasi pangkat dan akar pangkat peserta didik
masih mengalami sedikit kesulitan dalam menentukan hasil operasi, hal
ini dikarenakan peserta didik tidak hafal dengan baik tentang perkalian
bilangan sehingga ketika menyelesaikan soal diperlukan waktu yang
cukup lama.
d. Beberapa peserta didik tidak memahami dengan benar arti pangkat,
sehingga ketika menyelesaikan soal pangkat seperti ( -3 ) x ( -3 )3 = ...
atau 35 : 3 = .... peserta didik sudah binggung, peserta didik lupa jika
(1)
temukan kalimat–kalimat atau kat–kata kunci dalam soal tersebut karena dalam soal cerita pasti memuat kata kalimat–kalimat atau kata– kata kunci sebagai acuan dalam mengerjakan soal tersebut. Selain itu perbanyak latian soal untuk
membiasakan diri terhadap soal cerita atau aplikasi.
Beliau menutup pelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik
yaitu mengerjakan soal pada Lembar Kerja Siswa ( LKS ) pada halaman 11–13.
Bel tanda pergatian jam berbunyi, seperti biasa ketua kelas pun berdiri lalu memberi aba–aba kepada temannya untuk mengucapkan salam dan terima kasih kepada Ibu Nia
(2)
LEMBAR PENGAMATAN
Pengamatan ke : XI
Tanggal : 30 Agustus 2012
Tempat : SMP Kanisius Kalasan
Kelas : XC
Pukul : 07.40 – 08.15 WIB 08.15 – 08.50 WIB
Ibu Nia masuk ke ruang kelas XC lalu salah satu dari mereka (ketua kelas)
berdiri dan memberi aba–aba kepada temannya untuk berdiri dan memberikan salam kepada Ibu Nia, beliau pun membalas salam mereka. Setelah itu beliau
mulai mengabsen peserta didik dengan cara memanggil nama mereka satu persatu
sesuai urutan absen, nama peserta didik yang beliau panggil mengacungkan jari
tulunjuk.
Beliau mengawali pertemuan dengan bertanya kepada peserta didik
tentang liburan lebaran. Setelah suasana kondusif beliau lalu mengajak peserta
didik untuk mendiskusikan tugas sebelum liburan yang lalu. Beliau meminta
beberapa peserta didik maju ke depan dan menuliskan jawaban mereka di papan
tulis.
Secara garis besar peserta didik tidak mengalami banyak kesulitan dalam
mengerjakan tugas tersebut terbukti dengan hasil nilai yang peserta didik peroleh
(3)
tidak. Beliau pun lalu berkata jika besuk hari jumat beliau akan mengadakan
ulangan.
Karena masih ada waktu beliau melanjutkan pada bab berikutnya yaitu
pada bilangan pecahan, beliau menyuruh peserta didik untuk membaca materi
bilangan pecahan pada buku paket lalu melakukan tanya jawab. Bel tanda pergatian jam berbunyi beliau mengingatkan kepada peserta didik bahwa besuk akan ada ulangan, seperti biasa ketua kelas pun berdiri lalu memberi aba–aba kepada temannya untuk mengucapkan salam dan terima kasih kepada Ibu Nia.
(4)
LEMBAR PENGAMATAN
Pengamatan ke : XII
Tanggal : 31 Agustus 2012
Tempat : SMP Kanisius Kalasan
Kelas : XC
Pukul : 08.10 – 08.45 WIB 09.00 – 09.35 WIB
Ibu Nia masuk ke ruang kelas XC lalu salah satu dari mereka (ketua kelas)
berdiri dan memberi aba–aba kepada temannya untuk berdiri dan memberikan salam kepada Ibu Nia, beliau pun membalas salam mereka. Setelah itu beliau
mulai mengabsen peserta didik dengan cara memanggil nama mereka satu persatu
sesuai urutan absen, nama peserta didik yang beliau panggil mengacungkan jari
tulunjuk.
Pada ulangan kali ini beliau membagi menjadi 2 kelompok, untuk
kelompok pertama yang mengikuti ulangan adalah yang bernomer absen ganjil.
Sedangkanh peserta didik yang bernomer genap diminta untuk keluar kelas
terlebih dahulu. Soal ulangan pun ditulis Bu Nia di papan tulis, peserta didik
diminta untuk mencatat soal ke dalam buku khusus ulangan terlebih dahulu baru
mulai mengerjakannya. Bel tanda istirahat pun berbunyi tanda ulangan bagi
peserta didik bernomer ganjil selesai, mereka lalu mengumpulkan pekerjaan
(5)
dengan bobot soal yang sama. Selama mengerjakan soal ulangan suasana kelas
sangat tenang tidak ada peserta didik yang menoleh ke kiri dan kanan. Bel tanda
pergantian jam pelajaran pun berbunyi tanda ulangan kelompok kedua telah
berakhir. Peserta didik pada kelompok kedua pun mengumpulkan buku ulangan
mereka kepada Bu Nia. Setelah itu Bu Nia menyuruh peserta didik yang berada di
luar kelas untuk masuk ke kelas dan beliau pun mengakhiri pertemuan kali ini,
ketua kelas pun berdiri lalu memberi aba–aba kepada temannya untuk mengucapkan salam dan terima kasih kepada Ibu Nia.
(6)