Fatihatul Firdaus Munita 22010111120006 Lap.KTI Bab1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan, manusia menghabiskan sebagian besar waktu
sadar mereka (kurang lebih 85-90%) untuk beraktivitas.1 Menurut World
Health Organization (2013), aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang
dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi.2 Pada
era modern ini, aktivitas fisik terutama dalam bekerja terus meningkat. Hal ini
disebabkan tingkat persaingan yang semakin tinggi, sehingga setiap orang
dituntut untuk bekerja lebih keras dalam mempertahankan kehidupannya
yang menyebabkan mereka tidak mengatur waktu secara efektif, sehingga
tanpadi sadari, aktivitas fisik yang dijalankan melampaui batas ketahanan
tubuh yang akhirnya dapat berdampak pada kesehatan.
Aktivitas fisik berat dapat meningkatkan konsumsi oksigen 100-200
kali lipat karena terjadi peningkatan metabolisme di dalam tubuh.
Peningkatan penggunaan oksigen terutama oleh otot-otot yang berkontraksi,
menyebabkan terjadinya peningkatan kebocoran elektron dari mitochondria
yang akan menjadi ROS (Reaktif Oxygen Species).3,4 Umumnya 2-5% dari
oksigen yang dipakai dalam proses metabolisme didalam tubuh akan menjadi
ion superoksid, sehingga saat aktivitas fisik berat terjadi peningkatan

produksi radikal bebas.5 Radikal bebas adalah senyawa atau atom yang
memiliki elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya sehingga bersifat
sangat reaktif terhadap sel atau komponen sel disekitarnya.6 Karena reaktif

2

maka radikal bebas dapat menimbulkan kerusakan sel dan komponen sel
seperti lipid, protein dan DNA, serta dapat menyebabkan mutasi dan bersifat
karsinogenik.7
Dalam keadaan normal radikal bebas yang diproduksi didalam tubuh
akan dinetralisir oleh antioksidan yang ada didalam tubuh. Bila kadar radikal
bebas terlalu tinggi seperti saat melakukan aktivitas fisik berat, maka
kemampuan dari antioksidan endogen tidak memadai untuk menetralisir
radikal bebas sehingga terjadi keadaan yang tidak seimbang antara radikal
bebas dengan antioksidan yang disebut stres oksidatif. Stres oksidatif jangka
panjang telah terbukti dapat menimbulkan berbagai penyakit degeneratif.8
Salah satu indikator yang dipakai untuk menentukan stress oksidatif pada
manusia adalah kadar MDA (malondialdehyde) yang merupakan hasil dari
peroksidasi lipid didalam tubuh akibat radikal bebas.9
Salah satu komponen flavonoid dari tumbuh-tumbuhan yang dapat

berfungsi sebagai antioksidan adalah zat warna alami yang disebut antosianin.
Ubi ungu merupakan salah satu jenis ubi yang mulai banyak mendapat
perhatian belakangan ini. Bahan pangan ini mulai banyak diminati
masyarakat karena selain mempunyai komposisi gizi yang baik juga memiliki
fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh. Kandungan nutrisi ubi ungu lebih tinggi
bila dibandingkan dengan ubi varietas lain. Ubi ungu mengandung antosianin
cukup tinggi yaitu berkisar antara 110 mg- 210 mg/100 gram.10 Penelitian
sebelumnya berhasil membuktikan pemberian ekstrak ubi ungu dengan dosis

3

0,5 ml kepada mencit mampu menurunkan kadar MDA plasma mecit setelah
aktivitas fisik maksimal secara signifikan.11
Tape adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang dihasilkan
dari proses fermentasi bahan pangan berkarbohidrat.12 Pengolahan ubi ungu
menjadi tape merupakan salah satu usaha dalam diversifikasi pangan, yaitu
sebuah program yang mendorong masyarakat untuk memvariasikan makanan
pokok yang dikonsumsinya.13 Pemerintah Indonesia sendiri mendorong
masyarakat untuk mengonsumsi ubi guna mengurangi ketergantungan pada
makanan pokok beras yang harganya semakin mahal.14 Pengolahan ubi ungu

menjadi tape juga merupakan usaha untuk meningkatkan daya guna bahan
mentah dari ubi ungu.13 Disamping itu, pengolahan ubi menjadi tape juga
terbukti mampu meningkatkan stabilitas dan kemurnian antosianin.15
Penelitian yang dilakukan pada bebek menunjukan bahwa bebek yang diberi
pakan ubi yang telah difermentasi memiliki kadar MDA plasma yang lebih
rendah jika dibandingkan dengan bebek yang diberi pakan ubi yang tidak
difermentasi.16
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh pemberian
ekstrak tape ubi ungu terhadap kadar MDA plasma pada tikus wistar jantan
yang diberikan aktivitas fisik maksimal.
1.2 Permasalahan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka disusunlah suatu rumusan
masalah, “Apakah terdapat pengaruh pemberian ekstrak tape ubi ungu
terhadap kadar MDA plasma tikus setelah aktivitas fisik maksimal ?”

4

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitiaan ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian

ekstrak tape ubi ungu terhadap kadar MDA plasma tikus setelah
aktivitas fisik maksimal.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:
1.3.2.1 Membuktikan adanya peningkatan kadar MDA plasma pada
tikus wistar yang diberikan aktivitas fisik maksimal jika
dibandingkan dengan tikus wistar yang tidak diberikan aktivitas
fisik maksimal.
1.3.2.2 Membuktikan adanya penurunan kadar MDA plasma pada tikus
wistar yang diberikan ekstrak tape ubi ungu jika dibandingkan
dengan tikus wistar yang tidak diberikan ekstrak tape ubi ungu.
1.3.2.3 Membuktikan adanya penurunan kadar MDA plasma pada tikus
wistar setelah aktivitas fisik maksimal yang diberikan ekstrak
tape ubi ungu jika dibandingkan dengan kadar MDA plasma
tikus wistar setelah aktivitas fisik maksimal yang tidak diberikan
ekstrak tape ubi ungu.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Untuk Ilmu Pengetahuan
1. Membuktikan pengaruh pemberian ekstrak tape ubi ungu terhadap
kadar MDA plasma setelah aktivitas fisik maksimal


5

2. Menjadi referensi penelitian-penelitian lebih lanjut mengenai
pemanfaatan tape ubi ungu
1.4.2 Manfaat Untuk Masyarakat
1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh
antioksidan yang terdapat dalam tape ubi ungu dalam menurunkan
terjadinya kerusakan oksidatif
2. Menjadikan tape ubi ungu sebagai salah satu makanan inovatif yang
baik untuk dikonsumsi

1.5 Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian
No.
1.

2.

Peneliti dan Judul

Penelitian
Jawi IM, Suprapta
DN, Subawa AN,
Sirup dan Ekstrak
Ubi ungu
Menurunkan Kadar
Malondialdehid
(MDA) dalam Darah
dan Hati Mencit
setelah Aktifitas Fisik
Maksimal, 2008
Dwi Primayanti,
Aman I G.M, Agus
Bagiada, N. Ipomoea
Batatas Syrup
Decrease
Malondialdehyde
and Increase Nitrous
Oxide Plasma Levels
Amongst Moderate

Smoker Workers at
Denpasar. 2012

Metodologi
Penelitian
- Control group post
test only design
- Variabel bebas:
ekstrak ubi ungu,
sirup ubi ungu,
perlakuan aktifitas
berat renang.
- Variabel terikat:
kadar MDA darah,
pemeriksaan patologi
hati
- Control group pretest post-test design
-Perokok sedang di
Denpasar
- Variabel bebas:

ekstrak ubi ungu Bali
- Variabel terikat:
kadar MDA dan Nox
plasma

Hasil
Rata-rata kadar MDA
darah dan hati mencit
setelah latihan dan
diberi ekstrak/ sirup
ubi ungu lebih rendah
secara nyata daripada
mencit yang latihan
dan tidak diberi
ekstrak/ sirup ubi
ungu.
Sirup ubi ungu yang
berisi 8 mg/ml
antosianin berperan
dalam menurunkan

radikal bebas dan
menurunkan faktor
risiko dan
memperlambat
terjadinya penyakit
degeneratif

6

3.

Yadnya TGB,
Sudana IB,
Mahardika IB,
Mastika IM. The
Effect of Fermented
Purple Sweet Potato
(Ipomoea batatas L)
in the Ration on the
Antioxidant Profile

and Meat Cholesterol
of Bali Duck. Faculty
of Animal
Husbandry, Udayana
University. 2009.

- Control group post
test only design
- Variabel bebas:
pakan ubi jalar ungu,
pakan tape ubi jalar
ungu.
- Variabel terikat:
profil antioksidan,
kapasitas antioksidan,
MDA darah, SOD
darah, Total
kolestrol, HDL, LDL
dan Trigliserid


Bebek yang diberikan
pakan tape ubi jalar
ungu mengalami
peningkatan kapasitas
antioksidan,
peningkatan SOD
(p