SIKAP MASYARAKAT TANGGAP BENCANA BANJIR PADA BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir Pada Bantaran Sungai Bengawan Solo Di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta.

SIKAP MASYARAKAT TANGGAP BENCANA BANJIR PADA
BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO
DI KELURAHAN SANGKRAH
KECAMATAN PASAR KLIWON
SURAKARTA
ARTIKEL PUBLIKASI

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi

Disusun Oleh:
SITI BARIAH
A 610 090 027

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
0

Naskah Publikasi 2013
SIKAP MASYARAKAT TANGGAP BENCANA BANJIR PADA

BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO DI KELURAHAN
SANGKRAH KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA
SITI BARIAH
A 610 090 027

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui tingkat kerentanan
sosial, ekonomi, dan lingkungan di Kecamatan Pasar Kliwon, (2) mengetahui
tingkat kesadaran dalam tanggap bencana banjir pada masyarakat bantaran
Sungai Bengawan Solo di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif dengan studi korelasional. Objek penelitian ini adalah masyarakat
bantaran sungai Bengawan Solo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik observasi, kuesioner atau angket, dan dokumentasi. Validitas
data menggunakan uji pearson product moment atau analisis korelasi. Reliabilitas
instrument dengan rumus Spearman Brown. Teknik analisis data menggunakan
teknik analisis data deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai atau
kategori pada kerentanan sosial Kecamatan Sangkrah masuk dalam kategori
sedang, kerentanan ekonomi kategori sedang, dan kerentanan lingkungan ketegori

rendah, sedangkan kesadaran dalam tanggap bencana banjir pada masyarakat
bantaran Sungai Bengawan Solo adalah 66,92% yang berarti masuk kategori
tinggi. Uraian kesadaran adalah (1) masyarakat menguasai aspek ego sebesar
21,43%. (2) masyarakat yang menguasai aspek personal unclonscious yaitu
30,83%. (3)masyarakat yang menguasai aspek colletive unconscious yaitu
33,83%.

Kata Kunci: Kerentanan Sosial, ekonomi, lingkungan, Kesadaran, Bantaran
Sungai, Bengawan Solo.

PENDAHULUAN
Wilayah Indonesia merupakan

beriklim tropis mempunyai curah hujan

wilayah yang dilalui garis katulistiwa

yang cukup tinggi lebih dari 2000

dan mempunyai iklim tropis dengan


mm/tahun.

dua musim, yaitu musim hujan dan

Pasifik di sebelah timur laut dan

musim

samudera Indonesia di sebelah barat

kemarau.

Indonesia

yang

Keberadaan

samudera


1

Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS

Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
daya ikut berperan dalam pola curah

terpanjang di pulau Jawa ini selalu

hujan. Kedua samudera ini merupakan

terjadi banjir setiap musim penghujan

sumber

udara

lembab


yang

datang. Hal ini terjadi disebabkan

bagi

wilayah

karena kondisi topografi yang kurang

Indonesia. Tidak semua curah hujan

baik, dimana besar wilayahnya berada

didominasi oleh musim penghujan,

pada dataran rendah dan alur sungai

misalnya di daerah pegungungan dan


yang berkelok-kelok (meandering).

mendatangkan

hujan

gunung seperti daerah Bogor Jawa

Salah satu wilayah yang dilalui

Barat, hujan turun hampir sepanjang

dan terkena dampak dari meluapnya

tahun tanpa dipengaruhi oleh kedua

sungai Bengawan Solo ialah kelurahan

musim tersebut (Kosasih, 2012).


Sangkrah kecamatan Pasar Kliwon

Curah
sebenarnya

hujan

yang

tinggi

menguntungkan

apabila

Surakarta. Wilayah

ini mempunyai

luas sekitar 481,52 Ha dengan batas


pemanfaatan dan kondisi alam terjaga

wilayah

baik. Namun bila kerusakan alam

dengan kelurahan Gandekan, sebelah

sudah terjadi dimana-mana curah hujan

selatan berbatasan dengan kelurahan

yang tinggi akan menimbulkan bancana

Kedung

banjir. Bencana banjir yang banyak

berbatasan dengan kelurahan Kedung


menimbulkan kerugian dan kerusakan.

Lumbu dan sebelah timur berbatasan

Bencana

dengan

tersebut

tidak

hanya

sebelah

utara

Lumbu,


sungai

berbatasan

sebelah

Bengawan

Barat

Solo.

menghancurkan harta benda, namun

Wilayah ini mempunyai ketinggian 89

juga nyawa manusia, meninggal secara

m


langsung

merupakan

maupun

tidak

langsung

diatas

permukaan
wilayah

laut,
yang

serta
curah

karena wabah penyakit yang menjamur

hujannya cukup tinggi yaitu 2000-3000

saat bencana melanda.

mm/tahun dengan suhu udara rata-rata
hanya

26o celcius. Keadaan topografi wilayah

terjadi pada zaman dahulu, banjir juga

ini tergolong dataran rendah dengan

terjadi setiap masa, tidak terkecuali

kemiringan tanah 0o sampai 1o. Hal ini

zaman sekarang, seperti halnya banjir

yang menyebabkan mengapa wilayah

yang terjadi di sungai Bengawan Solo.

ini merupakan wilayah yang rentan

Sungai

banjir.

Kejadian

yang

banjir

tidak

merupakan

sungai

2

Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS

Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
Berdasarkan data laporan
banjir yang didapat dari Kelurahan

XII, RW XIII. Jumlah rumah yang
terendam 130 rumah dan 130 KK.

Sangkrah banjir yang terjadi pada

Pada tahun 2012 banjir terjadi

tahun 2004. Pada hari Minggu dan

tanggal 17 Oktober, dengan jumlah KK

Senin tanggal 26 dan 27 Desember

yang tergenang air atau banjir sebanyak

2004, air mulai masuk ke rumah

1.145 KK. Lokasi terjadi banjir yaitu
RW I, RWII, RW III, RW IV, RW V,

penduduk sekitar pukul 00.01 WIB,

RW VI, RW X, RW XI, RW XII, dan

dengan ketinggian air sekitar 0,5

RW XIII.

meter dan surut sekitar pukul

Dari

segi

sosial

ekonomi,

sebagian besar masyarakat kelurahan

04.00WIB. Adapun lokasi yang

Sangkrah

tergenang air antara lain: RW IV,

menengah ke bawah dengan masih

RW V, RW VI, RW X, RW XII,

merupakan

banyaknya penduduk masyarakat yang
bekerja sebagai buruh, baik buruh

RW XIII. Jumlah rumah yang

industri

terendam sebanyak 45 unit rumah

dengan angka 3.716

dan 49 KK.
Pada tahun 2007 banjir

masyarakat

maupun

buruh

bangunan

jiwa. Selain

sebagai buruh terdaapat penduduk yang
bermatapencaharian

sebagai

pengangkutan sebanyak 1.504 jiwa.
Penduduk yang hanya mengandalkan

terjadi pada hari kamis tanggal 20
April. Air mulai masuk ke rumah
penduduk sekitar pukul 16.00 WIB,

pensiunan

141

jiwa.

Sisanya

merupakan PNS/TNI/POLRI sebanyak
97 jiwa, pengusaha 1.178 jiwa, dan
lain-lain sebanyak 1.960 jiwa.

dengan ketinggian air sekitar 0,5
meter dan surut sekitar pukul 19.00
WIB. Lokasi yang tergenang air

Kebanyakan dari penduduk yang
tinggal di bantaran sungai Bengawan
Solo

merupakan

masyarakat

yang

berpenghasilan kecil. Sehingga mereka
antara lain: RW X, RW XI, RW
3

Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
mengharap ganti rugi apabila mereka

Bengawan

harus pindah dari wilayah tersebut.

Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar

Bahaya luapan air ketika debit air

Kliwon.

sungai meninggi mereka hiraukan,

dilakukan kurang lebih selama empat

sebab

rendah

bulan, yaitu semenjak bulan Januari

mengharuskan mereka bertahan dengan

2012 sampai dengan bulan April.

keaadan tersebut. Keadaan dimana

Populasi dari penelitian ini adalah

mereka harus tinggal di wilayah yang

masyarakat yang tinggal di wilayah

rawan sekali terhadap banjir saat

bantaran sungai tepatnya di Kelurahan

musim penghujan mulai datang. Hal

Sangkrah sebanyak 260 KK atau 1.176

inilah yang dialami oleh masyarakat

jiwa. Dari jumlah populasi N adalah

yang tinggal di daerah bantaran sungai

260 pada tabel tingkat kesalahan 10%

Bengawan Solo di desa Ngapung

menunjukkan angka sampel 133. Maka

kelurahan Sangkrah kecamatan Pasar

dalam penelitian ini ialah sebanyak 133

Kliwon yang tetap bertahan hidup di

responden

wilayah bantaran sungai Bengawan

Pengambilan sampel akan dilaksanakan

Solo.

menggunakan sistem sampling random

penghasilan

yang

Solo

desa

Kegiatan

Ngapung,

penelitian

sebagai

ini

sampelnya.

Dari permasalahan diatas maka

acak (probability). Yaitu berdasarkan

muncul pemikiran tentang bagaimana

kesempatan atau hak pada setiap

sikap masyarakat tanggap bencana

individu

tersebut dalam menghadapi bencana

Maksudnya agar dari (populasi) seluruh

banjir yang selalu mengintai dengan

warga bantaran dapat terwakili dalam

judul penelitian “Sikap Masyarakat

sampel.

Tanggap

Bencana

Bantaran

Sungai

Banjir
Bengawan

Pada
Solo

unuk

menjadi

sampel.

Variabel dalam penelitian ini
adalah

tingkat

kerentanan

sosial,

Kelurahan di Sangkrah Kecamatan

ekonomi,

dan

lingkungan

Pasar Kliwon Surakarta”.

Kecamatan

Pasar

Kliwon,

METODE PENELITIAN
Tempat

dilakukan

penelitian

tepatnya di wilayah bantaran sungai

di

tingkat

kesadaran dalam tanggap

bencana

banjir

bantaran

pada

masyarakat

Sungai Bengawan Solo di Kelurahan
Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon.
4

Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS

Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
Penelitian

menggunakan

angket atau kuesioner adalah sejumlah

teknik pengumpulan data berupa teknik

pertanyaan tertulis digunakan untuk

observasi, kuesioner atau angket, dan

memperoleh informasi dari responden

dokumentasi.

(dalam

dalam arti laporan tentang pribadinya,

Sugiyono, 2008) menyatakan bahwa,

atau hal-hal yang ia ketahui. Manfaat

observasi

ilmu

dari penggunaan angket dalam mencari

Sanafiah

atau mengumpulkan angket yaitu kita

2008)

dapat mengetahui data apa saja yang

mengklasifikasikan observasi menjadi

kita dapat dari lapangan, sehingga lebih

tiga

mudah dalam pengolahan data itu

Nasution

adalah

pengetahuan,
Faisal

ini

sedangkan

(dalam

yaitu

dasar

Sugiyono,

observasi

partisipasif,

observasi terus terang dan tersamar,

sendiri.

serta observasi tak terstruktur. Menurut

bahwa dokumentasi sebagai obyek

Mardalis

atau

yang diperhatikan tiga macam sumber,

pengamatan digunakan dalam rangka

yaitu tulisan (paper), tempat (place)

mengumpulkan

suatu

dan kertas atau orang (people).dalam

penelitian, merupakan hasil perbuatan

mengadakan penelitian yang bersumber

jiwa secara aktif dan penuh perhatian

pada tulisan inilah telah menggunakan

untuk

sesuatu

metode dokumentasi. Menurut Haris

rangsangan tertentu yang diinginkan,

Herdiansyah (2010) menyatakan studi

atau suatu studi yang disengaja dan

dokumentasi merupakan salah satu

sistematis tentang keadaan/fenomena

metode mengumpulan data kualitatif

sosial dan gejala-gejala psikis dengan

dengan

jalan

mencatat.

dokumen-dokumen yang dibuat oleh

Manfaat dari teknik ini bukan hanya

subyek sendiri atau orang lain tentang

untuk mencatat data hasil observasi,

subyek. Teknik ini digunakan untuk

tapi

mengadakan

mencatat data arsip dan dokumen yang

kemudian

berkaitan dengan penelitian tentang

(2006)

observasi

data

menyadari

adanya

mengamati

juga

pertimbangan

dalam

dan

untuk
yang

Menurut

melihat

Arikunto

atau

(1989)

menganalisis

memasukannya kedalam suatu skala

kesadaran dalam tanggap

bencana

bertingkat. Teknik ini digunakan untuk

banjir

bantaran

melakukan cek lapangan terhadap data

Sungai Bengawan Solo Kelurahan

pada

masyarakat

kerentanan. Menurut Arikunto (1992)
5

Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS

Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon
Surakarta.

Menurut

Sugiyono

(2009)

validitas berarti instrumen tersebut

Metode ini merupakan metode

dapat digunakan untuk mengukur apa

yang relative mudah dibanding dengan

yang hendak diukur. Reliabilitas berarti

metode lainnya. Sebab jika terjadi

instrumen

kesalahan pada data maka sumber data

beberapa kali untuk mengukur obyek

masih ada sebab yang diamati adalah

yang sama, akan menghasilkan data

benda mati.

yang sama.

Teknik

ini

digunakan

untuk

yang

Uji

bila

validitas

digunakan

instrumen

mencatat data arsip dan dokumen yang

menggunakan uji validitas kontruk

berkaitan dengan penelitian tentang

(contruct Validity). Para ahli judgment

kerentanan

experts (Sugiyono 2009) menyatakan

sosial,

ekonomi,

dan

lingkungan di Kecamatan Pasar Kliwon

bahwa instrumen

dan kesadaran dalam tanggap bencana

tanpa perbaikkan, ada perbaikkan, dan

banjir

mungkin dirombak total. Uji validitas

pada

masyarakat

bantaran

dapat

digunakan

Sungai Bengawan Solo di Kelurahan

kontruk

Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon.

dengan mengkorelasikan antar skor

Sebelum diadakan pengumpulan

(contruct

Validity)

yaitu

item instrumen.

data, peneliti melakukan uji coba

Reliabilitas Instrumen menurut

validitas dan reliabilitas instrumen.

Azwar (2011) adalah sejauhmana hasil

Karena baik buruknya instrumen akan

suatu pengukuran dapat dipercaya.

berpengaruh pada data yang diperoleh.

Hasil

Menurut

Sugiyono

(2009)

pengukuran

dapat

dipercaya

hanya apabila dalam beberapa kali

validitas berarti instrumen tersebut

pelaksanaan

dapat digunakan untuk mengukur apa

kelompok subjek yang sama diperoleh

yang hendak diukur. Reliabilitas berarti

hasil yang relative sama, selama aspek

instrumen

yang diukur dalam diri subjek memang

yang

bila

digunakan

pengukuran

terhadap

beberapa kali untuk mengukur obyek

belum

yang sama, akan menghasilkan data

reliabilitas instrument dengan rumus

yang sama.

Spearman Brown yaitu

berubah.

Untuk

menguji

6

Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS

Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
Keterangan :

Keterangan

P

: Persentase

F

: Frekuensi data

N

: Jumlah sampel yang diolah

= reliabilitas instrumen

Dan

untuk

memudahkan

penafsiran terhadap prosentase yang

= rXY yang disebutkan

telah diolah maka digunakan parameter
sebagai indeks korelasi
antara dua belahan
instrument
Untuk
tidaknya

maka

angka

dikonsultasikan dengan table r product
moment.

analisa

data

deskriptif

ini

menggunakan

deskriptif.

Analisis

bertujuan

menggambarkan
penelitian

distribusi

frekuensi

analisis

kesadaran

reliabel

reliabilitas yang didapatkan tersebut

Penelitian

klasifikasi

masyarakat sebagai berikut :

menentukan

instrument

penafsiran

keadaan

berdasarkan

data

Persentase yang diperoleh Kategori
66,68% ≤ X ≤ 100%
Tinggi
33,34% ≤ X ≤66,67%
Sedang
0% ≤ X ≤ 33,33%
Rendah
Kerentanan berhubungan dengan
aset-aset yang rentan terhadap bencana.
Indikator

yang

digunakan

untuk

hanya

menganilisis kerentanan banjir adalah

subyek

kerentanan sosial, ekonomi, fisik, dan

dari

lingkungan.

Kerentanan

variabel yang diperoleh dari kelompok

diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu

subyek yang diteliti dan tidak untuk

rendah, sedang, dan tinggi dengan

pengujian hipotesis. Penyajian hasil

melihat rentan nilai total kerentanan.

deskriptif ini menggunakan teknik
distribusi frekuensi dengan menghitung
frekuensi

data

diprosentase.

tersebut

kemudian

Distribusi

frekuensi

bersifat statistik kelompok dengan
rumus:
P=

Klasifikasi Tingkat Kerentanan Sosial
Menurut PERKA BNPB No. 02
Tahun 2012
Kelas
Parameter
Kepadatan
penduduk
Rasio jenis
kelamin
Rasio
kemiskinan
Rasio orang
cacat
Rasio
kelompok
umur

Bobot
(%)

Rendah
1
40%

0,1

0,2

0,3

7

Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS

Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
Kerentanan

sosial

=

masyarakat bantaran sungai adalah

(0,1 ×

66,92% yang berarti untuk kesadaran

rasio jenis kelamin)
(0,1 × rasio
(0,1 × rasio orang
kemiskinan)
cacat) (0,1 × ratio kelompok umur)
Klasifikasi Kerentanan Ekonomi
Menurut PERKA BNPB No. 02 Tahun
2012
Kelas
Skor( Nilai x Bobot)

Bobot Nilai
(%)
Rendah Sedang Tinggi
Rendah Sedang Tinggi
1
2
3
50-200 >200
60

Dokumen yang terkait

Model Simulasi Luapan Banjir Sungai Bengawan Solo untuk Optimalisasi Kegiatan Tanggap Darurat Bencana Banjir

0 4 14

RUANG TERBUKA HIJAU DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO Ruang Terbuka Hijau Di Bantaran Sungai Bengawan Solo (Restorasi Bandar Bengawan Solo).

0 7 16

SIKAP MASYARAKAT TANGGAP BENCANA BANJIR PADA BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO DI KELURAHAN Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir Pada Bantaran Sungai Bengawan Solo Di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta.

0 1 13

PENDAHULUAN Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir Pada Bantaran Sungai Bengawan Solo Di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta.

0 3 7

PENGRES Pengetahuan Masyarakat Dalam Mengurangi Resiko Bencana Banjir Di Bantaran Sungai Bengawan Solo Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasarkliwon Kota Surakarta.

0 3 15

PENDAHULUAN Pengetahuan Masyarakat Dalam Mengurangi Resiko Bencana Banjir Di Bantaran Sungai Bengawan Solo Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasarkliwon Kota Surakarta.

0 3 8

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Bantaran Sungai Bengawan Solo Kampung Sewu Kecamatan Jebres Surakarta.

0 1 15

PENDAHULUAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Bantaran Sungai Bengawan Solo Kampung Sewu Kecamatan Jebres Surakarta.

0 1 7

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Bantaran Sungai Bengawan Solo Kampung Sewu Kecamatan Jebres Surakarta.

0 2 14

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR Partisipasi Masyarakat Dalam Mitigasi Bencana Banjir Di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta.

0 0 14