THE BENEFIT OF BIOCHAR AND GOAT MANURE FOR NITROGEN AVAILABILITY, GROWTH AND YIELD OF CHILI PEPPER (Capsicum frutescent L.) THESIS

  

THE BENEFIT OF BIOCHAR AND GOAT MANURE FOR

NITROGEN AVAILABILITY, GROWTH AND YIELD OF

CHILI PEPPER (Capsicum frutescent L.)

  

THESIS

By

Riza Hamkary Salam

  

C1M014184

FACULTY OF AGRICULTURE

UNIVERSITY OF MATARAM

2018

  

PEMANFAATAN BIOCHAR DAN PUPUK KANDANG

KAMBING UNTUK KETERSEDIAAN NITROGEN,

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI RAWIT

(Capsicum frutescent L.)

  

SKRIPSI

Oleh

Riza Hamkary Salam

  

C1M014184

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018

  

ARTIKEL UNTUK JURNAL

PEMANFAATAN BIOCHAR DAN PUPUK KANDANG KAMBING UNTUK

KETERSEDIAAN NITROGEN, PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

CABAI RAWIT (Capsicum frutescent L.)

  

The Benefit of Biochar and Goat Manure For Nitrogen Availability, Growth and Yield

of Chili Pepper (Capsicum frutescent L.)

1) 2) 3)

Riza Hamkary Salam , Mulyati , Sukartono.

  1)

  Alumni Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  2)

  Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  

HALAMAN PENGESAHAN

  Artikel yang diajukan oleh: Nama : Riza Hamkary Salam NIM : C1M014184 Program Studi : Agroekoteknologi Jurusan : Budidaya Pertanian

  Judul Skripsi : Pemanfaatan Biochar dan Pupuk Kandang Kambing Untuk Ketersediaan Nitrogen, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescent L.) Jurnal ini telah berhasil diperiksa dan disetujui oleh Prof. Ir. Mulyati, SU., Ph. D.

  (Dosen Pembimbing Utama) dan Dr. Ir. Sukartono, M. Agr. (Dosen Pembimbing Pendamping) pada tanggal 27 Juli 2018, untuk diterbitkan pada jurnal Crop Agro.

  Menyutujui: Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping, Dr. Ir. Sukartono, M. Agr.

  Prof. Ir. Mulyati, SU., Ph. D.

  NIP. 196212121989011001 NIP. 195510281981032001

  

PEMANFAATAN BIOCHAR DAN PUPUK KANDANG KAMBING UNTUK

KETERSEDIAAN HARA NITROGEN, PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

CABAI RAWIT (Capsicum frutescent L.)

  

THE BENEFITS OF BIOCHAR AND GOAT MANURE FOR NITROGEN

AVAILABILITY, GROWTH AND YIELD OF CHILI PEPPER

(Capsicum frutescent L.)

  1) 2) 2)

  Riza Hamkary Salam , Mulyati , Sukartono

  1)

  Alumni Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  2)

  Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Mataram

  

Korespondensi : [email protected]

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari interaksi biochar dan pupuk kandang kambing terhadap ketersediaan nitrogen, pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit (Capsicum frutescent L.). Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan percobaan di lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Gandari, Desa Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada bulan November 2017 hingga Maret 2018. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) secara faktorial 3x3. Faktor pertama adalah jenis biochar yang terdiri dari tiga aras yaitu

  1

  2

  tanpa biochar (B ), biochar sekam padi (B ), biochar serbuk gergaji (B ) dan faktor kedua terdiri dari tiga aras yaitu: tanpa pupuk kandang (P ), dosis pupuk kandang 10 ton/ha (P

  1 )

  serta pupuk kandang 20 ton/ha (P

  2 ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum tidak

  ada interaksi antara biochar dan dosis pupuk kandang terhadap N tanah, pertumbuhan dan hasil kecuali ukuran buah. Dosis pupuk kandang kambing tidak menunjukkan pengaruh terhadap N tanah, pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit. Pupuk kandang 20 ton/ha memberikan hasil tertinggi dari semua perlakuan takaran pupuk kandang.

  Kata kunci : biochar, pupuk kandang kambing, nitrogen, cabai rawit

ABSTRACT

  

This research aimed to study the interaction of biochar and goat manure towards the

nitrogen availability, growth and yield of the chili pepper (Capsicum frutescent L.). The

method which used is the experimental method by using field experiment. The research

conducted in Gandari District, Narmada village, West Lombok Regency, West Nusa

Tenggara from November 2017 until March 2018. The experiment design is using

Randomized Block Design (RBD) factorial 3x3. First factor is type biochar which consisted

of three levels, i.e. without biochar (B ), paddy chaff biochar (B 1 ), sawdust biochar (B 2 ) and

second factor consisted of three levels, i.e. without manure (P ), 10 ton/ha manure doses

(P 1 ) as well as 20 ton/ha of manure (P 2 ). The results showed, generally, there is no

interaction between biochar and manure doses towards N of soil, growth and crop yield,

except fruit length. Doses of manure no showed the influence towards N of soil, growth and

yield of Chili pepper. 20 ton/ha of manure offered the highest result of all dose manure

treatments.

  Keywords: biochar, goat manure, nitrogen, chili pepper

  

PENDAHULUAN

  Cabai rawit (Capsicum frutescent L.) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki nilai ekonomis untuk dikembangkan dalam usaha tani. Tanaman ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan berbagai perusahaan sebagai bumbu masak, bahan baku makanan, minuman dan obat-obatan. Hal tersebut menyebabkan tingkat kebutuhan tanaman cabai selalu meningkat setiap tahun hingga 4kg/kapita/tahun (Warisno dan Dahana, 2010).

  Data produksi cabai rawit di Provinsi Nusa Tenggara Barat selalu mengalami peningkatan yaitu 64.014 ton di tahun 2014 hingga 96.996 ton di tahun 2016 (BPS, 2017). Hal tersebut menunjukkan potensi produksi cabai rawit di daerah Nusa Tenggara Barat sangatlah tinggi, sehingga perlunya daya dukung untuk mempertahankan atau meningkatkan produksi cabai rawit agar tetap tersedia. Upaya yang dapat dilakukan yaitu penambahan unsur hara ke dalam tanah melalui kegiatan pemupukan. Pupuk majemuk anorganik dengan kandungan N, P dan K umumnya diberikan dalam jumlah yang banyak oleh petani. Namun, dari ketiga unsur tersebut, nitrogen dianggap paling krusial keberadaannya di dalam tanah maupun tanaman karena sifatnya yang mobile, sehingga mudah bergerak dan mudah untuk berubah bentuk maupun hilang dalam bentuk gas (Hanafiah, 2010).

  Biochar merupakan arang hitam atau arang hidup yang dihasilkan dari proses

  pembakaran biomassa limbah pertanian dalam keadaan oksigen terbatas dan mengandung karbon (C) tinggi (Lehmann, 2007 dalam Mulyati et al., 2014). Biochar dapat diberikan ke dalam tanah bertujuan untuk meningkatkan fungsi tanah seperti memperbaiki kesuburan tanah baik fisik, kimia dan biologi, sehingga dapat meningkatkan hasil tanaman (Gani, 2009; 2010). Disamping itu, tanaman memerlukan media tumbuh yang subur dan mengandung bahan organik yang tinggi. Dalam kegiatan pertanian organik, sebagian besar petani menggunakan pupuk kandang. Pupuk kandang yang digunakan dalam percobaan ini adalah pupuk kandang kambing. Lebih lanjut Muyati dan Sosilawati (2006), pupuk kandang memiliki peranan penting dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman dan sebagai pembenah tanah.

  Berdasarkan uraian di atas, untuk meningkatkan produksi tanaman cabai rawit dan mengurangi kehilangan nitrogen di dalam tanah. Maka perlu dilakukan penelitian untuk mempelajari interaksi biochar dan pupuk kandang untuk ketersediaan nitrogen, pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit (Capsicum frutescent L.).

METODE PENELITIAN

  Metode penelitian yang digunakan dalam percobaan ini yaitu metode eksperimental denga percobaan di lapangan.

  Tempat dan Waktu Penelitian

  Percobaan dilaksanakan di Dusun Gandari, Desa Narmada, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Waktu pelaksanaan percobaan dimulai pada bulan November 2017 sampai Maret 2018.

  Alat dan Bahan Penelitian

  Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cangkul, pisau, sabit, gunting, kamera, parang, meteran, timbangan analitik, ember, gembor, patok tanda perlakuan, penggaris, ayakan, alat tulis menulis, seperangkat alat pembuatan biochar yang terdiri atas drum/tong, karung, sekop, seng dan handsprayer. Alat-alat lain yang digunakan untuk percobaan adalah alat-alat untuk analisis tanah di Laboratorium Biologi dan Kimia tanah, . Fakultas Pertanian, Universitas Mataram

  Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah pupuk NPK tani 16:16:16, pupuk kandang kambing, polibag, tali rafia, serbuk gergaji, sekam padi, insektisida, benih cabai rawit DEWATA F1, dan furadan 3GR. Bahan-bahan lain yang digunakan pada percobaan ini adalah bahan-bahan kimia yang digunakan untuk keperluan analisis tanah di Biologi dan Kimia tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.

  Rancangan Percobaan

  Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) secara faktorial 3x3. Faktor pertama adalah jenis biochar yang terdiri dari tiga aras yaitu tanpa biochar (B ), biochar sekam padi (B

  1 ), biochar serbuk gergaji (B 2 ) dan faktor kedua

  terdiri dari tiga aras yaitu: tanpa pupuk kandang (P ), dosis pupuk kandang 10 ton/ha atau 4

  1

  1

  kg/plot (P ) serta pupuk kandang 20 ton/ha atau 8 kg/plot (P ), sehingga didapatkan 9 kombinasi perlakuan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan didapatkan 27 plot percobaan.

  Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan biochar.

  Bahan yang digunakan untuk pembuatan biochar dalam penelitian ini yaitu sekam padi dan serbuk gergaji. Pembuatan biochar sekam padi dilakukan dengan dipanaskan di atas drum/tong selama ± 3 jam, sedangkan biochar serbuk gergaji selama

  o

  ± 6 jam hingga berbentuk arang berwarna hitam pada suhu rata-rata 300

  C. Setelah terjadi perubahan warna pada sekam padi dan serbuk gergaji menjadi coklat kehitaman, lalu dikeluarkan dan diletakkan di atas seng kemudian disemprot dengna air menggunakan handsprayer. Selanjutnya dikering-anginkan selama 1 minggu dan dimasukkan ke dalam karung. Kemudian biochar dikemas dengan plastik dan ditimbang sesuai dengan perlakuan.

  b. Persiapan pupuk kandang

  Jenis pupuk kandang yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kotoran kambing. Persiapan bahan dilakukan dengan memilih kotoran kambing yang telah bercampur dengan tanah, kemudian diambil menggunakan sekop dan dimasukkan ke dalam karung. Selanjutnya pupuk kandang ditumbuk dan diayak dengan ayakan 2 mm.

  c. Pembuatan plot percobaan

  Pembuatan plot percobaan pada penelitian ini berukuran lebar 2 m dan ukuran 2 m. Tinggi plot percobaan yaitu 40-50 cm dari permukaan saluran drainase. Diantara plot percobaan dipisahkan dengan saluran drainase dengan lebar 50 cm dan jarak antar blok 75 cm, sehingga jumlah plot secara keseluruhan yaitu 27 plot percobaan.

  d. Persemaian benih

  Persemaian benih dilakukan di screen house, Desa Gandari. Varietas benih yang digunakan dalam penelitian ini yaitu DEWATA F1 dengan kemurnian 99% dan daya tumbuh 85%. Persemaian dilakukan dengan cara benih diletakkan pada polybag transparan yang telah berisi campuran tanah dan pupuk organik dengan perbandingan 7:1 dan ditaburkan coco peat dipermukaan media persemaian dengan takaran ½ sendok per plastik media.

  e. Aplikasi biochar dan pupuk kandang

  Sebelum dilakukan pengaplikasian, terlebih dahulu dilakukan pembersihan lahan areal penelitian, kemudian dilakukan perataan dipermukaan bedengan. Lalu, dilakukan pengaplikasian biochar dan pupuk kandang sesuai dosis perlakuan dan dibiarkan selama 15 hari sebelum pindah tanam untuk masa inkubasi.

  f. Penanaman

  Penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari terik sinar matahari. Bibit yang telah memiliki 4 helai daun dan tidak terserang hama penyakit, dapat langsung dipindah tanam ke plot percobaan dengan jarak tanam 40x60 cm.

  g. Pemupukan

  Jenis pupuk yang diberikan untuk pemupukan dasar dan susulan yaitu pupuk NPK Tani (16:16:16) yang berarti terdapat 16% N, 16% P

  2 O 5 , dan 16% K. Pupuk NPK diberikan ke tanaman dengan takaran 250 kg/ha yang sebagian dibagi sebagai pupuk dasar yaitu 150 kg/ha atau setara dengan 60 g/plot dan pupuk susulan yaitu 100 kg/ha atau setara dengan 40 g/plot. Cara pemberian pupuk dasar yaitu diaplikasikan bersamaan dengan biochar dan pupuk kandang yaitu 3 minggu sebelum tanam. Pemupukan susulan diberikan pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam (hst) Cara pemberian pupuk susulan yaitu dengan membenamkan pupuk sedalam 5 cm di antara baris tanaman.

h. Pemeliharaan Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari menggunakan kocor/gembor.

  Apabila terjadi hujan, maka tidak perlu dilakukan penyiraman. Penyulaman dilakukan ketika ditemukan pertumbuhan tanaman yang tidak normal atau mati. Dengan cara mengganti tanaman dengan bibit yang baru. Penyiangan dilakukan ketika ditemukan gulma yang tumbuh di sekitar permukaan plot percobaan secara mekanik.

  Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan secara mekanik dengan cara mengambil telur dan hama menggunakan tangan. Sedangkan pengendalian secara kimia dilakukan dengan menggunakan insektisida bersifat selektif yaitu Furadan 3GR dengan dosis 20 kg/ha atau setara dengan 0,5 g/tanaman. Selain itu, pengendalian hama dan penyakit juga dilakukan dengan tetap menjaga kebersihan dan kelembaban area per tanaman.

i. Panen

  Kegiatan pemanenan dilakukan setelah buah cabai memenuhi kriteria panen 85- 90% yaitu berwarna merah sedikit hijau atau merah sedikit kuning. Kegiatan panen dilakukan pada pagi atau sore hari untuk mengurangi penyusutan kualitas buah. Cara pemanenan dilakukan dengan memetik buah cabai dan menyertakan tangkai buahnya.

  Variabel Pengamatan

  Variabel pengamatan yang diamati pada percobaan ini yaitu variabel tanaman dan variabel tanah. Komponen parameter pada variabel tanaman yaitu RGR tinggi tanaman (cm), RGR jumlah daun (helai), jumlah cabang produktif (buah), umur mulai berbunga (hst), ukuran buah (cm), total jumlah buah (buah), total berat buah per tanaman (g), total berat buah per plot (g), berat berangkasan basah (g) dan berat berangkasan kering (g). Sedangkan komponen parameter variabel tanah antara lain pH tanah, C-organik dan N-total.

  Analisis Data

  Data hasil percobaan dianalisis dengan Analysis of Variance (Anova) pada taraf nyata 5% menggunaan aplikasi minitab dan untuk perlakuan yang berbeda nyata, diuji lanjut dengan beda nyata jujur (BNJ) 5%.

  

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik tanah awal

  Hasil analisis tanah di Dusun Gandari, Desa Narmada, Kabupaten Lombok barat sebelum percobaan diperoleh pH (H

2 O) 5,4 tergolong masam, C-organik tergolong rendah

  (1,13%), N-total rendah (0,18%), P-tersedia sangat rendah (1,8 ppm), K-tersedia sangat rendah 0,09%, C/N rasio 9,5, KTK tergolong rendah (7,15%), sedangkan tekstur tanah tergolong pasir berlempung (Loamy sand) (Hanafiah, 2013; Badan Penelitian Tanah, 2005).

  Karakteristik biochar dan pupuk kandang Tabel 1. Hasil analisis biochar dan pupuk kandang

  Biochar Pupuk Parameter Metode Satuan BSP BSG Kandang

  • pH H2O pH Meter 8,30 8,34 7,9

  C- Walkley & Black % 14,84 41,79 2,98 Organik N-Total Kjeldahl % 0,33 0,53 1,88 P-Total Spektrofotometri % 0,45 0,27 3,26 K-Total AAS me% 1,33 0,5 2,9 KTK Pengestrak NH 4 OAct pH 7 me% 9,15 6,68 25,38

  • C/N ratio

  44,97 78,85 1,58 Keterangan : BSP= biochar sekam padi; BSG= biochar serbuk gergaji

  Berdasarkan hasil analisis Laboratorium, kedua jenis biochar yakni biochar sekam padi dan serbuk gergaji memiliki perbedaan karakteristik kimia. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan bahan baku dan variasi kondisi selama proses pemanasan. Menurut Ma’shum dan Sukartono (2012), bahwa karakteristik biochar disebabkan oleh perbedaan komponen utama setiap bahan baku yaitu lignin, selulosa, hemiselulosa, dan abu/mineral, sedangkan perbedaan kondisi selama proses produksi biochar yaitu suhu, laju pemanasan dan tekanan.

  Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa pH 7,9 tergolong agak alkalis, C-organik 2,98, KTK yaitu 25,38 me% dan C/N rasio 1,58. Unsur hara yang terkandung di dalamnya yaitu N-total 1,88%, P-total 3,26% dan K-total 2,9 me%. Dari kedua jenis bahan organik tersebut, diharapkan mampu meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan produksi tanaman.

  Pertumbuhan tanaman

  61 a

  meningkatnya parameter pertumbuhan tanaman berbanding lurus dengan meningkatnya dosis pupuk kandang, sehingga ketersediaan unsur hara semakin banyak. Menurut Mulyati dan Sosilawati (2006), pupuk kandang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan kesuburan tanah terutama sifat fisik tanah dan penyedia unsur hara, sehingga meningkatkan perkembangan akar di dalam tanah untuk menyerap unsur hara dan air.

  1 . Hal ini mengindikasikan bahwa

  laju pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah tanaman, cabang produktif tertinggi dan umur mulai berbunga lebih cepat dibandingkan P dan P

  ) menunjukkan

  Berdasarkan Tabel 2. perlakuan dosis pupuk kandang 20 ton/ha ( P 2

   Angkat yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada BNJ tarat 5%  RGR (Relatife Growth Rate) Laju Pertumbuhan Relatif; B = tanpa biochar; B 1 = biochar sekam padi; B 2 = biochar serbuk gergaji; P = tanpa pupuk kandang; P 1 = dosis pupuk kandang 10 ton/ha; P 2 = dosis pupuk kandang 20 ton/ha.

  BNJ 5% 0,03 0,04 35,78 4,01 Keterangan:

  33 b

  P 2 0,25 b 0,42 b 114 b

  37 ab

  P 1 0,23 ab 0,38 ab

  Tabel 2. Rerata laju pertumbuhan tinggi tanaman, laju pertumbuhan jumlah daun, cabang produktif, dan umur mulai berbunga pada pengaplikasian biochar dan dosis pupuk kandang

  39 a

  51 a

  35 BNJ 5% - - - - Pukan (P) P 0,21 a 0,35 a

  81

  37 B 2 0,24 0,39

  79

  37 B 1 0,23 0,38

  65

  Umur mulai berbunga (hst) Biochar (B) B 0,22 0,37

  RGR Jumlah daun (helai/helai/hari) Cabang produktif (buah)

  Perlakuan RGR Tinggi tanaman (cm/cm/hari)

  Unsur hara nitrogen merupakan salah satu hara primer yang dibutuhkan dalam jumlah banyak pada fase vegetatif terutama pembentukan batang, daun dan cabang (Tisdale, 1999; Wijaya, 2010; Marsono, 2004 dalam Indah 2009). Lebih lanjut fospor juga berperan sebagai penyusun ATP (Adenosin trifosfat) yang berfungsi sebagai sumber energi dalam pembelahan sel pada akar, sehingga dapat memicu penyerapan dan translokasi hara dan air untuk dapat disimpan di batang sebagai cadangan makanan dalam bentuk serat.

  Hasil tanaman

  Tabel 3. Rerata jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, berat buah per plot, berat brangkasan basah dan brangkasan kering pada pengaplikasian biochar dan dosis pupuk kandang

  Berat Berat Jumlah buah per Berat buah per Berat buah per Perlakuan brangkasan brangkasan tanaman (buah) tanaman (g) plot (g) basah (g) kering (g)

  Biochar (B) B 80 84,70 154,11 64,12 12,77 B 2 1 92 99,21 184,02 71,43 14,05 B 109 118,38 201,92 64,12 14,75

  • BNJ 5%

  Pukan (P) a a a a a

  P 57,93 87,25

  53 ab ab 51,55 10,49 1 ab a a

  P 98,43 178,86

  91 b b 61,99 12,41 2 b b b

  P 145,93 273,94 137 93,66 18,67 BNJ 5% 67,46 71,52 98,96 22,80 4,41

  

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata

pada BNJ taraf 5%. B = tanpa biochar; B 1 = biochar sekam padi; B 2 = biochar serbuk gergaji; P = tanpa pupuk kandang; P = dosis pupuk kandang 10 ton/ha; P = dosis pupuk kandang 20 1 2 ton/ha.

  Berdasarkan hasil analisis sidik ragam, dosis pupuk kandang 20 ton/ha menunjukkan jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman dan berat buah per plot berbeda nyata dengan perlakuan dosis 0 ton/ha dan tidak berbeda nyata pada dosis 10 ton/ha. Banyaknya buah yang dihasilkan per tanaman menggambarkan bahwa tanaman tersebut semakin produktif. Menurut Syahputra et al. (2015), bahwa pertumbuhan vegetatif sangat menentukan produksi tanaman dalam menyimpan cadangan makanan berupa karbohidrat pada fase generatif, terutama pembentukan dan perkembangan buah. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan yang baik, dapat meningkatkan cadangan makanan untuk didistribusikan kemasa reproduktif tanaman, sehingga berdampak terhadap peningkatan jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman dan berat buah per plot.

  Dari hasil berat brangkasan basah dan berat brangkasan kering (Tabel 3.) menunjukkan hasil yang konsisten yaitu perlakuan dosis pupuk kandang 20 ton/ha berpengaruh nyata dengan perlakuan dosis pupuk kandang 10 ton/ha dan 0 ton/ha. Hal ini disebabkan oleh semakin tinggi dosis pupuk kandang yang diberikan, maka semakin tinggi pula berat brangkasan basah dan berat brangkasan kering yang diperoleh. Hasil tersebut juga sejalan dengan penelitian Silvia et al. (2012), bahwa peningkatan berat brangkasan kering seirama dengan peningkatan dosis pupuk kandang. Tabel 4. Rerata ukuran buah pada pengaplikasian biochar dan dosis pupuk kandang

  Biochar (A) Pukan (B) 1 2 Rerata (B) B B B P 3,91a 4,34a 4,64b 4,30 a a a P 1 4,44a 4,90a 5,27b 4,87 a b b P 2 5,50a 5,18a 5,51a 5,40 b b b

  Rerata (A) 4,62 4,81 5,14 Keterangan: 1.

  Angka yang diikuti huruf yang sama di sebelah kanan rerata menunjukkan pengaruh biochar yang tidak berbeda nyata pada setiap aras pupuk kandang dengan uji BNJ 5%

  2. Angka yang diikuti huruf yang sama dibawah rerata menunjukkan pengaruh pupuk kandang yang tidak berbeda nyata pada setiap aras biochar dengan uji BNJ 5%

3. BNJ 5% yaitu 0,54

  Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jenis biochar dan dosis pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap ukuran buah tanaman cabai rawit. Interaksi keduanya pada analisis ragam menunjukkan adanya pengaruh dari perlakuan biochar dan pupuk kandang terhadap ukuran buah.

  Pemberian biochar serbuk gergaji dengan dosis pupuk kandang 20 ton/ha menghasilkan ukuran buah lebih tinggi dibandingkan dosis pupuk kandang 0 ton/ha dan 10 ton/ha yaitu 5,51 cm berbanding 4,64 cm dan 5,27 cm. Namun jika dibandingkan dengan deskripsi ukuran buah tanaman cabai (Lampiran 1.) yaitu ± 4,6 cm, terjadi peningkatan dengan adanya penambahan kedua jenis bahan organik tersebut. Hal ini membuktikan bahwa terdapat efek sinergis antara biochar dan pupuk kandang terhadap ukuran buah.

  Menurut Liu et al. (2012), bahwa efek sinergis antara biochar dengan pupuk organik yaitu (1). Adanya peningkatan C dalam tanah melalui supply carbon dari biochar dan pupuk organik, (2). Adanya peningkatan ketersediaan unsur hara melalui fiksasi nitrogen oleh mikroorganisme, pengaruh leaching pada unsur hara menurun, dan supply unsur hara dari kedua bahan organik, (3). Adanya perbaikan struktur tanah yang dapat meningkatkan keseimbangan air di dalam tanah. Didukung oleh Agegnehu et al. (2015), bahwa terdapat pengaruh yang menguntungkan dari hasil kombinasi biochar dengan pupuk organik terhadap pertumbuhan tanaman. Hal ini menyebabkan unsur hara banyak tersedia bagi tanaman khususnya hara N, P dan K yang diikuti oleh meningkatnya ukuran buah cabai rawit.

  Sifat kimia tanah

  Tabel 5. Rerata sifat kimia tanah setelah percobaan pengaplikasian biochar dan dosis pupuk kandang

  Sifat kimia tanah Perlakuan pH-H 2 O C-organik (%) N-total (%)

  Biochar (B) B 5,95 1,40 0,16 B 1 5,86 1,53 0,16 B 2 6,15 1,53 0,17

  • BNJ 5%

  Pukan (P) a

  P 1,38 0,16 5,71 1 ab

  P 1,50 0,17 6,02 b

  P 2 1,58 0,16 6,22

  • BNJ 5% 0,39

  

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada BNJ taraf 5%. B =

tanpa biochar; B =biochar sekam padi; B =biochar serbuk gergaji; P =tanpa pupuk kandang; 1 2 P 1 = dosis pukan 10 ton/ha; P 2 = dosis pukan 20 ton/ha; PA= pH awal; CA= C-organik awal; NA= N-total awal

  Berdasarkan Tabel 5. terlihat bahwa hanya parameter pH tanah yang berpengaruh pada perlakuan pupuk kandang. Dosis pupuk kandang 20 ton/ha menunjukkan peningkatan pH sebesar 15,18%, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan dosis pupuk kandang 10 ton/ha yaitu sebesar 11,48%. Hal ini diduga adanya peningkatan produktivitas tanah berupa kesuburan tanah, sehingga terjadi peningkatan pH tanah awal dari 5,4 tergolong masam ke 6-6,22 yang tergolong agak masam. Menurut beberapa peneliti sebelumnya, telah didapatkan peningkatan pH akibat penambahan bahan organik melalui beberapa mekanisme yaitu: (1)

  • Terjadi Pelepasan OH pada proses oksidasi asam organik dan mineralisasi N organik, (2) Adanya peningkatan kation basa (Kalsium, magnesium dan kalium) dari pupuk yang
  • diberikan, (3) Pelepasan OH akibat adsorpsi bahan humat dan/atau molekul organik ke

  3+

  dalam hidroksida Al dan Fe, sehingga dapat mengurangi konsentrasi Al yang terlarut di dalam tanah (Haynes dan Mokolobate, 2001; Wong dan Swift, 2001 dalam Sasmita et al, 2017; Steiner et al., 2007).

  Pengaplikasian biochar dan pupuk kandang di dalam tanah belum mampu secara signifikan meningkatkan C-organik dan N-total. Hal ini diduga terdapat pengaruh biochar yang stabil di dalam tanah. Menurut Ma’shum dan Sukartono (2012), bahan pembenah tanah non biochar akan lebih cepat mengalami dekomposisi, sedangkan biochar melepas karbon lebih lambat di awal dan pelepasan karbon akan berlangsung secara periodik. Sifat rekalsintran dari struktur kimia biochar menyebabkannya relatif lebih tahan terhadap perombakan mikroorganisme. Selain itu, terjadi penurunan 0,1-0,2% pada N-total di dalam tanah, walaupun terdapat peningkatan pH dan C-organik tanah setelah percobaan. Hal ini juga dikarenakan sifat nitrogen yang mobile di dalam tanah, sehingga mudah menghilang melalui pencucian, denitrifikasi, volatilisasi dan terfiksasi oleh mineral liat maupun dikonsumsi oleh mikroorganisme tanah (Fahmi et al., 2010; Mukhlis dan Fauzi, 2003).

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut, maka dapat diajukan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum tidak ada interaksi antara biochar dan dosis pupuk kandang terhadap N tanah, pertumbuhan dan hasil tanaman kecuali ukuran buah.

  2. Dosis pupuk kandang kambing tidak menunjukkan pengaruh terhadap N tanah, tetapi berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit. Pupuk kandang 20 ton/ha memberikan hasil tertinggi dari semua perlakuan takaran pupuk kandang.

  Saran

  Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi biochar serbuk gergaji dan pupuk kandang 20 ton/ha cenderung memberikan hasil yang lebih baik pada satu musim tanam cabai rawit. Meskipun demikian, sifat biochar yang stabil di dalam tanah memberikan peluang untuk disarankan penelitian lanjutan terkait pengaruh residu biochar terhadap jenis tanaman yang sama ataupun berbeda di musim tanam berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

  Agegnehu G., Bird M. I., Nelson P. N., Bass A. M. (2015). The ameliorating effects of biochar and compost on soil quality and plant growth on a Ferralsol. Soil Res.

  53(1): 1-12. Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat. 2017. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Cabai, 2014-2016. Diambil dari www.bps.go.id. [24 September 2017].

  Fahmi A., Syamsudin., Utami S. N. H., Radjagukguk B. 2010. Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen dan Fosfor Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) Pada Tanah Regosol dan Latosol. Berita Biologi 10(3): 297-304.

  Ghani M. A. 2002. Buku Pintar Mandor: Dasar-dasar Budidaya Mentimun. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 134. Gani A. 2009. Potensi Aran g Hayati “Biochar” sebagai Komponen Teknologi Perbaikan

  Produktivitas Lahan Pertanian. Iptek Tanaman Pangan 4(1): 33-48. _______. 2010. Multiguna Arang-Hayati Biochar. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.

  Sinar Tani Edisi 13-19. Hal 1-4. Hanafiah K. A. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

  ________. 2013. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Haynes R. J., dan Mokolobate. 2001. Amelioration of Al Toxicity and P Deficiency in Acid

  Soils by Additions of Organic Residue: a Critical Review at The Phenomenon and The Mechanisms Involved. Nutrient Cycling in Agroecosystems 59: 47-63

  Indah K. T. 2009. Pengaruh Waktu Aplikasi Pupuk Kandang Ayam dan Konsentrasi Pupuk

  Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Rawit . USU

  Repository. Medan Liu J., Schulz H., Brandl S., Miehtke H., Huwe B., Glaser B. (2012). Short term effect of

  biochar and compost on soil fertility and water status of a dystric cambisol in NE

  Germany under field conditions. Journal of Plant Nutrition and Soil Science. Vol 175(5): 698-707. Ma’shum M., dan Sukartono. 2012. Pengelolaan Tanah. Edisi Ketiga. Arga Puji Press.

  Mataram. Mukhlis, dan Fauzi. 2003. Pergerakan Unsur Hara Nitrogen dalam Tanah. [Artikel, Published ]. Universitas Sumatera Utara. USU Digital Library. Medan.

  Mulyati, dan Sosilawati L. E. 2006. Pupuk dan Pemupukan. Mataram University Press.

  Mataram. Mulyati, Baharudin A. B., Tejowulan S., Muliatiningsih. 2014. Penggunaan Biochar

  Limbah Pertanian Sebagai Pembenah Tanah (Soil ameliorant) Untuk Meningkatkan Prouktivitas Lahan pada Tanaman Kedelai. Seminar Nasional: Pengelolaan Lahan Terdegradasi Pada Tanggal 5 Maret 2014. Mataram.

  Sasmita K. D., Anas I., Anwar S., Yahya S., Djajakirana G. 2017. Pengaruh Pupuk Organik dan Arang Hayati Terhadap Kualitas Media Pembibitan dan Pertumbuhan Bibit Kakao. Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar. Vol 4(2): 107-120. Silvia M, Noor S. Gt. M., Erhaka M. E. 2012. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman

  Cabai Rawit (Capsicum frutescent L.) Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Kambing Pada Tanah Ultisol. Agroscientiae 19(3): 148-154

  Steiner C., Teixeira W. G., Lehmann J., Nehls T., Macedo J. L. V., Blum W. E. H., Zech W. 2007. Long Term Effects Of Manure, Charcoal and Mineral Fertilization on Crop Production and Fertility on a Highly Wathered Central Amazonian Upland Soil. Plant and Soil. Vol 291: 275-290.

  Syukur A., dan Harsono E. S. 2008. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan NPK Terhadap Beberapa Sifat Kimia dan Fisika Tanah Pasir Pantai Samas Bantul. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 8(2): 138-145.

  Tisdale S. L., Havlin J. L., Beaton J. D., Nelson, W. L. 1999. Soil Fertility and Fertilizer . Prentice Hall. Inc. New Jersey.

  6th Ed

  Warisno dan Dahana. 2010. Peluang Usaha dan Budidaya Cabai. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Wijaya K. 2010. Pengaruh Konsentrasi dand Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair

  Hasil Perombakan Anaerob Limbah Makanan Terhadap Pertumbuhan Tanamn Sawi (Brassica juncea L). [Skripsi, Published]. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.