SIKAP MASYARAKAT TANGGAP BENCANA BANJIR PADA BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir Pada Bantaran Sungai Bengawan Solo Di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta.
SIKAP MASYARAKAT TANGGAP BENCANA BANJIR PADA
BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO
DI KELURAHAN SANGKRAH
KECAMATAN PASAR KLIWON
SURAKARTA
ARTIKEL PUBLIKASI
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Disusun Oleh:
SITI BARIAH
A 610 090 027
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
0
Naskah Publikasi 2013
SIKAP MASYARAKAT TANGGAP BENCANA BANJIR PADA
BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO DI KELURAHAN
SANGKRAH KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA
SITI BARIAH
A 610 090 027
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui tingkat kerentanan
sosial, ekonomi, dan lingkungan di Kecamatan Pasar Kliwon, (2) mengetahui
tingkat kesadaran dalam tanggap bencana banjir pada masyarakat bantaran
Sungai Bengawan Solo di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif dengan studi korelasional. Objek penelitian ini adalah masyarakat
bantaran sungai Bengawan Solo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik observasi, kuesioner atau angket, dan dokumentasi. Validitas
data menggunakan uji pearson product moment atau analisis korelasi. Reliabilitas
instrument dengan rumus Spearman Brown. Teknik analisis data menggunakan
teknik analisis data deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai atau
kategori pada kerentanan sosial Kecamatan Sangkrah masuk dalam kategori
sedang, kerentanan ekonomi kategori sedang, dan kerentanan lingkungan ketegori
rendah, sedangkan kesadaran dalam tanggap bencana banjir pada masyarakat
bantaran Sungai Bengawan Solo adalah 66,92% yang berarti masuk kategori
tinggi. Uraian kesadaran adalah (1) masyarakat menguasai aspek ego sebesar
21,43%. (2) masyarakat yang menguasai aspek personal unclonscious yaitu
30,83%. (3)masyarakat yang menguasai aspek colletive unconscious yaitu
33,83%.
Kata Kunci: Kerentanan Sosial, ekonomi, lingkungan, Kesadaran, Bantaran
Sungai, Bengawan Solo.
PENDAHULUAN
Wilayah Indonesia merupakan
beriklim tropis mempunyai curah hujan
wilayah yang dilalui garis katulistiwa
yang cukup tinggi lebih dari 2000
dan mempunyai iklim tropis dengan
mm/tahun.
dua musim, yaitu musim hujan dan
Pasifik di sebelah timur laut dan
musim
samudera Indonesia di sebelah barat
kemarau.
Indonesia
yang
Keberadaan
samudera
1
Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS
Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
daya ikut berperan dalam pola curah
terpanjang di pulau Jawa ini selalu
hujan. Kedua samudera ini merupakan
terjadi banjir setiap musim penghujan
sumber
udara
lembab
yang
datang. Hal ini terjadi disebabkan
bagi
wilayah
karena kondisi topografi yang kurang
Indonesia. Tidak semua curah hujan
baik, dimana besar wilayahnya berada
didominasi oleh musim penghujan,
pada dataran rendah dan alur sungai
misalnya di daerah pegungungan dan
yang berkelok-kelok (meandering).
mendatangkan
hujan
gunung seperti daerah Bogor Jawa
Salah satu wilayah yang dilalui
Barat, hujan turun hampir sepanjang
dan terkena dampak dari meluapnya
tahun tanpa dipengaruhi oleh kedua
sungai Bengawan Solo ialah kelurahan
musim tersebut (Kosasih, 2012).
Sangkrah kecamatan Pasar Kliwon
Curah
sebenarnya
hujan
yang
tinggi
menguntungkan
apabila
Surakarta. Wilayah
ini mempunyai
luas sekitar 481,52 Ha dengan batas
pemanfaatan dan kondisi alam terjaga
wilayah
baik. Namun bila kerusakan alam
dengan kelurahan Gandekan, sebelah
sudah terjadi dimana-mana curah hujan
selatan berbatasan dengan kelurahan
yang tinggi akan menimbulkan bancana
Kedung
banjir. Bencana banjir yang banyak
berbatasan dengan kelurahan Kedung
menimbulkan kerugian dan kerusakan.
Lumbu dan sebelah timur berbatasan
Bencana
dengan
tersebut
tidak
hanya
sebelah
utara
Lumbu,
sungai
berbatasan
sebelah
Bengawan
Barat
Solo.
menghancurkan harta benda, namun
Wilayah ini mempunyai ketinggian 89
juga nyawa manusia, meninggal secara
m
langsung
merupakan
maupun
tidak
langsung
diatas
permukaan
wilayah
laut,
yang
serta
curah
karena wabah penyakit yang menjamur
hujannya cukup tinggi yaitu 2000-3000
saat bencana melanda.
mm/tahun dengan suhu udara rata-rata
hanya
26o celcius. Keadaan topografi wilayah
terjadi pada zaman dahulu, banjir juga
ini tergolong dataran rendah dengan
terjadi setiap masa, tidak terkecuali
kemiringan tanah 0o sampai 1o. Hal ini
zaman sekarang, seperti halnya banjir
yang menyebabkan mengapa wilayah
yang terjadi di sungai Bengawan Solo.
ini merupakan wilayah yang rentan
Sungai
banjir.
Kejadian
yang
banjir
tidak
merupakan
sungai
2
Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS
Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
Berdasarkan data laporan
banjir yang didapat dari Kelurahan
XII, RW XIII. Jumlah rumah yang
terendam 130 rumah dan 130 KK.
Sangkrah banjir yang terjadi pada
Pada tahun 2012 banjir terjadi
tahun 2004. Pada hari Minggu dan
tanggal 17 Oktober, dengan jumlah KK
Senin tanggal 26 dan 27 Desember
yang tergenang air atau banjir sebanyak
2004, air mulai masuk ke rumah
1.145 KK. Lokasi terjadi banjir yaitu
RW I, RWII, RW III, RW IV, RW V,
penduduk sekitar pukul 00.01 WIB,
RW VI, RW X, RW XI, RW XII, dan
dengan ketinggian air sekitar 0,5
RW XIII.
meter dan surut sekitar pukul
Dari
segi
sosial
ekonomi,
sebagian besar masyarakat kelurahan
04.00WIB. Adapun lokasi yang
Sangkrah
tergenang air antara lain: RW IV,
menengah ke bawah dengan masih
RW V, RW VI, RW X, RW XII,
merupakan
banyaknya penduduk masyarakat yang
bekerja sebagai buruh, baik buruh
RW XIII. Jumlah rumah yang
industri
terendam sebanyak 45 unit rumah
dengan angka 3.716
dan 49 KK.
Pada tahun 2007 banjir
masyarakat
maupun
buruh
bangunan
jiwa. Selain
sebagai buruh terdaapat penduduk yang
bermatapencaharian
sebagai
pengangkutan sebanyak 1.504 jiwa.
Penduduk yang hanya mengandalkan
terjadi pada hari kamis tanggal 20
April. Air mulai masuk ke rumah
penduduk sekitar pukul 16.00 WIB,
pensiunan
141
jiwa.
Sisanya
merupakan PNS/TNI/POLRI sebanyak
97 jiwa, pengusaha 1.178 jiwa, dan
lain-lain sebanyak 1.960 jiwa.
dengan ketinggian air sekitar 0,5
meter dan surut sekitar pukul 19.00
WIB. Lokasi yang tergenang air
Kebanyakan dari penduduk yang
tinggal di bantaran sungai Bengawan
Solo
merupakan
masyarakat
yang
berpenghasilan kecil. Sehingga mereka
antara lain: RW X, RW XI, RW
3
Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
mengharap ganti rugi apabila mereka
Bengawan
harus pindah dari wilayah tersebut.
Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar
Bahaya luapan air ketika debit air
Kliwon.
sungai meninggi mereka hiraukan,
dilakukan kurang lebih selama empat
sebab
rendah
bulan, yaitu semenjak bulan Januari
mengharuskan mereka bertahan dengan
2012 sampai dengan bulan April.
keaadan tersebut. Keadaan dimana
Populasi dari penelitian ini adalah
mereka harus tinggal di wilayah yang
masyarakat yang tinggal di wilayah
rawan sekali terhadap banjir saat
bantaran sungai tepatnya di Kelurahan
musim penghujan mulai datang. Hal
Sangkrah sebanyak 260 KK atau 1.176
inilah yang dialami oleh masyarakat
jiwa. Dari jumlah populasi N adalah
yang tinggal di daerah bantaran sungai
260 pada tabel tingkat kesalahan 10%
Bengawan Solo di desa Ngapung
menunjukkan angka sampel 133. Maka
kelurahan Sangkrah kecamatan Pasar
dalam penelitian ini ialah sebanyak 133
Kliwon yang tetap bertahan hidup di
responden
wilayah bantaran sungai Bengawan
Pengambilan sampel akan dilaksanakan
Solo.
menggunakan sistem sampling random
penghasilan
yang
Solo
desa
Kegiatan
Ngapung,
penelitian
sebagai
ini
sampelnya.
Dari permasalahan diatas maka
acak (probability). Yaitu berdasarkan
muncul pemikiran tentang bagaimana
kesempatan atau hak pada setiap
sikap masyarakat tanggap bencana
individu
tersebut dalam menghadapi bencana
Maksudnya agar dari (populasi) seluruh
banjir yang selalu mengintai dengan
warga bantaran dapat terwakili dalam
judul penelitian “Sikap Masyarakat
sampel.
Tanggap
Bencana
Bantaran
Sungai
Banjir
Bengawan
Pada
Solo
unuk
menjadi
sampel.
Variabel dalam penelitian ini
adalah
tingkat
kerentanan
sosial,
Kelurahan di Sangkrah Kecamatan
ekonomi,
dan
lingkungan
Pasar Kliwon Surakarta”.
Kecamatan
Pasar
Kliwon,
METODE PENELITIAN
Tempat
dilakukan
penelitian
tepatnya di wilayah bantaran sungai
di
tingkat
kesadaran dalam tanggap
bencana
banjir
bantaran
pada
masyarakat
Sungai Bengawan Solo di Kelurahan
Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon.
4
Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS
Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
Penelitian
menggunakan
angket atau kuesioner adalah sejumlah
teknik pengumpulan data berupa teknik
pertanyaan tertulis digunakan untuk
observasi, kuesioner atau angket, dan
memperoleh informasi dari responden
dokumentasi.
(dalam
dalam arti laporan tentang pribadinya,
Sugiyono, 2008) menyatakan bahwa,
atau hal-hal yang ia ketahui. Manfaat
observasi
ilmu
dari penggunaan angket dalam mencari
Sanafiah
atau mengumpulkan angket yaitu kita
2008)
dapat mengetahui data apa saja yang
mengklasifikasikan observasi menjadi
kita dapat dari lapangan, sehingga lebih
tiga
mudah dalam pengolahan data itu
Nasution
adalah
pengetahuan,
Faisal
ini
sedangkan
(dalam
yaitu
dasar
Sugiyono,
observasi
partisipasif,
observasi terus terang dan tersamar,
sendiri.
serta observasi tak terstruktur. Menurut
bahwa dokumentasi sebagai obyek
Mardalis
atau
yang diperhatikan tiga macam sumber,
pengamatan digunakan dalam rangka
yaitu tulisan (paper), tempat (place)
mengumpulkan
suatu
dan kertas atau orang (people).dalam
penelitian, merupakan hasil perbuatan
mengadakan penelitian yang bersumber
jiwa secara aktif dan penuh perhatian
pada tulisan inilah telah menggunakan
untuk
sesuatu
metode dokumentasi. Menurut Haris
rangsangan tertentu yang diinginkan,
Herdiansyah (2010) menyatakan studi
atau suatu studi yang disengaja dan
dokumentasi merupakan salah satu
sistematis tentang keadaan/fenomena
metode mengumpulan data kualitatif
sosial dan gejala-gejala psikis dengan
dengan
jalan
mencatat.
dokumen-dokumen yang dibuat oleh
Manfaat dari teknik ini bukan hanya
subyek sendiri atau orang lain tentang
untuk mencatat data hasil observasi,
subyek. Teknik ini digunakan untuk
tapi
mengadakan
mencatat data arsip dan dokumen yang
kemudian
berkaitan dengan penelitian tentang
(2006)
observasi
data
menyadari
adanya
mengamati
juga
pertimbangan
dalam
dan
untuk
yang
Menurut
melihat
Arikunto
atau
(1989)
menganalisis
memasukannya kedalam suatu skala
kesadaran dalam tanggap
bencana
bertingkat. Teknik ini digunakan untuk
banjir
bantaran
melakukan cek lapangan terhadap data
Sungai Bengawan Solo Kelurahan
pada
masyarakat
kerentanan. Menurut Arikunto (1992)
5
Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS
Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon
Surakarta.
Menurut
Sugiyono
(2009)
validitas berarti instrumen tersebut
Metode ini merupakan metode
dapat digunakan untuk mengukur apa
yang relative mudah dibanding dengan
yang hendak diukur. Reliabilitas berarti
metode lainnya. Sebab jika terjadi
instrumen
kesalahan pada data maka sumber data
beberapa kali untuk mengukur obyek
masih ada sebab yang diamati adalah
yang sama, akan menghasilkan data
benda mati.
yang sama.
Teknik
ini
digunakan
untuk
yang
Uji
bila
validitas
digunakan
instrumen
mencatat data arsip dan dokumen yang
menggunakan uji validitas kontruk
berkaitan dengan penelitian tentang
(contruct Validity). Para ahli judgment
kerentanan
experts (Sugiyono 2009) menyatakan
sosial,
ekonomi,
dan
lingkungan di Kecamatan Pasar Kliwon
bahwa instrumen
dan kesadaran dalam tanggap bencana
tanpa perbaikkan, ada perbaikkan, dan
banjir
mungkin dirombak total. Uji validitas
pada
masyarakat
bantaran
dapat
digunakan
Sungai Bengawan Solo di Kelurahan
kontruk
Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon.
dengan mengkorelasikan antar skor
Sebelum diadakan pengumpulan
(contruct
Validity)
yaitu
item instrumen.
data, peneliti melakukan uji coba
Reliabilitas Instrumen menurut
validitas dan reliabilitas instrumen.
Azwar (2011) adalah sejauhmana hasil
Karena baik buruknya instrumen akan
suatu pengukuran dapat dipercaya.
berpengaruh pada data yang diperoleh.
Hasil
Menurut
Sugiyono
(2009)
pengukuran
dapat
dipercaya
hanya apabila dalam beberapa kali
validitas berarti instrumen tersebut
pelaksanaan
dapat digunakan untuk mengukur apa
kelompok subjek yang sama diperoleh
yang hendak diukur. Reliabilitas berarti
hasil yang relative sama, selama aspek
instrumen
yang diukur dalam diri subjek memang
yang
bila
digunakan
pengukuran
terhadap
beberapa kali untuk mengukur obyek
belum
yang sama, akan menghasilkan data
reliabilitas instrument dengan rumus
yang sama.
Spearman Brown yaitu
berubah.
Untuk
menguji
6
Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS
Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
Keterangan :
Keterangan
P
: Persentase
F
: Frekuensi data
N
: Jumlah sampel yang diolah
= reliabilitas instrumen
Dan
untuk
memudahkan
penafsiran terhadap prosentase yang
= rXY yang disebutkan
telah diolah maka digunakan parameter
sebagai indeks korelasi
antara dua belahan
instrument
Untuk
tidaknya
maka
angka
dikonsultasikan dengan table r product
moment.
analisa
data
deskriptif
ini
menggunakan
deskriptif.
Analisis
bertujuan
menggambarkan
penelitian
distribusi
frekuensi
analisis
kesadaran
reliabel
reliabilitas yang didapatkan tersebut
Penelitian
klasifikasi
masyarakat sebagai berikut :
menentukan
instrument
penafsiran
keadaan
berdasarkan
data
Persentase yang diperoleh Kategori
66,68% ≤ X ≤ 100%
Tinggi
33,34% ≤ X ≤66,67%
Sedang
0% ≤ X ≤ 33,33%
Rendah
Kerentanan berhubungan dengan
aset-aset yang rentan terhadap bencana.
Indikator
yang
digunakan
untuk
hanya
menganilisis kerentanan banjir adalah
subyek
kerentanan sosial, ekonomi, fisik, dan
dari
lingkungan.
Kerentanan
variabel yang diperoleh dari kelompok
diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu
subyek yang diteliti dan tidak untuk
rendah, sedang, dan tinggi dengan
pengujian hipotesis. Penyajian hasil
melihat rentan nilai total kerentanan.
deskriptif ini menggunakan teknik
distribusi frekuensi dengan menghitung
frekuensi
data
diprosentase.
tersebut
kemudian
Distribusi
frekuensi
bersifat statistik kelompok dengan
rumus:
P=
Klasifikasi Tingkat Kerentanan Sosial
Menurut PERKA BNPB No. 02
Tahun 2012
Kelas
Parameter
Kepadatan
penduduk
Rasio jenis
kelamin
Rasio
kemiskinan
Rasio orang
cacat
Rasio
kelompok
umur
Bobot
(%)
Rendah
1
40%
0,1
0,2
0,3
7
Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS
Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
Kerentanan
sosial
=
masyarakat bantaran sungai adalah
(0,1 ×
66,92% yang berarti untuk kesadaran
rasio jenis kelamin)
(0,1 × rasio
(0,1 × rasio orang
kemiskinan)
cacat) (0,1 × ratio kelompok umur)
Klasifikasi Kerentanan Ekonomi
Menurut PERKA BNPB No. 02 Tahun
2012
Kelas
Skor( Nilai x Bobot)
Bobot Nilai
(%)
Rendah Sedang Tinggi
Rendah Sedang Tinggi
1
2
3
50-200 >200
60
BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO
DI KELURAHAN SANGKRAH
KECAMATAN PASAR KLIWON
SURAKARTA
ARTIKEL PUBLIKASI
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Disusun Oleh:
SITI BARIAH
A 610 090 027
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
0
Naskah Publikasi 2013
SIKAP MASYARAKAT TANGGAP BENCANA BANJIR PADA
BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO DI KELURAHAN
SANGKRAH KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA
SITI BARIAH
A 610 090 027
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui tingkat kerentanan
sosial, ekonomi, dan lingkungan di Kecamatan Pasar Kliwon, (2) mengetahui
tingkat kesadaran dalam tanggap bencana banjir pada masyarakat bantaran
Sungai Bengawan Solo di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif dengan studi korelasional. Objek penelitian ini adalah masyarakat
bantaran sungai Bengawan Solo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik observasi, kuesioner atau angket, dan dokumentasi. Validitas
data menggunakan uji pearson product moment atau analisis korelasi. Reliabilitas
instrument dengan rumus Spearman Brown. Teknik analisis data menggunakan
teknik analisis data deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai atau
kategori pada kerentanan sosial Kecamatan Sangkrah masuk dalam kategori
sedang, kerentanan ekonomi kategori sedang, dan kerentanan lingkungan ketegori
rendah, sedangkan kesadaran dalam tanggap bencana banjir pada masyarakat
bantaran Sungai Bengawan Solo adalah 66,92% yang berarti masuk kategori
tinggi. Uraian kesadaran adalah (1) masyarakat menguasai aspek ego sebesar
21,43%. (2) masyarakat yang menguasai aspek personal unclonscious yaitu
30,83%. (3)masyarakat yang menguasai aspek colletive unconscious yaitu
33,83%.
Kata Kunci: Kerentanan Sosial, ekonomi, lingkungan, Kesadaran, Bantaran
Sungai, Bengawan Solo.
PENDAHULUAN
Wilayah Indonesia merupakan
beriklim tropis mempunyai curah hujan
wilayah yang dilalui garis katulistiwa
yang cukup tinggi lebih dari 2000
dan mempunyai iklim tropis dengan
mm/tahun.
dua musim, yaitu musim hujan dan
Pasifik di sebelah timur laut dan
musim
samudera Indonesia di sebelah barat
kemarau.
Indonesia
yang
Keberadaan
samudera
1
Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS
Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
daya ikut berperan dalam pola curah
terpanjang di pulau Jawa ini selalu
hujan. Kedua samudera ini merupakan
terjadi banjir setiap musim penghujan
sumber
udara
lembab
yang
datang. Hal ini terjadi disebabkan
bagi
wilayah
karena kondisi topografi yang kurang
Indonesia. Tidak semua curah hujan
baik, dimana besar wilayahnya berada
didominasi oleh musim penghujan,
pada dataran rendah dan alur sungai
misalnya di daerah pegungungan dan
yang berkelok-kelok (meandering).
mendatangkan
hujan
gunung seperti daerah Bogor Jawa
Salah satu wilayah yang dilalui
Barat, hujan turun hampir sepanjang
dan terkena dampak dari meluapnya
tahun tanpa dipengaruhi oleh kedua
sungai Bengawan Solo ialah kelurahan
musim tersebut (Kosasih, 2012).
Sangkrah kecamatan Pasar Kliwon
Curah
sebenarnya
hujan
yang
tinggi
menguntungkan
apabila
Surakarta. Wilayah
ini mempunyai
luas sekitar 481,52 Ha dengan batas
pemanfaatan dan kondisi alam terjaga
wilayah
baik. Namun bila kerusakan alam
dengan kelurahan Gandekan, sebelah
sudah terjadi dimana-mana curah hujan
selatan berbatasan dengan kelurahan
yang tinggi akan menimbulkan bancana
Kedung
banjir. Bencana banjir yang banyak
berbatasan dengan kelurahan Kedung
menimbulkan kerugian dan kerusakan.
Lumbu dan sebelah timur berbatasan
Bencana
dengan
tersebut
tidak
hanya
sebelah
utara
Lumbu,
sungai
berbatasan
sebelah
Bengawan
Barat
Solo.
menghancurkan harta benda, namun
Wilayah ini mempunyai ketinggian 89
juga nyawa manusia, meninggal secara
m
langsung
merupakan
maupun
tidak
langsung
diatas
permukaan
wilayah
laut,
yang
serta
curah
karena wabah penyakit yang menjamur
hujannya cukup tinggi yaitu 2000-3000
saat bencana melanda.
mm/tahun dengan suhu udara rata-rata
hanya
26o celcius. Keadaan topografi wilayah
terjadi pada zaman dahulu, banjir juga
ini tergolong dataran rendah dengan
terjadi setiap masa, tidak terkecuali
kemiringan tanah 0o sampai 1o. Hal ini
zaman sekarang, seperti halnya banjir
yang menyebabkan mengapa wilayah
yang terjadi di sungai Bengawan Solo.
ini merupakan wilayah yang rentan
Sungai
banjir.
Kejadian
yang
banjir
tidak
merupakan
sungai
2
Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS
Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
Berdasarkan data laporan
banjir yang didapat dari Kelurahan
XII, RW XIII. Jumlah rumah yang
terendam 130 rumah dan 130 KK.
Sangkrah banjir yang terjadi pada
Pada tahun 2012 banjir terjadi
tahun 2004. Pada hari Minggu dan
tanggal 17 Oktober, dengan jumlah KK
Senin tanggal 26 dan 27 Desember
yang tergenang air atau banjir sebanyak
2004, air mulai masuk ke rumah
1.145 KK. Lokasi terjadi banjir yaitu
RW I, RWII, RW III, RW IV, RW V,
penduduk sekitar pukul 00.01 WIB,
RW VI, RW X, RW XI, RW XII, dan
dengan ketinggian air sekitar 0,5
RW XIII.
meter dan surut sekitar pukul
Dari
segi
sosial
ekonomi,
sebagian besar masyarakat kelurahan
04.00WIB. Adapun lokasi yang
Sangkrah
tergenang air antara lain: RW IV,
menengah ke bawah dengan masih
RW V, RW VI, RW X, RW XII,
merupakan
banyaknya penduduk masyarakat yang
bekerja sebagai buruh, baik buruh
RW XIII. Jumlah rumah yang
industri
terendam sebanyak 45 unit rumah
dengan angka 3.716
dan 49 KK.
Pada tahun 2007 banjir
masyarakat
maupun
buruh
bangunan
jiwa. Selain
sebagai buruh terdaapat penduduk yang
bermatapencaharian
sebagai
pengangkutan sebanyak 1.504 jiwa.
Penduduk yang hanya mengandalkan
terjadi pada hari kamis tanggal 20
April. Air mulai masuk ke rumah
penduduk sekitar pukul 16.00 WIB,
pensiunan
141
jiwa.
Sisanya
merupakan PNS/TNI/POLRI sebanyak
97 jiwa, pengusaha 1.178 jiwa, dan
lain-lain sebanyak 1.960 jiwa.
dengan ketinggian air sekitar 0,5
meter dan surut sekitar pukul 19.00
WIB. Lokasi yang tergenang air
Kebanyakan dari penduduk yang
tinggal di bantaran sungai Bengawan
Solo
merupakan
masyarakat
yang
berpenghasilan kecil. Sehingga mereka
antara lain: RW X, RW XI, RW
3
Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
mengharap ganti rugi apabila mereka
Bengawan
harus pindah dari wilayah tersebut.
Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar
Bahaya luapan air ketika debit air
Kliwon.
sungai meninggi mereka hiraukan,
dilakukan kurang lebih selama empat
sebab
rendah
bulan, yaitu semenjak bulan Januari
mengharuskan mereka bertahan dengan
2012 sampai dengan bulan April.
keaadan tersebut. Keadaan dimana
Populasi dari penelitian ini adalah
mereka harus tinggal di wilayah yang
masyarakat yang tinggal di wilayah
rawan sekali terhadap banjir saat
bantaran sungai tepatnya di Kelurahan
musim penghujan mulai datang. Hal
Sangkrah sebanyak 260 KK atau 1.176
inilah yang dialami oleh masyarakat
jiwa. Dari jumlah populasi N adalah
yang tinggal di daerah bantaran sungai
260 pada tabel tingkat kesalahan 10%
Bengawan Solo di desa Ngapung
menunjukkan angka sampel 133. Maka
kelurahan Sangkrah kecamatan Pasar
dalam penelitian ini ialah sebanyak 133
Kliwon yang tetap bertahan hidup di
responden
wilayah bantaran sungai Bengawan
Pengambilan sampel akan dilaksanakan
Solo.
menggunakan sistem sampling random
penghasilan
yang
Solo
desa
Kegiatan
Ngapung,
penelitian
sebagai
ini
sampelnya.
Dari permasalahan diatas maka
acak (probability). Yaitu berdasarkan
muncul pemikiran tentang bagaimana
kesempatan atau hak pada setiap
sikap masyarakat tanggap bencana
individu
tersebut dalam menghadapi bencana
Maksudnya agar dari (populasi) seluruh
banjir yang selalu mengintai dengan
warga bantaran dapat terwakili dalam
judul penelitian “Sikap Masyarakat
sampel.
Tanggap
Bencana
Bantaran
Sungai
Banjir
Bengawan
Pada
Solo
unuk
menjadi
sampel.
Variabel dalam penelitian ini
adalah
tingkat
kerentanan
sosial,
Kelurahan di Sangkrah Kecamatan
ekonomi,
dan
lingkungan
Pasar Kliwon Surakarta”.
Kecamatan
Pasar
Kliwon,
METODE PENELITIAN
Tempat
dilakukan
penelitian
tepatnya di wilayah bantaran sungai
di
tingkat
kesadaran dalam tanggap
bencana
banjir
bantaran
pada
masyarakat
Sungai Bengawan Solo di Kelurahan
Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon.
4
Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS
Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
Penelitian
menggunakan
angket atau kuesioner adalah sejumlah
teknik pengumpulan data berupa teknik
pertanyaan tertulis digunakan untuk
observasi, kuesioner atau angket, dan
memperoleh informasi dari responden
dokumentasi.
(dalam
dalam arti laporan tentang pribadinya,
Sugiyono, 2008) menyatakan bahwa,
atau hal-hal yang ia ketahui. Manfaat
observasi
ilmu
dari penggunaan angket dalam mencari
Sanafiah
atau mengumpulkan angket yaitu kita
2008)
dapat mengetahui data apa saja yang
mengklasifikasikan observasi menjadi
kita dapat dari lapangan, sehingga lebih
tiga
mudah dalam pengolahan data itu
Nasution
adalah
pengetahuan,
Faisal
ini
sedangkan
(dalam
yaitu
dasar
Sugiyono,
observasi
partisipasif,
observasi terus terang dan tersamar,
sendiri.
serta observasi tak terstruktur. Menurut
bahwa dokumentasi sebagai obyek
Mardalis
atau
yang diperhatikan tiga macam sumber,
pengamatan digunakan dalam rangka
yaitu tulisan (paper), tempat (place)
mengumpulkan
suatu
dan kertas atau orang (people).dalam
penelitian, merupakan hasil perbuatan
mengadakan penelitian yang bersumber
jiwa secara aktif dan penuh perhatian
pada tulisan inilah telah menggunakan
untuk
sesuatu
metode dokumentasi. Menurut Haris
rangsangan tertentu yang diinginkan,
Herdiansyah (2010) menyatakan studi
atau suatu studi yang disengaja dan
dokumentasi merupakan salah satu
sistematis tentang keadaan/fenomena
metode mengumpulan data kualitatif
sosial dan gejala-gejala psikis dengan
dengan
jalan
mencatat.
dokumen-dokumen yang dibuat oleh
Manfaat dari teknik ini bukan hanya
subyek sendiri atau orang lain tentang
untuk mencatat data hasil observasi,
subyek. Teknik ini digunakan untuk
tapi
mengadakan
mencatat data arsip dan dokumen yang
kemudian
berkaitan dengan penelitian tentang
(2006)
observasi
data
menyadari
adanya
mengamati
juga
pertimbangan
dalam
dan
untuk
yang
Menurut
melihat
Arikunto
atau
(1989)
menganalisis
memasukannya kedalam suatu skala
kesadaran dalam tanggap
bencana
bertingkat. Teknik ini digunakan untuk
banjir
bantaran
melakukan cek lapangan terhadap data
Sungai Bengawan Solo Kelurahan
pada
masyarakat
kerentanan. Menurut Arikunto (1992)
5
Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS
Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon
Surakarta.
Menurut
Sugiyono
(2009)
validitas berarti instrumen tersebut
Metode ini merupakan metode
dapat digunakan untuk mengukur apa
yang relative mudah dibanding dengan
yang hendak diukur. Reliabilitas berarti
metode lainnya. Sebab jika terjadi
instrumen
kesalahan pada data maka sumber data
beberapa kali untuk mengukur obyek
masih ada sebab yang diamati adalah
yang sama, akan menghasilkan data
benda mati.
yang sama.
Teknik
ini
digunakan
untuk
yang
Uji
bila
validitas
digunakan
instrumen
mencatat data arsip dan dokumen yang
menggunakan uji validitas kontruk
berkaitan dengan penelitian tentang
(contruct Validity). Para ahli judgment
kerentanan
experts (Sugiyono 2009) menyatakan
sosial,
ekonomi,
dan
lingkungan di Kecamatan Pasar Kliwon
bahwa instrumen
dan kesadaran dalam tanggap bencana
tanpa perbaikkan, ada perbaikkan, dan
banjir
mungkin dirombak total. Uji validitas
pada
masyarakat
bantaran
dapat
digunakan
Sungai Bengawan Solo di Kelurahan
kontruk
Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon.
dengan mengkorelasikan antar skor
Sebelum diadakan pengumpulan
(contruct
Validity)
yaitu
item instrumen.
data, peneliti melakukan uji coba
Reliabilitas Instrumen menurut
validitas dan reliabilitas instrumen.
Azwar (2011) adalah sejauhmana hasil
Karena baik buruknya instrumen akan
suatu pengukuran dapat dipercaya.
berpengaruh pada data yang diperoleh.
Hasil
Menurut
Sugiyono
(2009)
pengukuran
dapat
dipercaya
hanya apabila dalam beberapa kali
validitas berarti instrumen tersebut
pelaksanaan
dapat digunakan untuk mengukur apa
kelompok subjek yang sama diperoleh
yang hendak diukur. Reliabilitas berarti
hasil yang relative sama, selama aspek
instrumen
yang diukur dalam diri subjek memang
yang
bila
digunakan
pengukuran
terhadap
beberapa kali untuk mengukur obyek
belum
yang sama, akan menghasilkan data
reliabilitas instrument dengan rumus
yang sama.
Spearman Brown yaitu
berubah.
Untuk
menguji
6
Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS
Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
Keterangan :
Keterangan
P
: Persentase
F
: Frekuensi data
N
: Jumlah sampel yang diolah
= reliabilitas instrumen
Dan
untuk
memudahkan
penafsiran terhadap prosentase yang
= rXY yang disebutkan
telah diolah maka digunakan parameter
sebagai indeks korelasi
antara dua belahan
instrument
Untuk
tidaknya
maka
angka
dikonsultasikan dengan table r product
moment.
analisa
data
deskriptif
ini
menggunakan
deskriptif.
Analisis
bertujuan
menggambarkan
penelitian
distribusi
frekuensi
analisis
kesadaran
reliabel
reliabilitas yang didapatkan tersebut
Penelitian
klasifikasi
masyarakat sebagai berikut :
menentukan
instrument
penafsiran
keadaan
berdasarkan
data
Persentase yang diperoleh Kategori
66,68% ≤ X ≤ 100%
Tinggi
33,34% ≤ X ≤66,67%
Sedang
0% ≤ X ≤ 33,33%
Rendah
Kerentanan berhubungan dengan
aset-aset yang rentan terhadap bencana.
Indikator
yang
digunakan
untuk
hanya
menganilisis kerentanan banjir adalah
subyek
kerentanan sosial, ekonomi, fisik, dan
dari
lingkungan.
Kerentanan
variabel yang diperoleh dari kelompok
diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu
subyek yang diteliti dan tidak untuk
rendah, sedang, dan tinggi dengan
pengujian hipotesis. Penyajian hasil
melihat rentan nilai total kerentanan.
deskriptif ini menggunakan teknik
distribusi frekuensi dengan menghitung
frekuensi
data
diprosentase.
tersebut
kemudian
Distribusi
frekuensi
bersifat statistik kelompok dengan
rumus:
P=
Klasifikasi Tingkat Kerentanan Sosial
Menurut PERKA BNPB No. 02
Tahun 2012
Kelas
Parameter
Kepadatan
penduduk
Rasio jenis
kelamin
Rasio
kemiskinan
Rasio orang
cacat
Rasio
kelompok
umur
Bobot
(%)
Rendah
1
40%
0,1
0,2
0,3
7
Siti Bariah, Geografi 2009, FKIP-UMS
Sikap Masyarakat Tanggap Bencana Banjir
Kerentanan
sosial
=
masyarakat bantaran sungai adalah
(0,1 ×
66,92% yang berarti untuk kesadaran
rasio jenis kelamin)
(0,1 × rasio
(0,1 × rasio orang
kemiskinan)
cacat) (0,1 × ratio kelompok umur)
Klasifikasi Kerentanan Ekonomi
Menurut PERKA BNPB No. 02 Tahun
2012
Kelas
Skor( Nilai x Bobot)
Bobot Nilai
(%)
Rendah Sedang Tinggi
Rendah Sedang Tinggi
1
2
3
50-200 >200
60