Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali d Badug Bali.

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas
Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
www.ojs.unud.ac.id

Oka Saraswati, AAA; Widya Paramadhyaksa, IN; Syamsul,
AP; Mudra, IK; Yuda Manik, IW; Swanendri, NM; Rumawan
Salain, IP; Sueca, NP; Suartika, GAM; Susanta, IN; Suryada,
IGAB; Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel
Muktiwibowo, A.

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA

ISSN: 9 772338 505750


-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi
menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA
UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan
desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka
peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior,
perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi
pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.
JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro,
dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
1. Arsitektural dan Desain Riset:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer
arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur,
pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll. Artikel biasanya
merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.
2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi
faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan,
perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,

dll.
3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang
sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil
pengamatan terhadap studi kasus.

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
 Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia
+62 361 703384
[email protected]
@ www.ojs.unud.ac.id; www.ar.unud.ac.id

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

i

P -Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana


Penanggung Jawab
Anak Agung Ayu Oka Saraswati
Pengarah
I Nyoman Widya Paramadhyaksa
Ketua
Syamsul Alam Paturusi
Sekretaris
I Wayan Yuda Manik

Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan

Bendahara ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas
Ni Made Swanendri Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
Penyunting dan Reviewer
Putu Rumawan Salain
Ngakan Putu Sueca
Gusti Ayu Made Suartika
I Nyoman Susanta

I Gusti Agung Bagus Suryada

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016
ISSN No. 9 772338 505750

Tim Validasi
I Ketut Mudra
I Made Widja
Syamsul Alam Paturusi
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada

Hak Cipta  2016 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Udayana
Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur
UNUD
untuk
mereproduksi,
mendistribusikan,
dan

mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada
website OJS Universitas Udayana www.ojs.unud.ac.id

Tim Penerbit
I Made Widja Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung
Ngakan Putu Sueca jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh
kontributor.
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada
Desainer Cover
Antonius Karel Muktiwibowo

ii

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505750

P 
 P
  P   
 -Jurnal Arsitektur (JA) UNUD

Tata tulis naskah:
1.

Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah
populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4,
spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45
cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt.
3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.
4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas.
Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis
sebagai referensi).
5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan
alamat email di bawah institusi.
6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci
(keyword) diletakkan setelah abstrak
7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt,
spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital
8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.
9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi

diletakkan sebelum daftar pustaka
10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya
harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak
miring.

Keterangan umum:
1.
2.
3.

Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan
kata MS Word atau format teks/ASCII.
Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.
Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria
yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis
naskah untuk ditanggapi.

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

iii


Editorial
Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3,
ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan
secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di
Indonesia.Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal.
Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang
mudah. Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas,
menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya. Selain
itu, dukungan kebijakan, sumberdaya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi,
dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal volume 4 nomor
1 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang
sangat terbatas mewarnai volume keempat ini. Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir
arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal
mudah. Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan keterbatasan waktu.
Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas
akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester. Sehingga diharapkan diperoleh
keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan. Dalam
kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 4 nomor 1 ini.


Redaktur

iv

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505750

ftar Isi

Halaman
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ........................................................................................................ ii
Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ...................................................................................... ii
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD ......................................... iii
Editorial ............................................................................................................................................................ iii
Daftar Isi ............................................................................................................................................................ v

1.

Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah di Denpasar, Bali. Penerapan Tema
Arsitektur Kontekstual pada Tampilan Bangunan.

(I Wayan Prasumartha Suaryadhi, Ida Ayu Armeli, Anak Agung Ayu Oka Saraswati).............................................1-4

2.

Apartemen Untuk Tenaga Kerja Asing di Badung, Bali
(Irfan Jois P. Nababan, Evert Edward Moniaga, I Putu Sugiantara) ......................................................................5-10

3.

Pengembagan Goa Maria Palasari di Jembrana sebagai Tempat Ziarah dan Rumah Retret, Bali.
Suatu Studi Mengenai Pendekatan Konsep Ruang Hijau
(Denalia Chrisma, I Nyoman Surata, I Ketut Mudra) ............................................................................................11-16

4.

Gedung Penjualan Sarana Pendidikan di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Ramah Lingkungan
pada Tampilan Bangunan
(I Made Adi Astika, Gusti Ayu Made Suartika, I Wayan Wiryawan) .....................................................................17-20

5.


Gedung Pertunjukan Teater Modern di Denpasar, Bali. Suatu Pendekatan Tema Arsitektur NeoVernakular pada Konsep Tampilan Main Gate.
(Dewa Gede Surya Negara, Ciptadi Trimarianto, I Gusti Agung Bagus Suryada) ...............................................21-24

6.

Gedung Teater Kontemporer di Badung, Bali. Penerapan Tema Future Elastic pada Tampilan
Bangunan.
(Yosep Indra Aprilianto, I Wayan Gomudha, I Nyoman Widya Paramadhyaksa).................................................25-28

7.

Klinik Bersalin di Gianyar, Bali
(Ida Ayu Dwi Sartika, Ida Bagus Gde Wirawibawa, I Ketut Mudra)......................................................................29-34

8.

Pusat Kebugaran dan Spa di Denpasar, Bali
(Ni Wayan Wiwin Darsika, I Wayan Gomudha, I Wayan Kastawan) ....................................................................35-40

9.

Galeri Batu Akik di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo-Vernakular dalam Perancangan Galeri
(Gede Bambang Yudha Dharmawani, Syamsul Alam Paturusi, I Nyoman Susanta)...........................................41-44

10. Suatu Studi Mengenai Konsep Struktur dan Tampilan Bangunan Bambu. Kasus Studi: Fasilitas
Wisata Agro pada Simantri Budi Luhur Kintamani, Bali.
(Andika Surya Pramana, I Nengah Lanus, Putu Gede Sukarsana) .....................................................................45-48

11. Penataan Fasilitas Wisata Pantai di Banjar Ponjok, Serangan, Bali. Suatu Studi Mengenai
Perumusan Strategi Penataan Arsitektur.
(Putu Aditya Saputra, Ida Ayu Armeli, I Nyoman Widya Paramadhyaksa)...........................................................49-54

12. Taman Baca Pelajar di Kabupaten Tabanan, Bali. Suatu Studi Mengenai Konsep Tampilan
Ruang Dalam.
(Made Ayu Intan Kripayani, Ida Bagus Gde Primayatna, Ida Bagus Ngurah Bupala)..........................................55-58

13. Gereja Katolik Fransiscus Asisi di Denpasar, Bali
(Antonio Fransiscus Jaury, Ngakan Putu Sueca, I Ketut Muliawan Salain) .........................................................59-64

14. Klinik Perawatan Anjing di Kota Denpasar, Bali. Suatu Studi Mengenai Penerapan Konsep
Arsitektur Tropis pada Klinik Perawatan Anjing di Kota Denpasar
(Putu Ayu Mirah Sanjiwani Giri, Widiastuti, I Wayan Yuda Manik).......................................................................65-70

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

v

15. Penataan Pantai Purnama Gianyar, Bali. Perpaduan yang Berkorelasi antara Sirkulasi Spiritual
dengan Sirkulasi Wisata
(Agus Warma Viegas, Widiastuti, Anak Agung Gede Dharma Yadnya)...............................................................71-74

16. Spa dan Yoga di Kabupaten Badung, Bali. Suatu Studi Mengenai Perancangan Spa dan Yoga
(Anastasia Ayu, Ida Bagus Gde Primayatna, I Ketut Mudra)................................................................................75-78

17. Re-DesignTerminal Pelabuhan Penyeberangan Padangbai, Kab. Karangasem, Bali
(Putu Hendra Semaradana, Ciptadi Trimarianto, I Putu Sugiantara)....................................................................79-84

18. Tempat Bermain Anak-anak Khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar
(Ni Ketut Ayu Adi Ardini, Ida Ayu Armeli, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ...............................................................85-90

19. Sekolah Tinggi Pariwisata di Gianyar, Bali
(I Wayan Dedik Pariarta, Ciptadi Trimarianto, dan I Wayan Yuda Manik.) ...........................................................91-94

20. Penangkaran Penyu di Desa Perancak Kab. Jembrana, Bali
(Gede Karang Subadra, I Made Widja, dan Ida Bagus Gde Wirawibawa) ...........................................................95-98

21. Peternakan Burung di Badung Utara, Bali
(I Gede Suarjana, I Wayan Meganada, dan Ida Bagus Gde Primayatna) ..........................................................99-102

22. Dojo Karate Internasional di Denpasar, Bali
(Ida Bagus Oka Basudewa, Ida Ayu Armeli, dan I Gusti Agung Bagus Suryada.) ...........................................103-108

23. Wisata Taman Air di Sanur, Denpasar-Bali
(Made Ferry Irawan Saputra, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan I Gusti Bagus Budjana).................................109-114

24. Taman Penitipan Anak di Denpasar, Bali
(Cokorda Gede Baskara Putra, I Nengah Lanus, dan I Ketut Mudra) ..............................................................115-118

25. Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Badung, Bali
(I Putu Ekho Adi Putra, A.A. Gde Dharma Yadnya, dan Putu Gede Sukarsana) .............................................119-124

26. Sekolah Menengah Kejuruan Seni Rupa di Blahbatuh-Gianyar, Bali
(I Kadek Udiana, Putu Rumawan Salain, dan Ngakan Ketut Acwin Dwijendra) ...............................................125-130

27. Gedung Konser Musik Internasional di Badung, Bali
(I G. N. Rio Brahmantya P, Ida Bagus Ngurah Bupala, dan I Wayan Yuda Manik)..........................................131-136

28. Rumah Sakit Jiwa Kelas B di Kabupaten Badung, Bali
(I Made Wira Setiawan, Ida Ayu Armeli, dan I Putu Sugiantara) ......................................................................137-142

29. Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang di Denpasar, Bali
(I Gusti Ngurah Bagus Eka Dwipayana, I Made Widja, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ......................143-148

30. City Hotel di Denpasar, Bali
(I Gst. Pt. Anom Prasetya Utama Putra, A. A. Ayu Oka Saraswati, dan I G. A. Bagus Suryada).....................149-154

31. Pusat Produksi & Distribusi Majalah Bog-Bog di Denpasar, Bali
(I Komang Yogi Purwanta, I Made Widja, dan Ni Made Swanendri) ................................................................155-160

32. Pusdiklat Tenis Lapangan Bali di Denpasar, Bali
(Anak Agung Ngurah Ryan Prasatya Putra, I Wayan Meganada, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa)......161-166

33. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Ternak Sapi Bali di Kabupaten Tabanan, Bali
(A.A Gede Trisna Gamana Pratama, I Made Adhika, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ........................167-170

34. Hostel di Tanah Lot Tabanan, Bali
(Made Nurjaya Permana, Ida Bagus Sarjana, I Nyoman Susanta) ..................................................................171-174

35. Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar, Bali
(Putu Gde Suwandi Putra Nugraha, Ida Bagus Ngurah Bupala, Putu Gede Sukarsana).................................175-178

36. Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali di Desa Tihingan Klungkung, Bali
(Tjokorda Gede Agung Pradnya Putra, I Gusti Bagus Budjana, I Nyoman Surata)..........................................179-184

37. Pengembangan Fasilitas “Tirta Ujung” Sebagai Sarana Rekreasi Air di Karangasem, Bali
(I Kadek Indra Purnama, I Nyoman Sudiarta, Ida Bagus Gde Primayatna)......................................................185-188

vi

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505750

38. Fasilitas Rekreasi Taman Bunga di Kota Denpasar, Bali
(Dwi Adintya Eradiputra, Syamsul Alam Paturusi, I Wayan Kastawan)............................................................ 189-194

39. Restoran Aneka Boga Bali di Denpasar, Bali. Kasus Studi: Suatu Konsep Perancangan Restoran
Dalam Pendekatan Hospitality
(Fajar Kurnia Adi, I Made Widja, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ........................................................................195-198

40. Taman Kota Mangupura
(George Gede Raditya, Evert Edward Moniaga, Syamsul Alam Paturusi)....................................................... 199-202

41. Pengembangan Pasar Hewan Bebandem, Karangasem-Bali
(I Putu Agus Suartana, Widiastuti, Evert Edward Moniaga) .............................................................................203-206

42. Pengembangan Kawasan Waterfront di Danau Buyan, Bali
(I Gede Made Diastawa Giri, I Wayan Gomudha, I Wayan Kastawan) ............................................................ 207-212

43. Wisata Tenun Rangrang di Nusa Penida, Bali
(I Wayan Kuatrayana, I Wayan Meganada, Evert Edward Moniaga) ............................................................... 213-216

44. Relokasi Pasar Seni Guwang di Kabupaten Gianyar, Bali
(I Wayan Gani Septiadi, Ida Ayu Armeli, I Wayan Yuda Manik).......................................................................217-220

45. Bangunan Multifungsi (Mixed-Use Building) Fasilitas Hotel dan Mall di Lovina, Buleleng, Bali
(I Gede Urip Suputra, I Wayan Gomudha, Gusti Ayu Made Suartika).............................................................. 221-226

46. Arena Kompetisi dan Pusat Pelatihan Barongsai di Denpasar, Bali. Suatu Pendekatan Konsep
Arsitektural
(Sapta Hartawan, A.A. Gde Dharma Yadnya, Ciptadi Trimariarto) ..................................................................227-230

47. Pusat Pelatihan dan Sarana Olahraga Menembak di Denpasar, Bali. Kasus Studi: Pendekatan
Konsep Arsitektur Tehadap Penyediaan Sarana Olahraga Menembak
(I Dewa Made Adiyoga Pramana Purwa, I Gusti Bagus Budjana, I Putu Sugiantara)......................................231-234

48. Toko Modern Bahan Bangunan di Kabuaten Badung
(I Nyoman Erin Diana, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Wayan Yuda Manik)..............................................235-240

49. Pendidikan Nonformal Bernuansa Alam untuk Pengembangan Kreatifitas Anak di Denpasar
(I Kadek Raka Winda, Ida Ayu Armeli, I Wayan Yuda Manik)..........................................................................241-246

50. Dynamic Active Space pada Perancangan Kantor Produksi Iklan di Badung, Bali
(I Nyoman Satria Trypartha, I Wayan Meganada, Ni Made Swanendri)........................................................... 247-252

51. Sekolah Fotografi di Denpasar, Bali
(Trihono Ari Prabowo, Ngakan Putu Sueca, I Wayan Wiryawan) ....................................................................253-258

52. Villa Resort in Tulamben Karangasem, Bali
(I Gst. Ag. Ayu Wulan Suantari, Putu Rumawan Salain, Ida Bagus Gde Primayatna).....................................259-264

53. Polemik Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar, Bali
(Nifka Ulrico Giovanni Zega, Ni Made Swanendri, I Made Adhika) ..................................................................265-268

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

vii

PUSAT PELESTARIAN KESENIAN WAYANG KULIT TRADISIONAL BALI DI BADUNG, BALI
Penerapan Konsep Kayonan pada Entrance Tapak

I Putu Ekho Adi Putra1), A.A. Gde Dharma Yadnya2), dan Putu Gede Sukarsana3)
1)Jurusan

Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
[email protected]
2)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
3)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
[email protected]

ABSTRACT
Concept is an important thing in designing masterpiece of an architecture. The purpose of the concept is to give an identity the both form and function of the building. Beside that, the applied of the concept also give a specific characteristic
that could support the form and function of the building. A concept should be applied in any part of an architectural design. One of them is in the front that is the main entrance of the site. The design of the entrance is expected to be seen
clearly on the function of the architectural building which is the preservation of art in the form of traditional Balinese
shadow puppets. Therefore, showing the impression of puppetry as well as represent a function in it, then the Kayonan
concept selected to be applied in the site entrance.
Keywords: kayonan, concept, entrance, represent

ABSTRAK
Konsep merupakan suatu hal yang sangat penting dalam perancangan sebuah karya arsitektur. Konsep
dalam perancangan arsitektur bertujuan untuk memberikan identitas baik dari segi bentuk dan fungsi dari
karya arsitektur tersebut. Selain untuk memberi identitas, penerepan konsep juga bisa memberikan suatu
ciri khas tertentu yang bisa mendukung bentuk dan fungsi dari rancangan arsitektur itu sendiri. Sebuah
konsep tentunya harus diterapkan di setiap bagian dari sebuah rancangan arsitektur, salah satunya adalah
di bagian depan yang berupa pintu masuk atau entrance ke dalam tapak perancangan. Dalam perancangan
entrance ini, diharapkan sudah dapat dilihat dengan jelas mengenai fungsi dari rancangan arsitektur
didalamnya yaitu berupa fungsi pelestarian kesenian wayang kulit tradisional Bali. Oleh sebab itu, untuk
menampilkan kesan pewayangan sekaligus untuk merepresentasikan fungsi yang ada didalamnya, maka
konsep kayonan dipilih untuk diterapkan pada entrance tapak.
Kata Kunci: kayonan, konsep, pintu masuk, representasi

PENDAHULUAN
Untuk dapat menerapkan suatu konsep ke dalam sebuah karya arsitektur dengan baik, kita terlebih dahulu
harus mengetahui tentang apa itu yang dimaksud dengan konsep. Konsep adalah sebuah rumusan atau gagasan-gagasan yang mempersatukan berbagai elemen ke dalam satu keseluruhan. Elemen-elemen tersebut dapat berupa sebuah gagasan, rekaan, pemikiran dan observasi. Dalam arsitektur, konsep menganjurkan suatu cara tertentu di mana persyaratan-persyaratan yang berhubungan dengan program, konteks dan
keyakinan dapat digabungkan bersama. Sehingga, konsep merupakan suatu bagian yang penting dari sebuah perancangan karya arsitektur (Snyder dan Catanese, 1984:81).
Pemilihan suatu konsep, harus diperhitungkan sejak awal agar bisa merepresentasikan dengan baik tentang
fungsi dan kegiatan yang terjadi dalam sebuah rancangan arsitektur. Dalam perancangan Pusat Pelestarian
Kesenian Wayang ini, akan digunakan salah satu unsur penting dalam suatu pertunjukan wayang sebagai
konsepnya yaitu Kayonan. Konsep Kayonan akan diterapkan pada perancangan pintu masuk atau entrance
tapak. Dengan penerapan konsep kayonan pada bagian depan (pintu masuk) Pusat Pelestarian ini, diharapkan mampu untuk merepresentasikan fungsi dan kegiatan yang terjadi didalamnya.
I Putu Ekho Adi Putra (1119251028)1), A.A. Gde Dharma Yadnya2), dan Putu Gede Sukarsana3)–Pusat Pelestarian
Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Badung, Bali

1

KAYONAN
Makna dan Filosofi Kayonan
Kayonan merupakan wayang dengan bentuk menyerupai gunung yang melambangkan keadaan bhuana
agung (alam) beserta dengan isinya. Penggambaran sebuah kayonan selalu berkaitan dengan unsur-unsur
Panca Maha Bhuta yaitu pertiwi (tanah), apah (air), teja (api), bayu (angin) dan akasa (ruang kosong).
Semua benda yang tercipta di alam termasuk manusia merupakan gabungan atau kombinasi dari kelima unsur alami tersebut. Suatu kelahiran adalah sebuah awal dan kematian adalah sebuah akhir dari suatu proses
yang dinamakan kehidupan, oleh sebab itu maka penting untuk diketahui bagaimana kehidupan tersebut
dapat terjadi. Suatu kehidupan dapat tercipta dari pertemuan Purusa dan Predana melalui lima unsur alami
tersebut. Kemudian kehidupan tersebut akan mengalami kematian di mana kelima unsur alami tersebut akan
kembali bersatu dengan Sang Maha Kuasa.
Melalui filosofi tersebut, adalah Wayang Kayonan sebagai simbol dari bhuana agung (alam semesta) yang
dimainkan pada bagian awal sebagai pembuka dan pada bagian akhir sebagai penutup dari sebuah pertunjukan wayang kulit tradisional Bali.

PENERAPAN KONSEP KAYONAN PADA ENTRANCE TAPAK
Penerapan konsep kayonan pada entrance dibuat karena sesuai dengan filosofinya dalam pertunjukan
wayang, tarian kayonan dilakukan pada bagian awal dan akhir pertunjukan. Sama halnya dengan kayonan,
entrance atau pintu masuk tapak ini juga akan dilalui paling pertama untuk masuk dan dilalui pada saat terakhir untuk keluar. Sehingga penerapan konsep kayonan dirasa cocok untuk diterapkan pada bagian entrance tapak selain kayonan juga memiliki bentuk yang bisa mewakili fungsi dari rancangan arsitektur didalamnya.

Tujuan
Melalui penerepan konsep kayonan pada entrance tapak, diharapkan untuk mampu untuk merepresentasikan bentuk yang sesuai dengan fungsi rancangan arsitektur didalamnya. Dengan penerapan salah satu unsur wayang sebagai konsep perancangan akan mampu memperkuat fungsi Pusat Pelestarian Wayang ini.
Selain itu kayonan dalam pertunjukan wayang kulit Bali juga merupakan kearifan lokal yang perlu dilestarikan, oleh sebab itu melalui penerapan konsep ini diharapkan mampu untuk mengangkat kearifan lokal tersebut melalui sebuah tampilan entrance yang unik dan tetap mengandung nilai-nilai filosofis kayonan itu
sendiri.

Transformasi Konsep Entrance pada Tapak
Terdapat beberapa hal yang akan diperhatikan dalam transformasi konsep entrance ini yaitu tata letak entrance, dimensi dan bentuk entrance.
zona
parkir bus

main entrance
side entrance
Gambar 1. Tata Letak Entrance dan Parkir
Sumber: Adi Putra, 2015:4

Entrance dibedakan menjadi dua jenis, yaitu main entrance yang diletakan di sisi timur tapak dengan posisi
di tengah-tengah yang diperuntukkan bagi pengunjung, kemudian side entrance juga pada sisi timur tapak
namun diletakkan di bagian pojok selatan tapak dan diperuntukan bagi pengelola dan keperluan servis. Per-

2

e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana – Volume 3 Edisi Januari 2016- ISSN No. 1234-5678

letakan entrance di sisi timur selain karena jalan utama dan satu-satunya akses untuk masuk ke dalam
tapak, juga karena filosofi dalang yang melakukan pertunjukan wayang harus menghadap ke arah yang dianggap suci dalam ajaran umat Hindu yaitu pada arah timur dan utara.
Untuk fungsi yang berkaitan erat di area entrance seperti parkir, akan dibuatkan parkir bus di sebelah utara
main entrance kemudian parkir pengunjung dan pengelola di bagian belakang entrance.

Cangkem Kodok
Main Entrance

pada

Side Entrance
Gambar 2. Ruang Tangkap pada Entrance
Sumber: Adi Putra, 2015:4

Untuk mendukung kinerja entrance yang baik, diperlukan ruang penangkap pada bagian depannya. Dalam
konsep Bali, khususnya yang diterapkan pada pintu masuk rumah tradisional, selalu dibuat ruang penangkap yang disebut dengan Cangkem Kodok pada rancangan pintu masuknya. Hal ini bertujuan untuk
memberi penekanan pada perletakan entrance sehingga akan mudah dikenali oleh orang-orang. Selain itu
dengan adanya ruang penangkap ini akan dapat menciptakan kesan menarik orang untuk datang dan memasukinya.
Setelah tata letak entrance diperhitungkan, langkah selanjutnya adalah dengan menentukan dimensi entrance tersebut. Jenis kendaraan yang akan melalui entrance adalah mobil dan motor, sehingga dimensi
lebar entrance yaitu ±6 meter agar bisa dilalui kendaraan tersebut secara bersamaan.

Gambar 3. Jenis kendaraan dan Dimensi Entrance
Sumber: Adi Putra, 2015:4

Hal terakhir dari transformasi konsep entrance ini adalah penentuan bentuk yang sesuai dengan konsep
kayonan. Untuk bentuk dasar entrance akan memakai bentuk candi bentar yang biasanya digunakan pada
bangunan sakral umat Hindu. Kemudian untuk menghilangkan kesan sakral dari candi bentar ini, akan dilakukan sedikit modifikasi berupa penyederhanaan bentuk dan ornamen yang diterapkan pada bentuk candi
bentar ini. Untuk menampilkan kesan atau bentuk dari sebuah kayonan, maka pada tampilan entrance
dengan bentuk candi bentar ini juga akan mengadopsi bentuk dan jenis pepatran atau ukiran yang terdapat
pada kayonan. Jadi, secara keseluruhan nantinya bentuk entrance ini merupakan kombinasi dari bentuk
candi bentar dan kayonan sebagai elemen pelengkapnya.
I Putu Ekho Adi Putra (1119251028)1), A.A. Gde Dharma Yadnya2), dan Putu Gede Sukarsana3)–Pusat Pelestarian
Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Badung, Bali

3

Gambar 4. Transformasi Bentuk Entrance
Sumber: Adi Putra, 2015:5

Bentuk entrance akan memadukan bentuk dari candi bentar dan kayonan itu sendiri untuk mendapatkan
visual yang menarik. Bentuk candi bentar tetap dipertahankan, hanya saja dilakukan sedikit modifikasi
dengan cara penyederhanaan bentuk dan ornamen didalamnya. Pada candi bentar biasanya terdapat sayap
pada bagian belakangnya, untuk hal itu akan diganti dengan bentuk kayonan untuk memperkuat kesan
wayang pada candi bentar. Kemudian sesuai dengan filosofi dari kayonan yaitu adalah simbol dari alam semesta yang terdiri dari lima unsur alami (Panca Maha Bhuta). Kelima unsur tersebut akan diaplikasikan pada
tumpangan candi bentar yang dibuat lima tingkatan yang mewakili masing-masing unsur alami tersebut. Untuk ornamen kayonan pada sayap candi bentar akan tetap dipertahankan untuk memperkuat kesan pewayangannya. Dengan bentuk ini diharapkan akan mampu merepresentasikan fungsi dan kegiatan dari
Pusat Pelestarian Wayang Kulit Tradisional Bali ini. Berikut merupakan sketsa dari bentuk entrance tersebut:

Gambar 5. Sketsa Bentuk Entrance
Sumber: Adi Putra, 2015:5

Untuk bagian temboknya, juga diaplikasikan ukiran-ukiran khas pada wayang kayonan yaitu pada bagian kolom-kolom atau pilar tembok yang dibuat pipih berbentuk persegi panjang. Hal ini dibuat untuk dapat
mengesankan kesan modern pada tembok dengan pengaplikasikan bentuk yang sederhana tanpa adanya
paduraksa lagi.
Kemudian untuk mempercantik tampilan entrance, juga akan ditanami beberapa jenis tanaman seperti
tanaman peneduh, tanaman pengarah serta tanaman hias seperti tanaman perdu dan bunga. Tanaman ini
akan ditanam pada planter box yang dibuat disepanjang tembok dan pada pagian depan entrance.

4

e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana – Volume 3 Edisi Januari 2016- ISSN No. 1234-5678

Akasa (ruang kosong)
Bayu (angin)
Teja (api)
Apah (air)
Pertiwi (tanah)

Gambar 6. Detail pada Entrance
Sumber: Adi Putra, 2015:5

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa candi bentar ini terdiri dari 5 tingkatan sesuai dengan konsep kayonan (bhuana agung/ alam semesta) yang tercipta dari gabungan dari kelima unsur alami Panca Maha Bhuta yaitu pertiwi, apah, teja, bayu dan akasa.
Pada bagian sayap candi bentar yang pengaplikasikan bentuk kayonan diakhiri dengan bentuk setengah
kayonan pada bagian paling atas agar bentuknya dapat menyerupai candi bentar yang diibaratkan sebagai
gunung yang terbelah. Sayap candi bentar ini akan dibuat memiliki sedikit ruang kosong didalamnya agar
bisa diaplikasikan lampu yang dapat memancarkan cahaya dari celah-celah ukirannya.
Pilar pada tembok dibuat denga bentuk yang sederhana, yaitu mengambil bentuk persegi panjang untuk
mengesankan kesan modern dengan tambahan full ornamen kayonan untuk kesan tradisionalnya. Bahan
yang akan digunakan adalah dominasi batu bata merah dan beberapa jenis batu alam. Pada bagian depan
tembok akan dibuatkan planter box untuk ditanami tanaman hias agar dapat mempercantik tembok.

Pohon Peneduh

Pohon Pengarah

Tanaman Hias

Gambar 7. Jenis Vegetasi/ tanaman pada Entrance
Sumber: Adi Putra, 2015:5

Pada entrance akan diaplikasikan tiga jenis tanaman yang dapat membantu kinerja fungsi dari entrance dan
parkir yang ada didalamnya yaitu tanaman peneduh berupa pohon ketapang dan pohon kamboja, pohon
pengarah berupa pohon cemara dan palem serta tanaman hias berupa tanaman bunga-bungaan.
Masing-masing tanaman tersebut memiliki peran serta fungsi masing-masing sehingga entrance dapat terlihat lebih indah dan parkir yang ada didalamnya dapat berfungsi dengan baik.

I Putu Ekho Adi Putra (1119251028)1), A.A. Gde Dharma Yadnya2), dan Putu Gede Sukarsana3)–Pusat Pelestarian
Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Badung, Bali

5

Sebagai hasil keseluruhan dari sebuah rancangan entrance atau pintu masuk ini, maka akan ditampilkan
siteplan dan layout yang akan dapat menampilkan tata letak entrance serta sirkulasinya. Berikut adalah hasil
akhir dari penataan entrance dan parkir dibelakangnya yang akan ditampilkan dalam gambar siteplan dan
layout keseluruhan rancangan tersebut.

Gambar 8. Siteplan dan Layout
Sumber: Adi Putra, 2015

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan yang bisa ditarik adalah konsep merupakan suatu hal yang sangat penting dalam perancangan
sebuah karya arsitektur karena suatu konsep dapat memberikan identitas dan ciri khas tertentu pada sebuah
rancangan arsitektur tersebut. Kemudian saran yang bisa disampaikan adalah, kita bisa mengambil konsep
dari berbagai hal yang salah satunya bisa kita ambil dari kearifan lokal yang ada. Dengan ini kita bisa melestarikan nilai-nilai filosofis yang terdapat dalam kearifan lokal tersebut dan menuangkannya dalam bentuk
sebuah rancangan arsitektur.

REFERENSI
Adi Putra, I Putu Ekho. 2015, Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Badung, Jurusan
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
Snyder, James C dan Catanese, Anthony J. 1984, Pengantar kepada Arsitektur, Bandung: Penerbit PT
Intermedia

6

e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana – Volume 3 Edisi Januari 2016- ISSN No. 1234-5678