Perancangan Struktur Underwater Habitat Dengan Konfigurasi Silinder Berujung Dome - ITS Repository

-

~-

-

-

-,

-

-~

TUG SAKHIR
(LL 1327)
uPERANCANGAN STRUKTUR UNDERWATER HABITAT
DENGAN KONFIGURASI SILINDER BERUJUNG DOME''

f> P,


maka perhitungan hams diulang dari langkah 1 dengan menganggap harga t
yang 1ebih kecil, atau mengurangi panjang silinder L dengan menggunakan

Stiffener.

Untuk silinder dengan Dolt< 10, maka :
1.

Dipakai prosedur yang sama dengan prosedur untuk DJ t

> 10 untuk

memperoleh harga faktor B. Untuk DJ t < 4, maka harga faktor A dapat
dihitung dari rumus berikut :
A

1. 1

(2.7)


Untuk harga A yang lebih besar dari 0.10, maka pergunkan harga
8

CB)ICB II Tinjauan CJ>usta/(Jl ian CI>asar 'Teori

A = O.IO.
2.

Dengan menggunakan harga faktor B yang diperoleh dari langkah 1 di atas,
dihitung Nilai Tekanan Ijin Maksimum pertama P al ,

P al

3.

= [

2 167
- 0.0833]8
·

(D 0 It)

(2.8)

Kernudian menghitung Nilai Tekanan Ijin Maksimum kedua P a2
_

2S [ 1
1 ]
(D0 1t )
(D0 1t)

(2.9)

Dimana S adalah harga terkecil dari dua harga berikut ini

1) S

=


2 x r

(T = Tegangan maksimum yang diijinkan pada tempetur rancang)
2) S = 0.9 X Gy

(y = 2 x B;

cryadalah Tegangan yield material pada temperatur rancang.)

Kemudian membandingkan nilai Pa1 dan Pa2, nilai yang paling kecil adalah nilai Tekanan
Ekstemal Ijin Maksimum Pa· Bandingkan harga Pa tersebut dengan tekanan eksternal yang
bekerja P. jika Pa < P, maka harga tebal dinding t yang dianggap dapat diterima. Jika

Pa <

P, maka perhitungan hams d1u1ang dengan memi11h harga t yang .1ebih besar.

9

'B)I'B II 'TinjalUln Pusta~


dan QJasar 'Teori

'

_j
Gambar 2.2 The Values ofFaktor A (Megyesy, 1987)

,_

l.JI
Gambar 2.3 The Values of Factor B ((Megyesy, 1987))
10

C13)1C13 II asar7'eori

3.

Perhitungan Frame pada vessel yang menerima beban berupa tekanan ekstemal


Silinder vessel yang menerima beban berupa tekanan eksternal perlu diperkuat dengan
frame yang konstruksinya dimuat dalam ASME Section VIII Division 1, seperti gambar
2.4 berikut,
.

hI

J

-""j

A

Mt>rncn t
~

.~ ,~

of H,ng .. . _


,

"\1,--- '1F

,-{/-.-;

r

f 1~ , :-

·

~:-=

I
f7l
.

1- ·-


,.

L - -- - L _ .,.. _ L - - - L -~

1

r

f:1'

- ~-

1

--..1

•1

./]':,


. "'

I -- .,_


- -

L

"'1 ~
" ·'

'\\
-

-

1

'

-Co--.

- (

--- ---

C.. --+- t - - L -"·L ~
\\\"-:., ,I JU'
n .
~

-

~"1'

i- -

h! :>. • .;

'


-.

-

"'- - L- ..;_- I _ - I

:

1

1

·10--- •
h • depth o(

1_±-~

\ ; I:

· ~

I

• II

-= - - '- _ -:
Do

.

j

'

i
r

he~d

t- h /3
~ 1fo' ... - ~

t•

• • /

Do
I

FIG. UG-28 DIAGRAMMATIC REPRESENTATION OF VARIABLES FOR DESIGN OF CYUNDRICAL
VESSElS SUBJECTED TO EXTERNAL PRESSURE

Gambar 2.4 Silinder Vessel dengan menggunakan penguat stiffener (Harsokoesoemo,
1996)

Frame dapat diletakk:an di dalam atau di luar vessel dan harus disambungkan dengan
silinder vessel dengan sambungan las, brazing atau sambungan baut.

Penentuan frame adalah penentuan tentang :

•!•

Geometri (yaitu baja T, baja sudut dll)

•!•

Dimensi

•!•

Jarak antara dua frame disepanjang silinder vesseL

Secara Matematis perhitungannya adalah sebagai berikut (McGrattan, 1998) :

11

CJJ)ICB II 'Tmjauan &taK.sz dan CJ)asarrJeori

J arak antar frame (frame spacing) Lr:

Lr

(2.10)

=RIPo

dimana :

Po

= 1.5 - 3.5

L

Gambar 2.5 Silinder dengan Internal stiffener
Keterangan gambar

Lr

=

J arak antar stiffener

Gambar 2.5 merupakan acuan

penggunaan persamaan (2.10) sampat (2.12) dalam

menghitung stiffener.

Jarak EfektifMaksimum Vessel dengan Internal stiffener L s~

Ls

=

, , .~
·~

Lr + R/3
,/.

'6